Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

“Indikator Kerusakan Pencemaran Tanah ”

DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
Kelas 1B
Nasrullah 191110060
Annisa Jihan Wulandari 191110045
Diana Novita Sari 191110048
Dita Putri Yuliana 191110049
Lina Syafitri 191110055
Mita Riskya 191110057
Nabila Dwi Amelia 191110058
Nurul Afiza 191110065
Shakila Ermawanda 191110073
Vioni Yuliza Valentika 191110078

DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si

Asep Irfan, SKM, M.Kes

Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si

PROGRAM STUDI D3 SANITASI


JURUSAN KESEHATANLINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa atas segala rahmat dan karunianyasehingga
kami dapat menyelesaikan makalah pencemaran lingkungan tentang “Indikator Kerusakan
Pencemaran tanah.”

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan tentang sifat-sifat kimia tanah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih kepadan semua pihak yang telah berperan serta
dalam pembuatan makalah ini. Jika ada kesalahan kata dari penulisan makalah ini kami mohon
maafkarena manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan.

Padang, 07 Mei 2020

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.3 Rumusan Masalah.......................................................................................2

1.4 Tujuan .........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tanah.........................................................................................3

2.2 Pengertian Pencemaran Tanah.....................................................................3

2.3 Ciri dan Indikator Tanah Tercemar..............................................................4

2.4 Sumber dan Penyebab pencemaran tanah.....................................................5

2.5 Sumber dan Penyebab pencemaran tanah.....................................................7

2.6 Cara Mengatasi Polusi Tanah........................................................................8

2.7 Mencegah Pencemaran Tanah.......................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................13

3.2 Saran...........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah berperan penting dalam menyusun kehidupan di bumi. Tanah menyediakan unsur hara
dan air, serta sebagai penopang akar-akar pepohonan. Selain itu, tanah merupakan habitat hidup
bagi mikrorganisme, hewan dan manusia. Sama halnya dengan udara dan air, tanah juga berisiko
mengalami pencemaran. Polusi tanah dapat terjadi apabila terjadi perubahan lingkungan alami
tanah. Misalnya karena terpapar limbah, bahan kimia, pestisida, berbagai jenis sampah, dan
kontaminasi polutan lainnya.

Pencemarana Tanah berakibat terhadap kesehatan manusia,tata kehidupan, pertumbuhan


flora dan fauna yang berada dalam jangkauan pencemaran, karena tanah menghasilkan makanan
bagi mahluk hidup. Gejala pencemaran dapat terlihat pada jangka waktu singkat maupun
panjang, yaitu pada tingkah laku dan pertumbuhan. Pencemaran dalam waktu relatif singkat,
terjadi seminggu sampai dengan setahun sedangkan pencemaran dalam jangka panjang terjadi
setelah masa 20 tahun atau lebih.

Gejala pencemaran yang terjadi dalam waktu singkat dapat diatasi dengan melihat
sumber pencemaran lalu mengendalikannya. Tanda-tanda pencemaran ini gampang terlihat pada
komponen lingkungan yang terkena pencemaran. Berbeda halnya dengan pencemaran yang
terjadi dalam waktu yang cukup lama. Bahan pencemar sedikit demi sedikit berakumulasi.

Dampak pencemaran semula tidak begitu kelihatan. Namun setelah menjalani waktu
yang relatif panjang dampak pencemaran kelihatan nyata dengan berbagai akibat yang
ditimbulkan. Unsur-unsur lingkungan,mengalami perubahan kehidupan habitat. Tanaman yang
semula hidup cukup subur menjadi gersang dan digantikan dengan tanaman lain. Jenis binatang
tertentu yang semula berkembang secara wajar beberapa tahun kemudian menjadi langka, karena
mati atau mencari tempat lain.
Kondisi kesehatan manusia juga menunjukkan perubahan; misalnya, timbul penyakit baru
yang sebelumnya tidak ada.Kondisi air, mikroorganisme, unsur hara dan nilai estetika
mengalami perubahan yang cukup menyedihkan.

