DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
Kelas 1B
Nasrullah 191110060
Annisa Jihan Wulandari 191110045
Diana Novita Sari 191110048
Dita Putri Yuliana 191110049
Lina Syafitri 191110055
Mita Riskya 191110057
Nabila Dwi Amelia 191110058
Nurul Afiza 191110065
Shakila Ermawanda 191110073
Vioni Yuliza Valentika 191110078
DOSEN PEMBIMBING:
Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Puji syukur kehadirat Allah yang maha kuasa atas segala rahmat dan karunianyasehingga
kami dapat menyelesaikan makalah pencemaran lingkungan tentang “Indikator Kerusakan
Pencemaran tanah.”
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan tentang sifat-sifat kimia tanah. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah penulis buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih kepadan semua pihak yang telah berperan serta
dalam pembuatan makalah ini. Jika ada kesalahan kata dari penulisan makalah ini kami mohon
maafkarena manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................13
3.2 Saran...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Tanah berperan penting dalam menyusun kehidupan di bumi. Tanah menyediakan unsur hara
dan air, serta sebagai penopang akar-akar pepohonan. Selain itu, tanah merupakan habitat hidup
bagi mikrorganisme, hewan dan manusia. Sama halnya dengan udara dan air, tanah juga berisiko
mengalami pencemaran. Polusi tanah dapat terjadi apabila terjadi perubahan lingkungan alami
tanah. Misalnya karena terpapar limbah, bahan kimia, pestisida, berbagai jenis sampah, dan
kontaminasi polutan lainnya.
Gejala pencemaran yang terjadi dalam waktu singkat dapat diatasi dengan melihat
sumber pencemaran lalu mengendalikannya. Tanda-tanda pencemaran ini gampang terlihat pada
komponen lingkungan yang terkena pencemaran. Berbeda halnya dengan pencemaran yang
terjadi dalam waktu yang cukup lama. Bahan pencemar sedikit demi sedikit berakumulasi.
Dampak pencemaran semula tidak begitu kelihatan. Namun setelah menjalani waktu
yang relatif panjang dampak pencemaran kelihatan nyata dengan berbagai akibat yang
ditimbulkan. Unsur-unsur lingkungan,mengalami perubahan kehidupan habitat. Tanaman yang
semula hidup cukup subur menjadi gersang dan digantikan dengan tanaman lain. Jenis binatang
tertentu yang semula berkembang secara wajar beberapa tahun kemudian menjadi langka, karena
mati atau mencari tempat lain.
Kondisi kesehatan manusia juga menunjukkan perubahan; misalnya, timbul penyakit baru
yang sebelumnya tidak ada.Kondisi air, mikroorganisme, unsur hara dan nilai estetika
mengalami perubahan yang cukup menyedihkan.
Seperti halnya tanah dan juga udara yang bisa mengalami pencemaran. Tanah ternyata
juga bisa mengalami proses pencemaran. Hal ini sering terjadi seirin dengan meningkatnya
aktifitas manusia. Pencemaran tanah ini berarti tanah yang ada sudah tidak murni lagi dan
tercampur oleh berbagai bahan kimia maupun non kimia yang menyebabkan polusi (polutan).
Polutan- polutan ini akan diterima oleh tanah melalui berbagai aktivitas yang telah dilakukan
sehari- hari. Oleh karena itulah, manusia terkadang tidak menyadari ketika menimbulkan
pencemaran pada tanah. Pencemaran pada tanah ini akan menyebabkan tanah menjadi tidak
murni dan tidak seperti keadaan semula.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Tanah berasal dari pelapukan batuan secara alami yang dibantu oleh organisme yang
membentuk tubuh unik menutupi batuan. Proses terbentuknya tanah disebut dengan
“pedogenesis” yang membentuk lapisan-lapisan atau horizon tanah.
