DI SUSUN OLEH :
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ucapkan rasa syukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga saya dapat
menyelaisaikan Makalah “Agribisnis Tanaman Pangan” ini dengan sebaik
mungkin. Shalawat serta salam semoga Allah tetap curahkan kepada nabi
Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan umatnya hingga akhir
zaman. Aamiin.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................I
DAFTAR ISI..........................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................4
ii
2.6 SOLUSI UNTUK MENGURANGI DAMPAK NEGATIF DARI PROSES
BIOTEKNOLOGI PANGAN......................................................................................14
3.1 KESIMPULAN.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan memindahkan gen tersebut untuk mendapatkan organisme baru
yang memiliki sifat dan kualitas ketahanan terhadap mikroba pengganggu
sehingga produksi atau hasil menjadi lebih baik. Hasilnya saat ini sudah banyak
jenis mikroba transgenik, misalnya dapat diinokulasikan pada jaringan tanaman
jagung, kentang, kacang, kedelai, dan kapas. Keunggulan dari mikroba
transgenic tersebut umumnya adalah tahan terhadap serangan hama.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2. Peningkatan rasa: tomat dengan pelunakan yang lebih lama,
cabe, buncis, kedelai.
3. Peningkatan kualitas: pisang, cabe, stroberi dengan tingkat kesegaran
dan tekstur yang meningkat
4. Kandungan bahan berkhasiat obat: tomat dengan kandungan lycopene
yang tinggi (antioksidan untuk mengurangi kanker)
5. Tanaman untuk produksi vaksin dan obat-obatan untuk mengobati
penyakit manusia
1.Ti Plasmid
adalah vektor alamiah yang digunakan untuk mentransfer DNA ke dalam
sel tanaman. Bakteri yang membawa plasmid Ti (contohnya Agrobacterium
tumefaciens) dapat menyebabkan tumor pada tanaman yang disebut crown gall,
terutama tanaman dikotil. Pada sebagian besar plasmid Ti, terdapat lima
kompleks gen, yaitu T-DNA (bagian yang ditransfer dan menyatu dengan genom
tanaman), gen virulen (vir) yang terdiri dari 50 kilo basa untuk mengatur proses
transfer T-DNA ke dalam DNA tanaman, gen tra/trb yang mengatur perpindahan
8
plasmid Ti antarbakteri, bagian yang mengatur sistem replikasi plasmid, dan
bagian gen yang menyandikan molekul opin. Molekul opin ini akan dihasilkan
oleh jaringan tanaman yang terinfeksi bakteri pembawa Ti plasmid . Ti Plasmid
dapat digunakan dalam pembuatan Tanaman Transgenik berikut ini tahapan
pembuatan tanaman transgenik :
a. Tahan hama.
Kerugian tanaman akibat serangan hama serangga merupakan hal
yang mengejutkan, kehancuran dihasilkan dengan kerugian keuangan
bagi petani dan mati kelaparan di negara-negara berkembang. Petani
biasanya menggunakan berton-ton pestisida kimia setiap tahunnya
tetapi konsumen tidak ingin memakan makanan yang telah terkena
pestisida karena membahayakan kesehatan manusia dan sisa di lahan
yang menggunakan pestida dan pupuk dapat mencemari air dan hal
membahayakan bagi lingkungan. Munculnya makanan hasil
modifikasi genetik seperti jagung B.t., dapat membantu mengurangi
penggunaan pestisida kimia dan mengurangi pengeluaran akibat
dijualnya hasil tanaman ke pasar.
10
b. Toleran terhadap herbisida.
