Anda di halaman 1dari 43

ADKL (ANALISIS DAMPAK

KESEHATAN LINGKUNGAN)
ANALISIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN (ADKL)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Pembangunan pada hakekatnya merupakan proses perubahan terencana sistematik dan


berkesinambungan. Disini pihak pembangunan bertujuan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, dilain pihak proses pembangunan sering terkandung proses dampak samping
berupa dampak negative yang harus diantisipasi agar tidak menimbulkan masalah. Salah satu
dampak negative akibat pembangunan adalah potensi bahaya kesehatan masyarakat yang
mengancam terpeliharanya unsure utama kualitas sumber daya manusia.
Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penentu dalam upaya
mensejahterakan kedudukan bangsa dan negara dengan bangsa bangsa dari negara lain
dalam upaya menghadapi era globalisasi. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
secara terus menerus dan progresif perlu dilakukan. Salah satu faktor penting dari kualitas
sumber daya manusiaadalah kesehatan manusia. Untuk menjamin kualitas sumber daya
manusia dalam perlindungan kesehatan perlu diperhatikan factor kesehatan masyarakatnya.
Oleh karena itu apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan baik positif atau negative akan
diikuti pula oleh kondisi masyarakat di dalamnya.
Untuk menjaga perubahan perubahan lingkungan agar tidak berisiko terhadap kesehatan
masyarakat maka perlu adanya analisis resiko terhadap kesehatan lingkungan. Analisis
Resiko Kesehatan Lingkungan ditujukan untuk pemantauan wilayah setempat ( PWS ),
kewaspadaan dini dan kesiapsiagaan serta dalam pelaksanaan investigasi pada KLB, wabah
bencana, kejadian pencemaran serta kasus keracunan.
Pelaksanaan Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan merupakan implementasi dari undang
undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan. Undang undang No.24 tahun 1994 tentang
penataan ruang dan undang undang No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan
hidup serta sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
872tahun 1997 tentang pedoman teknis analisis dampak kesehatan lingkungan yang
mengamanatkan dalam melaksanakan kajian dampak kesehatan masyarakat baik dalam
kontek rencana usaha dan atau kegiatan, maupun pemantauan dan pengelolaan program
kesehatan wajib menerapkan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan /Analisis Resiko
Dampak Kesehatan Lingkungan ( ADKL/ARKL).
Dalam implementasi ARKL kegiatan survey luas diarahkan pada kegiatan pengumpulan data,
analisis dan interpretasi sebagai landasan dalam proses pengambilan keputusan baik antara
program maupun antar sektor serta berbagai pihak terkait dalam upaya pemberantasan
penyakit menular, penyelamatan lingkungan maupun upaya peningkatan kesehatan.
Analisis resiko dampak kesehatan lingkungan (ADKL/ARKL) PT Holcim Indonesia
Tbk dibuat agar dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan di setiap tahapan kegiatan operasionalnya. PT. Holcim Indonesia Tbk
merupakan perusahaan pembuat semen di Indonesia yang memiliki kantor pusat di Jalan
Jend Gatot Subroto No. 38, Nort Building Lt.14 dan Lt. 15 Jakarta, sedangkan Lokasi
Industri PT. Holcim di Cilacap beralamat di Jalan Ir. H. Juanda Kelurahan Karangtalun
Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah, memiliki luas area 118.5
Ha, sebagai sebuah industri pengolahan semen yang besar dikota Cilacap PT. Holcim dalam
proses produksinya menghasilkan banyak komponen baik berupa gas, cair atau padatan yang
berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan bila tidak ditangani secara baik.
2. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan-kegiatan dalam proses pembuatan semen yang menimbulkan bahaya atau masalah
terhadap kesehatan :

3. Tujuan
a. Mengetahui Risiko Bahaya Kesehatan Masyarakat yang ditimbulkan oleh PT. Holcim
Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap pada lingkungan
b. Mengetahui Rencana Pengelolaan Risiko Lingkungan dalam kegiatan Operasi
Produksi PT. Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap
c. Mengetahui Rencana Pemantauan Lingkungan dalam kegiatan Operasi Produksi PT.
Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap
B. PENAPISAN
Penapisan dampak adanya PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap terhadap kualitas
kesehatan masyarakat:
1. Peningkatan emisi debu sumber tidak bergerak pada proses pembuatan semen dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan.
2. Peningkatan emisi gas buang sumber emisi tidak bergerak (PM 10, PM25, SO2, NO2, CO,
O3, HC, Pb) pada proses pembuatan semen memiliki potensi untuk meningkatkan risiko
kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara.
3. Penurunan kualitas udara ambien (kadar debu) pada kegiatan transportasi bahan baku,
clinker, semen dan BBMA di dalam lokasi pabrik dapat menimbulkan peningkatan kadar
debu di udara dan gangguan terhadap kesehatan akibat kandungan debu di udara.
4. Peningkatan kebisingan pada proses pembuatan semen memiliki potensi bahaya
kesehatan seperti gangguan pendengaran pada karyawan.
5. Perubahan kualitas air buangan dan air limbah (parameter fisika, kimia anorganik,
biologi) pada kegiatan operasional pabrik dapat memungkinkan timbulnya pencemaran
terhadap badan air dan ekosistem perairan.
6. Persepsi negatif masyarakat dengan adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap
perusahaan dalam hal kesempatan kerja bagi penduduk lokal untuk kegiatan operasional
pabrik semen.
7. Peningkatan angka kesakitan akibat gangguan kesehatan yang dialami masyarakat
sekitar PT. Holcim Indonesia pabrik Cilacap.