Seperti halnya tanah dan juga udara yang bisa mengalami pencemaran. Tanah ternyata
juga bisa mengalami proses pencemaran. Hal ini sering terjadi seirin dengan meningkatnya
aktifitas manusia. Pencemaran tanah ini berarti tanah yang ada sudah tidak murni lagi dan
tercampur oleh berbagai bahan kimia maupun non kimia yang menyebabkan polusi (polutan).
Polutan- polutan ini akan diterima oleh tanah melalui berbagai aktivitas yang telah dilakukan
sehari- hari. Oleh karena itulah, manusia terkadang tidak menyadari ketika menimbulkan
pencemaran pada tanah. Pencemaran pada tanah ini akan menyebabkan tanah menjadi tidak
murni dan tidak seperti keadaan semula.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja indikator kerusakan pencemaran tanah ?


2. Apa saja factor pencemaran atau polusi tanah ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui indikator kerusakan pencemaran tanah


2. Untuk mengetahui factor pencemaran atau polusi tanah
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tanah

Tanah berasal dari pelapukan batuan secara alami yang dibantu oleh organisme yang
membentuk tubuh unik menutupi batuan. Proses terbentuknya tanah disebut dengan
“pedogenesis” yang membentuk lapisan-lapisan atau horizon tanah.

Tanah Menurut Para Ahli

Para ahli mendefinisikan tanah sebagai berikut:

 J.J. Berzelius (1803) mengartikan tanah adalah laboratorium kimia tempat proses
dekomposisi dan reaksi kimia yang berlangsung secara tersembunyi
 Justus von Liebig (1840) mengatakan bahwa teori keseimbangan hara tanaman “theory
balancheseheet of plan naturation” menganggap tanah sebagai tabung reaksi sehingga
bisa diketahui jenis dan jumlah hara tanamannya
 Friedrich Fallou (1855) – menurutnya, tanah adalah hasil pelapukan waktu yang
menggerogoti batuan keras yang lambat laun akan mengadakan dekomposisi
 Hans Jenny (1899-1992) seorang pakar tanah asal Swiss, menyebutkan bahwa tanah
terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami pelapukan akibat dinamika faktor
iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring
dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika 5 faktor tersebut, maka terbentuklah
berbagai jenis dan klasifikasi tanah

2.2 Pengertian Pencemaran Tanah


Polusi tanah adalah terdapatnya bahan-bahan kimia (disebut polutan atau
kontaminan) pada konsentrasi yang cukup tinggi di dalam tanah dan berpotensi
menimbulkan dampak gangguan kesehatan bagi manusia, tumbuhan, hewan dan seluruh
bagian ekosistem. Selain masalah perubahan iklim, pemanasan global dan kepunahan
satwa, pencemaran tanah merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang semakin
parah pada beberapa dekade ini.
Pencemaran tanah erat kaitannya dengan polusi air dan udara, sebab kedua polusi
tersebut akan membawa zat-zat polutan ke dalam tanah. Berbagai endapan limbah padat
atau cair di permukaan atau bawah tanah tidak hanya akan mencemari tanah, namun juga
mencemari air tanah.

2.3 Ciri dan Indikator Tanah Tercemar

Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk menyebut tanah tercemar atau tidak, yaitu:

 Indikator Fisik, antara lain warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah,
porositas, tekstur tanah dan endapan pada tanah. Contoh indikator fisik yang
menunjukkan kualitas tanah, antara lain warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah,
kepadatan tanah, porositas dan tekstur tanah, dan endapan pada tanah. Berbagai polutan
tanah dapat merubah sifat-sifat fisik tanah sehingga menurunkan kualitasnya.
 Indikator Kimia
            Nilai pH, salinitas, kandungan senyawa kimia organik, fosfor, nitrogen, logam
berat, dan radioaktif merupakan contoh indikator kimia bagi tingkat polusi tanah. Nilai
pH yang terlalu tinggi atau rendah dan salinitas serta kandungan berbagai senyawa kimia
yang terlalu tinggi mengindikasikan telah terjadi polusi tanah
 Indikator Biologi,
Cacing tanah merupakan salah satu indikator biologi pada pengukuran tingkat
polusi tanah. Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada tanah
yang akan menyuburkan tanah. Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah
habitatnya, seperti kondisi suhu, kelembapan, pH, salinitas, aerasi dan tanah. Polusi tanah
akan menyebabkan perubahan kondisi tanah yang dapat mengakibatkan kematian pada
cacing tanah.

