Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang
Rumah makan merupakan tempat pengolahan makanan yang memproduksi dan menjual
berbagai jenis makanan dan minuman bagi masyarakat luas yang cenderung berkembang pesat.
Hal ini sejalan dengan pergeseran pola hidup dari kebiasaan makan di rumah menjadi makan di
rumah makan.
Sebagai konsekuensi dari berkembangnya rumah makan diperlukan upaya penyehatan
makanan dan minuman dengan tujuan agar kemampuan masyarakat dalam mengelola dapat
meningkat sehingga masyarakat terhindar dari gangguan kesehatan atau penyakit bawaan
makanan/keracunan makanan. Salah satu upaya penhyehatan makanan dan minuman yang
dilakukan adalah pengawasan rumah makan.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui hyginie dan sanitasi di Rumah Makan dari beberapa faktor yaitu lokasi & bangunan,
fasilitas sanitasi, dapur, ruang makan , gudang penyimpanan makanan, bahan makanan, makanan
jadi, pengolahan makanan , tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi, penyajian
makanan, peralatan, tenaga kerja.
2. Menggali pengetahuan penjamaah makanan di Rumah Makan
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa mampu melakukan observasi dan dapat menggunakan kuesioner
2. Mahasiswa dapat mengetahui keadaan hyginie dan sanitasi di rumah makan
3. Mengetahui pengetahuan penjamaah makanan di Rumah Makan tentang penyehatan makanan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1

2.1 Pengertian Rumah Makan Menurut MENKES


Menurut
keputusan
Menteri
Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

1098/MENKES/SK/Vll/2003 tentang persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran


pada pasal (1) terdapat pengertian rumah makan dan restoran. Rumah makan adalah setiap
tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman
untuk umum di tempat usahanya.
Kebersihan di Rumah makan sangat penting, mengingat salah satu fungsi dari rumah
makan yaitu sebagai tempat menjual makanan dan dihidangkan kepada pembeli. Sebagaimana
tempat umum lainnya, rumah makan perlu mendapat pengawasan khusus mengenai keadaan
sanitasinya. Bila tidak maka akan menimbulkan hal hal yang tidak diinginkan seperti
timbulnya penyakit menular.
2.2 Tujuan Sanitasi Rumah Makanan
Adapun tujuan dari sanitasi rumah makan adalah :
1. Agar makanan dan minuman yang dihasilkan restoran dan rumah makan dalam keadaan bersih
2.

dan aman dikonsumsi


Mencegah terjadinya gangguan penyakit dan keracunan yang ditimbulkan atau disebabkan oleh

pengotoran makanan dan minuman selama proses pengolahan dan penyajian


3. Meningkatkan hygiene perseorangan penjamah makanan dan perilaku sehat penjamah makanan
2.3 Persyaratan Sanitasi Rumah Makan/Restoran
1. Air bersih harus sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang berlaku.
Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap tempat kegiatan.
2.

Pembuangan air limbah. Sistem pembuangan air limbah harus baik, saluran terbuat dari bahan
kedap air, tidak merupakan sumber pencemar, misalnya memakai saluran tertutup, septic tank
dan riol. Saluran air limbah dari dapur harus dilengkapi perangkap lemak.

3. Toilet. Toilet tidak berhubungan langsung dengan dapur, ruang persiapan makanan, ruang tamu
dan gudang makanan. Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria, begitu juga toilet
pengunjung terpisah dengan toilet untuk tenaga kerja. Toilet dibersihkan dengan deterjen dan alat
pengering seperti kain pel, tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok dan sabun. Lantai
dibuat kedap air, tidak licin mudah dibersihkan. Air limbah dibuangkan ke septic tank, riol atau
lubang peresapan yang tidak mencemari air tanah. Saluran pembuangan terbuat dari bahan kedap
2

air. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan bak penampung dan saluran
pembuangan. Di dalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan cukup dan
peturasan harus dilengkapi dengan air yang mengalir.
4.