C. PERLINGKUPAN
1. Identifikasi Dampak Penting
Jenis Dampak Sumber Dampak Lokasi
Peningkatan emisi debu Proses pembuatan Stack EP Raw Mill
sumber tidak bergerak semen Stack EP Cooler
Stack Coal Mill
Stack Finish Mill
Peningkatan emisi gas Proses pembuatan Stack EP Raw Mill
buang sumber emisi tidak semen Stack EP Cooler
bergerak (PM10, PM25,
SO2, NO2, CO, O3, HC,
Pb)
Penurunan kualitas udara Penyimpanan dan Olay Storage
ambien (kadar debu) bongkar muat bahan Open coal yard
baku, bahan bantu dan Silica and iron storage
bahan bakar Biomass storage
Additive storage
Limestone storage
Coal roofed storage
Peningkatan kebisingan Proses operasional Cement mill
pabrik dan kegiatan Paper bag plant
laboratorium Kiln
Raw mill
Coal mill
Biomass feeding
facility
Penurunan kualitas air Proses operasional Settling pond
buangan dan air limbah pabrik dan kegiatan Bak Penangkap
laboratorium Minyak / pengendap
Sikap dan persepsi Kegiatan Operasioanal Masyarakat disekitar
masyarakat pabrik pabrik
Peningkatan angka Kegiatan operasional Di klinik PT. Holcim
kesakitan dan angka pabrik Indonesia Tbk. Pabrik
kecelakaan yang terjadi Cilacap dan Puskesmas
akibat kerja kecamatan Cilacap
utara, Tengah, Selatan
2. Evaluasi Dampak Potensial
Evaluasi dampak
Jenis Dampak Sumber Dampak Lokasi
potensial
Peningkatan emisi Proses pembuatan Stack EP Raw Peningkatan
debu sumber tidak semen Mill kadar debu di udara
bergerak Stack EP Peningkatan
Cooler risiko gangguan
Stack Coal pernapasan pada
Mill karyawan
Stack Finish
Mill
Peningkatan emisi Proses pembuatan Stack EP Raw Peningkatan
gas buang sumber semen Mill kadar parameter
emisi tidak Stack EP polutan di udara
bergerak (PM10, Cooler Peningkatan
PM25, SO2, NO2, risiko kesehatan
CO, O3, HC, Pb) akibat kandungan
parameter polutan
di udara
Penurunan kualitas Penyimpanan dan Olay Storage Peningkatan
udara ambien bongkar muat Open coal kadar debu di udara
(kadar debu) bahan baku, bahan yard Peningkatan
bantu dan bahan Silica and iron risiko kesehatan
bakar storage akibat kandungan
Biomass debu di udara
storage
Additive
storage
Limestone
storage
Coal roofed
storage
Peningkatan Proses operasional Cement mill Peningkatan
kebisingan pabrik dan Paper bag gangguan
kegiatan plant pendengaran pada
laboratorium Kiln karyawan
Raw mill
Coal mill
Biomass
feeding facility
Penurunan kualitas Proses operasional Settling pond Timbulnya
air buangan dan air pabrik dan Bak pencemaran badan
limbah kegiatan Penangkap air dan ekosistem
laboratorium Minyak / air
pengendap
Sikap dan persepsi Kegiatan Masyarakat Adanya ketidak
masyarakat Operasioanal disekitar pabrik puasan masyarakat
pabrik terhadap
perusahaan dalam
hal kesempatan
kerja penduduk
lokal
Peningkatan angka Kegiatan Di klinik PT. Peningkatan
kesakitan dan angka operasional pabrik Holcim angka kesakitan dan
kecelakaan yang Indonesia Tbk. kecelakaan kerja
terjadi akibat kerja Pabrik Cilacap karyawan
dan Puskesmas
kecamatan
Cilacap utara,
Tengah, Selatan
3. Pemusatan Dampak Potensial
Dampak Penting Permasalahan Risiko Kesehatan
Lingkungan Hidup
Kualitas Udara Peningkatan kadar Menimbulkan gangguan
emisi debu pernapasan akut dan
Penurunan kualitas gangguan pendengaran
udara ambien pada karyawan dan
Peningkatan masyarakat disekitar
kebisingan pabrik
D. PENYAJIAN RONA LINGKUNGAN HIDUP
1. Penentuan Rona Lingkungan
Rona lingkungan hidup terdiri dari komponen lingkungan fisik, biologi dan social ekonomi
dan budaya.
a. Lingkungan Fisik
1) Iklim
Dari data yang diperoleh di stasiun BMG terdekat diperoleh gambaran iklim di daerah pabrik
PT Holcim Indonesia. Temperature maksimum berkisar antara 29, 6 32,1 dan temperature
minimum antara 22,8 24,8 o C, dengan kelembaban relative antara 50 89 %. Curah hujan
minimum terjadi pada bulan Agustus sebesar 38,8 mm dan maksimum pada bulan Nopember
mencapai 632 mm.
2) Kualitas Udara
Berdasarkan analisa laboratorium, secara umum dapat dikemukakan bahwa
kondisi udara diwilayah studi relative masih baik, hal ini ditunjukan dengan tidak adanya
parameter yang melampaui baku mutu lingkungan yang ditetapkan. Keberadaan debu dan gas
gas emisi di wilayah pabrik yang diakibatkan oleh proses produksi dan aktifitas transportasi
serta aktifitas penduduk masih dalam batas yang belum melewati nilai ambang yang
dipersyaratkan.
3) Kebisingan
Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan, sumber kebisingan adalah mesin
mesin produksi dan aktifitas manusia serta alat transportasi, berdasarkan pengukuran di
wilayah studi tingkat kebisingan didalam pabrik dan diluar pabrik masih memenuhi baku
mutu dimana untuk kebisingan didaerah pemukiman adalah 55 dB sedangkan hasil
pengukuran adalah rata-rata 47 dB.
4) Hidrologi
Hidrologi di daerah pabrik PT Holcim terindikasi adanya air permukaan berupa
aliran sungai Bengawan Donan dan sungai kecil disebelah timur pabrik dan air tanah. Dari
hasil pengukuran terhadap air permukaan dan air tanahnya secara fisik, kimia maupun
mikrobiologis masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan oleh Permenkes 416 Tahun
1990 tentang Syarat-syarat Kualitas Air.
5) Geologi
Kondisi geologi pabrik berada pada dataran rendah yang terletak di Kelurahan
Karangtalun dan berbatasan dengan kelurahan Lomanis disebelah selatan, kelurahan Kebon
manis disebelah timur dan kelurahan tritih disebelah barat.
b. Lingkungan Biologi
1) Flora
Flora disekitar pabrik berupa tanaman keras dan bunga bungaan seperti albasia, sengon,
pohon mangga, kelapa dan pohon pisang. Sedangkan disekeliling rumah biasanya ditanami
tanaman hias dan tanaman budidaya.
2) Biota Air
Biota air yang diteliti adalah plankton dan benthos, keduanya merupakan indicator dari
sehat/tidaknya suatu perairan, semakin beranekaragam maka perairan tersebut semakin sehat.
Indek keanekaragaman plankton dan bentos di wilayah pabrik dan sekitarnya masih bagus hal
ini menandakan perairan disekitar pabrik tidak mengalami pencemaran.
c. Sosial ekonomi dan Budaya
Jumlah penduduk di kelurahan Karangtalun 10746 jiwa terdiri dari 5823 wanita dan 4923 laki
laki dengan tingkat pendidikan yang beragam mulai dari SD sampai Sarjana. Sebagian besar
warga bekerja sebagai buruh baik sebagai buruh tani maupun buruh industry dan sebagian
kecil sebagai petani, pedagang, dan pegawai baik swasta maupun negeri dengan tingkat
pendapatan rata rata cukup lumayan. Sebagian besar masyarakat disekitar pabrik beragama
islam dan sebagian lainya ada Kristen, katolik dan lainya, sedangkan budaya yang ada adalah
berbudaya jawa khususnya jawa tengah.
2. Pengumpulan dan Analisa Data Rona Lingkungan
Jenis Sumber Metode Pengumpulan Lokasi Jangka
Indikator
Parameter dampak dan analisis data Pemantauan freku
Kadar emisi Penurunan kualitas Proses Metode isokinetis Cerobong EP Setiap 3
debu dan gas udara ambien pembuatan untuk unit cerobong Raw Mill sekali se
buang semen Sampling udara Di dalam kegiatan
ambien lokasi pabrik operasio
Metode analisis : Di luar lokasi pabrik
metode dust fall, debu pabrik di berlangs
tersedimentasi, metode kawasan
gravimetri untuk debu permukiman
tersuspensi. penduduk
Metode analisis udara
sesuai dengan PP No. 41
tahun 1999 tentang
pencemaran udara
Kebisingan Peningkatan Proses Pengukuran langsung Di dalam Setiap 3
kebisingan pembuatan di lapangan dengan sound lokasi pabrik sekali se
semen level meter Di luar lokasi kegiatan
Membandingkan hasil pabrik di operasio
pengukuran dengan baku kawasan pabrik
mutu tingkat kebisingan permukiman berlangs
(Kep Men LH No. 48 penduduk
Tahun 1996)
Kualitas air Penurunan kualitas air Kegiatan Pengambilan sampel Saluran utama Setiap 3
buangan dan air buangan dan air operasional air buangan settling pond sekali se
limbah limbah pabrik Analisis laboratorium Saluran Tengah kegiatan
Membandingkan hasil Saluran Selatan operasio
pengukuran dengan Perda Ware House pabrik
No.10 Tahun 2004 berlangs
Tentang Baku Mutu Air
Limbah
Densitas dan Penurunan Kegiatan Pengambilan sampel air Perairan sekitar Setiap 6
diversitas biota keanekaragaman biota operasional (plankton) dan sedimen pabrik sekali se
air air pabrik (bentos) kemudian kegiatan
dianalisis di laboratorium operasio
pabrik
berlangs
Kesehatan dan Angka kesakitan Kegiatan Pengambilan data Di klinik PT. Setiap 3
keselamatan akibat gangguan operasional primer dengan Holcim Indonesia sekali se
kerja kesehatan yang pabrik melakukan wawancara Tbk. Pabrik kegiatan
dialami masyarakat Pengumpulan data Cilacap, operasio
sekunder puskesmas Puskesmas pabrik
setempat Cilacap Utara, berlangs
Cilacap Tengah
dan Kecamatan
Cilacap Selatan
3. Metode Pengumpulan dan Analisis Data Rona Lingkungan
Metode pengumpulan data dengan pengukuran dan observasi di didalam pabrik serta
pengukuran, observasi dan wawancara diluar pabrik dan didaerah pemukiman penduduk
disekitar pabrik. Dan yang terbesar adalah dengan mengambil data sekunder dari PT Holcim
Indonesia, Kelurahan setempat dan dinas terkait. Sedangkan analisa datanya dengan
mengunakan analisa deskriptif baik kualitas maupun kuantitas dan juga membandingkan
antara hasil pengukuran dan baku mutu yang dipersyaratkan.
E. ANALISIS RESIKO
1. IDENTIFIKASI BAHAYA
a. Proses pembuatan semen
Kegiatan pada proses ini diperkirakan akan meningkatkan kadar debu di udara dan
meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara yang semakin
tinggi disamping itu juga meningkatkan resiko gangguan pendengaran akibat kebisingan yang
dihasilkan selama proses produksi.
b. Transportasi bahan baku, clinker, semen, bahan bakar dalam lokasi pabrik
Kegiatan pada proses ini diperkirakan dapat menurunkan kualitas udara ambien serta dapat
meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara yang semakin
tinggi, pada tahap ini juga menghasilkan tingkat kebisingan yang dapat menimbulkan
gangguan pada system pendengaran baik pekerja maupun masyarakat disekitar pabrik.
c. Proses operasional pabrik dan kegiatan laboratorium
Pada proses ini diperkirakan akan menurunkan kualitas air buangan sehingga dapat
menyebabkan gangguan terhadap biota air dan pada tahap selanjutnya dapat menyebabkan
turunnya kualitas air pada badan air atau air permukaan dan bila air ini dipakai sebagai
sumber air bersih bagi masyarakat tentunya akan menimbulkan gangguan gangguan lain pada
manusia seperti gangguan pada kulit, gangguan estetika dan bila air tersebut dikonsumsi akan
menimbulkan dapat negative pada kesehatan.
2. EVALUASI DOSE RESPONSE
Penilaian terhadap dampak adanya PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap terhadap
kualitas kesehatan masyarakat:
1. Peningkatan emisi debu sumber tidak bergerak pada proses pembuatan semen dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan.
2. Peningkatan emisi gas buang sumber emisi tidak bergerak (PM10, PM25, SO2, NO2, CO,
O3, HC, Pb) pada proses pembuatan semen memiliki potensi untuk meningkatkan risiko
kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara.
3. Penurunan kualitas udara ambien (kadar debu) pada kegiatan transportasi bahan baku,
clinker, semen dan BBMA di dalam lokasi pabrik dapat menimbulkan peningkatan kadar
debu di udara dan gangguan terhadap kesehatan akibat kandungan debu di udara.
4. Peningkatan kebisingan pada proses pembuatan semen memiliki potensi bahaya
kesehatan seperti gangguan pendengaran pada karyawan.
5. Perubahan kualitas air buangan dan air limbah (parameter fisika, kimia anorganik,
biologi) pada kegiatan operasional pabrik dapat memungkinkan timbulnya pencemaran
terhadap badan air dan ekosistem perairan.
6. Persepsi negatif masyarakat dengan adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap
perusahaan dalam hal kesempatan kerja bagi penduduk lokal untuk kegiatan operasional
pabrik semen.
7. Peningkatan angka kesakitan akibat gangguan kesehatan yang dialami masyarakat sekitar
PT. Holcim Indonesia pabrik Cilacap.
3. PENGUKURAN PEMAJANAN
No SIMPUL 1 SIMPUL 2 SIMPUL 3
(Sumber Pencemar) (Media Lingkungan) (Pemajanan pada (
manusia)
1. Sumber pencemar lingkungan Debu dan bahan polutan udara Menghirup udara tercemar Deb
fisik (PM10, PM25, SO2, NO2, CO, O3, gang
a. Kualitas udara HC, Pb) pada
b. Kebisingan Kebisingan ditempat kerja Terpapar bising saat Keb
operasional mesin dalamgang
pabrik (ketu
ketu
2. Sumber pencemar lingkungan Air limbah hasil operasional Air kontak melalui minuman Air
biologis pabrik dan kontak langsung dengan gang
Kualitas air buangan dan air BOD Suhu kulit penc
limbah COD pH
-Nitrit Plankton dan
benthos

