DITA DINDASARI
08220140031
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL …….................…………………………………………… i
KATA
PENGANTAR………………………………………………… ii
DAFTAR ISI………………………………………….....
…………… iii
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………….. 1
1.1 Pengertian Transgenik ......…..........….…………..........
…. 1
1.2 Proses Transgenik .......................……..…………........
…. 2
1.3 Tujuan Transgenik .............….....……..…………........
…. 3
1.1 Pengertian Transgenik
Transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun
kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba, atau
virus untuk tujuan tertentu. Organisme transgenik adalah organisme yang
mendapatkan pindahan gen dari organisme lain. Gen yang ditransfer dapat berasal
dari jenis (spesies) lain seperti bakteri, virus, hewan, atau tanaman lain.
Secara ontologi tanaman transgenik adalah suatu produk rekayasa genetika
melalui transformasi gen dari makhluk hidup lain ke dalam tanaman yang
tujuannya untuk menghasilkan tanaman baru yang memiliki sifat unggul yang
lebih baik dari tanaman sebelumnya.
Secara epistemologi, proses pembuatan tanaman transgenik sebelum
dilepas ke masyarakat telah melalui hasil penelitian yang panjang, studi
kelayakan dan uji lapangan dengan pengawasan yang ketat, termasuk melalui
analisis dampak lingkungan untuk jangka pendek dan jangka panjang. Secara
aksiologi: berdasarkan pendapat kelompok masyarakat yang pro dan kontra
tanaman transgenik memiliki manfaat untuk memenuhi kebutuhan pangan
penduduk, tetapi manfaat tersebut belum teruji, apakah lebih besar manfaatnya
atau kerugiannya
Bagaimana tanaman transgenik dibuat?
Gen yang telah diidentikfikasi diisolasi dan kemudian dimasukkan ke
dalam sel tanaman. Melalui suatu sistem tertentu, sel tanaman yang membawa
gen tersebut dapat dipisahkan dari sel tanaman yang tidak membawa gen.
Tanaman pembawa gen ini kemudian ditumbuhkan secara normal. Tanaman
inilah yang disebut sebagai tanaman transgenik karena ada gen asing yang telah
dipindahkan dari makhluk hidup lain ke tanaman tersebut. Tanaman transgenik
merupakan hasil rekayasa gen dengan cara disisipi satu atau sejumlah gen. Gen
yang dimasukkan itu -disebut transgene - bisa diisolasi dari tanaman tidak
sekerabat atau spesies yang lain sama sekali.
Transgenik per definisi adalah the use of gene manipulation to permanently
modify the cell or germ cells of organism (BPPT,2000). Karena berisi transgene
tadi, tanaman itu disebut genetically modified crops (GM crops). Atau, organisme
yang mengalami rekayasa genetika.
Transgenik umumnya diambil dari organisme yang memiliki sifat unggul
tertentu. Misalnya, pada proses membuat jagung Bt tahan hama, pakar
bioteknologi memanfaatkan gen bakteri tanah Bacillus thuringiensis (Bt)
penghasil racun yang mematikan bagi hama tertentu. Gen Bt ini disisipkan ke
rangkaian gen tanaman jagung. Sehingga tanaman resipien (jagung) juga mewarisi
sifat toksis bagi hama. Ulat atau hama penggerek jagung Bt akan mati.
BAB II
APLIKASI TRANSGENIK
BAB III
PRO DAN KONTRA TRANSGENIK
Kontroversi tentang benih dan produk tanaman hasil rekayasa bioteknologi
(transgenik) tak kunjung reda. Pro-kontra terus berlangsung. Bahkan, seiring
perkembangan transgenik yang terus melaju pasti, pro-kontra ini semakin seru.
Kedua belah pihak terus bersikukuh pada teori maupun fakta dan argumentasi
masing-masing. Titik temu pandangan kedua pihak, sejauh ini, sama sekali belum
terlihat.
Bagi pihak yang bersikap pro, transgenik adalah terobosan meyakinkan
yang memungkinkan budidaya tanaman lebih efisien, murah, produktif, serta
menghasilkan produk yang kualitatif jauh lebih baik. Sementara kelompok yang
bersikap kontra, dengan nada yang kerap tendensius dan lebih berpijak pada
asumsi ketimbang fakta, berpendirian bahwa transgenik potensial melahirkan
masalah serius menyangkut keseimbangan lingkungan maupun kesehatan
manusia.
