Anda di halaman 1dari 51

TEKNIK KONVENSIONAL DAN BIOTEKNOLOGI MODERN

PADA KEGIATAN BUDIDAYA PERTANIAN

Pemuliaan Tanaman:
Pengumpulan galur di alam

Persilangan (alam , campur tangan manusia)

galur yang dikehendaki (sifat fisiologis tanaman)

acak (mutagenesis)
Komposisi bahan genetik dirubah
rekayasa genetika

tanaman transgenik
Tanaman Transgenik
Tanaman yang kedalam komposisi bahan genetiknya ditambahkan
seperangkat gen asing yang diisolasi dari jasad lain. Sehingga tanaman
tersebut mempunyai kemampuan fisiologis baru yang tidak dimiliki
sebelumnya.

Secara epistomologi :proses pembuatan tanaman transgenik


sebelum dilepas ke masyarakat telah melalui hasil penelitian yang
panjang, studi kelayakan dan uji lapangan dengan
pengawasan yang ketat, termasuk melalui analisis dampak
lingkungan untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Secara aksiologi: berdasarkan pendapat kelompok masyarakat yang
pro dan kontra tanaman transgenik memiliki manfaat untuk
memenuhi kebutuhan pangan penduduk, tetapi manfaat tersebut
belum teruji, apakah lebih besar manfaatnya atau kerugiannya.
KEUNTUNGAN TANAMAN TRANSGENIK

Tanaman transgenik memiliki kualitas lebih dibanding tanaman


konvensional, kandungan nutrisi lebih tinggi, tahan hama, tahan
cuaca, umur pendek, dll; sehingga penanaman komoditas
tersebut dapat memenuhi kebutuhan pangan secara cepat dan
menghemat devisa akibat penghematan pemakaian pestisida
atau bahan kimia lain serta tanaman transgenik produksi lebih
baik.
Kerugian Tanaman Transgenik Bagi Kesehatan Manusia
Dari segi kesehatan, tanaman ini dianggap dapat menjadi alergen (senyawa
yang menimbulkan alergi) baru bagi manusia.
Untuk menanggapi hal tersebut, para peneliti menyatakan bahwa sebelum
suatu tanaman transgenik diproduksi secara massal, akan melakukan
berbagai pengujian potensi alergi dan toksisitas untuk menjamin agar produk
tanaman tersebut aman untuk dikonsumsi. Apabila berpotensi menyebabkan
alergi, maka tanaman transgenik tersebut tidak akan dikembangkan lebih
lanjut.

Kekhawatiran lain yang timbul di masyarakat adalah kemungkinan gen asing


pada tanaman transgenik dapat berpindah ke tubuh manusia apabila
dikonsumsi.
Pendapat tersebut dinilai berlebihan oleh para ilmuwan karena makanan
yang berasal dari tanaman transgenik akan terurai menjadi unsur-unsur yang
dapat diserap tubuh sehingga tidak akan ada gen aktif.
Untuk memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam
memilih produk transgenik atau produk alami, berbagai negara,
khususnya negara-negara Eropa, telah melakukan pemberian
label terhadap produk transgenik.
Pelabelan tersebut juga bertujuan untuk memberikan informasi
kepada konsumen sebelum mengonsumsi hasil tanaman
transgenik.
Efek Transgenik Pada Lingkungan
Penolakan terhadap budidaya tanaman transgenik muncul karena dianggap
berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem. Salah satunya adalah
terbentuknya hama atau gulma super (yang lebih kuat atau resisten) di
lingkungan atau biotipe
Kekhawatiran ini terlihat jelas pada perdebatan mengenai jagung Bt yang
memiliki racun Bt untuk membunuh hama lepidoptera berupa ngengat dan
kupu-kupu tertentu. Ada kemungkinan hama yang ingin dibunuh dapat
beradaptasi dengan tanaman tersebut dan menjadi hama yang lebih tahan
atau resisten terhadap racun Bt.