1. PENETAPAN RESIKO
Evaluasi
Potensi
Baku mutu Dampak Faktor
Dampak
dampak
Peningkatan KepMen LH No 13 Tahun Penurunan Peningkatan
emisi debu 1995, tentang Baku Mutu kualitas udara kadar debu di
sumber tidak Emisi Sumber Tidak Gangguan pada udara
bergerak Bergerak system pernafasan Peningkatan
risiko
gangguan
pernapasan
pada karyawan
Peningkatan KepMen LH No 13 Tahun Penurunan Peningkatan
emisi gas 1995, tentang Baku Mutu kualitas udara kadar
buang sumber Emisi Sumber Tidak Gangguan pada parameter
emisi tidak Bergerak system pernafasan polutan di
bergerak udara
(PM10, PM25, Peningkatan
SO2, NO2, CO, risiko
O3, HC, Pb) kesehatan
akibat
kandungan
parameter
polutan di
udara
Penurunan PP No. 41 Tahun 1999 Penurunan Peningkatan
kualitas udara tentang kualitas udara kadar debu di
ambien (kadar Pengendalian pencemaran Gangguan pada udara
debu) udara system pernafasan Peningkatan
risiko
kesehatan
akibat
kandungan
debu di udara
Peningkatan Kep Men LH No 48 tahun Penurunan Peningkatan
kebisingan 1996 tentang baku mutu kualitas udara gangguan
kebisingan Gangguan pada pendengaran
system pada karyawan
pendengaran
Penurunan Membandingkan hasil Penurunan Timbulnya
kualitas air pegukuran dengan Perda indek keaneka pencemaran
buangan dan Tahun 2004 tentang baku ragaman hayati badan air dan
air limbah mutu limbah Terganggunya ekosistem air
ekosistem perairan
Gangguan
kesehatan pada
manusia
Sikap dan Adanya ketidakpuasan Masyarakat Adanya
persepsi masyarakat terhadap disekitar pabrik ketidak puasan
masyarakat perusahaan dalam hal menjadi resah masyarakat
kesempatan kerja dankecemburuans terhadap
penduduk lokal ocial semakin perusahaan
tinggi dalam hal
kesempatan
kerja penduduk
lokal
Peningkatan Angka kesakitan pada Angka Peningkatan
angka masyarakat dan angka kesakitan penyakit angka
kesakitan dan kecelakaan yang terjadi tertentu pada kesakitan dan
angka akibat kerja masyarakat dan kecelakaan
kecelakaan angka kecelakaan kerja karyawan
yang terjadi yang terjadi akibat dan pada
akibat kerja kerja pada masyarakat
karyawan sekitar pabrik

2. RENCANA PENGELOLAAN RESIKO


Pote Pengendalian Bahaya Penan
nsi ggung
Baku mutu Dampak
Dam Jawa
pak b
Penin KepMen LH Penurun Mengintensifkan perawatan mesin mesin Man
gkata No 13 Tahun an kualitas pabrik. ageme
n 1995, tentang udara Optimalisasi penggunaan alat kontrol dan n
emisi Baku Mutu Ganggua alat monitoring emisi Peke
debu Emisi Sumber n pada Pemakaian alat pelindung diri bagi rja
sumb Tidak Bergerak system karyawan
er pernafasan
tidak
berge
rak
Penin KepMen LH Penurun Mengintensifkan perawatan mesin mesin Man
gkata No 13 Tahun an kualitas pabrik. ageme
n 1995, tentang udara Optimalisasi penggunaan alat kontrol dan n
emisi Baku Mutu Ganggua alat monitoring emisi Peke
gas Emisi Sumber n pada Pemakaian alat pelindung diri bagi rja
buan Tidak Bergerak system karyawan
g pernafasan Optimalisasi proses operasi
sumb
er
emisi
tidak
berge
rak
(PM10
,
PM25,
SO2,
NO2,
CO,
O3,
HC,
Pb)
Penur PP No. 41 Penurun Pemakaian APD pada karyawan Man
unan Tahun 1999 an kualitas Penyimpanan dan dan ageme
kualit tentang udara pembongkaran sesuai SOP n
as Pengendalian p Ganggu yang berlaku Peke
udara encemaran uda an pada Pembuatan green rja
ambi ra system belt di sekitar pabrik
en pernafasan Perawatan peralatan
(kada secara berk
r ala.
debu)
Penin Kep Men LH Penurun Menanam pohon sebagai sound barrier Man
gkata No 48 tahun an kualitas di sekitar pabrik ageme
n 1996 tentang udara Pemakaian APD yang sesuai bagi n
kebis baku mutu Ganggua karyawan Peke
ingan kebisingan n pada Optimalisasi peredam pada mesin pabrik rja
systempen
dengaran
Penur Membandingk Penurun Setling Pond dan dan Man
unan an hasil an indek netralisasi air ageme
kualit pegukuran keaneka limbah n
as air dengan Perda ragaman Bak penangkap minyak Peke
buan Tahun 2004 hayati /pengendap rja
gan tentang baku Tergang
dan mutu limbah gunya
air ekosistem
limba perairan
h Ganggu
an
kesehatan
pada
manusia
Sikap Adanya Masyara Memberikan kesempatan bagi penduduk Man
dan ketidakpuasan kat lokal untuk ikut serta terlibat sebagai ageme
perse masyarakat disekitar tenaga kerja dalam kegiatan operasional n
psi terhadap pabrik pabrik sesuai dengan kualifikasi dan jumlah Peke
masy perusahaan menjadi tenaga kerja yang dibutuhkan rja
araka dalam hal resah Mas
t kesempatan dankecem yaraka
kerja penduduk buruansoci t
lokal al semakin sekitar
tinggi pabrik
Penin Angka Angka Penyuluhan kesehatan Man
gkata kesakitan pada kesakitan Peningkatan pelayanan kesehatan ageme
n masyarakat penyakit Penggunaan alat pelindung kerja n
angk dan angka tertentu Pemeriksaan kesehatan karyawan secara Peke
a kecelakaan pada rja
kesak yang terjadi masyaraka Mas
itan akibat kerja t dan yaraka
dan angka t
angk kecelakaa sekitar
a n yang pabrik
kecel terjadi
akaan akibat
yang kerja pada
terjad karyawan
i
akiba
t
kerja
3. IMPLEMENTASI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Implementasi
Sumber Respon
Potensi Dampak Dampak
Dampak Masyarakat
Peningkatan emisi Proses Penurunan kualitas Masyarakat sekitar
debu sumber tidak pembuatan udara merasa tergangu
bergerak semen Gangguan pada dengan adanya
system pernafasan debu yang sampai
ke lingkungan
mereka
Peningkatan emisi Proses Penurunan kualitas Masyarakat sekitar
gas buang sumber pembuatan udara merasa tergangu
emisi tidak bergerak semen Gangguan pada dengan adanya
(PM10, PM25, SO2, system pernafasan polutan udara yang
NO2, CO, O3, HC, sampai ke
Pb) lingkungan mereka
Penurunan kualitas Proses Penurunan kualitas Masyarakat sekitar
udara ambien (kadar pembuatan udara merasa tergangu
debu) semen serta Gangguan pada dengan adanya
transportasi system pernafasan debu yang sampai
hasil dan bahan ke lingkungan
baku produksi mereka
Peningkatan Proses Penurunan kualitas Masyarakat sekitar
kebisingan pembuatan udara merasa tergangu
semen serta Gangguan pada dengan adanya
transportasi system pendengaran kebisingan yang
hasil dan bahan sampai ke
baku produksi lingkungan mereka
Penurunan kualitas Proses Penurunan indek Masyarakat sekitar
air buangan dan air pembuatan keaneka ragaman merasa tergangu
limbah semen dan hayati dengan adanya
aktifitas Terganggunya penurunan kualitas
laboratorium ekosistem perairan air dibadan air di
Gangguan lingkungan mereka
kesehatan pada
manusia
Sikap dan persepsi Kesempatan Masyarakat disekitar
Adanya ketidak
masyarakat Bekerja dan pabrik menjadi resah
puasan masyarakat
berusaha dankecemburuan soci
terhadap
masyarakat al semakin tinggi perusahaan dalam
sekitar hal kesempatan
kerja penduduk
lokal
Peningkatan angka Angka Peningkatan angka Masyarakat sekitar
kesakitan dan angka kesakitan pada kesakitan penyakit menjadi resah
kecelakaan yang masyarakat dan tertentu pada dengan adanya
terjadi akibat kerja angka masyarakat dan angka peningkatan angka
kecelakaan yang kecelakaan yang kesakitan penyakit
terjadi akibat terjadi akibat kerja tertentu akibat
kerja pada karyawan operasional pabrik
2. Pengambilan Keputusan Kategori bahaya Kesehatan
Sumber Kategori Bahaya
Potensi Dampak Dampak
Dampak Kesehatan
Peningkatan emisi Proses Penurunan kualitas Urgen
debu sumber tidak pembuatan udara
bergerak semen Gangguan pada
system pernafasan
Peningkatan emisi Proses Penurunan kualitas Urgen
gas buang sumber pembuatan udara
emisi tidak bergerak semen Gangguan pada
(PM10, PM25, SO2, system pernafasan
NO2, CO, O3, HC,
Pb)
Penurunan kualitas Proses Penurunan kualitas Urgen
udara ambien (kadar pembuatan udara
debu) semen serta Gangguan pada
transportasi system pernafasan
hasil dan bahan
baku produksi
Peningkatan Proses Penurunan kualitas Urgen
kebisingan pembuatan udara
semen serta Gangguan pada
transportasi system pendengaran
hasil dan bahan
baku produksi
Penurunan kualitas Proses Penurunan indek Biasa
air buangan dan air pembuatan keaneka ragaman
limbah semen dan hayati
aktifitas Terganggunya
laboratorium ekosistem perairan
Gangguan
kesehatan pada
manusia
Sikap dan persepsi Kesempatan Masyarakat disekitar Belum bisa
masyarakat Bekerja dan pabrik menjadi resah dipastikan
berusaha dankecemburuan soci
masyarakat al semakin tinggi
sekitar
Peningkatan angka Angka Peningkatan angka Belum bisa
kesakitan dan angka kesakitan pada kesakitan penyakit dipastikan
kecelakaan yang masyarakat dan tertentu pada
terjadi akibat kerja angka masyarakat dan angka
kecelakaan yang kecelakaan yang
terjadi akibat terjadi akibat kerja
kerja pada karyawan