Jamban harus dibuat dengan tipe leher angsa dan dilengkapi dengan air penggelontoran yang
cukup serta sapu tangan kertas (tissue). Jumlah toilet untuk pengunjung dan tenaga kerja dapat
dilihat pada tabel berikut:

5. Tempat sampah. Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, mempunyai
tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi
yang cepat membusuk. Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produk sampah
yang dihasilkan pada setiap tempat kegiatan.
6. Disediakan juga tempat pengumpul sampah sementara yang terlindung dari serangga dan hewan
lain dan terletak di tempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan pengangkut sampah.
7. Tempat cuci tangan. Jumlah tempat cuci tangan untuk tamu disesuaikan dengan kapasitas tempat
duduk dengan satu tempat cuci tangan untuk 1-60 orang dengan setiap penambahan 150 orang
ditambah satu fasilitas ini. Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun/sabun cair dan alat
pengering. Apabila tidak tersedia fasilitas cuci tangan dapat disediakan : sapu tangan kertas yang
mengandung alkohol, lap basah dengan dan air hangat. Tersedia tempat cuci tangan khusus untuk
karyawan dengan kelengkapan seperti tempat cuci tangan yang jumlahnya disesuaikan dengan
banyaknya karyawan yaitu 1 sampai 10 orang, 1 buah; dengan penambahan 1 buah untuk setiap
penambahan 10 orang atau kurang. Fasilitas cuci tangan ditempatkan sedemikian rupa sehingga
mudah dicapai oleh tamu atau karyawan. Fasilitas cuci tangan dilengkapi dengan air yang
mengalir, bak penampungan yang permukaannya halus, mudah dibersihkan dan limbahnnya
dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup.
8.

Tempat mencuci peralatan terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah
dibersihkan. Air untuk keperluan pencucian dilengkapi dengan air panas dengan suhu 40C
80C dan air dingin yang bertekanan 15 psi (1,2 kg/cm2). Tempat pencucian peralatan
dihubungkan dengan saluran pembuangan air limbah. Bak pencucian sedikitnya terdiri dari tiga
bilik/bak pencuci yaitu untuk mengguyur, menyabun, dan membilas.

9. Tempat pencuci bahan makanan terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah
dibersihkan, bahan makanan dicuci dengan air mengalir atau air yang mengandung larutan
3

kalium permangat 0,02%. Tempat pencucian dihubungkan dengan saluran pembuangan air
limbah.
10. Fasilitas penyimpanan pakaian (locker) karyawan terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah
dibersihkan dan tertutup rapat. Jumlah loker dhsesuaikan dengan jumlah karyawan, dan
ditempatkan di ruangan yang terpisah dengan dapur dan gudang serta dibuat terpisah untuk pria
dan wanita.
11. Peralatan pencegahan masuknya serangga dan tikus tempat penyimpanan air bersih harus
tertutup sehingga dapat menahan masuknya tikus dan serangga termasuk juga nyamuk Aedes
aegypti serta albopictus. Setiap lubang pada bangunan harus dipasang alat yang dapat mencegah
masuknya serangga (kawat kasa berukuran 32 mata per inchi) dan tikus (teralis dengan jarak 2
cm). Setiap persilangan pipa dan dinding harus rapat sehingga tidak dapat dimasuki serangga.
2.4 Upaya Progam Penanganan Makanan
Upaya-upaya program pengamanan makanan meliputi pengamatan setiap tahap dari
rantai peredaran makanan dari petani sampai meja makan guna menurunkan bahaya yang
diakibatkan oleh makanan tersebut. Titik kritis dalam kegiatan pengawasan makanan adalah
1.
2.
3.
4.
5.

meliputi :
Seleksi dan penerimaan bahan makanan
Penyimpanan, penanganan, dan menyiapkan bahan makanan
Memasak dengan efektif
Penanganan setelah dimasak
Membersihkan dan sanitasi bahan makanan dan makanan jadi, termasuk pelayanan mengkemas

makanan
6. Hygiene penjamah
7. Pelatihan penjamah makanan. Selain restoran/rumah makan memilki sertifikat laik sehat dan
grading, penjamah makanan juga wajib memilki sertifikat kursus penjamah makanan (Depkes,
2003)

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu
Pelaksanaan
30 september 2015

