Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan mutu dan

sumber daya manusia yang sehat, cerdas, produktif. Pembangunan

kesehatan diarahkan, diselenggarakan dengan memberikan prioritas

kepada upaya peningkatan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit di

samping penyembuhan dan pemulihan kesehatan.

Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2015 adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal

melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang

ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan

perilaku hidup sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau

pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu secara adil dan merata di

seluruh wilayah Republik Indonesia dan dapat mewujudkan bangsa yang

mandiri maju dan sejahtera.

Penyakit lingkungan masih merupakan masalah kesehatan yang

terbesar di masyarakat, tercermin dari tingginya angka kesakitan penyakit

berbasis lingkungan dalam kunjungan ke sarana pelayanan kesehatan.

Tingginya angka kesakitan tersebut disebabkan oleh masih buruknya

kondisi sanitasi dasar teruma air`bersih dan sanitas, rendahnya perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS), kurang hygienisnya cara pengolahan

1
makanan serta buruknya penatalaksanaan aspek kesehatan dan

keselamatan kerja. Menurut HL. Blum faktor lingkungan dan perilaku

mempunyai pengaruh terbesar terhadap status kesehatan, disamping faktor

pelayanan kesehatan dan genetik. Untuk itu cara pencegahan dan

pengendalian penyakit-penyakit tersebut harus melalui upaya perbaikan

lingkungan/sanitasi dasar dan perubahan perilaku ke arah yang lebih baik

(Kusumo, 2010).

Puskesmas mempunyai misi untuk menyelenggarakan upaya

kesehatan esensial yang bermutu, merata dan terjangkau sesuai dengan

kebutuhan masyarakat, untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat

wilayah kerjanya, dengan membina peran serta masyarakat dan

meningkatkan kesehatan masyarakat yang antara lain dilakukan dengan

upaya kesehatan inovatif dan pemanfaatan teknologi tepat guna.

Klinik Sanitasi merupakan suatu wahana masyarakat untuk

mengatasi masalah kesehatan lingkungan pemberantasan penyakit dengan

bimbingan penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik

sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri, tetapi sebagai

bagian integral dari kegiatan puskesmas, bekerjasama dengan program

yang lain dari sektor terkait di wilayah kerja puskesmas. Dengan klinik

sanitasi diharapkan dapat memperkuat peran dan meningkatkan efektifitas

Puskesmas dalam melaksanakan pelayanan sanitasi dasar, guna

meningkastkan derajat kesehatan masyarakat dan semua persoalan yang

2
ada kaitannya dengan kesehatan lingkungan, khususnya pemberantasan

penyakit yang berbasis lingkungan (Muryoto, 2008).

Kegiatan klinik sanitasi di Puskesmas meliputi pemeriksaan sarana

air bersih, tempat-tempat umum, pemeriksaan warung/rumah makan,

pemeriksaan jentik pada tempat penampungan air di rumah penduduk, dan

penyuluhan yang dikaitkan dengan penyakit yang diderita oleh

pengunjung Puskesmas, dalam hal ini pengunjung Puskesmas yang

sakitnya berkaitan dengan kesehatan lingkungan, diberikan penyuluhan

oleh petugas Sanitasi pada Klinik Sanitasi Puskesmas (Rye, 2009).

Puskesmas Air Besar (ARBES) merupakan salah satu Puskesmas

yang berdiri sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat yang

melakukan kegiatan-kegiatan dengan Tujuan untuk mendukung

tercapainya tujuan pembangunan kesehatan yakni meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang

bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas.

Atas dasar tersebut maka kami Mahasiswa perlu mengetahui

bagaimanakah kegiatan klinik sanitasi di puskesmas baik dalam gedung

maupun luar gedung, dalam mengembangkan atau meningkatkan ilmu

pengetahuan khususnya masalah dibidang kesehatan lingkungan melalui

upaya Preventif.

3
B. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengetahui kegiatan petugas sanitasi di klinik sanitasi

Puskesmas Air Besar baik dalam gedung maupun luar gedung, dalam

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui kegiatan klinik sanitasi baik dalam gedung maupun luar

gedung.

b. Mengetahui penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan.

c. Mengetahui kegiatan sanitasi lainnya dipuskesmas seperti Abatesas,

Inspeksi SBA, Pemeriksaan TTU / TPM, dll.

C. Rumusan Masalah

Bagaimanakah kegiatan klinik sanitasi di Puskesmas Air Besar

baik dalam gedung maupun luar gedung, dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat melalui Upaya Preventif ?

D. Manfaaat

1. Bagi Mahasiswa

Mengikuti praktek sanitasi pada Puskesmas Air Besar.

2. Bagi Institusi

Sebagai bahan bacaan dan sumber referensi bagi perpustakaan

politeknik kesehatan Maluku jurusan kesehatan lingkungan terkait

pelaksanaan praktek klinik sanitasi.

4
3. Bagi Puskesmas Air Besar

Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan khususnya dibidang sanitasi.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Klinik Sanitasi

Klinik sanitasi merupakan suatu wahana untuk mengatasi masalah

kesehatan masyarakat melalui upaya terintegrasi antara kesehatan

lingkungan pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan

bantuan teknis dari petugas Puskesmas. Klinik Sanitasi bukan sebagai unit

pelayanan yang berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian intergral dari

kegiatan Puskesmas, bekerjasama dengan program yang lain dari sektor

terkait di wilayah kerja Puskesmas. Pasien adalah penderita penyakit yang

diduga berkaitan dengan kesehatan lingkungan yang dirujuk oleh petugas

medis ke Ruang Klinik Sanitasi. Klien adalah masyarakat umum bukan

penderita penyakit yang datang ke Puskesmas untuk berkonsultasi tentang

masalah yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan (Muryoto, 2008).

B. Kegiatan Klinik Sanitasi

1. Kegiatan di dalam gedung

a. Semua pasien yang mendaftar di loket setelah mendapat kartu

status seterusnya diperiksa oleh petugas paramedis/medis

Puskesmas. Apabila di dapatkan penderita penyakit yang

behubungan erat dengan faktor lingkungan, maka yang

bersangkutan dirujuk ke ruang klinik sanitasi. Kalau klien, setelah

mendaftar di loket, mereka langsung ke ruang Klinik Sanitasi

untuk mendapatkan bimbingan teknis. D ruang Klinik Sanitasi,

6
5
sanitarian/tenaga kesling akan melakukan wawancara dan

konseling yang hasilnya ditulis dalam Kartu Status Kesehatan

Lingkungan. Selanjutnya sanitarian/petugas kesling membuat janji

kunjungan ke rumah pasien/klien.

b. Penyuluhan tentang penyakit ISPA, DBD, Air bersih

1. Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut ( ISPA)

a. Pengertian ISPA

ISPA adalah proses infeksi akut berlangsung selama

14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme dan

menyerang salah satu bagian, dan atau lebih dari saluran

napas, mulai dari hidung (saluran atas)

hingga alveoli (saluran bawah), termasuk

jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah

dan pleura (Karna, 2006).

b. Penyebab penyakit ISPA

Faktor lingkungan rumah seperti pencemaran

udara dalam rumah yang sangat berpengaruh terhadap

kejadian ispa adalah :asap pembekaran yang digunakan

untuk memasak. Dalam hal ini misalnya bahan bakar kayu.

