Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN SANITASI ALAT ( USAP ALAT ) DAN ANGKA KUMAN

( ANGKA LEMPENG TOTAL )

A. IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama Mahasiswa : Salsabila Shofiana
NIM : P1337433217002
Semester : IV ( empat )
Waktu dan Lokasi : 18 Maret 2019 dan di Laboratorium Mikrobiologi
Mata Kuliah : Penyehatan Makanan & Minuman – A
Jenis Praktikum : Uji sanitasi alat makan dan makanan dengan pemeriksaan ALT
Tujuan : Agar dapat diketahui tingkat kebersihan alat makan

Metode : 1. Pengambilan sampel alat makan dengan metode usap


sedangkan pengambilan sampel makanan secara aseptis.
2. Pemeriksaan ALT dengan metode tuang dan hitungan
cawan

Prinsip : 1. Pengambilan sampel dengan usapan menggunakan lidi kapas


steril dilakukan pada permukaan alat makan dan dimasukkan
pada buffer phosphate dan dilakukan pengenceran .
2. Menghitung mikroba pada makanan dengan angka lempeng
total ( ALT )
3. Mikroba dapat tumbuh pada media pada ( agar ) pada waktu
dan suhu tertentu.

B. DASAR TEORI

Alat makan di tempat penjualan makanan seharusnya dikelola dengan baik, dari
pencucian sampai kepada penyimpanan alat yang sudah bersih. Namun, alat makan
yang sudah dicuci bersih tidak bebas dari mikroba. Hal ini dapat terjadi karena
penggunaan air yang tidak saniter, proses pencucian tanpa perlakuan desinfektan, serta
pengelapan pada alat makan yang dilakukan berkali – kali. Penyimpanan alat makan
siap pakai juga harus tertutup guna menghindari terjadinya kontaminasi dari lingkungan
yang meliputi kontaminasi mikroba dari debu , binatang yang hinggap, dan tertimpanya
kotoran dari lingkungan tempat penyimpanan tersebut. Jika hal tersebut dilakukan,
masyarakat yang mengonsumsi dengan piring yang bersih ( secara mikrobiologi ), akan
terjaga kondisi kesehatannya.

Beberapa solusi untuk mengatasi kebersihan alat makan :

1. Metode pencucian yang benar, yakni menggunakan 3 bak yang terdiri dari
bak perendaman, bak pembilasan, dan bak disinfektan. Bahan disinfektan
yang digunakan adalah larutan kaporit 50 ppm atau air panas dengan suhu
80 o C.
2. Pengelapan dilakukan satu kali dengan lap yang bersih / tissue
3. Disimpan ditempat yang tertutup

Kebersihan alat makan dapat dilihat melalui pemeriksaan ALT atau jumlah
mikroba dan pemeriksaan E. Coli dengan pengambilan sampel metode usap. Menurut
Departemen Kesehatan RI, 1998, alat dikatakan bersih jika terdapat koloni mikroba
maksimal 100 koloni / cm2 dan E.Coli 0.

C. PROSEDUR
1. Alat yang digunakan
a. Gunting
b. Sarung tangan steril
c. Spidol huruf kecil
d. Kertas cellotape
e. Bunsen
f. Formulir pengambilan untuk pemeriksaan laboratorium
2. Bahan yang digunakan
a. Media transpor
b. Kapas lidi steril
c. Sampel ( alat makan ) di TPM
3. Cara kerja
a. Teknik pengambilan
1) Pastikan alat dan bahan dalam keadaan steril
2) Bersihkan meja kerja, nyalakan Bunsen
3) Persiapkan sarung tangan yang steril atau bersihkan tangan untuk
mengambil sampel
4) Persiapan lidi kapas steril, kemudian buka tutup tabung dan masukkan lidi
kapas steril ke dalamnya
5) Lidi kapas ditekan ke dinding tabung untuk membuang airnya, baru
diusapkan pada alat makan yang dijadikan sampel. Permukaan / bagian yang
diambil sampelnya adalah :
 Piring, bagian yang berhubungan dengan makanan, luas usapan 2
juring yang berlawanan atau seluas 50 cm2
 Sendok dan garpu, bagian yang berhubungan dengan mulut dan
makanan ( bagian mangkuk dan penusuk baik permukaan atas
maupun bawah )
 Gelas, bagian yang langsung berhubungan dengan mulut ( bibir
gelas ), baik bagian luar maupun dalam setinggi 0,6 cm
6) Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan 3 kali
7) Setelah disapukan segera masukkan ke dalam tabung berisi media transport,
patahkan tangkai swab / lidi kapas yang terpegan, aseptiskan mulut tabung
kemudian ditutup kembali.
8) Beri label dengan kode, missal A. 1.a, catat dalam buku harian.
A : Lokasi tempat pengambilan sampel ( missal, rumah bersalin Bunda )
1 : Kelompok sampel yang akan diambil ( alat – alat makan
a : jenis sampelnya ( missal, piring, sendok, gelas )
9) Segera kirim ke laboratorium dengan tas pembawa yang dingin dan sertakan
formulir pengiriman.
b. Pemeriksaan ALT ( Angka Lempeng Total )
1) Ambil suspense ( hasil usapan / apusan ) sebanyak 1 ml dan 0,1 ml
masukkan dalam cawan yang steril
2) Tuangkan medium PCA sampai 1/3 tinggi cawan ( kurang lebih 5 ml ),
homogenkan
3) Inkubasi pada suhu kurang lebih 35 o C, selama 2 x 24 jam
4) Lakukan pengamatan ( hitung koloni dalam cawan )
5) Hitung koloni pada alat makan tersebut, dengan rumus :

𝑃
Jumlah koloni per cm2 = jumlah koloni x V x
𝑄
Keterangan :
V = volume media transport
P = Luas yang diusap
Q = Luas keseluruhan alat

D. HASIL

Pada praktikum yang dilakukan oleh kelompok kami, dengan sampel piring
plastik salah satu praktikan, dengan :
 Volume media transport = 10 ml
 Luas yang diusap = p x l ( persegi panjang ) = 5 x 10 = 50 cm2
 Luas keseluruhan alat ( lingkaran )
22
Luas lingkaran  𝐴 = 𝜋𝑟 2 = x (14)2 = 616 cm2
7
 Jumlah koloni   Suspensi 0,1 ml = 1 koloni, agar seimbang
dikali 10  suspensi 0,1 ml = 1 x 10 = 10
koloni bakteri

 Suspensi 10 ml = 2 koloni bakteri

10+2
Jadi, Jumlah koloni rata – rata = = 6 koloni bakteri
2
Didapat hasil jumlah koloni per cm2, dengan rumus :

𝑃
Jumlah koloni per cm2 = jumlah koloni rata – rata x V x
𝑄

50
= 6 x 10 x
616

= 60 x 0,08
= 5 koloni / cm2

E. PEMBAHASAN HASIL
Pemeriksaan Angka Lempeng Total yang dilakukan pada alat makan praktikan
berupa piring didapatkan hasil sebesar 5 koloni / cm2. Menurut SNI 7388 : 2009 pada
alat, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1096/MENKES/PER/VI/2011, bahwa alat makan (piring) tidak boleh mengandung
bakteri lebih dari 0 koloni/cm2. Maka dapat dilihat bahwa sampel alat makan (piring)
yang diperiksa jumlah kumannya dapat dikatakan tidak sehat dan tidak layak untuk
digunakan.
Alat makan yang mengandung bakteri atau dikatakan tidak bersih sempurna,
akan menimbulkan beberapa penyakit yang timbul, misalnya penyakit diare yang
dikarenakan makanan yang terkontaminasi oleh bakteri yang terdapat dialat makan, dll.
Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya beberapa faktor yang menyebabkan adanya
bakteri, diantaranya :
1. Pencucian alat makan yang kurang bersih
2. Tempat penyimpanan alat makan yang berada dekat dengan sumber pencemar atau
tempat penyajian
3. Lap yang digunakan hanya satu, sudah bekas atau sudah kotor
Alat makan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan dalam
penularan penyakit, sebab alat makan yang tidak bersih dan mengandung
mikroorganisme dapat menularkan penyakit melalui makanan, sehingga proses
pencucian alat makan dengan penerapan metode pencucian yang tepat sangat penting
dalam upaya penurunan jumlah angka kuman terutama pada alat makan. Teknik
pencucian piring yang benar menurut Kemenkes (2009), melalui beberapa tahap yaitu
pemisahan kotoran atau sisa makan dari peralatan makan, perendaman, pencucian,
pembilasan dengan air bersih dan mengalir, perendaman dengan air kaporit, penirisan,
perendaman dengan air panas 82-100 ºC, dan pengeringan. Teknik pencucian yang
benar akan memberikan hasil akhir pencucian yang sehat dan aman.

F. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan Angka Lempeng Total yang telah
dilakukan oleh kelompk kami, bahwa alat mkaan berupa piring tidak layak atau tidak
sehat digunakan untuk alat makan dikarenakan tidak memenuhi syarat menurut
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1096/MENKES/PER/VI/2011 bahwa alat makan
tidak mengandung bakteri lebih dari 0 koloni/cm2. Diharapkan bagi masyarakat dapat
meningkatkan kebersihan diri dan juga kebersihan peralatan-peralatan makan serta
dapat menerapkan teknik pencucian peralatan dan pengolahan makanan yang benar.

G. LAMPIRAN
DOSEN / ASISTEN DOSEN PRAKTIKAN

……………………………… SALSABILA SHOFIANA


P1337433217002

Anda mungkin juga menyukai