PRAKTIK PROFESI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
(Kep.N.1.05)
1
BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROFESI NERS
TIM PENYUSUN:
Mugi Hartoyo, MN
Shobirun, MN
S. Eko Ch. Purnomo, SKp., M.Kes.
Dr. Sudirman, MN.
Supadi, SKep., Ns., M.Kep., Sp. MB.
Suharto, SPd., MN.
Sri Utami Dwiningsih, MNS.
M. Syamsul Arif S.N., SKep., Ns., M.Kes.
Rodhi Hartono, SKep., Ns., M.Kes.
Sudiarto, MN.
Nina Indriyawati, MNS.
Mardiyono, MNS., PhD.
EDITOR:
Shobirun, MN.
Mugi Hartoyo, MN.
Diterbitkan Oleh
Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Semarang
Alamat : Jl. Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik, Kota Semarang
2
IDENTITAS PEMILIK BUKU
NAMA : ______________________________________________
NIM : ______________________________________________
NO.HP : ______________________________________________
EMAIL : ______________________________________________
3
PRAKATA
Panduan Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah untuk mahasiswa Prodi Profesi Ners
bertujuan untuk memberikan pedoman bagi mahasiswa tahap profesi Ners dan para pembimbing
praktik dalam melaksanakan proses pembelajaran klinik area Keperawatan Medikal Bedah. Buku ini
diharapkan dapat memberikan petunjuk dalam memenuhi target kompetensi bagi mahasiswa profesi
ners.
Dalam buku panduan ini disusun pedoman dan format-format penugasan yang harus dicapai
dan dilengkapi mahasiswa selama menjalani pendidikan profesi ners. Diharapkan dengan adanya
buku panduan ini kegiatan pembelajaran baik yang dilakukan mahasiswa maupun pembimbing dapat
termonitor dan dapat dievaluasi secara komprehensif, sehingga semua pihak yang terlibat
mendapatkan umpan balik untuk peningkatan kualitas pembelajaran selanjutnya.
Buku panduan ini mengacu pada kurikulum profesi ners. Penyusunan buku panduan ini
membutuhkan penyempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak akan sangat
bermanfaat guna mengikuti perkembangan keilmuan dan kondisi klinik di masa mendatang. Apresiasi
dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah turut berpartisipasi
dalam penyusunan dan penyempurnaan buku ini. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat.
4
VISI dan MISI
Visi Program Studi Profesi Ners Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Menghasilkan Ners yang
Unggul dalam Keperawatan Kritis, Perioperatif, Gawat Darurat, berbudi pekerti luhur dan mampu
bersaing secara global tahun 2025.
Profil merupakan peran yang diharapkan dapat dilakukan oleh lulusan program studi di
masyarakat atau dunia kerja. Adapun profil lulusan program studi profesi ners Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang adalah sebagai :
1. Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan)
2. Communicator (Interaksi dan transaksi dengan klien, keluarga, dan tim
kesehatanmenggunakan bahasa Indonesia dan bahasa internasional dengan tidak
mengesampingkan bahasa lokal)
3. Educator dan health promoter (Pendidik Kesehatan melalui upaya promosi
kesehatan kepadai klien, keluarga dan masyarakat berbasis teknologi informasi).
4. Manager dan leader (Manajemen praktik/ruangan pada tatanan rumah sakit maupun
masyarakat menggunakan perkembangan teknologi informasi )
5. Researcher (Peneliti)
6. Change of agent (Agen perubah dalam keperawatan)
5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar v
Visi Misi vii
Daftar Isi ix
Koordinator Mata Kuliah/ Stase 1
Bab I Kegiatan Belajar Praktik Klinik Keperawatan 3
6
KOORDINATOR MATA KULIAH
CATATAN:
Link penilaian diisi oleh masing-masing pembimbing klinik dan akademik. Nilai akan
diverifikasi oleh bagian monev setelah mahasiswa mengumpulkan bukti fisik rekapitulasi
penilaian yang bertanda tangan pembimbing akademik dan klinik.
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Umum
8
C. Tujuan Khusus
Pada akhir pembelajaran mata ajar ini peserta didik diharapkan mampu:
1. Melakukan pengkajian secara sistematis pada klien dengan gangguan fungsi tubuh
baik kasus medikal dan bedah.
2. Merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan data objektif dan subjektif yang
ditemukan pada pasien dengan gangguan fungsi tubuh baik kasus medikal dan beda
3. Menyusun rencana tujuan dan tindakan beserta alasan-alasan ilmiahnya
4. Melakukan tindakan keperawatan lanjutan (advance) secara mandiri, kolaborasi
sesuai prioritas, dan bekerja dalam tim untuk mengatasi masalah-masalah gangguan
fungsi tubuh pada kasus medikal bedah sesuai SOP
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan gangguan fungsi tubuh pada
kasus medikal bedah
6. Berkontribusi untuk memberikan pertimbangan/keputusan yang berkaitan dengan
pelayanan perawatan secara rasional, logis, dan etis.
7. Melakukan kolaborasi dan atau konsultasi pada anggota tim kesehatan lain untuk
mengatasi masalah kesehatan klien
8. Mendokumentasikan asuhan keperawatan secara benar pada pasien dengan gangguan
fungsi tubuh pada kasus medikal bedah.
9. Menumbuhkan hubungan kesejawatan dan keprofesian
10. Melakukan komunikasi efektif; bertindak etis dan legal; berfikir kritis, kreatif dan
inovatif.
9
BAB II
Pengampu:
a. KMB
1. Mugi Hartoyo, MN.
2. Suharto, SPd., MN.
3. Mardiyono, MNS.,PhD
4. Dr. Supriyadi, MN.
5. Heru Supriyatno, MN.
6. Shobirun, MN.
7. Bambang Sarwono, SKep., Ns., MKes.
8. Dwi Ari Murti W., MN.
9. Sunarmi, SKep., Ns., MKes
10.S. Eko Ch. Purnomo, SKp., M.Kes.
11.Nina Indriyawati, MNS.
12.Sri Utami Dwiningsih, MNS
13.Asrin, MN.
14.Wenny Trisnaningtyas, SKep., Ns., MKep.
15.M. Syamsul ASN., SKep., Ns., MKes.
16.Rodhi Hartono, SKep., Ns., M.Kes.
17.Supadi, SKep., Ns., MKep., Sp.KMB.
18.Handoyo, MN.
19.Sadar Prihandana, SKep., Ns., Sp.KMB.