Tempat praktik

Uraian kegiatan

Restaurant Jogja

Penilaian Hygiene dan

Java

Sanitasi Rumah
4

Makan/restaurant
3.2 Alat dan Bahan
1. Form pemeriksaan
2. Kuesioner pengetahuan
3. Alat tulis
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menuju lokasi penilaian jajanan makanan
3. Meminta izin kepada pemilik Rumah Makan dan Memperkenalkan diri
4. Melakukan penilaian dan observasi
5. Menganalisis hasil
6. Membuat laporan
Menu restaurant jogja java
Daftar makanan
1.Paket bebek jogja paket bebek kalasan
1. 2. Nila asam pedas
3. Udang goreng tepung
4.Gurame asam manis
5.Gurame terbang
6. Paket lele
7. Cha kangkung
8. paket ayam jogjaAyam kalasan

Harga
Rp. 30.000
Rp. 25.000
Rp. 30.000
Rp. 40.000->65.000
Rp. 40.000->65.000
Rp. 13.000
Rp. 10.000
Rp. 15..000

BAB IV
HASIL KEGIATAN
4.1 Keadaan Umum
Restaurant jogja java yang terletak di Jl. Bangka Rt.08 Kel. Handil Jaya Kec.jelutung
kota, jambi. Restaurant yang sudah berjalan beberapa tahun merupakan restaurant yang telah
memiliki cabang di beberapa wilayah. Kepala cabang restaurant yang di survei adalah seorang
dokter di salah satu rumah sakit di kota jambi. Restaurant ini memiliki Sertifikat layak hygiene
sanitasi rumah makan.Memiliki bangunan kokoh yang permanen. Restaurant ini memiliki tempat
yang terbuka (lesehan). Di sekeliling tempat makan di tutupi tirai untuk menghadang sinar
matahari. Dapur makan berada di belakang tempat pelanggan makan. Tempat pembuangan
limbah berada di belakang dan system pembuangan limbah tertutup sehingga tidak menimbukan
5

bau yang dapat mengganggu pelanggan maupun pegawai. Restaurant tersebut juga menyediakan
tempat tinggal untuk pegawainya yang berada di lantai 2. Tempat penyimpanan bahan makanan
terletak di dapur. Restaurant tersebut juga menyediakan tempat pencuci tangan yang dilengkapi
sabun dan lap tangan.
4.2 Penetapan Hygiene dan Sanitasi
1. Tahapan penanganan makanan
Tahapan penanganan makanan dimulai dari pengolahan bahan makanan seperti daging, sayur,
dan buah di dapur. Bahan makanan tersebut diolah sesuai dengan pesanan yang dipesan para
pelanggan. Semua makanan yang sudah diolah disajikan satu-persatu ke pada pelanggan dengan
wadah dan hygiene para pegawai yang baik.
2. Kualitas Bakteriologis Makanan & air
Pada praktikum ini tidak melakukan pemeriksaan makanan dan minuman yang dijual, sehingga
kualitas bakteriologisnya tidak diketahui.
3. Penjamah Makanan
Penjamah bagian pengolahan bahan makanan berbeda dengan penjamah yang menangani
pengantaran makanan ke pelanggan.Penjamah makanan bagian pengolahan bahan makanan
berpakaian rapi, menggunakan seragam, Sedangkan penjamah makanan yang menangani
makanan pengantaran makanan ke pelanggan menggunakan seragam yang bersih dan rapi.
4. Tempat pengolahan dan penyajian
Tempat pengolahan makanan (dapur) terletak di lantai yang sama hanya berbeda ruang dengan
tempat para pelanggan berada. Kondisi tempat pengolahan makanan lumayan bersih, terdapat
cerobong asap, Tempat penyajian makanan terletak di lantai dasar bagian depan. Kondisinya
bersih, terdapat tempat mencuci tangan untuk para pelanggan, dan tempatnya tidak tertutup.
4.3 Hasil Penilaian Form Pemeriksaan Hygiene Sanitasi Rumah Makan
Tabel 1.1. Penilaian lokasi dan bangunan restaurant jogja java
No

Variabel

Bobot

1
2
3

Lokasi
Bangunan
Pembagian ruangan

2
2
1

Nilai
Maksim
um
20
20
10

Skor
20
4
10
6

4
5
6
7
8
9
10

Lantai
Dinding
Ventilasi
Pencahayaan/Penera
ngan
Atap
Langit-Langit
Pintu
Jumlah

0,5
0,5
1

5
5
10

10

0,5
0,5
1

5
5
10

4.5
5
10
10
5
4
3
75.5

Rata-rata hasil penilaian lokasi dan bangunan pada restaurant jogja java cabang kotabaru sudah
baik. Seperti gambar di bawah ini.

