Anda di halaman 1dari 19

‘’APLIKASI BIOTEKNOLOGI MODERN PADA

TUMBUHAN PANGAN”

1. DELVIANA DORTIN SENE


2. MARIA MEGA SILVIA PARE
3. ENI BEACTRIKS T. AGA
Bioteknologi Modern

Bioteknologi berpotensi meningkatkan produksi tanaman budidaya dan mengurangi


pemakaian bahan kimia berbahaya seperti pupuk dan pestisida. Dalam upaya pemenuhan
kebutuhan tesebut para ilmuwan mengembangkan bioteknologi modern. Dalam
bioteknologi modern, orang berupaya untuk dapat menghasilkan produk dalam jumlah
besar secara efektif dan efisien, dengan menggunakan peralatan canggih.
Dalam bioteknologi modern selain menggunakan mikroorganisme juga dapat
menggunakan bagianbagian tubuh mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan. Bioteknologi
modern dalam produksi pangan dilakukan dengan menerapkan teknik rekayasa genetik.
Rekayasa genetik adalah kegiatan manipulasi gen untuk mendapatkan produk baru dengan
cara membuat DNA baru. Manipulasi materi genetik dilakukan dengan cara menambah atau
menghilangkan gen tertentu. Salah satu produk hasil rekayasa genetik adalah dengan
membuat organisme transgenik. Melalui teknik rekayasa genetik, para ahli bidang
bioteknologi dapat menyusun pola gen sedemikian rupa sehingga menghasilkan organisme
yang sifat-sifatnya sesuai dengan kebutuhan.
TANAMAN TRANSGENIK

Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah mengalami


perubahan susunan informasi genetik dalam tubuhnya.
Tanaman transgenik ini merupakan suatu alternatif agar
tanaman tahan terhadap hama sehingga hasil panen dapat
melimpah. Bahkan, tanaman juga dapat direkayasa agar
mampu membunuh hama yang menyerang tumbuhan
tersebut.
 Untuk membuat suatu tanaman transgenik, pertama-
tama dilakukan identifikasi atau pencarian gen yang
akan menghasilkan sifat tertentu (sifat yang
diinginkan). Gen yang diinginkan dapat diambil dari
tanaman lain, hewan, cendawan, atau bakteri.
 Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan
perbanyakan gen yang disebut dengan istilah kloning
gen. Pada tahapan kloning gen, DNA asing akan
dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa
DNA), contohnya plasmid (DNA yang digunakan
untuk transfer gen).
 Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri
sehingga DNA dapat diperbanyak seiring dengan
perkembangbiakan bakteri tersebut. Apabila gen yang
diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka
akan dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel
tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu, salah satunya
adalah bagian daun.
 Transfer gen ini dapat dilakukan dengan beberapa metode,
yaitu metode senjata gen, metode transformasi DNA yang
diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens, dan
elektroporasi (metode transfer DNA dengan bantuan listrik).
Beberapa tanaman transgenik telah diaplikasikan untuk
menghasilkan tiga macam sifat unggul, yaitu tahan hama,
tahan herbisida, dan buah yang dihasilkan tidak mudah busuk.
CONTOH TANAMAN TRANSGENIK

