Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Rekayasa Genetik Tanaman”

Oleh :
Kelompok 3 (Tiga)
Resky Nurul Putri (A0120013)
Darisman (A0120319)
Rasna (A0120323)
Sarmila (A0120356)
Nurafifah (A0120361)
Cherli Fernando (A0120522)

Dasar-Dasar Agronomi
Kelas C Agribisnis 2020
Fakultas Pertanian & Kehutanan
Universitas Sulawesi Barat
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Rekayasa Genetik Tanaman”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Dasar - Dasar Agronomi.
Makalah ini ditulis berdasarkan berbagai sumber serta informasi dari
berbagai media. Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Makmur,
SP., MP. selaku dosen mata kuliah Dasar - Dasar Agronomi yang telah
memberikan tugas ini, dan juga pada rekan-rekan mahasiswa yang telah
memberikan masukan dan pandangan sehingga dapat terselesaikannya makalah
ini.
Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai
“Rekayasa Genetik Tanaman”. Dan kami harapkan bagi pembaca untuk dapat
memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar makalah ini menjadi
lebih sempurna.

Polewali, 16 Desember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3
A. Pengertian Rekayasa Genetik Tanaman ..................................................... 3
B. Tanaman Transgenik ................................................................................... 3
C. Peranan rDNA ............................................................................................. 7
D. Keunggulan Rekayasa Genetik Pada Tanaman .......................................... 7
E. Pandangan Masyarakat Terhadap Rekayasa Genetik Pada Tanaman ......... 8
F. Tanaman Hasil Rekayasa Genetik ............................................................... 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12
A. Kesimpulan ................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara konvensional, pemuliaan tanaman dan rekayasa genetika
sebenarnya telah dilakukan oleh para petani melalui proses penyilangan dan
perbaikan tanaman sejak zaman dahulu. Misalnya melalui tahap penyilangan dan
seleksi tanaman dengan tujuan tanaman tersebut menjadi lebih besar, kuat, dan
lebih tahan terhadap penyakit. Prinsip rekayasa genetika sama dengan pemuliaan
tanaman, yaitu memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambahkan sifat-sifat
ketahanan terhadap cekaman mahluk hidup pengganggu maupun cekaman
lingkungan yang kurang menguntungkan serta memperbaiki kualitas nutrisi
makanan. Rekayasa genetika adalah kelanjutan dari pemuliaan secara tradisional.
WHO telah meramalkan bahwa populasi dunia akan berlipat dua pada tahun 2020
sehingga diperkirakan jumlah penduduk akan lebih dari 10 milyar. Karena kondisi
tersebut, produksi pangan juga harus ditingkatkan demi menjaga kesinambungan
manusia dengan bahan pangan yang tersedia. Namun yang menjadi kendala,
jumlah sisa lahan pertanian di dunia yang belum termanfaatkan karena jumlah
yang sangat kecil dan terbatas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan rekayasa genetik tanaman?
2. Apa dan seperti apa itu tanaman transgenik?
3. Bagaimana peran rDNA dalam proses rekayasa genetik ptanaman?
4. Jelaskan keunggulan proses penggunaan rekayasa genetik pada tanaman?
5. Bagaimana pandangan masyarakat terkait penggunaan rekayasa genetik pada
tanaman?
6. Sebutkan tanaman yang hidup dari hasil proses rekayasa genetik?

1
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa itu rekayasa genetik tanaman.
2. Untuk mengetahui apa itu tanaman transgenik.
3. Untuk mengetahui peran rDNA dalam proses rekayasa genetik tanaman.
4. Untuk mengetahui keunggulan proses penggunaan rekayasa genetik tanaman.
5. Untuk mengetahui pandangan masyarakat terkait penggunaan rekayasa genetik
pada tanaman.
6. Untuk mengetahui tanaman yang tumbuh dari hasil proses rekayasa genetik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Rekayasa Genetik Tanaman


Rekayasa genetika atau rekombinan DNA adalah kumpulan teknik-teknik
eksperimental yang memungkinkan peneliti untuk mengisolasi, mengidentifikasi,
dan melipatgandakan suatu fragmen dari materi genetika (DNA) dalam bentuk
murninya. Teknologi rekayasa genetika tanaman memungkinkan pengintegrasian
gen-gen yang berasal dari organisme lain untuk perbaikan sifat tanaman.
Pemanfaatan teknik genetika didalam bidang pertanian diharapkan dapat
memberikan sumbangan, baik dalam membantu memahami mekanisme-
mekanisme dasar proses metabolisme tanaman maupun dari segi aplikasi praktis
seperti pengembangan tanaman-tanaman pertanian dengan sifat unggul. Yang
disebut terakhir bisa berupa pengklonan dan pemindahan gen-gen penyandi sifat-
sifat ekonomis penting pada tanaman,maupun pemanfaatan klon-klon DNA
sebagai masker (penanda) di dalam membantu meningkatkan efisiensi seleksi
dalam program pemulihan tanaman.

