Anda di halaman 1dari 15

SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

Dosen : Akhmad Fauzan,


Oleh Kelompok 2 :

Fuji Auliadina 17070307


Mahmudah 1707
Muhammad Reza Khairansyah 1707
Rizky Sukma Yulie Wardana 1707

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT. karena anugerah-Nya jualah
kami dapat menyelesaikan Makalah sanitasi tempat-tempat umum “Sanitasi Tempat hiburan” ini
dengan baik. Kami haturkan pula shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. beserta
kerabat, sahabat, dan para pengikut beliau dari dulu, sekarang, hingga akhir zaman.

Kami juga ingin berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Kesehatan Lingkungan
yang senantiasa membimbing kami dalam pembuatan makalah ini agar menjadi makalah yang
baik dan benar. Kemudian kepada teman-teman di kelas mata kuliah ini, kami mengucapkan
terima kasih untuk kerja sama dan kekompakannya.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
secara terus-menerus. Kami harapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat
menjadi lebih baik lagi.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Banjarbaru, November 2019

Penulis
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha sanitasi pada umumnya, maka pengertian usaha
Sanitasi Tempat-tempat Umum tidak lepas dari pengertian sanitasi. Sanitasi menurut WHO adalah
suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia,
terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan dan
kelangsungan hidup.
Sanitasi Tempat-tempat Umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian
akibat dari tempattempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya/menularnya suatu
penyakit. Dari Sanitasi Tempat-tempat Umum ada dua usaha yg dilakukan Pengawasan dan
pemeriksaan faktor lingkungandari tempat-tempat umum dan faktor manusianya sendiri yang
melakukan kegiatan Penyuluhan terhadap masyarakat (edukasi), terutama yang menyangkut
pengertian dan kesadaran masyarakat terhadap bahaya-bahaya yang timbul dari tempat-tempat umum.

Mengingat banyaknya orang-orang yang akan berkumpul dan akan melakukan suatu
kegiatan berarti akan meningkatkan juga hubungan/kontak antara orang yag satu dnegan yang
lain, berarti kemungkinan terjadinya penularan penyakit baik secara langsung atau tidak
langsung yaitu melalui perantara (berupa benda, alat-alat yang dipergunakan untuk melakukan
kegiatan) akan lebih meningkat.

4 Untuk mencegah penularan penyakit di tempat-tempat umum perlu dilakukan


pengawasan terhadap : Manusianya, sebagai pelaksana kegiatan Alat-alat, bahan-bahan yang
dipergunakan Tempat/lingkungan dimana kegiatan dilakukan Yang termasuk tempat-tempat
umum : pasar, restoran, bioskop, masjid, tempat rekreasi, dll.

Alun-Alun Martapura adalah tempat yang kami pilih untuk melakukan pengamatan dan
observasi untuk melengkapi dari kelompok kami. Alun-alun Martapura adalah salah satu
Taman Hiburan yang memiliki letak strategis ditengah Kota Martapura,Kabupaten Banjar
Yang bealamat di Cindai Alus, Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan 7121.

Jadi sanitasi tempat-tempat sangatlah penting dijaga sanitasinya agar tidak menimbulkan
berbagai masalah kesehatan,misalnya menimbulkan penyakit berbasis lingkungan,untuk itu
penulis terdorong untuk melakukan penulisan mengenai surveilans epidemiologi agar
mengubah pemikiran masyarakat akan arti dan kegunaan dari surveilans epidemiologi.
B. TUJUAN

