PENDAHULUAN
1
3. Komponen teori kejuruan dimaksudkan untuk membekali pengetahuan
tentang teknis dasar keahlian kejuruan.
4. Ketiga komponen tesebut (1,2,3) dilaksanakan sepenuhnya di SMK dan
menjadi tanggung jawab SMK.
5. Komponen praktik dasar profesi, yaitu berupa latihan kerja untuk
menguasai teknik bekerja secara baik dan benar sesuai tuntutan
persyaratan keahlian Profesi. Komponen ini dapat dilaksanakan di SMK,
industri/perusahaan atau di kedua tempat tersebut, dan menjadi tanggung
jawab bersama antara SMK dengan industri/perusahaan mitra.
6. Komponen praktik keahlian profesi, yaitu berupa kegiatan bekerja secara
terprogram dalam situasi sebenarnya, untuk mencapai tingkat keahlian dan
sikap kerja profesional. Komponen ini dapat dilaksanakan di instansi-
instansi kesehatan dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab instansi-
instansi kesehatan mitra yang disebut sebagai Praktik Kerja Lapangan
(PKL).
Saat ini, pola penyelenggaraan pendidikan tidak lagi bertumpu
kepada pola konvensional, akan tetapi dibuat pola magang atau latihan kerja
secara sistematis di dunia usaha. Dunia usaha yang dimaksud dapat berupa
perusahaan, instalasi kesehatan, institusi pemerintah, institusi swasta atau
lapangan kerja lainnya. Latihan kerja di dunia usaha inilah yang disebut
dengan Praktik Kerja Lapangan (PKL), sebagaimana disebutkan dalam Pasal
33 Kemendikbud Nomor 0490/U/1992 “Kerjasama SMK dengan Dunia
Usaha, antara lain meliputi kegiatan PKL dan magang”.
Bagi SMK Karya Teknologi 2 Jatilawang Kabupaten Banyumas,
jalinan kerjasama dengan dunia usaha dituangkan dalam bentuk PKL yang
dilaksanakan pada semester genap tingkat XI selama 6 bulan atau 120 hari
kerja.
2
mencapai tingkat keahlian profesional tertentu. Praktik Kerja Lapangan
(PKL) terutama ditujukan agar siswa dapat :
1. Memperdalam dan memperluas penguasaan kemampuan profesional.
2. Menghayati suasana (iklim) kerja dalam situasi yang sesungguhnya.
3
BAB II
PENGENALAN ISTITUSI
4
2) Eny Wijayanti, AMd.AK
3) Dwi Sulistiyowati, AMd.AK
9. Hematologi : 1) Rostini, AMd.AK
2) Eny Wijayanti, AMd.AK
10. Urinalisa : 1) Dwiana Anggitsari
2) Caskinah, AMd.AK
11. Mikrobiologi : Shanty Diyan E, AMd.AK
12. TB Laboratorium : 1) M.Bisri, AMd.AK
2) Fery Nugroho, AMd.AK
13. Administrasi : Didik Sulistiyo
14. Pengadaan Alat : Hendro Suwanto, S.ST
15. Pencatatan : Fery Nugroho, AMd.AK
16. Pembantu Umum : Irvan Pramudya
D. Tugas Masing-masing Jabatan
1. Kepala bagian penunjang medis
Nama : Teguh Riyadi, SKM
Tugas :
a. Bertanggung jawab terhadap keseluruhan pengoperasian dan
administrasi laboratorium.
b. Menyediakan konsultasi mengenai signifikan dan klinik/medik,
menetapkan, mengimplementasikan dan memonitor standar kinerja
dalam pengendalian dan peningkatan mutu jaga patologi dan
laboratorium klinik atau medik.
c. Bertanggung jawab untuk mengimplementasikan rencana
peningkatan mutu.
d. Memastikan bahwa lboratorium memiliki personil denga jumlah
kualifikasi yang memenuhi dengan didukung oleh rekaman
pelatihan dan pengalaman.
e. Menetapkan sasaran dan mengalokasikan sumber daya yang
diperlukan untuk mendukung kegiatan laboratorium, menyediakan
program pelatihan berkelanjutan untuk semua staf laboratorium.
5
f. Melaksanakan penelitian dan perkembangan yang berkaitan
dengan pengoperasian laboratorium apabila releven, mengevaluasi,
penyeleksi, dan mutu pelayanannya.
g. Meyediakan lingkungan laboratorium yang aman (safe) sesuai
praktik laboratorium yang baik (GLP) dan peraturan perundangan
yang ada.
h. Menjadi personel perhubungan dengan KAN dalam kaitannya
dengan akreditasi.
2. Kepala Instalasi Laboratorium
Nama : dr. Indarto Sulistijono,SP.PK
Tugas :
a. Merencakan, melaksanakan, mengembangkan, dan mengevaluasi
kegiatan laboratorium, baik yang terkait denga praktik
laboratorium maupun kerjasama dengan pihak luar.
b. Merencanakan atau mengembangkan pengadaan peralatan dan
perlengkapan guna menunjang kegiatan praktikum.
c. Mengelola dan memelihara perlengkapan dan peralatan yang
digunakan sebagai sarana penunjang pembelajaran.
d. Bertanggungjawab atas pengelolaan kegiatan laboratorium secara
profesional.
e. Merencanakan kegiatan unggulan yang dapat meningkatkan
income.
3. Kepala ruang dan pengadaan alat
Nama : Hendro Suwanto, S.ST
Tugas :
a. Melaksanakan fungsi perencaan, meliputi :
1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga analis sesuai
kebutuhan.
2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang di
perlukan sesuai kebutuhan.
3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan analis yang
akan diselenggarakan sesuai kebutuhan.
6
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelayanan laboratorium.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga analis sesuai
keutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga analis baru.
4) Memeberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga analis.
5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerja sama dengan berbagai pihak lain.
4. Administrasi
Nama : Didik Sulistiyo
Tugas :
a. Menyiapkan dan memberi data kepada kepala laboratorium tentang
kegiatan administrasi.
b. Merencanakan program kerja administrasi untuk menunjang
kelancaran tugas kepala laboratorium.
c. Menggerakan pelaksanaan kegiatan administrasi di laboratorium
yang meliputi administrasi umum, keuanga, dan administrasi
rumah tangga.
d. Meneliti dan menyampaikan surat masuk kepada kepala
laboratorium.
e. Meneliti dan menyampaikan draf surat keluar kepada kepala
laboratorium.
f. Membuat konsep surat keluar laboratorium.
g. Merekapitulasi kegiatan administrasi untuk bahan laporann dan
evaluasi.
h. Menyimpan dokumen kepegawaian, keuangan, dan dokumen lain
dengan tertib.
i. Mengkoordinir kegiatan tenaga pelaksanaan administrasi di
lingkungan laboratorium.
j. Mengumpulkan data dan informasi serta mengisikannya ke dalam
formulir perencanaan yang ditetapkan.
7
k. Bertanggungjawab dalam hal merencanakan, menerapkan dan
mengevaluasi semua aspek yang berkaitan dengan administrasi dan
pengembangan personal laboratorium.
l. Melaksanakan tugas lain sesuai perintah atasan.
5. Analis Kesehatan
Tugas :
a. Menginventaris semua peralatan dan bahan kimia yang menjadi
wewenang laboratorium.
b. Menyiapkan semua bahan kimia dan peralaltan yang digunakan
dalam praktikum dan penelitian.
c. Mengkoordinasikan penyusunan konsep manual prosedur
laboratorium berdasarkan ketentuan yang beralaku.
d. Menyusun instrumen monitoring pelaksanaan praktikum sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
e. Memantau kegunaan alat dan bahan kimia habis pakai didalam
laboratorium.
f. Bertanggungjwab terhadap pelaksanaan penguji dan atau kalibrasi.
g. Bertanggungjawab terhadap perencanaan penguji dan atau kalibrasi
serta hasil evaluasi.
6. Pembantu Umum
Tugas : Bertugas dalam hal kebersihan laboratorium dari mulai lantai,
kaca, pintu, dan alat alat laboratorium sesuai standar kebersihan
laboratorium dan alat laboratorium. Bertanggungjawab pada super visor
laboratorium.
E. Fasilitas Institusi
Fasilitas institusi laboratorium RSUD Cilacap antara lain :
1. Ruangan Ber-AC.
2. Peralatan lengkap sesuai dengan pemeriksaan yang dipakai.
3. Terdapat dapur.
4. Terdapat kamar mandi pegawai, kamar mandi pasien (laki-laki dan
perempuan).
5. Terdapat Mushola dengan tempat wudhu (laki-laki dan perempuan).
8
6. Terdapat tempat istirahat pegawai (kamar).
7. Terdapat kendaraan (sepeda) untuk mengantar sampel ke laboratorium
paru dan mengambil sampel IGD.
8. Bahan – bahan seperti reagen, handscoon, masker dan lain – lain lengkap.
9. Jas laboratorium untuk pegawai telah disediakan dan dicuci oleh rumah
sakit.
F. Tata Tertib Institusi
1. Memakai APD (Handscoon, masker, jas lab).
2. Memakai antiseptik sebelum dan sesudah praktik.
3. Tidak diperbolehkan makan dan minum di laboratorium.
4. Bila sampel tumpah atau jatuh segera di bersihkan menggunakan
desinfektan.
5. Menggunakan alat alat praktik yang benar.
6. Menjaga sopan santun.
7. Bila ada kesalahan segera lapor ke petugas laborat yang ada.
8. Selalu berhati hati dalam mengerjakan sampel.
9
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
10
d. KED/LED
e. Trombosit (AT)
f. Eritrosit (AE)
g. Hematokrit (Hmt)
h. Retikulosit
i. Hitung Eosinofil
j. Limfosit Plasma Biru
k. Malaria
l. Angka Parasit Malaria
m. Filaria
n. Gol. Darah ABO
o. Gol. Darah Rhesus
p. Coomb’s direk
q. Gambaran Darah Tepi
r. Gambaran BMP
s. Sel LE
2. Pemeriksaan Faal Hemostatis meliputi :
a. Masa Perdarahan (BT)
b. Masa Jendral (CT)
c. PPT
d. APTT
3. Pemeriksaan Kimia Darah meliputi :
a. Pemeriksaan Faal Hati meliputi :
a) Bilirubin Total
b) Bilirubin Direk
c) Bilirubin Indirek
d) Protein Total
e) Albumin
f) Globulin
g) SGOT / AST
h) SGPT / ALT
i) Gamma GT
11
j) Fosfatase Alkali
b. Pemeriksaan Faal Ginjal meliputi :
a) Ureum / BUN
b) Kreatinin
c) Asam Urat *
d) Kliren Kreatinin #
c. Pemeriksaan Diabetes meliputi :
a) Glukosa Sewaktu
b) Glukosa Puasa**
c) Glukosa 2 Jam PP
d) HbA1C
e) Tes Toleransi Glukosa*
d. Pemeriksaan Lemak meliputi :
a) Kholesterol Total*
b) HDL Kholesterol Direk*
c) LDL Kholesterol Direk*
d) Trigliserid*
e. Pemeriksaan Kardiovaskular meliputi :
a) CK-MB
b) LDH
c) Troponin
f. Pemeriksaan Pankreas meliputi :
a) Amilase
b) Lipase
g. Pemeriksaan Elektrolit meliputi :
a) Natrium (Na+)
b) Kalium (K+)
c) Klorida (Cl)
d) Magnesium (Mg)
e) Kalsium (Ca2+)
h. Pemeriksaan Lain-lain
a) Analisa Gas Darah
12
4. Pemeriksaan Imunoserologi meliputi :
a. Pemeriksaan Hepatitis meliputi :
a) HbsAg
b) Anti HAV
c) Anti HCV
b. Pemeriksaan Infeksi Lain meliputi :
a) TPHA
b) VDRL
c) IgM/IgG Anti Dengue
d) IgG Anti TB
e) IgM/IgG Anti Leptospira
f) Widal
g) Tubex TF
h) (IgM/Salmonella)
i) NS1
j) Anti HIV
c. Pemeriksaan Protein Spesifik meliputi :
a) ASTO
b) RA / RF
d. Pemeriksaan Petanda Tumor meliputi :
a) AFP
b) CEA
c) PSA
e. Pemeriksaan Imunologi meliputi :
a) CD4
5. Pemeriksaan Bakteriologi meliputi :
a. Pemeriksaan Kultur
Bahan : Darah, Urine, Feases, Sputum, Pus.
a) Kultur Aerob
b) Sensitifitas Tes
b. Pemeriksaan Mikroskopik
a) Pewarnaan BTA
13
b) Pewarnaan Diptheri
c) Pewarnaan Gram
d) Jamur / Spora
e) Trichomonas
6. Pemeriksaan Narkoba meliputi :
a. Amphetamin
b. Benzodiazepin
c. Mariyuana / THC
d. Opiate
e. Metamphetamin
7. Pemeriksaan Urinalisis meliputi :
a. Urin Rutin
b. Protein Esbach**
c. Prot. Bence Jones**
8. Pemeriksaan Tes Kehamilan meliputi :
a. Uji Kehamilan Kualitatif
b. Uji Kehamilan Kuantitatif
9. Pemeriksaan Analisis Faeses meliputi :
a. Faeses Lengkap
b. Amoeba
c. Darah Samar
10. Pemeriksaan Analisa Cairan Tubuh meliputi :
a. Analilis LCS
b. Analisis c. Pleura
c. Analisis c. Ascites
d. Analisis c. Sendi
e. Anis. c. Peritoneum
f. Analisis c. Drainage
g. Analisis cairan lain
14
D. Jenis Pemeriksaan yang dilakukan di Laboratorium RSUD Cilacap
1. Prosedur Pemeriksaan Hematologi
a. Pemeriksaan Darah Rutin dan Darah Lengkap
Pemeriksaan sel darah untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien
secara keseluruhan. Penurunan atau kenaikan jumlah sel darah
yang melewati batas normal dapat memberi petunjuk adanya
gangguan kesehatan yang perlu ditindaklanjuti.
1) Metode : Automatic Analyzer.
2) Prinsip : Memeriksakan sampel darah secara otomatis
berdasarkan variasi impedansi aliran listrik atau bekas cahaya
terhadap sel -sel yang dilewatkan.
3) Alat : Sysmex XN-1000
4) Bahan : a. Darah EDTA
b. Reagen alat hematologi
c. Barcode EDTA sesuai dengan sampel
5) Prosedur kerja :
a) Memasukan sampel kedalam tabung EDTA.
b) Menempelkan barcode pada tabung EDTA.
c) Memasukan tabung kedalam alat Sysmex XN-
1000.
d) Kemudian pilih icon mode lalu klik star, maka
alat tersebut secara otomatis akan memeriksa
sampel tersebut.
6) Harga normal :
a) Hb : Perempuan = 12,0-16,0
Laki-laki = 13,5-17,5
b) Leukosit : P/L = 4400-11.300
c) Hematokrit : Perempuan = 35-47
Laki-laki = 40-52
d) Eritrosit : Perempuan = 3,6-5,8
Laki-laki = 4,5-6,5
e) Trombosit : 150.000-450.000
15
(Sumber : Analis Laboratorium RSUD Cilacap))
b. Pemeriksaan LED (Laju Endap Darah)
Dalam bahasa inggris disebut Erythrocyte sedimentation rate (ESR)
adalah kecepatan sel-sel darah merah mengendap di dalam tabung
uji dengan satuan mm/jam. Bertujuan untuk memantau keberadaan
radang atau infeksi di dalam tubuh.
1) Metode : Automatic Analyzer
Prinsip : Menggambarkan komposisi plasma dan
perbandingan antara eritrosit dengan plasma dalam kecepatan
mengendapnya eritrosit dari suatu sampel darah yang diperiksa
dalam suatu alat otomatis yang dinyatakan dalam mm/jam.
