Anda di halaman 1dari 21

1

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

Alif Yanuar Zukmadini dan Deny Setiawan
Universitas Negeri Malang
alif.yanuarzukmadini@yahoo.com, deny_ess@yahoo.co.id

Kata Kunci: Pertanian, Tanaman, Rekayasa Genetika, Transgenik

ABSTRAK Terdapat beberapa aturan dalam penerapan bioteknologi dalam industri dan
pertanian. Dengan melakukan survey terhadap industri pertanian, kita akan mengetahui
pentingnya penerapan bioteknologi dan penelitian dalam bidang pertanian. Penerapan di
bidang pertanian ini teruatama dengan metode pertukaran gen pada tanaman yang
menghasilkan produk alternatif pangan sebagai solusi meningkatnya kebutuhan pangan dunia
yang semakin meningkat, kemudian kita akan melihat lebih dekat mengenai metode
pertukaran gen pada tanaman, misalnya dengan pemilihan proses pembiakan dan hibridisasi
secara konvensional, kloning; menumbuhkan tanaman dari sel tunggal, peleburan protoplas,
teknik fragmentasi daun, pistol gen, teknik kloroplas, dan teknologi antisense. Selain itu, ita
juga akan belajar tentang rekayasa genetika yang dapat menghasilkan vaksin pelindung
tanaman dari berbagai penyakit, seperti penyisipan gen virus TMV pada tanaman tembakau,
kemudian dengan memanfaatkan gen racun Bacillus thuringiensis (Bt) pada tanaman,
sehingga membantu mengurangi penggunaan pestisida dan juga dapat meningkatkan
kandungan gizi pada makanan seperti halnya pengembangan Golden Rice yang banyak
mengandung vitamin A. Pada kehidupan yang akan datang, bioteknologi diharapkan dapat
meningkatkan manfaat dari tumbuhan sebagai penghasil obat menjadi tanaman penghasil
bahan bakar alternatif. Dan yang terakhir adalah kita dapat mewujudkan kesehatan
lingkungan dengan bioteknologi.
Bioteknologi ini menimbulkan keresahan pada masyarakat. Sejak ditemukannya
tanaman transgenik, masyarakat mulai khawatir akan akibat yang sangat berpotensi untuk
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan serta melanggar aturan-aturan. Tanaman
transgenik yang merupakan hasil pengembangan bioteknologi ini diharapkan sebagai
tanaman yang tidak alami dan pasti akan menimbulkan bahaya. Namun kekhawatiran tersebut
tidak terbukti karena pada kenyataannya tanaman hasil budidaya transgenik sangat aman
dikonsumsi oleh masyarakat. Hal ini telah diuji dan diteliti oleh para ilmuwan. Jadi
pengembangan tanaman bioteknologi sangat banyak memberikan manfaat bagi
perkembangan zaman.




2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Transfer Gen ke tanaman telah diketahui sebagai metode yang dapat dipercaya untuk
memenuhi kebutuhan makanan dan energi dimasa yang akan datang. 14 juta petani di 25
negara telah memeperoleh manfaat dari tanaman hasil rekayasa genetik. Namun, disini ada
batasan tanaman baru yang diedarkan ke pasar. Pembatasan ini akibat adanya fakta bahwa
kebanyakan patent tanaman transgenik dipegang oleh 3 perusahaan: Syngenta, Monsanto, dan
DuPont melalui tingginya biaya royalti dan pembatasan dari perusahaan tersebut.
Melalui survey terhadap industri pertanian, kita akan mengetahui pentingnya
penerapan bioteknologi dan penelitian dalam bidang pertanian. Penerapan di bidang pertanian
ini teruatama dengan metode pertukaran gen pada tanaman yang menghasilkan produk
alternatif pangan sebagai solusi meningkatnya kebutuhan pangan dunia yang semakin
meningkat, kemudian kita akan melihat lebih dekat mengenai metode pertukaran gen pada
tanaman, misalnya dengan pemilihan proses pembiakan dan hibridisasi secara konvensional,
kloning; menumbuhkan tanaman dari sel tunggal, peleburan protoplas, teknik fragmentasi
daun, pistol gen, teknik kloroplas, dan teknologi antisense. Pada kehidupan yang akan datang,
bioteknologi diharapkan dapat meningkatkan manfaat dari tumbuhan sebagai penghasil obat
menjadi tanaman penghasil bahan bakar alternatif. Dan yang terakhir adalah kita dapat
mewujudkan kesehatan lingkungan dengan bioteknologi.
Bioteknologi ini menimbulkan keresahan pada masyarakat. Sejak ditemukannya
tanaman transgenik, masyarakat mulai khawatir akan akibat yang sangat berpotensi untuk
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan serta melanggar aturan-aturan. Tanaman
transgenik yang merupakan hasil pengembangan bioteknologi ini diharapkan sebagai
tanaman yang tidak alami dan pasti akan menimbulkan bahaya. Namun kekhawatiran tersebut
tidak terbukti karena pada kenyataannya tanaman hasil budidaya transgenik sangat aman
dikonsumsi oleh masyarakat. Hal ini telah diuji dan diteliti oleh para ilmuwan. Jadi
pengembangan tanaman bioteknologi sangat banyak memberikan manfaat bagi
perkembangan zaman.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu untuk diketahui prosedur hingga
manfaat penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian. Oleh karena itulah disusun makalah
Bioteknologi Pertanian untuk dapat menjawab pertanyaan diatas.