J.J. Berzelius (1803) mengartikan tanah adalah laboratorium kimia tempat proses
dekomposisi dan reaksi kimia yang berlangsung secara tersembunyi
Justus von Liebig (1840) mengatakan bahwa teori keseimbangan hara tanaman “theory
balancheseheet of plan naturation” menganggap tanah sebagai tabung reaksi sehingga
bisa diketahui jenis dan jumlah hara tanamannya
Friedrich Fallou (1855) – menurutnya, tanah adalah hasil pelapukan waktu yang
menggerogoti batuan keras yang lambat laun akan mengadakan dekomposisi
Hans Jenny (1899-1992) seorang pakar tanah asal Swiss, menyebutkan bahwa tanah
terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami pelapukan akibat dinamika faktor
iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring
dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika 5 faktor tersebut, maka terbentuklah
berbagai jenis dan klasifikasi tanah
Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk menyebut tanah tercemar atau tidak, yaitu:
Indikator Fisik, antara lain warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah,
porositas, tekstur tanah dan endapan pada tanah. Contoh indikator fisik yang
menunjukkan kualitas tanah, antara lain warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah,
kepadatan tanah, porositas dan tekstur tanah, dan endapan pada tanah. Berbagai polutan
tanah dapat merubah sifat-sifat fisik tanah sehingga menurunkan kualitasnya.
Indikator Kimia
Nilai pH, salinitas, kandungan senyawa kimia organik, fosfor, nitrogen, logam
berat, dan radioaktif merupakan contoh indikator kimia bagi tingkat polusi tanah. Nilai
pH yang terlalu tinggi atau rendah dan salinitas serta kandungan berbagai senyawa kimia
yang terlalu tinggi mengindikasikan telah terjadi polusi tanah
Indikator Biologi,
Cacing tanah merupakan salah satu indikator biologi pada pengukuran tingkat
polusi tanah. Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada tanah
yang akan menyuburkan tanah. Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah
habitatnya, seperti kondisi suhu, kelembapan, pH, salinitas, aerasi dan tanah. Polusi tanah
akan menyebabkan perubahan kondisi tanah yang dapat mengakibatkan kematian pada
cacing tanah.
Tanah yang tercemar dan tidak tercemar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tanah Tercemar
Tanah tidak subur
pH dibawah 6 (asam) atau pH diatas 8 (basa)
Berbau busuk
Kering
Mengandung logam berat
Mengandung sampah anorganik
Tanahnya subur
pH minimal 6 – maksimal 8
Tidak berbau busuk
Gembur
Tidak mengandung logam berat
Tidak mengandung sampah anorganik
Pencemaran tanah disebabkan oleh dua sumber utama, yakni penyebab alami dan
penyebab oleh manusia. Berikut adalah penjabaran dari masing-masing penyebab polusi tanah.
1. Polutan Alami – Kondisi alam dapat menyebabkan polusi tanah akibat tumpukan bahan
kimia beracun. Pencemaran tanah ini seperti yang terjadi di gurun Atacama, Chile.
Adanya akumulasi garam perklorat menjadikan tanah di kawasan tersebut tercemar
2. Polusi Non Alami – Polusi pada tanah yang disebabkan oleh kontaminan yang berasal
dari manusia. Kandungan berbagai macam zat berbahaya, baik organik dan anorganik
akan mengubah struktur tanah menjadi buruk. Misalnya, akibat pembuangan limbah
padat maupun cair dari industri maupun masyarakat dan akumulasi penggunaan
pestisida pada area pertanian / perkebunan
Limbah Cair
Limbah cari merupakan salah satu faktor terbesar yang menyebabkan pencemaran
tanah. Limbah dalam bentuk cair umumnya dihasilkan dari kegiatan industri berupa
polutan kimia berbahaya. Selain menyebabkan polusi tanah, limbah cair juga dapat
mencemari air tanah dan air permukaan
Limbah Padat
Tidak hanya menghasilkan limbah cair, proses produksi pada pabrik juga dapat
menghasilkan limbah berbentuk padat yang dapat mencemari tanah, seperti potongan besi
dan bahan-bahan sisa produksi
Limbah Organik
Limbah organik adalah jenis limbah yang dapat terurai secara alami dengan
bantuan mikroorganisme pengurai yang ada di dalam tanah. Meski sampah organik tidak
terlalu berbahaya, namun apabila terjadi akumulasi yang berlebihan akan menyebabkan
tanah tercemar. Contohnya adalah tanah pada tempat pembuangan sampah akhir
Limbah Anorganik
Berbanding terbalik dengan limbah organik, jenis limbah anorganik adalah
sampah yang sulit dan membutuhkan waktu lama untuk terurai. Contohnya adalah
plastik, botol minuman, dan kaleng bekas yang membutuhkan waktu ratusan tahun agar
terurai secara alami
Limbah Pertanian
Sistem pertanian dapat menimbulkan polusi tanah dan polusi air akibat zat-zat
kimia yang digunakan sebagai pupuk, anti hama dan anti penyakit. Tanah persawahan
yang telah jenuh akan kandungan kimia tidak akan menghasilkan hasil panen yang
maksimal
Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga adalah jenis limbah yang kita hasilkan sehari-hari.