Ventilasi rumah dan kepadatan hunian rumah asap rokok

yang ditimbulkan dari salah satu / lebih anggota kelurga

yang mempunyai kebiasaan merokok juga menimbulkan

resiko terjadinya ISPA.

7
c. Tanda- tanda dan gejala

1. ISPA Ringan

Gejala yaitu : batuk, pilek dan sesak napas.

2. ISPA Sedang

Apabila timbul gejala-gejala sesak napas, suhu

tubuh lebih dari 39 C dan bila bernapas mengeluarkan

suara seperti mengorok.

3. ISPA Berat

Gejala yg meliputi : kesadaran menurun, nadi

cepat atau tidak teraba, nafsu makan menurun, bibir dan

ujung nadi membiru (sianosis) dan gelisah.

d. Penularan ISPA

Penularan ISPA terutama melalui percikan air liur

yang keluar saat penderita bersin, batuk, udara pernapasan

yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat.

Penularan juga dapat terjadi melalui kontak atau

kontaminasi tangan oleh sekret saluran pernapasan,

hidung,dan mulut penderita.

e. Pencegahan

1. Menghindarkan anak dari kuman

a. Menghindarkan anak berdekatan dengan penderita

ISPA karena kuman penyebab ISPA sangat mudah

menular dari satu orang ke orang lain.

8
b. Jika seorang ibu menderita ISPA sedangkan ia butuh

mengasuh anak atau menyusuai bayinya, ibu tersebut

harus menutup hidung dan mulutnya dengan sapu

tangan.

2. Meningkatkan daya tahan tubuh anak

a. Menjaga gizi anak tetap baik dengan memberikan

makan yang cukup bergizi (cukup protein,kalori, lemak,

vitamin dan mineral).

b. Kebersihan anak harus dijaga agar tidak mudah

terserang penyakit menular.

c. Memberikan kekebalan kepada anak dengan

memberikan imunisasi

d. Memperbaiki Lingkungan

Untuk mencegah ISPA, lingkungan harus

diperbaiki khususnya lingkungan perumahan :

1) Rumah harus berjendela agar aliran dan pertukaran

udara cukup baik.

2) Asap dapur dan asap rokok tidak boleh berkumpul

dalam rumah. Orang dewasa tidakj boleh merokok

dekat anak atau bayi.

3) Rumah harus kering tidak boleh lembab.

4) Sinar matahari pagi harus diusahkan agar masuk ke

rumah kebersihan di dalam dan di luar rumah harus

9
dijaga, rumah harus mempunyai jamban yang sehat

dan sumber air yang bersih.

2. Penyakit Demam berdarah Dengue (DBD)

a. Pengertian DBD

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa

medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah

penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan

melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus ,

yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah

kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga

mengakibatkan perdarahan-perdarahan.

b. Penyebab DBD

Penyakit ini disebabkan oleh suatu virus yang

menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada

sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-

perdarahan. Vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini

adalah nyamuk Aedes aegypti.

c. Tanda –tanda dan gejala

Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak

seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan

menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah

sebagai berikut :

a) Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 C ).

10
b) Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik

(puspura) perdarahan.

c) Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam

(konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan

kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena),

dan lain-lainnya.

d) Terjadi pembesaran hati (Hepatomsegali).

e) Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.

f) Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi

penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3

(Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit

diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).

g) Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti

mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit

perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.

h) Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.

i) Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan

pegal/sakit pada persendian.

j) Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya

pembuluh darah.

d. Penularan

Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan

nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sehingga pada

11
wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan

mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan

wabah yang luar biasa bagi penduduk disekitarnya.

e. Pencegahan

Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan

nyamuk diwaktu pagi sampai sore, karena nyamuk aedes aktif

di siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindarkan berada di

lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di

daerah yang ada penderita DBD nya. Beberapa cara yang

paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode

pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :

1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan

sampah padat, modifikasi tempat. Perkembangbiakan

nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan

desain rumah.

2. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang)

pada tempat air kolam, dan bakteri (Bt.H-14).

3. Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan

fenthion).

4. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat

penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam,

dan lain-lain.

12
3. Air bersih

a. Pengertian air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan

sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan

dapat diminum apabila telah dimasak.

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum.

b. Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai

berikut :

1. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna

2. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan

0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)

3. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0

per 100 ml air)

c. Standar Bakteriologi Air Bersih

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

416/MENKES/ PER/IX/1990, yang dimaksud air bersih adalah

air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum

apabila telah dimasak. Kriteria bakteriologi untuk air bersih

yaitu:

13
1. Jumlah total koliform (MPN) dalam 100 ml air yang

diperiksa maksimal adalah 50 untuk air yang berasal dari

bukan perpipaan.

2. Jumlah total koliform (MPN) dalam 100 ml air yang

diperiksa maksimal adalah 10 untuk air yang berasal dari

perpipaan.

c. Wawancara dan Konseling

Wawancara merupakan metode utama yang paling penting

dalam konseling. Sedangkan metode-metode yang lain adalah

sebagai metode pelengkap, sehuingga betapa pentingnya seorang

konselor menguasai teknik-teknik wawancara, dan mempunyai

kemampuan untuk melakukan wawancara (Sururudin, 2010).

Menurut Winkel (2010), ada 5 fase di dalam proses

konseling :

1) Pembukaan

Fase ini berfokus pada pengembangan hubungan antarpribadi

(working relationship) yang baik, yang memungkinkan

pembicaraan terbuka dan terarah dalam wawancara konseling.

Konselor dapat berbasa-basi pada fase pembukaan sehingga

hubungan yang baik dapat terbentuk antara konselor dengan

konseli.

14
2) Penjelasan masalah

Pada fase ini, konseli mengemukakan hal yang ingin

dibicarakan dengan konselor, sambil mengutarakan sejumlah

pikiran dan perasaan. Sambil mendengarkan, konselor

berusaha untuk menentukan jenis masalah apa yang

dihadapinya, karena jenis masalah akan berkaitan dengan

pendekatan yang digunakan

3) Penggalian latar belakang masalah

Fase ini dapat disebut sebagai analisis kasus. Pada fase ini,

konselor menentukan pendekatan konseling seperti apa yang

harus diterapkan terhadap masalah konseli. Konselor sekolah

mengambil sikap eklektik, dikarenakan sistematika analisis

disesuaikan dengan jenis masalah, taraf perkembangan konseli,

dan pengalaman konselor dalam menerapkan pendekatan

konseling tertentu.

4) Penyelesaian masalah

Berdasarkan apa yang telah digali dalam fase analisa kasus,

konselor dan konseli membahas bagaimana persoalan dapat

diatasi.

5) Penutup

Bilamana konseli telah merasa mantap tentang penyelesaian

masalah yang ditemukan bersama dengan konselor, proses

konseling dapat diakhiri. Penutupan dapat diakhiri dengan

15
ringkasan konselor tentang jalannya proses konseling dan

menegaskan kembali keputusan yang telah diambil, atau

mempersilahkan konseli untuk meringkas jalannya proses

konseling (Winkel, 2010).