2) Alat : Vision-B
3) Bahan : a. Darah EDTA
b. Reagen alat LED
c. Barcode EDTA sesuai dengan sampel
4) Prosedur kerja
a) Memasukan nomor ID pasien pada nomor yang kosong,
klik enter.
b) Menghomogenkan darah EDTA.
c) Memasukan tabung berisi darah EDTA kedalam alat
Vision-B.
d) Klik nomor ID pasien sesuai letak rak.
5) Nilai normal : P = 0-20 mm/jam
L= 0-15 mm/jam
Anak-anak = 0-10 mm/jam
(sumber: Analis Laboratorium RSUD Cilacap)
c. Gambaran darah tepi
Gambaran darah tepi adalah pemeriksaan darah di laboratorium
dengan cara menyebarkan setetes darah di potong kaca secara tipis
kemudian dilakukan pewarnaan khusus dan diperiksa lebih lanjut.
1) Metode : Slide
16
2) Prinsip : Membuat apusan darah pada kaca objek prinsip
pewarnaan didasarkan pada sifat kimiawi dalam sel. Zat warna
yang bersifat asam akan bereaksi dengan komponen sel yang
alkalis, demikian pula sebaliknya, pewarnaan ini menggunakan
prinsip Romanosky yang terdiri dari 2 zat warna yang berbeda.
3) Alat : a. Objeck glass
b. Deck glass
c. Mikropipet 20 ul
d. Mikroskop
4) Bahan : a. Darah EDTA
b. Larutan Metanol
c. Cat Wright dan Cat Giemsa
5) Prinsip : Membuat apusan darah pada kaca objek prinsip
pewarnaan didasarkan pada sifat kimiawi dalam sel. Zat warna
yang bersifat asam akan bereaksi dengan komponen sel yang
alkalis, demikian pula sebaliknya, pewarnaan ini menggunakan
prinsip Romanosky yang terdiri dari 2 zat warna yang berbeda.
6) Prosedur kerja
a) Menyiapkan objek glass dan deck glass.
b) Memberi label/nama pasien pada bagian atas objek glass.
c) Memipet sampel sebanyak 20 ul, kemudian teteskan satu
tetes sampel diatas objek glass (kira-kira 1 cm dari salah
satu ujung disebelah kiri).
d) Meletakan bagian tepi deck glass diatas objeck glass tepat
didepan tetesan sampel. Sudut yang dibentuk anatar objeck
glass dan deck glass kira-kira 30-40 0.
e) Menunggu hingga apusan kering.
f) Meneteskan metanol hingga merata diatas objeck glass,
tunggu hingga kering.
g) Meneteskan cat Wright sampai memenuhi apusan, diamkan
selama 3 menit.
h) Meneteskan cat Giemza sampai memenuhi apusan dengan
17
perbandingan 1:4, diamkan selama 15 menit.
i) Mencuci dengan air mengalir,kemudian tiriskan.
j) Memeriksa menggunakan mikroskop.
d. Pemeriksaan Golongan Darah ABO Rhesus
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah
seseorang. Terdapat 2 jenis penggolongan darah yang sering
digunakan, yaitu sistem ABO dan sistem Rhesus (Rh).
1) Metode : Slide Test
2) Prinsip : Aglutinasi anatara antigen dan antibody sesuai.
3) Alat : a. Tempat Slide
b. Sedotan (pengaduk)
4) Bahan : a. Darah EDTA
b. Antisera A, B, dan D
5) Prosedur kerja
a) Menyiapkan alat dan bahan.
b) Meneteskan masing masing 1 tetes darah pada 3 tempat
yang
berbeda pada slide.
c) Menambahkan masing-masing 1 tetes antisera A,B,D
pada slide
sesuai dengan masing masing tetesan darah.
d) Mengaduk dengan rata lalu homogenkan.
e) Melihat ada tidaknya aglutinasi.
2. Pemeriksaan PTT/APTT
PTT (Prothrombin Time) mengukur kecepatan keseluruhan
pembekuan darah melalui dua rangkaian reaksi biokimia. APTT
(Activated Partial Thromboplastin Time) adalah tes darah yang
menjadi ciri pembekuan darah.
1) Metode : Foto-Optik dan Elektro Mekanik.
2) Prinsip : Menginkubasi plasma sitrat yang mengandung
semua faktor koaglutinasi intrinsik kecuali kalsium dan
trombosit dengan trombiplastin parsial (fosfolipid) dengan
18
bahan pengsktif (mid. Ksulin, ellagic acid, micronised silican
atau celite koloidal). Setelah ditambah kalsium maka akan
terjadi bekuan fibrin.
3) Alat : a. Alat pemeriksaan yaitu Start
b. Mikropipet 50 ul dan 100 ul
c. Yellow tip
d. Cup sampel PT, APTT
19
f) Menunggu selama 180 detik.
g) Memindahkan cup sampel ke kotakan kanan alat
PT/APTT.
h) Memipet reagen CaCl 0,025 sebanyak 50 ul, masukan ke
dalam cup sampel dan menekan tombol timer.
i) Menunggu hingga hasilnya keluar.
6) Harga Normal
a) APT : 11-14 menit
b) APTT : 25-35 menit
(sumber: Analis Laboratorum RSUD Cilacap)
3. Prosedur Pemeriksaan Kimia Darah
a. Pemeriksaan Glukosa Darah meliputi :
Glukosa sewaktu adalah Tes gula darah yang dilakukan kapan
saja,tidak perlu puasa sebelumnya atau bisa dibilang tanpa
syarat.
Glukosa puasa adalah Tes gula darah yang di wajibkan untuk
melakukan puasa kurang lebih delapan jam sebelumnya.
Glukosa 2 jam PP adalah Tes gula darah yang dilakukan dua
jam sesudah makan.
1) Metode : Automatic-Analyzer
2) Prinsip : Melakukan prosedur pemeriksaan kimia klinik
secara otomatis mulai dari pemipetan sampel, penambahan
reagen,inkubasi,serta pembacaan serapan cahayanya.
3) Alat : VERIO DAN GLUCOCARD
4) Bahan : a. Chip
b. Darah Kapiler atau Darah EDTA
5) Prosedur kerja
a) Menyiapkan alat seperti memasukan chip pada alat verio
atau glucocard.
b) Mengambil darah kapiler pasien atau mengambil darah
EDTA lalu masukan melalui lubang chip secara perlahan.
20
c) Menunggu beberapa detik maka hasil akan keluar (jika
hasil glukosa terlalu rendah ataupun tinggi sehingga alat
tidak membacanya maka pemeriksaan dilakukan dengan
alat ILab 650).
d) Mencatat hasil.
6) Harga normal
GDP : 120 mg/dl
2 jam PP : <150 mg/dl
GDS : <120 mg/dl
(sumber : Analis Laboratorium RSUD Cilacap)
b. Pemeriksaan HbA1C
Pemeriksaan HbA1C adalah pemeriksaan yang ditujukan untuk
penyakit Diabetes.
1) Metode : Automatic Analyzer
2) Prinsip : Mengukur presentasi hemoglobin sel darah merah
yang diselubungi gula, semakn tinggi nilainya berarti kontrol
gula darah buruk dan kemungkinan komplikasi semakin
tinggi.
3) Alat : a. Alat HbA1C yaitu NyCocard Reader II
b. Mikropipet 25 ul dan 5 ul
4) Bahan : a. Darah EDTA
b. Reagen 1 dan Reagen 2 HbA1C
c. Test Device
5) Prosedur kerja
a) Menghidupkan alat terlebih dahulu.
b) Melakukan kalibrasi terlebih dahulu sebelum memulai
pemeriksaan.
c) Membiarkan reagen HbA1c mencapai suhu ruangan.
d) Memasukkan 5 ul sampel ke dalam R1, kocok sampai
homogen.
e) Menginkubasi selama 2 menit.
21
f) Mengocok larutan sampel kembali, pipet 25 ul dan
masukkan ke dalam tes device, biarkan meresap
sempurna.
g) Menambahkan 25 ul R2, biarkan meresap sempurna.
h) Membaca hasil menggunakan NyCocard Reader II dalam
waktu kurang dari 5 menit.
i) Membaca hasil yang ada di layar dan mencatat hasil di
buku hasil.