Tanaman transgenik merupakan tanaman yang


disisipi oleh gen asing sehingga memperoleh
keturunan yang unggul. Salah satu tanaman
transgenik adalah jagung Bt. Bt sendiri merupakan
singkatan Bacillus thuringiensis (bakteri yang dapat
membunuh hama), dengan kata lain jagung Bt
merupakan tanaman transgenik yang memiliki
ketahanan terhadap hama. Sifat ketahanan hama
tersebut diperoleh dari bakteri Bacillus thuringensis.
Contoh Tumbuhan Transgenik
a. Jagung
1)Pengertian dan Ruang Lingkup Gen Bt
Bacillus thuringiensis ditemukan pertama kali pada
tahun 1911 sebagai patogen pada ngengat (flour
moth) dari Provinsi Thuringia, Jerman. Bakteri ini
digunakan sebagai produk insektisida komersial
pertama kali pada tahun 1938 di Perancis dan
kemudian di Amerika Serikat (1950). Pada tahun
1960-an, produk tersebut telah digantikan dengan
galur bakteri yang lebih patogen dan efektif melawan
berbagai jenis insekta.
Bacillus thuringiensis (Bt) adalah bakteri gram
positif yang berbentuk batang, aerobik dan
membentuk spora. Banyak strain dari bakteri ini
yang menghasilkan protein yang beracun bagi
serangga. Sejak diketahui potensi dari protein
Kristal atau cry Bt sebagai agen pengendali
serangga, berbagai isolasi Bt mengandung berbagai
jenis protein kristal. Dan sampai saat ini telah
diidentifikasi protein kristal yang beracun terhadap
larva dari berbagai ordo serangga yang menjadi
hama pada tanaman pangan dan hortikultura.
1)Pendekatan Biologi Molekuler dalam Objek Studi Produksi
Pangan
Pemuliaan tanaman konvensional menggunakan hasil observasi
fenotipe, kadang-kadang di dukung oleh statistika yang rumit dalam
menyeleksi individu unggul dalam populasi pemuliaan. Oleh karena
itu pemuliaan tanaman di masa mendatang akan lebih mengarah
kepada penggunaan tehnik dan metodologi pemuliaan molekuler
dengan menggunakan penanda genetik. Dengan penggunaan
“pemuliaan molekuler” yang menjanjikan kesederhanaan terhadap
kendala dan tantangan tersebut. Seleksi tidak langsung dengan
menggunakan penanda molekuler yang terikat dengan sifat-sifat
yang diinginkan telah memungkinkan studi individu pada tahap
pertumbuhan dini, mengurangi permasalahan yang berkaitan dengan
seleksi sifat-sifat ganda dan ketidaktepatan pengukuran akibat
ekspresi sifat disebabkan oleh faktor eksterrnal lokus genetik ganda.
Dengan dihasilkannya rekayasa genetika melalui
metode transfer gen secara langsung,
memungkinkan DNA yang melapisi partikel
secara langsung ke dalam sel atau jaringan
tanaman (Adiwilaga, K. 1998). Rekayasa
genetika dalam bidang tanaman dilakukan
dengan penembakan partikel pada tanaman
jagung oleh dan berhasil didaparkan tanaman
transgenik yang fertil.
Teknik Pembuatan Jagung Bt

• Jagung Bt merupakan tanaman transgenik yang mempunyai ketahanan terhadap


hama, di mana sifat ketahanan tersebut diperoleh dari bakteri Bacillus
thuringiensis (Herman, M. 2002). Salah satu hambatan yang paling besar dalam
upaya peningkatan produksi jagung adalah serangan organisme pengganggu
tanaman. Seperti hama dan penyakit tanaman. Serangan pada tanaman jagung
selain menurukan produksi juga mengurangi pendapatan petani dan adanya residu
pestisida dalam jumlah besar yang menyebabkan polusi lingkungan.
• Penggunaan teknologi rekayasa genetik pada tanaman jagung berkembang pesat
setelah pertama kali Gordonn-Kamm et al. (1990) berhasil mendapatkan tanaman
jagung transgenik yang fertil. Hal ini merupakan terobosan dalam pengembangan
dan pemanfaatan plasma nutfah dalam penelitian di bidang biologi tanaman
jagung. Teknologi rekayasa genetik merupakan teknologi transfer gen dari satu
spesies ke spesies lain, di mana gen interes berupa suatu fragmen DNA (donor
gen) ditransformasikan ke dalam sel atau tanaman inang (akspetor gen) untuk
menghasilkan tanaman transgenik yang mempunyai sifat baru.
Terdapat tiga metode dalam pemanfaatan teknologi transfer gen, yaitu:

a) Elektroporasi (electroporation)
Metode ini menggunakan protoplas sebagai inang. Dengan
bantuan Polyetilen glikol (PEG), DNA interes terpresipitasi
dengan mudah dan kontak dengan protoplas. Setelah
dilakukan elektroforasi dengan voltase yang tinggi
permeabilitas protoplas menjadi lebih tinggi, sehingga DNA
melakukan penetrasi ke dalam protoplas. Metode
elektroforasi telah diaplikasikan pada protoplas jagung
(Fromm et al. 1985) dan berhasil mendapatkan tanaman
jagung transgenik (Rhodes et al. 1988) tetapi tidak fertil.
b) Karbid silikon (silicon carbide)
Karbid silikon yaitu teknologi transfer
gen di mana suspensi sel tanaman inang
dicampur dengan serat karbid silikon
yang mengandung DNA plasmid dari
gen interes, kemudian dimasukkan ke
dalam tabung mikro dan dilakukan
pemutaran dengan vortex. Serat silikon
karbida berfungsi sebagai jarum injeksi
mikro (micro injection) untuk
memudahkan perpindahan DNA ke
dalam sel tanaman. Metode ini telah
digunakan dan menghasilkan tanaman
jagung transgenik yang fertil (Herman,
M., K. Kusumanegara, dan D.
Damayanti. 2004).
c)Penembakan partikel (Particle bombardment)
Penembakan partikel yaitu teknologi yang menggunakan
metode penembakan partikel atau gen gun. DNA yang
melapisi partikel ditembakkan secara langsung ke dalam
sel atau jaringan tanaman (Klein et al.1988). Partikel yang
mengandung DNA tersebut menembus dinding sel dan
membran, kemudian DNA berdifusi dan menyebar di
dalam sel secara independen. Metode transformasi dengan
penembakan partikel pertama kali diaplikasikan pada
jagung oleh Gordon Kamm et al. (1990) dan berhasil
mendapatkan jagung transgenik yang fertil.
Berdasarkan beberapa
metode yang telah disebutkan
diatas, pada penulisan ini
lebih menekankan dalam
penggunaan metode
Penembakan partikel
(Particle bombardment),
karena metode ini hasil yang
didapatkan yaitu jagung
transgenik fertile dengan
metode yang lebih sederhana
(penembakan partikel/ gun
method DNA dalam sel atau
jaringan tanaman jagung).
Tanaman transgenik memiliki beberapa keuntungan seperti:
(1) Dari aspek pertanian (agriculteure) dapat meningkatkan hasil
atau produksi,
(2) Dari aspek lingkungan dapat mengurangi penggunaan
pestisida, herbisida,
(3) Aspek gizi mampu meningkatkan kualitas bahan makanan,
dan
(4) Aspek kesehatan mampu mencegah penyakit yang menyebar
melalui makanan seperti vaksin-vaksin.
(5) Untuk mendeteksi makanan yang dihasilkan dari transgenik
biasanya dilakukan dengan metode uji ELISA
(ImmunoSorbent Enzym Linked Assay) dan uji DNA. Teknik
uji ELISA biayanya lebih murah dibanding dengan uji DNA,
menawarkan hasil lebih cepat dan dapat dilaksanakan di
tempat
2. Kerugian
 Tanaman transgenik disinyalir dapat
menyebabkan keracunan bagi manusia.
 Tanaman transgenik tahan hama yang disisipi gen
Bt ternyata tidak hanya bersifat racun terhadap
serangga tetapi juga pada manusia. Penggunaan
gen Bt pada tanaman jagung dan kapas dapat
menyebabkan alergi pada manusia (Syamsi,
2014),
 Demikian pula dengan kedelai transgenik yang diintroduksi dengan gen
penghasil protein metionin dari tanaman brazil nut. Hasil uji skin prick-
test menunjukkan kedelai transgenik tersebut positif sebagai alergen (Karmana,
2009). Tidak hanya menimbulkan alergi, tanaman hasil rekayasa genetika juga
diduga bersifat karsinogenik atau berpotensi menyebabkan kanker, serta minim
gizi karena kandungannya telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga
menghilangkan beberapa kandungan alami produk hasil olahannya (Syamsi,
2014).
 Ternak yang diberi makan kentang dan tomat hasil rekayasa genetika mengalami
perubahan dalam perutnya yang mengindikasikan pada kanker, kerusakan ginjal
dan organ tubuh lainnya, serta perkembangan otak yang lambat.
 Lebih lanjut lagi, tanaman transgenik yang diintroduksi dengan antibiotik
Kanamicyn R (Kan R) bila dikonsumsi manusia disinyalir dapat mengakibatkan
resistensi bakteri dalam tubuh akibat pemaparan dengan antibiotik secara
kontinu (Karmana, 2009). Akibatnya, penggunaan antibiotik untuk
menyembuhkan penyakit menjadi tidak ampuh lagi.

 
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai