Anda di halaman 1dari 28

PENGGUNAAN PERALATAN LABORATORIUM FISIKA DAN ASTRONOMI

( Simulasi Gerak, Kit Optik, Kit Listrik, Magnet, Alat Ukur, dll )

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Manajemen Laboratorium
Dosen Pengampu : Putri Rahardian Dyah Kusumawati, M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Shinta Dewi (2320036)


2. Tri Mulyani (2320040)
3. Salsabila Amat Syakur (2320043)
4. Khosiyah Rusiam (2320044)
5. Abidurrohman (2320047)
6. Fitrotul Faizah (2320048)
7. Mochamad Ron Yani (2320055)
8. Sinta Sukmawati (2320061)
9. Milati Kamila (2320062)

KELAS E
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. karena rahmat, taufik dan hidayah-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENGGUNAAN PERALATAN
LABORATORIUM FISIKA DAN ASTRONOMI ( Simulasi Gerak, Kit Optik, Kit Listrik,
Magnet, Alat Ukur, dll )” dengan tepat waktu, meskipun masih banyak kekurangan di
dalamnya. Kami berterima kasih kepada Ibu Putri Rahardian Dyah Kusumawati ,M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Manajemen Laboratorium di IAIN Pekalongan yang telah
memberikan tugas ini kepada kami. Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk
menambah wawasan kita mengenai Manajemen Laboratorium khususnya tentang
PENGGUNAAN PERALATAN LABORATORIUM FISIKA DAN ASTRONOMI (
Simulasi Gerak, Kit Optik, Kit Listrik, Magnet, Alat Ukur, dll ) Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Dalam menyusun makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
perbaikan makalah untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas – tugas yang lain
di masa mendatang.

Pekalongan, 06 April 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Laboratorium memiliki arti penting dalam perkembangan pengajaran dan


perkembangan kurikulum yang semakin kompleks. Keberadaan laboratorium juga berperan
dalam kemajuan lembaga pendidikan seperti sekolah, perguruan tinggi, dan pesantren.
Pengadaan laboratorium disetiap lembaga pendidikan adalah keniscayaan dan keharusan
untuk meningkatkan mutu dari lembaga pendidikan itu sendiri. Dari sisnilah lembaga
pendidikan dituntut untuk mengoptimalkan penggunaan laboratorium. Unsur-unsur
pengelolaan laboratorium yang paling pokok ada 6 unsur yaitu : 1) perencanaan, 2) penataan,
3) pengadministrasian, 4) pengamanan, 5) perwatan, 6) pengawasan. Unsur-unsur pokok
tersebut menjadi dasar peningkatan dan pengembangan laboratorium sebagai fungsi
pengelolaan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penggunaan dan Perawatan Alat Simulasi Gerak

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat
seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang
konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu (Djati, 2007).

Menurut kamus Inggris-Indonesia (Echols, 1975: 527), simulation artinya


pekerjaan tiruan atau meniru, sedangkan simulate, artinya menirukan, pura-pura atau
berbuat seolah-olah. Dengan demikian simulasi adalah peniruan atau perbuatan yang
bersifat menirukan suatu peristiwa seolah-olah seperti peristiwa yang sebenarnya.
Selanjutnya menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) simulasi adalah metode
pelatihan yang meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan
yang sesungguhnya. Sehingga simulasi dapat diartikan sebagai cara penyajian
pengajaran dengan menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi
sebenarnya agar diperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep, prinsip atau
keterampilan tertentu (Sumantri dan Permana, 2001).

Berdasarkan dari beberapa definisi simulasi sebelumnya, maka simulasi dapat


diartikan sebagai perilaku tiruan yang menggambarkan keadaan sebenarnya agar
diperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep. Sehingga apabila diterapkan
pada suatu proses yang disimulasikan, misalnya proses penyambungan kabel pada
rangkaian, proses tersebut disimulasikan menyerupai proses yang sebenarnya yang
tidak dapat dilakukan secara nyata. Perawatan juga didefinisikan sebagai suatu
aktivitas untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan
mengadakan perbaikan atau penyesuaian dan penggantian yang diperlukan agar
terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang
direncanakan. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan perawatan dilakukan untuk
merawat ataupun memperbaiki peralatan agar dapat melaksanakan kegiatan produksi
dengan efektif dan efisien dengan hasil produk yang berkualitas. Sistem perawatan
dapat dipandang sebagai bayangan dari sistem produksi, dimana apabila sistem
produksi beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi maka perawatan akan lebih
intensif (Ahmadi dkk, 2017).1

B. Penggunaan dan Perawatan Kit Optik


Kit merupakan salah satu peralatan dalam laboratorium. Kit adalah
kepanjangan dari kotak instrumen terpadu, sehingga kit alat fisika berarti sekumpulan
alat-alat fisika yang yang dapat digunakan untuk lebih dari satu percobaan dan
disimpan dalam sebuah wadah seperti kotak. Percobaan-percobaan yang
menggunakan alat-alat dalam kit fisika adalah percobaan yang berasal dari materi
konsep pembelajaran fisika yang serumpun.

Jenis pemeliharaan
Pemeliharaan dapat dibedakan antara pemeliharaan terencana dan pemeliharaan
tidak terencana.
1. Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan terencana adalah jenis pemeliharaan yang diprogramkan,
diorganisir, dijadwal, dianggarkan, dan dilaksanakan sesuai dengan rencana,
seerta dilakukan monitoring dan evaluasi. Pemeliharaan terencana dibedakan
menjadi dua, yakni: pemeliharaan terencana yang bersifat pencegahan atau
pemeliharaan preventif, dan pemeliharaan terencana yabg bersifat korektif.
a. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif merupakan pemeliharaan yang bersifat
pencegah, adalah system pemeliharaan peralatan laboratorium yang secara
sadar dilakukan melalui tahapan perenanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
serta monitoring dengan tujuan umtuk mencegah terjadinya gangguan
kemacetan atau kerusakan peralatan laboratorium.
b. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif merupakan perawatan yang bersifat koreksi, yakni
system pemeliharaan peralatan laboratorium yang secara sadar dilakukan
melalui tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring
dengan tujuan untuk mengembalikan peralatan laboratorium pada kondisi
standarsehingga dapat berfungsi normal.

1
Ahmad dkk, Landasan Teori Perawatan, Jakarta,2017
2. Pemeliharaan tidak Terencana
Pemeliharaan tidak terencaana adalah jenis oemeliharaan yang bersifat
perbaikan terhadap kerusakan yang tidak diperkirakan sebelumnya. Pekerjaan
pemeliharaan inni tidak direncanakan, dan tidak dijadwalkan. Umumnya tingkat
kerusakan yang terjadi adalah pada tingkat kerusakan berat. Dikarenakan tidak
direncanakan sebelumnya, maka disebut pemeliharaan darurat.

