Anda di halaman 1dari 13

PENCEMARAN TANAH DAN PENANGGULANGAN SECARA

REMEDIASI SERTA BIOREMEDIASI


(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia)

Oleh:
Laili Handayani

(080210103018)

Anjar Putro Utomo

(090210103001)

Ratna Shinta Dewi

(090210103002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012

1. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya.
Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena
berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak
terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda
kembali yang kaya akan unsur hara.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah
Indonesia

banyak

yang

digunakan

sesuai

aturan

yang

berlaku

tanpa

memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah


tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan. Pembangunan
kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan
berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat
menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya
kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.
Tanah merupakan tempat kehidupan mikroorganisme yang secara makro
menguntungkan bagi mahkluk hidup terutama manusia. Mikroorganisme yang
menghuni tanah dapat dikelompokkan menjadi bakteri, fungi, aktinomisetes, alga,
dan protozoa. Jumlah dan jenis mikroorganisme tanah dipengaruhi oleh perubahan
lingkungan.
Saat ini tanah sering menjadi topik yang cukup serius di bidang ekologi.
Tanah digunakan tidak sesuai aturan yang berlaku dan tidak memperhatikan
dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut, misalnya
pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya.
Pembangunan tersebut menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian,
pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas
produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau
makhluk hidup lain, sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan
tanah, erosi dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan
pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi terutama

pertambangan yang dilakukan secara terbuka yang meninggalkan lubang-lubang


besar di permukaan bumi.
Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu
mendapatkan perhatian serius. Limbah industri yang mencemari lahan pertanian
mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya dan bisa mencemari badan
air, merusak tanah, serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.
Fakta membuktikan bahwa pencemaran tanah berbahaya bagi lingkungan
dan kesehatan, oleh karena itu diperlukan pengkajian khusus yang membahas
mengenai pencemaran tanah beserta dampaknya terhadap lingkungan di
sekitarnya serta cara untuk menanggulangi dampak pencemaran tersebut.

2. ISI
A. Pencemaran Tanah
Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya makluk hidup, zat
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia.
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan
organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena
tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air
sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga
menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga
menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat,
tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini terjadi karena
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri, penggunaan pestisida,
masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan tanah, dan air limbah
limbah industri yang langsung dibuang ke tanah tanpa memenuhi syarat
(Hermawati, 2009).
Sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga
merupakan sumber pencemar tanah. Apabila suatu zat berbahaya telah mencemari
permukaan tanah, maka zat tersebut dapat menguap, tersapu air hujan, dan masuk
ke dalam tanah. Zat pencemar yang masuk ke dalam tanah akan terendap sebagai
zat kimia beracun di tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida
nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam
air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga
menimbulkan pencemaran tanah. Zat beracun di tanah dapat berdampak langsung
kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di
atasnya (Pranowo, 2009).

B. Sumber dan Komponen bahan Pencemaran Tanah


Pencemaran tanah mempunyai hubungan yang erat baik dengan
pencemaran udara maupun dengan pencemaran air. Bahan pencemar yang
terdapat di udara larut dan terbawa oleh air hujan, jatuh ke tanah sehingga
menimbulkan pencemaran tanah. Demikian pula bahan pencemar dalam air
permukaan tanah (air sungai, air selokan, air danau dan air payau) dapat masuk ke
dalam tanah dan dapat menyebabkan pencemaran tanah.
1) Sumber Bahan Pencemaran Tanah
Karena pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan
pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan
sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar
tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida
belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan
dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga
menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.
a. Limbah Rumah Tangga
Salah satu limbah rumah tangga adalah sampah. Sampah dalam
jumlah banyak seperti di kota-kota besar, berperan besar dalam
pencemaran tanah. Tanah yang mengandung sampah di atasnya akan
menjadi tempat hidup berbagai bakteri penyebab penyakit.
Pencemaran oleh bakteri dan polutan lainnya dari sampah akan
mengurangi kualitas air tanah. Air tanah yang menurun kualitasnya
dapat terlihat dari perubahan fisiknya. Perubahan fisik misalnya
berbau, berwarna dan berasa, bahkan terdapat lapisan seperti minyak.
Beberapa jenis sampah seperti plastik dan logam, sulit terurai sehingga
berpengaruh pada kemampuan tanah menyerap air.
b. Limbah Pertanian
Dalam kegiatan pertanian, penggunaan pupuk buatan, zat kimia
pemberantas hama (pestisida), dan pemberantas tumbuhan pengganggu
(herbisida) dapat mencemari tanah. Penggunaan pupuk buatan secara
berlebihan menyebabkan tanah menjadi asam yang selanjutnya

berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Tanaman menjadi layu,


berkurang produksinya dan akhirnya mati.
Pencemaran tanah oleh pestisida dan herbisida terjadi saat
dilakukan penyemprotan tersebut akan terbawa oleh air hujan dan
akhirnya mengendap di tanah. Pestisida dan herbisida memiliki sifat
sulit terurai dan dapat bertahan lama di dalam tanah. Residu pestisida
dan herbisida ini membahayakan kehidupan organisme tanah.
Misalnya, residu pestisida DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) dapat
membunuh mikroorganisme yang sangat penting bagi proses
pembusukan, sehingga kesuburan tanah terganggu. Tanah yang
tercemar pupuk buatan, pestisida dan herbisida dapat mencemari
sungai karena zat-zat tersebut terbawa air hujan atau erosi.
c. Limbah Pertambangan
Aktivitas penambangan bahan galian juga dapat menimbulkan
pencemaran tanah. Salah satu kegiatan penambangan yang memiliki
pengaruh besar mencemarkan tanah adalah penambangan emas. Pada
penambangan emas, polusi tanah terjadi akibat penggunaan merkuri
(Hg) dalam proses pemisahan emas dan beracun yang dapat
mematikan tumbuhan, organisme tanah, dan menggangu kesehatan
manusia.
2) Komponen Bahan Pencemar
Komponen-komponen bahan pencemar yang diperoleh dari
sumber-sumber bahan pencemar tersebut di atas antara lain:
a. Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh
mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan
dan hewan yang mati.
b. Senyawa organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan/ diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat,
keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan
tanah menjadi kurang subur.