3

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapat berdasarkan latar belakang diatas adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana pertanian di masa yang akan datang?
2. Bagaimana teknik-teknik tanaman transgenik?
3. Apa saja aplikasi dari Bioteknologi Pertanian?
4. Bagaimana dampak dan kekhawatiran terhadap Kesehatan dan Lingkungan?

C. Tujuan
Adapun tujuan yang didapat berdasarkan rumusan masalah diatas adalah sebagai
berikut.
1. Mengetahui pertanian di masa yang akan datang.
2. Mengetahui teknik-teknik tanaman transgenik.
3. Mengetahui aplikasi dari Bioteknologi Pertanian.
4. Mengetahui dampak dan kekhawatiran terhadap Kesehatan dan Lingkungan.




4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pertanian di Masa datang: Tanaman Transgenik
Lebih dari 40 tahun ini jumlah penduduk telah berlipat ganda, sementara jumlah
tanah/lahan yang tersedia hanya bertambah sekitar 10 %. Kenyataannya kebutuhan pangan
dunia yang dibutuhkan setiap orang meningkat 25% selama 40 tahun belakangan ini.
Bagaimana hal ini memungkinkan untuk memberi makan begitu banyak manusia dengan
hanya sebuah pertambahan kecil di lahan tersedia?. Kebanyakan dari produktifitas yang
meningkat tergantung pada metode perkawinan/peternakan silang yang dikembangkan
ratusan tahun yang lalu untuk menghasilkan hewan dan tumbuhan dengan ciri-ciri yang
spesifik. Baru-baru ini bagaimanapun juga, perkembangan hasil pangan yang baru dan lebih
produktif telah dipercepat oleh transfer gen secara langsung.
Transgen (pemindahan gen) tanaman adalah (pemindahan gen ke tanaman secara
langsung) memungkinkan inovasi yang sangat tidak mungkin dicapai dengan metode
hibridasi konvensional. Beberapa perkembangan yang memiliki potensi komersil yang
signifikan, adalah tanaman yang memproduksi/memiliki pestisida sendiri, tanaman yang
memilki kemampuan melawan benda beracun (anti racun) dan bahkan bio-produk seperti
vaksin tumbuhan. Karena memproduksi protein transgenic relatif mudah dan hasil atau mutu
proteinnya bagus, penelitian dan perkembangan yang akan datang di area ini sangatlah
cerah/menjanjikan. Contohnya, melalui perkembangbiakan classical, kekuatan rata-rata serat
kapas naik sekitar 1,5 pertahun. Bagaimana juga bioteknologi telah mempercepat langkah ini
secara dramatis. Dengan menyisipkan satu gen, kekuatan dari satu varietas kapas bertambah
sekitar 60%.
Walaupun tanaman pangan hanya salah satu aspek dari efek bioteknologi, mereka
juga menjadi fokus kontroversi di dunia luas. Kelaparan berlanjut ke bencana, dan kenyataan
ini adalah argumen yang sangat menarik untuk perkembangan cepat dari hasil tanaman yang
lebih produktif dan bernutrisi. Bagaimanapun juga, beberapa sektor dikhususkan bahwasanya
penelitian bisa jadi merugikan bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Perdebatan masih jauh dari kata-kata usai. Upaya mengembangkan opini, pembuat
keputusan ini mengerti ilmu yang ada di balik produk baru ini, menganalisis produk itu
sendiri, dan mengetahui peraturan yang ada untuk memonitor penelitian bioteknologi. Dalam
masalah tertentu, sangatlah tidak mungkin jika revolusi di bioteknologi pertanian akan


5

berhenti. Protes atau tidak, hasil tanaman bioteknologi akan memiliki peran kunci dalam
masyarakat kita.

B. Metode dalam Transgenesis Tanaman
Pemilihan Proses Pembiakan dan Hibridisasi secara Konvensional
Rekayasa genetika untuk tanaman bukanlah hal baru. Sejak lahirnya bidang pertanian,
petani memilih tanaman dengan ciri-ciri yang diinginkan. Meskipun demikian persilangan
secara hati-hati terus dilanjutkan untuk mengembangkan tanaman seiring perkembangan
jaman, menghasilkan tongkol jagung yang besar, apel yang banyak airnya, dan banyak lagi
hasil panen modern yang lainnya, cara pembiakan tanaman yang lama, sangat lambat dan
tidak tentu. Membuat tanaman dengan sifat yang diinginkan membutuhkan persilangan
seksual antara dua macam tanaman dan diulangi dengan persilangan balik antara keturunan
hasil persilangan dengan salah satu induk. Mengisolasi sebuah ciri yang dinginkan pada
metode ini memerlukan waktu yang lama. Sebagai contoh, percobaan Luther Burbank
terhadap blackberry putih memakan 65.000 persilangan yang tidak sukses. Faktanya,
tanaman dari jenis yang berbeda-beda pada umumnya tidak akan berkembang biak, akibatnya
ciri genetik tidak akan bisa diisolasi kecuali ciri tersebut tetap bisa bertahan pada keturunan
tumbuhan yang selanjutnya.
Kloning: Menumbuhkan Tanaman dari Sel Tunggal
Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan dalam banyak hal, tetapi satu karakteristik sel
tumbuhan yang penting dalam bidang bioteknologi yaitu bisa beregenerasi dari sel tunggal.
Hasil tanamannya yaitu replikan genetika atau cloning dari sel induk (hewan juga bisa
dikloning hanya saja prosesnya lebih kompleks). Kemampuan sel tumbuhan ini membuat
mereka cocok untuk penelitian genetika. Setelah materi genetik yang baru dikenalkan kepada
suatu sel tumbuhan, sel tersebut dengan cepat menghasilkan tanaman dewasa, dan peneliti
dapat melihat hasil modifikasi genetik dalam waktu yang relatif pendek. Selanjutnya kita
akan mengingat beberapa metode yang digunakan untuk menyisipkan informasi genetik ke
dalam sel tumbuhan.