Di Indonesia sendiri, kontroversi tentang transgenik ini tak terkecuali
berlangsung ramai. Seperti juga di tingkat internasional, perdebatan seru dan
melelahkan ini belum terlihat menuju titik akhir. Boleh jadi, kontroversi ini
memang tak akan pernah berakhir.
3.1 Pro atau Manfaat Baik Rekayasa Genetika :
1. Rasa, nutrisi dan pertumbuhan yang lebih baik. Manipulasi gen pada
tanaman diharapkan dapat meningkatkan nilai gizi mereka juga laju
pertumbuhan mereka. Bioteknologi, ilmu genetika makanan rekayasa,
dapat digunakan untuk memberikan rasa yang lebih baik untuk makanan.
2. Resisten terhadap hama dan dapat hidup lebih lama. Benih rekayasa yang
tahan terhadap hama dan dapat bertahan dalam kondisi iklim relatif keras.
Gen tanaman At-DBF2, ketika dimasukkan ke dalam tomat dan tembakau
sel terlihat meningkatkan daya tahan tubuh mereka dengan tanah yang
keras dan kondisi iklim. Bioteknologi dapat digunakan untuk
memperlambat proses pembusukan makanan.
3. Dapat menghasilkan makanan baru. Modifikasi genetik makanan dapat
digunakan untuk meningkatkan nilai obat makanan tersebut, sehingga
membuat vaksin yang dapat dimakan homegrown/inang tersedia.
4. Dapat modifikasi sifat genetic pada manusia. Memanipulasi sifat tertentu
dalam individu.
5. Meningkatkan sifat positif dan menurunkan sifat negative
6. Dapat modifikasi DNA manusia. Gen-gen ini dapat artificial
diperkenalkan ke genotype manusia lainnya. Rekayasa genetika pada
manusia dapat digunakan untuk mengubah DNA individu untuk membawa
perubahan structural dan fungsional yang diinginkan di dalamnya.
Adapun dampak negatif dari rekayasa transgenik meliputi beberapa aspek yaitu:
a. Aspek agama
Penggunaan gen yang berasal dari babi untuk memproduksi bahan
makanan dengan sendirinya akan menimbulkan kekhawatiran di kalangan
pemeluk agama Islam. Demikian pula, penggunaan gen dari hewan dalam
rangka meningkatkan produksi bahan makanan akan menimbulkan
kekhawatiran bagi kaum vegetarian, yang mempunyai keyakinan tidak
boleh mengonsumsi produk hewani. Sementara itu, kloning manusia, baik
parsial (hanya organ-organ tertentu) maupun seutuhnya, apabila telah
berhasil menjadi kenyataan akan mengundang kontroversi, baik dari segi
agama maupun nilai-nilai moral kemanusiaan universal. Demikian juga,
xenotransplantasi (transplantasi organ hewan ke tubuh manusia) serta
kloning stem cell dari embrio manusia untuk kepentingan medis juga dapat
dinilai sebagai bentuk pelanggaran terhadap norma agama.
b. Aspek etika dan estetika
Penggunaan bakteri E coli sebagai sel inang bagi gen tertentu yang
akan diekspresikan produknya dalam skala industri, misalnya industri
pangan, akan terasa menjijikkan bagi sebagian masyarakat yang hendak
mengonsumsi pangan tersebut. Hal ini karena E coli merupakan bakteri
yang secara alami menghuni kolon manusia sehingga pada umumnya
diisolasi dari tinja manusia.
c. Aspek ekonomi
Berbagai komoditas pertanian hasil rekayasa genetika telah
memberikan ancaman persaingan serius terhadap komoditas serupa yang
dihasilkan secara konvensional. Penggunaan tebu transgenik mampu
menghasilkan gula dengan derajad kemanisan jauh lebih tinggi daripada
gula dari tebu atau bit biasa. Hal ini jelas menimbulkan kekhawatiran bagi
masa depan pabrik-pabrik gula yang menggunakan bahan alami. Begitu
juga, produksi minyak goreng canola dari tanaman rapeseeds transgenik
dapat berpuluh kali lipat bila dibandingkan dengan produksi dari kelapa
atau kelapa sawit sehingga mengancam eksistensi industri minyak goreng
konvensional. Di bidang peternakan, enzim yang dihasilkan oleh
organisme transgenik dapat memberikan kandungan protein hewani yang
lebih tinggi pada pakan ternak sehingga mengancam keberadaan pabrik-
pabrik tepung ikan, tepung daging, dan tepung tulang.