Misalnya air deterjen bekas cucian yang dapat mencemari air dan tanah
Bencana Alam
Faktor bencana alam juga dapat menyebabkan pencemaran tanah. Contohnya
adalah bencana banjir, tsunami maupun tanah longsor yang menjadikan tanah berubah
kandungannya
Kebakaran Hutan
Selain menyebabkan pencemaran udara karena asap kebakaran. Terbakarnya
hutan juga akan merusak kandungan dalam tanah sehingga menyebabkan tanah tak lagi
subur dan sulit ditumbuhi oleh pepohonan
2.5 Sumber dan Penyebab pencemaran tanah
Adanya pencemaran tanah akan mengakibatkan dampak tertentu bagi tanah dan
ekosistemnya. Dampak ini tentu dirasakan secara luas oleh makhluk hidup yang berada di
lingkungan tersebut, baik manusia, hewan dan tumbuhan, antara lain:
Tanah yang tercemar oleh polutan kimia biasanya menimbulkan bau tidak sedap,
sehingga mengganggu aktivitas lingkungan sekitarnya
Salinitas Meningkat
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam tanah maupun
air. Kadar garam tinggi dalam tanah akan menyebabkan vegetasi tidak dapat tumbuh
optimal
Berikut adalah zat-zat yang umumnya dapat meracuni tanah, antara lain:
Lead (Pb)
Zat ini terkandung dalam cat berbahan timbal, aktivitas pertambangan, asap
knalpot kendaraan, kegiatan konstruksi dan pertanian
Merkuri (Hg) – Zat ini dihasilkan dari proses pertambangan, pembakaran batubara,
pengolahan alkali dan logam, limbah medis, serta akumulasi sayuran yang ditanam di
tanah tercemar
Arsenik (As) – Zat ini berasal dari kegiatan pertambangan, pembangkit listrik yang
bersumber dari pembakaran batubara, industri elektronik, dan dari alam
Tembaga (Cu) – Zat ini bersumber dari kegiatan pertambangan, pengecoran dan
konstruksi
Seng (Zn) – Zat ini dihasilkan dari proses pertambangan, kegiatan konstruksi dan
pengecoran
Nikel (Ni) – Zat ini dihasilkan dari proses pertambangan, kegiatan pengecoran dan
konstruksi
Herbisida / Insektisida – Zat ini berasal dari kegiatan pertanian dan perkebunan
Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) – Zat ini bersumber dari pembakaran batubara.
emisi kendaraan, asap rokok, kebakaran hutan, dan pembakaran kayu
2.6 Cara Mengatasi Polusi Tanah
Upaya untuk menyelamatkan dan mengatasi pencemaran tanah harus terus dilakukan. Apabila
tanah telah tercemar, maka cara-cara berikut ini dapat diterapkan, yaitu:
a. Remediasi
Remediasi tanah adalah melakukan pembersihan permukaan tanah yang telah tercemar
limbah atau zat kimia lainnya. Dua cara yang dapat dipilih untuk mengatasi polusi tanah ini,
yaitu remidiasi in-situ dan ex-situ. Pembersihan in-situ atau juga disebut on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini mudah dilakukan dan berbiaya murah. Kegiatannya
meliputi proses pembersihan, venting (injeksi) dan bioremidiasi.