6

Gambar 6.2 Fusi Protoplas dab Regenarasi Tanaman
Hibrid
Fusi Protoplas
Saat tanaman diinjeksi, isi sel yang
disebut callus mungkin tumbuh melebihi
ukuran lukanya. Callus memiliki kemampuan
untuk berdiferensiasi menjadi tunas dan akar,
bahkan mungkin bunganya dapat dihasilkan
dari bagian yang terluka. Kita mungkin dapat
mengambil keuntungan dari kemampuan ini,
ika kita pernah mengkloning tanaman hias
favorit dengan memotong akarnya.
Potensi alami sel tumbuha tersebut
membuat mereka menjadi kandidat ideal
untuk manipulasi genetika. Seperti semua sel
tumbuhan, bagaimanapun sel kalus
dikelilingi dinding tipis yang tersusun atas
selulosa, selulosa ini menjadi penghalang
dalam proses pengambilan DNA. Untungnya
dinding sel tersebut dapat dilarutkan dengan
enzim selulase, sehingga meninggalkan sel
yang sudah gundul yang disebut protoplas.
Protoplas suatu tanaman bisa melebur dengan
protoplas tanaman dari jenis yang berbeda,
membentuk sel yang bisa tumbuh menjadi
tanaman bastar. Metode ini disebut peleburan
protoplas dan ditunjukkan pada gambar 6.2,
yang telah digunakan untuk membuat
Broccoflower, yaitu peleburan brokoli dan
kembang kol.
Teknik Fragmentasi Daun
Pada tumbuhan transfer genetik
terjadi secara alami saat merespon
organisme-organisme yang bersifat patogen.
Sebagai contoh, luka bisa terinfeksi oleh


7

Gambar 6.4 Transfer modifikasi genetik
Ti Plasmid pada tanaman rentan melalui
kultur jaringan
bakteri tanah yang disebut Agrobacterium tumefaciens (Agrobacter), bakteri ini mengandung
banyak plasmid yang bertindak mengatur pertumbuhan sel di dalam tumbuhan. Untuk alasan
ini, plasmid tersebut terkenal dengan nama plasmid Tumor-Inducing (Ti). Penyakit yang
disebabkannya disebut crown gall. Jika anda pernah melihat bengkak pada pohon atau
semak-semak mawar maka itulah akibat dari agrobacter (ditunjukkan dalam gambar 6.3).

Gambar 6.3 Proses Formasi Crown Gall

Plasmid bakteri memberi bioteknologi sarana yang
ideal untuk memindahkan DNA. Agar sarana tersebut bisa
dipakai, peneliti berusaha mengembangkan teknik
fragmentasi daun. Pada metode ini diambil potongan kecil
daun, ketika fragmen mulai beregenerasi, mereka tumbuh
dengan cepat pada medium yang mengandung modifikasi
genetika Agrobacter, seperti yang ditunjukka pada gambar
6.4. Selama penelitian ini, DNA dari plasmid Ti bergabung
dengan DNA sel inang dan materi genetik bisa terkirim.
Potongan daun kemudaian mendapat pengaruh hormon
tumbuhan untuk mulai membentuk tunas dan akar sebelum
tumbuhan baru ditanam di tanah.
Kelemahan utama dalam proses ini adalah bahwa
Agrobacter tida bisa menginfeksi tumbuhan monokotil
(tumbuhan yang tumbuh dari kotiledon tunggal, seperti
jagung dan gandum). Tumbuhan dikotil (tumbuhan yang
tumbuh dari dua kotiledon), seperti tomat, kentang, apel, dan
kacang-kacangan semuanya adalah kandidat yang baik untuk
proses ini.


8

Pistol Gen
Ada pilihan lain untuk menyisipkan gen ke tanaman yang tahan terhadap Agrobacter.
Selain mengandalkan sarana mikroba, peneliti juga bisa menggunakan pistol gen untuk
menembakkan logam kecil yang diselubungi DNA ke embrio sel tumbuhan. Prosesnya agak
keras tetapi terbukti beberapa tumbuhan bisa menerima DNA baru.
Pistol gen khusus digunakan untuk menembakkan DNA ke dalam inti sel tumbuhan,
tetapi mereka juga bisa membidik kloroplas, yaitu bagian sel yang mengandung klorofil.
Tumbuhan memiliki 10-100 kloroplas pada tiap selnya dan setiap kloroplas masing-masing
mempunyai ikatan DNA. Apakah target mereka inti sel ataukah kloroplas, peneliti harus
mengidentifikasi sel yang dimasuki DNA baru terlebih dahulu. Pada salah satu pendekatan
yang umum mereka menggabungkan gen yang diinginkan dengan sel yang mengandung
antibiotik tertentu. Gen ini disebut marker atau gen pelapor. Setelah menggunakan pistol
gen, peneliti mengumpulkan sel dan mecoba menumbuhkan meraka di dalam medium yang
mengandung antiobiotik. Hanya sel yang mengalami transformasi saja yang akan bertahan.
Gen yang kebal terhadap antibiotik akan berpindah sebelum sel menjadi tumbuhan dewasa,
jika peneliti menginginkan.