4. RENCANA PENGELOLAAN
JENIS SUMB TOLOK TUJUA RENCANA PENGELOLAAN LOKASI PERI HASIL
DAMP ER UKUR N LINGKUNGAN ODE PELAK
AK DAMP PENGE PENG SANAA
AK LOLA ELOL N
AN AAN
LINGKUNGAN FISIK KIMIA
A. KUALITAS UDARA
Peningk Proses KepMen Mem Mengintensifkan perawatan Stack EP Selam Optim
atan pembu LH No inimalk mesin mesin pabrik. Raw Mill a alisasi
emisi atan 13 Tahun an Optimalisasi penggunaan Stack EP kegiat mesin
debu semen 1995, kadar alat kontrol dan alat Cooler an utama
sumber tentang debu monitoring emisi Stack coal operas Optim
tidak Baku diudara Pemakaian alat pelindung Mill ional alisasi
bergera Mutu Mem diri bagi karyawan Stack pabrik alat
k Emisi inimalk Finish Mill berlan penyerap
Sumber an gsung debu
Tidak resiko Karya
Bergerak kesehat wan
an sudah
akibat memakai
kandun APD
gan yang
debu sesuai
JENIS SUMB TOLOK TUJUA RENCANA PENGELOLAAN LOKASI PERI HASIL
DAMP ER UKUR N LINGKUNGAN ODE PELAK
AK DAMP PENGE PENG SANAA
AK LOLA ELOL N
AN AAN
diudara
Peningk Proses KepMen Mem Mengintensifkan perawatan Stack EP Selam Optim
atan pembu LH No inimalk mesin mesin pabrik. Raw Mill a alisasi
emisi atan 13 Tahun an Optimalisasi penggunaan Stack EP kegiat mesin
gas semen 1995, kadar alat kontrol dan alat Cooler an utama
buang tentang paramet monitoring emisi operas Optim
sumber Baku er Pemakaian alat pelindung ional alisasi
emisi Mutu polutan diri bagi karyawan pabrik alat
tidak Emisi diudara Optimalisasi proses operasi berlan penyerap
bergera Sumber Mem gsung debu
k Tidak inimalk Karya
(PM10, Bergerak an wan
PM25, resiko sudah
SO2, kesehat memakai
NO2, an APD
CO, O3, akibat yang
HC, Pb) kandun sesuai
gan Efisie
paramet nsi
er proses
polutan operasi
diudara
Penuru Penyi PP No. Mem Pemakaian APD Olay Selam Semu
nan mpana 41 Tahun inimalk pada karyawan Storage a a
kualitas n dan 1999 an Penyimpanan dan dan Open coal kegiat karyawa
udara bongk tentang kadar pembongkaran s yard an n telah
ambien ar Pengenda debu esuai SOP Silica and operas memakai
(kadar muat lian penc diudara yang berlaku iron storage ional APD
debu) bahan emaran u Mem Pembuatan Biomass pabrik Simpa
baku, dara inimalk green storage berlan n dan
bahan an belt di sekitar pabrik Additive gsung bongkar
bantu resiko Perawatan storage material
dan kesehat peralatan Limestone sesuai
bahan an secara berkala. storage SOP
bakar akibat Coal Green
kandun roofed ing telah
gan storage dilaksan
debu akan
diudara Perem
ajaan
tanaman
yang
mati
B. KEBISINGAN
JENIS SUMB TOLOK TUJUA RENCANA PENGELOLAAN LOKASI PERI HASIL
DAMP ER UKUR N LINGKUNGAN ODE PELAK
AK DAMP PENGE PENG SANAA
AK LOLA ELOL N
AN AAN
Peningk Proses Kep Men Mengur Menanam pohon Cement Selam 60 %
atan operasi LH No angi sebagai sound barrier di mill a luas
kebisin onal 48 tahun kebisin sekitar pabrik Paper bag kegiat lahan
gan pabrik 1996 gan Pemakaian APD yang sesuai plant an adalah
dan tentang bagi karyawan Kiln operas pepohon
kegiata baku Optimalisasi peredam pada Raw mill ional an
n mutu mesin pabrik Coal mill pabrik Karya
laborat kebisinga Biomass berlan wan
orium n feeding gsung sudah
facility memakai
APD
yang
sesuai
Pered
am pada
mesin
pabrik
sudah
optimal
C. HIDROLOGI
Penuru Proses Memban Menge Setling Setling Selam Settlin
nan operasi dingkan ndalika Pond dan dan Pond a g pond
kualitas onal hasil n atau netralisasi air limbah dan kegiat dan
buanga pabrik pegukura memini Bak penangkap mi netralisai an water
n dan dan n dengan malkan nyak/pengendap air limb operas pool
air kegiata Perda air ah ional tersedia
limbah n Tahun limbah Bak pena pabrik Terda
(parame laborat 2004 yang ngkap berlan pat Oil
ter orium tentang dibuang minyak gsung trap
fisika, baku / penge
kimia mutu ndap
an limbah
organik,
biolgi)
D. BIOLOGI
Penuru Kegiat Indek Menjag Pembuatan dan Didalam Selam Settlin
nan an Keanekar a pengoperasian settling pond pabrik dan a g pond
densitas operasi agaman kestabil Pembuatan dan diluar pabrik kegiat beropera
dan onal an pengoperasian bak penangkap an si
diversit pabrik ekosiste minyak / pengendap operas Oil
as biota m Netralisasi air pendingin ional trap
o
air peraira dengan deviasi 3 C pabrik selalu
n berlan dicek
gsung dan
JENIS SUMB TOLOK TUJUA RENCANA PENGELOLAAN LOKASI PERI HASIL
DAMP ER UKUR N LINGKUNGAN ODE PELAK
AK DAMP PENGE PENG SANAA
AK LOLA ELOL N
AN AAN
dibersih
kan
Radiat
or di
water
pool
dijalanka
n
E. KOMPONEN SOSIAL
Sikap K Adanya Mered Memberikan kesempatan bagi PT. Holcim Secara Memban
dan eg ketidakpuasan am penduduk lokal untuk ikut serta Indonesiaperiod tu
persepsi iat masyarakat gejolak terlibat sebagai tenaga kerja Tbk Pabrik
ik memberi
Masyar an terhadap sosial dalam kegiatan operasional Cilacap selam kan
akat op perusahaan di pabrik sesuai dengan kualifikasi a kenaikan
er dalam hal dalam dan jumlah tenaga kerja yang kegiat tingkat
as kesempatan masyar dibutuhkan an derajat
io kerja akat pabrik ekonomi
na penduduk sekitar berlan dengan
l lokal lokasi gsung kegiatan
pa pabrik Pemban
br gunan
ik dan
sosial
Kesemp Kegiat Jumlah Mening Mengadakan program PT. Holcim Selam Perekrut
atan an penduduk katkan / pendidikan ketrampilan bagi Indonesia a an siswa
kerja operasi lokal memak tamatan SLTA Tbk Pabrik kegiat siswi
dan onal yang simalka Program pendidikan magang Cilacap an hasil
berusah pabrik dapat n bagi lulusan S1 operas program
a membuka keterlib ional pendidik
dan atau atan pabrik an dan
mengemb pendud berlan magang
angkan uk lokal gsung sebagai
jenis dalam karyawa
usaha kesemp n
atan
kerja
dan
berusah
a
F. KOMPONEN KESMAS
Kesela Kegiat Angka Menuru Penyuluhan kesehatan Diklinik PT. Satu Telah
matan an kesakitan nkan Peningkatan pelayanan Holcim tahun dilakuka
dan operasi dan angka kesehatan Indonesia sekali n
JENIS SUMB TOLOK TUJUA RENCANA PENGELOLAAN LOKASI PERI HASIL
DAMP ER UKUR N LINGKUNGAN ODE PELAK
AK DAMP PENGE PENG SANAA
AK LOLA ELOL N
AN AAN
kesehat onal angka kesakit Penggunaan alat pelindung dan selam penyulu
an kerja pabrik kecelakaa an dan kerja Puskesmas a han
n yang angka Pemeriksaan kesehatan ex Kotip operas kesehata
terjadi kecelak karyawan secara berkala ional n
akibat aan pabrik Selalu
kerja kerja berlan menggu
gsung nakan
APD
Pemer
iksan
kesehata
n secara
rutin

