Anda di halaman 1dari 5

A.

Latar Belakang
Teman-teman tentu pernah memakan tempe, roti, atau keju, atau bahkan yogurt
bukan? Jika jawaban teman-teman adalah pernah, berarti teman-teman telah menggunakan
beberapa produk hasil bioteknologi. Bioteknologi menggunakan makhluk hidup, pada
umumnya berupa mikroorganisme (bakteri dan jamur), untuk menghasilkan produk yang
bermanfaat bagi manusia. Walaupun terdengar sebagai sesuatu yang sangat baru,
bioteknologi sebenarnya sudah digunakan dalam berbagai proses pada zaman dahulu.
Misalnya, penggunaan ragi untuk mengembangkan dan membuat adonan roti serta
pembuatan keju dan minuman beralkohol merupakan salah satu contoh penerapan
bioteknologi. Akan tetapi, bioteknologi yang digunakan masih bioteknologi sederhana atau
konvensional. Bioteknologi terus berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi. Istilah bioteknologi modern pun muncul sebagai respons dari
cepatnya perkembangan bioteknologi. Kloning dan tanaman transgenik merupakan contoh
produk bioteknologi modern. Bioteknologi tercipta karena dorongan kebutuhan manusia
yang semakin meningkat. Berbagai usaha telah dilakukan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Hal ini tidak hanya terjadi pada bidang pertanian dalam memenuhi
kebutuhan pangan saja, tetapi juga dalam bidang-bidang lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi?
2. Bagaimana pemanfaatan bioteknologi dalam produksi pangan?
3. Apa perbedaan bioteknologi konvensional dan modern?
4. Bagaimana dampak dari bioteknologi di berbagai bidang?
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan pengertian bioteknologi dan manfaatnya dalam produksi pangan
2. Dapat membedakan bioteknologi konvensional dan modern
3. Dapat menjelaskan dampak dari bioteknologi di berbagai bidang
D. Pengertian Bioteknologi
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan bioteknologi? Bioteknologi berasal dari
kata “bio” dan “teknologi”, dan secara bebas dapat kamu definisikan sebagai pemanfaatan
organisme hidup untuk menghasilkan produk dan jasa yang bermanfaat bagi manusia.1
Setelah kamu membaca definisi di atas, kamu mungkin akan bertanya, apakah petani yang
membajak sawah dengan menggunakan kerbau juga termasuk bioteknologi? Bioteknologi
sebenarnya sudah dikerjakan manusia sejak ratusan tahun yang lalu, karena manusia telah
bertahun-tahun lamanya menggunakan mikroorganisme seperti bakteri dan jamur ragi
untuk membuat makanan bermanfaat seperti tempe, roti, anggur, keju, dan yoghurt. Namun
istilah bioteknologi baru berkembang setelah Pasteur menemukan proses fermentasi dalam
pembuatan anggur.2
Bioteknologi merupakan pemanfaatan makhluk hidup untuk membantu pekerjaan
atau menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi manusia. Perkembangan
bioteknologi dimulai sejak tahun 1857, setelah Louis Pasteur menemukan hasil fermentasi
yang dilakukan oleh mikroorganisme. Pada tahun 1920, proses fermentasi dengan
melibatkan mikroorganisme mulai digunakan untuk membuat larutan kimia yang lebih
kompleks. Salah satu manfaat bioteknologi adalah pada proses pembuatan tape.
Perkembangan bioteknologi pangan selanjutnya masuk ke masa bioteknologi modern dan
mulai menerapkan prinsip genetika, biokimia, dan biomolekuler.
1
Nur Kuswanti, Contextual Teaching and Learning ILMU PENGETAHUAN ALAM SMP/MTs Kelas IX Edisi 4, 2008.
2
Kuswanti.
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup
(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan
bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan
dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia,
matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang
menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa. Bioteknologi
secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh,
di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal
sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang
pertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan.
Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain
dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang
terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah
penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin
dapat dilakukan secara massal. Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat,
terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai
macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan,
pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini memungkinkan kita untuk
memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat
disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk
juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan
kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala.
Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur
jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul
karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih
tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi pada masa ini
juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada
penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang
bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Bioteknologi modern tidak terlepas dari penemuan enzim-enzim yang membantu