Gambar 6.5 Pistol Gen



9

Gambar 6.6 Teknik lama dan Teknik
baru dalam Kloning Gen kedalam
tumbuhan
Teknik Kloroplas
Sepeti yang telah dibahas pada bagian pistol
gen, kloroplas dapat menjadi target rekayasa genetika.
Tidak seperti DNA pada inti sel, DNA pada kloroplas
dapat menerima beberapa gen baru dalam satu waktu.
Selain itu, kemungkinan besar gen yang menyisip ke
dalam kloroplas akan tetap aktif saat tumbuhan
menjadi dewasa. Keuntungan lainnya adalah bahwa
DNA dalam kloroplas terpisah dari DNA bebas pada
serbuk sari tumbuhan. Ketika kloroplas mengalami
modifikasi gen, gen tersebut tidak mengalami
transformasi yang tidak berbeda jauh dari hasil yang
diperoleh. Proses ini ditunjukkan dalam gambar 6.6.

Teknologi Antisense
Banyangkan Tomat, warnanya merah dan berair
serta enak dan sangat lunak. Saat sudah matang, tomat
akan membusuk dalam beberapa hari. Tetapi rasa
tomatnya, diperkenalkan pada tahun 1994 setelah
diteliti bertahun-tahun, dapat bertahan selama
berminggu-minggu. Teknik genetika mengembangkan
beberapa hal yang menguntungkan.
Tomat yang sudah matang akan menghasilkan
enzim Poluglacturanase (PG), subtansi kimia yang
mencerna pektin pada dinding sel tumbuhan,
pencernaan ini menyebabkan kerusakan yang merupakan bagian dari siklus alami tumbuhan.
Peneliti dari Calgene (sekarang daerah bagian Monsanto) mengidentifikasi gen yang
mengikat PG, memindah gen dari sel tumbuhan. Dan menghasilkan salinan gen yang
kompleks. Dengan menggunakan Agrobacter sebagai organisme vektor, mereka
memindahkan gen baru ke dalam sel tomat. Di dalam sel, gen mengkode molekul mRNA
(molekul antisense) yang bersatu dan menonaktifkan molekul mRNA normal sehingga tidak
ada PG yang dihasilkan, tidak ada pektin yang dicerna, dan pembusukan alami akan
melambat. Proses ini ditunjukkan dalam gambar 6.7. Meskipun contoh yang pertama ini tidak


10

sesukses yang diharapkan, ini bisa digunakan untuk menemukan varietas lain dipasaran saat
ini.

Gambar 6.7 Salah satu produk tanaman transgenik pertama

Gen Silencing: Alternatif Teknologi Antisense
Kita dapat mengharapkan untuk dapat menemukan lebih banyak perkembangan
antisense dimasa yang akan datang. Contohnya, teknologi DNA bekerja pada kentang untuk
mencegah kerusakan. Mereka memindah gen yang responsible untuk menghasilkan enzim
yang menaikkan perubahan warna pada kulit kentang. Mungkin ini terdengar seperti hanya
sedikit perbaikan, akan tetapi analisis pasar menunjukkan bahwa konsumen memilih untuk
membeli kentang yang tidak mudah rusak. Secara sederhana ini menjadi perubahan kecil
yang membawa dampak keuntungan yang besar bagi petani kentang (dan khususnya
pengkonsumsi kentang). Pada penelitian lain, gen dari ayam disambungkan ke dalam kentang
untuk meningkatkan kandungan protein. Contoh lain adalah dengan menambahkan gen yeast
kedalam tomat untuk menambahkan umur tomat sekitar satu minggu.

C. Aplikasi bioteknologi pada tanaman lahan pertanian dan perkebunan.
Vaksin untuk tanaman.
Hasil panen lahan pertanian bisaanya sangat rentan terserang penyakit, terutama
penyakit yang disebabkan oleh virus. Dengan adanya infeksi oleh berbagai macam virus,


