DISUSUN OLEH :
TAHUN 2018
1
BIODATA PENYUSUN
NIM : P1337433116011
Agama : Islam
Nomor HP : 085823648372
2
BIODATA PENYUSUN
NIM : P1337433116014
Agama : Islam
Nomor HP : 085200397594
3
BIODATA PENYUSUN
NIM : P1337433116081
Agama : Islam
Nomor HP : 0852011620135
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Laporan Magang Volunteer ini. Laporan ini disusun
guna menyelesaikan tugas dari Instalasi Hygiene Sanitasi. Keberhasilan laporan ini adalah berkat
bimbingan serta bantuan modal maupun material dari berbagai pihak yang telah diberikan kepada
penulis. Oleh karena itu, penulis pada kesempatan ini menyampaikan ucapan terimakasih kepada
yang terhormat :
1. Bapak Asep Tata Gunawan, S.K.M., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan
Purwokerto Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.
2. Bapak Suparmin, S.ST., M.Kes. selaku Ketua Program Studi D3 Kesehatan Lingkungan
Purwokerto Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.
3. Bapak Hari Rudijanto I.W. S.T., M.Kes. selaku Ketua Program Studi D4 Kesehatan
Lingkungan Purwokerto Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.
4. Bapak Hendra Susanto, S.Tr, KL selaku pembimbing magang, Ibu Fitri Nurisnaeni,
A.Md.KL selaku asisten pembimbing magang dan seluruh staff IPAL RSUD Ajibarang.
5. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan dukungan moril dan materil sehingga
dapat menyelesaikan laporan magang.
6. Semua pihak yang telah berpartisipasi membantu penulis sehingga penyusunan laporan ini
dapat diselesaikan.
Bila dalam pembuatan laporan ini ada kesalahan kami meminta maaf dan semoga dapat
bermanfaat.
5
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI .........................................................................................................................................6
BAB I .................................................................................................................................................8
PENDAHULUAN..................................................................................................................................8
B. Tujuan .................................................................................................................................. 10
BAB II .............................................................................................................................................. 11
BAB IV ....................................................................................................................................................... 66
PENUTUP.................................................................................................................................................. 66
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 66
B. SARAN ........................................................................................................................................... 66
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
8
ambang batas, radiasi sinar pengion dan non pengon, air yang tercemar, udara yang tercear
dan makanan yang terkontaminasi.
Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan kebutuhan hidup yang tidak dapat diabaikan,
dan lingkungan yang tercemar dan kotor akan mempengaruhi kesehatan manusia. Timbulnya
pencemaran dan mewabahnya berbagai penyakit menunjukkan ketidakmampuan dari sumber
daya manusia yang menanganinya. Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto (JKL
Purwokerto) Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang sebagai salah satu lembaga
pendidikan yang menyelenggarakan program yang menyelenggarakan program pendidikan
kesehatan D-III dan D-IV bidang kesehatan lingkungan selalu berupaya menghasilkan lulusan
yang mampu dan trampil dalam melaksanakan berbagai tugas dalam bidangnya,
berkepribadian tinggi, bertanggung jawab, percaya diri, serta mampu mengembangkan diri
dalam bidang profesinya.
Praktek kerja/magang merupakan salah satu kegiatan perkuliahan yang wajib diikuti
oleh setiap mahasiswa Program Studi D-III sebagai bentuk pembelajaran terapan di lapangan.
Mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman langsung sebagai pelaksana dana tau
pengelola kegiatan kesehatan lingkungan di lahan kerja. Selain itu, mahasiswa diharapkan
mendapatkan mengenal lahan-lahan kerja yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan yang
tidak hanya terpaku hanya pada organisasi pada Kementerian Kesehatan R.I. beserta
jajarannya. Kegiatan praktek kerja/magang juga diharapkan lebih mampu mengenalkan
pentingnya profesi kesehatan lingkungan pada lahan kerja, sehingga dapat sebagai jembatan
mendapatkan peluang kerja bagi para lulusan D-III Jurusan Kesehatan Ligkungan Poltekkes
Kemenkes Semarang.
Pelaksanaan magang ini merupakan salah satu model untuk mendapatkan keterkaitan
dan kesepadanan (link and match) antara pengetahuan di perkuliahan dengan kebutuhan
lapangan pekerjaan. Magang merupakan sebuah alternatif dalam menerapkan kurikulum
nasional sebagai mata kuliah yang bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang profesional
dalam bidangnya.
Rumah Sakit Umum Daerah Ajibarang sebagai salah satu rumah sakit yang dipandang
sebagai tempat magang yang relevan bagi mahasiswa. Jurusan Kesehatan Lingkungan
Purwokerto Poltekkes Kemenkes Semarang. Pada bagian ini, mahasiswa diharapkan dapat
9
mengembangkan sistem aplikasi yang berguna bagi Rumah Sakit Umum Ajibarang dan juga
menerapkan pembelajaran ilmu kesehatan lingkungan berdasarkan kondisi di lapangan sesuai
dengan bidang ilmu yang dipelajari
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan salah satu dan atau seluruh kegiatan
kesehatan lingkungan di lokasi praktek lapangan / magang.
b. Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan salah satu dan atau seluruh kegiatan IPAL
di lokasi praktek lapangan / magang.
c. Mahasiswa mampu belajar mencari alternative pemecahan masalah yang berkaitan
dengan salah satu dan atau seluruh kegiatan kesehatan lingkungan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengolahan Limbah
Rumah sakit menghasilkan limbah dalam jumlah yang besar, beberapa diantaranya dapat
membahayakan kesehatan di lingkungannya. Pembuangan limbah yang berjumlah cukup besar dilakukan
dengan cara memilah-milah limbah ke dalam kategori untuk masing-masing jenis kategori diterapkan cara
pembuangan limbah yang berbeda. Prinsip umum pembuangan limbah rumah sakit adalah sejauh mungkin
menghindari resiko kontaminasi antrauma atau Injuri (KMNLH, 1995 dalam Asmadi, 2013: 2). Limbah
medis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, poliklinik, farmasi atau yang sejenis,
penelitian, pengobatan, penelitian, atau pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius,
Limbah sebelum dimusnahkan dapat diolah dahulu, baik untuk memperkecilvolume, untuk didaur
ulang, atau dimanfaatkan kembali. Pengolahan dapat sangat sederhana seperti pemilihan, sampai pada
pembakaran atau insenerasi. Insenerasi adalah suatu proses dimana limbah padat medis dibakar dengan
oksigen dari udara dan diubah menjadi gas hasil pembakaran serta residu yang berupa abu. Insenerasi sangat
mengurangi volume dan berat limbah medis padat hingga tinggal kurang dari 5% dan dapat menghilangkan
Sidik (2013) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa di dalam insenerator limbah dibakar secara
terkendali dan berubah menjadi gas (asap) dan debu. Insinerasi sangat mengurangi volume dan berat limbah
medis padat hingga tinggal kurang dari 5% dan dapat menghilangkan mikroba dalam sisa limbah. Proses
pembakaran, waktu pembakaran, dan panas pembakaran merupakan faktor yang penting. Panas yang tinggi
akan dihasilkan proses pembakaran yang sempurna. Proses pembakaran terdapat kemungkinan memiliki
11
dampak terhadap masyarakat. Masyarakat mungkin terganggu dengan bau, asap, panas, dan sebagainya.