kupu-kupu Monarch, yang bukan merupakan hama jagung, ikut terkena


dampak berupa peningkatan kematian akibat memakan daun tumbuhan
perdu (Asclepias) yang terkena serbuk sari dari jagung Bt.
Penelitian mengenai kupu-kupu Monarch tersebut dapat disanggah oleh
studi lainnya yang menyatakan bahwa kupu-kupu tersebut mati karena
habitatnya dirusak dan hal ini tidak berhubungan sama sekali dengan jagung
Bt.
Pengaruh Lain Penggunaan Tanaman Transgenik
Penggunaan tanaman transgenik seperti jagung Bt telah menurunkan
penggunaan pestisida secara signifikan sehingga mengurangi pencemaran
kimia ke lingkungan. Selain itu, petani juga merasakan dampak ekonomis
dengan penghematan biaya pembelian pestisida.

Kontroversi lain yang berkaitan dengan isu ekologi adalah timbulnya


perpindahan gen secara tidak terkendali dari tanaman transgenik ke tanaman
lain di alam melalui penyerbukan (polinasi). Serbuk sari dari tanaman
transgenik dapat terbawa angin dan hewan hingga menyerbuki tanaman lain.
Akibatnya, dapat terbentuk tumbuhan baru dengan sifat yang tidak
diharapkan dan berpotensi merugikan lingkungan. Sebagai tindakan
pencegahan, beberapa tanaman yang disisipi gen untuk mempercepat
pertumbuhan dan reproduksi tanaman, seperti: alfalfa (Medicago sativa),
kanola, bunga matahari, dan padi, disarankan untuk dibudidayakan pada
daerah tertutup (terisolasi) atau dibatasi dengan daerah penghalang.
Hal itu dilakukan untuk menekan perpindahan serbuk sari ke
tanaman lain, terlebih gulma. Apabila gulma memiliki gen
tersebut maka pertumbuhannya akan semakin tidak terkendali
dan dengan cepat dapat merusak berbagai daerah pertanian di
sekitarnya.Hingga sekarang belum terdapat petunjuk bahwa
transfer horizontal ini telah menyebabkan munculnya "gulma
super", meskipun telah diketahui terjadi transfer horizontal.
Pengaruh Terhadap Ekonomi Global

Riset dan pengembangan tanaman transgenik butuh biaya besar.


Untuk mengembalikan biaya investasi perusahaan dan
melindungi produk hasil investasinya, tanaman transgenik yang
telah diproduksi akan dipatenkan.

Komisi Eropa, menyebutkan bahwa pemberlakuan paten pada


produk transgenik dapat mengakibatkan petani kehilangan
kemampuan memproduksi benih secara mandiri dan harus
membeli pada produsen dari negara maju.
Ketergantungan para petani terhadap produsen juga semakin
meningkat dengan ditemukannya teknologi "gen bunuh diri".
Sebagian tanaman transgenik disisipi "gen bunuh diri" yang
menyebabkan tanaman hanya bisa ditanam satu kali dan biji
keturunan selanjutnya bersifat mandul (tidak dapat berkembang
biak).

Hal ini akan menyebabkan terjadinya arus modal dari negara


berkembang ke negara maju untuk pembelian bibit transgenik
setiap kali akan melakukan penanaman.
Para petani di negara-negara dunia ketiga khawatir bila
harga benih akan menjadi mahal karena pemberlakuan
paten dan mekanisme "gen bunuh diri" yang dilakukan
oleh produsen benih. Jika petani tersebut tidak mampu
membeli benih transgenik maka kesenjangan ekonomi
antara negara penghasil tanaman transgenik dan
negara berkembang sebagai konsumen akan semakin
melebar.
Salah satu usaha mencegah terjadinya kesenjangan tersebut
pernah dilakukan oleh Yayasan Rockefeller.[46] Yayasan yang
berpusat di Amerika Serikat tersebut telah menjual benih
transgenik dengan harga yang lebih murah kepada negara-
negara miskin.
Di beberapa negara bagian Brasil, pelarangan tanaman
transgenik telah mengakibatkan terjadinya penyelundupan benih
transgenik oleh para petani di negara tersebut. Mereka takut
akan menderita kerugian ekonomi apabila tidak mampu bersaing
di pasar global dengan negara pengekspor serealia lainnya.
Tanaman Di Indonesia

Melalui BB-Biogen, berbagai riset tanaman transgenik yang


meliputi padi, kedelai, pepaya, kentang, ubi jalar, dan tomat,
masih terus dilakukan oleh Indonesia.