1. Tujuan umum
Untuk mendapatkan nilai tugas UAS STTU.
2. Tujuan khusus
a) Untuk mengetahui sanitasi penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan di
tempat-tempat umum
b) Untuk mengetahui sanitasi pembuangan kotoran yang memenuhi syarat kesehatan di
tempat-tempat umum
c) Untuk mengetahui sanitasi pengelolaan limbah yang memenuhi syarat kesehatan di
tempat-tempat umum
d) Untuk mengetahui sanitasi pengelolaan sampah yang memenuhi syarat kesehatan di
tempat-tempat umum
e) Untuk mengetahui jaminan rasa aman pada masyarakat pengunjung dan masyarakat
sekitarnya di tempat-tempat umum
f) Untuk mengetahui jaminan rasa nyaman pada masyarakat pengunjung dan masyarakat
sekitarnya di tempat-tempat umum
g) Untuk mengetahui jaminan rasa santai pada masyarakat pengunjung dan masyarakat
sekitarnya di tempat-tempat umum
h) Untuk mengetahui jaminan rasa terlindungi pada masyarakat pengunjung dan
masyarakat sekitarnya di tempat-tempat umum

C. PERMASALAHAN
Kualitas sanitasi tempat-tempat umum yang buruk dapat mengakibatkan gangguan kesehatan di
masyarakat. Tingginya angka kesakitan penyakit infeksi berbasis lingkungan masih merupakan
masalah utama di Indonesia,sehingga diperlukan suatu upaya yang mengarah pada peningkatan derajat
kesehatan masyarakat, salah satunya pengelolaan kesehatan lingkungan yang berkelanjutan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM


Menurut WHO, sanitasi adalah usaha untuk mengendalikan semua faktor lingkungan
fisik manusia, yang dapat menimbulkan dampak negatif, bagi perkembangan fisik,
kesehatan, dan daya tahan hidup manusia. Tempat-tempat umum adalah suatu tempat
dimana orang banyak berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara tertentu maupun
secara terus menerus. Jadi, sanitasi tempat-tempat umum adadalah usaha pencegahan atau
pengawasan pada tempat-tempat umum terutama yang berhubungan dengan kesehatan
lingkungan hidup manusia (Simanjuntak, 2013).
Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum menurut Suparlan (2012) adalah suatu usaha
untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya tempat-tempat
umum yang mengakibatkan timbul dan menularnya berbagai jenis penyakit (Deviyanti,
2015). Menurut Undang-undang Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992, ruang lingkup
kegiatan sanitasi meliputi beberapa aspek, yaitu penyediaan air bersih/air minum (water
supply); pengolahan sampah (refuse disposal); pengolahan makanan dan minuman (food
sanitation); pengawasan/pengendalian serangga dan binatang pengerat (insect and rodent
control); dan kesehatan dan keselamatan kerja.
Tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala
penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Tempat umum menyebabkan menyebarnya
segala penyakit terutama penyakit yang medianya makanan, minuman, udara dan air.
Dengan demikian sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan
dalam arti melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
(Mukono, 2006). Sasaran khusus yang harus diberikan dalam pengawasan tempat-tempat
umum meliputi manusia sebagai pelaksana kegiatan (kebersihan secara umum maupun
personal higiene), alat-alat kebersihan, dan tempat kegiatan (Sholihah, 2014).
Di bawah ini ada beberapa alasan mengapa sanitasi di tempat-tempat umum sangat
diperlukan, yaitu (Sholihah, 2014):
1. Adanya kumpulan manusia yang berhubungan langsung dengan lingkungan.
2. Kurangnya pengertian dari masyarakat mengenai masalah kesehatan.
3. Kurangnya fasilitas sanitasi yang baik.
4. Adanya kemungkinan besar terjadinya penularan penyakit.
5. Adanya kemungkinan terjadinya kecelakaan.
6. Adanya tuntutan physical dan mental comfort.
2.2 KRITERIA SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

Sanitasi tempat-tempat umum harus memiliki kriteria seperti dibawah ini, yaitu
(Budiman, 2007):
1. Bisa digunakan oleh seluruh orang, artinya siapa pun boleh keluar masuk ruangan
tempat umum dengan membayar atau tanpa membayar.
2. Memiliki wilayah/tempat sarana, artinya harus ada tempat tertentu untuk melakukan
aktivitas.
3. Memiliki aktivitas dari pengguna sarana, artinya pengelolaan dan aktivitas dari
pengunjung tempat-tempat umum tersebut.
4. Mempunyai fasilitas penunjang, artinya mempunyai fasilitas tertentu yang sesuai
dengan sarananya dengan ketentuan yang berlaku di tempat-tempat umum.