2. Kegiatan di luar gedung

a. kunjungan rumah/lokasi

Sebagai tindak lanjut kunjungan pasien ke Puskesmas

(Klinik Sanitasi). Kunjungan ini sebenarnya merupakan kegiatan

rutin yang lebih dipertajam sasarannya, sesuai hasil wawancara

pasien dengan sanitarian pada waktu di Puskesmas.

Tujuan kunjungan rumah adalah untuk melihat sanitasi

tempat tinggal pasien di mana dengan tujuan yaitu untuk melihat

kondisi tempat baik dan lantai, ventilasi dan pencahayaan, apakah

memenuhi syarat atau tidak dan untuk mengetahui kondisi

lingkungan sanitasi tempat tinggal.

b. Sanitasi dasar Pemukiman

Pemukiman sering disebut perumahan dan atau sebaliknya.

Pemukiman berasal dari kata housing dalam bahasa Inggris yang

artinya adalah perumahan dan kata human settlement yang artinya

pemukiman. Peremuhan memberikan kesan tentang rumah atau

kumpualan rumah atau kumpulan rumah beserta prasarana dan

sarana ligkungannya. Perumahan menitiberatkan pada fisik atau

benda mati, yaitu houses dan land settlement  Sedangkan

16
pemukiman memberikan kesan tentang pemukim atau kumpulan

pemukim beserta sikap dan perilakunya di dalam lingkungan,

sehingga pemukiman menitikberatkan pada sesuatu yang bukan

bersifat fisik atau benda mati yaitu manusia (human) Dengan

demikian perumahan dan pemukiman merupakan dua hal yang

tidak dapat dipisahkan dan sangat erat hubungannya.

Hal- hal yang diperhatikan dalam sanitasi pemukiman atau

perumahan antara lain :

1) Pembuangan sampah

Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang

sudah tidak dipakai lagi oleh manusia atau benda padat

yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan

manusia dan dibuang.

 Jenis sampah menurut asalnya:

a. Sampah buangan rumah tangga

b. Sampah buangan pasar dan tempat-tempat umum

c. Sampah buangan jalanan

d. Sampah industri

 Sampah menurut jenisnya

a. Sampah buangan rumah tangga

b. Sampah buangan pasar dan tempat-tempat umum

c. Sampah buangan jalanan

d. Sampah industri

17
 Sampah menurut jenisnya :

a . Sampah organik termasuk diantaranya sisa  b a h a n

makanan serta sisa makanan, sisa pembungkus dan

sebagainya.

b. Sampah anorganik termasuk diantaranya berbagai

jenis sisa gelas, logam, plastik dan sebagainya  .

 Sampah menurut fisiknya :

a. Sampah  kering yaitu sampah  yang dapat dimusnahkan

dengan dibakar seperti kertas

b. Sampah basah yaitu sampah yang karena sifat fisiknya

sukar  dikerinngkan untuk dibakar.

2) Pembuangan air limbah

Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang

y a n g berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-

tempat umum lainnya dan pada umumnya mengandung bahan-

bahan atau zat-zat yang membahayakan bagi kesehatan

manusia serta mengganggu lingkungan hidup. 

Meskipun merupakan  air  sisa, namun

volumenya besar karena lebih kurang 80% dari air yang

digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut 

dibuang lagi dalam bentuk  yang sudah kotor  (tercemar).

Selanjutnya air limbah akhirnya akan mengalir ke sungai dan

18
laut akan digunakan lagi oleh manusia. Oleh sebab itu air

buangan harus dikelola dan atau diolah secara baik.

Air limbah yang bersumber dari rumah tangga yaitu air

limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada

umumnya terdiri dari ekskreta ( tinja dan  air seni) air

bekas cucian dapur  dan kamar mandi,   dan umumnya terdiri

dari bahan-bahan organik. Secara garis besar karakteristik air

limbah digolongkan menjadi:

a) Karakteristik fisik, biasanya berwarna suram dan berbau

b) Karakteristik kimiawi, biasanya mengandung campuran zat zat

kimia an organik yang berasal dari air bersih dan bermacam

macam zat organik yang berasal dari penguraian tinja urin dan

sampah sampah lainnya.

c) Karakteristik bakteriologis, kandungan bakteri patogen serta

organisme golongan E.Coli terdapat juga dalam air limbah

tergantung sumbrnya. Air limbah yang tidak di olah terlebih

dahulu akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan

masyarakat dan lingkugan hidup.(Seokidjo Notoatmojo, 1996).

3) Air bersih

1. Pengertian air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan

sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan

dapat diminum apabila telah dimasak.

19
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi

syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

2. Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai

berikut :

a) Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak

berwarna

b) Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan

0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l)

c) Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks

0 per 100 ml air)

3. Standar Bakteriologi Air Bersih

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

416/MENKES/ PER/IX/1990, yang dimaksud air bersih

adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum

apabila telah dimasak. Kriteria bakteriologi untuk air bersih

yaitu:

a) Jumlah total koliform (MPN) dalam 100 ml air yang

diperiksa maksimal adalah 50 untuk air yang berasal dari

bukan perpipaan.

b) Jumlah total koliform (MPN) dalam 100 ml air yang

diperiksa maksimal adalah 10 untuk air yang berasal dari

perpipaan.

20
c. Inspeski Sumur Gali

Sumur gali adalah sarana untuk menyadap dan

menampung air tanah dari akuifer yang digunakan sebagai sumber

air baku untuk air minum dan mampu menghasilkan 400 liter

setiap hari untuk satu keluarga. Dilihat dari Inspeksi sumur gali

antara lain yaitu :

1. Pemilik sarana, jumlah pemakai dan tanggal kunjungan

2. Kualitas Air :

a. Fisik

1. Keruh

2. Berbau

3. Berasa

4. Berwarna

b. Califrom tinja

c. Perilaku hidup bersih dan sehat.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk

memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi

bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan

membuka jalan komunikasi, memberikan informasi dan melakukan

edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku,

melalui pendekatan pimpinan ( advokasi), bina suasana (social

support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai

suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi

21
masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat

menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga,

memelihara dan meningkatkan kesehatan (www.dinkes-

sulsel.go.id,2010).

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk

memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu

mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif

dalam gerakan kesehatan di masyarakat

(www.promosikesehatan.com).

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk

menilai PHBS rumah tangga yaitu:

1. Persalinan

Persalinan yang dimaksud dalam indikator yang pertama

ini adalah persalinan yang ditolong oleh bidan / Petugas

kesehatan, bilamana persalinan ditolong oleh dukun bayi/dukun

kampung maka gugurlah indikator pertama.

2. ASI ekslusif.

Asi ekslusif yang dimaksud adalah pemberian Air susu

ibu kepada bayinya sejak dilahirkan sampai usia 6 bulan.

Apabila pemberian Asi kurang dari 6 bulan maka gugurlah

indikator tentang Asi Ekslusif.

3. Penimbang bayi dan balita

22
Indikator ke tiga adalah penimbangan bayi dan balita,

apabila bayi dan balita dalam rumah tangga di timbang setiap

bulannya sesuai dengan format pada buku KMS maka indikator

nya terpenuhi, sedangkan bila tidak ditimbang maka dengan

sendirinya indikator ini gugur dan tidak dapat di nilai.