Pada beberapa hasil tanaman, hal yang kurang efisien dalam
mencabut rumpur liar, maka para petani selalu menyemprotkan
dengan jumlah banyak herbisida yang berbeda-beda untuk
memusnahkan keberadaan rumput liar, membutuhkan waktu dan
proses-proses yang mahal, bahwa dibutuhkan perlindungan sehingga
herbisida tidak membahayakan hasil tanaman atau lingkungan. Hasil
tanaman modifikasi genetik menjadi resisten pada satu jenis herbisida
yang dapat membantu melindungi lingkungan dari bahaya residu
sejumlah herbisida.
c. Tahan penyakit
Banyak jenis-jenis virus, jamur dan bakteri yang dapat menyebabkan
penyakit pada tanaman. Para ahli biologi tanaman bekerja
menciptakan tanaman-tanaman dengan rekayasa genetik tahan
terhadap penyakit-penyakit ini.
11
garam yang tinggi yang terkandung dalam tanah dan air tanah akan
membantu orang untuk menanam hasil tanaman di lahan yang kurang
bersahabat.
f. Nutrisi
Kekurangan nutrisi umumnya terjadi di negara-negara dunia ketiga
dimana perbaikan pada hasil tanaman seperti beras adalah bahan
makanan utama bagi kehidupan mereka. Walaupun demikian, beras
tidak mengandung sejumlah besar nutrisi yang dibutuhkan untuk
mencegak malnutrisi. Jika beras dapat direkayasa genetik untuk
mengandung vitamin dan mineral tambahan maka kekurangan nutsisi
dapat dihindari.
g. Farmasi
Obat-obatan dan vaksin sering menimbulkan pengeluaran dan kadang
kala dibutuhkan konsisi penyimpanan khusus yang tidak tersedia di
negara-negara dunia ketiga. Para peneliti bekerja untuk
mengembangkan vaksin yang dapat dimakan pada tomat dan kentang.
Vaksin ini akan lebih mudah untuk dikirim, disimpan dan dikelola
daripada vaksin suntik yang konvensional.
h. Pengobatan tanaman
Tidak semua tanaman modifikasi genetik tumbuh sebagai hasil
tanaman atau buah. Berlanjutnya polusi tanah dan air tanah menjadi
masalah di seluruh bagian di dunia. Tanaman seperti pohon poplar
yang telah di rekayasa genetik untuk dapat membersihkan polusi
logam berat dari tanah yang telah terkontaminasi.
14
2.6 Solusi untuk mengurangi dampak negatif dari proses bioteknologi
pangan
Pengertian pertanian organik awalnya berkembang dari konsep pertanian
akrap lingkungan yang di perkenalkan oleh Mokichi Okada pada tahun 1935,
yang kemudian dikanal dengan konsep Kyusei Nature Farming (KNF). Konsep ini
memiliki lima prinsip, yaitu : (1) Menghasilkan makanan yang aman dan bergizi;
(2) Menguntungkan baik secara ekonomi maupun spiritual; (3) Mudah
dipraktekkan dan mampu langgeng; (4) Menghormati alam dan menjaga
kelestarian lingkungan; dan (5) Menghasilkan makanan yang cukup untuk
manusia dengan populasi yang semakin meningkat.
Pertanian organik merupakan metode pertanian yang tidak menggunakan
pupuk sintetis dan pestisida. Gambaran ini tidak menyebutkan esensi dari bentuk
pertanian, tetapi pengelolaan pertanian seperti pemupukan tanah dan pengendalian
masalah hama penyakit. Meskipun banyak teknik tunggal yang digunakan pada
pertanian organik digunakan dalam kisaran luas sistem pengelolaan pertanian,
yang membedakan pertanian organik adalah titik tekan dari pengelolaannya. Pada
sistem organik titik tekannya adalah pemeliharaan dan pengembangan secara
menyeluruh pada kesehatan tanah-mikroba-tanaman-hewan (holistic approach)
pada pertanian individual, yang berpengaruh terhadap hasil saat ini dan di masa
mendatang. Penekanan pada pertanian organik adalah pada penggunaan input
(termasuk pengetahuan) dengan cara yang mendorong proses biologis dalam
penyediaan unsur hara tersedia dan ketahanan terhadap serangan organisme
pengganggu tanaman. Pengeloaan secara langsung diarahkan pada pencegahan
masalah, dengan menstimulasi proses-proses yang mendukung dalam penyediaan
hara dan pengendalian hama penyakit.