2.3 PERSYARATAN PENYELENGGARAAN SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan
antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial, tempat yang
memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat layanan umum yang intensitas
jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat umum semacam itu meliputi hotel,
terminal angkutan umum, pasar tradisional atau swalayan pertokoan, bioskop, salon
kecantikan atau tempat pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan,
pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata, dan lain-lain (Chandra, 2007).

2.4 ASPEK PENYELENGGARAAN SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

Penyelenggaraan sanitasi tempat-tempat umum harus memiliki aspek sebagai berikut


(Sholihah, 2014). 4

1. Aspek teknis/hukum, melingkupi persyaratan, peraturan, dan perundang-undangan


sanitasi.
2. Aspek sosial, melingkupi pengetahuan tentang kebiasaan hidup, adat istiadat,
kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan, komunikasi, dan lain-lain.
3. Aspek administrasi dan manajemen, menglingkupi penguasaan pengetahuan tentang
cara pengelolaan sanitasi tempat-tempat umum (Man, Money, Method, Material, dan
Machine).

2.5 HAMBATAN SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

Hambatan yang sering dijumpai dibagi menjadi dua, yaitu (Sholihah, 2014):
a. Hambatan Perusahan
1. Para pengusaha belum mengerti perihal peraturan undang-undang tentang usaha
sanitasi tempat-tempat umum dan kaitannya dengan usaha kesehatan masyarakat.
2. Tidak ada kesadaran mengenai pentingnya usaha sanitasi tempat-tempat umum untuk
menghindari terjadinya kerugian.
3. Pengusaha tidak mau mengeluarkan biaya lebih untuk memenuhi persyaratan-
persyaratan sanitasi.
4. Masyarakat masih bersifat acuh terhadap peraturan/persyaratan dari sanitasi tempat-
tempat umum.
b. Hambatan Pemerintah
1. Tidak semua kabupaten/kota dan kecamatan memiliki peralatan untuk tenaga
pengawas.
2. Pengetahuan petugas yang masih terbatas dalam melakukan pengawasan.
3. Dana untuk pengawasan sanitasi tempat-tempat umum masih belum maksimal
digunakan.
4. Sarana transportasi untuk kegiatan pengawasan masih belum dimiliki oleh semua
kabupaten/kota dan kecamatan.

2.6 LANGKAH-LANGKAH IMPLEMENTASI SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM

Langkah-langkah dalam implementasi usaha sanitasi tempat-tempat umum sebagai


berikut (Sholihah, 2014).
1. Identifikasi masalah (problem identification).
2. Pemeriksaan Higiene dan Sanitasi Tempat-Tempat Umum (sanitary inspection).
3. Follow Up.
4. Evaluasi.

2.7 MENJAMIN KEADAAN LINGKUNGAN YANG MEMENUHI


SYARAT KESEHATAN SEPERTI :
1. Persediaan Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah
air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
-Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna
2) Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan
(maks 500 mg/l)
Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air
Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia lebih cepat meninggal
karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan. Tubuh orang dewasa terdiri dari
70 % air. Menurut WHO, di negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter
perhari. Negara berkembang termasuk Indonesia memerlukan air antara 30-60 l/h
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yg kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Sedangkan air
minum adalah air yg kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
Sumber air minum
1) Air hujan tapi tdk mengandung kalsium
2) Air sungai
3) Air danau
4) Mata air berasal dari tanah
5) Air sumur dangkal
6) Air sumur dalam