6) Harga Normal : 4,0 - 6,0%
(Sumber : Analis Laboratorium RSUD Cilacap)
c. Pemeriksaan Faal Hati meliputi : Bilirubin Total,
Bilibirubin Direk, Bilibirubin Indirek, Protein Total,
Albumin, Globulin, SGOT / AST, SGPT / ALT, Fosfatase
Alkali.
Pemeriksaan Faal Ginjal meliputi : Ureum / BUN,
Kreatinin, Asam Urat.
Pemeriksaan Metabolisme Lemak : Kholesterol Total, HDL
Kholesterol Direk, LDL Kholesterol Direk, Trigliserid.
Pemeriksaan Kardiovaskular meliputi : LDH (Lactate
dehydrogenase)
Pemeriksaan Pankreas meliputi : Amilase, Lipase.
1) Metode : Automatic Analyzer
2) Prinsip : Melakukan prosedur pemeriksaan kimia klinik
secara otomatis mulai dari pemipetan sampel, penambahan
reagen, inkubasi serta pembacaan serapan cahayanya.
3) Alat : a. Alat pemeriksaan kimia darah yaitu ILab 650
b. Mikropipet 500 ul
c. Blue tip
d. Cup serum
4) Bahan : a. Serum pasien
b. Barcode pasien
c. Reagen alat kimia darah
22
5) Prosedur kerja
a) Memipet serum sebanyak 500 ul, memasukan kedalam
cup serum.
b) Mengeklik icon request.
c) Meletakan cup serum sesuai dengan posisi.
d) Mengisi nomor ID pasien.
e) Memilih pemeriksaan yang diminta.
f) Mengeklik compile.
g) Mengeklik icon analyzing.
h) Mengeklik restart.
i) Mengeklik iggnore 2 kali, maka alat secara otomatis
akan memeriksa sampel dan hasil langsung masuk ke
komputer.
6) Harga Normal :
Bilirubin Total : L/P 0 – 1,1 mg/dl
Bilirubin Direk : L/P 0 – 0,3 mg/dl
Bilirubin Indirek : L/P 0,2 – 0,8 mg/dl
Total Protein : L/P 6,3 - 8,2 g/L
Albumin : L/P 3,5 – 5,0 g/dl
Globulin : 1,3 – 2,5 g/dL
SGOT / AST : 14 – 36 U/L 370C
SGPT / ALT : 9 – 52 U/L 370C
Fosfatase Alkali : L 35 – 104 / P 40 – 129 U/L 370C
Ureum : 15 – 40 mg/dl
Kreatinin : 0,5 – 1,5 mg/dl
Asam Urat : 3,4 – 7,0 mg/dl
Kolesterol Total : <200 mg/dl
Trigliserid : <150 mg/dl
LDL : <150 mg/dl
HDL : >55 mg/dl
LDH : 240 – 480 U/L
Amilase : 25 – 125 U/L
23
Lipase : 13 – 60 U/L
Magnesium (Mg) : 1,5 – 2,5 mEq/L
Kalsium (Ca2+) : 1,3 – 2,1 mEq/L
(Sumber : Analis Laboratorium RSUD Cilacap)
d. Pemeriksaan Eloktrolit
Elektrolit adalah komponen yang memiliki muatan positif dan
negatif ketika larut dengan cairan dalam tubuh. Pemeriksaan
elektrolit ditujukan untuk mengetahui kadar cairan dalam
tubuh. Meliputi : Natrium, Kalium, Klorida
1) Metode : Automatic Analyzer
2) Prinsip : Sampel akan ditarik oleh elektroda yang sensitif
terhadap ion ion tersebut, kemudian digunkan elektroda
reference untuk membandingkan naik turunnya potensial.
3) Alat : a. Alat pemeriksaan elektrolit yaitu Ilyte
b. Mikropipet 500 ul
c. Cup serum
4) Bahan : a. Serum Pasien
b. Reagen alat elektrolit
5) Prosedur Kerja :
1) Memipet serum sebanyak 500 ul, kemudian
memasukkan kedalam cup serum.
2) Muncul kalimat perintah “Analysis blood?”
lalu klik yes, “Patient ID?” klik yes, lalu
ketik ID pasien dengan “Yes” untuk lanjut
dan “No” untuk memilih nomer, “Correct”
klik yes, “Probe in blood?” klik yes,
Memasukkan serum.
3) Menunggu hasil kurang lebih 5 menit,
kemudian hasil akan muncul pada layar dan
otomatis tertransfer ke komputer.
6) Harga normal :
Natrium : 135-145 mEq/L
24
Kalium : 3,5-5 mEq/L
Klorida : 95-105 mEq/L
(Sumber : Analis Laboratorium RSUD Cilacap)
4. Pemeriksaan Imunoserologi
Hepatitis meliputi : HbsAg, HCV, HAV
a. Pemeriksaan HBsAg
HbsAg adalah kepanjangan dari Hepatitis B surface
Antigen,yang merupakan antigen permukaan virus hepatitis B.
1) Metode : Rapid Test / strip
2) Prinsip : HBsAg dalam sampel akan berikatan dengan anti
HBsAg colloidal gol konjugat membentuk kompleks yang
akan bergerak melalui membran area test yang telah dilapisi
oleh anti HBsAg, kemudian terjadi reaksi membentuk garis
merah muda ke unguan yang menunjukan hasil test positif.
3) Alat : Rapid Smart Diagnostic. PT INDOFARMA
(PERSERO) Tbk.
4) Bahan : a. Serum Pasien
b. Strip HbsAg
c. Cup Serum
5) Prosedur Kerja
a) Memasukan stip HbsAg kedalam serum pasien yang sudah
dituang ke dalam cup serum.
b) Menunggu hingga muncul tanda merah pada strip HbsAg.
c) Membaca hasil setelah 20 menit.
6) Harga Normal : Non Reaktif
(Sumber : petunjuk penggunaan Rapid Smart Diagnostic )
b. Pemeriksaan HCV
HCV merupakan pemeriksaan Hepatitis C. Infeksi virus yang
menyerang hati dan menyebabkan peradangan.
1) Metode : Rapid Test / strip
2) Prinsip : Ada dua bagian yaitu bagian test dan control pada
membran test akan membentuk garis warna merah pada bagian
25
membran test, jika sampel mengandung anti HCV rendah atau
tidak mengandung anti HCV maka tidak ada garis warna
merah yang terbentuk.
3) Alat : a. Rapid SD Bioline HCV (multi) STANDAR
DIAGNOSTIC, INC.
b. Mikropipet 10 ul
7) Bahan : a. Serum Pasien
b. Reagen HCV
4) Prosedur Kerja
a) Memipet serum sebanyak 10 ul, teteskan ke rapid HCV.
b) Meneteskan reagen HCV sebanyak 3 tetes.
c) Menunggu hasil selama 20 menit.
5) Harga Normal : Non Reaktif
c. Pemeriksaan HAV
HAV merupakan pemeriksaan untuk Hepatitis A, infeksi hati
yang sangat menular yang disebabkan oleh virus Hepatitis A.
1) Metode : Rapid Test / Strip
2) Prinsip : Ada dua bagian yaitu bagian test dan control pada
membran test akan membentuk garis warna merah pada
bagian membran test, jika sampel mengandung anti HAV
rendah atau tidak mengandung anti HAV maka tidak ada garis
warna merah yang terbentuk.
3) Alat : a. Rapid AIM HAV Tripplenine Total Rapid Test,
PT.AKURAT INTAN MADYA.
b. Mikropipet 10 ul
4) Bahan : a. Serum Pasien
b. Reagen HAV
5) Prosedur Kerja
a) Memipet serum sebanyak 10 ul, teteskan kedalam rapid
HAV.
b) Meneskan reagen HAV sebanyak 3 tetes.
c) Menunggu hasil selama 20 menit.
26
6) Harga Normal : Non Reaktif
27
b. Mikropipet 5 ul.
4) Bahan : a. Serum pasien
b. Reagen IgM/IgG Anti Dengue.
5) Prosedur Kerja
a) Memipet serum sebanyak 5 ul, teteskan kedalam rapid
IgM/IgG Anti Dengue.
b) Meneskan reagen IgM/IgG Anti Dengue sebanyak 3 tetes.
c) Menunggu hasil selama 20 menit.