20.Sherly Metasari, S.ST., Ners., M.Tr.Kep
21.Lisa Rizky Amalia, S.Kep., Ns., M.Kep
22.Novema Ashar N, S.Tr.Kep., Ners., M.Tr.Kep
23.Pembimbing klinik RSUP dr. Kariadi Semarang
24.Pembimbing klinik RSUD Gondo Suwarno Ungaran
25.Pembimbing klinik RSD Wongso Negoro Kota Semarang
26.Pembimbing klinik RSUD Kudus.
27.Pembimbing klinik RSJ Magelang
28.Pembimbing klinik RSUD Tidar Magelang
29.Pembimbing klinik RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh
30.Pembimbing klinik RSUD Rumah Sakit Umum Daerah dr. Doris Sylvanus
31.Pembimbing klinik RSUD Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin
10
B. Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Medikal Bedah mahasiswa mampu:
1. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada orang
dewasa.
2. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
3. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab.
4. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal.
5. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari
setiap klien yang unik.
6. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien dewasa.
7. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan standar
yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan
efektif.
8. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan orang dewasa.
9. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten.
10. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya.
11. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi
manajemen kualitas dan manajemen risiko.
12. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang
kesehatan.
13. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan
keperawatan yang diberikan .
14. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
15. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional.
16. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
17. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan
11
dikonsultasikan pada ekspert/ahli di bidang keperawatan. Hasil karya DRK dilanjutkan
sebagai proyek EBNP dan design inovatif (Judul sama).
7. Menyusun 1 (satu) perencanaan dan implementasi desain inovatif keperawatan berbasis
EBNP secara kelompok dan dikonsultasikan pada ahli di bidang keperawatan/kedokteran.
Presentasi secara kelompok di akhir stase sesuai sistematika yang telah ditentukan.
8. Melaksanakan 1 (satu) kali ujian stase/Direct Observasional of Prosedure skill (DOPS)
dilaksanakan secara luring oleh preceptor dan pembimbing akdemi menggunakan system
Student Oral Case Analysis (SOCA).
9. Membuat satu media pembelajaran secara individu, baik berupa video, leaflet, atau lembar
balik.
10. Semua tugas diupload di HELTI.
Kegiatan Pembimbing
Waktu Kompetensi
Mahasiswa
Minggu 1. Melakukan komunikasi 1. Membuat perencanaan praktek 1. Melakukan diskusi
I-II yang efektif dalam profesi di ruang medikal tentang perencanaan
pemberian asuhan bedah dan IBS untuk praktek
keperawatan pada orang mengelola pasien dewasa 2. Mengorientasikan
dewasa. dengan masalah gangguan ruangan, RS, sistem
pemenuhan kebutuhan dasar bimbingan, jadwal
akibat gangguan sistem tubuh bimbingan harian
secara aman dan legal berdasar 3. Melakukan diskusi
norma yang berlaku tahapan pencapaian
2. Konsultasi perencanaan kompetensi
praktek profesi (tahap 4. Melakukan Pre
pencapaian kompetensi) ke conference
pembimbing Klinik dan dosen 5. Melakukan Post
pembimbing Conference
3. Melakukan Pre conference
4. Melakukan Post Conference
5. Melakukan pengkajian pada
pasien dewasa
6. Memberikan edukasi pada
pasien dan keluarga
2. Menggunakan 1. Berkomunikasi dengan pasien 1. Melakukan
keterampilan dan keluarga mengenai mentoring
interpersonal yang efektif kepuasan dalam pelayanan pengembangan soft
dalam kerja tim. keperawatan di ruang medikal skill (komunikasi
bedah dan IBS interpersonal,
2. Membina hubungan kerja yang intrapersonal, kerja
baik dengan tenaga kesehatan sama) pada
yang terkait. mahasiswa
12
keperawatan dewasa. informasi litaerasi
2. Menerapkan klasifikasi yang dapat diakses
intervensi dan outcome mahasiswa
keperawatan (SIKI dan SLKI)
Minggu 4. Menggunakan proses 1. Penerapan asuhan 1. Memilihkan kasus
II-IV keperawatan dalam keperawatan pada kasus- yang sesuai
menyelesaikan masalah kasus pasien keperawatan 2. Melakukan
klien dewasa di tatanan dewasa di ruang medikal, mentoring skill
klinik surgical dan IBS. kompetensi pada
2. Menerapkan terapi modalitas mahasiswa
keperawatan 3. Mensupervisi dalam
3. Mengelola asuhan memberikan asuhan
menggunakan pendekatan keperawatan
holistik, preventif, promotif, 4. Memberikan
kuratif, restoratif, masukan pada
réhabilitatif, consolation of pengelolaan kasus
the dying. pasien dewasa oleh
4. Setiap mahasiswa menulis mahasiswa
WoC dan asuhan
keperawatan (kasus tidak
boleh sama) terkait kasus
5. Menggunakan langkah- 1. Mempertahankan kepentingan 1. Memberikan
langkah pengambilan pasien jika terdapat dilema masukan terkait
keputusan etis dan legal tentang terapi. pengambilan
2. Menulis logbook keputusan etis
pengelolaan pasien
6. Memberikan asuhan peka 1. Melakukan pengkajian tentang 1. Memberikan
budaya dengan value, budaya dan kepercayaan masukan terkait
menghargai etnik, agama yang ada pada klien dan asuhan keperawatan
atau faktor lain dari setiap keluarga peka budaya
klien yang unik. 2. Menulis logbook
13
6. Menulis logbook
Minggu 8. Mendemonstrasikan 1. Menyampaikan kepada 1. Melakukan diskusi
V-VI keterampilan teknis pembimbing klinik terkait tentang perencanaan
keperawatan yang sesuai target kompetensi pada mata praktek
dengan dengan standar kuliah KMB 2. Melakukan diskusi
yang berlaku atau secara 2. Memenuhi target kompetensi tahapan pencapaian
kreatif dan inovatif agar keperawatan dewasa kompetensi
pelayanan yang diberikan 3. Melaksanakan ujian kelolaan 3. Melakukan bed side
efisien dan efektif. kasus dan SOCA teaching
4. Melakukan evaluasi
praktik
Minggu 9. Mengembangkan pola 1. Mengembangkan pola pikir 1. Memfasilitasi
I-VI pikir kritis, logis dan etis kritis, logis dan etis dalam diskusi bersama
dalam mengembangkan mengembangkan asuhan mahasiswa
asuhan keperawatan orang keperawatan 2. Mengembangkan
dewasa. 2. Menyelesaikan masalah klien soft skill: berfikir
secara efektif dan efisien serta kritis mahasiswa
sistematis. dalam penyelesaian
3. Menindak lanjuti hasil dari masalah pasien
penyelesaian masalah klien. 3. Memberikan
masukan dan arahan
terkait penyelesaian
masalah pasien
dewasa
10. Memberikan asuhan yang 1. Menerapkan konsep Caring, 1. Melakukan
berkualitas secara holistik, Holism dan Humanism dalam pendampingan
kontinyu dan konsisten. asuhan keperawatan. 2. Melaksanakan
2. Memberikan pendidikan evaluasi
kesehatan pada pasien 3. Memberikan
3. Memberikan intervensi feedback terhadap
keperawatan sesuai dengan pencapian target
target skill dengan mengacu kompetensi
pada SOP rumah sakit. mahasiswa
11. Menjalankan fungsi 1. Menerapkan pendekatan etik 1. Monitoring
advokasi untuk dalam pengambilan keputusan intervensi
mempertahankan hak 2. Mempertimbangkan hak pasien keperawatan yang
klien agar dapat dan keluarga dalam pelayanan dilaksanakan
mengambil keputusan kesehatan mahasiswa
untuk dirinya. 2. Memberikan
feedback terhadap
asuhan keperawatan
yang dilaksanakan
mahasiswa
12. Mempertahankan 1. Berkomunikasi dalam kontek 1. Memfasilitasi
lingkungan yang aman professional: melakukan mahasiswa dalam
secara konsisten melalui diskusi mengenai pelayanan berdiskusi dengan
penggunaan strategi kepada pasien (merujuk pada tim kesehatan di
14
manajemen kualitas dan kasus) dengan pembimbing rumah sakit
manajemen risiko. klinik, akademik, teman dan
tenaga kesehatan lain.