Pada tahun 2010, sebanyak 50% dari kedelai impor yang


digunakan di Indonesia merupakan produk transgenik yang di
antaranya didatangkan dari Amerika Serikat. Hal ini
menyebabkan sebagian besar produk olahan kedelai, seperti
tahu, tempe, dan susu kedelai telah terbuat dari tanaman
transgenik.
Bagaimana tanaman transgenik dibuat?
Gen yang telah diidentifikasi diisolasi dan kemudian dimasukkan
ke dalam sel tanaman. Melalui suatu sistem tertentu, sel
tanaman yang membawa gen tersebut dapat dipisahkan dari sel
tanaman yang tidak membawa
gen. Tanaman pembawa gen ini ditumbuhkan secara
normal. Tanaman inilah yang disebut sebagai tanaman
transgenik karena ada gen asing yang telah dipindahkan dari
makhluk hidup lain ke tanaman tersebut.
Transgene umumnya diambil dari organisme yang memiliki sifat
unggul tertentu. Misal, pada proses membuat jagung Bt tahan
hama, pakar bioteknologi memanfaatkan gen bakteri tanah
Bacillus thuringiensis (Bt) penghasil racun yang mematikan bagi
hama tertentu. Gen Bt ini disisipkan ke rangkaian gen tanaman
jagung. Sehingga tanaman resipien (jagung) juga mewarisi sifat
toksis bagi hama. Ulat atau hama penggerek jagung akan mati.
Proses Transgenik
Tiga kemungkinan yang dapat terjadi setelah transformasi
dilakukan, yaitu :
(1) sel inang tidak dimasuki DNA apa pun atau berarti
transformasi gagal.
(2) sel inang dimasuki vektor religasi atau berarti ligasi gagal.
(3) sel inang dimasuki vektor rekombinan dengan/tanpa
fragmen sisipan atau gen yang diinginkan.
Untuk membedakan antara kemungkinan pertama dan kedua
dilihat perubahan sifat yang terjadi pada sel inang. Jika sel inang
memperlihatkan dua sifat marker vektor, maka dapat dipastikan
bahwa kemungkinan kedualah yang terjadi.
Untuk membedakan antara kemungkinan kedua dan ketiga
dilihat pula perubahan sifat yang terjadi pada sel inang. Jika sel
inang hanya memperlihatkan salah satu sifat di antara kedua
marker vektor, maka dapat dipastikan bahwa kemungkinan
ketigalah yang terjadi.
Seleksi sel rekombinan yang membawa fragmen yang diinginkan
dilakukan dengan mencari fragmen tersebut menggunakan fragmen
pelacak (probe), yang pembuatannya dilakukan secara in vitro
menggunakan teknik reaksi polimerisasi berantai atau polymerase chain
reaction (PCR).

Koloni-koloni sel rekombinan ditransfer ke membran nilon, dilisis agar isi


selnya keluar, dibersihkan protein dan remukan sel lainnya hingga tinggal
tersisa DNAnya saja.
Fiksasi DNA dan perendaman di dalam larutan pelacak.
Posisi-posisi DNA yang terhibridisasi oleh fragmen pelacak
dicocokkan dengan posisi koloni pada kultur awal (master
plate).
Bisa menentukan koloni-koloni sel rekombinan yang
membawa fragmen yang diinginkan.
PERUBAHAN GENETIK PADA JASAD HIDUP (MUTASI)

