Disusun oleh :
RIZAL BAHRI
(P27833113011)
(P27833113023)
HELEN FARIDAWATI
(P27833113012)
(P27833113046)
INEKE PUSPITASARI
(P27833113032)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIII KAMPUS SURABAYA
TAHUN 2015
I. TUJUAN
Umum
:
Mahasiswa dapat memahami cara pengambilan sampel
Khusus :
- Mahasiswa terampil dalam melakukan pengambilan sampel usap alat makan /
masak dengan benar
- Mahasiswa terampil dalam melakukan pengambilan sampel usap dubur / rectal swab
dengan benar
- Mahasiswa terampil dalam melakukan pengiriman sampel
- Mahasiswa terampil dalam melakukan pemeriksaan sampel usap alat makan / masak
dengan benar
- Mahasiswa terampil dalam melakukan pemeriksaan sampel usap dubur / rectal swab
dengan benar
- Mahasiswa dapat menghitung Angka Lempeng Total kuman pada alat makan /
masak
II. DASAR TEORI
Semua alat makan yang mempunyai peluang bersentuhan dengan makanan harus
selalu dijaga dalam keadaan bersih dan tidak ada sisa makanan yang tertinggal pada
bagian-bagian alat makan tersebut. Apabila hal tersebut dibiarkan, akan memberi
kesempatan kuman yang tidak dikehendaki untuk berkembang biak dan
membusukkan makanan. (Winarno, 1993)
Menurut ketentuan Direktur Jenderal PPM & PLP, inspeksi atau uji sanitasi alat
makan atau alat masak perlu dilakukan pada tempat tempat pengolahan makanan
dan sampel sebaiknya diambil dari lima jenis alat makan atau alat masak yang ada,
yaitu :
1. sendok
2. gelas
3. piring
4. mangkok
5. panci, dan lain-lain.
Alat makan yang kurang bersih dapat menyebabkan terjadinya penularan
penyakit. Penyakit tersebut dapat berupa infeksi saluran pernafasan. Oleh karena itu
perlu diupayakan agar alat makan yang akan dipakai harus memenuhi syarat
kesehatan. (Surasri, 1989)
Rectal swab adalah prosedur di mana kapas kecil steril dimasukkanke dalam rektu
m untuk tujuan koleksi sampel yang akan diuji untuk penyakit dan infeksitertentu
daerah rectum + 2-3 cm diatas lubang anus.. Tinja serta jaringan dan kadangkadanglendir dapat dikumpulkan dan dikirim untuk pengujian. Berbagai jenis infeksi
virus, bakteri,dan parasit dapat dideteksi melalui rektal swab. Kuman-kuman yang
ditemukan dari swab rectum juga terdapat dalam saluran pencernaan.
EMB Agar mengandung laktosa, sukrosa, pepton, eosin Y, dan methylen blue.
EMB Agar disebut sebagai media selektif karena kandungan methylen blue pada
media bisa menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Gula yang terdapat dalam
media, yaitu sukrosa dan laktosa merupakan substrat yang bisa difermentasi oleh
sebagian besar bakteri Gram negatif, terutama bakteri Coliform. Adanya sukrosa dan
laktosa juga bertujuan untuk membedakan antara bakteri Coliform yang mampu
memfermentasi sukrosa lebih cepat daripada laktosa dan yang tidak dapat
memfermentasi sukrosa. Bakteri Coliform umumnya mampu memfermentasi laktosa
dan menghasilkan asam. Kondisi ini membuat media menjadi asam sehingga
indikator Eosin Y berubah warna dari bening menjadi ungu gelap yang biasanya
disertai kilap logam. Koloni yang tumbuh berinti gelap disertai kilap logam pada
permukaan Eosin Methylen Blue (EMB) Agar merupakan ciri koloni Escherichia
coli. Bakteri gram negatif lain yang mampu memfermentasi laktosa dengan lambat
akan ditunjukkan dengan warna coklat merah muda, dan bakteri yang tidak mampu
memfermentasi laktosa akan terlihat merah muda pudar. (Lal dan Cheepthman dkk.,
2007; Merck, 1996).