B. Tanaman Transgenik
Secara ontologi tanaman transgenik adalah suatu produk rekayasa genetika
melalui transformasi gen dari makhluk hidup lain ke dalam tanaman yang
tujuannya untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat unggul yang
lebih baik dari tanaman sebelumnya.
Pembuatan tanaman transgenik adalah dengan cara gen yang telah
diidentikfikasi, diisolasi dan kemudian dimasukkan ke dalam sel tanaman.
Melalui suatu sistem tertentu, sel tanaman yang membawa gen tersebut dapat
dipisahkan dari sel tanaman yang tidak membawa gen. Tanaman pembawa gen ini
kemudian ditumbuhkan secara normal. Tanaman inilah yang disebut sebagai
tanaman transgenik karena ada gen asing yang telah dipindahkan dari makhluk
hidup lain ke tanaman tersebut (Muladno, 2002).

3
Tanaman transgenik merupakan hasil rekayasa gen dengan cara disisipi
satu atau sejumlah gen. Gen yang dimasukkan itu disebut transgene yang bisa
diisolasi dari tanaman tidak sekerabat atau spesies yang lain sama sekali.
Sifat tanaman transgenik antara lain, sebagai berikut: 1) toleran terhadap
zat kimia tertentu (tahan herbisida); 2) tahan terhadap hama dan penyakit tertentu;
3) mempunyai sifat-sifat khusus (misalnya tomat yang matangnya lama, padi yang
memproduksi beta-karoten dan vitamin A, kedelai dengan lemak tak jenuh
rendah, kentang dan pisang yang berkhasiat obat, dll.); 4) dapat mengambil
nitrogen sendiri dari udara (gendari bakteri pemfiksasi nitrogen disisipkan ke
tanaman sehingga tanaman dapat memfiksasi nitrogen udara sendiri); dan 5) dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungan buruk (kekeringan, cuaca dingin, dan
tanah dengan kandungan garam tinggi).
Teknologi pemindahan gen atau transformasi gen untuk mendapatkan
tanaman transgenik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu langsung dan tidak
langsung. Contoh transfer gen secara langsung adalah perlakuan pada protoplas
tanaman dengan eletroporasi atau dengan polyethyleneglycol (PEG), penembakan
eksplan gen dengan gene gun atau di vortex dengan karbit silikon. Teknik
pemindahan gen secara tak langsung dilakukan dengan bantuan bakteri
Agrobacterium tumefaciens.
1) Metode elektroporasi.
Metode transfer DNA yang umum digunakan pada tanaman monokotil
adalah elektroporasi dari protoplas, perlakuan polythyleneglycol (PEG) pada
protoplas dan kombinasi antara dua perlakuan tersebut diatas. PEG memudahkan
presipitasi DNA dan membuat kontak lebih baik dengan protoplas, juga
melindungi DNA plasmid mengalami degradasi dari enzim nuklease. Sedangkan
elektroporasi dengan perlakukan listrik voltase tinggi meyebabkan permeabilitasi
tinggi untuk sementara pada membran sel dengan membentuk pori-pori sehingga
DNA mudah penetrasi kedalam protoplas. Integritas membran kembali membaik
seperti semula dalam beberapa detik sampai semenit setelah perlakuan listrik.
Jagung dan padi telah berhasil dengan sukses ditransformasi melalui elektorporasi
dengan efisien antara 0,1 – 1 %. Salah satu kelemahan penggunaan protoplas