Pengelolaan limbah medis merupakan bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di layanan kesehatan
yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari
limbah layanan kesehatan dan upaya penanggulangan penyebaran penyakit (Sidik dalam Sudewi, 2013:
15).
Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di rumah sakit. Namun
mengingat bahwa rumah sakit merupakan tempat tindakan dan perawatan orang sakit maka kualitas dan
kuantitasnya perlu dipertahankan setiap saat agar tidak mengakibatkan sumber infeksi baru bagi penderita.
Tergantung pada kelas rumah sakit dan berbagai jenis pelayanan yang diberikan mungkin beberapa rumah
sakit harus melakukan pengolahan tambahan terhadap air minum dan air bersih yang telah memenuhi
standar nasional, misalnya bila air bersih digunakan sebagai bahan baku air untuk dianalisa pada proses
untuk fasilitas sanitasi rumah sakit adalah 500 liter/tempat tidur/hari. Jumlah ini harus terpenuhi
sehingga kebutuhan air bersih rumah sakit ini dapat mencukupi semua kegiatan medis dan
nonmedis. Adapun jumlah kebutuhan air yang dibutuhkan pada instalasi rawat jalan, instalasi
laboratorium, dapur, laundry, central setrile supply department, instalasi pemulasaran jenazah,
instalasi rawat inap, instalasi bedah sentral, tergantung dari banyaknya pasien yang berobat di
rumah sakit tersebut yang digunakan sebagai mandi cuci kakus dan untuk keperluan lainnya.
12
Laundry rumah sakit adalah tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan sarana
penunjangnya berupa mesin cuci, alat dan disinfektan, mesin uap (steam boiler), pengering, meja
menimbulkan gangguan kesehatan bagi para pekerja laundry dan juga dapat mengotori linen-linen
yang sudah bersih. Kegiatan Pengelolaan Tempat Pencucian Linen, adalah sebagai berikut :
b) Monitoring penggunaan jenis deterjen dan desinfektan untuk proses pencucian yang ramah
lingkungan agar limbah cair yang dihasilkan mudah terurai oleh lingkungan.
c) Membuat SPO pemeriksaan kualitas linen bersih yaitu standar kuman bagi linen bersih setelah
keluar dari proses tidak mengandung 6 x 10³ spora spesies Bacilus per inci persegi.
Limbah cair rumah sakit merupakan limbah infeksius yang masih perlu pengelolaan
sebelum dibuang ke lingkungan, hak ini dikarenakan limbah dari kegiatan rumah sakit tergolong
limbah B3 yaitu limbah yang bersifat infeksius, radioaktif, korosif dan kemungkinan mudah
terbakar. Adapun sumber limbah cair rumah sakit berasal dari laboratorium, radiologi, ruang
bedah, ruang bersalin, kamar mandi, wastafel, water closet, sarana cuci tangan, pembersihan lantai,
pembersihan alat, pencucian bahan makanan, buangan sisa sample cair. Penimbunan limbah cair
tersebut semuanya berasal dari instalasi rawat jalan, instalasi rawat inap, laundry, instalasi
pemulasaran jenazah, kantin. (Heru Kusumanto, 1992). Untuk mengurangi energy rumah sakit
perlu mengembangkan minimalisasi limbah cair dengan menggunakan pedoman 4R yaitu Reduce
(mengurangi), Reuse (penggunaan kembali), Recycle (daur ulang) Recovery (perolehan kembali),
13
End off pipe approach merupakan pilihan akhir dalam pengelolaan limbah rumah sakit, dimana
limbah rumah sakit diolah dan dimusnahkan sesuai dengan teknologi yang ramah lingkungan.
Sterilisasi adalah suatu proses pengelolaan alat atau bahan yang bertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat dilakukan
dengan proses kimia atau fisika. Sterilisasi sangat penting dilakukan terutama untuk alat-alat
bedah, terlebih lagi saat ini semakin berkembangnya prosedur operasi maupun kompleksitas
peralatan medik, maka diperlukan proses sterilisasi yang tersentralisasi sehingga keseluruhan
proses menjadi lebih efesien,ekonomis dan keamanan pasien semakin terjamin. Disamping itu,
rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah terjadinya
resiko infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam
pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Untuk
mencapai keberhasilan tersebut, maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit.
Istilah untuk pusat sterilisasi bervariasi, mulai dari Central Sterile Supply Department
(CSSD), Central Service (CS), Central Supply (CS), Central Processing Department (CPD) dan
lain lain, namun kesemuanya mempunyai fungsi utama yang sama yaitu menyiapkan alat-alat steril
dan bersih untuk keperluan perawatan pasien. Secara terperinci, fungsi dari pusat sterilisasi adalah
medis ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan perawatan pasien. Central
Sterilization Supply Department (CSSD) atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu
sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril. Instalasi CSSD
14
ini merupakan pusat pelayanan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan alat/bahan steril bagi
unit-unit yang membutuhkan sehingga dapat mencegah dan mengurangi infeksi yang berasal dari
rumah sakit itu sendiri. Alur aktivitas fungsional CSSD dimulai dari pembilasan,
Sampel air setelah diambil segera dikirim ke laboratorium yang terdekat untuk
pemeriksaan fisika kimia air dapat memanfaatkan laboratorium yang ada di rumah sakit (bagi
rumah sakit yang telah dilengkapi peralatan laboratorium pemeriksaan air) atau Balai
Laboratorium Kesehatan (BLK) sedang untuk pemeriksaan kimia air dapat diperiksa ke BLK atau
BTKL (Balai Teknik Kesehatan Lingkungan). Parameter yang diperiksa di lapangan yaitu suhu
G. Inspeksi Sanitasi
Inspeksi sanitasi adalah suatu kegiatan untuk menilai keadaan suatu sarana penyediaan air
bersih guna mengetahui berapa besar kemungkinan sarana tersebut dipengaruhi oleh
memberikan informasi sedini mungkin pencemaran sumber air yang disebabkan oleh kegiatan
manusia atau makhluk lainnya yang dekat dengan sumber. Inspeksi sanitasi dilaksanakan sebagai
bagian dari pengawasan lantai, dinding, langit-langit, pintu, jendela & ventilasi, kamar mandi &
WC, wastafel dan meubelear dan mencakup penilaian keseluruhan dari banyak faktor yang
15
H. Pengukuran Kualitas Lingkungan
kondisi yang nyaman, bersih, dan sehat di lingkungan rumah sakit agar tidak menimbulkan
dampak negatif yang berupa terjadinya infeksi nosokomial baik terhadap pasien, pengunjung, dan
juga karyawan rumah sakit. Kondisi ruang bangunan ini, sangat dipengaruhi oleh kualitas udara,
keadaan bangunan dan pengaturan pengisian atau penggunaan ruang itu sendiri. Ruang bangunan
dan lingkungan rumah sakit adalah semua ruang atau unit dan halaman yang ada di dalam batas
pagar rumah sakit (bangunan fisik dan kelengkapannya) yang dipergunakan untuk berbagai
keperluan dan kegiatan rumah sakit, yang dikelompokkan berdasarkan tingkat resiko terjadinya
penularan penyakit
Semua ruangan harus diberi penerangan. Ruangan perawatan harus ada penerangan umum
dan penerangan khusus untuk individu. Sakelar untuk peneranganumum diletakkan didekat pintu
masuk sedangkan sakelar untuk individu di letakkandidekat tempat tidur pasien dan mudah
poliklinik maksimum 80 dBA, laboratorium maksimum 68 dBA, ruang cuci dapur maksimum
78dBA.