11

Gambar 6.8 Vaksin Tanaman
suatu tanaman akan terganggu pertumbuhannya,
kualitasnya menurun, dan secara otomatis pasti
akan menurunkan penghasilan para petani.Namun,
sekarang para petani telah berhasil membuat
alternatif dengan membuat pemberantas virus alami.
Salah satu cara yang diterapkan yaitu dengan
menyuntikan semacam vaksin ke dalam tubuh
tanaman. Seperti halnya vaksin folio, vaksin ini
mengandung strain virus yang telah dilemahkan.
Vaksin ini kemudian membuat suatu tanaman kebal
terhadap virus tertentu.
Namun, selain menggunakan metode
suntikan, sekarang telah ditemukan cara untuk
menghasilkan kekebalan dalam tubuh tanaman,
yaitu dengan cara menyisipkan sebuah gen dari
virus TMV (Tobacco Mosaik Virus) ke dalam tubuh
tanaman tembakau. Kemudian gen ini menghasilkan
protein seperti yang di temukan di permukaan tubuh
virus TMV, dan kemudian dia bekerja sebagai imun
TMV dalam tubuh tanaman tersebut. Proses ini
ditunjukkan dalam gambar 6.8. pada proses yang
tercantum dalam gambar 6.8 dapat dijelaskan
sebagai berikut: TMV mempunyai susunan tubuh
yang terdiri atas protein sub unit sebagai mantel,
dan untaian molekul RNA. Langkah pertama untuk
melakukan proses penyisipan gen yaitu dengan cara
mengkonversikan RNA dari mantel virus ke dalam
cDNA sebuah bakteri yang bisa disisipi. Kemudian gen dari bakteri tersebut ditransfer ke
agrobakter yang bertindak sebagai vector. Agrobakter mampu disisipi DNA tersebut karena
dia mempunyai plasmid TI. Kemudian DNA agrobakter tersebut disisipkan ke dalam satu sel
tanaman, dan sel tanaman tersebut ditumbuhkan dalam kultur yang sesuai. Setelah tumbuh
besar tanaman tersebut diuji coba dengan virus (TMV) setelah melakukan percobaan tersebut
ternyata tanaman yang telah disisipi gen agrobakter yang mengandung DNA virus akan kebal


12

terhadap serangan TMV. Jadi tidak hanya bagian tubuh tertentu dari tanaman yang kebal
terhadap virus, namun juga keseluruhan tubuh tanaman.
Genetika Pestisida
Dalam 50 tahun terakhir ini, banyak petani mengandalkan penggunaan pestisida alami
yang berasal dari bakteri untuk mencegah kerusakan hasil panen yang disebabkan oleh
serangga. Bakteri jenis Bacillus thuringiensis (Bt) mampu memproduksi sejenis protein
kristal yang dapat membunuh serangga berbahaya dan larvanya. Protein kristalin (dari gen
cry memecahkan senyawa padat yang terdapat pada lapisan sel saluran pencernaan serangga.
Sasaran kerja protein ini adalah serangga itu sendiri, serangga akan mati dalam waktu yang
singkat melalui mekanisme autodigesti. gen cry menyebabkan terjadinya perluasan
resistensi insekta pada bidang rekayasa tanaman. Dengan adanya penyebaran spora oleh
bakteri, petani dapat melindungi hasil panen tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya.
Saat ini penyebaran bakteri dilakukan secara langsung di ladang mereka. Petani
menumbuhkan tanaman yang mengandung bakteri gen Bt. Tanaman yang mengandung gen
untuk menghasilkan racun Bt memiliki pertahanan yang baik terhadap serangan hama.
Bioteknologi ini mampu memperlihatkan keberhasilan yang tinggi pada berbagai jenis
tanaman termasuk tembakau, tomat, jagung, dan kapas. Saat ini sebagian besar benih
tanaman kedelai mengandung gen yang dapat menghasilkan racun Bt. Bakteri yang
mengandung insektisida protein ditunjukan pada Figure 6.9a.
Penggunaan gen Bt yang luas adalah salah satu dari bentuk keberhasilan di bidang
teknologi, dan hal ini juga menjadi sumber kontroversi terbesar. Penelitian yang dilakukan
Cornell pada tahun 1999 melalui percobaan laboratorium menyatakan bahwa serbuk sari pada
tanaman jagung yang diproduksi dari jenis bioteknologi ini mampu menyebabkan kematian
pada kupu-kupu. Penggunaan dosis yang luas menyebabkan racun yang secara alami
dihasilkan oleh bakteri B. Thuringiensis dapat membahayakan kupu-kupu. Hal ini menjadi
bukti nyata bahwa perubahan genetik pada bahan makanan dapat menimbulkan bahaya bagi
lingkungan. Namun setelah dilakukan penelitian lanjut secara langsung dilapangan
menunjukan bahwa penggunaan gen Bt ini hanya menimbulkan sedikit resiko bagi kupu-
kupu.
Kekebalan Terhadap Herbisida
Gulma merupakan tumbuhan yang hidup disekitar tanaman utama dan dapat
menyebabkan tanaman tersebut mati. Saat ini bioteknologi membolehkan petani untuk dapat
menggunakan herbisida tanpa mengancam keberlangsungan hidup organisme lainnya.
Tanaman hasil panen dapat direkayasa agar resisten terhadap beberapa herbisida seperti


13

glyphosphate. Herbisida ini bekerja dengan mengeblok enzim EPSPS yang berperan dalam
jalur senyawa aromatik asam amino dan komponen lain yang berperan dalam pertumbuhan
dan pertahanan tumbuhan. Melalui bioengineering, saintis telah membuat tanaman transgenik
yang dapat memproduksi suatu enzim yang tidak dihasilkan oleh glyphosphate yang akan
mengenai rumput-rumputan (gulma) sedangkan tanaman produksi tidak terkena. Metode ini
telah berhasil dilakukan pada tanaman kedelai. Saat ini, sebagian tanaman kedelai
mengandung gen resisten herbisida. Prosesnya dapat dilihat pada Figure 6.10. Glyphosphate
adalah pestisida yang penggunaannya sangat luas saat ini. Keefektifannya mampu
mengendalikan tanaman yang tidak diinginkan untuk tumbuh.