4
sebagai eksplan untuk transformasi adalah sulitnya regenerasi dari protoplas, dan
variasi somaklonal akibat panjang periode kultur.
2) Karbid silikon (silicon carbide)
Metode transfer gen lain yang kurang umum digunakan dalam
transformasi tanaman tetapi telah dilaporkan berhasil mentransformasi jagung,
dan turfgrass adalah penggunaan karbid silikon (silicon carbide). Suspensi sel
tanaman yang akan ditransformasi dicampur dengan serat silicon carbide dan
DNA plasmid dari gen yang diinginkan dimasukkan kedalam tabung Eppendorf,
kemudian dilakukan pencampuran dan pemutaran dengan vortex. Serat karbid
berfungsi sebagai jarum injeksi mikro (micro injection) untuk memudahkan
transfer DNA kedalam sel tanaman. Metode ini telah digunakan dan menghasilkan
tanaman jagung transgenik yang fertil.
3) Penembakan partikel (Particle bombardment)
Teknik paling modern dalam transformasi tanaman adalah penggunaan
metoda gene gun atau particle bombardment. Metode transfer gen ini
dioperasikan secara fisik dengan menembakkan partikel DNA-coated langsung ke
sel atau jaringan tanaman. Dengan cara partikel dan DNA yang ditambahkan
menembus dinding sel dan membran, kemudian DNA melarut dan tersebar dalam
secara independen. Telah didemonstrasikan bahwa teknik ini efektif untuk
metransfer gen pada bermacam–macam eksplan. Penggunaan senjata gen
memberikan hasil yang bersih dan aman, meskipun ada kemungkinan terjadi
kerusakan sel selama proses penembakan berlangsung. Penggunaan particle
bombardment membuka peluang dan kemungkinan lebih muda dalam
memproduksi tanaman transgenik dari berbagai spesies yang sebelumnya sukar
ditransformasi dengan Agrobacterium, khususnya tanaman monokotil seperti
padi, jagung, dan turfgrass..
4) Metode transformasi yang dilakukan atau diperantara oleh Agrobacterium
tumefaciens.
Dari banyak teknik transfer gen yang berkembang, teknik melalui media
vektor Agrobacterium tumefaciens paling sering digunakan untuk melakukan
transformasi tanaman, terutama tanaman kelompok dikotil. Bakteri ini mampu

5
mentransfer gen kedalam genom tanaman melalui eksplan baik yang berupa
potongan daun (leaf disc) atau bagian lain dari jaringan tanaman yang mempunyai
potensi beregenerasi tinggi. Gen yang ditransfer terletak pada plasmid Ti (tumor
inducing). Segmen spesifik DNA plasmid Ti disebut T-DNA (transfer DNA )
yang berpindah dari bakteri ke inti sel tanaman dan berintegrasi kedalam genom
tanaman. Karena Agrobacterium tumefaciens merupakan patogen tanaman maka
A. tumefaciens yang digunakan sebagai vektor untuk transformasi tanaman adalah
jenis bakteri yang plasmid Ti telah dilucuti virulensinya (disarmed), sehingga sel
tanaman yang ditransformasi oleh Agrobacterium dan yang mampu beregenerasi
akan membentuk suatu tanaman sehat hasil rekayasa genetik.
Teknik transformasi melalui media vektor Agrobacterium pada tanaman
dikotil telah berhasil dengan baik tetapi sebaliknya tidak umum digunakan pada
tanaman monokotil. Namun beberapa peneliti telah melaporkan bahwa beberapa
strain Agrobacterium berhasil metransformasi tanaman monokotil seperti jagung
dan padi. Pada tahun 1996 luas areal untuk tanaman transgenik di seluruh dunia
telah mencapai 1,7 ha, dan tiga tahun kemudian meningkat menjadi hampir 40
juta ha. Negara- negara yang melakukan penanaman tersebut antara lain Amerika
Serikat (28,7 juta ha), Argentina (6,7 juta ha), Kanada (4 juta ha), Cina (0,3 juta
ha), Australia (0,1 juta ha), dan Afrika Selatan (0,1 juta ha). Indonesia sendiri
pada tahun 1999 telah mengimpor produk pertanian tanaman pangan transgenik
berupa kedelai sebanyak 1,09 juta ton, bungkil kedelai 780.000 ton, dan jagung
687.000 ton. Pengembangan tanaman transgenik di Indonesia meliputi jagung
(Jawa Tengah), kapas (Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan), kedelai, kentang, dan
padi (Jawa Tengah).
Sementara itu, tanaman transgenik lainnya yang masih dalam tahap
penelitian di Indonesia adalah kacang tanah, kakao, tebu, tembakau, dan ubi jalar.
Pada dasarnya rekayasa genetika di bidang pertanian bertujuan untuk menciptakan
ketahanan pangan suatu negara dengan cara meningkatkan produksi, kualitas, dan
upaya penanganan pascapanen serta prosesing hasil pertanian. Peningkatkan
produksi pangan melalui revolusi gen ini ternyata memperlihatkan hasil yang jauh
melampaui produksi pangan yang dicapai dalam era revolusi hijau. Di samping