4. Air bersih.

Dalam indikator keempat ini rumah tangga yang

memenuhi syarat indikator air bersih adalah rumah tangga yang

menggunakan air bersih dengan sumber PDAM ataupun Sumur

Pompa yang memenuhi syarat, apabila rumah tangga yang

menggunakan air selain PDAM / Sumur Pompa / Sumur Gali

maka gugur penilaian pada indikator air bersih.

5. Cuci tangan.

Cuci tangan yang dimaksud dalam indikator ini adalah

cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih, cuci tangan

yang dilakukan pada saat sebelum makan, sesudah buang air

besar dan aktifitas lainnya yang berhubungan dengan makanan

dan minuman.

6. Jamban

Jamban yang memenuhi syarat dalam indikator ini

adalah jamban dengan model leher angsa baik model Wc duduk

ataupun Wc Jongkok dan dilengkapi dengan sanitasi

pembuangan menggunakan septic tank sehingga kotoran tidak

23
dapat mencemari lingkungan sekitarnya dan jarak septic

tanknya jauh dari sumber air minum (yang memiliki sumur gali)

yaitu minimal 10 meter dari sumber air minum dengan sumur

gali.

7. Bebes jentik

Bebas jentik yang dimaksud adalah rumah tangga yang

dikunjungi oleh petugas pendata PHBS (Petugas Poskesdes /

PKK ) yang dirumahnya ada penampungan air terbebas dari

jentik nyamuk/tidak ada jentik nyamuknya sehingga dapat

dikategorikan rumah tangga yang memberantas jentik.

8. Makan.

Sesuai dengan indikator makan sayur dan buah

mengkonsumsinya haruslah setiap hari, sayur dan buah yang

dikonsumsi tidak perlu yang mahal tapi terjangkau daya beli

masyarakat, konsumsi sayur dan buah sangat penting bagi

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan multivitamin yang

terkandung dalam buah dan sayur.

9. Melakukan aktivitas fisik

Adapun yang dimaksud melakukan aktifitas fisik setiap

hari sebagaimana yang dimaksud dalam panduan PHBS adalah

adanya kegiatan olahraga bagi rumah tangga / keluarga yang

dilakukan setiap hari kurang lebih 30 menit, tetapi dalam hal ini

kegiatan fisik yang dilakukan khususnya warga ampen medang

24
kita konversikan ke kegiatan sehari-hari misalnya berkebun,

memancing, mencangkul, anak-anak bermain, dsb, kita anggap

sebagai kegiatan fisik (melakukan aktifitas).

10. Tidak merokok di dalam rumah.

Adapun indikator tidak merokok didalam rumah terbagi menjadi

dua pada format pendataannya yaitu Tidak Merokok dan Tidak

merokok didalam rumah, Jika anggota keluarga tidak ada yang

merokok maka secara otomatis pada kolom pendataan PHBS

kolom berikutnya tidak perlu diisi, tetapi apabila ada yang

merokok maka kolom berikutnya perlu di tanyakan pada si

Pelaku (Perokok) apakah merokok didalam rumah atau tidak,

jika merokok didalam rumah maka diisi sesuai dengan petunjuk

pengisian pendataan PHBS sebagaimana yang telah

disosialisasikan oleh petugas kesehatan.

C. Penyakit –penyakit yang berbasis lingkungan.

1. Penyakit ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut /ISPA dapat meliputi saluran

pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah,

merupakan infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14

hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai

dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya

seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru .

Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan

25
seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik.

Akan tetapi, anak yang menderita pneumoni bila tidak diobati dengan

antibiotik dapat mengakibat kematian. Di Dinkes/Puskesmas, Program

Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2

golongan, yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia

dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan

pneumonia tidak berat. Penumonia disebabkan oleh bahaya biologis,

yaitu Streptococcus pneumoniae.

Sumber penyakit ini adalah manusia. Pneumococci umum

ditemukan pada saluran pernafasan bagian atas dari orang yang sehat di

seluruh dunia. Sedangkan Agen ditularkan ke manusia lewat udara

melalui percikan ludah, kontak langsung lewat mulut atau kontak tidak

langsung melalui peralatan yang terkontaminasi discharge saluran

pernafasan. Biasanya penularan organisme terjadi dari orang ke orang,

tetapi penularan melalui kontak sesaat jarang terjadi. Manusia yang

berada dalam lingkungan yang kumuh dan lembab memiliki risiko

tinggi untuk tertular penyakit ini (intervensi dengan pemberian genting

kaca dan ventilasi padan rumah sering sangat efektif untuk mengatasi

penyakit ini). Setelah terpajan agen, penderita dapat sembuh atau sakit.

Seperti yang diterangkan sebelumnya, untuk agen virus penderita

(misalnya flu) sebenarnya tidak perlu mendapatkan perlakuan khusus.

Cukup dijaga kondisi fisiknya. Diagnosa dapat dipastikan dengan

isolasi pneumococci dari spesimen darah atau sekret yang diambil dari

26
saluran pernafasan bagian bawah orang dewasa yang diperoleh dengan

aspirasi percutaneous transtracheal. Secara sederhana penyakit ISPA

mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Penyebab Penyakit :

1) Bakteri streptococcus pneumonia (pneumococci)

2) Hemophilus influenzae

3) Asap dapur

4) Sirkulasi udara yang tidak sehat

Sedangkan tempat berkembang biak saluran pernafasan,

dengan cara penularan melalui udara (aerogen) berupa kontak

langsung melalui mulut penderita serta cara tidak langsung melalui

udara yang terkontaminasi dengan bakteri karena penderita batuk.

Cara Pencegahan : Cara efektif mencegah penyakit ISPA

(berdasarkan faktor penyebab penyakit), sebagai berikut :

b. Tingkat hunian rumah padat

1) Satu kamar dihuni tidak lebih dari 2 orang atau sebaiknya luas

kamar lebih atau sma dengan 8m2/jiwaq

2) Plesterisasi lantai rumah 

c. Ventilasi rumah/dapur tidak memenuhi syarat

1) Memperbaiki lubang penghawaan / ventilasi

2) Selalu membuka pintu/jendela terutama pagi hari

3) Menambah ventilasi buatan

27
d. Perilaku

1) Tidak membawa anak/bayi saat memasak di dapur

2) Menutup mulut bila batuk

3) Membuang ludah pada tempatnya

4) Tidak menggunakan obat anti nyamuk bakar

5) Tidur sementara terpisah dari penderita (Arifin, 2009).

2. Penyakit Diare

Diare adalah suatu penyakit yang biasanya ditandai dengan

perut mulas, meningkatnya frekuensi buang air besar, dan konsentrasi

tinja yang encer. Tanda-tanda Diare dapat bervariasi sesuai tingkat

keparahannya serta tergantung pada jenis penyebab diare. Ada

beberapa penyebab diare. Beberapa di antaranya adalah Cyclospora

cayetanensis, total koliform (E. coli, E. aurescens, E. freundii, E.

intermedia, Aerobacter aerogenes), kolera, shigellosis, salmonellosis,

yersiniosis, giardiasis, Enteritis campylobacter, golongan virus dan 

patogen perut lainnya.

a. Cara Penularan melalui :

1) Makanan yang terkontaminasi dengan bakteri E.Coli yang

dibawa oleh lalat yang hinggap pada tinja, karena buang air

besar (BAB) tidak di jamban.

