Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGEMBANGAN GENETIK MODIFIED ORGANISME (GMO)


DALAM TEKNOLOGI PANGAN

(BIOTEKNOLOGI PANGAN)

OLEH :

Nama : Fitri Hidayah

NIM : 1910511017

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 2
2.1 Perkembangan Bioteknologi ......................................................................... 2
2.2 Genetic Modified Organisme (GMO) ........................................................... 3
2.3 Peluang dan Ancaman GMO dalam pengembangan pangan ........................ 4
2.4 Peran GMO dalam bidang Pertanian dan pangan ......................................... 5
PENUTUP ............................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 7
3.2 Saran .............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Bioteknologi Pangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang pengembangan genetik modified organisme
(GMO) dalam teknologi pangan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen, selaku dosen


mata kuliah Bioteknologi Pangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
MAKALAH ini. Kami menyadari, MAKALAH yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami
nantikan demi kesempurnaan MAKALAH ini.

Denpasar, 20 April 2022

ii
PENDAHULUAN
Genetically Modified Organism (GMO) merupakan organisme yang gen-
gennya telah diubah dengan menggunakan teknik rekayasa genetika. Produk
rekayasa genetika diklasifikasikan menjadi 4 macam, yaitu generasi pertama: satu
sifat; generasi kedua: kumpulan sifat; generasi ketiga dan keempat: near-intragenic,
intragenic, dan cisgenic. Adapun produk rekayasa genetika pada tanaman di
Indonesia di antaranya adalah padi, tomat, tebu, singkong, dan kentang (Prianto dan
Yudhasasmita, 2017).

Pada saat ini penggunaan GMO atau Genetically Modified Organism telah
meluas dikarenakan adanya beberapa kelebihan yang didapatkan pada produk ini.
GMO yang merupakan hasil rekayasa genetika, tidak dapat disangkal mempunyai
beberapa kelebihan. Beberapa kelebihan dari GMO tersebut diklaim dapat
mengatasi masalah populasi dan pangan yang dihadapi oleh dunia. Sampai saat ini
produk GMO masih menjadi sebuah kontroversi. Produk GMO dianggap dapat
memberikan dampak negatif bagi kesehatan, lingkungan, agama, psikologi, dan
lain-lain. Dengan penggunaan produk GMO, dikhawatirkan dapat terjadi mutasi
tidak terduga pada objek dan memberik dampak pada lingkungan sekitarnya yang
menyebabkan kondisi tidak terkendali. Dengan kondisi tersebut tentu berpotensi
untuk mengganggu ekosistem.

Dari latar belakang tersebut, dalam makalah ini akan menjelaskan tentang
bagaimana perkembangan bioteknologi dari era tradisional sampai era modern
seperti sekarang. Selain itu, akan membahas mengenai Genetic Modified Organism,
ancaman dan peluangnya serta peran GMO di dalam bidang pangan maupun
pertanian. Pembahasan ini merupakan peninjauan ulang terhadap berbagai jurnal
dan artikel terkait Genetic Modified Organism.