5. RENCANA PEMANTAUAN
DAMPAK PENTING SUMBER TUJUAN RENCANA PEMANTAUAN K
YANG DIPANTAU DAMPAK PEMANTAUA LINGKUNGAN ET
JENIS INDIKATO N METODE LOKASI FREKU
PARAM R PENGUM PEMANT ENSI
ETER PULAN AUAN
DAN
ANALISIS
DATA
LINGKUNGAN FISIK KIMIA
A. KUALITAS UDARA
Kadar emi Peningkata Proses Mengetahui k Metode Stack Setiap 3
si debu n kadar pembuatan adar debu isokinetis EP Raw bulan
sumber emisi debu semen terukur untuk unit Mill sekali
tidak Memantau cerobong Stack Selama
bergerak peningkatan Continous EP Cooler kegiata
kadar emission Stack n
emisi debu total Monitoring coal Mill operasi
Stack onal
Finish pabrik
Mill berlang
sung
Emisi gas Peningkata Proses Meengetahui Metode Stack Setiap 3
buang n emisi pembuatan kadar isokinetis EP Raw bulan
sumber gas semen parameter kualit untuk unit Mill sekali
emisi tidak as udara terukur cerobong Stack Selama
bergerak Memantau Metode EP Cooler kegiata
DAMPAK PENTING SUMBER TUJUAN RENCANA PEMANTAUAN K
YANG DIPANTAU DAMPAK PEMANTAUA LINGKUNGAN ET
JENIS INDIKATO N METODE LOKASI FREKU
PARAM R PENGUM PEMANT ENSI
ETER PULAN AUAN
DAN
ANALISIS
DATA
(PM10, peningkatan analisis n
PM25, SO2, kadar polutan udara sesuai operasi
NO2, CO, udara (PM10, dengan PP onal
O3, HC, PM25, SO2, NO2, No 41 pabrik
Pb) CO, O3, HC, Pb) tentang berlang
Pencemaran sung
Udara
Kadar Penurunan Transportasi, Pen Mengetahui k Sampling Didala Setiap 3
debu kualitas yimpanan dan adar parameter udara m lokasi bulan
udara bongkar muat debu terukur ambien pabrik sekali
ambien bahan baku, Memantau Metode Diluar Selama
bahan bantu dan peningkatan analisis : lokasi kegiata
bahan bakar kadar debu Metode dust pabrik n
total diudara fall dan dikawasa operasi
ambien Metode n onal
gravimetri pemukim pabrik
an berlang
penduduk sung
B. KEBISINGAN
Kebisinga Peningkata Proses Mengetahui Pengukur Didala Setiap 3
n n pembuatan tingkat an langsung m lokasi bulan
kebisingan semen kebisingan dilapangan pabrik sekali
terukur dengan Diluar Selama
Memantau sound level lokasi kegiata
peningkatan meter pabrik n
kebisingan Memband dikawasa operasi
diudara ingkan hasil n onal
pengukuran pemukim pabrik
dengan baku an berlang
mutu tingkat penduduk sung
kebisingan
(Kep Men
LH No 48
tahun 1996)
C. HIDROLOGI
Kualitas Penurunan Proses Memantau dan Pengambi Saluran Setiap 3
air kualitas air operasional mengetahui lan air utama bulan
buangan buangan pabrik perubahan Sampel air Settling sekali
dan air dan air kualitas air buangan Pond Selama
limbah limbah buangan dan air Analisis Saluran kegiata
DAMPAK PENTING SUMBER TUJUAN RENCANA PEMANTAUAN K
YANG DIPANTAU DAMPAK PEMANTAUA LINGKUNGAN ET
JENIS INDIKATO N METODE LOKASI FREKU
PARAM R PENGUM PEMANT ENSI
ETER PULAN AUAN
DAN
ANALISIS
DATA
limbah laboratorium ware n
Memband house operasi
ingkan hasil onal
Pengukuran pabrik
dengan baku berlang
Mutu air sung
limbah
D. BIOLOGI
Densitas Penurunan Kegiatan Mengetahui Pengambil Perairan Setiap 6
dan indek operasional perubahan an sampel air disekitar bulan
diversitas keanekarag pabrik komposisi biota (plankton) pabrik Selama
biota air aman biota air (plankton dan dan sedimen kegiata
air bentos) baik (bentos) n
kerapatan kemudian operasi
maupunkeanekar dianalisis onal
agamanya dilaboratoriu pabrik
m berlang
Analisis sung
data :
deskriptif
analisis
E. KOMPONEN SOSIAL
Persepsi Adanya Kegiatan Memantau Pengamat PT. Holcim Setahun
negatif ketidak operasional jumlah kesemp an langsung Indonesia sekali
Masyarak puasan pabrik atan kerja dan di lapangan Tbk Pabrik Selama
at masyarakat berusaha yang Pengump Cilacap kegiata
terhadap dapat diambil ulan data serta n
perusahaan oleh sekunder kelurahan operasi
dalam hal masyarakat dari Karangtalun onal
kesempatan baik secara disnaker dan pabrik
kerja bagi formal maupun kabupaten Lomanis berlang
penduduk informal dan kantor sung
lokal kelurahan
Data
dianalisis
dengan
metode
statistik
deskriptif
Kesempata Jumlah Kegiatan Memantau Pengamata PT. Setahun
DAMPAK PENTING SUMBER TUJUAN RENCANA PEMANTAUAN K
YANG DIPANTAU DAMPAK PEMANTAUA LINGKUNGAN ET
JENIS INDIKATO N METODE LOKASI FREKU
PARAM R PENGUM PEMANT ENSI
ETER PULAN AUAN
DAN
ANALISIS
DATA
n kerja dan penduduk operasional jumlah tenaga n langsung Holcim sekali
berusaha lokal yang pabrik kerja lokal yg dilapangan Indonesi Selama
dapat terserap dan dan didukung a Tbk kegiata
membuka peluang usaha data sekunder Pabrik n
dan atau yg dapat Analisis Cilacap operasi
mengemban dimanfaatkan data serta onal
gkan jenis oleh penduduk dilakukan keluraha pabrik
usaha sekitar lokasi dengan n berlang
pabrik metode Karangta sung
analisis lun dan
kualitatif dan Lomanis
kuantitatif
F. KOMPONEN KESMAS
Keselamat Angka Kegiatan Memantau Pengamat Diklinik Setiap 3
an dan kesakitan operasional pabrik perkembangan an langsung PT. bulan
kesehatan akibat tingkat di lapangan Holcim sekali
kerja gangguan kesehatan Pengump Indonesia selama
kesehatan masyarakat ulan data dan operasio
yang sekunder Puskesm nal
dialami dari as ex pabrik
masyarak Puskesmas Kotip berlangs
at setempat ung
Data
dianalisis
dengan
metode
statistik
deskriptif
Penerapan ADKL dalam AMDAL
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL).
ADKL pada dasarnya merupakan model pendekatan guna mengkaji dan atau menelaah secara
mendalam untuk mengenal, memahami dan memprediksi kondisi karakteristik lingkungan
yang berpotensi terhadap timbulnya resiko kesehatan, dengan mengembangkan tatalaksana
terhadap sumber perubahan media lingkungan, masyarakat terpajan dan dampak kesehatan
yang terjadi.

Dengan demikian penerapan ADKL dapat dilakukan guna menelaah rencana usaha atau
kegiatan dalam tahapan pelaksanaan maupun pengelolaan kegiatan serta melakukan penilaian
guna menyusun atau mengembangkan upaya pemantauan maupun pengelolaan untuk
mencegah, mengurangi, atau mengelola dampak kesehatan masyarakat akibat suatu usaha
atau kegiatan pembangunan.
Proses ADKL dapat dikembangkan dalam dua hal pokok yaitu :

1. Kajian aspek kesehatan masyarakat dalam rencana usaha atau kegiatan pembangunan
baik yang wajib atau tidak wajib menyusun studi AMDAL.

2. Kajian aspek kesehatan masyarakat dan atau kesehatan lingkungan dalam rangka
pengelolaan kualitas lingkungan hidup yang terkait erat dengan masalah kesehatan
masyarakat.

Telaah ADKL sebagai pendekatan kajian aspek kesehatan masyarakat meliputi :

1. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan


berpengaruh terhadap kesehatan.

2. Proses dan potensi terjadinya pemajanan

3. Potensi besarnya dampak \ risiko terjadinya penyakit (angka kesakitan dan angka
kematian).

4. Karakteristik penduduk yang beresiko.

5. Sumber daya kesehatan.


6. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.

Telaah tersebut dilakukan dengan penilaian / analisis pada :

1. Sumber dampak atau sumber emisi (simpul 1).

2. Media lingkungan sebelum kontak dengan manusia ( simpul 2 )

3. Penduduk terpajan. ( simpul 3 )

4. Potensi Dampak Kesehatan ( simpul 4 )

Penerapan ADKL dalam AMDAL

Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomer : 876 / Menkes / SK / VIII / 2001
tentang Pedoman Tehnis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan bahwa penerapan ADKL
pada Rencana Usaha atau kegiatan yang wajib AMDAL, ADKL di terapkan dalam menilai
dokumen yang meliputi :
1. Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan ( KA ANDAL ).
2. Analisis Dampak Lingkungan ( ANDAL ).
3. Rencana Pengelolaan Lingkungan ( RKL ).
4. Rencana Pemantauan Lingkungan ( RPL )
A. K.A - ANDAL.
KA Andal adalah ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan ( ANDAL ) yang
merupakan hasil pelingkupan. Pelingkupan dilaksanakan oleh pemrakarsa dengan bantuan
konsultan AMDAL, merupakan proses pemusatan studi pada halhal penting yang berkaitan
dengan dampak besar dan penting.
Dalam KA - ANDAL yang di telaah adalah :
1. Ruang Lingkup studi.
a. Lingkup rencana usaha / kegiatan.
1). Diskripsi rencana usaha / kegiatan dari diskripsi rencana usaha kegiatan dapat dianalisa
tentang hal hal yang berkaitan dengan kemungkinan kegiatan yang akan menimbulkan
dampak.
2). Komponen usaha / kegiatan yang berkaitan dengan dampak yang akan ditimbulkan sesuai
dengan tahapan kegiatan :
a). Tahap pra konstruksi.
b). Tahap konstruksi.
c). Tahap Operasi.
d). Tahap Pasca Operasi. ( bila ada )
b. Lingkup Rona Lingkungan Awal.
Kondisi kesehatan lingkungan disekitar rencana usaha / kegiatan sesuai dengan batas
lingkungan wilayah studi.
c. Isu isu Pokok.
Dampak potensial yang diperkirakan muncul dikelompokkan berdasar-kan komponen yang di
perkirakan akan terkena dampak.
d. Lingkup wilayah studi, yang menyangkut :
1). Batas Rencana Usaha / Kegiatan ( tapak proyek ).
2). Batas Ekologi.
3). Batas Sosial.
4). Batas Administrasi.
2. Metodologi.
a. Metode Pengumpulan dan analisa data pada komponen lingkungan yang diperkirakan terkena
dampak.
b. Metoda prakiraan dampak besar dan penting.
c. Metoda evaluasi dampak besar dan penting.

B. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN ( ANDAL )


ANDAL adalah telaah secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu
rencana usaha / kegiatan
Dalam penilaian dokumen ANDAL yang perlu dicermati adalah apakah dalam proses
penyusunannya telah sesuai dengan KA - Andal yang telah disusun sebelumnya.
Hal hal yang ditelaah :
1. Identifikasi dampak Potensial yang diperkirakan akan timbul, yang meliputi :
a. Yang berhubungan dengan cemaran / polutan.
1). Sumber cemaran.
2). Penyebaran bahan pencemar di media lingkungan.
3). Jalu jalur pemajanan yang mungkin terjadi.
4). Kelompok masyarakat yang akan terpajan.
b. Yang berhubungan dengan perindukan vektor :
1). Perubahan lahan yang dapat menimbulkan genangan air
2). Perubahan vegetasi yang menunjang atau menghambat berkembang biaknya vektor.
c. Yang berhubungan dengan perilaku masyarakat :
1). Kebiasaan pemanfaatan air.
2). Kebiasaan penggunaan insektisida.
3). Kebiasaan yang berhubungan dengan sanitasi.
2. Prakiraan dampak besar dan penting.
Prakiraan dampak besar dan penting hendaknya dilaporkan secara rinci dalam dokumen
ANDAL dengan menyebut setiap tahapan dimana dampak itu kemungkinan terjadi. Pada
umumnya dampak kesehatan akan timbul setelah periode waktu tertentu. Hal hal yang perlu
ditelaah adalah :
a. Penyebab timbulnya (sumber) dampak.
b. Prakiraan besar dampak yang dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan
kondisi/perubahan kesehatan lingkungan antara sebelum dan setelah adanya usaha/kegiatan.
c. Sifat penting dampak terhadap kesehatan lingkungan mengacu pada 6 kriteria pengukuran
dampak penting.