kehidupannya. Makanan dan minuman yang dibutuhkan harus sehat dalam arti memiliki nilai gizi
yang optimal, juga harus murni dan utuh dalam arti tidak mengandung bahan
pencemar/kontaminan baik secara fisik, biologi, maupun kimia. Kegiatan Penyehatan hygiene
sanitasi makanan dan minuman di rumah sakit, menekankan terwujudnya kebersihan makanan dan
minuman dalam jalur perjalanannya sampai menjadi makanan dan minuman yang siap saji. Tujuan
16
penyehatan hygiene sanitasi makanan dan minuman di rumah sakit adalah tersedianya makanan
dan minuman yang berkualitas baik dan aman bagi pasien/konsumen serta terwujudnya perilaku
kerja yang sehat dan hygienis dalam menangani makanan dan minuman, sehingga
keracunan.
Makanan dan minuman di rumah sakit adalah semua makanan dan minuman yang disajikan
dari dapur rumah sakit untuk pasien dan karyawan, makanan dan minuman yang dijual didalam
lingkungan rumah sakit atau makanan dan minuman yang dibawa dari luar rumah sakit.
Penyehatan Hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah upaya untuk mengendalikan faktor
makanan, orang, tempat, dan perlengkapan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit
2. Penjamah makanan
b. Membuat SPO pemeriksaan kesehatan (termasuk usap dubur) bagi penjamah makanan
3. Makanan
a) Inspeksi sanitasi makanan mulai dari bahan, penyimpanan, pengolahan, pengangkutan dan
penyajian
4. Peralatan
a. Inspeksi sanitasi peralatan makanan, meliputi: bahan, fungsi, cara pembersihan dan cara
17
penyimpanan
masalah rutin yang ada dirumah sakit. Vektor (lalat), dalam program sanitasi rumah sakit adalah
kepadatan lalat yang dapat menularkan beberapa penyakit tertentu. Pengendalian kepadatan lalat
Kepadatan lalat disuatu tempat perlu diketahui untuk menentukan apakah daerah tersebut
potensial untuk terjadinya fly borne diseases atau tidak. Metode pengukuran kepadatan lalat yang
populer dan sederhana adalah dengan menggunakan alat flygrill. Prinsip kerja dari alat ini
didasarkan pada sifat lalat yang menyukai hinggap pada permukaan benda yang bersudut tajam
vertikal. Lalat dianggap mengganggu karena kesukaannya hinggap di tempat-tempat yang lembab
dan kotor, seperti sampah. Jika makanan yang dihinggapi lalat tercemar oleh mikroorganisme baik
bakteri, protozoa, telur/larva cacing atau bahkan virus yang dibawa dan dikeluarkan dari mulut
lalat dan bila dimakan oleh manusia, maka dapat menyebabkan penyakit diare (Andriani, 2007).
Volume limbah yang dihasilkan dari aktivitas rumah sakit dapat meningkat terus. Limbah rumah
sakit dapat memburuk bila pengelolaan di masih kurang efektif, efisien, dan berwawasan
lingkungan.
18
BAB III
19
Gambaran Umum IPAL RSUD Ajibarang
1. Struktur Organisasi Intalasi Pengolahan Air Limbah dan Air Bersih RSUD
Ajibarang
Instalasi pengolahan air bersih pada RSUD Ajibarang dipimpin oleh Kepala Instalasi
yang dibawah bagian kerja Direktur RSUD Ajibarang. Struktur pengolahan air limbah
RSUD Ajibarang :
- Kepala Instalasi : Hendra Susanto, S.Tr, KL
- Petugas administrasi : Fitri Nurisnaeni, A.Md,K.L
- Koordinator sanitasi : Fitri Nurisnaeni, A.Md,K.L
- Koordinator Kes.Lingkungan : Fitri Nurisnaeni, A.Md,K.L
- Petugas jaringan air limbah : Koniman
- Petugas jaringan air bersih : Supriyadi
- Petugas jaringan air (peralatan ) : Sobirun
- Petugas jaringan air (IPAB & IPLC) : Rosdiawan SF
2. Kualifikasi tenaga kerja Instalasi Pengolahan Instalasi Pengelolaan Air Limbah dan
Air Bersih RSUD Ajibarang
Kepala Instalasi : D4 Kesehatan Lingkungan
Petugas Administrasi : D3 Kesehatan Lingkungan
Koordinator Sanitasi : D3 Kesehatan Lingkungan
Koordinator Kesehatan Lingkungan : D3 Kesehatan Lingkungan
Petugas jaringan air bagian
jaringan air bersih (Sanitasi) : S1 Ekonomi
Petugas jaringan air bagian ipab dan iplc : SMA/SMK
Petugas jaringan air bagian : SMA/SMK
jaringan air limbah
Petugas jaringan air bagian : SMA/SMK
jaringan air bersih (Kesling)
Jumlah tenaga kerja : 6 pekerja
Jumlah shift : 3 kali (shift pagi, sore dan malam)
20
21
A. Instalasi Pengolaan Air Limbah
1. Alur Proses Pengolahan Limbah Cair
Bak Equalisasi
Bak Anaerob
Bak Aerob
Bak Indikator
Bak Klorinasi
Bak Outlet
22
2. Sumber Limbah Cair
Sumber limbah cair RSUD Ajibarang berasal dari :
1. Instalasi Rawat Jalan 9. Instalasi Rehabilitasi Medis
2. Instalasi Rawat Inap 10. Kantin
3. Instalasi Bedah Sentral (IBS) 11. Laundry
4. Instalasi Laboratorium 12. Instalasi Radiologi
5. Instalasi Gizi 13. Instalasi Pemulasaraan Jenazah
6. Instalasi Intensive Care Unit (ICU) 14. Perkantoran
7. Instalasi Gawat Darurat (IGD) 15. Kamar Mandi
8. Central Sterile Supply Department (CSSD) 16. Tempat wudhu
23
BPT dengan grease trap,
Bak Pre Treatment yang digunakan untuk menangkap lemak dan minyak pada air
limbah. BPT ini terletak pada saluran limbah di instalasi gizi dan kantin.