Cara pemeliharaan dan penggunaan Kit Optik


Penggunaan KIT OptikKomponen Instrumen Terpadu (KIT) Optik biasa
nyadigunakan pada praktikum materi Fisika siswa SMP dan SMA. Pada penggunaan
nya masing-masing komponen memiliki cara penggunaan berdasarkan buku panduan
yang terdapat dalam satu set KIT Optiktersebut. 2

Cara atau metode untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan peralatan kit optik
yang dapat dilakukan antara lain dengan cara:
1. Melakukan pencegahan, misalnya dengan memberi peringatan melalui gambar
atau tulisan, peraturan, tata tertib bagi pengguna kit optik
2. Menyimpan, misalnya menyimpan peralatan tersebut agar terhindar dari
kerusakan
3. Membersihkan, agar peralatan tersebut selalu bersih dari kotoran yang dapat
merusak, misalnya debu dan uap air yang dapat menyebabkan terjadinya korosi
4. Memeriksa atau mengecek kondisi kit optic untuk mengetahui gejala kerusakan
5. Menyetel kembali atau tune-up, kalibrasi alat agar fasilitas atau peralatan dalam
kondisi normal atau standar
6. Memperbaiki kerusakan ringan yang terjadi pada peralatan kit optic pada batas
tingkat kerusakan tertentu.3

2
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2011). Panduan Teknis Perawatan Peralatan
Laboratorium Fisika.Retrievedfromhttp://psma.kemdikbud.go.id/file/buku_perawatan_alat_lab_fisika.pdf.
3
Hendro. (2012). Cara Memelihara Alat Laboratorium. Retrieved from
http://analisbantul.blogspot.co.id/2012/09/cara-memelihara-alat-laboratorium.html.
C. Penggunaan dan perawatan kit listrik dan magnet

Salah satu KIT fisika, yaitu Kit Listrik dan Magnet. KIT Listrik dan Magnet
adalah sekumpulan alat fisika yang digunakan untuk melakukan berbagai macam
percobaan mengenai konsep listrik dan magnet. Penggunaan KIT listrik dan magnet
terdapat pada KIT SMP/MTs dan KIT SMA/MA.

Penggunaan dan perawatan alat-alat kit listrik dan magnet yaitu:

1. Catudaya atau Power supply


Catudaya atau power supply merupakan sumber tegangan dan arus listrik
searah (DC) dan bolak balik (AC) yang sudah dilengkapi dengan batas nilai
tertentu antara 0-12 volt. Jika pada saat catudaya dihidupkan dengan menekan
sakelar pada posisi on, tetapi arus listrik tidak ada, ada beberapa kemungkinan
antara lain:
a. Sekering catudaya putus
Sekering catudaya umumnya dipasang pada bagian belaknag catudaya.
Saat sakelar pada posisi on tetapi tidak ada arus listrik yang mengalir, maka
periksalah sekeringnya. Ada kemungkinan sekeringnya putus. Sekering
catudaya terbuat dari tabung dengan dinding kaca, ujung kedua tabung
dilapisi logam, dan didalamnya terdapat kawat yang menghubungkan kedua
ujung logam. Memeriksa sekering dilakukan dengan mengamati kawat
didalam tabung sekering itu. Jika kawat di dalam tabung putus, sekering
catudaya harus diganti dengan yang baru.
b. Kabel penghubung catudaya ke listrik PLN putus atau lepas
Umumnya kerusakan kabel penghubung terjadi karena kawat dalam
kabel lepas dari steker atau kawat dalam kabel ada yang putus. Cara yang
lebih mudah untuk menguji apakah kawat dalam kabel itu putus atau tidak
adalah mengganti terlebih dahulu dengan kabel yang lain. Jika dengan kabel
yang lain terlihat ada arus berarti kawat dalam kabel yang diganti ada yang
putus.
c. Sakelar on/off rusak
Pemeriksaan sakelar dilakukan untuk sakelar yang dapat dibuka dengan
cara membuka sakelar lalu diperiksa. Jika catu daya tidak berfungsi karena
sakelar, kemungkinan pada bagian dalam sakelar ada logam atau sambungan
kabel ke sakelar yang lepas maka sambungkan kabel atau logam tersebut.
2. Basicmeter
Basicmeter merupakan alat serba guna yang dapat digunakan untuk
mengukur kuat arus dan tegangan. Meter dasar dapat digunakan sebagai
galvanometer yang berfungsiuntuk mengetahui ada atau tidaknya arus listrik pada
suatu kawat listrik. Pemakaian basicmeter sebagai galvanometer dijumpai pada
percobaan jembatan Wheatstone. Jika basicmeter digunakan untuk mengukur
tegangan, harus ditambahkan multiplier yang nilainya diperkirakan lebih besar
dari tegangan yang akan diukur. Sedangkan untuk mengukur kuat arus listrik,
pada basicmeter harus ditambahkan shunt yang nilainya diperkirakan lebih besar
daripada kuat arus yang akan diukur. Penggunaaan nilai yanglebih besar
dilakukan agar hambatan shunt utama basicmeter dasar tidak putus karena
melebih kemampuannya. Kerusakan yang biasa terjadi pada basicmeter adalah
jarum meter pada posisi tidak digunakan, tidak menunjuk ke angka nol.
Jika ini terjadi gunakan obeng untuk memutarkan skrup yang letaknya di
bawah kotak basicmeter. Putar jarum meter itu sampai jarum menunjuk ke angka
nol. Kerusakan berat yang sering terjadi pada basicmeter adalah putusnya kawat
halus di dalam kumparan yang terletakdi dalam kotak. Akibatnya basicmeter
tidak berfungsi. Kerusakan ini tidakdapat diperbaiki dengan peralatan yang ada di
laboratorium sekolah, karena itu gunakan alatsesuai dengan petunjuknya.
Kerusakan yang lain adalah putusnya sambungan kabel pada skrup terminal atau
lepas skrupnya. Ini dapat diperbaiki dengan menyolder sambungan kabel yang
lepas dan memasang kembali skrup yang lepas.
3. Multimeter Analog
Avometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur arus,
tegangan, dan hambatan listrik. Secara terpisah bahwa alat ukur listrik yang
digunakan untuk mengukur arus dinamakan amperemeter. Alat ukur listrik yang
digunakan untuk mengukur tegangan disebut voltmeter. Alat ukur listrik yang
digunakan untuk mengukur hambatan disebut ohmmeter. Alat pengukuran arus,
tegangan, dan hambatan yang hanya menggunakan satu alat dinamakan
multimeter analog atau ada pula yang menyebutnya multitester.
a. Pemeliharaan Avometer
1) Periksalah avometer, kabel ukur, dan peralatan lainnya setiap kali akan
digunakan.
2) Mengganti baterai.
3) Buka semua terminal dari pengukuran untuk menghindari kejutan listrik.
4) Putuskan sambungan kabel dari rangkaian alat tersebut.
5) Balik alat ke atas dan letakkan pada permukaan yang lembut supaya
kaca plastik tidak rusak / cacat karena tergores.
6) Bukalah sekrup dan angkat tutup ke bawah.
7) Angkat baterai dengan uang logam.
8) Ganti baterai dengan yang baru 1,5 V ukuran AA dengan polaritas kutub
yang tepat.
9) Tutup dan pasang kembali sekrup, dan jangan terlalu keras memutarnya.
10) Penggantian sekering dengan cara putuskan sambungan kabel dari
rangkaian alat tersebut.
11) Balik alat ke atas dan letakkan pada permukaan yang lembut supaya
kaca plastik tidak rusak/cacat karena tergores.
12) Bukalah sekrup dan angkat tutup ke bawah.
13) Cabutlah sekering yang rusak, ganti dengan yang baru dengan ukuran
0,5 A, 250V, ¼” x 1 ¼ “.
14) Ganti sekering yang tepat, dan jangan coba-coba memakai kawat yang.
dihubungkan langsung karena berbahaya dan dapat merusak avometer.
b. Pembersihan Avometer
1) Bagian luar avometer dapat dibersihkan dengan kain halus dan kering
untuk menghilangkan minyak, dan kotoran berupa debu. Jangan
memakai larutan atau detergent serta jangan dipoles.
2) Apabila basah pada bagian dalam, keringkan bagian dalam dan bagian
luar dengan angin+ 25 PSI (Pound per square inch).
4. Osiloskop
Osiloskop adalah peralatan elektronik yang menghasilkan tampilan grafik
pada layar untuk mencitrakan gelombang maupun signal elektronik yang
diterimanya.Osiloskop berguna untuk menyelidiki pola gelombang listrik,
mengukur waktu periode ataufrekuensi dan menyelidi bentuk-bentuk gelombang
lainnya. Selain itu, osiloskop dapat digunakan untuk mengukuran tegangan DC,
pengukuran tegangan dan frekuensi arus AC, mengukur arus listrik AC, dan
mengukur beda phasa tegangandengan arus listrik AC. Bagian-bagian osiloskop
terdiri atas layar penampil gelombang, tombol pengaturan gelombang, tombol
pengaturan intensitas cahaya, tombol pengatur posisi garis berkas sinar, dan
soket-soket terminal masukan pelacak (probe).
5. Vibrator
Vibrator merupakan alat yang digunakan untuk pembangkit sumber
getaran. Contohnya untuk menunjukkan gelombang stasioner pada tali, vibrator
juga sebagai sumber tegangan AC maupunDC. Vibrator seringkali mengalami
kerusakan akibat kesalahan tegangan input pada vibrator, akibat lain karena tali
yang diikatkan pada ujung vibrator terlalu kencang sehingga getaran vibrator
menjadi terganggu akibatnya baut dan sistem rangkaian yang ada di dalam
mengalami kerusakan. Cara perawatan alat ini adalah penggunaannya harus teliti
dan tali jangan terlalu tegang.
Perawatan peralatan elektronika(yang menggunakan sumber daya listrik),
seperti kit listrik (catudaya, meterdasar, multimeter, audio generator, osiloskop,
dan vibrator). Peralatan tersebut memiliki sifat-sifat :
a. Sensitif terhadap goncangan
b. Sensitif terhadap medan magnet
c. Tidak tahan terhadap suhu diatas 25 C
d. Tidak tahan terhadap udara lembab
e. Tidak tahan terhadap debu dan kotoran