3. Evaluasi dampak besar dan penitng.


Hal penting dalam evaluasi dampak besar dan penting adalah pengambilan keputusan
berdasarkan data dan atau informasi dari hasil analisis prakiraan dampak besar dan penting
yang secara khusus dijelaskan hubungan antara rencana kegiatan, rona lingkungan awal dan
kemungkinan timbulnya dampak kesehatan, baik langsung maupun tidak langsung.
Hasil telaahan evaluasi dampak besar dan penting hendaknya diuraikan secara jelas dan
komprehensif dan diarahkan pada alternatif tindakan yang harus diambil untuk mencegah
atau memperkecil bahkan meniadakan kemungkinan timbulnya dampak.
Evaluasi dampak bertujuan untuk mempelajari dampak yang dinilai tidak relevan, sehingga
diperoleh dampak besar dan penting hipotetik, yaitu prediksi yang menggambarkan potensi
besarnya dampak tersebut yang kemungkinan dapat timbul akibat perubahan lingkungan yang
berasosiasi dengan masyarakat terpajan ( Population At Risk ) .
Ukuran atau nilai dari evaluasi dampak potensial didasarkan pada pertimbangan besar atau
luasnya rencana usaha/kegiatan yang :
a. Dapat menimbulkan perubahan kualitas lingkungan yang memungkikan berkembang biaknya
vektor penyakit.
b. Memerlukan pengerahan sumber daya manusia ( lokal / pendatang ) sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi antar penduduk dan memiliki potensi untuk menimbulkan penyakit
menular.
c. Membutuhkan / mengunakan bahan toksik dan mempunyai potensi untuk menimbulkan resiko
kesehatan baik akut maupun kronis.
d. Menurunkan kualitas sumber daya manusia karena daya dukung lingkungan yang tidak
memadai lagi sehingga berdampak terhadap kesehatan masyarakat

C. Rencana Pengelolaan Lingkungan ( RKL ).


RKL adalah dokumen yang mengandung upaya penanganan dampak penting terhadap
lingkungan hidup yang ditimbulkan
Dalam RKL yang ditelaah meliputi :.
1. Jenis dampak
2. Sumber dampak.
3. Tolok Ukur dampak.
4. Tujuan RKL.
5. Pengelolaan Lingkungan.
6. Lokasi Pengelolaan.
7. Periode pengelolaan.
8. Institusi pengelola
yang ditujukan pada setiap tahap kegiatan.
D. Rencana Pemantauan Lingkungan ( RPL ).
RPL adalah dokumen yang mengandung upaya pemantauan komponen lingkungan hidup
yang terkena dampak penting akibat dari rencana usaha / kegiatan
Dalam RPL yang ditelaah meliputi :
1. Jenis dampak
2. Sumber dampak.
3. Parameter yang dipantau.
4. Tujuan RPL.
5. Metoda Pemantauan.
6. Lokasi Pemantauan.
7. Frekwensi Pemantauan.
8. Institusi pemantau.
yang ditujukan pada setiap tahap kegiatan.
Dalam menerapkan ADKL dalam penilaian dokumen AMDAL selalu berpegang pada simpul
ADKL yaitu prediksi dampak pada :
1. Simpul 1 : sumber emisi.
2. Simpul 2 : media lingkungan.
3. Simpul 3 : masyarakat terpajan.
4. Simpul 4 : dampak kesehatan.

Jenis dampak kesehatan masyarakat yang ditimbulkan sangat tergantung dari jenis dan lokasi
rencana usaha / kegiatan yang akan dilaksanakan. Hasil penilaian dituangkan dalam
rekomendasi yang menyatakan bahwa :
1. AMDAL diterima dengan perbaikan.
2. AMDAL perlu dikaji ulang.

Nurul fahmi
informasi mengenai ilmu kesehatan lingkungan sebagai tenaga kesehatan preventif dan
pengetahuan umum.

Kamis, 22 September 2016


Laporan langkah-langkah analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL) industri semen
Mata Kuliah : Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL)
Dosen : Hidayat , SKM,.M.Kes

LAPORAN LANGKAH-LANGKAH ANALISIS DAMPAK KESEHATAN


LINGKUNGAN (ADKL) INDUSTRI SEMEN

Disusun Oleh :

Kelompok 1
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI D.IV
2016

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas kehadirat Allah swt. Yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga tugas Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) ini
dapat selesai dengan tepat waktu. Terwujudnya tugas ini, tidak terlepas dari bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu saya selaku penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Hidayat,SKM.,M.Kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah Analisis Dampak
Kesehatan Lingkungan yang telah memberikan ilmu dan sumbangsinya dalam
menyusun tugas ini.
2. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik moral
maupun spiritual.
3. Teman-teman yang tercinta yang telah sabar untuk meluangkan waktunya untuk
berdiskusi dalam menyusun makalah ini.
4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Dalam tugas ini terdapat beberapa pembahasan materi mengenai Analisis
Dampak Kesehatan Lingkungan. Namun dalam penyusunannya masih terdapat
banyak kekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan
penulis dari semua pihak, agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun tugas
ini.
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik
itu penulis terlebih kepada pembacanya.
Wasallam

Makassar, Juni 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Tujuan ............................................................................... 2

C. Manfaat ............................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian semen ........................................................... 3

B. Jenis jenis semen ......................................................... 3

C. Langkah ADKL ................................................................. 4

D. Metode ADKL ................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN

A. Tahapan proses produksi semen ..................................... 8

B. Pengukuran pemajanan .................................................. 9

C. Identifikasi resiko ............................................................. 10

D. Penetapan resiko ............................................................. 11

E. Lingkup analisis dampak industri semen ......................... 13

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................ 17

B. Saran ............................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan pada hakekatnya merupakan proses perubahan terencana
sistematik dan berkesinambungan. Disini pihak pembangunan bertujuan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dilain pihak proses pembangunan sering
terkandung proses dampak samping berupa dampak negative yang harus
diantisipasi agar tidak menimbulkan masalah. Salah satu dampak negative akibat
pembangunan adalah potensi bahaya kesehatan masyarakat yang mengancam
terpeliharanya unsure utama kualitas sumber daya manusia.
Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penentu dalam
upaya mensejahterakan kedudukan bangsa dan negara dengan bangsa bangsa
dari negara lain dalam upaya menghadapi era globalisasi. Upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia secara terus menerus dan progresif perlu dilakukan.
Salah satu faktor penting dari kualitas sumber daya manusia adalah kesehatan
manusia. Untuk menjamin kualitas sumber daya manusia dalam perlindungan
kesehatan perlu diperhatikan factor kesehatan masyarakatnya. Oleh karena itu
apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan baik positif atau negative akan diikuti
pula oleh kondisi masyarakat di dalamnya.
Untuk menjaga perubahan perubahan lingkungan agar tidak berisiko
terhadap kesehatan masyarakat maka perlu adanya analisis resiko terhadap
kesehatan lingkungan. Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan ditujukan untuk
pemantauan wilayah setempat ( PWS ), kewaspadaan dini dan kesiapsiagaan serta
dalam pelaksanaan investigasi pada KLB, wabah bencana, kejadian pencemaran
serta kasus keracunan.
Pelaksanaan Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan merupakan implementasi
dari undang undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan. Undang undang
No.24 tahun 1994 tentang penataan ruang dan undang undang No. 23 tahun 1997
tentang pengelolaan lingkungan hidup serta sebagai tindak lanjut dari Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 872 tahun 1997 tentang pedoman teknis
analisis dampak kesehatan lingkungan yang mengamanatkan dalam melaksanakan
kajian dampak kesehatan masyarakat baik dalam kontek rencana usaha dan atau
kegiatan, maupun pemantauan dan pengelolaan program kesehatan wajib
menerapkan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL).
Dalam implementasi ADKL kegiatan survey luas diarahkan pada kegiatan
pengumpulan data, analisis dan interpretasi sebagai landasan dalam proses
pengambilan keputusan baik antara program maupun antar sektor serta berbagai
pihak terkait dalam upaya pemberantasan penyakit menular, penyelamatan
lingkungan maupun upaya peningkatan kesehatan.
Analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL) industry semen dalam proses
produksinya menghasilkan banyak komponen baik berupa gas, cair atau padatan
yang berpotensi menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan bila tidak ditangani
secara baik.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tentang langkah-langkah Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan (ADKL) Industri semen.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tahapan proses produksi industri semen
b. Untuk mengetahui pengukuran pemejanan di industri semen
c. Untuk mengetahui identifikasi resiko di industri semen
d. Untuk mengetahui penetapan resiko di industri semen
e. Untuk mengetahui lingkup analisis dampak industri semen.
C. Manfaat
Manfaat dari makalah ini, baik bagi penyusun maupun pembaca dapat menjadi
sarana penambah wawasan serta pengetahuan tentang Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan (ADKL) Industri semen. beserta hal hal yang terkait dengan Analisis
Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) lainnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian semen
Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat yang mampu
mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang
kokoh atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat antara dua
atau lebih bahan sehingga menjadi suatu bagian yang kompak atau dalam
pengertian yang luas adalah material plastis yang memberikan sifat rekat antara
batuan-batuan konstruksi bangunan.
Usaha untuk membuat semen pertama kali dilakukan dengan cara membakar
batu kapur dan tanah liat. Joseph Aspadain yang merupakan orang inggris, pada
tahun 1824 mencoba membuat semen dari kalsinasi campuran batu kapur dengan
tanah liat yang telah dihaluskan, digiling, dan dibakar menjadi lelehan dalam tungku,
sehingga terjadi penguraian batu kapur (CaCO3) menjadi batu tohor (CaO) dan
karbon dioksida(CO2). Batu kapur tohor (CaO) bereaksi dengan senyawa-senyawa
lain membemtuk klinker kemudian digiling sampai menjadi tepung yang kemudian
dikenal dengan Portland. Semen portland adalah semen yang paling banyak
digunakan dalam pekerjaan beton. Semen portland yang digunakan di Indonesia
harus memenuhi syarat SII.0013-81 atau standar Uji Bahan Bangunan Indonesia
1986, dan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam standar tersebut.
Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak digunakan dalam
pembangunan fisik di sektor konstruksi sipil. jika ditambah air, semen akan menjadi
pasta semen. Jika ditambah agregat halus, pasta semen akan menjadi mortar yang
jika digabungkan dengan agregat kasar akan menjadi campuran beton segar yang
setelah mengeras akan menjadi beton keras (concrete).

B. Jenis jenis semen


Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran
serta susunan yang berbeda-beda. Semen dapat dibedakan menjadi duka kelompok
yaitu : 1). Semen non-hidrolik dan 2). Semen hidrolik.
1. Semen non-hidrolik
Semen non-hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air, akan tetapi
dapat mengeras diudara. Contoh utama dari semen non-hidrolik adalah kapur.
Kapur dihasilkan oleh proses kimia dan mekanis dialam. Kapur telah digunakan
selama berabad-abad lamanya sebagai bahan adukan dan plesteran untuk
bangunan. Hal tersebut terlihat pada piramida-piramida di Mesir yang dibangun 4500
tahun sebelum masehi. Kapur digunakan sebagai bahan pengikat selama zaman
Romawi dan Yunani.
Jenis kapur yang baik adalah kapur putih, yaitu yang mengandung kalsium oksida
yang tinggi ketika maish berbentuk kapur tohor (belum berhubungan dengan air) dan
akan mengandung banyak kalsium hidroksida ketika telah berhubungan dengan air.
2. Semen hidrolikSemen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan
mengeras didalam air. Contoh semen hidrolik antara lain kapur hidrolik, semen
pozollan,semen terak, semen alam, semen portland, semen portland-pozollan,
semen portland terak tanur tinggi, semen alumina dan semen expansif.