BPT dengan soap separator,
Bak pre treatment yang digunakan untuk menangkap busa pada air limbah. BPT ini
terletak pada saluran limbah di laundry (linen)
BPT dengan septictank,
Bak pre treatment yang digunakan untuk menampung limbah dari kamar ,mandi.
Hasil resapan septic tank kemudian di salurkan pada saluran air limbah. Terletak di
seluruh ruangan rumah sakit yang terdapat kamar mandi.
d. Bak Equalisasi
Bak equalisasi merupakan tempat berkumpulnya limbah cair dari berbagai sumber.
Dalam bak equalisasi terjadi Terjadi proses pencampuran antara limbah dg pH asam
dan basa. Dalam bak equalisasi sudah terdapat proses pengolahan air limbah, yaitu
proses pengendapan. Tujuan dari bak equalisasi yaitu menyeragamkan pH. Limbah cair
yang sudah terkumpul di bak equalisasi kemudian menuju bak anaerob menggunakan
bantuan 2 buah pompa otomatis yang dicelupkan kedalam bak equalisasi bekerja selam
1 jam bergantian otomatis satu sama lain. kapasitas bak equalisasi yaitu 90m3
24
Gambar bak equalisasi
e. Bak Anaerob
Proses anaerob merupakan proses biologis termasuk pada unit proses yaitu
dengan cara perkembangbiakan bakteri. Pemanfaatan bakteri yang digunakan
untuk penguraian air limbah. IPAL RSUD Ajibarang menggunakan media sarang
tawon. Media sarang tawon berfungsi sebagai tempat melekat, tumbuh dan
berkembang biak mikroba pengurai limbah. Limbah cair mengalir dari bawah ke
atas dan dari atas ke bawah melewati media sarang tawon.
Bak anaerob
f. Bak Aerob
Pada proses aerob air limbah diolah dengan membutuhkan oksigen Tujuannya
memasukkan oksigen ke dalam limbah cair supaya mikroorganisme di bak aerob
25
bekerja optimal. Pada bak aerob terdapat proses aerasi dengan menggunakan 4
blower yang bekerja secara bergantian. Blower digunakan untuk menambah
oksigen dalam bak aerob, dengan rentang waktu sekitar 1 jam. Blower bekerja non-
stop selama 24 jam. Kapasitas blower yang digunakan yaitu 309 liter/menit.
g. Bak Indikator
Air limbah yang telah melalui proses aerob dan anaerob kemudian masuk ke
bak indikator. Dalam bak aerob terdapat proses aerasi tambahan melalui pipa yang
dilubangi. Didalam bak indikator terdapat ikan dan tanaman. Bak indikator ini
sebagai indikator outlet limbah cair.
h. Bak klorinasi
Pada proses klorinasi terdapat pada bak klorinasi, proses ini termasuk padaa unit
proses. Air limbah yang melewati bak tersebut diberi klorin. Klorin yang digunakan
adalah jenis klorin padat dengan bentuk tablet sebanyak 5 tablet. Pemberian klorin
26
didasarkan pada hasil laboratorium bulan sebelumnya. Air limbah dikontakkan
dengan klorin dengan proses aliran dari bawah ke atas.
i. Outlet
Air limbah yang telah diproses lalu dikeluarkan melalui pipa outlet lalu
dialirkan ke aliran sungai pucung. Air limbah yang dikeluarkan harus memenuhi
kriteria sesuai dengan peraturan. Peraturan yang digunakan oleh IPAL RSUD
ajibarang adalah Perda Jateng no.5 tahun 2012.
Gambar outlet
27
BAKU MUTU AIR LIMBAH UNTUK KEGIATAN RUMAH SAKIT
NO PARAMETER SATUAN KADAR MAKSIMUM
I FISIKA
1. Suhu ºC 30
2. TSS Mg/L 30
II KIMIA
1. Ph - 6,0 – 9,0
2. BOD mg/L 30
3. COD mg/L 80
4. NH3–N Bebas mg/L 0,1
5. Phosphat (PO4–P) mg/L 2
III MIKROBIOLOGI
1. Total Coliform MPN/100 mL 5.000
KIMIA
1. pH - 0,5 6,3 SNI 06-6989.11-2004 6-9
2. BOD mg/L 56,0 12,2 SNI 6968.72-2009 30
3. COD mg/L 130,5 12,2 SNI 6968.2-2009 80
4. NH3 mg/L <0,0002 <0,0002 SNI 06-2479-1991 0,1
5. Phospat mg/L 3,997 3,023 APHA 2012.Section 2
4500 PB.5&4500-PD
30
B. Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPAB)
1. Alur Proses Pengolahan Air Bersih
P1
P2
P4
P3
Semua instalasi
P5
P6
31
2. Sumber Air Bersih
a. Ground tank
Gambar groundtank
Ground tank merupakan salah satu tanki air bersih yang terdapat di RSUD
Ajibarang. Kapasitas maksimal ground tank yaitu 63.000 Liter. Ground tank dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu bagian utara dan selatan yang memiliki meteran yang
berbeda. Ground tank memiliki 3 buah inlet, 1 inlet untuk grund tank bagian selatan
dan 2 inlet untuk ground tank bagian utara. Air kemudian dipompa dengan
menggunakan 4 buah pompa yang digunakan secara bergantian. Pompa sendiri
mempunyai 3 inlet untuk mengalirkan air dari ground tank ke tower timur. Waktu
pengurasan menyesuaikan dengan jadwal pengiriman air dari PDAM untuk
menghindari kekurangan air. Dalam ground tank tidak dilakukan penambahan
kaporit.
b. Water tank
c. Toren
RSUD Ajibarang memiliki 2 toren tank, sebelah barat dan sebelah timur. Toren
tank sebelah timur memiliki kapasitas maksimal 14.000 liter digunakan untuk
menampung air dari ground tank. Toren tank sebelah barat memiliki kapasitas
maksimal 28.000 liter digunakan untuk menampung air dari water tank.
Toren tank timur lebih tinggi daripada toren barat dan penggunaan toren
dilakukan secara bergantian. Jika yang sedang digunakan toren barat maka toren
timur otomatis akan mati. Begitu pula sebaliknya. Air dalam toren tank kemudian di
distribusikan ke instalasi dengan 6 jalur distribusi.