Menurut Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
V. LANGKAH KERJA
A. Pengambilan Sampel Usap Alat Makan / Masak
1. Pembuatan Media Transport (Larutan NaCl 0,9%)
a. Timbang NaCl 0,63 gram lalu masukkan dalam beaker glass
b. Tambahkan aquadest sebanyak 70 ml lalu aduk hingga larut
c. Pindahkan dalam botol kecil @10 ml lalu tutup
d. Sterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama 15 menit
2. Pembuatan Media Pengencer (Larutan NaCl 0,9%)
a. Timbang NaCl 2,916 gram lalu masukkan dalam beaker glass
b. Tambahkan aquadest sebanyak 324 ml lalu aduk hingga larut
c. Pindahkan dalam tabung reaksi sejumlah 36 tabung @9 ml lalu tutup
menggunakan kapas
d. Sterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama 15 menit
3. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)
a. Timbang NA 15,12 gram lalu masukkan erlenmeyer
b. Tambahkan aquadest sebanyak 540 ml lalu aduk, bila tidak larut maka
panaskan di atas kompor hingga larut
c. Tutup menggunakan kapas dan alumunium foil
d. Sterilkan dalam autoklaf dengan suhu 121C selama 15 menit
4. Teknik Pengambilan Sampel Usap Alat Makan / Masak
a. Spesimen/sampel diambil dari alat yang siap untuk dipergunakan atau
yang selesai dicuci
b. Gunakan sarung tangan steril sebelum pengambilan spesimen/sampel.
c. Tiap TPM, diambil maksimal 5 usap alat, meliputi usap alat piring, gelas,
sendok, garpu, dan wajan
d. Tiap jenis alat masak/ makan yang akan diperiksa, diambil 4-5 buah secara
acak.
e. Gunakan 1 lidi kapas steril untuk setiap kelompok jenis alat tersebut
f. Sebagai cairan usap alat masak/makan dan media transport, digunakan
larutan NaCl 0,9% steril bervolume 10 ml
g. Masukkan lidi kapas steril kedalamnya.
h. Lidi kapas steril dalam botol ditekan ke dinding untuk membuang
cairannya, lalu diangkat untuk melakukan usapan
i. Cara melakukan usapan :
Cangkir dan gelas : usapan dilakukan dengan mengelilingi
permukaan luar dan dalam bagian bibir setinggi 6 mm, dilakukan
sebanyak 3x.
cm.
Panci : Usapan dilakukan pada bagian permukaan dalam dengan
cara melakukan 2 (dua) usapan yang satu sama lainnya saling
menyilang siku-siku dari bagian tepi panci, dilakukan sebanyak 3x.
cm.
j. Pengusapan pada setiap bidang permukaan seperti tersebut diatas
dilakukan 3 (tiga) kali berturut-turut. Satu lidi kapas dipergunakan untuk 1
(satu) kelompok jenis alat yang terdiri dari 4-5 buah.
k. Pada perabot lainnya pengusapan dilakukan pada bidang seluas 7 x 7 cm
persegi atau 49 cm sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut. Pada 1 (satu)
kelompok jenis alat, usapan dilakukan pada luas permukaan sebanyak 5
(lima) tempat sehingga mencapai luas keseluruhan sebesar 5 x 7 x 7 cm
persegi = 245 cm2 luas permukaan
l. Setiap selesai mengusap 1 (satu) alat berasal dari 1 (satu) kelompok jenis
alat, lidi kapas harus dimasukkan ke dalam botol berisi larutan NaCl 0,9%,
diputar-putar dan ditekankan ke dinding untuk membuang cairannya, lalu
diangkat dan digunakan untuk mengusap alat berikutnya.
g. Setelah lidi kapas diluar, segera ambil dan segera masukkan ke dalam
botol yang berisi larutan NaCl 0,9%, semua dilakukan secara steril.