2. Tempat Pembuangan Kotoran


Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :
1) Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi
2) Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau
sumur
3) Tidak boleh terkontaminasi air permukaan
4) Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain
5) Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar
diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin
6) Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang
7) Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.
8) Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi
oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan
dari dalam tubuhh ini berbentuk tinja (faeces), air seni (urine) dan CO2 sebagai hasil dari
proses pernafasan.
9) Pembuangan kotoran manusia dalam ilmu kesehatan lingkungan dimaksudkan hanya
tempat pembuangan tinja dan urine, pada umumnya disebut latrine, jamban atau kakus.
Penyediaan sarana jamban merupakan bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting
peranannya. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan pembuangan kotoran yang tidak
saniter akan dapat mencemari lingkungan terutama tanah dan sumber air.
10) Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan berbagai macam penyakit
seperti : thypus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang dan
pita), schistosomiasis dan sebagainya.
11) Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat. Ada
beberapa kriteria yang harus diperhatikan :
a) Tidak mencemari air
b) Tidak mencemari tanah permukaan
c) Bebas dari serangga
d) Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan

3. Pengelolaan Air Limbah


Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses pruduksi industri
maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negative
terhadap lingkungan tertutama kesehatan manusia sehingga dilakukan penanganan
terhadap limbah.Air kotor adalah air bekas pakai yang sudah tidak memenuhi syarat
kesehatan lagi dan harus dibuang agar tidak menimbulkan wabah penyakit.

4. Pengelolaan Sampah
Pengertian Sampah Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang sampah,
sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh,
dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan sampah dan penanganan sampah.
Sampah-Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi:
1. Sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti Sampah
sisa sayuran, Sampah sisa daging, Sampah daun dan Sampah lain-lain;
2. sampah yang tidak mudah membusuk seperti Sampah plastik, Sampah kertas,
Sampah karet, Sampah logam, Sampah sisa bahan bangunan dan Sampah lain-lain;
3. Sampah yang berupa debu/abu; dan
4. Sampah yang berbahaya (B3) bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari Sampah
industri dan Sampah rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang
berbahaya.
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya. Dari sudut pandang kesehatan
lingkungan, pengelolaan sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi
media berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi medium
perantara menyebarluasnya suatu penyakit. Syarat lainnya yang harus dipenuhi, yaitu
tidak mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan bau (tidak mengganggu
nilai estetis), tidak menimbulkan kebakaran dan yang lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah di antaranya:


a) sosial politik, yang menyangkut kepedulian dan komitment pemerintah dalam
menentukan anggaran APBD untuk pengelolaan lingkungan (sampah), membuat
keputusan publik dalam pengelolaan sampah serta upaya pendidikan, penyuluhan dan
latihan keterampilan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan sampah,
b) Aspek Sosial Demografi yang meliputi sosial ekonomi (kegiatan pariwisata, pasar
dan pertokoan, dan kegiatan rumah tangga,
c) Sosial Budaya yang menyangkut keberadaan dan interaksi antarlembaga
desa/adat, aturan adat (awig-awig), kegiatan ritual (upacara adat/keagamaan), nilai
struktur ruang Tri Mandala, jiwa pengabdian sosial yang tulus, sikap mental dan perilaku
warga yang apatis,
d) keberadan lahan untuk tempat penampungan sampah,
e) finansial (keuangan),
f) keberadaan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan
g) kordinasi antarlembaga yang terkait dalam penanggulangan masalah lingkungan
(sampah).
Sampah semakin hari semakin sulit dikelola, sehingga disamping kesadaran dan
partisipasi masyarakat, pengembangan teknologi dan model pengelolaan sampah
merupakan usaha alternatif untuk memelihara lingkungan yang sehat dan bersih serta
dapat memberikan manfaat lain.