1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkembangan Bioteknologi

Di penghujung abad ke-20, bioteknologi telah menjadi salah satu


penopang kegiatan industry, terutama di negara-negara maju. Sebaliknya,
upaya pengembangan dan penerapan bioteknologi di negara-negara
berkembang masih menghadapi banyak masalah dan dilema. Hal ini karena
penelitian dan penerapan bioteknologi memerlukan modal yang cukup besar
dan dukungan SDM yang berkelayakan tinggi. Pengetahuan manusia tentang
bioteknologi berawal dari pembuatan makanan dan minuman secara fermentasi.
Seni pembuatan pangan dengan fermentasi telah dikenal oleh masyarakat
Babilonia sejak 6000 tahun SM, jauh sebelum Louis Pasteur mencetuskan
temuannya tentang peran mikroba atau jasad renik dalam fermentasi. Minuman
khas arak Jepang (sake), bir, anggur, keju, yoghurt, dan beberapa pangan
tradisional Indonesia (misalnya tempe, oncom, acar, dan peda) merupakan
contoh hasil proses bioteknologi tradisional. Periode ini disebut tahap
bioteknologi generasi pertama atau era pra-Pasteur. Tahap ini dicirikan oleh
pemanfaatan atau pendayagunaan mikroba (bakteri, kapang, dan khamir) untuk
pengawetan atau pembuatan makanan dan minuman. Sampai tahun 1940-an,
penggunaan mikroba juga dikembangkan untuk produksi bahan kimia
(misalnya, asteon butanol dan asam sitrat) dan biomassa.
Tahap bioteknologi generasi kedua dimulai ketika ditemukan penisilin
oleh Fleming (1928/1929) dan mulai dimanfaatkan dalam industry pada tahun
1944. Pada era ini dan sampai sekarang, kegiatan bioteknologi diwarnai oleh
industri dan produksi antibiotic, vitamin, dan asam-asam organic dengan
menggunakan proses fermentasi. Masa tersebut dikenal pula sebagai era
antibiotik.
Tahap bioteknologi generasi ketiga melejit pesat pada pertengahan
tahun 1970-an dengan dimanfaatkannya rekayasa genetika untuk memanipulasi
dan memperbaiki sifat organisme sebagai “agen” yang berperan penting dalam
bioproses. Berbagai produk farmasi dan kedokteran yang bernilai tinggi seperti
interferon, hormone, dan vaksin diproduksi dengan memanfaatkan teknik
rekayasa genetika. Kekhususan tahap perkembangan ini menyebabkan masa ini

2
dinamakan tahap bioteknologi baru. Era rekayasa genetik dimulai dengan
penemuan enzim endonuklease restiksi oleh Dussoix dan Boyer. Setelah
penemuan enzim tersebut, dilanjutkan dengan program bahan bakar alkohol
dari brazil, teknologi hibridoma yang menghasilkan antibodi monoklonal
(1976), diberikannya izin untuk memasarkan produk jamur yang dapat
dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc. Dougall (1980). Peran teknologi
rekayasa genetik pada era ini semakin terasa dengan diizinkannya penggunaan
insulin hasil percobaan rekayasa genetik untuk pengobatan penyakit diabetes di
Amerika Serikat pada tahun 1982. insulin buatan tersebut diproduksi oleh
perusahaan Eli Lilly dan Company. Bioteknologi memiliki gradien
perkembangan teknologi, yang dimulai dari penerapan bioteknologi tradisional
yang telah lama dan secara luas dimanfaatkan, hingga teknik-teknik
bioteknologi baru dan secara terus menerus berevolusi.
2.2 Genetic Modified Organisme (GMO)

GMO merupakan singkatan dari Genetically Modified Organism,yaitu


organisme yang DNA-nya telah diubah atau dimodifikasi dengan cara tertentu
melalui rekayasa genetika. Dalam kebanyakan kasus, GMO telah diubah
dengan DNA dari organisme lain, baik itu bakteri, tumbuhan, virus atau hewan,
organisme ini kadang-kadang disebut sebagai organisme "transgenik".

Melansir dari Healthline, dalam industri pangan, tanaman transgenik telah


mendapat tambahan gen karena berbagai alasan, seperti meningkatkan
pertumbuhan, kandungan nutrisi, keberlanjutan, ketahanan hama dan
kemudahan bertani. Meskipun memungkinkan untuk secara alami memberi
makanan sifat-sifat yang diinginkan melalui pembiakan selektif, proses ini
membutuhkan banyak generasi. Selain itu, pemulia mungkin berjuang untuk
menentukan perubahan genetik mana yang mengarah pada sifat baru.

Modifikasi genetik secara signifikan mempercepat proses ini dengan


menggunakan teknik ilmiah yang memberikan sifat khusus yang diinginkan
pada tanaman. Misalnya, salah satu tanaman transgenik yang paling umum
adalah jagung Bt, yang dimodifikasi secara genetik untuk menghasilkan
insektisida toksin Bt. Dengan pembuatan toksin ini, jagung mampu melawan

3
hama, mengurangi kebutuhan akan pestisida. Sementara tanaman transgenik
membuat pertanian lebih mudah, ada beberapa kekhawatiran seputar efek
potensial mereka terhadap lingkungan dan keamanannya untuk konsumsi
manusia, khususnya seputar penyakit dan alergi.