6) Harga Normal : Non Reaktif
c. NS1 (Non Struktural-1)
NSI adalah test yang mudah digunakan yang memungkinkan
adanya antigen virus dengue dalam darah manusia.
1) Metode : Rapid Test
2) Prinsip : Dengue NS1 Ag yang terlarut dalam serum
sebagai antigen bereaksi dengan anti NS1 Ag yang dilapisi
kolodial emas pada strip sebagai antibodi akan bergerak
disepanjang membran secara kromatografi menuju wilayah
test yang dlapisi oleh antibodi spesifik terhadap dengue yang
akan membentuk garis sebagai kompleks partikel emas
antibody-antigen-antibody.
3) Alat : a. Rapid BIOKREDIT DENGUE NSI
b. Mikropipet 30 ul
4) Bahan : a. Serum pasien
b. Reagen NS1
5) Prosedur Kerja :
a) Memipet serum sebanyak 30 ul teteskan pada rapid NS1.
b) Meneteskan reagen NS1 sebanyak 2 tetes kedalam rapid
NS1.
c) Menunggu hasil selama 20 menit.
6) Harga Normal : Non Reaktif
d. Pemeriksaan IgM Leptospira
28
Suatu cara penetapan imunologi yang cepat berdasarkan prinsip
sandwich imunopromatografi untuk mendeteksi antibodi IgM
terhadap Leptospira dalam serum, plasma, dan seluruh darah.
1) Metode : Rapid Test
2) Prinsip : Mendeteksi antibody dalam serum / plasma yang
berikatan pada antigen yang terdapat pada rapid.
3) Alat : a. Rapid AIM LEPTOSPIRA IgM RAPID TEST,
PT.AKURAT INTAN MADYA.
b. Mikropipet 10 ul.
4) Bahan : a. Serum pasien.
i. Dilluent Leptospira.
5) Prosedur Kerja
a) Memipet serum sebanyak 10 ul teteskan pada strip
IgM/IgG
Leptospira.
b) Menambahkan 5 tetes dilluent.
c) Membaca hasil setelah 20 menit.
6) Harga Normal : Non Reaktif.
e. Pemeriksaan Troponin
Satu cara penetapan imonologi yang berdasarkan prinsip
sandwich imonokromatografi untuk mengidentifikasi secara
selektif dan sensitif troponin di dalam serum, plasma dan
seluruh darah.
1) Metode : Rapid Test
2) Prinsip : Mendeteksi antibody dalam serum / plasma yang
berikatan pada antigen yang terdapat pada rapid.
3) Alat : a. Rapid AIM TROPONIN-Q RAPID TEST, PT
AKURAT INTAN MADYA
b. Mikropipet 25 ul.
4) Bahan : a. Serum pasien.
b. Dilluent troponin
5) Prosedur Kerja :
29
a) Memipet serun sebanyak 25 ul teteskan kedalam rapid
Troponin.
b) Meneteskan reagen Troponin Diluent kedalam rapid
Troponin.
c) Membaca hasil setelah 20 menit.
6) Harga normal : Non Reaktif
f. Pemeriksaan IgM/Salmonella
Test yang digunakan untuk mendeteksi antibodi IgM terhadap
LPS ( Lypopolysaccharide) spesifik salmonella typhi di dalam
serum / plasma / woold blood secara kualitatif berdasarkan
prinsip sandiwich imunokromatografi.
1) Metode : Rapid Test
2) Prinsip : Determinasi IgM antibodi Salmonella typhi di
dalam serum / plasma. Antigen bakteri salmonella akan
bereaksi dengan antibody dalam serum aglutinasi.
3) Alat : a. Rapid AIM SALMONELLA IgM Rapid Test,
PT.AKURAT INTAN MADYA.
b. Mikropipet 30 ul.
4) Bahan : a. Serum pasien.
b. Dilluent IgM Salmonella.
5) Prosedur Kerja
a) Memipet serum sebanyak 5 ul teteskan pada strip
IgM/Salmonella.
b) Meneteskan Diluent Salmonella IgM Rapid sebanyak 5-6
tetes kedalam rapid IgM/Salmonella.
c) Membaca hasil setelah 20 menit.
6) Harga Normal : Non Reaktif
g. Pemeriksaan Tubex TF
Tubex TF adalah suatu test diagnostik infitro semi kuantitatif
untuk deteksi demam tifoid akut yang disebabkan oleh
salmonella tiphy melalui,deteksi spesifik adanya serum
antibodi IgM tersebut dalam menghambat (inhibasi) reaksi
30
antara antigen berlabel partikel lateks magnetig ( reagen warna
coklat) dan monoklonal antibodi berlabel lateks warna ( reagen
warna biru) , selanjutnya ikatan inhibasi tersebut diseparasikan
oleh suatu daya magnetik.
1) Metode : Inhibition Magnetic Binding Imunoassay
2) Prinsip : Antibodi IgM terhadap antigen 09 LPS dideteksi
melalui kemampuannya untuk menghambat interaksi antara
dua tipe partikel reagen yaitu indikator mikrosferlatex yang
disensitiasi dengan antibody monoklonal anti 09 (reagen
berwarna biru) dan mikrosfer magnetic yang disensitiasi
dengan LPS salmonella typhi (reagen berwarna coklat).
Setelah sedimentasi partikel dengan kekuatan magnetic,
konsentrasi partikel indikator yang tersisa dalam cairan
menunjukan daya inhibisi, tingkat inhibisi yang dihasilkan
setara dengan konsentrasi salmonella typhi dalam sampel,
hasil dibaca secara visual dengan membandingkan warna
akhir reaksi terhadap skala warna.
3) Alat : a. TUBEX TF Rapid Tyfoid Detection. PT BUMI
ALKESTRA.
b. Cup tubexTF
c. Mikropipet 45 ul dan 90 ul.
d. Solatip TubexTF.
e. Stopwatch.
4) Bahan : a. Serum pasien.
b. Reagen coklat tubex.
c. Reagen biru tubex.
5) Prosedur Kerja
a) Memipet reagen brown sebanyak 45 ul dan masukan
kedalam cup TubexTF.
b) Memipet sampel atau serum sebanyak 45 ul dan
memasukan kedalam cup TubexTF, homogenkan.
c) Mendiamkan selama 2 menit.
31
d) Memipet reagen blue sebanyak 90 ul dan memasukan
kedalam cup TubexTF, tutup menggunakan isolatip tubex
TF.
e) Mengocok dengan cepat selama 2 menit.
f) Mendiamkan selama 5 menit.
g) Membaca hasil dan catat di buku hasil.
6) Harga Normal : (0 – 4) Negatif
h. Pemeriksaan Widal
Widal adalah prosedur uji serologi untuk mendeteksi bakteri
salmonella enterica yang mengakibatkan penyakit thipoid.uji
ini memperlihatkan reaksi antibodi salmonella terhadap antigen
O-somatik dan H-flagellar di dalam darah.
1) Metode : Slide Aglutinasi
2) Prisip : Terjadinya reaksi aglutinasi antara antigen bakteri
salmonella sp yang terdapat dalam reagen dengan antibodi
yang terdapat dalam serum pasien.
3) Alat : a. Slide Widal
b. Mikropipet 10 ul
c. Pengaduk.
4) Bahan : a. Serum pasien.
b. Reagen salmonella typhi H dan O.
c. Reagen salmonella typhi H paratyphi A, B, C.
d. reagen salmonella typhi O paratyphi A, B, C
5) Prosedur Kerja
a) Menyiapkan latar belakang putih (slide widal) terdiri atas
delapan bagian.
b) Memipet sampel atau serum lalu meneteskan diatas latar
belakang putih dengan masing masig bagian 10 ul.
c) Meneteskan reagen salmonella typhi H disamping sampel
bagian sampel pertama.
d) Meneteskan reagen salmonella typhi H paratyphi A
disamping sampel bagian kedua.