C. Langkah-langkah ADKL
ADKL dapat dimulai berdasarkan keluhan masyaran atau kecurigaan yang
terbaca dari hasil pemantauan lingkungan dan sirveilans penyakit, dilanjutkan
dengan langkah-langkah ADKL. Dengan demikian, ADKL tidak berhenti sekali
sejalan, melainkan merupakan kegian berulang yang dinamis sesuai dengan tipe
data yang tersedia dari berbagai perspektif. Kadang kadang perlu dilakukan studi
kasus lanjutan untuk mengalisis dampak kesehatan secara lebih dalam. Langkah
langkah ADKL umumnya dibedakan dalam 7langkah yaitu :
1. Evaluasi data dan informasi yang berkaiatan dengan lokasi kegiatan
Evaluasi informasi kajian pencemaran dilakukan untuk mengenal lebih baik hal
hal yang berkaitan dengan kejadian dimaksud. Merujuk pada paradigm kesehatan
lingkungan, evaluasi diarahkan pada 4 simpul .
2. Mempelajari kepedulian terhadap pencemaran
Perlu juga ditangkap suasana dan respons yang berkembang dilapangan untuk
melengkapi 4 simpul informasi pada langkah 1. Mempelajari kepedulian dan respons
tentang kejadian pencemaran dari masyarakat, LSM, media maupun kepedulian dari
sector lain baik yang bersifat negatif (keluhan) atau positif (upaya tindakan
penganggulangan).
3. Menetapkan bahan pencemar sasaran kajian
Menetapkan pencemara sasaran adalah menetapkan bahan pemcemar yang
akan dijadikan sasaran kajian lebih jauh tentang dampaknya pada kesehatan.
Penetapan ini mungkin tidak cukup dilakukan sekali tetapi perlu berulang sehingga
diperoleh keyakinan bahwa bahan tersebut benar sebagai bahan pencemar penting.
4. Identifikasi dan evaluasi jalur pemajanan
Identifakasi dan evaluasi jalur pemajanan adalah suatu proses dimana seseorang
mingkin terpajan oleh bahan pencemar. Jalur pemajanan mencakup semua elemen
yang menghubungkan sumber pencemar kependuduk terpajan. Jalur pemajanan itu
sendiri terdiri dari 5 elemen yaitu:
a. Sumber pencemar adalah asal pencemar (missal: pabrik yang membuang limbah ke
lingkungan) atau media lingkungan (timbunan sampah)
b. Media lingkungan dan mekanisme penyebaran adalah lingkungan dimana pencemar
dilepaskan: air, tanah, udara dan biota yang kemudian disebarkan dengan
mekanisme penyebaran tertentu ketitik titik pemajanan
c. Titik pemajanan adalah suatu area potensial atau riel dimana terjadi kontak antara
manusia dengan media lingkungan tercemar, missal sumur atau lapangan bermain.
d. Cara pemajanan adalah cara dengan mana pencemar masuk atau kontak tubuh
manusia: tertelan, pernapasan atau kontak kulit.
e. Penduduk berisiko adalah orang orang yang terpajan atau berpotensi terpajan
oleh pencemar pada titik titik pemajanan
5. Memperkirakan dampak kesehatan masyarakat
Memperkirakan damapk kesehatan adalah memebuat perkirakan apakah
pencemar yang lepas dan/ tau berada dimedia lingkungan berpotensi atau telah
menimbulkan damapk kesehatan. Karena demikian banyak pencemar yang ada
dimedia lingkungan, maka kemunginnan damapak kesehatan juga banyak. Karena
itu perlu dicari untuk mempersempit analisis. Ada 3 cara yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Evaluasi toksikologi
b. Evaluasi jenis dampak
c. Evaluasi kepedulian masyarakat
6. kesimpulan dan rekomendasi
kesimpulan dan rekomendasi adalah menyusun kesimpulan tentang dampak
kesehatan yang berkaitan dengan kejadian pencemaran dan menyiapkan
rekomendasi dengan merinci tindakan yang telah di ambil dan yang masih perlu
diambil.
7. Pengelolaan risiko
Pengelolaan risiko adalah upaya yang secara sadar dilakukan untuk
mengendalikan risiko. Dalam pengertian yang lebih spesifik, pengelolaan resiko
lingkungan adalah pengelolaan situasi dan atau kondisi lingkungan yang
mengandung risiko yang diketahui dari hasil analisis sebelumnya. Banyak hal perlu
memperoleh pertimbangan secara proporsional mengingat kompleksitasnya.

D. Metode ADKL
Metode pengumpulan data dan informasi dalam ADKL dibedakan menjadi 2
cara pokok yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder (Ditjend PL.2002:2-
15) :
a. Data primer
Metode pengumpulan data primer yang umum digunakan antara lain :
1) Wawancara
2) Kuesioner (subyek mengisi sendiri)
3) Pengamatan terhadap subyek
4) Pengukuran fisik atau kimiawi tentang subyek
5) Pengukuran fisik atau kimiawi lingkungan atau dengan kunjungan lapangan.
b. Data sekunder
Metoda pengumpulan data sekunder yang dapat digunakan untuk pengukuran
pemajanan dalam kaitannya dengan analisis epidemiologis antara lain :
1) Catatan harian ; untuk mengumulkan data perilaku atau pengalaman sekarang.
2) Catatan lain : catatan yang belum dikumpulkan secara khusus untuk tujuan
pengukuran pemajanan, misalnya catatan medis, pekerjaan, dan sensus.

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Tahapan Proses Produksi Semen


Langkah Utama Proses Produksi Semen adalah:
1. Penggalian/Quarrying
Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi semen: Pertama adalah
material yang kaya akan kapur atau material yang mengandung kapur (calcareous
materials) seperti batu gamping, kapur, dll.
Kedua adalah material yang kaya akan silika atau material mengandung tanah liat
(argillaceous materials) seperti tanah liat. Batu gamping dan tanah liat dikeruk atau
diledakkan dari penggalian dan kemudian diangkut ke alat penghancur.
2. Penghancuran
Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan ukuran primer bagi material
yang digali.
3. Pencampuran Awal
Material yang dihancurkan melewati alat analisis on-line untuk menentukan
komposisi tumpukan bahan.
4. Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku
Sebuah belt conveyor mengangkut tumpukan yang sudah dicampur pada tahap
awal ke penampung, dimana perbandingan berat umpan disesuaikan dengan jenis
klinker yang diproduksi. Material kemudian digiling sampai kehalusan yang
diinginkan.
5. Pembakaran dan Pendinginan Klinker
Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke pre-heater,
yang merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian siklon dimana
terjadi perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku dengan gas panas
dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial terjadi pada preheater ini dan
berlanjut dalam kiln, dimana bahan baku berubah menjadi agak cair dengan sifat
seperti semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-1400C, bahan berubah menjadi
bongkahan padat berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan klinker, kemudian
dialirkan ke pendingin klinker, dimana udara pendingin akan menurunkan suhu
klinker hingga mencapai 100 C.
6. Penghalusan Akhir
Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan dilewatkan
timbangan pengumpan, yang akan mengatur perbandingan aliran bahan terhadap
bahan-bahan aditif. Pada tahap ini, ditambahkan gipsum ke klinker dan diumpankan
ke mesin penggiling akhir. Campuran klinker dan gipsum untuk semen jenis 1 dan
campuran klinker, gipsum dan posolan untuk semen jenis P dihancurkan dalam
sistim tertutup dalam penggiling akhir untuk mendapatkan kehalusan yang
dikehendaki. Semen kemudian dialirkan dengan pipa menuju silo semen.

B. Pengukuran Pemajanan
No SIMPUL 1 SIMPUL 2 SIMPUL 3 SIMPUL 4
(Sumber (Media (Pemajanan (Dampak
Pencemar) Lingkungan) pada Kesehatan)
manusia)
1. Sumber pencemar
lingkungan fisik Debu dan Menghirup Debu
Kualitas udara bahan udara tercemar menyebabkan
polutan udara gangguan
(PM10, pernapasan, iritasi
PM25, SO2, pada mata, iritasi
NO2, CO, O3, pada kulit
HC, Pb)

Kebisinga Kebisingan Terpapar bising Kebisingan


3. n ditempat kerja saat menyebabkan
operasional gangguan
mesin dalam pendengaran
pabrik (ketulian
sementara
maupun ketulian
permanen)
2. Sumber pencemar Air limbah Air kontak Air limbah
lingkungan biologis hasil melalui menyebabkan
Kualitas air operasional minuman dan gangguan
buangan dan air pabrik kontak terhadap
limbah - BOD - langsung pencernaan,
Suhu dengan kulit penyakit kulit.
- COD - pH
-Nitrit -
Plankton dan
benthos

C. Identifikasi Resiko
1. Proses pembuatan semen
Kegiatan pada proses ini diperkirakan akan meningkatkan kadar debu di udara
dan meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara
yang semakin tinggi disamping itu juga meningkatkan resiko gangguan pendengaran
akibat kebisingan yang dihasilkan selama proses produksi.
2. Transportasi bahan baku, clinker, semen, bahan bakar dalam lokasi pabrik
Kegiatan pada proses ini diperkirakan dapat menurunkan kualitas udara ambien
serta dapat meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di
udara yang semakin tinggi, pada tahap ini juga menghasilkan tingkat kebisingan
yang dapat menimbulkan gangguan pada system pendengaran baik pekerja maupun
masyarakat disekitar pabrik.
3. Proses operasional pabrik dan kegiatan laboratorium
Pada proses ini diperkirakan akan menurunkan kualitas air buangan sehingga
dapat menyebabkan gangguan terhadap biota air dan pada tahap selanjutnya dapat
menyebabkan turunnya kualitas air pada badan air atau air permukaan dan bila air
ini dipakai sebagai sumber air bersih bagi masyarakat tentunya akan menimbulkan
gangguan gangguan lain pada manusia seperti gangguan pada kulit, gangguan
estetika dan bila air tersebut dikonsumsi akan menimbulkan dapat negative pada
kesehatan.
4. Penilaian terhadap dampak adanya industri semen terhadap kualitas
kesehatan masyarakat:
a. Peningkatan emisi debu sumber tidak bergerak pada proses pembuatan semen
dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi karyawan.
b. Peningkatan emisi gas buang sumber emisi tidak bergerak (PM 10, PM25, SO2, NO2,
CO, O3, HC, Pb) pada proses pembuatan semen memiliki potensi untuk
meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan parameter polutan di udara.
c. Penurunan kualitas udara ambien (kadar debu) pada kegiatan transportasi bahan
baku, clinker, semen dan BBMA di dalam lokasi pabrik dapat menimbulkan
peningkatan kadar debu di udara dan gangguan terhadap kesehatan akibat
kandungan debu di udara.
d. Peningkatan kebisingan pada proses pembuatan semen memiliki potensi bahaya
kesehatan seperti gangguan pendengaran pada karyawan.
e. Perubahan kualitas air buangan dan air limbah (parameter fisika, kimia anorganik,
biologi) pada kegiatan operasional pabrik dapat memungkinkan timbulnya
pencemaran terhadap badan air dan ekosistem perairan.
f. Persepsi negatif masyarakat dengan adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap
perusahaan dalam hal kesempatan kerja bagi penduduk lokal untuk kegiatan
operasional pabrik semen.
g. Peningkatan angka kesakitan akibat gangguan kesehatan yang dialami masyarakat
sekitar Industri.