Berdasarkan sifat-sifatnya, maka peralatan elektronika tersebut harus


dihindari dari guncangan dan medan magnetik afar sensitifitas peralatan dapat
terjaga. Selain itu, penggunaanperalatan elektronika harus berada dalam ruangan
yang bertemperatur sekitar 18 C sampai 25 C. Setelah menggunakannya,
peralatan harus dibersihkan, dan diletakkan di tempat yang kering.
Perawatan peralatan kit listrik dan magnet seperti pada papan rangkaian
yang terbuat daribahan dasar logam, seperti nikel, tembaga, besi, seng, dan logam
campuran lainnya, agar terhindar dari karatan, maka peralatan tersebut harus
disimpan di tempat yang bertemperatur (±37 C ) dan lingkungan kering. Jika
perlu, gunakan bahan silikon sebagai penyerap air. Sebelum peralatan disimpan,
harus terbebas dari debu, kotoran, ataupun air yang melekat, kemudian diolesi
dengan minyak oli, minyak rem, atau parafin cair.

Kegunaan Kit Listrik dan Magnet


Kit listrik dan magnet dapat digunakan untuk melakukan beberapa topik
percobaan fisika, yaitu :
1. Muatan listrik
Percobaan yang dilakukan adalah pada pengukuran besarnya muatan
listrik yang mengalir pada kedua buah baterai dengan daya yang sama yang
dihubungkan dengan kabel lalu diberi lampu pijar. Amperemeter yang biasa
digunakan di laboratorium sekolah adalah Amperemeter yang terdiri atas
basikmeter ditambah shunt (ammeter).
2. Rangkaian tertutup I
3. Rangkaian tertutup II
4. Rangkaian tertutup III
5. Penghantar dan bukan penghantar
Percobaan yang dilakukan adalah membandingkan penghantar dan
bukan penghantar menggunakan catu daya yang di pasangkan pada kedua
materi benda yang berbeda, yangsatu besi dan larutan garam dimana
keduanya sama memiliki penghantar listrik. KIT yang digunakan adalah
Catu daya, baterai (sebagai sumber energi listrik), serta kabel.
6. Pengukuran kuat arus dan tegangan listrik I
7. Pengukuran kuat arus dan tegangan listrik II
8. Hukum Kirchoff I
9. Hukum Ohm
10. Hambatan penghantar
11. Rangkaian hambatan seri
12. Rangkaian hambatan parallel
13. Perubahan energi listrik menjadi kalor
14. Sekring sebagai pembatas arus listrik
15. Daya listrik
16. Gejala kemagnetan
D. Penggunaan dan Perawatan Alat Ukur
a) Jangka Sorong
Jangka sorong pertama kali ditemukan pada tahun 1631 oleh seorang
berkebangsaan prancis bernama Pierre Vernier. Jangka sorong merupakan alat
ukur panjang yang mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0.1
mm atau 0.01 cm. Jangka sorong memiliki berbagai ukuran dengan rentang
pengukuran dari 100 mm hingga 3000 mm (4 inci sampai 120 inci).
Jangka sorong tidak hanya digunakan untuk mengukur panjang tetapi
jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah cincin,
diameter bagian dalam pipa dan juga dapat digunakan untuk mengukur kedalam
sebuah benda serta dapat digunakan untuk mengukur luas benda. Ada tiga
kegunaan atau manfaat dari jangka sorong yaitu:
1. Untuk mengukur dimensi luar sebuah benda
2. Untuk mengukur dimensi dalam sebuah benda
3. Untuk mengukur kedalaman sebuah benda
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menggunakan jangka
sorong adalah:
1. Tutup rapat rahang tetap dan rahang geser pastikan agar kedudukan skala
berada di nol.
2. Letakkan benda tepatnya di tengah tempat ukur.
3. Agar skala tidak berubah-ubah, kuncilah jangka sorong dengan cara memutar
bagian kaki peluncur.
4. Setelah terkunci lepaskan benda dari pengukur jangka sorong. Kemudian baca
pada skala utama dan skala nonius dengan cara mencari garis angka yang
segaris antara skala utama dan skala nonius.