Tanah yang tercemar dan tidak tercemar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Tanah Tercemar
 Tanah tidak subur
 pH dibawah 6 (asam) atau pH diatas 8 (basa)
 Berbau busuk
 Kering
 Mengandung logam berat
 Mengandung sampah anorganik

2. Tanah Tidak Tercemar

 Tanahnya subur
 pH minimal 6 – maksimal 8
 Tidak berbau busuk
 Gembur
 Tidak mengandung logam berat
 Tidak mengandung sampah anorganik

2.4 Sumber dan Penyebab pencemaran tanah

Pencemaran tanah disebabkan oleh dua sumber utama, yakni penyebab alami dan
penyebab oleh manusia. Berikut adalah penjabaran dari masing-masing penyebab polusi tanah.

1. Polutan Alami – Kondisi alam dapat menyebabkan polusi tanah akibat tumpukan bahan
kimia beracun. Pencemaran tanah ini seperti yang terjadi di gurun Atacama, Chile.
Adanya akumulasi garam perklorat menjadikan tanah di kawasan tersebut tercemar
2. Polusi Non Alami – Polusi pada tanah yang disebabkan oleh kontaminan yang berasal
dari manusia. Kandungan berbagai macam zat berbahaya, baik organik dan anorganik
akan mengubah struktur tanah menjadi buruk. Misalnya, akibat pembuangan limbah
padat maupun cair dari industri maupun masyarakat dan akumulasi penggunaan
pestisida pada area pertanian / perkebunan

Adapun bahan-bahan yang menyebabkan polusi tanah, antara lain:

 Limbah Cair
Limbah cari merupakan salah satu faktor terbesar yang menyebabkan pencemaran
tanah. Limbah dalam bentuk cair umumnya dihasilkan dari kegiatan industri berupa
polutan kimia berbahaya. Selain menyebabkan polusi tanah, limbah cair juga dapat
mencemari air tanah dan air permukaan
 Limbah Padat
Tidak hanya menghasilkan limbah cair, proses produksi pada pabrik juga dapat
menghasilkan limbah berbentuk padat yang dapat mencemari tanah, seperti potongan besi
dan bahan-bahan sisa produksi
 Limbah Organik
Limbah organik adalah jenis limbah yang dapat terurai secara alami dengan
bantuan mikroorganisme pengurai yang ada di dalam tanah. Meski sampah organik tidak
terlalu berbahaya, namun apabila terjadi akumulasi yang berlebihan akan menyebabkan
tanah tercemar. Contohnya adalah tanah pada tempat pembuangan sampah akhir
 Limbah Anorganik
Berbanding terbalik dengan limbah organik, jenis limbah anorganik adalah
sampah yang sulit dan membutuhkan waktu lama untuk terurai. Contohnya adalah
plastik, botol minuman, dan kaleng bekas yang membutuhkan waktu ratusan tahun agar
terurai secara alami
 Limbah Pertanian
Sistem pertanian dapat menimbulkan polusi tanah dan polusi air akibat zat-zat
kimia yang digunakan sebagai pupuk, anti hama dan anti penyakit. Tanah persawahan
yang telah jenuh akan kandungan kimia tidak akan menghasilkan hasil panen yang
maksimal
 Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga adalah jenis limbah yang kita hasilkan sehari-hari.
Misalnya air deterjen bekas cucian yang dapat mencemari air dan tanah
 Bencana Alam
Faktor bencana alam juga dapat menyebabkan pencemaran tanah. Contohnya
adalah bencana banjir, tsunami maupun tanah longsor yang menjadikan tanah berubah
kandungannya
 Kebakaran Hutan
Selain menyebabkan pencemaran udara karena asap kebakaran. Terbakarnya
hutan juga akan merusak kandungan dalam tanah sehingga menyebabkan tanah tak lagi
subur dan sulit ditumbuhi oleh pepohonan
2.5 Sumber dan Penyebab pencemaran tanah

Adanya pencemaran tanah akan mengakibatkan dampak tertentu bagi tanah dan
ekosistemnya. Dampak ini tentu dirasakan secara luas oleh makhluk hidup yang berada di
lingkungan tersebut, baik manusia, hewan dan tumbuhan, antara lain:

 Tanah Tidak Subur


Menurunnya kualitas tanah akan menjadikannya tidak subur. Tanah yang
tercemar tidak memiliki kandungan humus yang cukup bagi pertumbuhan tanaman, baik
untuk keperluan pertanian, perkebunan dan tanaman lainnya
 Tanaman Layu dan Mati
Ketidakcukupan unsur hara berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanaman.
Pencemaran tanah akan berakibat pada layunya tanaman hingga kematian
 Wabah Penyakit
Bagi manusia dan hewan, polusi tanah dapat menimbulkan dampak negatif bagi
kesehatan. Misalnya kandungan timbal yang terlalu tinggi akan merusak otak, zat
benzena dapat menyebabkan leukimia, dan zat merkuri yang dapat menyebabkan
gangguan ginjal
 Merusak Estetika
Tanah yang tercemar memiliki ciri fisik dan visual yang tidak baik. Secara
estetika, tanah menjadi tidak bagus dipandang
 Merusak Ekosistem
Tanah merupakan penyusun ekosistem darat. Jika tanah tercemar, maka struktur
rantai makanan yang ada pada ekosistem darat akan terganggu dan tidak lagi seimbang
 Gagal Panen
Penggunaan pupuk dan pestisida berlebihan akan menyebabkan turunnya hasil
panen. Alih-alih tanaman menjadi subur, malah justru tidak akan menhasilkan panen
sesuai harapan
 Erosi
Tanah yang tercemar akan mudah mengalami erosi, baik erosi karena angin dan
air. Erosi tersebut disebabkan oleh ikatan struktur tanah yang tidak lagi kuat karena
pepohonan pada tanah yang tercemar tidak memiliki sistem perakaran yang baik
 Bau Tidak Sedap

Tanah yang tercemar oleh polutan kimia biasanya menimbulkan bau tidak sedap,
sehingga mengganggu aktivitas lingkungan sekitarnya

 Salinitas Meningkat
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam tanah maupun
air. Kadar garam tinggi dalam tanah akan menyebabkan vegetasi tidak dapat tumbuh
optimal

Contoh Kontaminan Tanah

Berikut adalah zat-zat yang umumnya dapat meracuni tanah, antara lain:

 Lead (Pb)
Zat ini terkandung dalam cat berbahan timbal, aktivitas pertambangan, asap
knalpot kendaraan, kegiatan konstruksi dan pertanian
 Merkuri (Hg) – Zat ini dihasilkan dari proses pertambangan, pembakaran batubara,
pengolahan alkali dan logam, limbah medis, serta akumulasi sayuran yang ditanam di
tanah tercemar
 Arsenik (As) – Zat ini berasal dari kegiatan pertambangan, pembangkit listrik yang
bersumber dari pembakaran batubara, industri elektronik, dan dari alam
 Tembaga (Cu) – Zat ini bersumber dari kegiatan pertambangan, pengecoran dan
konstruksi
 Seng (Zn) – Zat ini dihasilkan dari proses pertambangan, kegiatan konstruksi dan
pengecoran
 Nikel (Ni) – Zat ini dihasilkan dari proses pertambangan, kegiatan pengecoran dan
konstruksi
 Herbisida / Insektisida – Zat ini berasal dari kegiatan pertanian dan perkebunan
 Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) – Zat ini bersumber dari pembakaran batubara.
emisi kendaraan, asap rokok, kebakaran hutan, dan pembakaran kayu
2.6 Cara Mengatasi Polusi Tanah

Upaya untuk menyelamatkan dan mengatasi pencemaran tanah harus terus dilakukan. Apabila
tanah telah tercemar, maka cara-cara berikut ini dapat diterapkan, yaitu:

a. Remediasi

Remediasi tanah adalah melakukan pembersihan permukaan tanah yang telah tercemar
limbah atau zat kimia lainnya. Dua cara yang dapat dipilih untuk mengatasi polusi tanah ini,
yaitu remidiasi in-situ dan ex-situ. Pembersihan in-situ atau juga disebut on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini mudah dilakukan dan berbiaya murah. Kegiatannya
meliputi proses pembersihan, venting (injeksi) dan bioremidiasi.