33
3. Jalur distribusi
Pada jaringan perpipaan air bersih RSUD Ajibarang memiliki 2 toren yaitu bagian
barat dan timur yang digunakan secara bergantian dan terhubung satu sama lain agar
memaksimalkan penggunaan pompa. Untuk toren bagian barat pengambilan air dari water
tank sedangkan untuk toren sebelah timur pengambilan air dari grond tank. Total jalur
yaitu ada 6 jalur distribusi yang dibagi menjadi jalur barat dan jalur timur.
a. Jalur timur dibagi menjadi 4 :
Jalur 1 : Poli, IRJA, Kantor, RM, masjid, Farmasi
Jalur 2 : Radiologi, IGD, Nuri,
Jalur 3 : VK, Perinatologi, Poli baru.
Jalur 4 : Laboratorium, camar atas, camar bawah, IRT, Instalasi gizi,
farmasi rawat inap.
b. Jalur barat dibagi menjadi 2 :
Jalur 5 : kepodang atas, kepodang bawah, IPAL, cendrawasih atas, cendrawasih
bawah
Jalur 6 : IBS, ICU, Laundry, IPJ, IPS, Kenari atas, kenari bawah.
4. Pompa
Gambar pompa
RSUD Ajibarang memiliki 6 pompa, 2 pompa untuk ground tank sebelah utara yang
bekerja secara bersamaan cara kerjanya manual. 2 pompa lagi untuk ground tank sebelah
selatan yang bekerja secara bergantian bila satu pompa menyala maka pompa yang
34
satunya lagi mati. Pompa utara dan pompa selatan bekerja seecara bergantian untuk
mengisi toren timur.
Untuk water tank menggunakan 2 pompa yang akan bekerja secara otomatis apabila
batas air dalam toren sudah mencapai batas bawah maka akan menyala dan akan berhenti
apabila air sudah penuh.
35
b. Terjadinya kebocoran pada kran air di ruangan
Solusinya : dilakukan pengecekan rutin untuk mencegah terjadinya kebocoran yang
besar. Jika dirasa kran kondisi tidak baik agar segera diperbaiki. Siap siaga dalam
menanggapi jika terjadinya kebocoran pada kran atau kran yang rusak.
c. Penampungan sudah terlihat kotor
Solusinya : sebaiknya dilakukan pengurasan dengan rutin karna air bersih tersebut
dapat menimbulkan masalah seperti terbawanya kotoran pada saat pendistribusian
36
C. Pengelolaan Tempat Pencucian Linen (Laundry)
1. Alur Pencucian Linen (Laundy)
Laundry rumah sakit merupakan tempat pencucian linen yang dilengkapi dengan
sarana penunjang berupa mesin cuci, setrika rol, meja, desinfektan, pengering. Pada
instalasi laundry di RSUD Ajibarang setiap ruangan disekat antara ruang pemilahan linen
infeksius, ruang pencucian, ruang pengeringan, ruang administrasi, ruang jahit, ruang
penyimpanan linen, tempat sholat, kamar mandi, ruang ganti karyawan. Pemberian sekat
tersebut bertujuan agar linen infeksius tidak mengkontaminasi karyawan, ruangannya dan
linen yang sudah bersih. Pintu linen bersih dan linen kotor pun berbeda. Petugas yang
bekerja dalam pengelolaan laundry linen menggunakan alat pelindung diri
Pencucian
Pendistribusian
37
telah ditakar, desinfeksi menggunakan .Untuk penggunaan pewangi linen yang
terkena darah dosisnya dinaikkan untuk mengurangi bau amis.
d. Pengering
Instalasi laundry RSUD Ajibarang mempunyai 2 type mesin yaitu type mesin
pemanas listrik & type pemanas gas. Dilakukan maksimal 30-40 menit untuk selimut
sedangkan linen biasa ± 20 menit, jika terlalu lama dalam proses pengeringan bisa
menggosongkan linen.
(gb.pengeringan linen)
e. Setrika
Di instalasi laundry RSUD Ajibarang menggunakan setrika roll. Linen dimasukan
kedalam setrika roll diulang sebanyak 2-3 kali, setelah disetrika linen langsung dilipat
dan dipisahkan berdasarkan ruangan.
(gb.setrika roll)
f. Pengemasan
Linen yang sudah dilipat dan dipisahkan berdasarkan ruangan langsung dikemas
kedalam plastik tanpa udara diikat menggunakan solasi.
38
(gb.linen yang sudah dikemas)
g. Distrubusi
Distribusi dilakukan dengan mencocokan linen yang sudah diberi keterangan ruangan.
(gb.pendistribusian linen)
Solusi : linen yang sudah layak digunakan harus ditarik untuk dilakukan penjahitan
ulang dan diganti dengan linen yang baru.
39
D. CSSD ( Central Steril Supply Departemen)
1. Alur Kegiatan CSSD RSUD Ajibarang
USER
PENERIMAAN
ALAT / LINEN
BERSIH KOTOR
DEKONTAMINASI
PEMBERSIHAN / CUCI
PENGERINGAN
SETTING PACKING
STERILISASI
CEK
INDIKATOR
R. PENYIMPANAN
BARANG STERIL
DISTRIBUSI
40
2. Proses kerja CSSD
a. Penerimaan alat / linen
CSSD menerima alat dari instalasi – instalasi yang bersifat bersih atau kotor.
Sedangkan untuk linen, CSSD hanya menerima linen yang bersifat bersih, karena
untuk linen kotor akan masuk ke instalasi laundry. Penerimaan alat / linen kemudian
di bagi menjadi 2 bagian yaitu kotor dan bersih. Alat / linen yang bersih langsung
masuk ke setting packing dengan dibungkus dengan pouches. Sedangkan untuk alat /
linen kotor masuk ke ruang dekontaminasi.
b. Proses Dekontaminasi
Ruang dekontaminasi
Alat kotor masuk ke dalam ruang dekontaminasi / area kotor. Dalam ruang
dekontaminasi terjadi beberapa proses , yaitu :
Pemilihan dan sortir
Alat dipilih / disortir yang akan direndam terlebih dahulu.
41
Perendaman
Alat kemudian direndam dengan menggunakan enzimatic aniosyme DD1. Lama
perendaman ± 5 – 10 menit. Perendaman bertujuan untuk meluruhkan darah /
kotoran yang tertinggal dalam alat. Enzimatic yang digunakan sudah ada MSDS.
42
gambar proses pembersihan
Pembilasan
Alat yang sudah dibersihkan kemudian dibilas dengan menggunakan air mengalir.
Pengeringan
Proses yang terakhir yaitu pengeringan. Karena keterbatasan sarana dan
prasarana, pengeringan masih menggunakan cara manual, yaitu dengan handuk.
Alat yang sudah selesai dicuci lalu masuk kedalam ruang barier yang selanjutnya
akan dikeringkan dengan handuk.
43
c. Setting Packing
Semua alat / linen bersih selanjutnya masuk ke area bersih untuk dilakukan setting
packing. Pada area setting packing harus menggunakan APD seperti masker, baju
khusus dan penutup kepala. Suhu ruangan berkisar antara 18 - 22ºC dengan
kelembaban 35 % - 75 %.