2) Air minum yang mengandung E. Coli yang tidak direbus sampai

mendidih.

28
3) Air sungai yang tercemar bakteri E.coli karena orang diare

buang air besar di sungai digunakan untuk mencuci bahan

makanan, peralatan dapur, sikat gigi, dan lain-lain.

4) Tangan yang terkontaminasi dengan bakteri E.coli (sesudah

BAB tidak mencuci tangan dengan sabun)

5) Makanan yang dihinggapi lalat pembawa bakteri E.Coli

kemudian dimakan oleh manusia.

b. Cara pencegahan penyakit diare yang disesuaikan dengan faktor

penyebabnya adalah sebagai berikut :

1) Penyediaan air tidak memenuhi syarat

a. Gunakan air dari sumber terlindung

b. Pelihara dan tutup sarana agar terhindar dari pencemaran

2) Pembuangan kotoran tidak saniter

a. Buang air besar di jamban

b. Buang tinja bayi di jamban

c. Apabila belum punya jamban harus membuatnya baik sendiri

maupun berkelompok dengan tetangga.

3) Perilaku tidak higienis

a. Cuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan

b. Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar

c. Minum air putih yang sudah dimasak

d. Menutup makanan dengan tudung saji

e. Cuci alat makan dengan air bersih

29
f. Jangan makan jajanan yang kurang bersih

g. Bila yang diare bayi, cuci botol dan alat makan bayi dengan air

panas/mendidih (Arifin, 2009).

3. Penyakit Kulit

Penyakit kulit biasa dikenal dengan nama kudis, skabies, gudik,

budugen. Penyebab penyakit kulit ini adalah tungau atau sejenis kutu

yang yang sangat kecil yang bernama sorcoptes scabies. Tungau ini

berkembang biak dengan cara menembus lapisan tanduk kulit kita dan

membuat terowongan di bawah kulit sambil bertelur.

Cara penularan penyakit ini dengan cara kontak langsung atau

melalui peralatan seperti baju, handuk, sprei, tikar, bantal, dan lain-lain.

Sedangkan cara pencegahan penyakit ini dengan cara antara lain :

a. Menjaga kebersihan diri, mandi dengan air bersih minimal 2 kali

sehari dengan sabun, serta hindari kebiasaan tukar menukar baju

dan handuk

b. Menjaga kebersihan lingkungan, serta biasakan selalu membuka

jendela agar sinar matahari masuk.

Cara efektif mencegah penyakit kulit (berdasarkan faktor

penyebab penyakit), sebagao berikut :

a. Penyediaan air tidak memenuhi syarat

1) Gunakan air dari sumber yang terlindung

2) Pelihara dan jaga agar sarana air terhindar dari pencemaran

b. Kesehatan perorangan jelek

30
1) Cuci tangan pakai sabun

2) Mandi 2 kali sehari pakai sabun

3) Potong pendek kuku jari tangan

c. Perilaku tidak hygienis

1) Peralatan tidur dijemur

2) Tidak menggunakan handuk dan sisir secara bersamaan

3) Sering mengganti pakaian

4) Pakaian sering dicuci

5) Buang air besar di jamban

6) Istirahat yang cukup

7) Makan makanan bergizi (Arifin, 2009).

4. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

a. Pengertian DBD

Penyebab Demam Berdarah Dengue adalah virus dengue yang

ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti. Sedangkan tempat berkembang

biak dapat didalam maupun diluar rumah, terutama pada tempat-tempat

yang dapat menampung air bersih seperti :

a) Di dalam rumah / diluar rumah untuk keperluan sehari-hari seperti

ember, drum, tempayan, tempat penampungan air bersih, bak

mandi/WC/ dan lain-lain

b) Bukan untuk keperluan sehari-hari seperti tempat minum burung,

vas bunga, perangkap semen, kaleng bekas yang berisi air bersih,

dll

31
c) Alamiah seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun,

tempurung kelapa, potongan bambu yang dapat menampung air

hujan, dll

b. Cara penularan

1) Seseaorang yang dalam darahnya mengandung virus dengue

merupakan merupakan sumber penyakit.

2) Bila digigit nyamuk virus terhisap masuk kedalam lambung

nyamuk, berkembang biak, masuk ke dalam kelenjar air liur

nyamuk setelah satu minggu didalam tubuh nyamuk, bila

nyamuk menggigit orang sehat akan menularkan virus dengue.

3) Virus dengue tetap berada dalam tubuh nyamuk sehingga dapat

menularkan kepada orang lain, dan seterusnya.

c. Pencegahan

Cara efektif mencegah penyakit Demam Berdarah

(berdasarkan faktor penyebab penyakit), sebagai berikut :

1) Lingkungan rumah / ventilasi kurang baik :

a. Menutup tempat penampungan air

b. Menguras bak mandi 1 minggu sekali

c. Memasang kawat kasa pada ventilasi dan lubang

penghawaan

d. Membuka jendela dan pasang genting kaca agar terang dan

tidak lembab

2) Lingkungan sekitar rumah tidak terawat

32
a. Seminggu sekali mengganti air tempat minum burung dan

vas bunga

b. Menimbun ban, kaleng, dan botol/gelas bekas.

c. Menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air

yang jarang dikuras atau memelihara ikan pemakan jentik

3) Perilaku tidak sehat

Melipat dan menurunkan kain/baju yang bergantungan

(Arifin, 2009).

5. Penyakit Malaria

Cara efektif mencegah Penyakit Malaria, berdasarkan faktor

penyebab penyakit, sebagai berikut :

a. Lingkungan rumah /ventilasi kurang baik

1) Memasang kawat kasa pada ventilasi /lubang penghawaan

2) Jauhkan kandang ternak dari rumah ayau membuat kandang

kolektif

3) Buka jendela atau buka genting kaca agar terang dan tidak

lembab

b. Lingkungan sekitar rumah tidak terawat

1. Sering membersihkan rumput / semak disekitar rumah dan tepi

kolam

2. Genangan air dialirkan atau ditimbun

3. Memelihara tambak ikan dan membersihkan rumput

4. Menebar ikan pemakan jentik

33
c. Perilaku tidak sehat

1) Melipat dan menurunkan kain/baju yang bergantungan

2) Tidur dalam kelambu

3) Pada malam hari berada dalam rumah (Arifin, 2009).

D. Sanitasi Tempat-tempat umum.

Definisi Tempat-Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat

dimana umum (semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk

berkumpul mengadakan kegiatan baik secara insidentil maupun terus

menerus (Suparlan, 1977).

1. Pemeriksaan Sanitasi Tempat Ibadah (Masjid)

a. Pengertian Masjid

Masjid adalah suatu tempat termasuk fasilitasnya, dimana

umum pada waktu-waktu tertentu digunakan untuk melakukan

ibadah keagamaan Islam.

b. Persyaratan Kondisi Masjid

1) Persyartan Kesehatan Lingkungan dan bangunan Umum :

a. Lokasi masjid tidak terletak di daerah banjir dan sesuai

dengan perencanaan tata Kota Ambon.

b. Bersih dan tertata rapi dan system drainase berfungsi dengan

baik.

c. Tidak terdapat genangan air di lingkungan/ halaman masjid.

d. Terdapat pagar yang kuat dan terpelihara dengan baik.