2. Berkomunikasi dalam konteks
sosial dan keanekaragaman
Budaya serta Keyakinan
3. Mempertahankan keselamatan
pasien dan keselamatan
kesehatan kerja di rumah sakit
4. Berkolaborasi dengan sejawat,
senior, atau profesi lain.
13. Melaksanakan pelayanan 1. Membaca SOP yang ada di 1. Memberikan akses
kesehatan sesuai dengan ruangan informasi SOP
kebijakan yang berlaku 2. Melaksanakan prinsip ruangan
dalam bidang kesehatan keselamatan pasien dan 2. Melakukan supervise
keselamatan kesehatan kerja kegiatan mahasiswa
dalam memberikan asuhan 3. Monitoring aktivitas
keperawatan pada pasien mahasiswa
dewasa (Standar precaution, 4. Mendampingi pada
APD). saat mahasiswa
3. Menerapkan prinsip bekerja melaksanakan
dengan benar dalam asuhan implementasi
keperawatan. keperawatan dengan
4. Menulis log book pasien.
14. Memberikan dukungan 1. Menerapkan dinamika 1. Memfasilitasi
kepada tim asuhan dengan kelompok (team building) mahasiswa dalam
mempertahankan 2. Ketua kelompok memberikan mengembangkan
akontabilitas asuhan pengarahan pada anggota tim building
keperawatan yang kelompok.
diberikan . 3. Anggota kelompok
berkontribusi pada
penyelesaian tugas kelompok.
4. Menggunakan pendekatan
sistematis dalam mengelola
konflik.
15. Mewujudkan lingkungan 1. Meningkatkan kerjasama 1. Memfasilitasi
bekerja yang kondusif dalam kelompok melalui mahasiswa dalam
penyelesaian tugas kelompok. keterlibatan
2. Berperan aktif dalam aktivitas kegiatan dalam
ruang rawat dewasa (tempat ruang rawat inap
praktik).
16. Mengembangkan potensi 1. Terlibat dalam diskusi tentang 1. Memfasilitasi
diri untuk meningkatkan layanan kesehatan dan mahasiswa dalam
kemampuan professional keperawatan. mengembangkan
2. Menulis logbook Potensi diri
17. Berkontribusi dalam 3. Mempelajari dinamika kerja 1. Memberikan
mengembangkan profesi profesi keperawatan, wawasan mengenai
15
keperawatan khususnya keperawatan pasien profesi dan
dewasa organisasi profesi
2. Memberikan
gambaran tentang
tugas dan tanggung
jawab dalam
pengelolaan pasien
di rumah sakit
18. Menggunakan hasil 1. Merancang desain inovatif 1. Memfasilitasi akses
penelitian untuk keperawatan sesuai dengan sumber informasi
diterapkan dalam tahapan EBNP yang 2. Memberikan arahan
pemberian asuhan merupakan lanjutan dari DRK dan bimbingan
keperawatan dilaksanakan secara kelompok. dalam sintesis jurnal
2. Mengimplementasikan desain dan rancangan
inovatif. desain inovatif
3. Presentasi hasil implementasi berdasarkan EBNP
EBNP desain inovatif. 3. Melakukan
pendampingan pada
saat mahasiswa
implementasi hasil
EBNP
4. Menghadiri
presentasi
mahasiswa.
D. LUARAN
Luaran mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah pada program profesi Ners Pendidikan Profesi
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dan dosen tidak terkonfirmasi (terpapar) Covid-19 selama proses pembelajaran
praktik KMB
2. Mahasiswa lulus mata Kuliah KMB tepat waktu
3. Minimal 90% mahasiswa lulus MK KMB dengan nilai ≥ 3.25 setara dengan nilai 80 (rentang
nilai 1-100)
4. Hasil karya ilmiah mahasiswa dalam ≥ 3.25 minimal diunggah pada repository Poltekkes
kemenkes Semarang dan minimal 10 % diantaranya dipublikasikan pada jurnal Nasional dan
atau internasional bereputasi, serta minimal terdapat 3 HAKI
5. Menghasilkan minimal 3 karya berupa produk/prototype untuk meningkatkan efisiensi dan
kualitas layanan keperawatan
BAB III
16
TATA TERTIB PRAKTEK KLINIK KMB
A. Tata Tertib
a. Praktikan adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan dan Profesi Ners
Tahap Profesi Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah
memenuhi syarat baik akademik maupun administratif.
b. Setiap mahasiswa praktikan wajib hadir 100 % untuk mengikuti kegiatan
praktik klinik yang terjadwal.
Apabila praktikan tidak hadir maka berlaku ketentuan:
i. Mengganti praktek 2 (dua) kali dari hari yang ditinggalkan, jika:
1. Meninggalkan praktek tanpa keterangan,
2. Ijin karena kepentingan dan tanpa persetujuan Kepala Ruang,
Pembimbing Klinik, Dosen Pembimbing dan Koordinator Praktek.
ii. Mengganti sesuai hari yang ditinggalkan, jika:
1. Sakit dengan surat keterangan dokter yang telah diketahui Kepala
Ruang, Pembimbing Klinik, Dosen Pembimbing dan Koordinator
Praktek.