Prinsip kerja jangak sorong sebagai berikut:


Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala
terkecil dalam milimeter (1mm = 0,1 cm) dan skala nonius. Sepuluh skala utama
memiliki panjang 1 cm, jadi jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah
0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, jadi jarak 2
skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama
dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm.
Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi x = ½ x
0,01 cm = 0,005 cm. Dengan ketelitian jangka sorong adalah: ketelitian 0,005 cm,
maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah
kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat). Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter
luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk
mengukur kedalaman sebuah tabung. Prinsip utama menggunakan jangka sorong
adalah apabila kunci yang terdapat pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan
skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan.

Dalam kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjangnya atau


diameternya maka objek akan dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada
jangka sorong. Panjang objek dapat ditentukan secara langsung dengan membaca
skala utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm) kemudian menambahkan dengan
hasil pembacaan pada skala nonius sampai seperseribu cm (0,001cm).4
Cara merawat jangka sorong sebagai berikut:
1. Gerakan rahang ukur gerak (jalan) harus dapat meluncur dengan kelicinan
(gesekan) tertentu sesuai dengan standar yang diijinkan dan jalannya
rahang ukur harus tidak bergoyang.
2. Sebaiknya jangan mengukur benda ukur dengan hanya bagian ujung dari
kedua rahang ukur tetapi sebisa mungkin benda harus agak masuk
kedalam.
3. Harus dipastikan bahwa posisi nol dari skala ukur dan kesejajaran muka
rahang benar-benar tepat.
4. Pada waktu melakukan penekanan kedua rahang ukur pada benda ukur
harus diperhatikan gaya penekannya. Terlalu kuat menekan kedua rahang
ukur akan menyebabkan kebengkokan atau ketidaksejajaran rahang ukur.
Di samping itu, jika terlalu kuat menekan rahang ukur dapat menyebabkan
benda ukur mudah berubah bentuk serta dapat menimbulkan
penyimpangan hasil pengukuran.
5. Sebaiknya jangan membaca skala ukur pada saat benda ukur masih berada
pada jangka sorong. Kunci dulu peluncurnya baru dilepas lepas benda

4
Riskawati, Nurlina, Rahman Karim. Alat Ukur & Pengukuran. LPP UNISMUH MAKASSAR:2019. Hal. 39.
ukurnya kemudian baru dibaca skala ukurnya dengan posisi pembacaan
yang benar.
6. Jangan lupa, setelah jangka sorong selesai digunakan dan akan disimpan
pada tempatnya, kebersihan jangka sorong harus dijaga dengan cara
membersihkannya memakai alat-alat pembersih yang telah disediakan
misalnya tissue, dan sejenisnya.
b) Voltmeter
Voltmeter adalah suatu alat untuk mengukur tegangan listrik yang dipasang
secara pararel pada elemen yang hendak diukur. Tegangan adalah sebuah besaran
dengan satuan Volt (V) untuk perbedaan potensial, atau perbedaan energi listrik
di antara dua titik. Misalnya perbedaan energi potensial untuk menggerakkan
elektron dan mengalirkan arus listrik. Voltmeter memiliki nilai skala terkecil
sebesar 1 volt.

Cara Penggunaan Voltmeter


1. Sebelum memakai Voltmeter, pastikan terlebih dahulu Voltmeter dalam
keadaan baik.
2. Atur sekrup pengatur jarum penunjuk bila dirasa jarum penunjuk tidak tepat
pada posisi nol.
3. Atur saklar pemilih pada posisi skala tegangan yang kita akan ukur. Dalam
pemilihannya kita ambil batasan saklar pemilih paling besar agar tidak terjadi
kerusakan pada Voltmeter bila tegangan listrik ternyata besar.
4. Pasangkan Voltmeter pada komponen yang akan di ukur.
5. Bacalah berapa nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk. Saat membaca,
optimalkan rentang bacaan yang terbaik agar mendapat hasil yang akurat.
6. Setelah pembacaan selesai, kita dapat menempatkan probe ke saklar pemilih
dengan batasan tegangan maksimum. Dengan cara ini kita akan terhindar dari
kerusakan Voltmeter saat tidak sengaja memakainya kembali untuk kembali
melakukan pengukuran.

Cara Perawatan pada Voltmeter


Dalam penggunaannya Voltmeter harus diperhatikan dengan baik
kondisinya agar Voltmeter bisa bekerja secara Optimal dan mencegah kerusakan
pada Voltmeter. Adapun hal-hal tersebut sebagai berikut:
1. Sebelum digunakan, Voltmeter perlu diperhatikan penempatannya. Ini penting
karena bagian yang bergerak yang menunjukkan besarannya akan dipengaruhi
oleh titik berat bagian yang bergerak dari suatu Voltmeter tersebut.
2. Pemilihan Voltmeter sesuai dengan tingkat presisinya.
3. Pemasangan Voltmeter dalam pengukuran dipasang secara pararel.
4. Kumparan dalam alat haruslah mempunyai tahanan tinggi, sehingga arus yang
melalui sekecil mungkin.
5. Mengatur besar kecilnya hambatan masukan, agar diketahui kesalahan
pembebanan.5

c) Termometer
Termometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suhu
(temperatur), dan perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa latin
thermo yang berarti suhu dan meter yang berarti mengukur. Suhu adalah sifat
yang menentukan apakah sistem setimbang termal dengan sistem lain atau tidak
bila dua sistem atau lebih dalam setimbang termal dengan sistem lain atau tidak,
bila dua sitem atau lebih dalam setimbang termal maka sistem ini dikatakan
mempunyai suhu yang sama. Suhu menunjukan derajat panas suatu benda.
Mudahnya, semakin tinggi suatu benda, semakin panas benda tersebut, sebaliknya
semakin rendah suatu benda semakin dingin benda tersebut. Secara mikroskopis,
suhu menunjukan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suhu
benda masing – masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun
gerakan ditempat berupa getaran.
Cara menggunakan Termometer
Berikut contoh cara menggunakan termometer digital untuk mengukur suhu
tubuh :
1. Pada dubur
Aktifkan termometer digital biasa dan lumasi ujungnya dengan
petroleum jelly. Baringkan terlentang bayi dan angkat pahanya, lalu
masukkan termometer digital ke dalam dubur sedalam 1,3 cm sampai 2,5
cm. Tahan termometer hingga termometer sudah memberikan kode
5
N Sundoro Katili, I Wayan Sadia, and Ketut Suma, „Analisis Sarana Dan Intensitas Penggunaan
Laboratorium Fisika Serta Kontribusinya Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri Di Kabupaten Jembrana‟,
E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, 3.2 (2013), 14–22.
(biasanya nada) yang menandakan pengukuran sudah selesai. Cabut
termometer dan lihat angkanya.
2. Pada mulut
Aktifkan termometer digital biasa. Tempatkan ujungnya di bawah
lidah anak dan suruh dia menutup mulutnya. Jika termometer sudah
memberi kode, cabut dan baca hasilnya. Jika anak baru saja selesai makan
atau minum, tunggu setidaknya 30 menit sebelum melakukan pengukuran
suhu di mulut. Jika terlihat anak Anda kesulitan menggunakan termometer
di mulutnya (pernapasan terganggu), sebaiknya ganti dengan metode lain,
misalnya pada ketiak.
3. Pada ketiak
Aktifkan termometer digital biasa. Pastikan Anda meletakkannya di
bawah ketiak dan menyentuh kulit, bukan pakaian. Apit dengan erat hingga
termometer memberikan kode. Lalu cabut dengan lembut dan baca
hasilnya.

4. Pada telinga
Aktifkan termometer telinga digital. Perlahan tempatkan pada liang
telinga anak Anda. Ikuti petunjuk yang disertakan pada kemasan
termometer untuk memastikan Anda sudah tepat memasukkan termometer
ke dalam liang telinga. Tahan sampai termometer memberikan kode bahwa
pengukuran telah selesai. Cabut termometer dan baca hasilnya.
Cara Perawatan Termometer
1. Jangan gunakan air atau direndam untuk membersihkan termometer.
2. Bersihkan termometer dengan kain bersih.
3. Jika menggunakan Alkohol pasikan tidak terkena indikator.
4. Untuk noda membandel, gunakan kain yang telah direndam air dan
detergen. Bersihkan dengan kain bersih.
5. Jangan gunakan Benzene, Tiner, Bensin, atau pelarut lainnya.
6. Jangan gunakan alcohol untuk waktu yang lama, atau mencoba untuk
direndam didalam air panas.
7. Jangan gunakan ultrasonic washer untuk membersihkan termometer.
d) Stopwatch
Merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur interval waktu suatu
kejadian dari mulai dihidupkan hingga di hentikan. Pada umumnya stopwatch
digunakan untuk mereka yang terbiasa menggunakan kecepatan pada suatu
perkerjaannya. Setiap stopwatch terdiri dari 4 (empat) elemen yaitu sumber daya,
time base, counter dan sebuah layar penunjukkan atau display. Pada umumnya,
stopwatch analog memiliki ketelitian 0,1 s atau 0,2 s. Sedangkah stopwatch
digital memiliki ketelitian hingga 0,01 s.
Cara Penggunaan Stopwatch
Untuk penggunaan stopwatch watch terbilang sederhana tapi untuk lebih
jelasnya baca panduan berikut :
1. Pastikan stopwacth memiliki nilai 0.
2. Bila belum tegak keatas, atur terlebih dahulu.
Untuk stopwatch jarum angkat start button lalu atur hingga nilai pengukuran 0.
Untuk stopwatch digital hanya reset ulang.
3. Jika memulai pengukuran klik start button.
4. Jika menghentikan pengukuran klik stop button.
5. Hitung terlebih dahulu hasil pengukuran.
6. Jika telah digunakan reset.
7. Simpan ditempat kembali ke wadahnya.
Cara Perawatan
Untuk Perawatan biarkan waktu terus bergulir hingga stopwatch berhenti
dengan sendirinya, itu berfungsi sebagai peminimalisir kerusakan pada pegas
yang berada di dalam stopwatch agar tidak tegang. Simpan ditempat yang kering
untuk meminimalisir bagian dalam atau luar stopwatch terkena karat.Bisa juga
oleskan minyak terlebih dahulu dan keringan kembali bagian-bagian yang telah
diminyaki tadi.Setelah melakukan pengukuran simpan kembali ke wadah
stopwatch. Jika terdapat embun didalam stopwatch lakukan pengeringan dengan
cara masukan kedalam beras, atau dipanaskan menggunakan lampu, setelah itu
lepaskan kaca depan lalu lap menggunakan tisu.
e) Alat Ukur Massa (Neraca)
Massa biasanya di ukur dengan berapa berat sesuatu. Di Mesir kuno dan
Yunani, potongan biji digunakan sebagai salah satu unit (alat) pengukuran paling
awal. Neraca Ohaus yaitu untuk mengukur massa suatu benda (logam) pada
praktek di laboratorium. Kapasitas bebannya 311 gram, batas ketelitian neraca
ohaus 0,1 gram. Neraca analitik yaitu neraca yang biasa digunakan di
laboratorium, bisa juga digunakan untuk menimbang dari 0,1 mg sampai
maksimum 200 gram. Dengan media berupa bakteri, jamur atau media tanam
kultul jaringan dan mikro biologi dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang
tinggi.
Cara penggunaan Neraca
1. Cara penggunaan neraca ohaus :
a. Neraca ohaus dikalibrasi terlebih dahulu dengan memutar sekrup yang ada
di samping piringan neraca sehingga posisi pada kedua garis neraca
terlihat seimbang.
b. Letakkan benda yang akan di ukur massanya pada piringan tersebut.
c. Menggeser skala yang dimulai dari skala besar baru bisa digunakan.
d. Jika pada kedua garis sudah seimbang maka baru memulai membaca
hasil.
2. Cara menggunakan neraca analitik dan digital :
a. Posisi neraca nol.
b. Simpanlah sesuatu zat yang akan ditimbang diatas timbangan tersebut.
c. Baca nilai yang terlihat pada monitor neraca.
d. Setelah selesai digunakan jangan lupa untuk dinolkan neraca tersebut.
3. Cara menggunakan neraca pegas :
Benda yang akan di ukur ditempatkan pada tempat penyimpanan beban,
selanjutnya geser beban pemberat disepanjang batang berskala sampai
seimbang.

Cara Perawatan
1. Meletakan neraca
a. Harus sekecil mungkin merambat getaran
b. Tidak boleh longgar, sebaiknya meja beton
c. Anti magnetik, jangan terbuat dari plat baja
d. Terhindar dari muatan elektrostatik, jangan terbuat dari plastik atau gelas
e. Berdiri di lantai atau bersandar dengan dinding, tetapi tidak kedua-duanya
2. Ruang timbangan
a. Harus sekuat mungkin tahan benturan dan getaran
b. Hanya mempunyai satu pintu masuk untuk menghindari aliran udara
c. Sesedikit mungkin jendela untuk menghindari bahaya sinar matahari
langsung
d. Pojok ruangan cocok untuk meja timbang
3. Suhu ruangan
a. Harus dijaga semaksimal mungkin untuk menghindari drift suhu
b. Jangan pernah menimbang dekat radiator dan alat lainnya yang
memancarkan panas
c. Selalu hidupkan fasilitas penyediaan pintu ganda
4. Kelembaban ruangan harus di jaga karena kelembaban langsung
mempengaruhi densitas udara.
5. Cahaya
a. Hindarkan cahaya dari terpaan sinar matahari langsung
b. Sumber cahaya harus dipasang pada jarak yang cukup dari meja timbang
6. Udara
a. Jangan pernah menimbang dari peralatan berkipas
b. Hindarkan menimbang disamping pintu ruangan.

E. Penggunaan dan Perawatan Model Tata Surya

Tata surya adalah susunan benda-benda langit yang terdiri atas matahari sebagai
dan plnaet-planet meteroid, komet, serta asteroid yang mengelilingi matahari dan
semua objek yang terkait oleh gaya grafitasinya. Objek-objek tersebut adalah delapan
buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet
kerdil/kartai,173 satelit alami yang telah di identifikasi, dan jutaan benda langit
(meteor, asteroid, komet) lainnya.6

Model tata surya Geosentris dan Heliosentris

Teori geosentris (Bumi sebagai pusat), menurut teori ini, Bumi sebagai pusat
alam semesta berada dalam keadaan diam dan planet-planet, Matahari, serta benda-
benda langit lainnya bergerak mengitarinya. Sedangkan model heliosentris
Copernicus, Matahari dianggap berada pada pusat alam semesta, bintangbintang

6
Retnoningsih Endang,2016,”Metode Pembelajaran Pengenalan Tata Surya Pada Sekolah Dasar Berbasis
Computer Based Instruction(CBI)”,BINA INSANI JOURNAL,Vol.3,No.1,Hal.196
terletak pada bulatan angkasa dan berputar mengelilingi Matahari. Diantara Bintang-
bintang dan Matahari terdapat planet-planet termasuk Bumi yang berputar
mengelilingi Matahari dalam masing-masing orbitnya dengan lintasan orbit berbentuk
lingkaran.

Bagian-Bagian Tata Surya

a. Matahari

Matahari merupakan anggota tata surya yang paling besar. Pada tata surya kita
di mana 98 % massa tata surya terkumpul pada Matahari. Di samping sebagai pusat
peredaran, Matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya.
Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer, chromosfer,
dan corona.

b. Merkurius

Merkurius adalah planet yang terdekat dengan matahari dan juga paling kecil di
antara semua planet. Garis tengah planet ini kurang lebih 4.847 kilometer waktu yang
dipergunakan untuk mengelilingi matahari adalah 88,8 hari dan waktu rotasinya juga
selama 88,8 hari.

c. Venus
. Planet ini adalah planet yang paling terang di antara planet yang lain karena
jaraknya yang relatif dekat dengan planet Bumi.
d. .Bumi dan Bulan
Bumi merupakan planet ketiga dalam Tata Surya. Dari sembilan planet yang
dikenal manusia, Planet Bumilah yang banyak dihuni makhluk hidup. Planet Bumi
mempunyai lapisan atmosfer yang di dalamnya banyak mengandung unsur-unsur
kimia yang banyak dibutuhkan oleh makhluk hidup.
e. Mars
Planet Mars mempunyai garis tengah kurang lebih 6.792 kilometer. Waktu
yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 697 haridengan rotasi
selama 24 jam 37 menit. Planet Mars mempunyai sejumlah air dan oksigen demikian
juga pergantian musim, bahkan di sana juga terdapat polar icecaps, yaitu tudung es
kutub yang luasnya tidak selalu tetap.
f. Yupiter
Yupiter adalah planet terbesar dalam sistem Tata Surya kita. Diameternya lebih
dari 130.000 kilometer, massanya lebih kurang 3 2 massa seluruh anggota Tata Surya
yang di luar matahari. . Planet ini mempunyai keistimewaan, yaitu adanya unsur
kimia yang terkandung di dalam sangat rendah, atmosfernya hampir tidak berotasi
(sangat lambat).
g. Saturnus
Saturnus mempunyai atmosfer yang hampir sama dengan Yupiter, yaitu terdiri
atas unsur-unsur amonia. Saturnus mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan
planet lain, di antaranya memiliki cincin, terdiri atas tiga bagian yang konsentris,
yaitu bagian dalam, gelang berbentuk khas (dusky ring), dan bagian luar.
h. Uranus
Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 84 tahun
dengan waktu rotasi 369 hari. Planet ini mempunyai dua buah satelit. Garis tengah
planet ini 19.750 kilometer. Uranus mempunyai keistimewaan bahwa sumbunya
terletak sebidang dengan bidang revolusinya. Jarak Uranus dengan Matahari adalah
2.863.840.000 kilometer.
i. Neptunus
Neptunus mempunyai Garis tengahnya kurang lebih 53.000 kilometer. Waktuq
yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 164,79 tahun, sedangkan
rotasinya 15 jam. Susunan atmosfernya terdiri atas metana. Planet ini mempunyai
lima satelit. Dari lima satelit ini ada dua satelit besar yang diberi nama Tritondan
Nereid.
Benda-benda lain dalam tata surya yaitu , Planetoida atau Asteroida, Komet atau
Bintang Berekor,meteor atau bintang beralih, dan sateliyt.7

Penggunaan Model Tata Surya


Cara penggunaan model tata surya yaitu memasang-masangkan planet-planet
sesuai dengan nama planet-planetnya , model tata surya dengan memanfatkan kertasi
ni lebih mudah dalam pembuatnya , tetapi model-model tesebut tidak bertahan lama.

7
Ramadhani.s.p,BUMI DAN ANTARIKSA,(Yayasan Yiesa Rich:2018),Hal.119
Perawatan Model Tata Surya
Perawatan model tata surya yaitu dengan cara dijaga ,disimpan ditempat yang
aman seperti di lemari, atau di atas meja yang paling aman, dan untuk menjaga
kebersihan setiap minggu atau pada saat pemakaian dibersihkan dengan lap atau
lainya untuk seperti model miniatur, jika model tata surya menggunakan kertas
sebaikanya disimpan di lemari yang tertutup agar tidak mudah terkena debu.

F. Penggunaan dan Perawatan Teleskop


Teleskop adalah sebuah instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan
radiasi elektromagnetik dan membantu panca indra kita agar bisa melihat benda-
benda di luar angkasa. Teleskop merupakan alat paling penting dalam pengamatan
astronomi. Fungsi dari teleskop adalah untuk melihat benda-benda yang sangat jauh,
seperti halnya benda-benda langit. Teleskop bekerja dengan cara menangkap gambar
melalui bantuan radiasi elektromagnetik panjang gelombang yang bisa menembus
lapisan atmosfer.

Bagian – Bagian Teleskop

1. Finderscope Finderscope adalah teleskop kecil yang terpasang pada tabung utama.
Finderscope terpasang pada tabung melalui attachment finder. Posisi finderscope
dapat diubahubah bergantung keperluan. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengendurkan dan mengencangkan kembali sekrup pengunci finderscope.
Biasanya pengubahan posisi finderscope hanya dilakukan ketika perlu melakukan
alignment antara finderscope dan tabung utama. Di dalam finderscope terdapat red
dot finder yang berfungsi membidik benda langit.
2. Tabung Optik Tabung teleskop yang kami gunakan bertipe Newtonian.
Merupakan tempat terletaknya cermin utama dengan diameter 8 inci. Walaupun
ada penutup tabung tetapi karena tidak ada kaca pelindung di bagian atas tabung
maka cermin dapat terkontaminasi hal apa pun dengan sangat mudah, oleh karena
itu tabung optik harus diperlakukan secara hati-hati. Sebagai pengaman ada
penutup tabung teleskop.
3. Eyepiece Eyepiece berfungsi sebagai lensa okuler pada sistem teleskop ini.
Eyepiece dipasang pada ujung tabung melalui flip mirror atau diagonal. Agar
posisi eyepiece aman terdapat sekrup pengunci eyepiece pada flip mirror dan
diagonal. Kita harus memastikan bahwa pengunci eyepiece telah dipasang dengan
kencang sebelum menggunakan teleskop. Hal ini perlu dilakukan agar eyepiece
tidak jatuh selama pemakaian.
4. Mounting Ekuatorial (Penyangga Ekuator) Mounting merupakan sistem
penggerak utama pada teleskop ini. Tabung utama dipasang pada bagian atas
mounting dengan bantuan dua buah sekrup pengunci tabung, yaitu sekrup
pengunci utama dan sekrup pengaman. Secara rinci bagian-bagian yang ada pada
mounting adalah sebagai berikut:
a. Batang gerak halus Batang gerak halus berfungsi menggerakkan tabung ke kiri
dan kanan secara halus
b. Counterwight Berguna sebagai penyeimbang pada arah sudut jam, terpasang
pada batang pemberat (counterweight bar). Untuk teleskop ini digunakan dua
buah pemberat dan masingmasing memiliki kenop pengunci. Agar pemberat
aman terpasang ada sekrup pengaman pemberat di ujung batang pemberat.
Untuk keamanan saat pemakaian teleskop perlu diingat untuk memastikan
kenop dan sekrup telah terkunci dengan baik.
c. Klem Sumbu Deklinasi.(DE) Klem ini digunakan ketika mengubah posisi
teleskop pada arah deklinasi. Klem sumbu deklinasi ditunjukkan dengan skala
0-90. DE merupakan Deklinasi yaitu koordinat bola langit yang dibandingkan
dengan garis lintang. d. Klem Sumbu Lintang. Mounting biasanya telah diatur
dengan sudut yang sesuai dengan koordinat lintang setempat. Jika perlu
mengubah sudut lintang maka klem pengatur harus dikendurkan terlebih
dahulu, kemudian ketinggian lintang dapat diatur dengan memutar kenop
pengatur. Klem pengatur harus dikencangkan kembali setelah pengubahan
selesai dilakukan. Klem sumbu lintang pada teleskop ditunjukkan dengan
skala angka 90 – 90. e. Klem Sumbu Jam (RA) Klem ini digunakan ketika
mengubah posisi teleskop pada arah dsumbu jam. Klem sumbu deklinasi
ditunjukkan dengan skala 0-24. RA merupakan Right Ascension yaitu
koordinat bola langit yang dibandingkan dengan garis bujur. RA diukur dalam
jam, menit, dan detik.
5. Piringan Eyepiece Piringan eyepiece berfungsi untuk meletakkan eyepiece yang
tidak dipakai, dan juga untuk melihat keseimbangan tripud, apabila piringan
epepiece ini datar maka tripod dalam keadaan seimbang
6. Tripod Tripod merupakan fondasi paling bawah dari sistem teleskop, oleh sebab
itu harus dipastikan agar tripod ini berdiri kokoh sebelum memasang bagian yang
lain di atas tripod.