Tabel 1.2. Penilaian Fasilitas Sanitasi Pada restaurant jogja java


No
1
2
3
4
5
6
7

Variabel
Air Bersih
Pembuangan Air Limbah
Toilet
Tempat Sampah
Tempat Cuci Tangan
Tempat Mencuci Peralatan
Tempat Mencuci Bahan
Makanan

3
2
1
2
2
1

Nilai
Maksi
mum
30
20
10
20
20
10

10

Bobo
t

Skor
21
20
8
16
16
4
8
7

Loker Karyawan
1
10
7
Peralatan Pencegah
9
Masuknya Serangga Dan
2
10
14
Tikus
Jumlah
114
Secara keseluruhan penilaian fasilitas sanitasi restaurant jogja java sudah baik, hanya tidak
memadainya tempat mencuci peralatan. Seperti gambar dibawah ini.

Tabel 1.3. Penilaian Dapur, Ruang Makan, dan Gudang Bahan Makanan di restaurant jogja java
N
o

Variabel

Bobot

Nilai
Maksim
um

Skor

1
2
3

Dapur
Ruang Makan
Gudang Bahan
Makanan

7
5

70
50

30

70
30
30

Jumlah

130
Hasil penilaian berkaitan dengan dapur, ruang makan, dan gudang bahan makanan.
Seperti dibawah ini.

Tabel 1.4. Penilaian Bahan Makanan dan Makanan Jadi Pada restaurant jogja java
N
o
1
2

Variabel

Bob
ot

Nilai
Maksi
mum
50
60

Skor

Bahan Makanan
5
35
Makanan Jadi
6
24
Jumlah
59
Hasil penilaian berkaitan dengan bahan makanan dan makanan jadi masih kurang baik, dapat
dilihat dari perbandingan nilai maksimum yang harus dicapai dengan skor yang telah diperoleh.
Seperti dibawah ini.

Tabel 1.5. Penilaian Pengolahan Makanan Pada restaurant jogja java


Variabel

Bobot

Nilai
Maksim
um

Proses
Pengolahan

50

Skor
35

Hasil penelitian berkaitan dengan Pengolahan makanan yang dilakukan sudah baik, ini dapat
dilihat dari skor yang diperoleh.

10

Tabel 1.6. Penilaian Tempat Penyimpanan Bahan Makanan dan Makanan Jadi Pada restaurant
jogja java
N
o
1
2

Variabel
Penyimpanan
Bahan Makanan
Penyimpanan
Makanan

Bob
ot

Nilai
Maksi
mum

Skor

40

32

50

50

82
Tempat penyimpanan makanan jadi baik, dapat dilihat dari skor yang diperoleh. Seperti dibawah
ini.

Tabel 1.7. Penilaian Penyajian Makanan Pada restaurant jogja java


Nilai
Variabel
Bobot
Maksimu
Skor
m
Cara Penyajian
5
50
40
Hasil penelitian berkaitan dengan Pengolahan makanan yang dilakukan sudah baik, hanya saja
cara menyajikan makanan kepada pelanggan yang tidak tertutup.
Tabel 1.8. Penilaian Peralatan Pada restaurant jogja java
Variabel

Bobot

Nilai
Maksim
um

Skor

Ketentuan
Peralatan

15

150

75
11

Hygiene sanitasi peralatan pada restaurant jogja java baik. Seperti dibawah ini

Tabel 1.9. Penilaian Tenaga Kerja Pada restaurant jogja java


N
o
1
2
3

Variabel
Pengetahuan/Sertifikat Hygiene
Sanitasi Makanan
Pakaian Pekerja
Pemeriksaan Kesehatan

Bob
ot

Nilai
Maksi
mum

Skor

40

2
2

20
20

16
4
12

Personal Hygiene

56

21
Jumlah
41
Penilaian hygiene sanitasi tenaga kerja pada restaurant jogja java tidak baik, dapat dilihat dari
rendahnya skor yang diperoleh.