Figure 6.10 Engineering Herbicide-Resistant Plants
Sayangnya, pada beberapa daerah dimana tanaman transgenik yang resisten terhadap
glyphosphate ini mendominasi, populasi tanaman yang resisten terhadap glyphosphate
semakin meluasmenyebabkan mutasi tunggal asam amino proline posisi 101 EPSPS pada
tanaman gulma yang resisten terhadap glyphosphate di beberapa negara seperti Amerika,
Argentina, dan Brazil. Penggunaannya saat ini dikurangi untuk mengindari terjadinya
resistensi glyphosphate lain pada tanaman gulma semakin meluas. Sebagai respon terhadap
hal ini, Monsanto telah menambahkan secara luas sebuah spektrum untuk mengurangi
semakin berkembangnya resistensi gulma. Untuk masa yang akan datang penggunaan


14

tanaman yang resisten terhadap glyphosphate membutuhkan suatu rekayasa untuk
memberantas resistensi yang lebih luas pada pada tanaman gulma.
Peningkatan Nutrisi
Dari semua potensi bioteknologi yang ada, tidak ada yang lebih penting dibanding
upaya untuk menyelamatkan manusia dari efek malnutrisi. Suatu cara yang sangat potensial
untuk melawan terjadinya malnutrisi adalah Golden-rice, yaitu beras yang telah mengalami
rekayasa genetika yang mampu memproduksi sejumlah besar beta caroten, provitamin A.
Menurut perkiraan, 500.000 anak-anak di dunia mengalami kebutaan karena defisiensi
vitamin A. Saat ini banyak pekerja kesehatan yang bekerja dari desa ke desa untuk
memberikan vitamin A sebagai upaya untuk mencegah kebutaan. Penambahan nutrisi pada
asupan makanan berupa nasi akan lebih efisien dan efektif.
Provitamin yang ditambahkan ke dalam Golden-Rice haruslah provitamin yang
mampu larut di dalam lemak sehingga mudah digunakan oleh tubuh. Anak-anak yang tidak
memiliki lemak yang cukup tidak dapat memiliki kemampuan untuk mendapatkan
keuntungan penuh dari peningkatan nutrisi pada beras. Saat ini juga dilakukan beberapa cara
untuk melakukan teknik pembiakan secara konvensional sebagai upaya untuk memberantas
kelaparan dunia. Banyak organisasi di bidang lingkungan yang berusaha untuk menyokong
suatu program seperti Harvest Plus dalam memperkenalkan tanaman transgenik pada
negara-negara yang sedang berkembang. Harvest Plus mengkoleksi 12 tanaman yang
bertujuan untuk menaikan kandungan vitamin A, zat besi, zinc, dan hal ini diandalkan pada
pembiakan konvensional. Salah satu contoh organisasi yang berperan dalam breeding
konvensional adalah Bill and Melinda Getes Foundation yang menghabiskan dana $ 36 juta
untuk mendukung program Golden Rice, GM cassava, sorgum, dan pisang.
Bioteknologi Pertanian Di Bidang Farmasi
Dalam beberapa kurun waktu di masa depan mendatang, petani akan menumbuhkan
obat bagi manusia bersamaan dengan tumbuhnya hasil panen mereka. Kemungkinan yang
akan dilakukan adalah menghasilkan hormon pertumbuhan manusia dari tanaman tembakau
transgenik. Sebagaimana yang telah kita lihat, tanaman mampu memproduksi vaksin. Vaksin
yang dihasilkan dapat diproduksi oleh pengenalan gen dari subunit virus atau bakteri.
tanaman akan mengekspresikan protein yang nantinya akan ikut termakan bersama dengan
tanaman. Ketika subunit antigen memasuki sistem peredaran darah, sistem imun akan
menghasilkan antibodi untuk melawannya dan menyediakan imunitas. Vaksin jenis ini telah
dikembangkan pada tanaman pisang, kentang, tomat, selada, beras, gandum, kedelai dan
jagung. Peneliti dari Universitas Cornell baru-baru ini menciptakan tomat dan pisang yang


15

mampu memproduksi vaksin yang dapat melawan infeksi penyakit hepatitis B. Melalui
rekayasa kloroplas, saintis menciptakan suatu vaksin yang dapat dimakan sebagai sumber
vaksin yang dapat memproduksi antibodi sebagaimana yang ditunjukan pada Tabel 6.1.

Manfaat Dan Ciri Produk Panen
Hasil Panen Yang
Didapatkan Saat Ini
Hasil Panen Yang
Kemungkinan Didapatkan Pada
Masa Yang Akan Datang
Bt crops terlindungi dari serangan serangga
dan mengurangi penggunaan pestisida.
Tanaman memproduksi protein toxic yang
hanya menyerang serangga-ditemukan pada
Bacillus thuringiensis.
Jagung, kapas, kentang Bunga matahari, kedelai, canola,
gandum, dan tomat
Herbisida-tolerant crops, memperbolehkan
petani untuk untuk menggunakan herbisida
tertentu dalam mengendalikan gulma tanpa
memberikan efek pada tanaman panen.
Kedelai, kapas, jagung,
canola, padi
Gandum, tebu
Disease-resistant crops, menyerang virus
penyebab penyakit pada tanaman yang
kinerjanya sama dengan vaksin.
Kentang manis,
singkong, padi, jagung,
labu, pepaya
Tomat, pisang
High-performance cooking oils, menjaga
tekstur pada temperatur tinggi, mengurangi
kebutuhan untuk produksi, menjadikan
produk makanan menjadi lebih sehat,
Bunga matahari,
kacang-kacangan,
kedelai