Mutasi: proses perubahan struktural suatu gen (atau kromosom) dan


hasil akhir proses perubahan itu sendiri

Macam perubahan genetik


- Perubahan morfologi dan kemampuan fisiologi karena proses rekombinasi
genetik dan proses transposisi.
- Perubahan yang tidak dapat dianalisis

Penyebab perubahan genetik: faktor luar yang mempengaruhi bahan genetik (DNA)
jasad, atau karena penyisipan sifat genetik dari jasad lain melalui:
- Proses alami
- Diinduksi di Laboratorium
Perubahan struktural atau urutan nukleotida suatu gen dapat berupa:
1. Penggantian (substitution) nukleotida penyusun DNA
2. Penambahan nukleotida pada struktur DNA
3. Delesi/ penghilangan satu atau beberapa nukleotida
4. Penyusunan kembali (rearrangement) untuk beberapa nukleotida

1. Tipe alami (Wild type)


GATCAAGCGTA
2. Penggantian (substitusi) 3. Penambahan
GATCATGCTGA GATCATAGCGTA

4. Penghilangan (delesi) 5. Penyusunan kembali


GATCAACGTA GATCCGAAGTA
Perubahan urutan nukleotida

perubahan asam amino terhentinya sintesis protein, kodon terminasi


CAG UAG (citocin adenin guanin uracil adenin
guanin)

mutasi missense mutasi nonsense

mutasi diam, silent mutation AGG CGG (keduanya mempunyai kode asam amino
arginin)

mutasi netral: mutasi yang menyebabkan terbentuknya asam amino yang lain, namun
fungsinya sama dengan asam amino aslinya misalnya AAA (lisin) AGA (arginin)
yang mempunyai sifat basa tapi tidak mengubah protein
Mutasi yang berupa penambahan atau penghilangan (delesi) suatu
nukleotida merupakan mutasi yang merusak karena merubah pola baca
(reading frame)

frameshift mutation

Implikasi dari pola baca yang berubah adalah:


1. Semua kodon dari tempat terjadinya mutasi akan
menghasilkan urutan asam amino yang berbeda dan tidak
fungsional.
2. Kodon terminasi tidak terbaca karena pola pembacaannya
berbeda
MUTASI SPONTAN

Mutasi spontan dapat terjadi karena:


1. Kesalahan selama proses replikasi DNA (mutasi transisi atau mutasi
transversi) basa nukleotida purin diganti oleh basa nukleotida pirimidin
atau sebaliknya. Mutasi ini juga menyebabkan pola pembacaan basa
nukleotida yang berubah (Frameshift mutations)
2. Elemen genetik yang dapat berpindah

Akibat mutasi spontan:


Delesi atau penghilangan fragmen DNA
Mutasi Balik
- Kenampakan baru (fenotipe mutan) yang muncul akibat terjadnya mutasi,
kadang-kadang dapat dikembalikan ke fenotipe alaminya (wild type) jika
terjadi mutasi lagi.
- Jasad yang mengalami ini disebut revertan

Mutagenesis (mutasi karena diinduksi)


Penyebab:
1. mutagen kimia (senyawa yang dapat mengubah basa nukleotida , sehingga
ikatannya berubah), misalnya hidroksilamin, etilmetanosulfonat
2. mutagen fisik (sinar ultra violet dan radiasi ionisasi)
Rekombinasi
yaitu proses pertukaran elemen genetik yang dapat terjadi antara
untaian DNA yang berlainan atau pada satu untaian.

Rekombinasi genetik dapat terjadi karena transposisi.


Transposisi adalah proses perpindahan elemen genetik dari satu lokus
dalam suatu kromosom plasmid atau genom virus ke bagian lain pada
kromosom yang sama atau ke suatu lokus dalam kromosom yang lain.
Ekspresi Genetik
Di dalam genom suatu jasad terdapat rangkaian gen yang menyusun genotipe jasad
tersebut.
Genotipe adalah potensi-potensi genetik yang dimiliki oleh jasad hidup yang jika
diekspresikan akan memunculkan sifat fisologi atau kenampakan morfologis yang
secara umum isebut fenotipe.
Fenotipe akan menghasilkan suatu metabolit (hasil metabolisme), ketahanan terhadap
hama dan penyakit, toleransi terhadap ingkungan, rasa buah dan bentuk.

