1. Manfaat pentingnya pengamanan makanan. 2. Upaya penanganan makanan khusus pada dapur umum. 3. Upaya melakukan penanganan makanan pada kelompok rentan (lansia, busui, anak-anak) Tujuan Penyediaan Makanan Ketika Bencana • Memenuhi kebutuhan pangan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari • Memelihara atau memperbaiki gizi para korban bencana agar mendapat tingkat imunitas yang optimal menghadapi kemungkinan berjangkitnya penyakit ketika berada dalam keadaan darurat Tujuan Penyediaan Makanan Ketika Bencana • Bagi anak-anak untuk mendukung fase tumbuh kembang • Menjamin agar makanan tidak menjadi sumber marabahaya bagi kesehatan para korban bencana Dalam keadaan bencana korban berada dalam keadaan tidak menguntungkan karena..... • Daya tahan tubuh yang menurun secara fisik dan psikis • Adanya peningkatan kontak antar individu yang rentan terhadap penyakit, misal bayi, batita, balita, bumil, lansia, penderita penyakit, penderita cedera fisik • Migrasi ke lingkungan baru atau berada di tempat yang sudah berubah karena bencana lingkungan tidak mendukung untuk kesehatan Keamanan Pangan saat Bencana • Kekurangan pangan menurunkan daya tahan tubuh. • Pada penderita penyakit bertambah parah • Keadaan darurat beban infeksi meningkat • Potensi infeksi penyakit menular menjadi sangat tinggi akibat kontak antar individu Keamanan Pangan saat Bencana • Beban infeksi yang tinggi menimbulkan infeksi yang tinggi • Dalam keadaan infeksi peningkatan katabolisme & penurunan daya asupan makanan serta daya absorbsi makanan penurunan gizi selama sakit tubuh menyesuaikan diri menunda pertumbuhan badan menjadi kurus • Jika asupan gizi tidak terpenuhi penyembuhan melambat pertumbuhan terhambat penurunan imunitas tubuh Keamanan Pangan saat Bencana • Jika asupan gizi cukup pemulihan dan pertumbuhan cepat tingkat imunitas baik kemungkinan infeksi berkurang sumber infeksi yang berasal dari manusia berkurang • Asupan gizi yang aman dan cukup merupakan pendorong untuk kesembuhan yang optimal Keamanan Pangan berarti masyarakat.....?? • Mempunyai akses kepada makanan yang cukup, aman dan bergizi demi kesehatan dan kegiatan hidup yang wajar • Mendapatkan makanan yang aman menjaga kesehatan individu tidak menjadi sarana penimbul, penghantar dan penyebar penyakit • Mengkonsumsi makanan yang cukup kuantitas, kontinuitas, dan kualitas secara berkesinambungan Keamanan Pangan berarti masyarakat.....?? • Melalui makanan memperoleh jumlah energi yang dibutuhkan tubuh mikronutrien dan makronutrien • Terpenuhinya kebutuhan kualitas dan kuantitas pangan sesuai dengan kebutuhan faali tubuh • Memperoleh asupan pangan memelihara daya tahan tubuh terhadap penyakit Efek bencana alam thd rantai makanan • Bencana alam mempengaruhi komponen rantai makanan tergantung dari tipe, durasi, besarnya bencana dan kondisi makanan dan gizi yg ada pd daerah sebelum bencana. • Bencana, terjadinya lambat (kekeringan)…status gizi jangka panjang. • Bencana, terjadinya tiba-tiba..gangguan sistem pengangkutan, komunikasi, ekonomi keluarga Masalah gizi pada kondisi darurat bencana 1.Kurang gizi pada bayi dan balita. 2.Semakin memburuknya status gizi kelompok masyarakat 3.Masalah lainnya Kurang gizi pada balita a. Bayi tidak mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) karena terpisah dari ibunya . b. Melimpahnya bantuan susu formula bayi dan botol susu yang melewati atau mendekati masa kadaluarsa. c. Kurangnya pengetahuan dalam penyiapan makanan buatan lokal khususnya untuk bayi dan balita. Semakin memburuknya status gizi kelompok masyarakat Bantuan makanan yang sering terlambat, tidak berkesinambungan terbatasnya ketersediaan pangan yang diakibatkan oleh rusaknya sarana pelayanan kesehatan, terputusnya jalur distribusi pangan, rusaknya sarana air bersih dan sanitasi lingkungan yang buruk. Masalah lainnya Masalah lain yang seringkali muncul adalah adanya bantuan pangan dari dalam dan luar negeri yang mendekati atau melewati masa kadaluarsa, tidak disertai label yang jelas, tidak ada keterangan halal. Tolok ukur penanganan pangan agar bermutu baik