Healthier cooking oils, menghilangkan
lemak jahat
kedelai
Menunda pematangan buah, memiliki rasa,
aroma dan tekstur yang bagus; bentuk yang
lebih bagus, dan daya simpan yang lebih
lama.
Tomat Rapsberi, strawbery, cheri, tomat,
pisang dan nanas.
Meningkatkan kepadatan tomat, rasa dan
tektur sehingga baik untuk dijadikan pasta
atau saus tomat
Tomat
Meningkatkan nutrisi makanan dengan
penambahan nutrien berupa vitamin, dan
nutrisi phylochemical lain. Sehingga
bermanfaat melawan penyakit.
Peningkatan protein pada kentang
dan beras, vitamin A pada minyak
canola; peningkatan antioksidan
pada buah dan sayuran.


Tanaman mampu secara luas memproduksi zat kimia yang disebut Phylochemical,
dan bioteknologi mengkonversi tanaman menjadi produksi dalam skala kecil untuk
menghasilkan suatu zat kimia yang dapat digunakan untuk kesehatan manusia. Bioteknologi
dapat mengubah produksi protein terapeutik melalui tanaman dengan pelibatan antibodi,
blood product, sitokin, faktor pertumbuham, hormon, dan enzim rekombinan. Ini disebut
sebagai molecular farming yang kemungkinan besar akan membawa hasil produksinya ke
pasar yang lebih luas sebagai upaya untuk mengobati penyakit dan kondisi seperti cystic
fibrosis, non-Hodgkinss lymphoma, hepatitis, penyakit akibat virus, rabies, dan sejumlah
penyakit yang menyerang saluran pencernaan.


16

Dalam bidang biofarmasi, produksi protein atau enzim yang berperan dalam
penanganan suatu penyakit pada sel tumbuhan tidak terlalu membutuhkan biaya yang mahal
seperti yang dilakukan pada sel hewan atau manusia. Produksi dengan menggunakan sel
tanaman mampu menawarkan diproduksinya tanaman tersebut secara besar-besaran.
Bioteknologi Tanaman: Bahan Bakar
Tanaman dapat digunakan untuk menghasilkan bahan bakar alternatif. Bioteknologi
ini dilakukan dengan mengkonversi selulosa yang terdapat pada tumbuhan dengan
menggunakan organisme.
Biofuels Dari Sampah-Sampah Tanaman
Di masa depan, akan ada banyak kesempatan bagi tanaman untuk menjadi sumber
bahan bakar. Saat ini saintis sedang mengembangkan metode pemerangkap energi cahaya
matahari dengan menggunakan sampah-sampah tanaman. Energi matahari ditangkap melalui
proses fotosintesis yang memungkinkan penyimpanan energi terjadi di dinding sel tanaman
yang mengandung polimer selulosa, lignin, dan hemiselulosa yang terdapat pada jerami,
sekam, dan pohon. Energi ini tetap terperangkap kecuali jika tanaman di bakar. Energi yang
dilepaskan oleh rumput-rumputan, kayu dan sisa hasil panen bersifat dapat diperbarui.
Proses ini melibatkan degradasi dinding sel dan mengkonversi gula menjadi biofuels.
Salah satu sumber gula adalah hemiselulosa suatu jenis polisakarida yang terdiri dari
5 dan karbon. Lignin merupakan serat tumbuhan yang sangat kuat dan mengandung
hemiselulosa dan kita membutuhkan enzim yang dapat digunakan untuk memecah lignin
sehingga gula hemiselulosa dapat digunakan untuk bahan bakar. Produksi biofuel saat ini
difokuskan pada produksi bahan bakar dari sisa-sisa tanaman yang berpotensi menghasilkan
gula sehingga dapat digunakan untuk memproduksi bahan bakar.
Biofuel dari Alga
Mikroalga memliki potensi untuk menghasilkan dan menyimpan lipid (sejenis minyak
tumbuhan) yang jika dilakukan perubahan terhadap komposisi biokimiannya akan
menghasilkan bahan bakar yang efisien. Solazyme, di San fransisco telah mengembangkan
suatu sistem bioreaktor tertutup bagi alga yang memakan segala sesuatu dari limbah gliserol
menjadi gula dan menghasilkan triasilgliserida dan methanol. Setelah adanya perubahan
kimia dan perubahan konsentrasi, alkana dapat menghasilkan energi yang menyerupai
biodisel. Hasil yang diperoleh yaitu 50% sampai 60% per gram sel alga sudah dianggap
sebagai sumber kebutuhan energi yang cukup. Saat ini perusahaan Solazyme alga sedang
memproduksi 75 % minyak per gram berat kering alga. Perusahaan ini adalah perusahaan


17

pertama yang memproduksi bahan bakar dari minyak yang dihasilkan oleh organisme
mikrobial.