Ekspresi genetik untuk tumbuh dan berkembang dilakukan melalui:


1. proses transkripsi gen menjadi RNA (mRNA, rRNA, dan tRNA) mengawali
ekspresi genetik
2. proses translasi menjadi protein atau enzim

metabolisme jasad hidup fenotipe


Transkripsi Translasi Jalur biokimia

Gen mengkode protein DNA mRNA Protein Fenotipe


Transkripsi

Gen mengkode tRNA DNA tRNA


Transkripsi

Gen mengkode rRNA DNA rRNA

1. Gen yang mengkode protein


2. Gen yang mengkode tRNA
3. Gen yang mengkode rRNA
APLIKASI REKAYASA GENETIKA PADA TANAMAN
1. Tanaman transgenik dengan peningkatan sifat fisiologis

Rekayasa kandungan provitamin A (tanaman padi transgenik =Golden Rice)


Padi Golden Rice adalah padi transgenik yang disisipi gen yang berasal dari tanaman
daffodil dan bakteri yang diperlukan dalam sintesis beta karoten dalam endosperma
padi.

Gen yang disisipi adalah gen pengkode enzim phytoene synthase (psy) dan lycopene
β-cyclase (Lcy) berasal dari tanaman daffodil dan gen pengkode enzim phytoene
desaturase (ctrl) yan berasal dari bakteri Erwinia carotovora.

Beras berwarna kuning keemasan dengan adanya peningkatan beta karoten yang
dapat diubah lebih lanjut menjadi vitamin A.
Pengembangan Tanaman Transgenik Resisten Hama

Bacillus thuringiensis (Bt)


- bertanggung jawab terhadap sintesis endotoksin
Guna
membunuh hama Heliothis sp pada kapas
membunuh hama Manduca sexta pada tanaman tembakau

Cara kerja:
- gen yang mengkode protein toksin dari bakteri disisipkan ke tanaman

disintesis dalam bentuk protoksin

Setelah pemrosesan secara proteolitik di dalam pencernaan serangga

TOKSIN (racun) pada serangga


(prototoksin yang dihasilkan sangat rendah sekitar 0,0001%ng/mg protein total)
Bagaimana meningkatkan kadar protoksin
- mengkloning dan mengekspresikan sebagian gen protoksin
yaitu bagian ujung N protein yang mengandung sekuen toksin
yang aktif

Protoksin yang dihasilkan 0,01% ng/mg protein total

- rekayasa terhadap sekuen gen protoksin yang mengkode protein


yang sama dengan pola penggunaan kodon yang sesuai untuk tanaman

Protoksin yang dihasilkan 0,3% ng/mg protein total

Mortalitas serangga 100%


Mengapa kadar protoksin dapat lebih rendah dari 0,3% ?
- kodon bakteri banyak mengandung nukleotida Adenin dan
Timin (A+T)
- Kodon tanaman banyak mengandung nukleotida Guanin dan
Citosin (G + C)

* A+T yang tinggi pada bakteri mRNA tidak lengkap tidak dapat
ditranslasi menjadi protein fungsional (enzim) gen sintetik
untuk mengkode protein yang sama tetapi pola kodon sesuai dengan
tanaman (maksud rekayasa).
Tanaman transgenik lain yang memanfaatkan Bakteri Bt
- Serangga kapas (Heliocoverpa armigera) dan jagung (Ostrinia
nubilalis) gen cry 1Ab
- Serangga kentang (Colorado Potato Beetle) gen cry 3A
- Serangga penggerek batang pada padi gen cry 1AB dan gen
cry 1Ac
Aplikasi Rekayasa Genetika Untuk Pengendalian Biologis