Linen dibungkus dengan menggunakan kain pembungkus lalu di dalamnya di beri
indikator internal. Setelah dibungkus dengan kain pembungkus, linen lalu diberi
indikator eksternal . dalam indikator eksternal diberi keterangan nama ruangan,
tanggal sterilisasi dan tanggal expi. Linen masa expited nya yaitu 1 minggu.
Apabila telah melampaui masa exp maka linen tidak boleh digunakan dan harus
di sterilisasi ulang.
Alat dibungkus dengan plastik pembungkus yaitu pouches dan didalamnya diberi
indikator eksternal.. Kemudian plastik ditutup dengan alat khusus. Setelah
ditutup, beri lagi indikator eksternal di luar pouches. Dalam indikator eksternal
diberi keterangan nama ruangan, tanggal sterilisasi dan tanggal exp. Alat steril
masa exp yaitu 1 bulan. Apabila telah melampaui masa exp maka alat tidak boleh
digunakan dan harus disterlisasi ulang.
d. Sterilisasi
Proses sterilisasi di CSSD RSUD Ajibarang menggunakan metode sterilisasi suhu
tinggi yaitu sterilisasi uap dengan menggunakan mesin autoclaf. Setelah alat / linen
selesai di setting packing lalu masuk ke dalam mesin autoclaf dengan suhu 121oC dan
waktu selama ± 1 jam. Alat / linen yang masuk ke dalam autoclaf diisi 70% dari
volume rak.
Dalam pemeliharaan alat, setiap bulan alat dilakukan test dengan menggunakan
Bowie Dick Test. Alat ini berupa kertas berwarna biru. Prinsip kerjanya yaitu kertas
dimasukkan ke dalam autoclaf, apabila kertas berubah warna menjadi pink, maka alat
tersebut masih berfungsi dengan baik. Namun apabila kertas tidak breubah warna
maka alat tersebut sudah tidak berfungsi dengan baik , yang berarti apabila alat
tersebut terus digunakan maka proses sterilisasi juga tidak akan maksimal. CSSD
44
RSUD Ajibarang mempunyai 2 mesin autoclaf, namun salah satu diantaranya dalam
keadaan rusak.
Alat yang telah selesai di sterlisasi indikatornya akan berubah warna (terdapat garis
hitam) dan akan masuk ke tempat penyimpanan barang steril. Jika indikator tidak
berubah warna maka alat/ linen harus di sterilisasi ulang.
f. Distribusi
Linen / alat steril kemudian akan di distribusikan ke setiap ruangan. Untuk distribusi,
karena jumlah tenaga kerja di CSSD terbatas, sehingga setiap ruangan akan
mengambil sendiri alat dari ruangan mereka dan mendata barang steril apa saja yang
akan diambil.
46
E. Inspeksi Sanitasi
Inspeksi sanitasi RS mencakup penilaian terhadap upaya – upaya penyehatan lingkungan
konstruksi umum, ruang bangunan, penyehatan makanan, penyehatan air, penanganan sampah
dan limbah, penyehaatan tempat pencucian, pengendalian serangga dan tikus, sterlisasi alat
dan perlengkapan medis, perlindungan radiasi, penyuluhan kesehatan lingkungan, ketenagaan
sanitasi RS. Sanitasi ruang bangunan adalah upaya untuk menciptakan ruang bangunan yang
nyaman, bersih, sehat dilingkungan rumah sakit agar tidak menimbulkan dampak negative
terhadap pasien, pengunjung, dan karyawan.
Di RSUD Ajibarang inspeksi sanitasi dilakukan rutin sebulan sekali oleh sanitarian.semua
ruangan di RSUD Ajibarang diperiksa kondisi ruang bangunan dan halaman bangunan.
Penilaian bersifat objektif yang subjektif. Maksudnya, inspektor melakukan penilaian sesuai
dengan apa yang dilihat di tempat inspeksi tanpa memanipulasi data. Karena hasil dari
inspeksi menentukan upaya / kebijakan yang akan dilakukan selanjutnya.
Inspeksi sanitasi bertujuan untuk melakukan tindakan preventif terhadap penularan
penyakit yang berasal dari lingkungan dan untuk mencegah infeksi nosokmial, mencegah
kecelakaan akibat kerja dan kenyamanan.. Hasil dari inspeksi tersebut akan dijadikan dasar
untuk menetukan kebiakan yang akan dilakukan dan upaya – upaya yang dilakukan
selanjutnya.
Beberapa prosedur yang dilakukan dalam inspeksi sanitasi ruang bangunan :
a. Pemeliharaan kebersihan lantai
b. Pemeliharaan kebersihan dinding
c. Pemeliharaan kebersihan langit – langit
d. Pemeliharaan kebersihan jendela, kaca, kawat kasa dan kusen
e. Pemeliharaan kebersihan KM/WC dan wastafel
f. Pemeliharaan kebersihan peralatan ruangan
47
F. Pengukuran Kualitas Lingkungan
Pemantauan kualitas fisik ruangan bangunan yaitu suatu pengukuran terhadap parameter
tertentu : suhu, kelembaban, intensitas cahaya, suara/kebisingan guna memperoleh data
kondisi pada ruang, bangunan sebagai upaya pemenuhan persyaratan kesehatan. Di RSUD
Ajibarang pengukuran kualitas udara ruangan dilakukan satu bulan satu kali.
48
Hasil pengukuran suhu dan kelembapan :
2. Pencahayaan
Pengukuran pencahayaan di RSUD Ajibarang dilakukan setiap satu bulan sekali.
Pengukuran suhu dan kelembapan RSUD Ajibarang dilakukan pada tanggal 18 Januari
2018 dengan menggunakan alat Luxmeter.
49
j. Catat kondisi lingkungan sekitar lingkungan lokasi sampling antara lain waktu,
cuaca, ventilasi/jendela, pintu serta lampu
(gb.pengukuran pencahayaan)
3. Kebisingan
Pengukuran pencahayaan di RSUD Ajibarang dilakukan setiap satu bulan sekali.
Pengukuran kebisingan RSUD Ajibarang dilakukan pada tanggal 18 Januari 2018 dengan
menggunakan alat sound level meter.
50
a. Catat kondisi sekitar lingkungan lokasi sampling antara lain waktu, keramaian, dan
sumber suara.
b. Kontrol kondisi & posisi baterai
c. Tekan tombol on/ off untuk mengaktifkan alat.
d. Posisikan sensor alat ke pengukuran yang sudah ditentukan biar alat membaca
beberapa saat.
e. Tekan tombol hold untuk mengetahui besaran angka yang paling sering muncul
disesuaikan dengan lamanya waktu pengukuran
f. Catat hasil pengukuran hasil pengukuran angka pada display.
g. Tekan tombol ESC untuk memulai pengukuran selanjutnya.
h. Setelah alat selesai dioperasikan tekan dan tahan beberapa saat tombol on/off untuk
menonaktifkan.
i. Simpan kembali alat ke dalam tas penyimpanan alat.
j. Catat kondisi sekitar lingkungan lokasi sampling antara lain waktu, keramaian, dan
sumber suara.
