“PENCEMARAN TANAH”
OLEH:
KELOMPOK 3
1. NURHAWA (J1A122280)
2. NURMUT MAEMUNA (J1A122281)
3. RISKA JUHADI PRATIWI (J1A122292)
4. SITI SOFIA HARTIN (J1A122308)
5. VIONA RONGREAN (J1A122314)
UNIVERSITAS HALU-OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha
penyayang yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai PENCEMARAN TANAH
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ayahanda dan ibunda
tercinta yang senantiasa mendoakan kami sehingga makalah ini dapat terselesikan.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi serta dapat membuka wawasan berpikir para pembaca.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PEMBAHASAN.................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................2
1.3 TUJUAN................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1 PENCEMARAN TANAH......................................................................................................3
2.2 PENYEBAB PENCEMARAN TANAH...............................................................................4
2.3 SIFAT-SIFAT TANAH...........................................................................................................5
2.4 DAMPAK PENCEMARAN TANAH....................................................................................7
2.5 PENANGGULANGAN KOMPONEN BAHAN PENCEMARAN TANAH.....................10
2.6 PENCEGAHAN DARI PENCEMARAN TANAH.............................................................11
2.7 KASUS PENCEMARAN TANAH.....................................................................................12
BAB III.........................................................................................................................................15
PENUTUP....................................................................................................................................15
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................15
3.2 SARAN................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16
iii
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pencemaran merupakan masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan
komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas turun sampai ke tingkat
tertentu yang menyebabkan air tersebut tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya
(PP No.82, tahun 2001). Menurut Odum (1996), pencemaran adalah perubahan-perubahan
sifat fisik, kimia, dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah, dan air. Perubahan
tersebut dapat menimbulkan bahaya bagi kehidupan manusia atau spesies-spesies yang
berguna, proses-proses industri, tempat tinggal dan peninggalan-peninggalan kebudayaan
atau dapat merusak sumber bahan mentah.
Tanah adalah komponen yang sangat penting bagi kelangsungan hidup seluruh makhluk
hidup karena di atas tanahlah seluruh aktivitas makhluk hidup berlangsung. Tanpa tanah,
makhluk hidup tidak akan memiliki tempat untuk berpijak. Namun, akhir-akhir ini tanah
telah mengalami kerusakan yang kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manusia sendiri.
Manusia terus-menerus memanfaatkan tanah dengan sesukanya tanpa memikirkan cara untuk
menjaga kesuburan tanah. Akibatnya, tanah mengalami pencemaran yang nantinya akan
memberikan dampak buruk baik kepada kesehatan makhluk hidup, maupun kepada
lingkungan kita sendiri. Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk memberikan informasi
kepada pembaca mengenai pencemaran tanah, serta cara-cara untuk menanggulanginya
sehingga pencemaran tanah dapat dicegah maupun dikurangi efek negatifnya.Tanah
merupakan material kompleks yang terbentuk dari batuan besar. Formasi tanah merupakan
hasil dari siklus geologi yang secara terus menerus terjadi pada permukaan tanah. Siklus ini
meliputi pelapukan, transportasi, deposisi atau pelapisan dan seterusnya yang dipengaruhi
oleh pelapukan dan cuaca (Redana, 2011).
Menurut Palar (2008), Pencemaran adalah suatu kondisi yang telah berubah dari kondisi
asal ke kondisi yang lebih buruk sebagai akibat masukan dari bahan-bahan pencemar atau
polutan. Suatu lingkungan dikatakan tercemar apabila telah terjadi perubahanperubahan
dalam tatanan lingkungan sehingga tidak sama lagi dengan bentuk asalnya, sebagai akibat
masuk dan atau dimasukkannya suatu zat atau benda asing ke dalam tatanan lingkungan.
Perubahan ini memberikan dampak buruk terhadap organisme yang hidup dalam tatanan
1
tersebut. Pada tingkat lanjut, perubahan ini juga dapat membunuh bahkan menghapuskan
satu atau lebih organisme.
Menurut keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
No.02/MENKLH/I/1988 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran tanah adalah masuk
dan dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam tanah dan
atau berubahnya tatanan (komposisi) oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga
kualitas kualitas tanah menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan tanah menjadi
kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
Jika suatu zat berbahaya telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap,
tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah
kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan
udara di atasnya.
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pencemaran tanah.
2. Mengetahui penyebab pencemaran tanah.
3. Mengetahui sifat-sifat tanah.
4. Mengetahui dampak pencemaran tanah.
5. Mengetahui penggulangan komponen bahan pencemaran tanah.
6. Mengetahui pencegahan dari pencemaran tanah.
7. Mengetahui kasus pencemaran tanah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Tanah merupakan bagian penting dalam menunjang
kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Seperti kita ketahui rantai makanan bermula dari
tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan. Memang ada tumbuhan dan hewan yang
hidup di laut, tetapi sebagian besar dari makanan kita berasal dari permukaan tanah.
Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau
fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam
lapisan sub-permukaan, zat kimia, atau limbah. air limbah dari tempat penimbunan sampah
serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan
tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan
teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat
fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya. Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi
3
kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk
produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku
kerusakan tanah”. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang
masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di
tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di atasnya.
4
1) Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong
plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
2) Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di
dalam tanah.
b. Limbah industri
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-
an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
1) Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri
berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya
sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah,
ikan daging dll.
2) Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi,
misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia
lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang
dihasilkan dari proses industri pelapisan logam.
c. Limbah pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan
tanah/tanaman, misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas hama tanaman
misalnya DDT.
5
lebih 5 % bahan organik dan 95 % bahan anorganik. Beberapa jenis tanah, seperti tanah
gambut dapat mengandung bahan organik sampai 95 %, jenis tanah lainnya ada yang hanya
mengandung 1 % bahan organik. Jenis-jenis tanah tertentu mempunyai lapisan-lapisan yang
berbeda (horizon), bila tanah itu semakin kedalam, seperti ditunjukkan pada Gambar1.
Lapisan atas, umumnya Merupakan sebuah lapisan yang berada kedalaman 30 cm,
seringkali disebut sebagai istilah Top Soil. Pada lapisan ini banyak sekali bahan bahan
organik, humus dan juga menghasilkan lapisan yang paling subur sehingga sangat cocok
untuk tumbuhan tanaman akar pendek. Cara termudah untuk bisa mengenali top soil
adalah dengan warnanya yang paling gelap dibandingkan dengan lapisan dibawahnya,
terlihat bahwa lebih gembur dan seluruh mikroorganisme hidup di lapisan ini. Sehingga
ada kemungkinan terjadinya sebuah proses sisa batang, pelapukan daun, serta bagian
makhluk hidup lainnya.
Tepat di lapisan bawah setelah top soil dengan ketebalan 50 cm hingga 1 meter.
Berwarna lebih yang cerah dibanding lapisan di atasnya juga lapisan ini terbentuk dari
campuran pelapukan yang berada di lapisan bawah dengan sisa dari material top soil
yang terbawa air, mengendap sehingga bisa bersifat lebih padat dan juga seringkali
disebut sebagai tanah liat.
6
Lapisan yang berisi banyak batuan yang mulai melapuk dan telah tercampur
dengan tanah endapan dengan lapisan diatasnya. Pada lapisan ini masih terdapat banyak
batuan yang belum melapuk dan juga sebagian sudah pada proses pelapukan dari batuan
itu sendiri dan memiliki warna sama dengan pada batuan penyusunnya. Berada cukup di
dalam dan jarang sekali bisa ditembus oleh akar pohon maupun tanaman.
Lapisan ini merupakan lapisan terdalam yang terdiri dari batuan padat. Jenis pada
batuan di lapisan ini memiliki perbedaan di antara satu daerah maupun tempat lainnya
sehingga bisa mengakibatkan produk dari tanah yang dihasilkan juga akan berbeda.
Batuan pada lapisan ini mudah sekali untuk pecah, akan tetapi sangat sulit untuk dilalui
oleh akar tanaman serta air, teksturnya yang berwarna terang putih kelabu hingga
berwarna kemerahan. Lapisan batuan induk ini bisa dengan mudah terlihat pada dinding
jurang terjal daerah pegunungan.
7
saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit
kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut
di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan
Kematian.
2. Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan
kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya
bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan
metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan
tanah tersebut.
8
tersebut dimakan oleh manusia maupun binatang, maka efek negatifnya dapat
tersalurkan pada binatang atau manusia yang memakan tumbuhan tersebut.
e. Merusak ekosistem
Ekosistem merupakan wujud interaksi antara makhluk hidup dengan
lingkungan serta komponen- komponen yang ada di dalamnya (baik komponen
biotik maupun komponen abiotik). Tanah termasuk ke dalam komponen abiotik
sehingga tercemarnya tanah pastinya akan menyebabkan menyebabakn
keseimbangan ekosistem menjadi terganggu. Akibatnya lingkungan menjadi tidak
nyaman dan banyak fungsi yang seharusnya didapatkan justru akan berubah
menjadi suatu wujud kerugian.