32
e) Meneteskan reagen salmonella typhi H paratyphi B
disamping sampel bagian ketiga.
f) Meneteskan reagen salmonella typhi H paratyphi C
disamping sampel bagian keempat.
g) Meneteskan reagen saalmonella typhi O disamping sampel
bagian kelima.
h) Meneteskan reagen salmonella typhi O paratyphi A
disamping sampel bagian keenam.
i) Meneteskan reagen salmonella typhi O paratypi B
disamping sampel ketujuh.
j) Meneteskan reagen salmonella typhi O paratyphi C
disamping sampel kedelapan.
k) Mengaduk masing masing reagen dengan sampel sampai
homogen.
l) Menggoyangkan selama 2 menit.
m) Membaca hasil.
6) Harga Normal : Negatif (tidak terjadi aglutinasi)
(Sumber : Analis Laboratorium RSUD Cilacap)
i. Pemeriksaan ASTO
ASTO (Anti streptolisin O) merupakan suatu pemeriksaan
darah yang berfungsi untuk mengukur kadar antibodi terhadap
streptolisin O, suatu zat yang dihasilkan oleh bakteri
streptococus grup A.untuk melakukan pemeriksaan ini, anda
akan diminta untuk tidak makan maupun minum selama 6 jam.
1) Metode : Slide Aglutinasi
2) Prinsip : Terbentuknya aglutinasi sebagai hasil reaksi antara
serum yang mengandung antibodi ASTO dengan suspensi
latex yang mengandung partikel yang dilapisi dengan
steropetolysin O yang dimurnikan dan distabilkan.
3) Alat : a. Slide ASTO
b. Pengaduk.
4) Bahan : a. Serum pasien
33
b. Reagen latex ASTO
5) Prosedur Kerja
a) Meneteskan 1 tetes serum pada latar belakang hitam (slide
ASTO).
b) Meneteskan 1 tetes reagen latex pada latar belakang hitam
aduk kemudian homogenkan .
c) Membaca hasil lalu mencatat di buku hasil.
6) Harga normal : Negatif (tidak terjadi aglutinasi)
(Sumber : Analis Laboratorium RSUD Cilacap)
j. Pemeriksaan CD4
CD4 adalah tes darah untuk menentukan seberapa baik sistem
kekebalan tubuh bekerja pada orang yang telah didiagnosis
dengan virus HIV. CD4 adalah jenis sel darah putih.
1) Metode : Automatic analyzer
2) Prinsip : Reagen kering tersegel dalam cartridge tesalera
pima CD4 mengandung CD3 dan CD4 penanda deteksi,
setelah cartridge dimasukan ke dalam analyzer reagen yang
dilarutkan dalam sampel berinteraksi dengan CD3 dan CD4
antibodi monoklonal spesifik masing masing diberi label
dengan pewarna fluorescent berbeda. Sel T-helper akan secara
otomatis terdeteksi dengan menentukan manasinyal neon dari
ke dua CD4 dan CD3 antibodi yang ditemukan pada sel yang
sama.
3) Alat : a. Alat pemeriksaan CD4 yaitu ALLERE
b. Mikropipet 25 ul
c. Alere puma cartridge
4) Bahan : Darah EDTA
5) Prosedur kerja
a) Memasukan darah EDTA kedalam alere pima cartridge
sampai melewati tanda, tutup alere pima cartridge.
b) Memasukan alere pima cartridge ke dalam alere pima CD
analyzer.
34
c) Mengisi ID pasien.
d) Menekan tombol yes.
e) Menunggu selama 20 menit sampai hasilnya muncul pada
layar alere pima cartridge.
6) Harga Normal : 500-1500 c/ul
(Sumber : Analis Laboratorium RSUD Cilacap)
6. Pemeriksaan Kardiovaskular meliputi : CK-MB
a. Pemeriksaan CK-MB
CK-MB (Creatinin Kinase M-B) adalah suatu pemeriksaan
untuk mendeteksi Infark Miokard Akut (IMA) secara cepat
dan tepat, bertujuan untuk mengetahui kadar CK-MB pasien
penyakit jantung koroner.
1) Metode : Automatic Analyzer
2) Alat : a. Alat pemeriksaan CK-MB yaitu RAMP
b. Mikropipet 75 ul
c. Cartridge CK-MB
d. White tip CK-MB
3) Bahan : a. Darah EDTA
b. Buffer CK-MB
4) Prosedur Kerja
a) Menyiapkan alat dan bahan.
b) Memasukan ID pasien ke alat.
c) Membuka tutup buffer CK-MB.
d) Memipet darah EDTA sebanyak 75 ul dan memasukan
kedalam buffer.
e) Menghomogenkan dengan mikropipet sebanyak 10 kali.
f) Memasukan darah yang telah dihomogenkan kedalam
cartridge sebanyak 75 ul.
g) Memasukan cartridge ke dalam alat RAMP CK-MB,
menunggu selama 5 menit untuk membaca barcode pada
cartridge.
h) Menunggu hasil selama 15 menit.
35
7. Pemeriksaan Bakteriologi
a. Pemeriksaan Kultur Aerob
Kultur Aerob adalah metode pemeriksaan diagnostik untuk
mendeteksi adanya mikroorganisme didalam darah.
Mikrorganisme tersebut bisa bakteri, jamur, atau parasit.
1) Metode : Automatic Analyzer
2) Prinsip : Menggunakan media kultur atau botol kultur
dengan cara memasukan kedalam alat kemudian sistem kultur
darah secaraotomatis dilengkapi dengan resin untuk mengikat
antibiotik tersebut.
3) Alat : BACT ALERT 3D
4) Bahan : a. Darah Vena
b. Botol Kultur
5) Prosedur Kerja
a) Menyiapkan alat dan bahan.
b) Memasukan sampel darah pada spuit kedalam botol
pembenihan yang berisi media penyubur dan resin
(penetral antibiotik, homogenkan hingga tercampur rata.
Volume darah 1 : 10 (anak : 1 – 5 ml, dewasa : 10 – 20 ml).
c) Menekan tombol on untuk menyalakan alat BACT ALERT
3D, setelah alat siap akan muncul menu utama.
d) Menekan tombol gambar kunci pada menu utama.
e) Menekan tombol rem untuk menghentikan rotor.
f) Membuka alat BACT ALERT 3D kemudian tekan tombol
gambar botol.
g) Menscan barcode pada bootol kultur.
h) Memasukan botol kultur pada tempat yang kosong (bebas).
i) Mengeklik tanda ceklist pada layar.
j) Menutup pintu BACT ALERT 3D.
k) Menginkubasi pada suhu 3500C BACT ALERT 3D,
pemeriksaan dengan alat ini hanya dalam waktu 2 jam alat
akan memberikan tanda berupa alarm pada sampel yang
36
positif. Namun jika sampel belum memberikan tanda tanda
positif, maka diberi selang waktu pemeriksaan atau
ditunggu hasilnya maksimal 3 – 5 hari. Hasil negatif akan
ditunjukan pada alat berupa code sampel (negatif) pada
alat.
6) Harga Normal : Negatif
(Sumber : Analis Laboratorium RSUD Cilacap)
37
b. Cat Ziehl Neelsen A (Carbol Fuchsin), Ziehl
Neelsen B (Asam Alkohol), Ziehl Neelsen C
(Metilen Blue).
5) Prosedur Kerja
a) Menyiapkan alat dan bahan.
b) Membuat preparat smear dari sampel yang ada secara
aseptik.
c) Melakukan fiksasi diatas nyala api spirtus.
d) Meneteskan 2-3 tetes cat ZN A (CARBOL-FUCHSIN) dan
panaskan diatas api sampai timbul uap, jaga pemanasan
jangan sampai mendidih atau preparat kering.
e) Mencuci dengan air mengalir, kemudian tiriskan.
f) Meneteskan cat ZN B (ASAM ALKOHOL) sampai cat ZN
A luntur, cuci dengan air mengalir kemudian tiriskan.
g) Menestan 2-3 tetes cat ZN C (METHYLEN BLUE),
diamkan selama 2 menit.
h) Mencuci dengan air mengalir, kemudian tiriskan.
i) Mengering udarakan preparat.
j) Mengamati menggunakan microskop perbesaran kuat (100
X).