D. Kesehatan dan Keprihatinan Lingkungan
Sejak kemunculan tanaman transgenik, banyak orang mengkhawatirkan bahaya yang
ditimbulkan bagi manusia dan lingkungan. Banyak aktivis yang memprotes mengenai
produksi tanaman hasil rekayasa genetika suatu organisme (GMOs). Banyak industri yang
takut terhadap penggunaan tanaman hasil rekayasa genetika. Pada tahun 2000, perusahaan
pengolahan kentang di Northwest menghentikan penggunaan/pembelian kentang hasil
modifikasi genetik.
Keprihatinan Tentang Kesehatan Manusia
Pada tahun 1996 New England Journal of Medicine melaporkan adanya temuan
kedelai yang mengandung suatu gen dari kacang Brazil yang dapat memicu reaksi alergi dari
orang-orang yang sensitif terhadap kacang Brazil. Karena temuan ini, jenis kedelai transgenik
ini tidak lagi ditemukan di pasaran. Tanaman yang telah mengalami modifikasi genetik dapat
menyebabkan reaksi alergi yang luas disebabkan adanya protein yang memicu reaksi alergi.
Saat ini bioteknologi memfokuskan suatu bentuk pencegahan terhadap reaksi alergi yang
ditimbulkan oleh tanaman transgenik. Para peneliti saat ini berusaha untuk memproduksi
kacang yang dapat mengurangi yang dapat memicu reaksi alergi.
Tidak hanya alergi yang menjadi keprihatinan, saintis memiliki spekulasi bahwa gen
resisten antibiotik yang digunakan sebagai penanda pada beberapa tanaman transgenik dapat
menyebarkan penyakit yang disebabkan oleh bakteri pada manusia. Secara teori bakteri akan
menjadi lebih kuat pertahanannya terhadap suatu perlakuan. Untungnya bakteri tidak dapat
mengubah susunan gen dari makanan yang kita makan. Dalam sejumlah jurnal sains
disebutkan bahwa hanya ada sejumlah kecil gen resisten antibiotik yang dapat berpindah dari
tanaman ke bakteri.
Keprihatinan Terhadap Lingkungan
Keprihatinan bioteknologi di bidang pertanian tidak terlalu terlihat mengkhawatirkan
jikalau ditinjau dari segi lingkungan. Keberadaan bioteknologi pertanian khususnya dalam
hal resistensi pestisida justru banyak memberikan keuntungan bagi lingkungan karena
teknologi yang digunakan mencegah penggunaan pestisida yang mengandung bahan kimia
yang dapat menimbulkan residu di alam. Menurut peneliti dari Lawrence National Berkeley
Laboratory and Oak Rigde National Laboratory, genetika di bidang kehutanan saat ini juga
sedang mengembangkan bagaimana upaya untuk menekan jumlah karbon yang berada


18

atmosfer dan mengurangi global warming. mereka menganggap hal ini mungkin saja dapat
dilakukan dengan mengubah genetika pepohonan sehingga karbon dapat masuk ke bagian
akar, sehingga tetap terjaga sirkulasinya di alam. Perubahan genetik yang akan dilakuka pada
suatu organisme juga membutuhkan perubahan persepsi pada masyarakat.



19

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan diatas, maka kesimpulan yang
didapatkan adalah sebagai berikut.
1. Transgen (pemindahan gen) tanaman adalah (pemindahan gen ke tanaman secara
langsung) memungkinkan inovasi yang sangat tidak mungkin dicapai dengan metode
hibridasi konvensional. bioteknologi diharapkan dapat meningkatkan manfaat dari
tumbuhan sebagai penghasil obat menjadi tanaman penghasil bahan bakar alternatif.
Dan yang terakhir adalah kita dapat mewujudkan kesehatan lingkungan dengan
bioteknologi.
2. Teknik transgenesis tanaman adalah Hibridisasi, Kloning (fusi protoplas, teknik
fragmen daun, pistol gen, dan teknik kloroplas), teknologi antisense, dan gen silencing.
3. Bioteknologi dapat digunakan untuk vaksin tanaman, pestisida genetik, pertahanan
herbisida, peningkatan nutrisi, farmakologi, maupun bahan bakar.
4. Adanya rekayasa genetik mempengaruhi kesehatan manusia dan lingkungan

B. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan diatas, maka saran yang dapat
diberikan adalah.
1. Bioteknologi dalam bidang pertanian adalah salah satu alternatif peningkatan
kebutuhan dan dapat dilakukan dengan mudah, misalnya adalah hibridisasi.
2. Teknik bioteknologi dalam bidang pertanian sangat baik jika diterapkan, namun dalam
kondisi terbatas dan dikembangkan dalam lingkungan yang tidak berpindah-pindah
untuk mengurangi dampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
3. Tidak menghilangkan plasma nutfah yang ada di Bumi.



20

Daftar Pustaka

Thieman, W. J., dan Palladino, M.A. 2013. Introduction to Biotechnology Third edition. US:
Pearson.



21


BIOTEKNOLOGI PERTANIAN


Makalah
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Bioteknologi
yang dibina oleh Prof. Dr. Agr M. Amin. M.Si dan Dr. Endang Suarsini, M.Ked.



Oleh:
Kelompok 3/ Kelas A
1. Alif Yanuar Zukmadini (130341818668)
2. Deny Setiawan (130341816909)






UNIVERSITAS NEGERI MALANG
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM PENDIDIKAN BIOLOGI
Februari 2014

Anda mungkin juga menyukai