Kelas 2B
Kelompok I
Disusun oleh
DosenPembimbing :
Aidil Onasis, SKM, M.Kes
PRODI D3 SANITASI
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Kelompok I
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fogging.................................................................... 5
2.2 Pengertian Penyemprotan Nyamuk............................................ 6
2.3 Alat-alat Penyemprotan.............................................................. 7
2.4 Pelaksanaan Fogging.................................................................. 9
2.5 Kasus Kejadian DBD................................................................... 11
2.6 Pentingnya Fogging..................................................................... 15
BAB II PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................... 17
4.2 Saran.......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
yaitu nyamuk yang didalam tubuhnya telah mengandung virus dengue dan siap
menularkan pada orang lain. Sedangkan cara mengatasi/mencegah terjangkitnya
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang paling penting adalah
menanamkan pengetahuan kepada masyarakat, agar masyarakat berperilaku hidup
bersih dan sehat, yaitu menjaga kebersihan lingkungan yang dapat menjadi sarang
dan tempat berkembangbiaknya vektor penyakit termasuk nyamuk Aedes aegypti.
Hal ini dilakukan untuk memutus rantai penularan penyakit, yaitu memutus mata
rantai perkembangbiakan jentik nyamuk menjadi nyamuk dewasa.
1.2 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Keuntungan Fogging
.Kelemahan Fogging
5
2.2 Pengertian Penyemprotan Nyamuk
1. Fogging (Pengasapan)
6
2. Spraying (Penyemprotan).
1. SwingFog.
7
sehingga rantai penularan segera dapat diputuskan. Selain itu kegiatan ini juga
bertujuan untuk menekan kepadatan vektor selama waktu yang cukup sampai
dimana pembawa virus tumbuh sendiri. Alat yang digunakan untuk fogging terdiri
dari portable thermal fog machine dan ultra low volume ground sprayer mounted.
Fogging yang efektif dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 sampai
dengan 10.00 dan sore hari pukul 15.00 sampai 17.00, bila dilakukan pada siang
hari nyamuk sudah tidak beraktiftas dan asap fogging mudah menguap karena
udara terlalu panas. Fogging sebaiknya jangan dilakukan pada keadaan hujan
karena sia-sia saja melakukan pengasapan.
8
Bahaya Fogging:
b. Bila dilakukan fogging terus menurun nyamuk dapat kebal terhadap bahan
kimia.
Bahwa fogging efektif untuk membasmi vektor atau nyamuk Aedes agyepti
dewasa saja karena itu upaya fogging saja tidaklah terlal efekif untuk menekan
laju penularan DBD dimasyarakat meski tidak berarti upaya melakuka fogging
sia-sia.
9
e. Waktu fogging disesuaikan dengan kepadatan/aktifitas puncak dari
nyamuk, yaitu 06.00 sampai 10.00.
Dalam pelaksanaan foging ini pun telah diperhatikan hal-hal diatas shingga
diharapkan hasilnya juga optimimum.
Mesin pengabut Swing Fog dengan bahan bakar bensin yang dikembangkan
oleh Motan, bekerja berdasarkan prinsip semburan berpulsa. Campuran bahan
bakar bensin dan udara secara berseri dibakar dalam ruang pembakaran yang
berbentuk khusus pada getaran sekitar 90 pulsa per detik. Gas hasil pembakaran
keluar melalui pipa yang lebih kecil dari ruang pembakaran. Larutan bahan kimia
diujung resonator, lewat arus pulsa gas, kemudian pecah menjadi jutaan partikel
kecil, dihembuskan ke udara dalam bentuk kabut tebal. Temperatur diujung
resonator, tempat cairan bahan kimia mengalir berkisar antara 40 sampai 60
derajat Celcius tanpa mengurai komposisi bahan aktif, larutan bahan kimia yang
terkena panas disini, tidak lebih dari 4 sampai 5 mili detik. Oleh sebab itu bahan
kimia yang peka terhadap panas dapat dipakai.
Pada sistem kerja mesin pengabut ini, tidak ada bagian bagian suku cadang
yang bergerak. Tenaga listrik yang berasal dari 4 buah batu batere biasa, hanya
digunakan untuk menghidupkan mesin.
2. Spraycan
Alat yang satu ini hanya digunakan untuk penyemprotan nyamuk malaria.
Berbentuk seperti alat penyemprot hama. Tidak membutuhkan bahan bakar untuk
menghidupkannya. Tetapi dengan menggunakan udara. Cara kerjanya yaitu,
dengan menyemprotkan bahan aktifnya ( ICON ) yang dicampur dengan air ke
dinding rumah. Output yang dikeluarkannya adalah berbentuk cairan.
Kelebihannya : efektif dalam waktu yang lama. Kurang lebih 2-3 bulan.
Fungsinya menahan nyamuk masuk kedalam rumah dan menghindari nyamuk
menempel pada dinding dalam dan luar rumah.