Cara Penggunaan Teleskop

Sebelum mengamati objek langit, terlebih dahulu harus mengatur bagian-


bagian teleskop agar objek dapat terlihat. Pertama-tama yang dilakukan adalah
mengendurkan klem RA dan Deklinasi, kemudian mengarahkan teleskop pada arah
RA dan Deklinasi objek yang akan diamati. Selanjutnya mengencangkan kembali
klem RA dan Deklinasi tersebut. Agar memudahkan pencarian objek disarankan
untuk menggunakan Finderscope. Jika objek telah berada ditengah-tengah medan
pandang finderscope, lalu gunakan penggerak halus untuk mengetengahkan objek
pada medan pandang eyepiece. Untuk mengatur fokus, buka pengunci fokus terlebih
dahulu, atur fokus dengan knop pemutar hingga didadapatkan fokus terbaik. Lalu
kunci kembali. Setelah itu baca skala RA dan Deklinasinya. Teleskop siap digunakan
untuk mengamati objek langit.8

Cara Perawatan Teleskop

Setelah mendapatkan data sebelum perawatan, peneliti melakukan perawatan


optik. Adapun alat dan bahan yang peneliti gunakan yaitu:

1. Aqua bidestilata
2. Alkohol 96%
3. Lens Cleaner
4. Kapas Steril
5. Obeng

8
Ramadhani dkk. “Mengamati Benda Jauh Menggunakan Teleskop”. Program Studi Pendidikan
Fisika Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Hal. 4.
6. Vacuum Cleaner

Hal-hal yang telah dikerjakan oleh peneliti dalam perawatan optik (lensa
korektor) yaitu:

a. Mempersiapkan alat dan bahan untuk perawatan optik, diantaranya: Alkohol


96%, aqua bidestilata, kapas steril, wadah, blower, set lens cleaner, dan obeng.
b. Melepas lensa korektor dan cermin sekunder dengan menggunakan obeng.
c. Menyimpan lensa di tempat yang kering.
d. Membersihkan debu dengan menggunakan blower/ vacuum cleaner pada area
sekitar permukaan tabung teleskop dan cermin primer.
e. Membuat larutan pembersihan dengan mencampurkan 500 ml aqua bidestilata
dan 1 ml Alkohol 96%.
f. Membuat bulatan kapas dan merendamnya pada larutan pembersih yang telah
dibuat.
g. Menotolkan kapas yang telah basah ke permukaan lensa. Dengan catatan: untuk
pergerakan satu kali jalan tanpa harus diulang dan kapas yang digunakan sekali
pakai langsung dibuang. Mengulangi langkah ini sampai tidak ada jamur pada
lensa.
h. Setelah melakukan langkah (g), dipastikan bahwa terdapat sisa-sisa genangan.
Kemudian peneliti mengeringkan sisa-sisa genangan tersebut dengan kapas pada
langkah (f). Dengan catatan: kapas yang digunakan telah diperas hingga kering.
i. Menyempurnakan sisa pembersihan dengan menggunakan paper lens cleaner.
Diusahakan arahnya sama/ searah (jika arah berlawanan atau ke segala arah dapat
menimbulkan bekas/ baretan pada lensa) dan tekanan yang diberikan adalah
tekanan minimum.
j. Tahap selanjutnya, membersihkan sisa kapas pada lensa dengan menggunakan
blower dan kuas halus yang ada pada set lens cleaner.
k. Mengulangi langkah (g) sampai (j) untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Setelah permukaan lensa terkondisikan bersih, menyimpan lensa korektor


pada tempat kering dan aman.

Setelah membersihkan lensa korektor, peneliti membersihkan cermin sferis


dan eyepiece. Cermin sekunder hanya dibersihkan menggunakan tisu halus yang
ditetesi dengan lens cleaner. Perlu diingat bahwa tekanan yang diberikan ketika
membersihkan cermin harus tekanan minimum agar lapisan pada cermin tidak
mengelupas dan arahnya juga searah. Untuk pembersihan eyepiecenya menggunakan
cotton bud yang telah ditetesi lens cleaner. Peneliti hanya membersihkan dua sisi
bagian luar dari lensanya saja. Disini peneliti melepas barelnya (barel adalah tabung
logam berulir biasanya terbuat dari nikel berlapis baja, kuningan atau aluminium,
digunakan untuk mengamankan lensa mata di focuser atau pemegang lensa mata)
saja, tidak sampai membongkar eyepiece, guna memudahkan pembersihan lensa
luarnya.

Setelah semua pembersihan optik selesai, kemudian peneliti memasang


kembali cermin sekunder ke dalam piringan hitam yang berada di belakang lensa
korektor. Peletakan cermin sekudernya sesuai dengan kode angka yang terdapat di
pinggir cermin. Hal ini agar sesuai dengan perhitungan awal si pembuat teleskop
dalam menentukan fokus cerminnya. Setelah cermin sekunder dipastikan pas, peneliti
mengencangkan tiga buah sekrup yang ada di dekat logo Celestron agar cermin
sekunder kuat dan tidak jatuh. Jika cermin sudah benar-benar terpasang dengan kuat,
kemudian peneliti memasangnya bersamaan dengan lensa korektor di tabung teleskop
semula dengan mengencangkan sekrup yang ada disekeliling lensa.
BAB III
KESIMPULAN

1. Penggunaan alat sebelum melakukan percobaan/ penelitian harus difahami oleh semua
penggunanya, baik itu guru, laboran maupun siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan
membaca dan memahami buku manual penggunaan alat sehingga ketika percobaan
dilakukan tidak terjadi kesalahan prosedur dalam penggunaan alat-alat laboratorium.
2. Pengklasifikasian peralatan di laboratorium fisika sangat perlu dilakukan untuk
memudahkan dalam menginventarisir alat dan mengidentifikasi alat. Selain itu juga
dapat memudahkan dalam pemanfaatan alat sebagai alat percobaan maupun alat peraga.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad dkk, 2017, Landasan Teori Perawatan, Jakarta.

Hendro. (2012). Cara Memelihara Alat Laboratorium. Retrivied from


http://analisbantul.blogspot.co.id/2012/09/cara-memelihara-alat-laboratorium.html.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2011). Panduan Teknis Perawatan Peralatan


LaboratoriumFisika.Retrievedfromhttp://psma.kemdikbud.go.id/file/buku_perawatan_
alat_lab_fisika.pdf.

N Sundoro Katili, I Wayan Sadia, and Ketut Suma, 2013, „Analisis Sarana Dan Intensitas
Penggunaan Laboratorium Fisika Serta Kontribusinya Terhadap Hasil Belajar Siswa
SMA Negeri Di Kabupaten Jembrana‟, E-Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi IPA, 3.2.

Ramadhani dkk. “Mengamati Benda Jauh Menggunakan Teleskop”. Program Studi


Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Ramadhani.s.p,BUMI DAN ANTARIKSA,(Yayasan Yiesa Rich:2018).

Retnoningsih Endang,2016,”Metode Pembelajaran Pengenalan Tata Surya Pada Sekolah


Dasar Berbasis Computer Based Instruction(CBI)”,BINA INSANI
JOURNAL,Vol.3,No.1.

Riskawati, Nurlina, Rahman Karim. 2019. Alat Ukur & Pengukuran. Makassar: LPP
UNISMUH MAKASSAR.

Anda mungkin juga menyukai