Sedangkan, pembersihan ex-situ atau juga dikenal off-site adalah kegiatan penggalian
tanah yang tercemar kemudian dipindahkan ke daerah yang aman. Selanjutnya, tanah yang
tercemar dibersihkan dari zat polutan. Kegiatan ini berbiaya mahal dan memiliki cara yang
cukup rumit.
b. Bioremediasi
Bioremediasi adalah cara mengatasi pencemaran tanah dengan membersihkan tanah dengan
bantuan mikroorganisme, seperti jamur dan bakteri. Tujuannya, agar mikroorganisme tersebut
memecah dan mendegradasi zat pencemar menjadi zat yang kandungan racunnya menurun,
seperti karbondioksida dan air.
Selain cara mengatasi, penceamran tanah juga dapat dicegah dengan menerapkan prinsip-
prinsip berikut ini:
Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan kesuburan tanah perlu
ditingkatkan. Sosialisasi dapat dilakukan pada lingkungan-lingkungan yang berpotensi
menghasilkan sampah rumah tangga tanpa dilakukannya pengolahan. Selain itu, penerapan
kebijakan dan aturan hukum terhadap pelaku industri juga dapat dilakukan. Pengenaan sanksi
tegas apabila melanggar AMDAL harus dilakukan terhadap sektor industri yang membuang
limbah tanpa mengolahnya agar tidak berbahaya bagi lingkungan.
Sampah organik maupun anorganik sebaiknya tidak langsung dibuang, namun dapat
dimanfaatkan untuk keperluan lainnya. Terlebih sampah berbahan organik yang terdiri dari
plastik, botol minuman, dan kaleng bekas yang dapat diolah menjadi aneka kerajinan. Oleh
karena itu, kita dapat melakukan 3R, antara lain: Reduce, yaitu mengurangi penggunaan produk
tertentu yang dapat mencemari tanah. Reuse, yaitu menggunakan kembali barang yang akan
dibuang. Recycle, yairu mengolah kembali barang bekas menjadi barang baru yang bermanfaat.
Melakukan penanaman pohon pada lahan kosong akan memberikan manfaat bagi
lingkungan tanah yang telah tercemar. Adanya pepohonan akan membentuk ekosistem yang
terdiri dari mikoorganisme yang dapat membantu mengurai zat-zat polutan yang mencemari
tanah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanah berasal dari pelapukan batuan secara alami yang dibantu oleh organisme yang
membentuk tubuh unik menutupi batuan. Proses terbentuknya tanah disebut dengan
“pedogenesis” yang membentuk lapisan-lapisan atau horizon tanah.
Indikator Fisik, antara lain warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah,
porositas, tekstur tanah dan endapan pada tanah
Indikator Kimia, antara lain kadar pH, salinitas, kandungan fosfor nitrogen, kandungan
logam berat, zat radioatif, kandungan senyawa kimia organik
Indikator Biologi, antara lain adanya cacing tanah sebagai indikator subur atau tidaknya
tanah. Tanah yang subur dipastikan tidak mengandung kontaminasi polutan diatas
ambang batas
3.2 Saran
Untuk menjaga kelestaria lingkungan Diperlukan adanya sikap mental yang tegas yang
mendukung keberhasilan upaya – upaya mencegah terjadinya pencemaran tanah.Diperlukan
adanya tindakan yang nyata dalam usaha untuk mencegah terjadi pencemarn tanah. Diperlukan
adanya peraturan yang mendukung usaha penyelamatan Sumber Daya Alah khususnya tanah.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.allbookssharing.xyz/2016/11/indikator-polusi-di-lingkungan-polusi.html
Kasmidjo, R.B. 1990. Pengaruh pencemaran tanah dan factor pencemaran tanah. Yogyakarta:
UGM Press.
Wikipedia.2007.PencemaranTanah.http://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_tanah.diakses 26
Desember 2007
http://aminmaulani.blogspot.co.id/2016/08/contoh-makalah-pencemaran-tanah.html