6
itu, kualitas gizi serta daya simpan produk pertanian juga dapat ditingkatkan
sehingga secara ekonomi memberikan keuntungan yang cukup nyata. Adapun
dampak positif yang sebenarnya diharapkan akan menyertai penemuan produk
pangan hasil rekayasa genetika adalah terciptanya keanekaragaman hayati yang
lebih tinggi.

C. Peranan rDNA
Teknologi rDNA menjadi strategi dalam peningkatan produksi pangan
tanaman terutama dalam rekayasa genetik tanaman dengan keunggulan-
keunggulan yang dimiliki sebagai berikut :
 Mereduksi kehilangan dan kerusakan pasca panen;
 Mengurangi resiko gagal panen;
 Meningkatkan rendemen dan produktivitas;
 Menghemat pemanfaatan lahan pertanian;
 Mereduksi kebutuhan jumlah pestisida dan pupuk kimia;
 Meningkatkan nilai gizi;
 Tahan terhadap penyakit dan hama spesifik, termasuk yang disebabkan
oleh virus.

D. Keunggulan Rekayasa Genetik Pada Tanaman


 Menghasilkan jenis tanaman baru yang tahan terhadap kondisi
pertumbuhan yang keras seperti lahan kering, lahan yang berkadar garam
tinggi dan suhu lingkungan yang ekstrim. Bila berhasil dilakukan
modifikasi genetika pada tanaman, maka dihasilkan asam lemak linoleat
yang tinggi yang menyebabkan mampu hidup dengan baik pada suhu
dingin dan beku;
 Toleran terhadap herbisida yang ramah lingkungan yang dapat
mengganggu gulma, tetapi tidak mengganggu tanaman itu sendiri. Contoh
kedelai yang tahan herbisida dapat mempertahankan kondisi bebas

7
gulamnya hanya dengan separuh dari jumlah herbisida yang digunakan
secara normal;
 Meningkatkan sifat-sifat fungsional yang dikehendaki, seperti mereduksi
sifat atau daya alergi (toksisitas), menghambat pematangan buah, kadar
pati yang lebih tinggi serta daya simpan yang lebih panjang. Misalnya,
kentang yang telah mengalami teknologi rDNA, kadar patinya menjadi
lebih tinggi sehingga akan menyerap sedikit minyak bila goreng (deep
fried). Dengan demikian akan menghasilkan kentang goreng dengan kadar
lemak yang lebih rendah.
 Sifat-sifat yang lebih dikehendaki, misalnya kadar protein atau lemak dan
meningkatnya kadar fitokimia dan kandungan gizi. Kekurangan gizi saat
ini telah melanda banyak negara di dunia terutama negara miskin dan
negara berkembang. Kekurangan gizi yang nyata adalah kekurangan
vitamin A, yodium, besi dan zink. Untuk menanggulanginya, dapat
dilakukan dengan menyisipkan den khusus yang mampu meningkatkan
senyata-senyawa tersebut dalam tanaman. Contohnya telah dikembangkan
beras yang memiliki kandungan betakaroten dan besi sehingga mampu
menolong orang yang mengalami defisiensi senyawa tersebut dan
mencegah kekurangan gizi pada masyarakat

E. Pandangan Masyarakat Terhadap Rekayasa Genetik Pada Tanaman


Penggunaan rekayasa genetika khususnya pada tanaman tidak terlepas dari
pro-kontra mengenai penggunaan teknologi tersebut.  Berbagai pandangan yang
setuju terhadap tanaman transgenik karena:
 Tanaman transgenik memiliki kualitas yang lebih tinggi dibanding degan
tanaman konvensional, memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi,
tahan hama, tahan cuaca sehingga penanaman komoditas tersebut dapat
memenuhi kebutuhan pangan secara capat dan menghemat devisa akibat
penghematan pemakaian pestisida atau bahan kimia serta memiliki
produktivitas yang lebih tinggi;