Departmen Pertanian Amerika Serikat (1980), menegaskan konsep
pertanian organik adalah sebagai berikut: sistem produksi yang menghindari
penggunaan pupuk sintetis, pertisida, hormon pertumbuhan, dan bahan aditif
sintetik makanan ternak. Untuk hasil yang maksimum, sistem pertanian organik
mengandalkan rotasi tanaman, sisa-sisa tanaman, pupuk kandang, legume, pupuk
15
hijau, sampah-sampah organik, budidaya mekanis, batuan mineral, dan aspek-
aspek pengendalian hama penyakit biologis untuk memelihara produktivitas tanah
untuk menyediakan hara tanaman dan untuk mengendalikan serangga, gulma dan
organisme pengganggu tanaman lainnya.
Menurut CAC (1999), pertanian organik adalah keseluruhan sistem
pengelolaan produksi yang mendorong dan mengembangkan kesehatan
agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologis dan aktivitas biologis
tanah. Hal itu menekankan penggunaan praktek-praktek pengelolaan yang
mengutamakan penggunaan input off-farm yang memperhitungkan kondisi
regional sistem yang disesuaikan secara lokal. Hal ini merupakan penyempurnaan
dengan menggunakan jika memungkinkan agronomik, biologis, dan metode
mekanis yang bertentangan dengan penggunaan bahan-bahan sintetik untuk
memenuhi fungsi-fungsi spesifik dalam sistem.
Sistem pertanian organik berpijak pada kesuburan tanah sebagai kunci
keberhasilan produksi dengan memperhatikan kemampuan alami dari tanah,
tanaman, dan hewan untuk menghasilkan kualitas yang baik bagi hasil pertanian
maupun lingkungan. Ada tiga kunci yang harus ada pada sistem pertanian
organik, yaitu : (1) merupakan suatu sistem pertanian menyeluruh; (2) membatasi
bahan aatau input noorganik; dan (3) menjaga kelestariaan dan kelangsungan
agroekosistem. Prinsip pertanian organik adalah bersahabat dan selaras dengan
lingkungan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah dipaparkan pada bagian pembahasan, dapat
saya simpulkan bahwa penerapan bioteknologi pangan yang bertujan demi
ketahanan pangan adalah sesuatu yang baik dan berguna untuk kelangsungan
kehidupan manusia dan juga makhluk bumi. Jika ternyata hasil dari proses
16
bioteknologi pangan tersebut menimbulkan dampak balikan yang justru
membahayakan bagi kesehatan manusia itu sendiri, kita merasa itu adalah salah
satu bagian dari cuplikan adegan proses panjang ke arah penemuan cara untuk
menghasilkan ketahanan pangan bagi masyarakat dunia. Karena kita harus
percaya bahwa kesempurnaan adalah milik Tuhan yang maha segala-galanya dan
kita sebagai makhluk ciptaannya harus berusaha minimal untuk mencapai satu
bagian (walaupun kecil) dari kesempurnaan tersebut. Haram hukumnya bagi kita
untuk menghentikan sebuah proses discovery (penemuan) hanya dengan alasan-
alasan yang bahkan jauh lebih tidak ilmiah dari apa yang kita temukan. Dalam
masalah bioteknologi pangan yang justru menimbulkan bahaya bagi kesehatan,
salah satu solusinya adalah pertanian organik. Karena pertanian organik ini lebih
mengutamakan kesuburan tanah sebagai faktor penting pertumbuhan tanaman.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11313905/MAKALAH_TRANSGENIK
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/5aafff9fdba954d00eb5338
ba1b06a14.pdf
http://www.litbang.pertanian.go.id/artikel/351/pdf/Mengenal_tanaman_
18