34
e. Lantai masjid bersih, kuat, kedap air, tidak licin dan

permukaanya rata.

f. Dinding masjid bersih berwarna terang dan permukaan yang

selalu kontak dengan air kedap air.

g. Atap ruangan masjid harus kuat, tidak tidak bocor serta tidak

memungkinkan terjadinya genangan air.

h. Langit-langit masjid harus memiliki tinggi dari lantai

minimal 2,5 meter, kuat serta berwarna terang.

i. Pencahayaan dalam ruangan masjid harus cukup terang.

j. Memiliki ventilasi yang dapat mengatur sirkulasi udara baik

ventilasi alami maupun buatan, sehingga kondisi ruangan

menjadi terasa nyaman.

k. Alat sholat bersih dan tidak lembab, selalu dibersihkan dan

dijemur secara periodic, bebas dari kutu busuk dan serangga

lainnya. Sepanjang bagian depan shaf dipasang kain putih

yang bersih dengan lebar 30 cm2 yang digunakan untuk

tempat bersujud.

2) Fasilitas Sanitasi :

a. Tersedia air bersih dalam jumlah yang cukup, kualitas air

memenuhi persyaratan air bersih atau air minum dan tersedia

setiap saat, dan air wudhu keluar dari kran-kran khusus.

b. Air kotor/ limbah mengalir dengan lancar, saluran

bersambung dengan saluran pembuangan air kotor umum

35
yang kedap air. Apabila tidak ada, ditampungan dalam bak

yang tertutup dan kedap air.

c. Tersedia tempat sampah yang tertutup, rapat, kedap air dan

mudah dibersihkan, mudah diangkat, jumlah dan kapasitas

disesuaikan dengan kebutuhan, serta disediakan TPS yang

memenuhi syarat.

2. Pemeriksaan Sanitasi Rumah makan atau Restoran.

a. Pengertian Rumah Makan/ Restoran

 Rumah makan merupakan salah satu tempat pegelolaan

makanan (TPM) yang menetap dengan segala peralatan dan

perlengkapannya yang digunakan untuk proses membuat,

menyimpan, menyajikan dan menjual makanan minuman bagi

umum. Selain itu dikatagorikan sebagai rumah makan bila luas

ruang makan minimal 25 meter persegi serta mempunyai kapasitas

tempat duduk minimal 10 kursi.

Persyaratan Hygiene Sanitasi adalah ketentuan-ketentuan

teknis yang ditetapkan terhadap produk rumah makan dan

restoran, personel dan perlengkapannya yang meliputi persyaratan

bakteriologis, kimia dan fisika. Fasilitas sanitasi adalah sarana

fisik bangunan dan perlengkapannya digunakan untuk memelihara

kualitas lingkungan atau mengendalikan faktor-faktor lingkungan

fisik yang dapat merugikan kesehatan manusia antara lain sarana

air bersih, jamban, peturasan, saluran limbah, tempat cuci tangan,

36
bak sampah, kamar mandi, lemari pakaian kerja (locker),peralatan

pencegahan terhadap lalat, tikus dan hewan lainnya serta peralatan

kebersihan; 

b. Persyaratan hygiene sanitasi yang harus dipenuhi meliputi

1. Persyaratan lokasi dan bangunan

2.  Persyaratan fasilitas sanitasi.

3. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan.

4. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi.

5. Persyaratan pengolahan makanan.

6.  Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan maknanan jadi.

7. Persyaratan peralatan yang digunakan.

37
BAB III
HASIL

A. Gambaran Umum lokasi Puskesmas Air Besar ( ARBES)

Puskesmas Air Besar (Arbes) di bangun pasca kerusuhan Kota

Ambon tepatnya pada tahun 2003, dan mulai beroperasi pada tahun 2006,

letak Puskesmas Air Besar (Arbes) teletak di RT 04 / RW 17 desa Batu

merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon, dengan luas wilayah Puskesmas

± 37 m2. Wilayah kerja Puskesmas Air Besar (Arbes) terdiri dari 6 RT

yaitu RT 016 – RW 021 dengan jumlah penduduk 21.109 jiwa di tahun

2010. Adapun program kerja puskesmas Air Besar (Arbes) yaitu program

perawatan kesehatan masyarakat (PHM), peran serta masyarakat (PSM),

kesehatan ibu dan anak (KIA), Unit –unit kesehatan sekolah (UKS), usaha

kesehatan gigi masyarakat (UKGM), promosi kesehtan masyarakat

(PKM), Malaria, TB, Kusta, Imunisasi, Diare, Kesehatan Lingkungan,

Gizi dan Farmasi.

Jumlah pegawai yang ada di Puskesmas Air Besar (arbes) adalah

24 orang dan masing-masing mempunyai peran sebagai berikut :

1. Dokter umum : 1 orang

2. Dokter Gigi : 1 orang

3. Petugas Kesling : 3 orang

4. Perawat : 6 orang

5. Apoteker : 1 orang

6. Asisten Apoteker : 1 orang

7. Bidan : 8 orang

38
8. Perawat Gigi : 2 orang

9. Analisa Laboratorium : 1 orang

10. Petugas gizi : 1 orang

. Dengan batas-batas wilayah kerja Puskesmas Air Besar (Arbes)

sebagai berikut :

a) Sebelah utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Waihoka.

b) Sebelah timur berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Halong.

c) Sebelah selatan bebatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Karpan.

d) Sebelah barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Rijali.

Puskesmas Air Besar memiliki Ruang fasilitas kesehatan yang cukup,

diantaranya adalah:

1. Tempat pendaftaran

2. Ruang KIA/KB

3. Ruang Apotek

4. Gudang obat

5. Ruang Gigi

6. Ruang Pemeriksaan/BPU

7. Ruang Laboratorium

8. Ruang P2PL

9. Ruang Klinik Sanitasi

10. Ruang Administrasi

11. Ruang Vaksin

12. Ruang Gizi

39
B. Pembahasan

1. Jenis kegiatan

Hasil kegiatan klinik sanitasi yang telah dilaksanakan pada

tanggal 16-04-2012 di Puskesmas Arbes Desa Batu Merah Kecamatan

Sirimau Kota Ambon.

a. Kegiatan dalam gedung (Puskesmas)

1) Pada tanggal 16 April 2012 kegiatan dalam puskesmas antara

lain :

a. Perkenalan dengan petugas sanitarian pada puskesmas dan

kepala puskesmas serta seluruh staf atau pegawai yang ada

dalam puskesmas.

b. Pengambilan formulir pendataan untuk wilayah kerja

Puskesmas Air Besar (Arbes ).

2) Pada tanggal 20 April 2012 kegiatan dalam puskesmas yaitu :

a. Pasien yang mendaftar di loket setelah mendapat kartu status

di periksa petugas medis di mana pasien menderita penyakit

yang berbasis lingkungan mana yang bersangkutan di rujuk ke

ruang klinik sanitasi.

b. Klien atau pasien yang mendaftar ke loket selanjutnya menuju

ke ruang klinik sanitasi untuk melaksanakan konsultasi

masalah kesehatan lingkungan yang di hadapi.

3) Pada tanggal 23 April 2012 kegiatan dalam puskesmas yaitu :

kegiatan penyuluhan tentang air bersih di dalam puskesmas.

40
4) Pada tanggal 24 April 2012 jam 09.00-10.00 kegiatan yang

dilaksanakan dalam gedung puskesmas yaitu: kegiatan

penyuluhan tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

5) Pada tanggal 25 April 2012 jam 10.00-11.00 kegiatan yang

dilaksanakan dalam gedung puskesmas yaitu :

1. Kegiatan penyuluhan tentang penyakit Infeksi Saluran

Pernapasan Akut (ISPA)

2. Pengambilan formulir PBHS.

Adapun jumlah penderita penyakit 10 terbesar pada puskesmas

Air Besar (Arbes ) antara lain :

1) Pada bulan Januari 2012

Nama Penyakit
No Jumlah Penderita Ket
1. Penyakit lain Pada Infeksi
Saluaran Pernapasan Atas (ISPA). 502

2. Infeksi Kulit 152

3. OBS Februs 132

4. Penyakit Gigi dan Rongga Mulut 126

5. Peny.sistem Otot dan Rongga 47


Jantung

6. Kecelakaan dan Ruda Paksa 39


Ringan

7. Hipertensis 26

8. Cepalgia 25

9. Anemia 17

41
2) Pada bulan Februari 2012

Nama Penyakit
No Jumlah Penderita Ket
1. Penyakit lain pada Infeksi
Saluaran Pernapasan Atas
662
(ISPA)

2. Penyakit Gigi dan Rongga 175


Mulut

3. Infeksi kulit 131

4. GASTRITIS 106

5. OBS FEBRIS 72

6. Penyakit sistem otot dan 57


jaringan

7. Kecelakaan dan RudaPaksa 44


Ringan

8. HIPERTENSI 34

9. MIALGIA 17

10. Anemia 24

3) Pada bulan Maret 2012

Nama Penyakit
No Jumlah Penderita Ket
1. Penyakit lain pada Infeksi
Saluaran Pernapasan Atas
532
(ISPA)

2. Penyakit Gigi dan Rongga


Mulut 133

3. Infeksi kulit 126

4. OBS FEBRIS 124

42
5. GASTRITIS 100

6. HIPERTENSI 42

7. Penyakit sistem otot dan


jaringan 30

8. Velnus 25

9. Anemia 20

10. Celpegia 15

Sumber : Praktik Klinik Sanitasi di Puskesmas Air Besar Tahun 2012.

b. Kegiatan di luar gedung

Kegiatan di luar gedung antra lain : pelaksanaan kegiataan

klinik sanitasi di lapangan atau di luar gedung puskesmas Air Besar

(Arbes) Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon antara

lain pada :

1. Hari : Selasa, Rabu, dan Kamis.

Tanggal : 17 April 2012, 18 April 2012, dan 19 April 2012.

Pukul : 08.00-12.00 WIT

Lokasi : Lorong Putri RT 004 / RW 019 dan RT 002/ RW

019 Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon.

Dimana melakukan kegiatan antara lain :

a. Pendataan penduduk pada RT 004/ RW 019 dan RT 002/ RW

019.

b. Swiping balita di bawah umur 5 Tahun.

c. Survei balita dan bayi di bawah umur 12 Bulan.

2. Hari : Jumat

43
Tanggal : 20 April 2012

Pukul : 17.00 WIT

Lokasi : Kompleks STAIN ( Jambatan Jodoh )

Menindah lanjuti hasil kegiatan di dalam gedung maka

perlu di lakukan :

a. Kegiatan kunjungan rumah pasien.

b. Penentukan penderita melalui pencarian penderita secara

aktif.

3. Hari : Selasa

Tanggal : 24 April 2012

Pukul : 10.00- 12.00 WIT

Lokasi : Kampung Warasia

Di mana melakukan kegiatan puskesmas yaitu :

a. Posyandu bayi dan balita.

b. Pendataan sumur gali.

4. Hari : Rabu

Tanggal : 25 April 2012

Pukul : 11.00-12.00 WIT

Lokasi : Wilayah kerja Puskesmas Arbes di RT 04 / RW

017 Kegiatan yang di lakukan antara lain : Pendataan Pembinaan

PHBS ( Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ).

5. Hari : Jumat

44
Tanggal : 27 April 2012

Pukul : 09.00-11.00 WIT

Lokasi : RT 01/ RW 018 ( Kanawa )

Kegiatan yang di lakukan anatara lain :

a. Inspeksi Rumah Makan dan PKL

b. Inpeksi Tempat Ibadah

c. Inpeksi Sumur Gali

d. Pendataan Kartu Rumah

e. Pembagian bubuk Abate.

6. Hari : Sabtu

Tanggal : 28 April 2012

Pukul : 17.00-18.00 WIT

Lokasi : RT 04 / RW 017 ( Air Besar / Arbes )

Menindak lanjuti Hasil Kegiatan di dalam gedung maka perlu di

lakukan kunjungan di rumah pasien.

2. Pembahasan Kegiatan

a. Untuk kegiatan dalam gedung ( Puskesemas ) di mana dari hasil di

atas yaitu :

1. Hari Senin tanggal 16 April 2012 di mana kegiatan yang di

lakukan di dalam gedung yaitu memperkenalkan diri dengan

Kepala Puskesmas dan tenaga sanitasi serta seluruh staf yang ada

dalam puskesemas serta mengambil formulir untuk melakukan

pendataan penduduk dan melakukan swiping bayi dan balita di

45
mana kegiatan yang dilakukan yaitu sasarannya ditujukan

Kepada kepala keluarga bayi serta balita yang berumur 5 tahun

kebawah dan balita yang berumur 12 bulan ke bawah. Kegiatan

ini dilaksanakan selama 3 hari yang berlokasi pada RT 004 / RW

019 dan RT 002 / RW 019 pada lorong putri desa batu merah

kecamatan Sirimau Kota Ambon.

2. Hari senin, Selasa, Rabu dan Jumat

Tanggal : 23, 24, 25, dan 27

Lokasi : dalam gedung puskesmas Air Besar (Arbes)

Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan pada

pasien atau klien yang ada dalam puskesmas di mana mulai pada

pukul 09.00- 10.00 WIT selama 3 hari yakni memberikan

penyuluhan tentang Air Bersih, Penyakit DBD, dan ISPA. Di

mana sasarannya pasien yang berada di dalam puskesemas

dengan tujuan memberikan informasi dan pengertia-pengertian

yang baik tentang air bersih, penyakit DBD, serta Penyakit

ISPA dan cara pencegahan penyakit- penyakit yang berbaur

lingkungan serta memberikan informasi kepada masyarakat yang

terkait dengan lingkungan agar meningkatkan kualitas

lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui

promosi kesehatan dan preventif terhadap penyakit khususnya

penyakit yang berbasis lingkungan, sehingga dapat menekan

angka kesakitan dan dapat meningkatkan derajat kesehatan.

