“PENCEMARAN TANAH”
Dianjurkan untuk memenuhi salah satu tugas pada
mata kuliah media pengantar ilmu lingkungan
Dosen Pembimbing: Tun Susdiyanti,S.Hut,M.PD
Disusun oleh:
Muhamad rizky (41206220122007) akuntansi
Sumaryati (41206120122008) manajemen
Galuh gandasari (41205425122025) kehutanan
Faradiba rizkia handaka (41205425122006) kehutanan
Amanda rosdiana (41205420122004) agribisnis
Yunita Andine Paramyta (41204620122003) biologi
“PENCEMARAN TANAH"
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila
mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan ,semoga
Allah SWT memberkahi makatah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan guna perbaikan di masa mendatang. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya penulis
Bogor,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan
merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair
atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, kecelakaan kendaraan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah, air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri
yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat
menguap, tersapu air hujan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah
kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan
udara di atasnya.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan
tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah satu komponen lahan berupa lapisan teratas
kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia,
biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP
No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah
berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”. Ketika suatu zat
berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan
dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap
sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung
kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
2.2 Penyebab dari Pencemaran Tanah
Tanah adalah bagian penting dalam menunjang kehidupan makhluk hidup di muka bumi.
Kita ketahui rantai makanan bermula dari tumbuhan. Manusia, hewan hidup dari tumbuhan.
sebagian besar makanan kita berasal dari permukaan tanah, walaupun memang ada tumbuhan
dan hewan yang hidup di laut. Sudah sepatutnya kita menjaga kelestarian tanah sehingga bisa
mendukung kehidupan di muka bumi ini. Sebagaimana pencemaran air dan udara, pencemaran
tanah pun merupakan akibat kegiatan manusia.
Pencemaran tanah dapat terjadi karena beberapa faktor, misalnya pencemaran industry, aktivitas
pertanian, kegiatan pertambangan, serta sampah yang ada di lingkungan sekitar.
1. Limbah industry: Limbah-limbah dari industri umumnya mengandung bahan kimia, baik
yang merupakan bahan kimia berbahaya maupun tidak. Namun, sejatinya limbah-limbah
industry yang mengandung logam berat dan pestisida dapat mencemari tanah sekaligus
mempengaruhi kualitas air dan tanah di area sekitarnya (Hermawati et al., 2019).
2. Kegiatan pertanian: Penggunaan pupuk kimia dan pestisida yang berlebih dalam kegiatan
pertanian juga dapat menjadi salah satu penyebab pencemaran tanah yang cukup
signifikan, hal ini dikarenakan pupuk dan pestisida yang terserap ke dalam tanah nantinya
akan dapat mengurangi kualitas air tanah pada area tersebut (Setyowati, 2019).
Selain itu, pencemaran air juga dapat mempengaruhi kualitas tanah, limbah cair dari
rumah tangga, industri, dan pertanian yang mencemari air dapat merusak kualitas tanah dan
mempengaruhi kehidupan organisme di dalamnya. Limbah cair yang mengandung bahan kimia
berbahaya dapat terbawa oleh air hujan dan masuk ke dalam tanah, sehingga mempengaruhi
kualitas tanah (Menlhk, 2020).
Selain faktor manusia, faktor alam juga dapat menjadi penyebab pencemaran tanah,
limbah pertambangan dapat mencemari tanah melalui pelepasan gas dan partikel debu ke udara
yang kemudian jatuh ke tanah. Faktor alam seperti erosi dan banjir juga dapat mempengaruhi
kualitas tanah (Kemendes, 2018). Faktor lain yang menyebabkan pencemaran tanah adalah
alamiah. Proses alami seperti erosi, tanah longsor, dan letusan gunung berapi dapat
memindahkan partikel tanah dan mengangkut bahan kimia ke lingkungan yang lebih luas.
Namun, faktor alamiah ini jarang menjadi penyebab utama pencemaran tanah (Kurnia et al.,
2021).
2.4 bagaimana cara mencegah pencemaran tanah
Pencemaran tanah merupakan masalah lingkungan yang serius di seluruh dunia, termasuk
di Indonesia. Pencemaran tanah dapat terjadi akibat berbagai faktor, seperti aktivitas industri,
pertanian, dan pertambangan. Oleh karena itu, diperlukan upaya mencegah pencemaran tanah
agar terhindar dari dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia pada pertanian harus diatur dengan baik.
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran tanah
dan air. Oleh karena itu, penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan harus dihindari
dan harus ada pengawasan ketat terhadap penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya pada
pertanian.
Pengelolaan sampah yang tepat. Sampah organik yang dibuang sembarangan dapat
menyebabkan pencemaran tanah. Oleh karena itu, pengelolaan sampah yang baik perlu
diterapkan dengan cara memilah sampah organik dan non-organik serta penggunaan teknologi
pengolahan sampah yang ramah lingkungan.
Pengelolaan limbah industri yang baik. Limbah industri yang tidak diolah dengan baik
dan dibuang sembarangan dapat menyebabkan pencemaran tanah. Oleh karena itu, pemerintah
perlu menerapkan kebijakan yang ketat terhadap pengelolaan limbah industri, serta memberikan
sanksi tegas bagi industri yang tidak memenuhi persyaratan pengelolaan limbah.
Kilang minyak pusdiklat migas berada di daerah cepu. Kabupaten blora, provinsi jawa
tengah, terletak pada area seluas + 34 Ha, adalah salah satu sarana pendidikan dan pelatihan
pusdiklat migas cepu yang sampai saat ini masih beroperasi mengolah minyak mentah (crude oil)
milik PT . pertamina EP region jawa feild cepu dari lapangan kawengan. Ledok dan nglobo.
Kapasitas kilang yang dimiliki rata-rata sebesar 200m3/hari, dengan produknya berupa
pertamina solvent(pertasol),minyak tanah(kerosene),solar dan residu.
Limbah minyak akibat tumpahan minyak(oil spill) pada operasi kilang minyak pusdiklat migas
berasal dari buangan air ang bercampur minyak saat penurasan(drain) tangki timbun.
Penurasan tangki timbun dilakukan setiap hari yang fungsinya untuk memisahkan air yang
bercampur denan minyak,selain itu limbah minyak akibat tumpahan minyak dapat terjadi pada
saat loading dan unloading ditangking timbun(storage tank). Pembersihan tangking timbun (tank
cleaning), pada proses di seperator dan pada pompa feed maupun pompa produk. Minyak yang
tumpah bisa berupa minyak mentah(crude oil) maupun produk.sehingga berdasarkan neraca
massa arus minyak kilang pusdiklat migas, minyak yang hilang (losses) karena menguap tumpah
maupun tercecer selama proses produk rata-rata 0,4% atau 108.38 barrel perbulan atau 17.232.42
liter pertahun.
Di daerah perisaru lanca kota braila adalah kota yang terdaftar sebagai kota dengan polusi
hidrokarbon terbesar. Dari data yang didapatkan di daerah ini. Tanah tercemar oleh kandungan
hidrokarbon. Yaitu kandungan dalam minyak bumi. Pada kedalaman 0-20cm terdapat sekitar
92.000mg/kg kandungan hidrokarbon. Kemudian pada kedalaman 20-40cm sebesar 82400
mg/kg pada kedalaman 55-75cm dan 75-95cm berturut-turut adalah 41700mg/kg dan
41000mg/kg. Melihat data ini disumpulkan bahwa TPH ( total perolehan hidrokarbon) yang ada
pada tanah tidak sesuai dengan TPH telah ditentukan.