D. Penetapan Resiko
Evaluasi
Potensi
Baku mutu Dampak Faktor
Dampak
dampak
Peningkat KepMen LH No 13 Tahun Penurunan Peningkat
an emisi 1995, tentang Baku Mutu kualitas udara an kadar
debu Emisi Sumber Tidak Gangguan pada debu di
sumber Bergerak system udara
tidak pernafasan Peningkat
bergerak an risiko
ganggua
n
pernapas
an pada
karyawan
Peningkat KepMen LH No 13 Tahun Penurunan Peningkat
an emisi 1995, tentang Baku Mutu kualitas udara an kadar
gas Emisi Sumber Tidak Gangguan pada paramete
buang Bergerak system r polutan
sumber pernafasan di udara
emisi Peningkat
tidak an risiko
bergerak kesehata
(PM10, n akibat
PM25, kandung
SO2, NO2, an
CO, O3, paramete
HC, Pb) r polutan
di udara
Penuruna PP No. 41 Tahun 1999 Penurunan Peningkat
n kualitas tentang kualitas udara an kadar
udara Pengendalian pencemaran Gangguan pada debu di
ambien udara system udara
(kadar pernafasan Peningkat
debu) an risiko
kesehata
n akibat
kandung
an debu
di udara
Peningkat Kep Men LH No 48 tahun Penurunan Peningkat
an 1996 tentang baku mutu kualitas udara an
kebisinga kebisingan Gangguan pada ganggua
n system n
pendengaran pendeng
aran
pada
karyawan
Penuruna Membandingkan hasil Penurunan indek Timbulny
n kualitas pegukuran dengan Perda keaneka a
air Tahun 2004 tentang baku ragaman hayati pencema
buangan mutu limbah Terganggunya ran
dan air ekosistem badan air
limbah perairan dan
Gangguan ekosiste
kesehatan pada m air
manusia
Sikap dan Adanya ketidakpuasan Masyarakat Adanya
persepsi masyarakat terhadap disekitar pabrik ketidak
masyarak perusahaan dalam hal menjadi resah puasan
at kesempatan kerja dankecemburua masyarak
penduduk lokal nsocial semakin at
tinggi terhadap
perusaha
an dalam
hal
kesempat
an kerja
pendudu
k lokal
Peningkat Angka kesakitan pada Angka kesakitan Peningkat
an angka masyarakat dan angka penyakit tertentu an angka
kesakitan kecelakaan yang terjadi pada kesakitan
dan akibat kerja masyarakat dan dan
angka angka kecelaka
kecelakaa kecelakaan an kerja
n yang yang terjadi karyawan
terjadi akibat kerja dan pada
akibat pada karyawan masyarak
kerja at sekitar
pabrik

E. Lingkup Analisis Dampak Industri Semen


1. Identifikasi Dampak Penting

Jenis Dampak Sumber Dampak Lokasi


Peningkatan emisi Proses pembuatan Stack EP Raw Mill
debu sumber tidak semen Stack EP Cooler
bergerak Stack Coal Mill
Stack Finish Mill
Peningkatan emisi Proses pembuatan Stack EP Raw Mill
gas buang sumber semen Stack EP Cooler
emisi tidak bergerak
(PM10, PM25, SO2,
NO2, CO, O3, HC, Pb)
Penurunan kualitas Penyimpanan dan Olay Storage
udara ambien (kadar bongkar muat Open coal yard
debu) bahan baku, bahan Silica and iron
bantu dan bahan storage
bakar Biomass storage
Additive storage
Limestone storage
Coal roofed storage
Peningkatan Proses operasional Cement mill
kebisingan pabrik dan kegiatan Paper bag plant
laboratorium Kiln
Raw mill
Coal mill
Biomass feeding
facility
Penurunan kualitas Proses operasional Settling pond
air buangan dan air pabrik dan kegiatan Bak Penangkap
limbah laboratorium Minyak / pengendap

Sikap dan persepsi Kegiatan Masyarakat disekitar


masyarakat Operasioanal pabrik pabrik

Peningkatan angka Kegiatan Di klinik PT. Holcim


kesakitan dan angka operasional pabrik Indonesia Tbk.
kecelakaan yang Pabrik Cilacap dan
terjadi akibat kerja Puskesmas
kecamatan Cilacap
utara, Tengah,
Selatan
2. Dampak Potensial
Evaluasi
Sumber
Jenis Dampak Lokasi dampak
Dampak
potensial
Peningkatan Proses Stack EP Raw Peningkatan
emisi debu pembuatan
sumber tidak semen Mill kadar debu di
bergerak Stack EP udara
Cooler Peningkatan
Stack Coal Mill risiko gangguan
pernapasan
Stack Finish
pada karyawan
Mill
Peningkatan Proses Stack EP Raw Peningkatan
emisi gas buang pembuatan
sumber emisi semen Mill kadar parameter
tidak bergerak Stack EP polutan di udara
(PM10, PM25, Cooler Peningkatan
SO2, NO2, CO, risiko kesehatan
O3, HC, Pb) akibat
kandungan
parameter
polutan di udara
Penurunan Penyimpanan Olay Storage Peningkatan
kualitas udara dan bongkar
Open coal kadar debu di
ambien (kadar muat bahan
debu) baku, bahan yard udara
bantu dan Silica and iron Peningkatan
bahan bakar storage risiko kesehatan
akibat
Biomass
kandungan debu
storage di udara
Additive
storage
Limestone
storage
Coal roofed
storage
Peningkatan Proses Cement mill Peningkatan
kebisingan operasional gangguan
Paper bag
pabrik dan pendengaran
kegiatan plant pada karyawan
laboratorium Kiln
Raw mill
Coal mill
Biomass
feeding facility
Penurunan Proses Settling pond Timbulnya
kualitas air operasional Bak pencemaran
buangan dan air pabrik dan badan air dan
Penangkap
limbah kegiatan ekosistem air
Minyak /
laboratorium pengendap
Sikap dan Kegiatan Masyarakat Adanya ketidak
persepsi Operasioanal disekitar puasan
masyarakat pabrik pabrik masyarakat
terhadap
perusahaan
dalam hal
kesempatan
kerja penduduk
lokal
Peningkatan Kegiatan Di Peningkatan
angka kesakitan operasional klinik industry angka kesakitan
dan angka pabrik semen dan kecelakaan
kecelakaan yang kerja karyawan
terjadi akibat
kerja
3. Pemusatan Dampak Potensial
Dampak Penting Permasalahan Risiko Kesehatan
Lingkungan Hidup
Kualitas Udara Peningkatan kadar emisi Menimbulkan
debu gangguan
Penurunan kualitas udara pernapasan akut dan
ambien gangguan
Peningkatan kebisingan pendengaran pada
karyawan dan
masyarakat disekitar
pabrik

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Ada 6 Langkah Utama Proses Produksi Semen yaitu : Penggalian , penghancuran,
pencampuran awal, Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku, Pembakaran dan
Pendinginan Klinker, penghalusan akhir.
2. Pengukuran pemajanan industri semen dapat diuraikan melalui 4 simpul .
3. Identifikasi resiko yaitu berdasarkan sebagai berikut:
a. Proses pembuatan semen
b. Transportasi bahan baku, clinker, semen, bahan bakar dalam lokasi pabrik
c. Proses operasional pabrik dan kegiatan laboratorium
d. Penilaian terhadap dampak adanya industri semen terhadap kualitas kesehatan
masyarakat.
4. Penetapan resiko disesuaikan dengan standar baku mutu terkait dengan industri
semen.
5. Lingkup Analisis Dampak Industri Semen terdiri dari identifikasi dampak penting,
dampak potensial dan pemusatan dampak potensial.

b. Saran
1. Untuk Industri, diharapkan untuk menyusun dokumen langkah-langkah Analisis
Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) agar dapat mencegah terjadinya dampak
negatif.
2. Untuk Pemerintah, diharapkan melakukan pengawasan yang ketat terhadap
industri-industri, terutama dalam masalah penanggulangan limbahnya.
3. Untuk Masyarakat, diharapkan turut serta dalam melakukan pengawasan kinerja
industri-industri terutama masalah penanggulangan limbahnya

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011.http://rafsanjani13.blogspot.co.id/2011/05/analisisdampakkesehatan-

lingkungan.html (Di Akses pada tanggal 14 Juni 2016 pukul 14.00 WITA)

Anonim.http://dokumen.tips/documents/makalah-industri-semen 563de405a 9178.html (Di

Akses pada tanggal 14 Juni 2016 pukul 14.00 WITA)

Anonim.2012.http://nurlailahcuteinfo.blogspot.co.id/2012/04/makalah-pembuatan-

semen.html (Di Akses pada tanggal 14 Juni 2016 pukul 14.00 WITA)

Anonim.2016.http://ismunote.blogspot.co.id/2016/01/makalah-proses-pembuatan-

semen.html (Di Akses pada tanggal 14 Juni 2016 pukul 14.00 WITA)

Anonim.2012.http://nanjatogawa.blogspot.co.id/2012/02/keranga-dan-langkah-langkah-

analisis.html (Di Akses pada tanggal 14 Juni 2016 pukul 14.00 WITA)

Anonim.2012.http://depiherdiana-dragspeed.blogspot.co.id/2012/03/langkah-langkah-

adkl.html (Di Akses pada tanggal 14 Juni 2016 pukul 14.00 WITA)

Anda mungkin juga menyukai