Sedangkan, pembersihan ex-situ atau juga dikenal off-site adalah kegiatan penggalian
tanah yang tercemar kemudian dipindahkan ke daerah yang aman. Selanjutnya, tanah yang
tercemar dibersihkan dari zat polutan. Kegiatan ini berbiaya mahal dan memiliki cara yang
cukup rumit.

b. Bioremediasi

Bioremediasi adalah cara mengatasi pencemaran tanah dengan membersihkan tanah dengan
bantuan mikroorganisme, seperti jamur dan bakteri. Tujuannya, agar mikroorganisme tersebut
memecah dan mendegradasi zat pencemar menjadi zat yang kandungan racunnya menurun,
seperti karbondioksida dan air.

2.7 Mencegah Pencemaran Tanah

Selain cara mengatasi, penceamran tanah juga dapat dicegah dengan menerapkan prinsip-
prinsip berikut ini:

1. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat

Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan kesuburan tanah perlu
ditingkatkan. Sosialisasi dapat dilakukan pada lingkungan-lingkungan yang berpotensi
menghasilkan sampah rumah tangga tanpa dilakukannya pengolahan. Selain itu, penerapan
kebijakan dan aturan hukum terhadap pelaku industri juga dapat dilakukan. Pengenaan sanksi
tegas apabila melanggar AMDAL harus dilakukan terhadap sektor industri yang membuang
limbah tanpa mengolahnya agar tidak berbahaya bagi lingkungan.

2. Sistem 3R (Reduce, Reuse, Recylce)

Sampah organik maupun anorganik sebaiknya tidak langsung dibuang, namun dapat
dimanfaatkan untuk keperluan lainnya. Terlebih sampah berbahan organik yang terdiri dari
plastik, botol minuman, dan kaleng bekas yang dapat diolah menjadi aneka kerajinan. Oleh
karena itu, kita dapat melakukan 3R, antara lain: Reduce, yaitu mengurangi penggunaan produk
tertentu yang dapat mencemari tanah. Reuse, yaitu menggunakan kembali barang yang akan
dibuang. Recycle, yairu mengolah kembali barang bekas menjadi barang baru yang bermanfaat.

3. Reboisasi dan Penghijauan

Melakukan penanaman pohon pada lahan kosong akan memberikan manfaat bagi
lingkungan tanah yang telah tercemar. Adanya pepohonan akan membentuk ekosistem yang
terdiri dari mikoorganisme yang dapat membantu mengurai zat-zat polutan yang mencemari
tanah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tanah berasal dari pelapukan batuan secara alami yang dibantu oleh organisme yang
membentuk tubuh unik menutupi batuan. Proses terbentuknya tanah disebut dengan
“pedogenesis” yang membentuk lapisan-lapisan atau horizon tanah.

 Indikator Fisik, antara lain warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah,
porositas, tekstur tanah dan endapan pada tanah
 Indikator Kimia, antara lain kadar pH, salinitas, kandungan fosfor nitrogen, kandungan
logam berat, zat radioatif, kandungan senyawa kimia organik
 Indikator Biologi, antara lain adanya cacing tanah sebagai indikator subur atau tidaknya
tanah. Tanah yang subur dipastikan tidak mengandung kontaminasi polutan diatas
ambang batas

3.2 Saran

Untuk menjaga kelestaria lingkungan Diperlukan adanya sikap mental yang tegas yang
mendukung keberhasilan upaya – upaya mencegah terjadinya pencemaran tanah.Diperlukan
adanya tindakan yang nyata dalam usaha untuk mencegah terjadi pencemarn tanah. Diperlukan
adanya peraturan yang mendukung usaha penyelamatan Sumber Daya Alah khususnya tanah.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.allbookssharing.xyz/2016/11/indikator-polusi-di-lingkungan-polusi.html

Kasmidjo, R.B. 1990. Pengaruh pencemaran tanah dan factor pencemaran tanah. Yogyakarta:
UGM Press.

Wikipedia.2007.PencemaranTanah.http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah.diakses 26
Desember 2007

http://aminmaulani.blogspot.co.id/2016/08/contoh-makalah-pencemaran-tanah.html

Anda mungkin juga menyukai