2.8MEMBERIKAN JAMINAN PSIKOLOGI PADA MASYARAKAT PENGUNJUNG


DAN MASYARAKAT SEKITARNYA YAITU :
1. Rasa Aman
Lingkungan yang Sehat untuk Anak-anak Alliance (HECA) mempromosikan sejumlah
sederhana, biaya rendah, efektif dan berkelanjutan langkah-langkah untuk memerangi
risiko lingkungan untuk anak-anak kita. di bawah ini adalah contoh dari langkah-langkah
sederhana yang dapat diambil di rumah atau di sekolah-sekolah.
1. Penyimpanan air yang aman di rumah – dan perawatan air di rumah ketika kualitas
yang ragu-ragu – mengurangi pencemaran air dan menyebabkan manfaat kesehatan
terbukti.
2. Mencuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan dan
setelah buang air besar secara signifikan mengurangi risiko penyakit diare.
2. Ikuti WHO Lima Kunci untuk Makanan yang lebih aman untuk mengurangi risiko
penyakit bawaan makanan: menjaga kebersihan; terpisah mentah dan dimasak, masak
dengan saksama; menyimpan makanan pada suhu aman; dan penggunaan air bersih dan
bahan baku.
3. Ventilasi yang baik di rumah, bersih dan ditingkatkan bahan bakar kompor
memasak polusi udara dalam ruangan menurun dan memburuknya dan pengembangan
infeksi pernafasan akut.
4. Sebagai anak-anak biasanya pergi tidur lebih awal daripada orang dewasa pada saat
nyamuk menjadi aktif, penggunaan insektisida kelambu yang diobati dan pemutaran
jendela, pintu dan atap menyediakan sarana yang sangat efektif untuk melindungi mereka
terhadap penyakit malaria.
5. Pastikan aman penyimpanan, pengemasan, penggunaan dan penandaan yang jelas
pembersih, bahan bakar, pelarut, pestisida dan bahan kimia lainnya yang digunakan di
rumah dan di sekolah-sekolah.

2. Rasa Nyaman,Santai,Dan Terlindungi


Misi ini ditujukan untuk menciptakan suasana kota yang bersih, sehat, layak huni dan
inspiratif, sebagaimana yang diinginkan oleh warga Kalimantan Selatan. Pola hidup
masyarakat Kalimantan Selatan yang berkualitas sangat ditentukan oleh ketersediaan
layanan pendidikan dan kesehatan yang berstandar tinggi dan luas jangkauannya. Di
bidang pendidikan, fokusnya adalah penyediaan fasilitas ruang kelas, perpustakaan dan
laboratorium yang memenuhi standar pendidikan modern. Kualitas dan dedikasi
pendidik/guru terus ditingkatkan; kesejahteraannya terus dijamin. Di bidang kesehatan,
selain dari apa yang telah dikemukakan pada bagian pertama misi ini, terus dilakukan
pula gerakan untuk memperluas kesadaran masyarakat tentang pola hidup bersih dan
sehat. Gerakan ini sejalan dengan kebijakan penataan pemukiman dan ruang terbuka
hijau yang pada gilirannya menciptakan kehidupan yang harmonis dalam masyarakat
multi-etnik dan beragam agama yang menjadi ciri masyarakat . Kenyamanan dan
kesejahteraan yang berkelanjutan hanya bisa terwujud jika masyarakat terbebas dari
segala bentuk diskriminasi.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Nama Balai Pertunjukan : Alun-Alun Martapura
Alamat : Cindai Alus, Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan
Status Bangunan : Permanen
Nama Pemeriksa : Fuji Auliadina
Mahmudah
Muhammad Reza Khairansyah
Rizky Sukma Yulie Wardana
Hari/Tanggal Pemeriksaan : Kamis, 19 Desember 2019