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Analisis Hasil
Lokasi dan banggunan terletak pada jarak < 100 meter dari jalan raya, tidak berada pada
arah angin dari sumber pencemar seperti debu, bau, asap, dan cemaran lainnya sehingga tidak
memungkinkan polusi masuk ke dalam rumah makan. Bangunan kokoh, kuat, permanen, dan
terpisah dengan tempat tinggal, ada ruangan khusus karyawan di lantai dua atau lantai paling
atas. Tidak ada tanda tanda keberadaan tikus, namun terlihat keberadaan serangga seperti
semut. Pembagian ruang terdiri dari dapur, ruang makan, toilet, gudang bahan makanan, ruang
karyawan, ruang admintrasi (diluar dekat penyajian/ kasir), gudang peralatan didekat dapur.
Lantai dan dinding sudah memenuhi persyaratan. Ventilator dan pintu sudah memenuhi
persyaratan, hanya saja tidak terdapat pintu karena restaurant ini mengambil tema lesehan yang
mengharuskan tempat makan terbuka tanpa dinding dan pintu. Ketersediaan air bersih sudah
mencukupi yaitu dari PDAM. terdapat grease trap yaitu tempat penangkap lemak pada setiap
tempat pencucian, baik pencucian bahan maupun tempat cuci peralatan. Saluran air limbah
terbuat dari bahan kedap air dan dengan sistem yang tertutup. Air limbah mengalir dengan lancar
sampai ke penampungan yang terletak di belakang restaturant . Letak toilet tidak terpisah dengan
dapur dan ruang makan. Kebersihannya terjaga dan tersedia air bersih yang cukup, namun pada
toilet tidak terdapat sabun dan tterdapat alat pengering seperti tisu, lap, dan alat pengering.
13

Tempat sampah terdapat pada setiap ruangan seperti di dapur, tempat cuci peralatan, dan ruang
makan. Tempat sampah terbuat dari bahan kedap air dan mempunyai tutup. Sampah diangkut
setiap 24 jam sekali (jam 10 malam saat mau tutup). Tempat cuci tangan atau wastafel
mencukupi ketersediaannya untuk seluruh pengunjung dan dilengkapi dengan sabun pencuci
tangan. Pencucian peralatan hanya menggunakan air dingin. Karyawan mencuci di tempat bak
panjang yang terbuat dari beton berkeramik yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan
baskom-baskom sebagai tempat pembilasan. Menggunakan sumber air dari PDAM. Restaurant
ini menyediakan loker bagi karyawannya. Dalam pencegahan masuknya serangga dan tikus,
restaurant ini menutup lubang ventilasi menggunakan teralis tikus yang meminimalkan
kemungkinan menjadi jalan masuknya tikus. Tandon air terletak di bagian paling atas bangunan
(rooftop) yang menggunakan penutup yang sangat rapat.
Di rumah makan Sederhana terdapat tulisan pesan-pesan hygiene sanitasi bagi
penjamah/karyawan, cerobong asap ada. Pada ruang makan yang menjadi masalah ada pada
tidak terdapatnya pintu tamu yang memungkinkan serangga dapat keluar masuk. tempat
peragaan makanan tertutup. Di dalam gudang untuk bahan makanan tidak terdapat bahan lain
selain bahan makanan seperti sepatu, baju dan aksesoris lainnya. Terdapat rak-rak untuk
meletakkan bahan makanan, dan digunakan sesuai mestinya. Pintu gudang dibiarkan terbuka
selama proses pengolahan makanan sehingga memungkinkan masuknya serangga dan tikus.
Bahan makanannya dalam keadaan bagus, bahan makanan dari sember resmi, dan bahan
makanan kemasan terdaftar pada Depkes RI. dikarenakan penelitian ini hanya melihat fisiknya
saja jadi tidak diketahui ada tidaknya kuman maupun bahan-bahan kimia yang terkandung
dalam makanan yang di jua.l Penjamah makanan memakai pakaian kerja dengan benar.
Makanan jadi disimpan dalam tempat yang tertutup, tidak memungkinkan kontaminasi
pada makanan baik dari udara maupun vektor penyakit. Makanan dan minuman yang akan
disajikan kepada konsumen tidak di bawa secara tertutup, seharusnya menggunakan penutup
untuk menghindari kontaminasi.
Penjamah makanan yang sudah lama bekerja pernah mengikuti kursus (training) namun
tidak mendapatkan sertifikat, sedangkan penjamah makanan yang baru bekerja belum pernah
mengkuti training atau kursus. Penjamah makanan bagian pengolahan makanan menggunakan
seragam, rapi, dan bersih, tidak menggunkan celemek, dan tutup kepala. penjamah makanan
bagian penyajian juga menggunakan seragam, bersih, rapi, tidak menggunakan celemek, dan
tutup kepala.
14