(Sumber : Analis Laboratorium RSUD Cilacap)
b. Pewarnaan Gram (Pemeriksaan Penentuan Jenis Kuman)
Pewarnaan Gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang
paling penting dan luas yang digunakan untuk mengidentifikasi
bakteri ( bakteri gram positif dan bakteri negatif).
1) Metode : Gram
2) Prinsip : Saat bakteri diwarnai dengan zat pewarna primer
(kristal violet), bakteri gram positif akan menyerap zat warna
tersebut sehingga bewarna unggu. Sedangkan bakteri gram
negatif akan melepaskan zat warna sekunder sehingga setelah
pencucian dengan alkohol dan kemudian akan menyerap zat
38
warna terakhir yang di berikan yaitu safranin sehingga
bewarna merah.
3) Alat : a. Objeck glass
b. Jarum Ose
c. Lampu spirtus
d. Mikroskop
4) Bahan : a. Biakan
b. Cat Gram A (kristal violet), Gram B (lugol
iodene), Gram C (alkohol:aseton 1:1).
5) Prosedur kerja
a) Menyiapkan alat dan bahan.
b) Membuat preparat smear dari sampel secara aseptik.
c) Melakukan fiksasi diatas nyala api spirtus.
d) Meneteskan 2-3 tetes cat Gram A (kristal violet), diamkan
selama 1 menit.
e) Mencuci dengan air mengalir, kemudian tiriskan.
f) Meneteskan 2-3 tetes Gram B (lugol iodene), diamkan
selama 1 menit.
g) Mencuci dengan air mengalir,kemudian tiriskan.
h) Meneteskan 2-3 tetes Gram C (alkohol:aseton 1:1),
diamkan selama 30 detik.
i) Mencuci dengan air mengalir, kemudian tiriskan.
j) Mengering udarakan preparat.
k) Membaca hasil menggunakan mikroskop perbesaran kuat
(100 X).
(Sumber : Analis Laboratorium RSUD Cilacap)
c. Uji sensitivitas (Pemeriksaan kepekaan dan kekebalan
kuman terhadap pemberian obat antibiotik)
Uji sensitivitas merupakan suatu metode untuk menentukan
tingkat kerentanan bakteri terhadap zat anti bakteri dan untuk
mengetahhui senyawa murni yang memiliki aktivitas anti
bakteri.
39
1) Prinsip : Ketentuan terhadap bakteri penyebab penyakit yang
kemungkinan menunjukkan resistensi terhadap suatu
antimikroba atau kemampuan suatu antimikroba untuk
menghambat pertumbuhan bakteri yang tumbuh di in vitro,
sehingga dapat dipilih sebagai antimikroba yang berpotensi
untuk pengobatan.
2) Alat : a. Cawan petri steril
b. Pinset
c. Inkubator
d. Incase BioLab
e. Ose steril
f. Cotton Swab
3) Bahan : a. Media MHA (Mueller Hinton Agar)
b. Nacl
c. Koloni Bakteri
d. Antibiotik untuk bakteri gram positif atau
bakteri gram negatif.
4) Prosedur kerja
a) Menyiapkan alat dan bahan.
b) Membuat suspensi koloni menggunakan NaCl.
c) Mengambil 2 media MHA (Mueller Hinton Agar) yang
sudah jadi di cawan petri.
d) Mencelupkan cotton swab ke suspensi tadi lalu
menggoreskan pada media MHA dengan empat bagian
rata.
e) Menempelkan antibiotik sesuai dengan bakteri gram positif
atau gram negatif ( jika bakteri gram positif yaitu SAM,
MEM, AMP, AMC, CIP, CRO, FOX, E, CN, CTX, dan
jika bakteri gram negatif yaitu SAM, MEM, AMP, AMC,
CIP, CRO, CN, C, CTX).
f) Menginkubasi cawan tersebut dengan suhu 370C secara
terbalik selama 24 jam.
40
g) Membaca hasil lalu tulis di buku hasil.
(Sumber : Analis Laboratorium RSUD Cilacap)
d. Multi Drug Resistent (MDR)
Multi Drug Resistent (MDR) adalah Tuberkulosis (TB) yang
resisten terhadap manfaat dua obat antituberkulosis yang paling
kuat, yaitu isoniazid dan rifampisin.
1) Metode : Automatic Analyzer
2) Prinsip : Mesin ini secara langsung meneliti dan mengurai
DNA bakteri dan menggunakan ultrasonik untuk
menghancurkan sel bakteri secara cepat.
3) Alat : a. Alat pemeriksaan yaitu GeneXpert
b. Cartridge TCM
c. Pipet Steril
4) Bahan : a. Sputum atau dahak
b. Buffer TCM
c. Data Pasien
5) Prosedur kerja
a) Menyiapkan alat dan bahan.
b) Menuangkan reagen buffer kedalam wadah penampung
dahak, menghomogenkan hingga tercampur,kemudian
diamkan hingga encer.
c) Menuangkan sampel kedalam cartridge mewnggunakan
pipet sterill sampai batas tanda garis pertama.
d) Mengklik create test pada komputer alat GeneXpert, scan
barcode pada cartridge.
e) Mengisi ID pasien, kemudiaan memilih posisi (B1, B2, B3,
B4), lalu klik start.
f) Memasukan username dan password, klik OK untuk
melihat posisi sampel dalam module.
g) Memasukan cartridge ke dalam module, kemudian
menutup kembali module maka alat GeneXpert akan secara
otomatis memeriksa sampel.
41
h) Menunggu hasil selama 2 jam.
6) Harga normal : MTB NOT DETECTED.
(Sumber : Analis Laboratorium RSUD Cilacap)
9. Pemeriksaan Urinalisis
a. Pemeriksaan Narkoba
Narkoba singkatan dari Narkotika dan Obat atau bahan
berbahaya. Meliputi : Amphetamin, Benzodiazepin, Mariyuana
/ THC, Opiate, Metamphetamin.
1) Metode : Imunnochromatografy Rapid Test
2) Prinsip : Urin yang mengandung obat (narkoba) akan
berikatan dengan obat konjugat untuk mengikat antibodi
didalam strip, urin yang mengandung obat (narkoba) akan
memberikan tanda daris sebanyak 1 garis dan urin yang tidak
mengandung obat (narkoba) akan
memberikan tanda garis sebanyak dua garis.
3) Alat : Rapid pemeriksaan narkoba (FOKUS, AIM,
ACSES)
4) Bahan : Urin Pasien
5) Prosedur Kerja
a) Menghomogenkan sampel urin.
b) Menuangkan sedikit sampel urin ketutup wadah urin.
c) Mencelupkan strip narkoba ke dalam urin tersebut.
d) Menunggu hasil selama 5 menit.
e) Membaca hasil.
6) Harga Normal : Negatif
(Sumber : Petunjuk penggunaan Rapid pemeriksaan narkoba
(FOKUS, AIM, ACSES) )
b. Pemeriksaan Urin Rutin
Pemeriksaan untuk menganalisis kondisi fisik, kimiawi, dan
makroskopik urine, metode diagnosis yang sangat umum
dilakukan diberbagai fasilitas kesehatan atau laboratorium,
karena cukup mudah dan murah. Hasil tes ini dapat digunakan
42
untuk mendiagnosis berbagai penyakit dan kondisi yang
diderita oleh pasien.
1) Metode : Urinalisa Analyzer
2) Prinsip : Strip urin ditempatkan pada Tray selanjutnya
diteruskan oleh penggerak ke alat pembaca terdapat LED
yang memancarkan cahaya dari panjang gelombang yang
mengarah pada permukaan test pad, cahaya LED yang
mengenai pad terpantul dengan warna yang terdapat pada pad
dan tertangkap oleh detektor, disini panjang gelombang yang
diterima di perkat dan di filter masing masing cahaya yang
telah dikuatkan tersebut dikelompokan berdasarkan parameter
dan diubah menjadi sinyal analog digital converter,
selanjutnya kadar di analisa menggunakan mikrokomputer
dan membandingkan dengan cahaya pada referasi.