h. Gunting kelebihan lidi setinggi tutup botol, flambir bibir tutup botol
dengan api spirtus, lalu ditutup rapat.
i. Beri kode sesuai dengan lembar formulir
Data-data sampel dalam formulir meliputi :
Kode Pengambilan Sampel
Nama Pengirim
Alamat Pengirim
Tanggal/ jam pengambilan sampel
Tanggal pengiriman sampel
Jenis sampel
Lokasi pengambilan sampel
Jenis pemeriksaan
Tanda tangan pengirim
Pemeriksaan spesimen / sampel
4. Wadah tabung atau botol tersebut dimasukkan lagi dalam wadah lain yang
tidak mudah pecah dan tidak bocor dengan diberi penyangga berupa kertas,
serbuk kayu dll
5. Bungkus wadah tersebut dan cantumkan alamat yang dituju dengan jelas
6. Pengiriman specimen dilakukan dengan memperhatikan sungguh-sungguh
syarat pengiriman spesimen.
7. Spesimen dikirim dengan disertai surat pengantar.
D. Pemeriksaan Sampel Usap Alat Makan/Masak dan Rectal Swab
1. Pemeriksaan Angka Kuman Alat Makan/Masak
Spesimen/ sampel hendaknya segera diperiksa dalam waktu < 30 menit
setelah pengambilan untuk menghindari bertambahnya jumlah kuman atau
matinya beberapa kuman dalam larutan NaCl 0,9% tersebut.
Cara Pemeriksaan :
a. Sediakan 6 tabung reaksi berisi larutan NaCl 0,9% dalam rak tabung. Beri
tanda 10, 10, 10, 104, 10 5 dan kontrol sebagai kode pengenceran dan
tanggal pemeriksaan
b. Siapkan 6 petridish steril. Enam petridish diberi tanda di bagian
belakangnya, 1 petri diberi tanda kontrol
c. Kocok bahan spesimen/sampel sampai homogen. Ambil 1 ml masukkan
dalam tabung pertama dengan pipet, dibuat sampai homogen.
d. Pindahkan 1 ml bahan dari tabung pertama ke dalam tabung kedua dengan
pipet, dibuat sampai homogen.
e. Demikian seterusnya dilakukan sampai tabung ke-5. Pengenceran yang
diperoleh pada ke-5 tabung adalah 10, 10, 10, 10 4, 10 5 sesuai dengan
kode pengenceran yang telah tercantum sebelumnya.
f. Dari masing-masing tabung diatas dimulai dari tabung ke-5, dengan
menggunakan pipet steril diambil 1 ml dimasukkan kedalam masingmasing petridish steril, sesuai dengan kode pengenceran yang sama.
g. Kemudian ke dalam masing-masing petridish dituang Nutrient Agar yang
telah dipanaskan dalam waterbath 45C sebanyak 15-20 ml. Masingmasing petridish digoyang perlahan-lahan hingga tercampur merata dan
biarkan hingga dingin dan membeku.
h. Masukkan dalam inkubator 37C selama 2 x 24 jam dalam keadaan
terbalik.
i. Pembacaan dilakukan setelah 2 x 24 jam dengan cara menghitung jumlah
koloni yang tumbuh pada tiap petridish dengan alat koloni konter.