d. Aspek kesehatan
WHO pada tahun 1996 menyatakan bahwa munculnya berbagai
jenis bahan kimia baru, baik yang terdapat di dalam organisme transgenik
maupun produknya, berpotensi menimbulkan penyakit baru atau pun
menjadi faktor pemicu bagi penyakit lain. Sebagai contoh, gen aad yang
terdapat di dalam kapas transgenik dapat berpindah ke bakteri penyebab
kencing nanah (GO), Neisseria gonorrhoeae. Akibatnya, bakteri ini
menjadi kebal terhadap antibiotik streptomisin dan spektinomisin.
Padahal, selama ini hanya dua macam antibiotik itulah yang dapat
mematikan bakteri tersebut. Oleh karena itu, penyakit GO dikhawatirkan
tidak dapat diobati lagi dengan adanya kapas transgenik. Dianjurkan pada
wanita penderita GO untuk tidak memakai pembalut dari bahan kapas
transgenik.
Contoh lainnya adalah karet transgenik yang diketahui
menghasilkan lateks dengan kadar protein tinggi sehingga apabila
digunakan dalam pembuatan sarung tangan dan kondom, dapat diperoleh
kualitas yang sangat baik. Namun, di Amerika Serikat pada tahun 1999
dilaporkan ada sekitar 20 juta penderita alergi akibat pemakaian sarung
tangan dan kondom dari bahan karet transgenik.
Selain pada manusia, organisme transgenik juga diketahui dapat
menimbulkan penyakit pada hewan. A. Putzai di Inggris pada tahun 1998
melaporkan bahwa tikus percobaan yang diberi pakan kentang transgenik
memperlihatkan gejala kekerdilan dan imunodepresi. Fenomena yang
serupa dijumpai pada ternak unggas di Indonesia, yang diberi pakan
jagung pipil dan bungkil kedelai impor. Jagung dan bungkil kedelai
tersebut diimpor dari negara-negara yang telah mengembangkan berbagai
tanaman transgenik sehingga diduga kuat bahwa kedua tanaman tersebut
merupakan tanaman transgenik.
Berikut ini adalah pandangan orang yang pro mengenai produk transgenik yang
salah satunya adalah kloning :
Tidak ada hasil kloning yang berumur panjang, yang sehat seratus persen,
dan tidak mengalami kerusakan genetik. Ada beberapa ulama yang
menyatakan bahwa : “Kloning manusia itu haram dan harus diperangi
serta dihalangi dengan berbagai cara.” Tetapi, jika kerusakan organ tubuh
bisadiatasi dengan cloning, maka dipersilahkan untuk menempuh prosedur
tersebut. Karena manfaatnya lebih besar daripada mudharatnya.
Teknologi rekayasa genetika sebenarnya bukanlah hasil orisinal para
ilmuwan biotek. Dia hasil peniruan proses alamiah yang sudah ada seperti
proses sintesis protein antibodi IgG dalam sel tubuh mamalia yang
merupakan salah satu bentuk pertahanan tubuh dari serangan kuman
penyakit. Berates jenis antibodi IgG dalam tubuh mamlia dikodekan oleh
berbagai gen DNA yang merupakan hasil potong dan tempel
(rekombinasi) alamiah berbagai fragmen DNA di dalam sel. Proses
transfer gen antar-kingdom seperti bakteri Agrobacterium tumefaciens ke
dalam selinangnya sudah terjadi sejak dulu tanpa campur tangan manusia.
Proses inilah yang mengilhami rekayasa genetika tanaman, dengan
memanfaatkan plasmid Agrobacterium sebagai pembawa gen dari sifat
yang ingin dicangkokkan pada suatu tanaman.
Sebagai contoh, di Negara maju seperti Jepang, di mana masyarakat
konsumennyaterkenal sangat rewel, makanan produk rekayasa genetika memang
kurang mendapat tempat. Akan tetapi, orang Jepang sama sekali tidak
memasalahkan pemanfaatan produk rekayasa genetika dalam bidang lainnya.
Ambil contoh saja pembudidayaan bungan tulip di Jepang menjadi berbagai jenis
dan warna dengan teknologi ini. Demikian pula produk rekayasa genetika lainnya
dalam bidang kedokteran, seperti produk hormone insulin atau interferon. Atau
penggunaan enzim hasil rekayasa genetika selulase atau proteinase pada sabun
cuci.