3) Alat : a. Alat pemeriksaan UR yaitu Aution Eleven
b. Tabung reaksi
4) Bahan : a. Urine Pasien
b. Strip aution elevem
5) Prosedur Kerja
a) Menghomogenkan sampel urin.
b) Memasukan sampel urin kedalam tabung reaksi sebanyak
¾ tabung.
c) Mengetik nomor ID pasien diawali dengan menekan
tombol #.
d) Memasukan strip kedalam tabung yang sudah diisi urin.
e) Mengangkat strip tersebut kemudian sedikit di tiriskan.
f) Memasukan strip ke alat sesuai dengan TRAY.
g) Menekan enter, maka alat akan membaca secara otomatis.
(sumber : Analis Labpratorium RSUD Cilacap)
c. Pemeriksaan Tes Kehamilan :
Uji kehamilan kualitatif menggunakan testpack yaitu alat uji
kehamilan berbentuk stik yang dirancang untuk mengetahui
43
apakah urin yang dijadikan sampel mengandung hormon hCG.
Hormon ini sendiri diproduksi setelah sel telur yang telah
dibuahi menempel di dinding rahim.
1) Metode : Rapid Test.
2) Alat : Strip RightSign, BiotesT
3) Bahan : Urin pasien
4) Prinsip : Kromatografi
5) Prosedur Kerja
a) Menghomogenkan sampel urin.
b) Mencelupkan strip HCG ke dalam urin sesuai batasnya
(tidak boleh melebihi batas tanda max).
c) Mendiamkan selama 5 menit.
d) Membaca hasil.
10. Pemeriksaan Faeses
a. Pemeriksaan Faeses Lengkap
Feases lengkap adalah suatu pemeriksaan laboratorium untuk
menilai dan mengukur melalui beberapa parameter yang
bertujuan untuk mengetahui kondisi sistem pencernaan
seseorang melalui feases.
1) Metode : Makroskopis dan Mikroskopis
2) Prinsip : Sedikit feses diletakkan diatas objeck glass dengan
ditetesi reagen eosin 1% ditutup dengan deck glass dan di
periksa dibawah mikroskop perbesaran 10X dan 40X eosin
memberikan latar belakang warna merah.
3) Alat : a. Batang pengaduk
b. Objeck glass
c. Deck glass
d. Mikroskop
4) Bahan : a. Feses Pasien
b. Eosin 2%
5) Prosedur kerja
44
a) Makroskopis : warna, bau, konsistensi, lendir, darah, sisa
makanan.
b) Mikroskopis
i. Menyiapkan alat dan bahan.
ii. Meneteskan 1 tetes Eosin 1% diatas objeck glass.
iii. Menambahkan sedikit feses pada objeck glass.
iv. Menghomogenkan.
v. Menutup dengan menggunakan deck glass.
vi. Memeriksa di bawah mikroskop 10X dan 40X.
vii. Mencatat hasil yang di peroleh.
(sumber : Analis Laboratorium RSUD Cilacap)
b. Pemeriksaan Darah Samar
Darah Samar adalah tes untuk mendeteksi adanya hemoglobin
dan derivatnya di dalam urin atau feses dan berdasarkan
perubahan warna yang terjadi.
1) Metode : Rapid Test.
2) Alat : Rapid FOB SD BIOLINE PT. Cakramas Sumber
Makmur.
3) Bahan : a. Feses pasien
b. Reagen FOB
4) Prosedur Kerja
a) Menyiapkan alat da bahan.
b) Membuka penutup reagen, kemudian tusukan 3 – 4 kali ke
dalam feses.
c) Memasukan kedalam reagen kembali lalu homogenkan.
d) Meneteskan 3 tetes kedalam rapid darah samar.
e) Mendiamkan dan tunggu hasil hingga terbentuk garis.
f) Membaca hasil.
11. Pemeriksaan Analisa Cairan Tubuh
a. Pemeriksaan Analisa Cairan Pleura
1) Metode : Automatic Analyzer
2) Prinsip :
45
3) Alat : a. Sysmex XN-1000
b. ILab 650
c. Mikropipet 500 ul
d. cup serum
e. tabung serologi
4) Bahan : a. Serum dari cairan pleura
b. Reagen pemeriksaan pada alat kimia darah dan
hematologi
5) Prosedur kerja
a) Membagi sampel cairan pleura menjadi 2, masukan pada 2
tabung serologi sekali pakai.
b) Memasukan salah satu tabung ke dalam sentrifuge putar
pada kecepatan 3000 rpm selama 3-5 menit untuk
pemeriksaan kimia darah, lalu memipet serum cairan pleura
tersebut sebanyak 500 ul masukan kedalam cup serum.
c) Memasukan cup serum pada alat Ilab 650 dengan posisi
yang tertera pada komputer.
d) Menulis ID pasien, lalu mengeklik pemeriksaan yang akan
di kerjakan yaitu TP, ALB, GDS lalu klik compile, lalu klik
tombol restart, klik ignore 2 kali lalu alat akan langsung
otomatis mengerjakan sampel kemudian hasil akan
tertransfer ke komputer.
e) Memasukan tabung yang satunya kedalam alat hematologi
dengan cara mengeklik tombol manual pada alat Sysmex
XN-1000, menunggu tempat untuk tabung keluar.
f) Mengatur pada komputer dengan klik tombol manual
analysis lalu jika Read ID sudah tercentang maka hapus
centang tersebut, jika belum tercentang maka biarkan saja.
g) Mengeklik tombol change Measurement Mode lalu pilih
dan klik Body Fluid, klik oke.
h) Maka secara otomatis alat akan melakukan background,
tunggu beberapa menit.
46
i) Mengeklik tombol dengan simbol tabung 3 di bagian kiri
bawah setelah background selesai lalu klik start.
j) Membaca hasil setelah beberapa menit hingga muncul di
komputer dan mencatat hasil.
6) Harga normal : Rivalta : Negatif
Protein : 15 – 45 g/dl
Jumlah sel : <5 / ul darah
Hitung Jenis sel
MN : 70 – 100%
PMN : 40 – 90%
47
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Rumah sakit merupakan organisasi kesehatan terdepan yang
memberikan pelayanan serta menyeluruh dan terpadu secara langsung
kepada masyarakat.
2. Laboratorium di puskesmas merupakan sarana untuk membantu
menegakkan diagnosis penyakit oleh karena itu keberadaan
laboratorium di Rumah sakit merupakan bagian dari pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
3. Dengan adanya kegiatan praktek kerja lapangan yang dilaksanakan
kami para siswa dapat mengenal langsung dunia pekerjaan khususnya
tentang kerja di laboratorium. Selain itu kami dapat belajar tengtang
berbagai jenis pemeriksan yang ada dilaboratorium, mengetahui alur
laboratorium dan dapat berinteraksi dan beradaptasi secara langsung
dengan pasien.
B. Saran
1. Ruang Laboratorium sebaiknya ditambah agar pelayanan pada pasien
lebih efisien selain itu juga memugkinkan untuk menambah tenaga
baru agar pada saat pemberian hasil pasien tidak menuggu lama.
2. Pada kasir diberi harga pemeriksaan yang ada pada lab agar tidak
meghambat pasien yang lain karen apetugas kasir tidak mengetahui
harga laboratorium.
48
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/27179416/
PEMERIKSAAN_NILAI_NORMAL_SATUAN
https://www.scribd.com/document/255618358/Laporan-Praktikum-
Mikrobiologi-Uji-Sensitifitas-Antibiotik
https://www.google.com/search?client=firefox-b-
d&q=tata+tertib+rsud+cilacap
http://rsud.cilacapkab.go.id/v2/
https://www.google.com/search?safe=strict&client=firefox-b-
d&ei=jLboXKz7HZ7Cz7sPvNGSoA4&q=alamat
%2Flokasi+rsud+cilacap&oq=ALA&gs_l=psy-
ab.1.0.35i39j0i131j0i67j0j0i131j0i67l3j0j0i67.3896.6421..8240...1.0..2.17
1.2850.1j23......0....1..gws-wiz.....6..0i71.w5yC7Yu0nDg
BUKU LAPORAN PKL TAHUN 2017/2018
(sumber:http://analiskesehatanindonesia.blogspot.com/2011/03membuat-
sediaan-apus-darah-dengan.html?m=1 )
49
50