Taman Hiburan
Taman Hiburan ialah tempat-tempat umum yang mempunyai letak dan bangunan menetap
dimana disediakan fasilitas hiburan bagi umum.
NO KOMPONEN BOBOT NILAI SKOR
I LETAK
1. Sesuai Perencanaan Pemerintah Daerah setempat (V). 4
2. Tidak mudah tergenang air dan strategis 35 4 595
3. Mudah dicapai dengan kendaraan (V). 5
4. Keamanan terjamin (V). 4
II BAGIAN LUAR
1. Tersedia tempat parkir yang baik,aman,dan 4
mempunyai penerangan yang cukup (5 fc). Pada waktu
malam (V).
2. Tidak terdapat genangan air dll. Yang membahayakan 35 4 595
kesehatan dan keselamatan (V). 5
3. Tersedia bak-bak penampung sampah sebelum
sampah diangkut, diberi tutup dan mudah diangkat (V). 4
4. Pedagang sekitar alun-alun memenuhi sanitasi(V).
III BAGIAN DALAM
1. Keliling taman hiburan hendaknya berpagar yang 2
kuat (V).
2. Pintu masuk tidak jauh dengan tempat parkir dan 4
dilengkapi degan bak sampah (V).
3. Tersedia kotak-kotak sampah tertutup, kedap air, dan 5
mudah diangkut terutama di tempat-tempat kelompok 30
orang berekreasi yang jelas dan tidak tersembunyi (V).
4. Tersedia jamban minimal 1 buah untuk setiap 40 2 780
pengunjung wanita dan 1 buah untuk 60 pengunjung
pria yang memenuhi syarat-syarat kesehatan (V).
5. Tersedianya tempat sampah sesuai dengan kriteria 5
jenis sampah tersebut (V).
6. Adanya slogan-slogan peringatan (V). 4
7. Tersedianya tempat penampungan air (V). 4

JUMLAH 100 1.970

Sanitasi di alun-alun martapura memenuhi kriteria/syarat yang sudah ditetapkan

KRITERIA :
Memenuhi Syarat : 1.225-2.450
Tidak Memenuhi Syarat : <1.225
PETUGAS

............................................
3.2 Pembahasan

No Masalah Pemecahan Masalah


1 Tidak ada pemisahan jamban antara laki- Sebaiknya ada pemisahan antara
laki dan perempuan jamban laki-laki dan perempuan
dengan menambah jumlah fasilitas
jamban, karena kebutuhan jamban
untuk perempuan dan laki-laki
berbeda
2 Tidak terdapat tempat parkir yang luas Sebaiknya menyediakan lahan
khusus untuk tempat parkir yang
luas, sehingga jika sedang ada
pertunjukan tempat parkir dapat
menampung seluruh kendaraan.
3 Tidak terdapat wastafel dan urinoir Dibuatkan wasteful dan urinoir
sebagai sarana tempat cuci tanagan
bagi pengunjung
4 Terdapat tempat sampah tetapi tidak sesuai Sebaiknya menggunakan tempat
dengan persyaratan tempat sampah sampah yang memenuhi persyaratan,
seperti kedap air, mudah diangkat,
berpenutup, volume tempat sampah
mencukupi dari volume sampah
yang ditimbulkan
5 Penerangan halaman balai pertunjukan yang Sebaiknya perlu ada penambahan
kurang pada malam hari lampu untuk penerangan pada
malam hari
6 Tidak terdapat kotak P3K Sebaiknya pihak balai pertunjukan
menyediakan kotak P3K
7 Tidak terdapat alat pemadam kebakaran Sebaiknya disediakan alat pemadam
kebakaran
8 Tidak terdapat saluran pembuangan air Sebaiknya dibuatkan saluran
hujan pembuangan air hujan, agar air hujan
tidak menggenangi halaman

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil inspeksi terhadap Alun-alun Martapura dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Alun-alun Martapura termasuk dalam kategori CUKUP dengan nilai
2. Adapun permasalahan yang ada di Alun-Alun Martapura diantaranya:
- Tidak ada pemisahan antara jamban laki-laki dan perempuan
- Tidak terdapat wastafel dan urinoir
- Tidak terdapat kotak P3K
- Tidak ada alat pemadam kebakaran

4.2 Saran
Dari hasil inspeksi diatas saran yang dapat penulis sampaikan diantaranya :
1. Sebaiknya terdapat pemisahan anatara jamban laki-laki dan perempuan
2. Menyediakan Kotak P3K

Anda mungkin juga menyukai