dalam proses genetic engineering atau rekayasa genetika yang memungkinkan para ilmuwan
dapat merancang susunan materi genetik setiap organisme sedemikian rupa sehingga
menghasilkan hewan dan tumbuhan yang memiliki kualitas tinggi, misalnya dapat dihasilkan
ikan hasil rekayasa genetik yang memiliki ukuran lebih besar dari ukuran ikan normal.
Di bidang pertanian kita juga sudah menggunakan mikroorganisme sejak abad ke-19
untuk mengendalikan hama serangga dan menambah kesuburan tanah. Mikroorganisme
juga sudah digunakan secara luas didalam mengolah limbah industri dalam dasawarsa ini.
Dalam bidangkesehatan dan kedokteran, manusia telah dapat memproduksi vaksintertentu
dengan bantuan virus.3 Perkembangan yang pesat dalam bidang biologi sel dan biologi
molekuler sejak tahun 1960-an mendorong perkembangan bioteknologi secara cepat.
Dewasa ini manusia telah mampu memanipulasi, mengubah, dan/atau menambahkan sifat
tertentu pada suatu organisme.4
Pengubahan itu dilakukan pada tempat yang sangat penting dan mendasar yaitu
pada tingkat DNA ( Deoksyribo Nucleic Acid = Asam Deoksiribo Nukleat), yaitu suatu rantai
kimia yang terdapat di dalam inti sel yang mengontrol seluruh aktivitas sel, termasuk sifat
3
Kuswanti.
4
Kuswanti.
suatu organisme. Atas dasar itu maka definisi bioteknologi sekarang adalah: Pemanfaatan
dan/atau perekayasaan proses biologi dari suatu agen biologi untuk menghasilkan produk
dan jasa yang bermanfaat bagi manusia. Definisi bioteknologi yang terakhir ini lebih dikenal
sebagai bioteknologi modern, karena di dalamnya terdapat perekayaan proses, termasuk
rekayasa genetika. Sementara itu definisi yang pertama mengacu kepada bioteknologi
konvensional (tradisional), di mana manusia hanya menggunakan proses yang terjadi dalam
organisme, tanpa melakukan manipulasi, seperti dalam pembuatan tape atau tempe.5
E. Pemanfaatan Bioteknologi dalam Produksi Pangan
Dalam perkembangan tentang bahan makanan saat sekarang ini banyak dipengaruhi
oleh bantuan mikroorganisme yang menguntungkan. Berdasarkan hasil percobaan, berikut
ini ditampilkan tabel pemanfaatan mikroorganisme baik fermentasi substrat padat, hasil,
dan mikrobanya. Mikroorganisme (mikroba) yang bermanfaat. Selain tabel tentang manfaat
mikroorganisme, berikut ini juga ditampilkan tabel tentang beberapa manfaat enzim hasil
aktivitas dari mikroorganisme (mikroba) beserta pemanfaatannya Mikroorganisme, Enzim,
dan Pemanfaatannya Mikroorganisme sangat besar peranannya dalam bidang pangan.
Mikroorganisme dapat mengubah suatu bahan pangan menjadi bahan pangan lain dengan
nilai gizi lebih tinggi, rasa lebih enak, lebih mudah dicerna dan dengan penampilan lebih
menarik. Selain pengubahan bahan makanan mikroorganisme itu sendiri dapat digunakan
sebagai sumber makanan oleh manusia maupun hewan. Dibalik manfaatnya yang besar,
mikroorganisme juga dapat menjadi penyebab utama kerusakan makanan kita.
Mikroorganisme ialah penyebab makanan menjadi busuk dan beracun. Pada bab ini hanya
dibahas peran positif mikroorganisme dalam bidang pangan khususnya yang berkaitan
dengan bioteknologi pangan. Hasil pangan yang diproduksi oleh mikroorganisme sangat luas
kisarannya, dari pangan hasil fermentasi secara tradisional yang telah ada sejak zaman
dahulu sampai pada produk- produk mutakhir. Pangan hasil fermentasi yang telah ada sejak
zaman dahulu ialah roti, keju, yoghurt, anggur, bir, tempe, oncom, kecap dan lain-lain.
Produk-produk mutakhir, antara lain mikroprotein dan protein sel tunggal. Peran yang
dimainkan oleh mikroorganisme dalam produksi bahan pangan meliputi penggunaan enzim
mikroba atau metabolit yang lain, berbagai proses fermentasi pangan dan pembiakan
mikroorganisme tertentu dalam skala besar sebagai bahan pangan .
Penggunaan bioteknologi, sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya kadang-kadang
bersifat ambigu, yakni di satu sisi dapat bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia, tetapi disisi lain dapat dimanipulasi untuk tujuan destruktif. Teknik rekayasa
genetik misalnya, menjanjikan kepada kita antara lain dapat menghilangkan berbagai jenis
penyakit keturunan melalui “penggantian” gen. Pada kondisi yang sama pembelokan teknik
kini bisa saja terjadi akibat munculnya godaan, sehingga manusia melalui percobaannya
dapat menciptakan manusia super atau bahkan menciptakan monster maupun penjahat
demi mencapai tujuannya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah dampak bioteknologi
terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Hewan-hewan yang telah mengalami modifikasi secara genetik belum tentu
langsung dapat dikonsumsi oleh manusia karena efek samping risiko genetik atau adanya
residu antibiotik pada daging yang akan termakan oleh manusia akibat pengobatan jangka
panjang, demikian pendapat sebagian orang. Namun, sebagian lainnya mengatakan bahwa
dengan bioteknologi, produk makanan menjadi lebih sehat, contohnya daging dapat
diproduksi kandungan lemak dan kolesterol yang rendah atau jenis susu yang lebih mudah
dicerna. Dampak ilmu pengetahuan terhadap cara berpikir manusia dewasa ini sungguh