(gb.pengukur kebisingan)
Hasil pengukuran kebisingan :
51
52
G. Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Minuman TP2M
1. Alur Proses Penyelenggaraan Makanan
Persiapan dan
Distribusi Penyajian
Pengolahan
Makanan makanan
Makanan
53
di waktu sore hari untuk persiapan makan malam, makan pagi dan makan siang pada
hari berikutnya. Begitu seterusnya.
54
e. Penyajian
Makanan yang sudah diolah kemudian masuk ke proses penyajian. Penyajian
dilakukan oleh pramusaji dengan berdasarkan diet masing – masing pasien.
f. Distribusi Makanan
Makanan kemudian di distribusikan ke masing – masing ruangan dengan jadwal
distribusi :
NO MENU WAKTU WAKTU TUNGGU
PENGAMBILN ALAT
MAKAN
PAGI / SARAPAN 06.15 – 07.00 WIB ± 1 – 2 JAM
1 AMBIL ALAT MAKAN 08.30 – 09.00 WIB
KOTOR
SNACK PAGI 09.30 – 10.00 WIB
MAKAN SIANG 11.30 – 12.30 WIB ± 1 – 2 JAM
2 AMBIL ALAT MAKAN 14.00 – 14.30 WIB
KOTOR
SNACK SIANG 15.00 – 15.30 WIB
MAKAN MALAM 16.30 – 17.30 WIB ± 1 – 2 JAM
55
3 AMBIL ALAT MAKAN 19.00 – 19.30 WIB
KOTOR
SNACK SIANG 19.30– 20.00 WIB
56
5. Penyaluran Air Limbah
Instalasi gizi mempunyai 2 BTP model grease trap. BTP yang pertama berada di
bagian belakang dan yang kedua di bagian depan. BTP dengan grease trap ini berfungsi
untuk menangkap lemak dan minyak pada air limbah. BTP bagian depan untuk air limbah
dari proses pencucian alat makan pasien. Dan BTP bagian belakang untuk air limbah dari
proses pencucian alat masak dan pencucian bahan makanan.
6. Pengelolaan sampah
Pada instalasi gizi terdapat 3 jenis sampah yaitu sampah infeksius dengan plastik warna
kuning , sampah non infeksius dengan plastik hitam dan safety box.
57
H. Pemeriksaan Angka Kepadatan Lalat
Pemeriksaan angka kepadatan lalat di RSUD Ajibarang dilakukan satu bulan sekali dengan
menggunakan alat yaitu fly grill. Pemeriksaan dilakukan di 5 titik yaitu TPS, IPJ (Instalasi
Pemulasaran Jenazah), Gizi, Kantin dan IPAL. Satu kali pemeriksaan dilakukan selama 30
detik dan diulang sebanyak 10 kali.
Pemeriksaan kepadatan lalat di RSUD Ajibarang bertujuan untuk mengetahui tingkat
kepadatan lalat disuatu titik yang dianggap berpotensi menularkan penyakit yang berasal dari
lalat.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara :
1. TPS
Alat fly grill diletakan didekat tempat pembuangan sampah selama 30 detik dan
diulang sebanyak 10 kali. Dalam pemeriksaan di TPS ditemukan 1 lalat pada 30
detik ke 7 dan 1 lalat pada 30 detik ke 9
2. IPJ
Alat fly grill diletakan didepan pintu IPJ selama 30 detik dan diulang sebanyak 10
kali. Dalam pemeriksaan di IPJ tidak ada lalat yang hinggap di flygrill.
3. Gizi
Alat fly grill diletakan dipintu bagian depan selama 30 detik dan diulang sebanyak
10 kali. Pada pemeriksaan di pintu samping gizi, ditemukan banyak lalat yang hinggap di
fly grill. Pada 30 detik ke 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9 ditemukan masing - masing 1 lalat yang hinggap
di flygrill. Sedangkan untuk 30 detik ke 10 ditemukan 2 lalat yang hinggap di flygrill.
58
4. Kantin
Alat fly grill diletakan didekat tempat sampah yang berda di pintu masuk kantin
selama 30 detik dan diulang sebanyak 10 kali. Alat flygril diletakkan di depan pintu
masuk kantin. Tidak ada lalat yang hinggap di flygrill.
5. IPAL
Alat fly grill diletakan di ruang IPAL bagian dalam selama 30 detik diulang
sebanyak 5 kali dan di luar ruangan IPAL selama 30 detik dan diulang sebanyak 5 kali.
Tidak ada lalat yang hinggap di alat flygrill.
1 0 1 0 0 0
2 0 1 0 0 0
3 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0
5 0 1 0 0 0
6 0 1 0 0 0
7 1 1 0 0 0
8 0 1 0 0 0
9 1 1 0 0 0
10 0 2 0 0 0
59
Keterangan :
1. Cara pengukuran kepadatan lalat : 5 perhitungan tertinggi dibuat rata-rata
2. Indikator :
0-2 : tidak menjadi masalah (rendah)
3-5 : perlu diadakan atau dilakukan pengamanan terhadap tempat-tempat berbiaknya lalat
(sedang)
(tumpukan sampah,kotoran hewan, dll)
6-20 : populasinya padat
21-keatas : sangat padat
60
I. Pengelolaan Limbah Padat (B3)
Pengelolaan limbah padat (sampah) adalah pengelolaan terhadap sampah di rumah sakit
yang terdiri dari sampah medis, sampah umum, sampah citotoksik dan sampah benda tajam
mulai dari sumbernya sampai dibuang ketempat penampung sampah sementara (TPS).
Sampah medis adalah sampah yang berasal dari hasil kegiatan klinis, laboratorium,
peralatan pasien dan semua benda yang diduga terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh
pasien sehingga bersifat infeksius. Yang termasuk sampah medis adalah kasa, verban,
pembalut/pampers, sisa obat kadaluarsa, ampul/vial injeksi, bekas gepp, kanul oksigen,
drysing infus, jaringan tubuh, jarum spuit & spuit (safety box) kapas, alcohol, cateter, maskar,
naso gastric tube, sarung tangan, sisa transfuse, slang infus/ ransfus, spalk, urinbag.
Sampah umum adalah sampah pada umumnya, yang berasal dari hasil kegiatan rumah
tangga RSUD Ajibarang dan diduga tidak infeksius berasal dari kantor admistrasi, ruang
perawatan, ruang tunggu pasien dan unit yang ada contohnya kertas, sisa makanan, bungkus
makanan, sampah taman & halaman, plastic pembungkus alkes.
Sampah citotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan
obat sitotoksik, selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi citotoksik.