9
Hal yang pasti terjadi selanjutnya akibat adanya pencemaran tanah adalah
rusaknya nilai keindahan atau estetika lingkungan. Keindahan lingkungan tidak
hanya terdapat pada apa yang kita lihat saja, namun juga apa yang kita dengar dan
apa pula yang kita rasa. Pencemaran tanah akan banyak sekali merusak nilai- nilai
keindahan tersebut.
Tidak hanya itu saja, dan yang paling penting pencemaran tanah ini akan
menyebabkan kondisi lingkungan yang kita tempati menjadi tidak nyaman sama
sekali. Terlebih apabila pencemarah tanah tersebut disebabkan oleh sampah.
Sampah- sampah akan membuat berbagai macam kerugian bagi makhluk hidup.
Selain tidak sedap dipandang mata, sampah juga akan menyebabkan bau yang
sangat menyengat. Ini sungguh tidak nyaman digunakan sebagai tempat
bermukim.
Itulah beberapa dampak dari pencemaran tanah yang dapat kita rasakan.
Selain dampak- dampat tersebut masih banyak lagi dampak yang dapat kita
rasakan baik kita sadari maupun tidak. Oleh karenai itulah kita sebagai manusia
harus menjaga tanah dari berbagai bentuk pencemaran. Menurunnya tingkat
kesuburan tanah akibat buangan sampah plastik, pecahan kaca, logam, dan karet
sulit diuraikan oleh organisme dekomposer dalam tanah.
10
2) Tidak membuang sampah deterjen ke tanah atau saluran udara: limbah deterjen sebaiknya
ditampung dalam bak penampungan untuk dilakukan pengendapan, penyaringan, dan
penjernihan.
3) Menjaga kelestarian tanaman: untuk mengurangi pengikisan lapisan humus tanah oleh air
hujan.
4) Melakukan remediasi: yaitu kegiatan membersihkan permukaan yang sudah tercemar.
5) Menghindari aktivitas pertanian secara berlebihan: seperti penggunaan pestisida dan
pupuk yang banyak menggunakan bahan kimia berbahaya.
6) Membuat orang sadar akan konsep reduce, reuse dan recycle: untuk mengurangi
penggunaan bahan kimia berbahaya.
Upaya penanggulangan pencemaran tanah lainnya adalah remediasi pencemaran tanah.
Kegiatan remediasi ini merupakan upaya atau tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan
kondisi tanah yang tercemar menjadi kondisi yang semula. Selain itu, penggunaan bahan-
bahan yang alami juga dapat menjadi alternatif yang lebih ramah bagi lingkungan dan
makhluk hidup. Untuk memperbaiki kerusakan sifat fisik pada tanah dapat dilakukan tindakan
seperti pengolahan sampah secara berkala untuk menghindari pergerakan tanah.
11
Jenis pencemar (organik atau anorganik), terdegradasi atau tidak, berbahaya atau
tidak.
Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.
Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P).
Jenis tanah.
Kondisi tanah (basah, kering).
Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut.
Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).
1. Remediasi in situ
Remediasi in situ adalah pembersihan atau pengolahan tanah terkontaminasi di
lokasi. Remediasi in situ lebih murah dan lebih mudah dengan konversi biologi dan
kimia, pemisahan daerah terkontaminasi agar tidak mencemari lingkungan lainnya.
2. Remediasi ex situ
Remediasi ex situ adalah pengolahan tanah terkontaminasi digali dan diolah di suatu
unit pengolahan antara lain, dapat dilakukan dengan cara memisahkan bahan pencemar
dengan tanah, penguraian kontaminan dengan mikroba, pemanfaatan energi panas yang
dapat menguapkan kontaminan dari tanah, dan ekstraksi kontaminan dari tanah.
Remediasi ex situ ini jauh lebih mahal dan rumit.
3. Bioremediasi
Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah
atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air). Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah,
ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, dan
ketersediaan oksigen.
12
Kilang minyak Pusdiklat Migas berada di daerah Cepu, kabupaten Blora, provinsi
Jawa Tengah, terletak pada areal seluas + 34 Ha, adalah salah satu sarana pendidikan dan
pelatihan Pusdiklat Migas Cepu yang sampai saat ini masih beroperasi mengolah minyak
mentah (crude oil) milik PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dari lapangan
Kawengan, Ledok dan Nglobo. Kapasitas kilang yang dimiliki rata-rata sebesar 200
m3/hari, dengan produknya berupa pertamina solvent (pertasol), minyak tanah
(kerosene), solar dan residu.