8
 Teknik rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman yaitu
memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambah sifat-sifat ketahanan
terhadap cengkeraman hama maupun lingkungan yang kurang
menguntungkan sehingga tanaman transgenik memiliki kualitas lebih baik
dari tanaman konvensional serta bukan hal yang baru karena sudah lama
dilakukan tetapi tidak disadari oleh masyarakat;
 Mengurangi dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan, misalnya
tanaman transgenik tidak perlu pupuk kimia dan pestisida sehingga
tanaman transgenik dapat membantu upaya perbaikan lingkungan.
Selama bertahun-tahun, rekayasa genetika terhadap tanaman mendatangkan
pro-kontra di masyarakat. Kelompok penentang berargumen bahwa tanaman yang
direkayasa secara genetik berisiko mendatangkan malapetaka bagi kesehatan dan
merusak keseimbangan alam itu sendiri. Kelompok ini juga menuduh perusahaan
biotek melakukan rekayasa genetika semata-mata demi meraup keuntungan
sebanyak mungkin.
Disisi lain, kelompok pendukung rekayasa genetika pada tanaman
berpendapat bahwa melakukan modifikasi genetika pada tanaman memungkinkan
petani untuk tetap mendapatkan hasil panen di tengah kondisi alam yang tidak
menentu, seperti cuaca ekstrem, serangan hama, dan gulma. Bahkan rekayasa
genetika disebut-sebut bisa jadi solusi untuk mengatasi krisis pangan global.
Tapi terlepas dari pro-kontra rekayasa genetika tanaman ini, ada baiknya
kalau kamu mengetahui tanaman apa saja yang merupakan hasil rekayasa genetika
dan latar belakang di balik keputusan modifikasi genetika tersebut.

F. Tanaman Hasil Rekayasa Genetik


Mengutip dari Seeker dan Huffpost, berikut ini beberapa tanaman yang
merupakan hasil rekayasa genetika.
1) Biji Kapas yang Bisa Dimakan
Secara alami, biji kapas tidak dapat dimakan karena mengandung
gossypol, yaitu komponen yang berfungsi untuk menjauhkan serangga dari
tanaman ini. Kemudian pada tahun 2006, Texas A&M University dan Cotton

9
Inc berkolaborasi dalam melakukan penelitian untuk menghasilkan benih rekayasa
genetika tanpa bagian yang tidak dapat dimakan.
Kala itu para peneliti bermaksud membuat makanan yang dari biji yang
bisa digunakan untuk tepung. Akan tetapi, penelitian ini menghadapi banyak
tantangan, khususnya dalam hal birokrasi sebelum benar-benar bisa
dibudidayakan.
2) Golden Rice
Melansir dari Seeker, lebih dari 120 juta anak di dunia tidak mendapat
cukup vitamin A yang berakibat pada meningkatnya risiko mengalami kebutaan.
Kembali ke tahun 1990-an, pada saat itu tim peneliti di Swiss Federal Institute of
Technology berkolaborasi dengan Syngenta Company dan menemukan bahwa
menambahkan beberapa gen kunci dari tanaman berbunga ke dalam beras dapat
secara dramatis meningkatkan kadar beta karoten, yaitu sebuah molekul yang
dapat dikonversi oleh manusia untuk Vitamin A.
Kendati penelitian ini sempat mengalami masalah dalam hak kekayaan
intelektual antara penemu dan perusahaan agrichemical Syngenta. Tetapi pada
2008, golden rice berhasil diuji coba di Louisiana.
3) Singkong BioCassava Plus
Tanaman umbi-umbian yang satu ini termasuk bahan pangan yang penting
bagi jutaan orang di seluruh dunia, khususnya di negara-negara berkembang
seperti Afrika, Amerika Latin, dan Indonesia. Sayangnya, bahan makanan pokok
ini memiliki nilai gizi yang sangat rendah.
BioCassava Plus adalah program yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan
yang dipimpin oleh Profesor Richard Sayre dari Ohio State University dan
dibiayai oleh Bill and Melinda Gates Foundation. Para peneliti mengembangkan
jenis singkong yang tahan virus dan mengandung lebih banyak vitamin, protein,
dan mineral. Jenis singkong ini sudah diuji di Kenya dan terbukti sukses
menangani masalah defisiensi vitamin A pada anak-anak di sana.
4) Biji Jarak
Biji jarak sejatinya adalah tanaman yang serbaguna karena minyaknya
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti membuat pelumas hingga