Semua karyawan tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, pemeriksaan


dilakukan apabila karyawan tersebut sakit cukup berat (pemeriksaan penyakit khusus), dan tidak
pernah dilakukan vaksinasi thypoid. Karyawan juga tidak memiliki buku kesehatan sehingga
mereka kurang mengetahui penyakit-penyakit yang dapat menular melalui makanan. Karyawan
yang sedang sakit flu, batuk, dan pilek libur bekerja.
Penjamah makanan bagian pengolahan makanan berperilaku bersih dan berpakain rapi,
dan bagian penyajian makanan berpakaan rapi dan bersih. Penjamah tidak mencuci tangan
sebelum bekerja.
Penjamah makanan kurang memiliki pengetahuan tentang penyakit-penyakit yang dapat
ditularkan melalui makanan, tidak mengetahui pentingnya tempat penyajian makanan yang
tertutup karena menurut mereka tempat yang bersih sudah cukup. Secara umum pengetahuan
penjamah makanan tentang hygiene sanitasi dari segi makanan, penjamah, peralatan dan tempat
masih kurang baik.
no
variabel
1 Suhu dapur sesuai ketentuan
2 Intensitas cahaya sesuai ketentuan
3 Standar jumlah bakteri pada makanan
Sayuran segar untuk konsumsi langsung
Daging
Ikan segar

ketentuan
18-26 oC
200 LUX
E. Coli (< 3 koloni/g )
E. Coli (1x101 koloni/g)
Salmonella Sp (negative/25gram)
Staphylococcus aureus (1x102 kol./g)
ALT (30oc 72 jam) (5x105 koloni/g)
Salmonella sp (negative/25g)
Vibrio cholera (negative/25g)

15

BAB VI
PENUTUP
6.1 Simpulan
Hasil skor tingkat mutu/ laik hygiene sanitasi rumah makan adalah 651,5 (tidak termasuk
uji laboratorium dan pengukuran intensitas cahaya) sedangkan batas tingkat mutu/ layak hygiene
sanitasi makanan minimal 700 termasuk uji laboratorium. Dari hasil pemeriksaan kelayakan
hygiene sanitasi rumah makan sederhana maka rumah makan ini sudah memenuhi kelaikan
hygiene sanitasi rumah makan
Pengetahuan penjamah/karyawan tentang penyehatan makanan dapat dikatakan tidak
baik, karena dari empat penjamah makanan yang diberikan kuesioner pengetahuan tentang
penyehatan makanan, hanya satu penjamah makanan yang mendapatkan kriteria baik sedangkan
tiga penjamah lainnya mendapatkan kriteria buruk.
6.2 Saran
1. peralatan makanan dan minuman tidak boleh mengandung angka kuman yang
2.

melebihi NAB yang ditentukan.


Jika terlihat bercak air pada plafon maka harus segera dilakukan pengecekan,

mungkin ada kebocoran pada atap.


3. Selalu menjaga ketersediaan sabun dan pengering tangan (lap bersih, tisu, alat
pengering) pada toilet.
4. Sebaiknya terdapat pintu dan dinding pada ruang makan untuk menghindari serangga
keluar masuk ruangan
5. Usahakan pintu gudang bahan makanan selalu ditutup setelah digunakan.
6. Dilakukan pemeriksaan kesehatan terhadap karyawan/penjamah rutin, serta dilakukan
vaksinasi thypoid.
7. Sebaiknya setiap karyawan/penjamah memiliki buku kesehatan.

16

17

Anda mungkin juga menyukai