Domba Dolly merupakan Domba yang lahir dari proses
kloning(rekayasa genetika). Dengan adanya kloning ini diharapkan aka
nada individu yang memiliki sifat unggul, dolly adalah awal dari
penciptaan individu unggul. Kloning ini juga kita temukan dalam
pembentukan hormone insulin, yang berguna dalam bidang kesehatan.
Pembuatan kloning gen untuk insuli adalah sel pancreas. Dengan
adanya pembuatan gen insuli ini akan sangat membantu manusia
dalam menangani penyakit diabetes. Bisa dibayangkan bila ilmu ini
dikembangkan dengan benar, mungkin bukan Cuma diabetes saja yang
bias diobati.
Adanya bayi tabung dan bayi super ini memberikan harapan baru bagi
pasangan suami istri yang tidak memungkinkan punya anak bias punya
anak. Sel terlur yang telah di buahi secara in vitro dimasukkan kembali
ke dalam rahim ibu. Bila tidak memungkinkan, dimasukkan ke dalam
rahim bukan istri suami(inang). Selain bayi tabung, dikenal juga bayi
super. Merupakan bayi dengan sifat unggul diperoleh dari sel sperma
bukan suami yang merupakan orang yang unggul(sperma enstin dll)
sehingga dihasilkan keturunan yang baik dan berkualitas.
Berikut ini adalah pandangan orang yang kontra mengenai produk transgenik
yang salah satunya adalah kloning :
Kebanyakan dikalangan mereka mengemukakan bahwa keberhasilan
kloning manusia akan mengakibatkan sendi kehidupan keluarga menjadi
terancam hilang atau hancur. Oleh karena itu manusia yang lahir melalui
proses cloning tidak dikenal siapa ibu dan bapaknya, atau dia adalah
percampuran antara dua wanita atau lebih. Sehingga tak diketahui siapa
ibunya dan akan sulit dilacak keberadaan bapaknya, ketika anak hasil
pengkloningan itu membutuhkan salah satu dari figur ayah atau ibu,
ataupun figur keduanya. Dan kalau itu berulang terus, maka bagaimana
kita dapat membedakan seseorang dari yang lain, yang juga mengambil
bentuk dan rupa yang sama? – ujar Syaikh Muhammad Ali al-juzu,
seorang Mufti kelahiran Lebanon yang beraliran Islam Suni.
Apabila dikatakan perbuatan tercela, kenapa tidak diprotes dari dulu?
Sebelum teknologi transgenic ada, orang sudah melakukan berbagai kawin
silang untuk membentuk hibrida. Hasil pertanian yang kita makan adalah
benih hibrida hasil pemuliaan. Berbagai ras anjing yang ada sekarang
muncul akibat kawin silang dan pemuliaan dan umpama anjing-anjing itu
tidak diketahui selain dari fosilnya, maka orang mungkin mengira itu
adalah spesies yang berbeda. Dan sebenarnya hasil kawin silang itu tentu
saja jauh lebih banyak yang “gagal”, buruk dan tidak diketahui orang.
Hanya sedikit yang bagusnya yang kemudian terus dikembangkan dan
dijual untuk berbagai keperluan. Bahkan semenjak zaman dahulu orang
sudah menyilangkan kuda dan keledai menghasilnya Baghal yang mandul
dan tidak ada ulama yang protes dengan hal ini. Disamping itu bila
rekayasa dikatakan tidak ilmiah, maka sebenarnya virus-virus dan bakteri
tanah pun melakukan pemindahan gen dari satu spesies ke spesies yang
lain. Dan kalau mutasi terjadi pada sel kelamin, bias diturunkan. Namun
mereka melakukannya secara acak. Dalam kenyataannya hasil kawin
silang juga menghasilkan kondisi yang tidak dipastikan, dan seringkali
hasilnya aneh-aneh juga. Dalam rekayasa genetika setidaknya orang tahu
gen apa yang dirubah atau yang dapat diperkirakan. Sedangkan dalam
kawin silang, sulit diramal ekspresi fenotip yang akan terjadi.
Adanya bayi tabung dan bayi super sangatlah tidak etis mengatur kelahiran
seorang anak manusia seperti tersebut. Manusia memiliki akal budi dan
etika yang melarang perzinahan. Jika menggunakan sel sperma yang
bukan suami kita walaupun Cuma sel spermanya apakah ini bukan
perzinahan? Walaupun tujuannya untuk mendapatkan bayi yang super.