Limbah minyak akibat tumpahan minyak (oil spill) pada operasi kilang minyak
Pusdiklat Migas berasal dari buangan air yang bercampur minyak saat penurasan (drain)
tangki timbun. Penurasan tangki timbun dilakukan setiap hari yang fungsinya untuk
memisahkan air yang bercampur dengan minyak. Selain itu limbah minyak akibat
tumpahan minyak dapat terjadi pada saat loading dan unloading di tangki timbun
(storage tank), pembersihan tangki timbun (tank cleaning), pada proses di separator dan
pada pompa feed maupun pompa produk. Minyak yang tumpah bisa berupa minyak
mentah (crude oil) maupun produk.. Sehingga berdasarkan neraca massa arus minyak
kilang Pusdiklat Migas, minyak yang hilang (losses) karena menguap, tumpah maupun
tercecer selama proses produksi rata-rata 0,4% atau 108,38 barrel per bulan atau
17.232,42 liter per bulan.
13
dengan kapasitas produksi 25.771 liter/hari, desa Hargomulyo 18 sumur dengan kapasitas
produksi 12.771 liter/hari dan desa Beji 12 sumur dengan kapasitas produksi 8.249
liter/hari. Pada setiap kegiatan penambangan di sumur bor (cutting) tersebut, terdapat
tumpahan minyak pada lahan sekitar akibat proses pengangkutan minyak, baik melalui
pipa, alat angkut, maupun ceceran akibat proses pemindahan (Nugroho, 2006).C
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk
dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida;
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).
Penanggulangan pencemaran tanah akibsat tumpahan minyak industri dapat
melalui beberapa cara, seperti:
1. Bioremediasi yaitu penanggulangan tumpahan minyak dengan memanfaatkan
mikroba, tanaman enzim atau enzim mikroba
2. Fitoremidiasi yaitu penanggulangan tumpahan minyak dengan menggunaan
tanaman/tumbuhan untuk menyerap, mendegradasi, menghilangkan, menstabilkan
atau menghancurkan bahan pencemar khususnya logam berat maupun senyawa
organik lainnya.
3.2 SARAN
Akhir dari penulisan Makalah ini yakni besar harapan kami agar makalah yang
berjudul "Pencemaran tanah" ini berguna untuk menambah pemahaman dan wawasan
bagi pembaca. Selain itu juga diharapkan selalu berusaha untuk memenuhi rasa ingin
tahu hasil dari makalah yang telah disampaikan melalui tulisan ini. Kepada seluruh
pembaca kiranya memberikan kritikan yang bersifat membangun schingga apa yang kami
harapkan dari isi tulisan ini dapat berguna bagi pembaca.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Cahyo Purnomo Prasetyo, 2022, Pengaruh Air Limbah Domestik Pada Kualitas Air Tanah Di
Kelurahan Bandar Kidul Kota Kediri, Jurnal Tecnoscienza 7 (1), 115-133, 2022
Dale Dompas Sompotan, Janes Sinaga., 2022, Pencegahan Pencemaran Lingkungan Saintekes:
Jurnal Sains, Teknologi Dan Kesehatan 1 (1), 6-13, 2022
Devi Angeliana Kusumaningtiar, Skm,. M.Ph., 2018., Analisis Kualitas Lingkungan Pencemaran
Tanah
Eso, R., Leode Saffiuddin, and Bijaksana 2019. Petterns of variation magnetic properties and
chemical elements of soil profile in landslide area of South East Sulawesi Indonesia. IOP
Conf. Series: Earth and Enviromental Science 311 (2019) 01-2008.
Ir. I. Ketut Irianto M. Si., 2015., Buku Bahan Ajar Pencemaran Lingkungan
Nining Jumianti, Afdal Afdal., 2020., Identifikasi Logam Berat Pencemaran Tanah Lapisan Atas
Berdasarkan Nilai Suseptibilitas Magnetik pada Zona Penggunaan Lahan Berbeda di
Kota Padang., Jurnal Fisika Unand 9 (4), 550-557, 2020
Puji Meihani, Agus Arip Munawar, Devianti Devianti., 2019., Penerapan Spektroskopi
Inframerah Dekat (NIRS) Untuk Mendeteksi Pencemaran Tanah., Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pertanian 4 (2), 397-406, 2019
Rosliana Eso., 2022., Identifikasi Antropogenik Pencemaran Tanah oleh Sampah Domestik.,
Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), Vol. 7 (2).
Suwari Akhmaddhian, Peny Hanipah., 2021., Penegakan Hukum terhadap Tindak Pidana
Pencemaran Tanah Akibat Limbah Industri Logika: Jurnal Penelitian Universitas
Kuningan 12 (02), 192-200, 2021.
Yogi Syaifullah, Fenia Taasa Wati, Masaliq., 2023., Analisis Pencemaran Tanah di Desa Gembol
Penjawaran Banjarnegara 3 (5), 935-940, 2023
17