2. Ijin karena kepentingan dengan persetujuan Kepala Ruang, Pembimbing
Klinik, Dosen Pembimbing dan Koordinator Praktek.
iii. Penggantian praktek sebagaimana point a dan b, dianggap tidak berlaku
apabila Rumah Sakit mempunyai kebijakan tertentu terkait penggantian
praktek akibat ketidakhadiran selama praktek.
iv. Penggantian praktek dimaksud, tidak diperbolehkan pada shift berikutnya
dari jadwal praktek, dan pelaksanaannya diatur oleh Kepala Ruang,
Pembimbing Klinik, Dosen Pembimbing dan persetujuan Koordinator
Praktek.
c. Saat menjalankan aktifitas praktek wajib menggunakan seragam beserta
atribut lengkap sesuai peraturan institusi dan lahan praktek. Memakai APD
sesuai ketentuan RS tempat praktek. Bila mahasiswa tidak mengenakan
atribut dan pakaian lengkap (seragam putih dan atau biru, kap/ jilbab, sepatu
hitam tertutup dan tidak bunyi), rambut rapi serta asesoris yang berlebihan,
maka dapat diberikan peringatan. Peringatan 1 berupa peringatan lisan dan
masih diijinkan tetap menjalankan dinas, peringatan ke 2 mahasiswa tidak
diperkenankan berdinas dan wajib mengganti hari dinas sebanyak 2 kali masa
dinas yang ditinggalkan.
d. Mahasiswa yang praktek di RS harus mendapatkan ijin dari orang
tua/suami/istri.
e. Mahasiswa wajib mematuhi peraturan yang berlaku dirumah sakit. Termasuk
apabila diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan PCR maupun rapid test.
f. Praktikan wajib mengikuti PBK selama 6 (enam) hari dalam satu minggu.
g. Hari Libur ditetapkan satu kali dalam satu minggu dan hari Libur
Nasional (pelaksanaannya akan diatur oleh pihak rumah sakit)
h. Jam praktek
a. Pagi : jam 07.00 – 14.00 wib
17
b. Siang : jam 14.00 – 21.00 wib
c. Malam : jam 21.00 – 07.00 wib
i. Pada setiap awal stase (hari pertama di ruang baru) :
Praktikan wajib menyusun kontrak belajar, dan laporan pendahuluan dengan
sistematika sebagaimana terlampir, sesuai dengan penugasan dari kepala ruang
maupun pembimbing klinik.
a. Pengumpulan kontrak belajar pada hari pertama praktek dikumpulkan
maksimal hari kedua dinas, sedangkan untuk rotasi di ruang selanjutnya
kontrak belajar dan laporan pendahuluan wajib dikumpulkan hari
pertama.
b. Bagi praktikan yang tidak menyampaikan kontrak belajar dan atau
laporan pendahuluan, diberikan kesempatan untuk menyusun kontrak dan
atau laporan pendahuluan di rumah untuk kemudian mengganti hari
praktek.
c. Penggantian kegiatan praktikum akan diatur oleh kepala ruang /
Pembimbing Klinik / Dosen Pembimbing, atau Koordinator praktik.
18
11. Ketetapan PBK dan PBL selalu dievaluasi secara periodik, dan hal-hal yang
belum tertuang pada ketetapan ini ditentukan kemudian.
B. SANKSI
1. Bagi mahasiswa yang melakukan pemalsuan validasi (tanda tangan) pembimbing/
dosen mendapatkan sanksi drop out (sesuai ketentuan dalam pedoman etika kampus).
2. Praktikan yang tidak menggunakan atribut lengkap tidak boleh mengikuti praktek.
3. Bagi praktikan yang tidak menyampaikan kontrak belajar dan atau laporan
pendahuluan (WOC), tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan praktikum.
4. Ketentuan ketentuan lain diatur sesuai dengan buku pedoman norma dan etika
kampus yang berlaku di Poltekkes Kemenkes Semarang.
C. METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran yang digunakan pada Program Studi Profesi Ners Jurusan
keperawatan sebagai berikut:
1. Preceptorship
Preceptorship adalah metode pembelajaran mahasiswa menggunakan
seorang perawat sebagai model perannya. Preceptorship bersifat formal,
disampaikan secara perseorangan dan individual dalam waktu yang sudah
ditentukan sebelumnya antara preceptor dengan preceptee.
Preceptorship didesain untuk membantu mahasiswa dalam
mengembangkan kemampuan praktik dan meningkatkan kompetensi dalam
ranah pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Seorang preseptor merupakan seorang profesional yang berpengalaman di
bidang keperawatan dalam mengajar, mengawasi, memberikan dukungan
emosional dan merupakan role model yang memberikan pengalaman praktik,
pelatihan, konsultasi, dan dapat menginspirasi.
19
3) Posisi fasilitator, penyaji dan peserta lain dalam diskusi setara (equal)
4) Kasus yang disajikan oleh penyaji merupakan pengalaman klinis yang
menarik dan tema up to date.
5) Posisi duduk sebaiknya melingkar tanpa dibatasi oleh meja atau benda
lainnya, agar setiap peserta dapat saling bertatapan dan berkomunikasi
secara bebas.
6) Tidak boleh ada interupsi dan hanya satu orang saja yang berbicara dalam
satu saat, peserta lainnya memperhatikan proses diskusi.
7) Tidak diperkenankan ada dominasi, kritik yang dapat memojokkan
peserta lainnya.
8) Membawa catatan diperbolehkan, namun perhatian tidak boleh terkikis
atau tertumpu hanya pada cataan, sehingga dapat mengurangi perhatian
dalam berdiskusi.
5. Discovery learning
Discovery learning merupakan bentuk pembelajaran mandiri, mahasiswa
melakukan aktivitas untuk mengumpulkan / menghimpun berbagai informasi,
membandingkan, mengkategorikan, dan menganalisis untuk membangun suatu
konsep pemahaman ataupun kesimpulan terhadap topik tertentu.
6. Pre dan Post Conference
Pre conference (pertemuan pra praktek klinik) adalah pertemuan
pembimbing lahan praktik klinik dengan mahasiswa setiap hari ketika akan
dimulainya shift praktik. Pertemuan pre conference membicarakan antara lain:
a. Tujuan pembelajaran untuk hari yang bersangkutan.
b. Setiap perubahan jadwal yang mungkin perlu.
c. Peran dan tanggung jawab mahasiswa untuk hari yang bersangkutan.
d. Tugas-tugas khusus yang harus diselesaikan pada hari-hari yang
bersangkutan.
20
e. Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan pada hari-hari yang
bersangkutan atau dari hari sebelumnya.
21
Instansi lain.
Gambar 1:
Tahapan
Evidence
Based
Nursing.