3.3 Contoh – Contoh Tanaman Transgenik
Jenis Tanaman Rekayasa Genetik
Padi Mengandung provitamin Gen dari tumbuhan narsis,
A (beta-karotena) dalam jagung, dan bakteri Erwinia di
jumlah tinggi sisipkan pada kromosom padi.
Jagung, Kapas, Tahan (resisten) terhadap Gen toksin Bt dari bakteri
Kentang hama Bacillus
thuringiensis ditransfer ke
dalam tanaman.
Tembakau Tahan terhadap cuaca Gen untuk mengatur
dingin pertahanan pada cuaca dingin
dari tanaman Arabidopsis
thaliana atau dari sianobakteri
(Anacyctis nidulans)
dimasukkan ke tembakau.
Tomat Proses pelunakan tomat Gen khusus yang disebut anti
diperlambat sehingga senescens ditransfer ke dalam
tomat dapat disimpan tomat untuk menghambat
lebih lama dan tidak enzimpoligalakturonase (enzim
cepat busuk. yang mempercepat kerusakan
dinding sel tomat). Selain
menggunakan gen dari
bakteri E. coli, tomat
transgenik juga dibuat dengan
memodifikasi gen yang telah
dimiliknya secara alami.
Kedelai Mengandung asam Gen resisten herbisida dari
oleat tinggi dan tahan bakteri Agrobacterium galur
terhadap herbisidaglifosa CP4 dimasukkan ke kedelai
t. Dengan demikian, dan juga digunakan teknologi
ketika disemprot molekular untuk meningkatkan
dengan herbisida pembentukan asam oleat
tersebut, hanya gulma di
sekitar kedelai yang akan
mati.
Ubi Jalar Tahan terhadap penyakit Gen dari selubung virus
tanaman yang tertentu ditransfer ke dalam ubi
disebabkan virus. jalar dan dibantu dengan
teknologi peredaman gen
Kanola Menghasilkan minyak ka Gen FatB dari Umbellularia
nola yang mengandung californica ditransfer ke dalam
asam laurat tinggi tanaman kanola untuk
sehingga lebih meningkatkan kandungan asam
menguntungkan untuk laurat.
kesehatan dan secara
ekonomi. Selain itu,
kanola transgenik yang
disisipi gen
penyandi vitamin E juga
telah ditemukan
Pepaya Resisten terhadap virus Gen yang menyandikan
tertentu, selubung virus PRSV
contohnya Papaya ditransfer ke dalam
ringspot virus (PRSV). tanaman pepaya
Melon Buah tidak cepat busuk. Gen baru dari bakteriofag T3
diambil untuk mengurangi
pembentukan
hormon etilen (hormon yang
berperan dalam pematangan
buah) di melon
Bit Gula Tahan terhadap Gen dari
herbisida glifosat dan glu bakteri Agrobacterium galur
fosinat. CP4 dan
cendawan Streptomyces
viridochromogenesditransfer
ke dalam tanaman bit gula
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Masih banyak lagi pro dan kontra dari masyarakat yang membahasa
mengenai produk hasil rekayasa genetika. Munculnya pro dan kontra tersebut
berdasarkan sudut pandang orang masing-masing dan sejauh mana dia mengetahui
topik tersebut.
Menurut saya, tindak percobaan rekayasa genetika boleh dilakukan, tapi
ilmiah saja tidak cukup karenan diperlukan etika yang memihak kepentingan
orang banyak. Perlu diakui bahwa hakikatnya tidak ada teknologi tanpa risiko,
walaupun demikian konsumen perlu tahu kemungkinan apa yang dapat terjadi
apabila seseorang menggunakan teknologi atau produk teknologi itu.
Kesimpulannya, perang antara yang pro dan kontra terhadap produk hasil
rekayasa genetika bias dikatakan sebagai perang yang berdasarkan dugaan dan
perasaan semata-mata. Sampai sekarang tak ada data ilmiah yang jelas-jelas
mengatakan produk tersebut tidak aman.
4.2 Saran
Setelah membaca makalah di atas maka penulis menyarankan agar kita
lebih berhati-hati dalam melakukan setiap percobaan apalagi mEnyangkut gen dan
segala rekayasanya karena bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan
DAFTAR PUSTAKA