Jenis Alat
Luas Usap
Jumlah Alat
Alat (cm2)
Jumlah Koloni
10-1
10-2
10-3
10-4
10-5
Piring
49
147
68
52
Gelas
14,22
150
64
20
Sendok
21,8
37
30
Garpu
15,91
50
35
Wajan
49
43
35
Panci
49
97
47
Tabel 2
Hasil Pemeriksaan Angka Kuman pada piring, gelas, sendok, garpu, wajan dan panci
sebelum digunakan pada siang hari dimulai jam 12.06 Di Laboratorium Mikrobiologi
Kesehatan Lingkungan Surabaya Tahun 2015
No
Jenis
Sampel
Jam pemeriksaan
Pemeriksaan Laboratorium
Ket
Piring
77,469 kol/cm2
TMS
Gelas
66,104 kol/cm2
TMS
Sendok
15,46 kol/cm2
TMS
Garpu
22,63 kol/cm2
TMS
Wajan
TMS
Panci
57,86 kol/cm2
TMS
Keterangan :
MS
= Memenuhi Syarat
TMS
= Tidak Memenuhi Syarat
Dari hasil permeriksaan kuman pada alat makan diketahui bahwa jumlah koloni
pada alat makan / masak piring , gelas, sendok, garpu , wajan , dan panci tidak memenuhi
syarat. Dimana menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1096/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga bahwa angka kuman pada
alat makan dan minum harus nol (negatif).
Rectal Swab
Setelah dilakukan penanaman pada media EC Broth dan diinkubasi 1 x 24 jam
didapatkan hasil keruh pada media tersebut. Sehingga dilanjutkan penanaman pada media
EMB dan diinkubasi selama 1 x 24 jam. Dari hasil inkubasi tersebut diduga positif
Escherichia coli dengan ciri koloni yang tumbuh berinti gelap disertai kilap logam pada
permukaan Eosin Methylen Blue (EMB) Agar.
Escherichia coli adalah salah satu bakteri komensal di dalam usus manusia. Bakteri
ini termasuk dalam golongan Enterobacteriaceae. Di bagian usus besar dihuni oleh
berbagai bakteri, khususnya E. coli. Bakteri ini menghasilkan antibiotik seperti kolisin
yang bisa membunuh bakteri lain. Selain itu E. coli bersama bakteri lain mencerna
makanan yang ada di usus besar dan menghasilkan asam amino. Selain itu E. coli
berfungsi melatih sel-sel dinding usus untuk memiliki pertahanan menghadapi bakteri
pathogen lain. Meskipun demikian, beberapa jenis E. coli dapat bersifat pathogen, yaitu
serotype-serotipe yang masuk dalam golongan E. coli enteropatogenik, E. coli
enteroinvasif, E. coli enterotoksigenik, dan E. coli enterohemoragic.
Terdapat 4 tahap dalam pengujian E. coli yaitu pendugaan dengan metode MPN, uji
penguat pada media selektif, uji lengkap dengan medium lactose broth serta uji
identifikasi dengan melakukan reaksi IMVIC (Indol, Methyl red, Vagues Praskaurer dan
Citrate). Apabila dikehendaki untuk mengetahui serotype dari E. coli untuk memastikan
apakah E. coli tersebut pathogen atau tidak maka dapat dilakukan uji serologi.
Menurut
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil usap alat makan / masak yang dilakukan di Laboratorium
LAMPIRAN
Gambar 5. Memasukkan sampel dari media transport kedalam tabung reaksi berisi larutan NaCl
0,9% (pengencer)
pada
dengan
DAFTAR PUSTAKA
Lal, A., Cheeptham, N. 2007. http://www.microbelibrary.org/component/resource/laboratorytest/2869-eosin-methylene-blue-agar-plates-protocol. Eosin Methylen Blue Agar Protocol.
ML Library American Society for Microbiology. Diakses pada 12 Maret 2015 pukul 19.28
WIB
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096/Menkes/Per/Vi/2011 Tentang
Higiene Sanitasi Jasaboga. http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.
%201096%20ttg%20Higiene%20Sanitasi%20Jasaboga.pdf . Diakses Pada 13 Maret 2015
Pukul 10.47 WIB
Surasri, Siti. 1989. Prinsip Sanitasi Makanan. Pusdiknakes RI, Jakarta.
Winarno, F.G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta. http://kesmas-unsoed.com/2010/12/laporan-usap-alat-makanan.html Diakses Pada
12 Maret 2015 pukul 09.07 WIB
https://www.academia.edu/8953162/PMM Diakses pada tanggal 12 Maret 2015