1. Penanganan Bakteri Pembentuk Kristal Es


. Pengendalian dengan jasad hidup antagonis dalam status fisiologis dan
genetiknya alami atau dengan pendekatan modern (rekayasa genetika).
. Pseudomonas syringae menyebabkan kristal es pada musim dingin
mempunyai gen yang mengkode sintesis protein yang terikat pada
membran sel.
. Pengendalian dengan mutan bakteri yang tidak membentuk kristal es
dengan teknik mutagenesis terarah (site directed mutagenesis).
. Bakteri Ice (negatif) dapat mencegah pertumbuhan tetapi tidak
membunuh P. Syringae secara alami.
. Penghilangan bakteri, jika bakteri Ice – mencapai diatas 10.00000 sel
per gram.
2. Tanaman Transgenik Toleran terhadap Herbisida
. Efek herbisida dan kerusakan karena toleran.
. Skrinning kultivar toleran, persilangan.
. Tanaman transgenik yang membawa gen asing yang mengkode enzim
untuk degradasi herbisida, melalui:
1. Modifikasi sisi target yang dipengaruhi oleh herbisida dengan
menyisipkan gen asing
2. Produksi berlebih sisi target dengan mengembangkan toleransi
terhadap glyphosate danphosphinothricin.
3. Inaktivasi herbisida secara metabolik dengan mengembangkan
toleransi terhadap phosphinothricin, bromoxynil.

Keterangan: Gen asing adalah gen bar dari tanaman tembakau, tomat,
kentang transgenik.Gen EPSP dari Salmonella typhimurium.
3. Tanaman Transgenik yang Resisten Terhadap patogen
Keluar ujian.
. Mekanisme melalui:
. Modifikasi dinding sel, misalnya lignifikasi.
. Induksi sintesis enzim yang terlibat dalam biosintesis fitoalexin
metabolit sekunder yang toksis bagi bakteri dan fungi).
. Sintesis enzim hidrolitik, misalnya chitinase yang mendegradasi dinding
sel patogen.
. Sistesis inhibitor bermacam-macam proteinase.

Keterangan : Cauliflower mosaic virus yang menghasilkan gen CaMV 35S


untuk gen chitinase.
4. Tanaman Transgenik Resisten Terhadap Virus
. Bahan genetik dilindungi oleh selubung protein (coat protein).
Gen pada CP disisipkan kedalam genom tanaman. tanaman
akan mengekspresikan coat protein dari virus tersebut,
disebut coat protein mediated resistance (CP-MR).
. Penyebabnya
- interaksi antara CP transgenik dengan CP virus di dalam sel,
sehingga virus tidak dapat menyebar secara sistemik.
- Mekanisme RNA silencing
REKAYASA GENETIK PADA TANAMAN TINGKAT TINGGI
A. Seleksi Galur Murni homosigot pada satu individu tanaman
- dilakukan dari populasi yang mempunyai variabilitas genetik yang
besar
- untuk kromosom homosigot

B. Hibridisasi
-kromosom-kromosom yang berbeda digabungkan galur tanaman
dalam keadaan heterosigot
-untuk mendapat galur unggul
-pada tanaman yang menyerbuk sendiri (self pollinating plants)
-alur homosigot untuk dilakukan persilangan
C. Mutasi
- menggunakan agensia mutagen kimia atau fisik
- menyebabkan kerusakan pada komposisi genom tanaman,
sehingga muncul sifat-sifat yang tidak dikehendaki

D. Poliploidi
- tanaman yang mempunyai lebih dari dua ploidi
- menggunakan colchicine (u. Merusak pembentukan benang
gelendong pada saat pembelahan sel, sehingga kromosom anakan
(hasil replikasi) tetap berada dalam jaringan yang sama
Keunggulan Metode Pemuliaan Tanaman Secara Konvensional:
1. Relatif mudah dilaksanakan
2. Biaya murah
3. Sifat-sifat genetik pada galur baru umumnya stabil
4. Adaptasi pada lingkungan budidaya relatif mudah

Pendekatan Hibridisasi Mempunyai Kelemahan:


1. Untuk tanaman yang mempunyai kekerabatan yang dekat
2. Sifat genetik dan fisiologi dari persilangan tidak dapat diatur atau
dikendalikan
3. Waktu lama untuk memperoleh galur baru dengan sifat yang
diinginkan
Kelemahan Teknik Mutasi Dengan Radiasi
1. Radiasi dapat merusak komposisi genetik jasad dan sifat
baru tidak dapat diprediksi
2. Teknik mahal dan relatif sukar jika menggunakan radioaktif
3. Sifat genetik tidak stabil.
VEKTOR KLONING PADA TANAMAN

1. Vektor Plasmid Ti (wild type)


- Vektor kloning yang berbasis pada plasmid Ti
- vektor kointegratif melalui rekombinasi dengan plasmid Ti.
Diperbanyak di dalam sel E. coli (Escheria coli)
- vektor biner tidak melalui rekombinasi dengan plasmid Ti
Plasmid Ti digunakan untuk menyisipkan gen asing ke dalam
genom tanaman.
DNA asing dapat disisipkan pada daerah sisi restriksi
Proses transfer gen secara lengkap :

1). Melakukan skuensing pada DNA untuk gen yang akan diubah
diidentifikasi dan diperoleh dari organisme donor (bakteri).
Skuensing ini dapat dilakukan
dengan mengacu pada informasi yang diketahui berkaitan
dengan urutan dari gen yang akan dipilih.
Selanjutnya diikuti dengan pemindahan gen dari organisme
donor.
2). Gen yang diinginkan dikeluarkan dari organisme donor
melalui penggunaan enzim spesifik yang dikenal sebagai
enzim restriksi.
3) Gen yang diinginkan kemudian dipolimer melalui
polimerase chain reaction (PCR), yaitu metode untuk
memperkuat DNA dan menghasilkan sejumlah gen yang bisa
diterapkan.
4) Setelah diperoleh, ada beberapa cara untuk mentransfer
gen donor ke dalam sel organisme target. Pada beras,
digunakan proses yang lebih canggih. Pada proses
elektroporasi ini, dimana enzim khusus pendenaturasi
dinding sel melepaskan dinding sel dari selnya. Kemudian
sel-sel akan menjadi protoplas, yaitu sel-sel tumbuhan yang
dilucut dinding selnya tetapi masih dilapisi membran
selular.
Ti Plasmid adalah vektor alamiah yang digunakan untuk
mentransfer DNA ke dalam sel tanaman. Bakteri yang membawa
plasmid Ti (contohnya Agrobacterium tumefaciens) dapat
menyebabkan tumor pada tanaman yang disebut crown gall,
terutama tanaman dikotil. Pada sebagian besar plasmid Ti,
terdapat lima kompleks gen, yaitu T-DNA (bagian yang ditransfer
dan menyatu dengan genom tanaman sehingga), gen virulen
(vir) yang terdiri dari 50 kilo-basa untuk mengatur proses
transfer T-DNA ke dalam DNA tanaman, gen tra/trb yang
mengatur perpindahan plasmid Ti antar bakteri, bagian yang
mengatur sistem replikasi plasmid, dan bagian gen yang
menyandikan molekul opin. Molekul opin ini akan dihasilkan
oleh jaringan tanaman yang terinfeksi bakteri pembawa Ti
plasmid
Ti plasmid untuk pembuatan tanaman transgenik
1. Ekstraksi DNA dari plasmid Agrobacterium tumafaciens
menggunakan teknik PCR (polymerase chain reaction)*.
Pemotongan dan Penggabungan/ penyisipan DNA yang
dipilih melibatkan enzim restriksi dan ligase
2. Pengklonan gen oleh bacteria vektor sehingga
dihasilkan DNA yang diharapkan kemudian klon gen
Agrobacterium tumafaciens diintroduksi ditransformasi ke
dalam kultur sel tumbuhan.
3. Multiplikasi dan regenerasi bagian-bagian tumbuhan
sehingga terbentuk tumbuhan dengan sifat yang baru
Agrobacterium tumefaciens (bakteri)

Anda mungkin juga menyukai