46
3. Berdasararkan tabel penderita penyakit pada puskesemas Air

Besar (Arbes ) di mana terdapat 10 penyakit terbesar yaitu pada

bulan Januari tahun 2012. Penyakit ISPA. yaitu 502 orang pada

bulan maret penyakit ISPA sebayak 662 orang dan pada bulan

maret penyakit ISPA yaitu 532 orang, penyakit infeksi kulit pada

bulan januari 152 orang bulan Februari 175 orang dan bulan

maret 126, untuk penyakit gigi dan rongga mulut pada bulan

januari 126 orang, bulan februari 175 orang dan bulan maret 133

orang, penyakit gatritis pada bulan januari 104 orang, bulan

februari 106, dan pada bulan maret 100orang, penyakit OBS

Febris pada bulan januari 132 orang bulan februari 72 orang dan

pada bulan maret 124 orang, penyakit sistem otot dan jaringan

pada bulan januari 47 orang bulan februari 57 orang, bulan maret

38 orang, penyakit kecelakaan dan ruda paksa ringan pada bulan

januari 39 orang pada bulan februari 44 orang bulan maret 38

orang, hipertensi pada bulan januaru 26 orang februari 34 orang

dan bulan maret 42 orang pada bulan januari penyakit anemia 11

orang bulan feruari 24 orang dan bulan maret 20 orang, pada

bulan januyari penyakit cepalgia 25 orang bulan maret 15 orang

dan penkit mialgia pada bulan februari 26 orang dan pada bulan

maret penyakit vinus dan pada bulan januari 25 orang.

47
b. Untuk kegiatan luar gedung (Puskesmas)

Pelaksanaan kegiatan klinik sanitasi di lapangan atau di luar

gedung puskesmas air besar atau arbes desa batu merah kecamatan

sirimau kota ambon dilaksanakan pada.

1. Hari : selasa rabu dan kamis

Tanggal : 17 18 dan 19 april 2012

Lokasoi : Lorong Putri RT 004 / RW 019 dan RT 002 / 19 deswa

batu merah kecamatan sirimau kota ambon.

Kegiatan yang dilakukan adalah pendataan penduduk dengan

sasaran kepala keluarga baik dan seluruh balita yang ada pada

wilayah kerja puskesmas air besar.

2. Hari : jumat selasa rabu, jumat, dan sabtu

Tanggal : 20,24,25,27, dan 28.

Pukul : 17 00 dan pukul 10-12.00 wit

Lokasi : kompleks stain (jembatan jodoh), kampung warasia,

RT04 / Rw 17 (arbes) RT 01 / RW018 (air kuning), RT

04 RW 017

Menindak lanjuti kegiatan di dalam gedung maka akan dilaksanakan

kunjungan rumah pasien, melakukan kegiatan posyandu bersamam

dengan pihak puskesmas serta pendataan sumur gali, melakukan

kegiatan PHBS dilingkungan wilayah Puskesemas arbes, melakukan

inspeksi sumur gali, rumah makan atau PKL serta warung dan

inspeksi tempat ibadah, pendataan kartu rumah, dan pembagian

48
bubuk abate pada penduduk yang berada di wilayah puskesmas air

besar ( Arbes) RT 01/RW 018, serta menindak lanjuti hasil kegiatan

didalam gedung puskesmas pada tanggal 28 april yaitu melakukan

kunjungan ke rumah pasien.

Penemuan dan pencarian penderita secara aktif ada pun keterangan

keteranga yang menjelaskan tentang keadaan penyakit yang

berhubungan dengan masalah lingkungan maupun dengan faktor

perilaku.

Berdasarkan hasi kesepakatan dengan pasien dalam rangka

kunjungan rumah atau peninjauan kembali terhadap kasusu penyakit

yang ditemukan adapun kesepakatan dari beberapa pasien yang

dapat dikunjungi yaitu sebagai berikut.

Jenis Jenis
No Nama penderita Umur Alamat
kelamin penyakit
1 Ahmad L 7 tahun Ispa Jembatan jodoh
2 Ilham L 5 tahun Ispa Jembatan jodoh
3 Limin husein L 40 tahun Ispa Arber
4 Astri p 12 tahun Ispa Arbes

5 Waeti P 40 tahun Ispa Arbes


Sumber : praktik klinik sanitasi di puskesmas airbesar tahun 2012.

Berdasarkan hasil kunjungan disetiap pasien atau klein dapat

disimpulkann bahwa yang menyebabkan terjadinya kasusu tersebut

dikarenakan oleh kondisis lingkungan yang kurang saniter,

kurangnya penjagaan kesehatan perorangan dan perilaku yang tidak

higienis maka dari itu perlu adanya perhatian dari pihak puskesmas,

untuk melakukan kegiatan lapangan yang berupa penyuluhan

49
kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan dan ispeksi sanitasi

sehingga dapat menekan angka kesakitan dan meningkatkan derajat

kesehatan.

50
BABIV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Praktek Klinik Sanitasi di derah puskesmas Air

Besar selama 2 minggu di mulai dari tanggal 16 April – 30 April 2012

yang dilaksanakan di dalam gedung maupaun di luar gedung dapat di

ambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Kegiatan dalam gedung ditemukan penderita atau pasien yang

terserang penyakit lingkungan yaitu ISPA, yang disebakan oleh

kondisi lingkungan yang kurang terawat sedangkan untuk penderita

penyakit malaria tidak dapt dikunjungi sebab tidak diterima untuk

kunjungan rumah.

2. Kegiatan luar gedung yaitu kunjungan rumah-rumah penduduk guna

pendataan, kunjungan rumah pasien dapat disimpulkan bahwa yang

menyebabkan penyakit tersebut dikarenakan oleh kondisi-kondisi

lingkungan yang kurang saniter, kurangnya penjagaan kesehatan

perorangan dan perilaku yang higienis.

3. Program kesehatan lingkungan di puskesmas Air Besar (arbes)

meliputi : abate, inspeksi sanitasi air bersih, tempat ibadah dan

pengolah makanan (TPM), tempat umum,( TPU ) PHBS, posyandu dan

pendataan penduduk.

51
B. Saran

1. Diharapkan perhatian dari setiap orang di tempat tinggal untuk

memperhatikan dan meningkatkan kualitas lingkungan dan petugas

kesehatan lingkungan yang ada di wilayah puskesemas agar mampu

memberikan pemahaman yang baik tentang pentingnya lingkungan dan

memberikan penyuluhan terhadap masyarakat.

2. Diharapkan kepada pimpinan puskesmas agar dapat menjalankan

program klinik sanitasi di puskesmas untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1990, sistem kesehatan Nasional, Jakarta.

52
Departemen kesehatan RI. 1999, pedoman pelaksanaan klinik sanitasi untuk

Puskesmas, Jakarta.

http://www.scribd.com/doc/22075956/Sanitasi-Perumahan-pemukiman

http://environmentalsanitation.wordpress.com/category/inspeksi-sanitasi-sarana-

air-bersih/ . Online 22, Maret 2009

http://www.infopenyakit.com/2008/03/penyakit-demam-berdarah-dengue-

dbd.html

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1863456-penyebab-perantara-

penularan-dbd/#ixzz1u6OIgKIP

http://oktavita.com/infeksi-saluran-pernafasan-akut-ispa.htm

http://id.wikipedia.org/wiki/Air_bersih

Undang-undang Republik Indonesia No 36 tahun 2009 tentang kesehatan.

Wikipedia. Orang / wiki / infeksi saluran nafas atas. Tembolok mirip.

53

Anda mungkin juga menyukai