2.3 Peluang dan Ancaman GMO dalam pengembangan pangan

Makanan transgenik mungkin menawarkan beberapa keuntungan bagi


petani dan konsumen. Sebagai permulaan, banyak tanaman transgenik telah
dimodifikasi secara genetik untuk mengekspresikan gen yang melindungi
mereka dari hama dan serangga. Misalnya, gen Bt biasanya direkayasa secara
genetik menjadi tanaman seperti jagung, kapas, dan kedelai. Itu berasal dari
bakteri alami yang dikenal sebagai Bacillus thuringiensis. Gen ini menghasilkan
protein yang beracun bagi beberapa hama dan serangga, yang memberi tanaman
transgenik ketahanan alami. Dengan demikian, tanaman transgenik tidak perlu
sering terpapar pestisida berbahaya. Tanaman transgenik lainnya telah
dimodifikasi dengan gen yang membantu mereka bertahan dalam kondisi stres,
seperti kekeringan dan tahan terhadap penyakit seperti hawar, menghasilkan
hasil yang lebih tinggi bagi petani. Bersama-sama, faktor-faktor ini membantu
menurunkan biaya bagi petani dan konsumen karena memungkinkan hasil dan
pertumbuhan tanaman yang lebih besar melalui kondisi yang lebih keras. Selain
itu, modifikasi genetik dapat meningkatkan nilai gizi makanan. Misalnya, beras
tinggi beta karoten, juga disebut beras emas, dikembangkan untuk membantu
mencegah kebutaan di daerah yang pola makan lokalnya kekurangan vitamin A
secara kronis.

Aktivis anti-GMO berpendapat bahwa GMO dapat menyebabkan kerusakan


lingkungan dan gangguan kesehatan bagi konsumen. Salah satu organisasi anti-
GMO tersebut adalah Center for Food Safety, yang menyebut rekayasa genetika
tumbuhan dan hewan berpotensi sebagai "salah satu tantangan lingkungan
terbesar dan paling sulit diatasi di abad ke-21."

"Makanan yang dimodifikasi secara genetik telah dikaitkan dengan reaksi


toksik dan alergi, penyakit, ternak yang mandul dan mati, dan kerusakan pada

4
hampir setiap organ yang diteliti pada hewan percobaan," menurut Institute for
Responsible Technology, sekelompok aktivis anti-GMO. Menurut Christy
Spees, manajer program As You Sow dilansir dari Live Science, makanan
transgenik berbahaya "karena modifikasi berpusat pada resistensi terhadap zat
beracun, seperti pestisida dan pupuk tertentu. Ketika bahan kimia berbahaya
diterapkan, tanaman menggunakannya untuk tumbuh, dan makanan itu sendiri
dapat merusak kesehatan kita. "

Dikarenakan makanan transgenik mengandung gen asing, sehingga


beberapa orang khawatir makanan tersebut mengandung gen dari makanan yang
dapat memicu reaksi alergi. Meskipun masalah alergi valid, belum ada laporan
reaksi alergi terhadap makanan transgenik saat ini di pasaran. Penelitian telah
menunjukkan bahwa makanan transgenik tidak mungkin memicu alergi
daripada makanan non-transgenik mereka. Namun, jika Anda memiliki alergi
kedelai, baik produk kedelai GMO maupun non-GMO akan memicu reaksi
alergi. Selain itu, ada kekhawatiran umum bahwa makanan transgenik dapat
membantu perkembangan kanker. Karena kanker disebabkan oleh mutasi DNA,
beberapa orang takut bahwa makan makanan dengan gen tambahan dapat
memengaruhi DNA. Saat ini, tidak ada penelitian yang mengaitkan asupan
GMO dengan kanker. American Cancer Society (ACS) telah menyatakan
bahwa tidak ada bukti yang menghubungkan asupan makanan GMO dengan
peningkatan atau penurunan risiko kanker.