10
sampo. Sayangnya, biji jarak juga mengandung racun mematikan yang disebut
risin yang tidak memiliki penawar, fakta ini menjelaskan mengapa jarak tidak
begitu populer untuk ditanam.
Dua peneliti di U.S. Department of Agriculture menjadi yang pertama di
dunia melakukan rekayasa genetika tanaman jarak. Penelitian yang dilakukan
bertujuan untuk menghalangi produksi risin serta alergen intens yang dihasilkan
tanaman ini. Selain itu, para peneliti di U.S. Department of Agriculture juga
merekayasa secara genetis untuk menghasilkan epoksi minyak jarak yang dapat
menggantikan pelarut beracun dalam cat.
5) Beras Tahan Banjir
Pasangan suami istri Pamela Ronald dan Raoul Adamchak dalam buku
mereka Tomorrow's Table, mengatakan bahwa rekayasa genetika dan pertanian
organik dapat dicampur. Ronald sendiri merupakan seorang profesor patologi
tanaman di University of California-Davis dan telah bekerja sama dengan David
Mackill dari International Rice Research Institute di Filipina untuk membuat padi
yang dimodifikasi secara genetika agar dapat tahan terhadap banjir.
Mengutip dari CNN, hasil penelitian ini sangatlah mengagumkan. Petani
yang dilibatkan dalam penelitian ini mengalami peningkatan hasil panen sebanyak
3 sampai 5 kali lipat karena tanaman mereka lebih tahan terhadap genangan
banjir. Selain itu, para petani juga hanya perlu melakukan penanaman dan
pemanenan dengan cara normal seperti biasa, dan beras hasil rekayasa genetika ini
memiliki rasa yang sama dengan beras pada umumnya.
Rencananya, beras tahan banjir ini akan dilakukan uji coba di India dan
Bangladesh sebagai solusi untuk menangani krisis pangan di sana, terlebih kedua
negara tersebut sering mengalami gagal panen karena rawan banjir.
6) Jagung
Menurut National Center for Food and Agricultural Policy, sekitar 85
persen jagung yang ditanam di Amerika Serikat telah mengalami rekayasa
genetika. Banyak produsen memodifikasi jagung dan kedelai agar tanaman ini
tahan terhadap herbisida glifosat, yaitu zat yang digunakan untuk membunuh
gulma.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rekayasa genetika atau rekombinan DNA adalah kumpulan teknik-teknik
eksperimental memungkinkan peneliti untuk mengisolasi, mengidentifikasi, dan
melipatgandakan suatu fragmen dari materi genetika (DNA) dalam bentuk
murninya.Pemanfaatan teknik genetika didalam bidang pertanian diharapkan
dapat memberihkan sumbangan,baik dalam membantu memahami mekanisme-
mekanisme dasar proses metabolisme tanaman maupun dari segi aplikasi praktis
seperti pengembangan tanaman-tanaman pertanian dengan sifat unggul .
Prinsip rekayasa genetika sama dengan pemuliaan tanaman, yaitu
memperbaiki sifat-sifat tanaman dengan menambahkan sifat-sifat ketahanan
terhadap cekaman mahluk hidup pengganggu maupun cekaman lingkungan yang
kurang menguntungkan serta memperbaiki kualitas nutrisi makanan. Rekayasa
genetika adalah kelanjutan dari pemuliaan secara tradisional.

12
DAFTAR PUSTAKA

Agung, Gede. 2018. Penelitian Rekayasa Genetik Untuk Memperoleh Tanaman


Dengan Kualitas Hasil Lebih Baik (Online: Pdf)
file:///C:/Users/acer/Downloads/ed7bc393b81da76286fd871266cbf04.
pdf Fakultas Pertanian; Universitas Udayana (diakses pada tanggal 16
Desember 2021).
Anonim. Makalah Rekayasa Genetika (Online:Pdf)
file:///C:/Users/acer/Downloads/312734699-Makalah-Rekayasa-
Genetika.pdf (diakses pada tanggal 16 Desember 2021).
Gusti, Ayu. 2017. Tanaman Rekaysa Genetika (Genetically Modified
Organism/GMO). (Online)
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/tanaman-
rekayasa-genetika-genetically-modified-organismgmo-56 (diakses
pada tanggal 16 Desember 2021).
Sartika, M. Rekayasa Genetika Tanaman (Online: Pdf)
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/ixora-sartika-
marcuriani-dr-msi/handoutbiotekrekgen.pdf (diakses pada tanggal 16
Desember 2021).

13

Anda mungkin juga menyukai