Sampah benda tajam adalah semua benda yang mempunyai permukaan tajam dan dapat
melukai atau merobek permukaan tubuh
Limbah padat (B3) RSUD Ajibarang untuk pembuangan sementara sampah limbah non
medis dikumpulkan di TPS non medis yang berada di RSUD Ajibarang yang kemudian akan
diangkut oleh truk sampah dan dibuang di TPA Tipar dan untuk sampah non medis dan safety
box dikumpulkan di incenerator. Dalam menangani sampah non medis RSUD Ajibarang
bekerjasama dengan PT Jasa Prima Perkasa.
1. Pengambilan limbah padat (B3)
Pengambilan limbah padat B3 dilakukan 1 hari 3 kali yaitu :
- Sift pagi dilakukan oleh petugas halaman
- Sift siang dilakukan oleh petugas kebersihan selasar
- Sift sore dilakukan oleh petugas selasar.
2. Jalur pengambilan limbah padat B3
IGD
61
(gb.tempat sampah non medis) (gb.tempat sampah non medis)
62
J. Pengecekan sampel pH dan suhu air
Pengambilan dan pemeriksaan sampel pH dan suhu air harian di RSUD Ajibarang
dilakukan oleh petugas IPAL dan jaringan. Titik pengambilan sampel dilakukan secara
random, biasanya yang diambil pada hari senin sampai jumat yaitu AB Gizi, Water Tank,
Ground Tank, Inlet IPAL, Outlet IPAL, IBS dan pada hari sabtu yaitu AB Gizi, Water
Tank, Ground Tank, Inlet IPAL, Outlet IPAL, IBS, incenerator, laundry, nuri, IGD.
Pengambilan sampel air menggunakan APD yaitu sarung tangan dan masker,
pengambilan sampel di Water Tank, Ground Tank, Inlet dan outlet IPAL menggunakan
gayung. Alat yang digunakan untuk pemeriksaan pH dan suhu air yaitu pH meter.
Hasil pemeriksaan pH dan suhu air sampel selama 2 minggu :
Pemeriksaan ph dan suhu air bersih
63
K. Pengamanan Radiasi
1. Pengertian
Radiasi adalah emisi dan penyebaran energi melalui ruang (media) dalam bentuk
gelombang elektromagnetik atau partikel-partikel atau elementer dengan kinetik yang
sangat tinggi yang dilepaskan dari bahan atau alat radiasi yang digunakan oleh instalasi di
rumah sakit.
Pengamanan dampak radiasi adalah upaya perlindungan kesehatan masyarakat dari
dampak radiasi melalui promosi dan pencegahan risiko atas bahaya radiasi, dengan
melakukan kegiatan pemantauan, investigasi dan mitigasi pada sumber, media lingkungan
dan manusia yang terpajan atau alat yang mengandung radiasi.
2. Persyaratan
Persyaratan sesuai Keputusan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 01 Tahun 1999,
tentang Ketentuan Keselamatan Kerja terhadap Radiasi adalah:
Nilai Batas Dosis (NBD) bagi pekerja yang terpajan radiasi sebesar 50 mSv (milli
Sievert) dalam satu tahun.
NBD bagi masyarakat yang terpajan sebesar 5 mSv dalam 1 (satu) tahun.
3. Perizinan
Setiap rumah sakit yang memanfaatkan peralatan yang memajankan radiasi dan
menggunakan zat radioaktif, harus memperoleh izin dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir
(sesuai PP Nomor 64 Tahun 2000 tentang Perizinan Pemanfaatan Tenaga Nuklir, pasal 2
ayat 1).
4. Sistem Pembatasan Dosis
Penerimaan dosis radiasi terhadap pekerja atau masyarakat tidak boleh melebihi nilai batas
dosis yang ditetapkan oleh Badan Pengawas.
5. Pemeriksaan Kesehatan
Pengelola rumah sakit harus menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan awal secara teliti
dan menyeluruh, untuk setiap orang yang akan bekerja sebagai pekerja radiasi, secara
berkala selama bekerja sekurang-kurangnya sekali dalam 1 tahun.
Pengelola rumah sakit harus memeriksaakan kesehatan pekerja radiasi yang akan
memutuskan hubungan kerja kepada dokter yang ditunjuk, dan hasil pemeriksaan
kesehatan diberikan kepada pekerja radiasi yang bersangkutan.
Dalam hal terjadi kecelakaan radiasi, pengelola rumah sakit harus menyelenggarakan
pemeriksaan kesehatan bagi pekerja radiasi yang diduga menerima pajanan berlebih.
64
6. Penyimpanan Dokumentasi
Pengelola rumah sakit harus tetap menyimpan dokumen yang memuat catatan dosis hasil
pemantauan daerah kerja, lingkungan dan kartu kesehatan pekerja selama 30 tahun sejak
pekerja radiasi berhenti bekerja.
7. Jaminan Kualitas
Pengelola rumah sakit harus membuat program jaminan kualitas bagi instalasi yang
mempunyai potensi dampak radiasi tinggi. Untuk menjamin efektivitas pelaksanaan Badan
Pengawas melakukan inspeksi dan audit selama pelaksanaan program jaminan kualitas.
8. Penanggulangan Kecelakaan Radiasi
Pengelola rumah sakit harus melakukan upaya pencegahan terjadinya kecelakaan radiasi.
Dalam hal terjadi kecelakaan radiasi, pengelola rumah sakit harus melakukan upaya
penanggulangan diutamakan pada keselamatan manusia.
Lokasi tempat kejadian harus diisolasi dengan memberi tanda khusus seperti pagar, barang
atau bahan yang terkena pancaran radiasi segera diisolasi kemudian didekontaminasi.
Jika terjadi kecelakaan radiasi, pengelola rumah sakit harus segera melaporkan terjadinya
kecelakaan radiasi dan upaya penanggulangannya kepada Badan Pengawas dan instansi
terkait lainnya.
65
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Progam kesehatan lingkungan secara umum yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Soedirman Kebumen yaitu meliputi :
Pengolahan Limbah Cair
Pengelolaan Air Bersih
Pengelolaan Tempat Cuci Linen ( Laundry)
Pengelolaan Sterilisasi dan Dekontainasi (CSSD)
Pemantauan Kualitas Ruang Bangunan
Persyaratan Higiene dan sanitasi Makanan Minuman
Pengendalian Vektor Penyakit
Persyaratan Pengamanan Radiasi
Promosi Kesehatan
B. SARAN
1. Memperbaiki kerusakan pipa jaringan dibawah gedung
2. Instalasi pengolahan air bersih
- Mencari jalur perpipaan yang mengalami kebocoran dengan
membongkar tempat yang dirasa bocor
- Melakukan pengecekan rutin untuk mencegah kebocoran pada
kran
- Melakukan pengurasan rutin pada ground tank dan water tank
3. CSSD
- Menambahkan sarana dan prasarana CSSD seperti ruang
administrasi
- Mesin autoclave segera diperbaiki
66