10
Cara menggunakan Spraycan:
Ini sering kita gunakan dirumah tangga. Dan banyak dijual di pasaran. Cara
kerjanya hanya menyemprotkan bahan aktif racun nya ke udara. Output yang
dikeluarkannya adalah berbentuk cairan.
LUBUK BASUNG
11
Kepala Dinas Kesehatan Agam Indra, didampingi Kepala Seksi
Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Agam Betlinizar, Jumat (11/10/2019),
mengatakan bahwa pengasapan itu dilakukan di 48 unit rumah yang berada di
sekitar rumah korban DBD.
Pengasapan itu untuk membasmi nyamuk aedes aegypti dewasa, agar tidak
berkembang biak yang bisa mengakibatkan penularan DBD ke warga lain.
Penyelidikan itu dilakukan di 16 unit rumah pada Rabu (9/10). Dari hasil
penyelidikan itu, tambahnya, hanya tiga rumah yang tidak memiliki jentik
nyamuk aedes aegypti di bak penampungan air.
12
"Dari rekam medis dokter spesialis anak RSUD Lubukbasung, kondisi
korban sudah membaik," katanya.
Jumlah kasus DBD di daerah itu selama Januari sampai 10 Oktober 2019
sebanyak 97 kasus. Sementara kasus DBD pada 2018 sebanyak 137 kasus. (002)
13
3. Lingkungan biologik : adanya tumbuhan, lumut, ganggang, ikan kepala
timah, gambusia, nila sebagai predator jentik Anopheles spp, serta adanya
ternak sapi, kerbau dan babi akan mengurangi frekuensi gigitan nyamuk
pada manusia.
Rumah atau bangunan dalam daerah tersebut harus diusahakan agar semuanya
disemprot. Yang dimaksud rumah atau bangunan yaitu tempat tinggal yang
digunakan malam hari untuk tidur.
14
3. Pemenuhan dosis (sufficiency)
Dosis yang dipergunakan yaitu dosis sesuai petunjuk pemakaian yang tertera
pada tiap saset insektisida.
Fogging nyamuk DBD atau aedes aegypti penting untuk dilakukan terutama
apabila terbukti terdapat kasus positif demam berdarah pada suatu wilayah.
Penanganan segera sangat diperlukan agar penyebaran penyakit dapat dicegah.
Selain melakukan fogging, akan lebih efektif apabila masyarakat sekitar memiliki
kesadaran akan kebersihan lingkungan dengan selalu membersihkan wadah air
atau membuang genangan air yang kotor. Dengan gerakan pola hidup yang bersih,
maka penyakit demam berdarah dapat dicegah.
15
Jika masyarakat di sekitar anda sepakat untuk melakukan fogging, tentunya
juga harus mendapatkan pelayanan fogging yang tepat. Untuk itu tak perlu
khawatir dan bingung, karena anda dapat menghubungi jasa pest control Fumida
yang siap melayani permasalahan hama nyamuk di sekitar anda. Dengan jasa pest
control Fumida, fogging nyamuk DBD dapat dilakukan dengan cara yang tepat
sehingga pencegahan penyakit dapat berjalan efektif. Segera hubungi Fumida
untuk membasmi hama nyamuk yang mengganggu.
16
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cara penyemprotan yang dilakukan menggunakan mist blower adalah
dengan menyemprotkan secara rata pada tempat-tempat yang berpotensi adanya
nyamuk dan berjalan mundur menjauhi tempat yang sudah disemprot. Ketika
melakukan penyemprotan wajib untuk menggunakan APD (alat pelindung diri)
seperti masker dan sarung tangan. Selain itu menggunakan formulasi/ takaran
yang sesuai dan efektif untuk nyamuk.
Fogging penting dilakukan untuk menghindari penyebaran penyakit demam
berdarah. Perlu untuk diketahui sebelumnya, penyakit ini disebabkan oleh virus
Dengue yang dapat dibawa oleh jenis nyamuk aedes aegypti. Dengan melakukan
fogging, siklus perkembangbiakan atau daur hidup nyamuk dapat diputus. Apabila
siklus daur hidup nyamuk diputus, maka kemungkinan penyebaran penyakit
demam berdarah juga dapat berkurang.
Teknik atau cara ketika melakukan foging adalah dengan meletakkan foging
di bahu dan berjalan mundur menjauhi arah asap/ fog yang keluar dari foging.
3.2 Saran
1. Sebaiknya pelaksanaan foging dilakukan pada pagi hari
2. Bagi Mahasiswa Kesehatan Lingkungan
Sebaiknya Mahasiswa Kesehatan Lingkungan mampu dan terampil
mengoperasikan fogger untuk menekan penyebaran nyamuk penyebab penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD).
3. Bagi masyarakat
Sebaiknya menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan 3M+ untuk
terjadinya penyebaran nyamuk penyebab DBD.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://quarrylifeaward.co.id/pentingnya-fogging-nyamuk-dbd-di-lingkungan-
sekitar-anda/