22
Gambar. Tahapan Evidence Based Practice dalam Keperawatan
23
dengan serangkaian strategi yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi,
efektifitas, dan responsifitas dari performa mahasiswa. Proses meningkatkan
performa mahasiswa melalui capacity building dapat dilakukan dengan beragam
cara, baik melalui pendidikan dan pelatihan (Diklat) berbasis kompetensi,
pembinaan, tugas belajar, dan outbond atau pola permainan.
Capacity Building bagi civitas akademika Profesi Ners Poltekkes
Kemenkes Semarang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dalam “menyelesaikan masalah” (problem solving) dan
“pengambilan keputusan” (decision making) secara cepat dan tepat didasarkan
pada kecakapan dalam mengidentifikasi “key problem”; Meningkatkan
kemampuan dalam “kepemimpinan dan pemberdayaan” (leadership &
empowerment) dan menjadi “agen perubahan” (agent of change) yang efektif
dan efisien.
D. Preceptor Klinik dan Akademik
1. Proses Bimbingan
a. Bimbingan dilaksanakan oleh preceptor klinik dan atau dosen akademik
dengan metode bimbingan yang telah ditetapkan.
b. Preceptor melakukan pendampingan/bimbingan pada mahasiswa dalam
melaksanakan pencapaian kompetensi klinik dan pengambilan kasus,
untuk memvalidasi data sebagai laporan, dan mendampingi dalam
memberikan intervensi.
c. Mahasiswa berhak mendapatkan bimbingan sesuai jadwal yang telah
disepakati bersama dengan preceptor.
d. Satu preceptor akademik bertanggung jawab terhadap satu kelompok
dalam satu periode praktik. (Jadwal terlampir dalam penjelasan tiap
stase).
24
BAB IV
A. Prosedur Bimbingan
25
15. Mendokumentasikan semua laporan selama delapan minggu praktek yang dikirim ke
pembimbing akademik dan preceptor dan diupload di HELTI.
B. Metode Evaluasi
Metode evaluasi yang diterapkan terdiri dari:
1. Direct Observasional of Prosedure skill (DOPS)/ujian stase
2. Case test/ uji kasus (Student Oral Case Analysis/ SOCA)
3. Diskusi refleksi kasus (DRK) kelompok
4. Laporan Kasus
5. Penampilan klinik
6. Log book
7. Pencapaian Kompetensi Keterampilan Klinik
8. Presentasi Kasus kelompok (Aplikasi critical thinking berdasarkan EBP dan desain
Inovatif)
1 PENDOKUMENTASIAN LAPORAN:
1. Kontrak Belajar 20
2. Laporan pendahuluan dalam bentuk WoC
3. Laporan Asuhan Keperawatan
2 Penampilan klinik 10
7 Media pembelajaran 10
C. Sistem penilaian:
26
Semua tugas di upload di e-learning Poltekkes (HELTI) dimasing-masing
nama dosen yang membimbing, Sistem penilaian menggunakan sistem
penilain Poltekkes Kemenkes Semarang pada Panduan Akademik Tahun
Ajaran 2023/2024, dengan pembakuan nilai mutu sebagai berikut:
Nilai Huruf Angka Keteranga
Akhi Mutu Mutu n
r
85- A 4 Istimewa
100
76- AB 3,5 Sangat Baik
84
69- B 3 Baik
75
65-68 BC 2,5 Cukup Baik
56 - C 2 Cukup
64
41-55 D 1 Kurang
< 50 E 0 Gagal
Praktikan dinyatakan lulus apabila nilai setiap stase minimal ≥3,00 (≥70).
Praktikan dengan nilai kurang dari 70 akan dilakukan uji ulang stase dengan
waktu menyesuaikan.
Batas waktu penilaian didadasarkan pada ketepatan pengiriman soft file
dokumen-dokumen ke pembimbing akademik/preceptor
Keterlambatan dalam pengumpulan tugas-tugas akan mengurangi penilaian.
1. Terlambat 1-2 hari dikurangi 5 % dari Total nilai
2. Terlambat 3-5 hari dikurangi 10 % dari Total nilai
3. Terlambat 6-10 hari dikurangi 25 % dari Total nilai
4. Terlambat 11-15 hari dikurangi 50 % dari Total nilai
5. Lebih dari 15 hari tidak akan diberikan nilai (harus mengulang stase)
27
BAB V
A. Metode Evaluasi
Pemilihan metode dan bobot evaluasi yang digunakan dalam stase profesi Ners menyesuaikan
dengan capaian pembelajaran setiap mata kuliah.
28
klinik). Penentuan kasus berdasarkan hasil konsultasi
dengan pembimbing klinik. Penilaian berdasarkan
partisipasi aktif setiap anggota kelompok. Setiap kelompok
menyusun laporan hasil DRK .
9 Presentasi Kasus Kelompok Setiap kelompok yang sedang menjalankan praktek dalam
(Aplikasi critical thinking 1 ruang wajib mempresentasikan laporan aplikasi EBNP
berdasarkan EBP dan Desain yang merupakan kelanjutan dari tugas kelompok DRK.
Inovatif). Dilaksanakan 1 kali selama stase.
1. Kriteria Penilaian
No Metode Evaluasi Bobot
TUGAS
1 PENDOKUMENTASIAN LAPORAN:
1.Kontrak belajar
20%
2.Laporan pendahuluan dalam bentuk WoC
3.Laporan Asuhan Keperawatan
EVALUASI
2 Penampilan klinik 10%
3 Log book: Refleksi praktik GIBBS 10%
4 Pencapaian Kompetensi Keterampilan Klinik 15%
5 Ujian Stase / DOPS 10%
6 SOCA (Student Oral Case Analysis) 10%
7 Media pembelajaran (individu) 10%
8 Presentasi Kasus Kelompok (Aplikasi critical thinking berdasarkan EBP dan 15%
Desain Inovatif), lanjutan dari DRK.
29
Lampiran 1: Contoh refleksi praktik GIBBS pada Pendidikan guru (Mohon disesuaikan
dengan praktik keperawatan).