5
Kuswanti.
dahsyat. Rasionalitas ilmu pengetahuan itu tidak hanya mengubah cara pandang tradisional
kita, tetapi juga teologi yang terlalu theosentris. Ilmu pengetahuan secara umum membantu
manusia untuk memecahkan masalahnya, sehingga pandangan yang menegaskan bahwa
hanya Tuhan yang dapat memecahkan problem manusia berangsur-angsur hilang.
Selanjutnya dikatakan bahwa manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi akan memperbesar
kekuasaan kita atas alam dan masyarakat dan atas diri kita sendiri, sehingga akan muncul
lagi bahaya dari teknologi yaitu semakin meningkatnya ilmu pengetahuan, teknologi dan
bioteknologi justru akan melayani nafsu terhadap kekuasaan atau keinginan irrasional untuk
mendominasi. Untuk mengurangi bahaya yang mungkin timbul akibat teknologi maupun
bioteknologi maka manusia sebagai makhluk Tuhan, mengingat dan menerapkan apa yang
ditulis Nasution (1999) yaitu setiap kali seorang ilmuwan akan mengadakan penelitian ia
harus sadar akan kedudukannya sebagai manusia di bumi ini.
Sebagaimana uraian sebelumnya, banyak produk bahan makanan yang proses
pembuatannya memanfaat-kan kerja mikroba, misalnya tempe. Nata de coco (sari kelapa
atau kolang-kaling dari air kelapa) juga produk bioteknologi konvensional yang
pembuatannya dibantu bakteri Acetobacter xylinum. Nata de coco ini berupa massa kenyal
berwarna putih yang terbentuk dari serabut hemiselulosa yang terbentuk padapermukaan
medium cair tempat hidup bakteri Acetobacter xylinum. Contoh lain adalah tape dan anggur
yang dibuat dengan memanfaatkan Saccharomyces cerevisiae. Keju juga merupakan produk
bioteknologi konvensional yang memanfaatkan bakteri Propionibacterium shermanii
Pembuatan Yoghurt yang memanfaatkan Lactobacillus sp dapat kamu ikuti pada Lab M ini
5.1. Penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
a. Menggunakan mikroorganisme untuk mengubah bahan pangan
1) Aspergillus oryzae atau Aspergillus soyae bersama Saccharomyces rouxii
atau Pediococcus soyae atau Torulopsis sp digunakan dalam pembuatan kecap.
Mikroorganisme tersebut mengubah campuran kedelai dan padi-padian menjadi
kecap (Indonesia), Shoyu (Jepang), Chiang-yu (Cina) , dan soy-sauce (Eropa).
2) Aspergillus wentii digunakan untuk memfermentasikan biji-bijian, kedelai,
dan garam menjadi tauco.
3) Rhizopus oryzae, R. oligosporus, R. stolonifer, R. chlamydosporus
dimanfaatkan oleh orang untuk memfermentasikan kedelai yang sudah dikupas
kulitnya. Miselium jamur tersebut akan mengikat keping-keping biji kedelai
membentuk produk yang disebut tempe.
4) Makanan lain yang dibuat menggunakan jasa mikroorganisme melalui
proses fermentasi adalah oncom (Neurospora), tape (A spergillus oryzae,
Saccharomyces, Rhizopus sp., Hansenula sp., dan Torulopsis, sp.); roti, kue, anggur,
dan bir, (Saccharomyces), serta keju, mentega, yoghurt (Streptococcus lactis)