2.4 Peran GMO dalam bidang Pertanian dan pangan

Semakin lama populasi manusia semakin meningkat, otomatis produksi


pangan juga harus ditingkatkan demi menjaga kesinambungan manusia dengan
bahan pangan yang tersedia. Namun, yang menjadi kendala jumlah sisa lahan
pertanian di dunia yang belum termanfaatkan karena jumlah yang sangat kecil
dan terbatas. Teknologi rDNA dapat menjadi strategi dalam peningkatan
produksi pangan dengan keunggulan - keunggulan sebagai berikut :

a. Mereduksi kehilangan dan kerusakan pasca panen


b. Mengurangi resiko gagal panen

5
c. Meningkatkan rendemen dan produktivitas
d. Menghemat pemanfaatan lahan pertanian
e. Mereduksi kebutuhan jumlah pestisida dan pupuk kimia
f. Meningkatkan nilai gizi
g. Tahan terhadap penyakit dan hama spesifik, termasuk yang disebabkan
oleh virus
h. Menghasilkan jenis tanaman baru yang tahan terhadap kondisi
pertumbuhan yang keras seperti lahan kering, lahan yang berkadar garam
tinggi dan suhu lingkungan yang ekstrim.
i. Toleran terhadap herbisida yang ramah lingkungan yang dapat
mengganggu gulma, tetapi tidak mengganggu tanaman itu sendiri. Contoh
kedelai yang tahan herbisida dapat mempertahankan kondisi bebas
gulamnya hanya dengan separuh dari jumlah herbisida yang digunakan
secara normal
j. Meningkatkan sifat-sifat fungsional yang dikehendaki, seperti mereduksi
sifat atau daya alergi (toksisitas), menghambat pematangan buah, kadar
pati yang lebih tinggi serta daya simpan yang lebih panjang. Misalnya,
kentang yang telah mengalami teknologi rDNA, kadar patinya menjadi
lebih tinggi sehingga akan menyerap sedikit minyak bila goreng (deep
fried). Dengan demikian akan menghasilkan kentang goreng dengan kadar
lemak yang lebih rendah.
k. Sifat-sifat yang lebih dikehendaki, misalnya kadar protein atau lemak dan
meningkatnya kadar fitokimia dan kandungan gizi. Kekurangan gizi saat
ini telah melanda banyak negara di dunia terutama negara miskin dan
negara berkembang. Kekurangan gizi yang nyata adalah kekurangan
vitamin A, yodium, besi dan zink. Untuk menanggulanginya, dapat
dilakukan dengan menyisipkan gen khusus yang mampu meningkatkan
senyata-senyawa tersebut dalam tanaman.

6
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
GMO merupakan singkatan dari Genetically Modified Organism,yaitu
organisme yang DNA-nya telah diubah atau dimodifikasi dengan cara tertentu
melalui rekayasa genetika. GMO sendiri saat ini menemui banyak pro dan
kontra. GMO sangat berpeluang di dalam bidang pangan maupun pertanian
seperti dapat membantu menurunkan biaya bagi petani dan konsumen karena
memungkinkan hasil dan pertumbuhan tanaman yang lebih besar melalui
kondisi yang lebih keras. Selain itu, modifikasi genetik dapat meningkatkan
nilai gizi makanan. Akan tetapi, beberapa orang khawatir makanan tersebut
mengandung gen dari makanan yang dapat memicu reaksi alergi dan
membantu perkembangan kanker. Namun, saat ini tidak ada penelitian yang
mengaitkan asupan GMO dengan kanker.

3.2 Saran
Dilihat dari adanya peluang serta ancaman yang timbul dari adanya Genetic
Modified Organism ini, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut terkait
keamanan dari GMO tersebut.

7
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Maya Kurnia, I Gusti. 2017. Tanaman Rekayasa Genetika (Genetically
Modified Organism/GMO). https://distan.bulelengkab.go.id/informasi
/detail/artikel/tanaman-rekayasa-genetika-genetically-modified
organis mgmo-56. Diakses tanggal 21 April 2022

Mardatila, Ani. 2020. GMO Adalah Produk Pangan Rekayasa Genetika, Ketahui
Pro dan Kontranya. https://www.merdeka.com/sumut/gmo-adalah-
produk-pangan-rekayasa-genetika-beserta-pro-dan-kontranya-
kln.html?page=3. Diakses pada 20 April 2022

Prianto, Yuwono dan Swara Yudhasasmita. 2017. Tanaman Genetically Modified


Organism (Gmo) dan Perspektif Hukumnya di Indonesia. Jakarta.
Universitas Islam Negeri Jakarta

Yulianti Isma Ismail, Rohmi Wardani, dan Zahratul Aini. 2015. Sejarah
Perkembangan Bioteknologi Sejak Zaman Mesir Kuno Hingga
Sekarang. Makalah. Universitas Mataram

Anda mungkin juga menyukai