NAMA MAHASISWA :
NIM :
STASE :
RUANG/BANGSAL :
RUMAH SAKIT :
TANGGAL/MINGGU KE :
NAMA C.I :
NAMA PEMBIMBING :
AKADEMIK
Deskripsi
Saat ini saya sedang dalam penempatan praktik mengajar di sebuah perguruan tinggi
pendidikan orang dewasa di barat daya Inggris, belajar bagaimana mengajar matematika
kepada berbagai kelompok orang dewasa. Karena penempatan saya pada tahap awal, saya
terutama membantu tutor kelas dan baru saja mulai merencanakan dan menyampaikan
sebagian kecil dari setiap pelajaran. Insiden itu terjadi di kelas malam di mana saya akan
menyampaikan sesi pertama saya. Guru kelas telah mengajar siswa tentang pecahan, dan
tugas saya adalah melanjutkan instruksi ini, melihat secara khusus bagaimana mengalikan
dua pecahan. Namun, ketika saya akan mengajar sesi tersebut, saya naik ke papan tulis dan
menjadi sangat gugup sehingga saya kesulitan untuk berbicara di depan kelompok. Saya
merasa diri saya tampak gemetar dan tidak dapat mengartikulasikan kalimat pertama saya
dengan jelas. Para siswa cukup pengertian, karena mereka semua adalah siswa dewasa yang
sadar bahwa saya baru mengajar dan gugup, tetapi guru tidak simpatik dan menanggapi
dengan mengambil alih pelajaran sementara saya duduk di belakang ruangan berusaha untuk
tidak menangis. . Saya meninggalkan sesi segera setelah kelas selesai, dan tidak berbicara
dengan siapa pun.
Perasaan
Saya merasa sangat sedih pada saat itu dan bahkan mempertimbangkan untuk meninggalkan
kursus pelatihan guru saya. Saya juga malu dan kesal dengan ketidakmampuan saya sendiri
untuk berbicara di depan kelompok, tetapi saya juga sangat marah kepada guru kelas atas
tanggapannya di hadapan para siswa. Saya merasa setelah itu bahwa dia tidak memberi saya
cukup waktu untuk menenangkan diri, dan bahwa dia seharusnya mengizinkan saya untuk
mengatasi kegelisahan saya. Situasi ini membuat saya sangat tertekan dan saya sakit pada
minggu berikutnya; hanya ketika saya merenungkan pengalaman saya memutuskan bahwa
30
saya perlu berbicara dengan supervisor penempatan. Saya juga kemudian menyadari bahwa
perasaan gugup adalah reaksi alami untuk berbicara di depan umum (Jones, 2000) yang
membuat saya tidak merasa malu.
Evaluasi
Pada saat itu, saya tidak merasa bahwa situasinya telah diselesaikan sama sekali. Saya sangat
sengaja pergi di akhir kelas tanpa berbicara dengan guru kelas atau peserta didik. Namun,
setelah berbicara dengan sesama peserta pelatihan tentang pengalamannya sendiri, saya
merasa jauh lebih positif. Saya menyadari bahwa setiap orang merasa gugup sebelum
beberapa kelas pertama mereka. Ini jelas dalam literatur yang relevan, seperti yang
ditunjukkan oleh Greene (2006, p. 43), mengatakan bahwa sembilan dari sepuluh guru
peserta pelatihan baru menemukan sesi pertama mereka “sangat menakutkan”. Tampaknya
sebagian besar guru peserta pelatihan memiliki saat-saat "terikat lidah" dan "kehilangan arah
dengan pelajaran" (Pabold, 1998, hlm. 223).
Analisis
Situasi diperburuk oleh tindakan saya sendiri dan guru kelas. Saya merasa bahwa saya
seharusnya menentangnya, daripada membiarkan dia mengendalikan pelajaran, dan bahwa
saya seharusnya berbicara dengannya segera setelah pelajaran tentang bagaimana perasaan
saya. Berurusan dengan situasi seperti ini segera lebih disukai, seperti yang ditunjukkan
Cooper (2001). Sebaliknya, saya berbicara dengan supervisor penempatan saya beberapa hari
kemudian, dan tidak melihat guru kelas lagi sampai pertemuan formal yang terdiri dari saya
sendiri, guru dan supervisor. Daynes dan Farris (2003) mengatakan bahwa, dengan tidak
menghadapi situasi dengan segera dan secara pribadi, dan alih-alih membawanya ke figur
otoritas, situasinya dapat menjadi lebih buruk. Guru kelas bisa saja merasa bahwa dia sedang
"diserang" (Thomas, 2003, hlm. 22), yang dapat menyebabkan masalah di masa depan.
Tindakan guru itu juga memperburuk keadaan, karena dia tidak memberi saya waktu untuk
mengatasi ketakutan saya dan dia sengaja mempermalukan saya di depan kelas. Dia
mengklaim bahwa dia mengira dia membantu saya mengatasi kecemasan saya, tetapi saya
tidak percaya itu masalahnya. Namun, karena kami baru membicarakan kejadian tersebut
lebih dari seminggu kemudian dalam pertemuan dengan supervisor, dia dengan tepat
berargumen bahwa saya seharusnya mengatakan sesuatu kepadanya saat itu.
Kesimpulan
Dalam retrospeksi, saya akan melakukan beberapa hal secara berbeda. Saya seharusnya
berbicara dengan guru kelas segera setelah sesi dan menyuarakan pendapat saya. Saya juga
harus lebih tegas dengan menasihati tutor bahwa saya bisa melanjutkan pelajaran. Namun,
kejadian tersebut membuat saya menyadari pentingnya membangun hubungan dengan guru,
keterampilan yang Jackson (1999) tekankan sebagai dasar untuk penempatan yang sukses.
Saya merasa bahwa, seandainya saya mengembangkan hubungan profesional dengan guru
pada minggu-minggu sebelumnya, saya akan dapat menjelaskan betapa gugupnya saya
sebelumnya. Ini akan memberikan kesempatan untuk mendiskusikan strategi untuk mengatasi
kegelisahan dan mungkin insiden itu bisa dihindari sepenuhnya.
Rencana tindakan
Di masa depan, saya akan memastikan bahwa saya membangun hubungan dengan rekan
kerja. Saya bekerja bersama beberapa guru yang berbeda selama penempatan saya, dan saya
31
bermaksud untuk berbicara kepada mereka masing-masing tentang kegelisahan saya. Saya
telah melakukan percakapan yang bermanfaat dengan seorang guru dan bersama-sama kami
telah mengembangkan program pengajaran tim selama beberapa minggu ke depan sehingga
saya tidak merasa terlalu tertekan. Saya berencana untuk melakukan ini dengan guru kelas
lainnya, karena itu akan membantu mereka untuk memahami bagaimana perasaan saya. Saya
juga perlu lebih sering berbicara dengan sesama peserta pelatihan tentang bagaimana
perasaan mereka, karena saya pikir saya akan dapat belajar dari mereka. Dalam hal pelatihan,
saya telah memesan lokakarya keterampilan presentasi di Universitas, dan berniat untuk
menindaklanjutinya dengan menghadiri sesi latihan sesudahnya. Pengalaman ini membuat
saya sadar bahwa saya perlu lebih percaya diri dengan presentasi, dan saya merasa
keterampilan presentasi saya akan membantu saya melakukan ini.