1. Tidak dijumpai persebaran penyakit dan keluhan
mutu bahan bahan pangan yang dibagikan. 2. Para pemasok bahan pangan melaksanakan pengendalian mutu secara teratur, dan memasok komoditas yang memenuhi standar–standar resmi pemerintah . 3. Seluruh bahan pangan yang dipasok ke lokasi secara sistimatis di cek lebih dulu oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) setempat 4. Seluruh bahan pangan yang diterima dari dalam negeri memiliki batas kadaluarsa minimum hingga 6 bulan sudah diterima (Kecuali bahan–bahan seperti sayur–sayur dan buah–buahan segar, dan jagung pipilan). 5. Terdapat prasarana–prasarana penyimpanan pangan yang memadai dan pengelolahannya dilaksanakan dengan baik. 6. Staf memperlihatkan pengetahuan yang cukup mengenai ancaman–ancaman potensial bagi kesehatan dari pembagian makanan, yakni risiko– risiko dari pengelolahan yang kurang baik, penyimpanan yang tidak memenuhi syarat dan pembagian yang terlambat. Penerimaan terhadap bahan pangan Bahan – bahan pangan yang dibagikan bersifat layak dan bisa diterima oleh mereka yang menjadi sasaran bantuan. Tolok ukur: 1. Sebelum bahan pangan dibagikan, konsultasi dengan masyarakat penerima bantuan (memenuhi standar kelayakan dan kepantasan mereka). 2. Bahan–bahan pangan yang dibagikan tidak bertentangan dengan tradisi– tradisi keagamaan atau adat istriadat setempat. 3. Bahan pangan pokok yang dibagikan harus sesuai dengan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat penerimanya. 4. Makanan tambahan bagi anak–anak balita memenuhi syarat dalam hal rasa dan sesuai dengan kemampuan pencernaan mereka. 5. Masyarakat memiliki akses untuk mendapatkan bahan–bahan pangan tertentu yang dianggap termasuk bahan pokok merurut kebudayaan mereka (umpamanya cabe dan/gula pasir) Pengawasan bahan makanan DAPUR UMUM • Pemasokan pangan saat bencana diberikan dalam bentuk makanan matang • Distribusi makanan harus dimulai secepat mungkin berdasarkan perkembangan sehari-hari tanpa rencana yang terlalu rinci • Stok makanan baik jenis dan jumlah tersedia beraneka ragam kualitas dan kuantitas nutrisi • Jumlah kalori minimal 1600-2000 kcal/org/hari tanpa memperhatikan jenis makanan yang diperlukan untuk populasi yang akan menerima DAPUR UMUM • Distribusi makanan diberikan kepada kelompok populasi yang berisiko tinggi, yaitu yang terisolasi bencana: 3-4 kg/org/seminggu. • Jika sarana masak tidak adamakanan dasar yang sudah matang: nasi, bubur, ketela pohon, ubi, sagu dan roti. • Dalam 2-3 minggu pertama pasca bencana kandungan gizi makanan tidak perlu diperhitungkan secara rinci makanan dapat diterima oleh korban bencana dan pasokan energi dari makanan mencukupi kebutuhan. DAPUR UMUM • Tidak semua bencana menimbulkan kekurangan makanan sampai membahayakan tingkat gizi para korban bencana. • Dapur umum diadakan hanya sampai korban bencana mampu menyelenggarakan penyediaan makanan sendiri-sendiri. • Bantuan makanan selanjutnya : dalam bentuk bahan baku. DAPUR UMUM • Pada bencana kelaparan, dapur umum harus diselenggarakan berlanjut menderita kurang gizi. • Dapur umum sebaiknya menyediakan makanan untuk anak usia 6-23 bulan • Klinik-klinik gizi upaya pemulihan korban bencana kelaparan KEUNTUNGAN PENYEDIAAN BAHAN BAKU MAKANAN • Terhindar dari kemungkinan timbulnya epidemi penyakit dari satu sumber • Para korban mendapat kebebasan dalam menyiapkan makanan sesuai dengan seleranya • Penyiapan makanan sendiri-sendiri (dalam skala kecil dibandingkan dapur umum) biasanya lebih teliti kebersihannya KEUNTUNGAN PENYEDIAAN BAHAN BAKU MAKANAN • Dapur umum dapat diatur menjadi dapur bersama menurut kelompok-kelompok pengungsi, misal tiap 5-10 keluarga membentuk dapur bersama. KETENAGAAN di DAPUR UMUM • Sehat: para pejamah makanan/ relawan/petugas jika sedang sakit tidak boleh turut serta mengolah makanan. • Higiene perorangan: pejamah makanan harus memperhatikan aturan higiene perorangan, seperti: memotong kuku, menutupi rambut dengan penutup kepala, berpakaian rapi dan bersih, mencuci tangan setelah defakasi dan mengolah makanan, dll • Terlatih dalam pengelolaan makanan. Fasilitas Pendukung Dapur Umum • Penyediaan air bersih, • kamar kecil, • tempat cuci tangan, • fasilitas untuk air kotor dan sampah padat, • bak dapur, • bak cuci piring, • perlengkapan alat-alat dapur • lemari pendingin. Perkiraan Kebutuhan Makanan berdasarkan pertimbangan: • Perkiraan efek bencana pada ketersediaan makanan, misal stunasi:menyapu bersih makanan korban • Jumlah penduduk yang terkena bencana dan membutuhkan makanan • Variasi jumlah pembagian makanan di tempat • Dampak faktor musim • Perkiraan kasar: utk 1000 org/bulan butuh 16 ton makanan. Perkiraan Kebutuhan Komposisi Makanan Se-hari: • Makanan yang dibagi sesederhana mungkin • Pilih makanan yang tidak mudah rusak dan tidak memakan tempat untuk penyimpanan dan distribusi. • Jenis makanan terdiri dari makanan pokok, sumber energi tambahan: lemak dan protein. • Anak balita/ibu hamil/ibu menyusui : perlu makanan tambahan. Penanganan Gizi Bayi 0-5 Bulan • Bayi tetap diberi ASI • Bila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya atau ibu tidak dapat memberikan ASI, upayakan bayi mendapat bantuan ibu susu/donor, dengan persyaratan: - Permintaan ibu kandung atau keluarga bayi yang bersangkutan, Identitas agama dan alamat pendonor ASI diketahui dengan jelas oleh keluarga bayi. Persetujuan pendonor setelah mengetahui identitas bayi yang di beri ASI, Pendonor ASI dalam kondisi kesehatan baik dan tidak mempunyai indikasi medis • Bila tidak memungkinkan bayi mendapat ibu susu/donor, bayi diberikan susu formula dengan pengawasan atau didampingi oleh petugas kesehatan. • ASI donor tidak diperjualbelikan. Penanganan Gizi Anak Usia 6-23 Bulan • Baduta tetap diberi ASI • Pemberian MP-ASI yang difortifkasi dengan zat gizi makro, pabrikan atau makanan lokal pada anak usia 6-23 bulan. • Pemberian makanan olahan mempunyai nilai gizi tinggi. • Pemberian kapsul vitamin A biru (100.000 IU) bagi yang berusia 6-11 bulan; dan kapsul vitamin A merah (200.000 IU) bagi anak berusia 12-59 bulan. “ Bila bencana terjadi dalam waktu kurang dari 30 hari setelah pemberian kapsul vitamin A (Februari dan Agustus) maka balita tersebut tidakdianjurkan lagi mendapat kapsul vitamin A”.. • Air minum dalam kemasan diupayakan selalu tersedia di tempat pengungsian. Penanganan Gizi Anak Balita 24-59 Bulan a. Hindari penggunaan susu dan makanan lain yang penyiapannya menggunakan air, penyimpanan yang tidak higienis, karena berisiko terjadinya diare, infeksi dan keracunan. b. Keragaman menu makanan dan jadwal pemberian makanan disesuaikan dengan kemampuan tenaga pelaksana. Daftar menu harian ditempel di tempat yang mudah dilihat oleh pelaksana pengolahan makanan. c. Pemberian kapsul vitamin A. d. Makanan utama yang diberikan sebaiknya berasal dari makanan keluarga yang tinggi energi, vitamin dan mineral. Makanan pokok yang dapat diberikan seperti nasi, ubi, singkong, jagung, lauk pauk, sayur dan buah. Bantuan pangan yang dapat diberikan berupa makanan pokok, kacang-kacangan dan minyak sayur Penanganan Gizi Ibu Hamil dan Ibu Menyusui • Ibu hamil dan menyusui, perlu penambahan energi sebanyak 300 kkal dan 17 g protein. • Ibu menyusui perlu penambahan energi 500 kkal dan 17 g protein. Penanganan Gizi Lanjut Usia • Usia lanjut, perlu makanan dalam porsi kecil tetapi padat gizi dan mudah dicerna. • Dalam pemberian makanan pada usia lanjut harus memperhatikan faktor psikologis dan fisiologis agar makanan yang disajikan dapat dihabiskan. • Dalam kondisi tertentu, kelompok usia lanjut dapat diberikan bubur atau biskuit. Penanganan Gizi Kelompok Dewasa 1. Pemilihan bahan makanan disesuaikan dengan ketersediaan bahan makanan 2. Keragaman menu makanan dan jadwal pemberian disesuaikan dg kemampuan tenaga pelaksana. Daftar Menu Harian ditempel di tempat yang mudah dilihat oleh pelaksana pengolahan makanan 3. Pemberian makanan/minuman suplemen harus didasarkan pada anjuran petugas kesehatan yang berwewenang. 4. Perhitungan kebutuhan gizi korban bencana disusun dg mengacu pada rata-rata AKG 5. Menyediakan paket bantuan pangan (ransum) yang cukup u/semua pengungsi dengan standar minimal 2.100 kkal, 50 g protein dan 40 g lemak per orang per hari.