c. Pencemar udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida
nitrogen (NO dan NO), oksida belerang (SO dan SO), oksida karbon
(CO dan CO), menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan
tanah bersifat asam dan merusak kesuburan tanah/ tanaman.
d. Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah
industri seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
e. Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari
percobaan lain yang menggunakan atau menghasikan zat radioaktif.
Komponen bahan pencemar tanah.
3.

Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah


Berbagai dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah, antara lain:
1. Kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada


tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang
terkena. Berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan
karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anakanak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal
pada seluruh populasi. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan
gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin
merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf
pusat. Dampak kesehatan yang ditimbulkan seperti sakit kepala, pusing,
letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia (Pranowo,
2009).
2. Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap
ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya
bahan kimia beracun atau berbahaya bahkan pada dosis yang rendah.
Perubahan

ini

dapat

menyebabkan

perubahan

metabolisme

dari

mikroorganisme dan hewan lain yang hidup di lingkungan tanah.


Perubahan metabolism dari organism dapat memusnahkan beberapa

spesies primer rantai makanan, yang memberi pengaruh yang besar


terhadap predator atau tingkatan lain pada rantai makanan. Dampak pada
pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman menyebabkan
penurunan hasil pertanian (Pranowo, 2009).
4.

Pengendalian Kerusakan Tanah


Cara pencegahan dan penanggulangan bahan pencemar tanah merupakan dua

tindakan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini
dilakukan untuk saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak
dapat dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan.
Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya
pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan
pencemar

yang

perlu

ditanggulangi.

Langkah-langkah

pencegahan

dan

penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan


sebagai berikut :
1. Langkah Pencegahan
Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha
untuk

tidak

menyebabkan

terjadinya

pencemaran,

misalnya

mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain : Sampah


organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain
dapat dilakukan dengan mengubur sampah-sampah dalam tanah secara
tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada
proses pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan secara berlapislapis dengan tanah.
Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara
membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat
baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh
dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman.

Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi


partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam
berat akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat
pembuangan agar dilakukan proses pemurnian. Penggunaan pupuk,
pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan
aturan dan tidak sampai berlebihan. Usahakan membuang dan memakai
detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh
mikroorganisme.
2. Langkah Penanggulangan
Apabila

pencemaran

telah

terjadi,

maka

perlu

dilakukan

penanggulangan terhadap pencemaran tersebut. Tindakan penanggulangan


pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan
pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat.
Ada beberapa langkah penanganan untuk mengurangi dampak
yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah, yaitu:
a. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (on-site) dan
ex-situ (off-site).
Pembersihan in-situ adalah pembersihan di lokasi terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah. Pembersihan ex-situ meliputi penggalian tanah
yang tercemar dan dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah
aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar dengan cara
menyimpan tanah di bak yang kedap, kemudian memompakan zat
pembersih ke bak tersebut. Proses selanjutnya zat pencemar dipompakan
keluar dari bak kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah.
(Pranowo, 2009).
b. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan

10

menggunakan mikroorganisme (Pranowo, 2009). Menurut Ramadhani


(2009), bioremediasi adalah proses penguraian limbah organik maupun
anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali dengan tujuan
mengontrol, mereduksi atau bahkan mereduksi bahan pencemar dari
lingkungan.
Bioremidiasi

berkaitan

erat

dengan

biotransformasi.

Biotransformasi merupakan proses modifikasi polutan beracun oleh


enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme dengan cara
mengubah struktur kimia polutan tersebut. Biotransformasi berujung pada
biodegradasi, yaitu polutan beracun terdegradasi. Polutan beracun
terdegradasi memiliki struktur yang tidak kompleks, dan akhirnya menjadi
metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun.

3. PENUTUP

11

1. Kesimpulan

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia


merubah lingkungan tanah secara alami. Pencemaran ini terjadi karena kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri, penggunaan pestisida,

masuknya air

permukaan tanah ke dalam lapisan tanah, dan air limbah industri yang langsung
dibuang ke tanah tanpa memenuhi syarat.
Beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah,
diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu proses
mengurangi dampak pencemaran tanah dengan cara membersihkan permukaan
tanah yang tercemar sedangkan bioremediasi merupakan proses pembersihan
pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme.
2.

Saran
Untuk lebih memahami tentang pencemaran tanah, disarankan para

pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini.
Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan seharihari dalam menjaga kelestarian
tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

12

Herawati.

2009.

Pencemaran

Tanah.

Dalam

http://hend-

learning.blogspot.com/2009/04/pencemaran-tanah.html [Diakses pada 05


November 2012]
Prawono,

Galih.

2009.

Pencemaran

Terhadap

Lingkungan.

Dalam

http://gapra.files.wordpress.com/2009/01/makalah-pencemaran-terhadaplingkungangapra.pdf [Diakses pada 05 November 2012]


Rahmadhani,

Dedy.

2009.

Bioremidiasi

Dalam

http://dydear.multiply.com/journal/item/11 [Diakses pada 05 November


2012]

13

Anda mungkin juga menyukai