32
Lampiran 2:
1. Pendokumentasian Laporan Pengelolaan Kasus
Nama : ________________________________
Nim : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________
Komponen
Yang Bobot Nilai
Dinilai
A Laporan Pendahuluan
1. Ketepatan WoC dengan kasus pasien. 7
2. Ketepatan Diagnosa Keperawatan 5
3. Ketepatan Rumusan Tujuan dan Kriteria Hasil 5
4. Ketepatan Rumusan Tindakan Keperawatan 5
5. Rujukan daftar pustaka up to date 3
B Laporan Kasus
1. Kesesuaian Sistematika penulisan 5
2. Kelengkapan data 5
3. Ketepatan identifikasi data focus 5
4. Ketepatan Analisa data 5
5. Ketepatan WoC kasus 7
6. Ketepatan Diagnosa Keperawatan 5
7. Ketepatan penentuan prioritas diagnosa keperawatan 5
8. Ketepatan Rumusan Tujuan dan Kriteria Hasil 5
9. Ketepatan Rumusan Tindakan Keperawatan 5
10. Ketepatan tindakan keperawatan 7
11. Ketepatan analisa respon perkembangan pasien 6
12. Ketepatan evaluasi tindakan keperawatan 5
13. Ketepatan merumuskan rencana tindak lanjut 5
NILAI AKHIR 100
86- 80- 70-79 60- 69=BC=Cukup 56-59= 50- < 50= -E-
100=A=4 85==AB= =B=Baik Baik C=Cukup 55=D=Kurang =Gagal
Istimewa Sangat
Baik
33
2. Penampilan Kinerja Klinik
Nama : ________________________________
Nim : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________
Komunikasi 15
a. Menciptakan interaksi dengan pasien/keluarga dengan penuh percaya diri
b. Menggunakan komunikasi verbal yang efektif .
c. Melakukan dokumentasi secara benar
Kerjasama tim 15
a. Menjalankan tugas sesuai peran
b. Mampu bekerjasama dalam kelompok,sesama profesi,keluarga dan pasien
c. Mampu mengintegrasikan/berkoordinasi dengan anggota / orang lain
d. Menerima / terbuka terhadap saran
e. Mampu mengklarifikasi
f. Menjaga iklim kondusif dalam tim
Perilaku Profesional 30
a. Menampilkan sikap baik dan sopan
b. Melaksanakan kontrak dengan pasien
c. Mengambil inisiatif dalam situasi belajar
d. Memperlihatkan sikap selalu tepat waktu
e. Bekerja sama dan berpartisipasi dalam kegiatan ruangan
f. Kedisiplinan dalam memakai atribut
g. Persiapan Nursing Kit dan APD
h. Tidak menggunakan make-up berlebihan (rambut palsu, bulu mata palsu,
pewarna rambut, soft lens berwarna, kutek, perhiasan, bros, penampilan
sederhana)
Caring 25
a. Mendahulukan kepentingan klien daripada kepentingan pribadi
b. Menghargai dan menghormati pendapat dan keputusan klien
c. Menunjukkan sikap perhatian dan mendengarkan keluhan dan kebutuhan
klien (tatapan mata kepada klien)
d. Mendengarkan keluhan pasien
e. Menunjukkan sikap terapuetik
f. Menerima perbedaan pendapat/kritikan
Berfikir kritis 15
a. Mampu membuat skala prioritas
34
b. Mampu membuat keputusan
c. Mampu mengelola resiko
d. Menerapkan konsep-konsep baru dalam layanan keperawatan
Total 100
86-100=A= 80-85 =AB= 70-79 60- 69=BC 56-59= C 50-55=D < 50= -E
=Istimewa Sangat Baik =B=Baik =Cukup Baik =Cukup =Kurang = Gagal
3. Daftar Pencapaian Kompetensi Ketrampilan Klinik
Nama : ________________________________
Nim : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________
Keterangan
No Hari/tanggal/jam Ketrampilan yang Pencapaian Tanda tangan
dilakukan N A P I Preceptor
35
KETERANGAN :
1. Target kompetensi keterampilan klinik diisi sesuai dengan list target yang terdapat dalam
buku panduan ners.
2. Kolom Keterangan pencapaian diisi dengan:
Novice: melakukan dengan pendampingan penuh (N)
Advance: melakukan dengan pendampingan parsial (A)
Proficient : Melakukan dengan supervise (P)
Independent: Melakukan mandiri (I).
4. Ujian Stase / DOPS
Nama : ________________________________
Nim : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________
Hari/tgl : ________________________________
Penguji : ________________________________
N ASPEK YANG DINILAI
Bobot Nilai
O
1 KOMUNIKASI 10
1. Pra Interaksi
a. Mengucapkan salam.
b. Mengulang kontrak.
c. Menjelaskan tujuan dilakukan tindakan.
d. Menjelaskan prosedur.
2. Interaksi / Fase Kerja.
a. Melaksanakan komunikasi terapeutik selama kontak dengan pasien.
b. Bersikap tenang.
c. Jelas dan mudah dipahami.
3. Terminasi.
a. Menanyakan respon pasien.
b. Mereview ulang hasil-hasil kegiatan
Mengakhiri kontrak.
2 MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian 15
a. Menggunakan teknik-teknik pengkajian yang sesuai.
b. Kelengkapan data dasar.
c. Kelengkapan data fokus.
Akurasi data.
2. Diagnosa Keperawatan 10
a. Perumusan diagnosa keperawatan sesuai data pasien.
b. Penulisan diagnosa keperawatan benar
Menyusun prioritas diagnosa keperawatan dengan tepat
3. Perencanaan 10
a. Perencanaan tujuan sesuai kaidah SMART.
b. Penulisan intervensi sesuai dengan prioritas tindakan
Rencana intervensi dapat mengatasi masalah pasien.
4. Pelaksanaan. 15
a. Sesuai kebutuhan/kondisi pasien.
b. Sesuai rencana tindakan.
c. Pelaksanaan prosedur sistematis.
Alat dan bahan yang digunakan sesuai kebutuhan.
5. Evaluasi. 10
36
a. Mencatat respon tindakan dengan benar.
Membuat catatan perkembangan dengan benar.
3 MELAKSANAKAN TINDAKAN DENGAN AMAN DAN NYAMAN 10
Melaksanakan tindakan keperawatan yang menjamin keselamatan, keamanan, dan
integritas pasien.
4 ETIS DAN PROFESIONAL 10
1. Tindakan keperawatan sesuai dengan wewenang perawat
2. Menjaga privasi pasien.
3. Meminta persetujuan klien dan atau keluarga.
4. Attitude dalam melakukan tindakan sesuai budaya pasien
Menuliskan waktu, nama dan tanda tangan.
5 KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS 10
1. Mengambil keputusan dengan tepat.
2. Kreatif dan mampu memodifikasi pelaksanaan tindakan.
Merumuskan rencana tindak lanjut pada masalah yang belum teratasi.