b. Mikroorganisme yang me njadi bahan pangan Seperti sudah dijelaskan bahwa


mikroorganisme tidak hanya dapat mengubah bahan pangan, tapi justru dapat
menjadi bahan pangan itu sendiri. Pembuatan Yoghurt yang memanfaatkan
Lactobacillus sp dapat kamu ikuti pada Lab M ini 5.1.

Penerapan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:


1) Protein Sel Tunggal (PST).
Istilah protein sel tunggal digunakan untuk menyatakan protein
mikroorganisme untuk membedakan dengan protein yang berasal dari
hewan dan tumbuhan. PST mengacu kepada sel mikroorganisme yang
dikeringkan seperti bakteri, alga dan jamur yang sebelumnya
ditumbuhkan di dalam sistem biakan yang berskala besar. Meskipun
mikroorganisme ini ditumbuhkan untuk menghasilkan protein, tetapi
juga mengandung karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan senyawa
nitrogen bukan protein seperti asam nukleat. Produksi PST pertama
yang memberikan harapan berasal dari Jerman, diperoleh dengan jalan
menumbuhkan Saccharomyces cerevisae di dalam medium molase
(limbah pabrik gula) dan garam amonium. Hasil proses ini dikonsumsi
oleh manusia sebagai pengganti protein. Limbah pabrik bubur kayu
berupa sulfit juga telah digunakan sebagai bahan baku dengan
memanfaatkan khamir Candida utilia untuk menghasilkan protein bagi
manusia dan hewan.
2) Mikoprotein.
Mikoprotein merupakan produk makanan yang berasal dari
miselium jamur (tubuh jamur). Pada pembuatan mikoprotein ini,
digunakan jasa jamur Fusarium graminearum. Mikoprotein dihasilkan
melalui fermentasi menggunakan glukosa sebagai bahan baku dan zat
hara lain serta gas amoniak dan garam amoniak.6

Kuswanti, Nur. Contextual Teaching and Learning ILMU PENGETAHUAN ALAM SMP/MTs Kelas IX
Edisi 4, 2008.

6
Kuswanti.

Anda mungkin juga menyukai