TOTAL
86-100=A 80-85 =AB= 70-79 60- 69=BC 56-59= C 50-55=D < 50= -E
=Istimewa Sangat Baik =B=Baik =Cukup Baik =Cukup =Kurang = Gagal
37
5. SOCA (Student Oral Case Analysis)
Nama : ________________________________
Nim : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________
86-100=A 80-85 =AB= 70-79 60- 69=BC 56-59= C 50-55=D < 50= -E
=Istimewa Sangat Baik =B=Baik =Cukup Baik =Cukup =Kurang = Gagal
1. Seluruh mahasiswa sudah berkumpul di ruang isolasi 15 menit sebelum ujian OSOCA dimulai.
2. Mahasiswa dipanggil secara berurutan memasuki ruang persiapan.
3. Mahasiswa memilih nomor undian soal SOCA
38
4. Mahasiswa menerima skenario soal SOCA sesuai dengan nomor undian
5. Mahasiswa menuliskan jawaban yang diminta dari skenario menggunakan bagan balik selama 30
menit. Selama menulis jawaban, mahasiswa diperkenankan membuka bahan bacaan.
6. Setelah 30 menit, mahasiswa masuk ke ruang presentasi
7. Mahasiswa melakukan presentasi dihadapan 2 penguji SOCA selama maksimal 30 menit.
8. Setelah selesai presentasi mahasiswa diperkenankan pulang.
FORMAT JAWABAN DAN BOBOT PENILAIAN SOCA
39
10%
Afektif (Attitude)
- Penampilan rapi
- Sopan santun (salam, memperkenalkan diri, tujuan)
- Sikap simpatik saat presentasi
3%
Komunikasi:
- Suara jelas
- Intonasi pada pernyataan2 penting
- Ada kontak mata
- Bahasa tubuh cukup tidak berlebihan
4%
Sistematika Berpikir
- Menggunakan bahasa sendiri (tidak menjiplak kata-kata) yang mudah
dimengerti
- Tata bahasa benar dalam menuangkan ide
- Manajemen waktu presentasi yang baik
40
6. Diskusi Refleksi Kasus (kelompok)
Kelompok : _________________________________
Judul : _________________________________
Anggota : 1________________________________
2________________________________
3________________________________
4________________________________
5________________________________
1 Soft Skill
e. Berkomunikasi efektif 10
2 Substansi :
c. Menguasai kasus 10
86-100=A 80-85 =AB= 70-79 60- 69=BC 56-59= C 50-55=D < 50= -E
41
=Istimewa Sangat Baik =B=Baik =Cukup Baik =Cukup =Kurang = Gagal
42
7. Presentasi Kelompok (Aplikasi critical thinking berdasarkan EBNP dan Desain Inovatif)
Nama : ________________________________
Nim : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________
6 Kesimpulan Artikel 5
memuat
kesimpulan
berdasarkan
pembahasan,
dan
menyertakan
peluang
penelitian di
bidang terkait
berdasarkan
research gap
yang
ditemukan
pada hasil
43
review
7 Referensi Referensi harus berasal dari Jurnal, Seminar, 5
baru Buku atau Handbook. Cara melakukan
sitasi harus benar. Ada kesesuaian dengan isi
dan daftar referensi
C Presentasi
8 Kemampuan Mahasiswa mampu melakukan presentasi 10
presentasi dan dengan menarik, runut dan jelas, dengan
Penguasaan terhadap menggunakan bahasa dengan baik.
topik Menunjukkan pemahaman mendalam baik
dari sisi teori maupun aplikasi
9 Media Presentasi Slide Presentasi: Kontras warna, Design slide, 5
Ukuran Huruf, Animasi, Transisi slide.
1 Sesi Presentasi 1. sistematika isi presentasi (runtut, 5
0 membingungkan, ada daftar isi presentasi)
2. cara penyampaian materi (suara kurang 10
jelas/keras, keruntutan, , gerakan, intonasi
suara, penguasaan panggung, eye contact, dsb)
3. kualitas grafis file presentasi (word saja, 5
gbr saja, word & gambar seimbang
4. waktu presentasi (terlalu lama, tepat waktu, 5
bertele-tele)
11 Sesi Tanya Jawab cara menjawab pertanyaan (sikap terhadap 5
penanya, kesantunan, penampilan)
keakuratan jawaban yang diberikan (tidak 5
jelas, membingungkan, runtut, logis)
detail jawaban yang diberikan (pendek, 5
langsung pada masalah, dengan contoh &
detail, panjang)
NILAI 100
Semarang, ………………
Pembimbing,
86-100=A 80-85 =AB= 70-79 60- 69=BC 56-59= C 50-55=D < 50= -E
=Istimewa Sangat Baik =B=Baik =Cukup Baik =Cukup =Kurang = Gagal
44
JURNAL INDIVIDU
Catatan:
1. Kegiatan preceptorship disesuaikan dengan kontrak belajar yang telah disepakati oleh
preceptor dan preceptee di awal stase.
2. Kolom kesesuaian konbel (kontak belajar) : diisi dengan memberikan tanda √.
B. JURNAL BELAJAR
2
Self directed learning
3 Discovery learning
45
4
Mind Map Kasus Kelolaan
5
Presentasi individu EPNP
46
KONTRAK BELAJAR (LEARNING CONTRACT)
Nama : ________________________________
NIM : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________
Semarang,
Penyusun,
(.......................)
Menyetujui,
1. Preceptor :____________________(ditanda tangan)
47
DAFTAR HADIR PRAKTEK
Nama : ________________________________
NIM : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________
48
KETERANGAN IJIN MAHASISWA
Nama : ________________________________
NIM : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________
49
KETERANGAN MENGGANTI DINAS MAHASISWA
Nama : ________________________________
Nim : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________
50
BAB V
SISTEMATIKA LAPORAN
Nama : ________________________________
Nim : ________________________________
Ruang : ________________________________
Periode : ________________________________
Pembimbing Klinik : ________________________________
Pembimbing Akademik : ________________________________
Hari/Tanggal Penyerahan : ________________________________
Penerima : ________________________________
Berkas yang dikumpulkan :
1. ________________________________
2. ________________________________
3. ________________________________
4. ________________________________
5. ________________________________
6. ________________________________
7. ________________________________
8. ________________________________
TTD
Pengelola,
Catatan:
1. Format ini sebagai verifikasi penyelesaian tugas stase. Bukti pengumpulan harus di tanda
tangan oleh pengelola kemudian bukti fisik laporan diserahakan kepada dosen
pembimbing stase.
2. Desain cover pengumpulan tugas akhir silahkan didesain dengan sebaik mungkin.
51
2. Halaman Judul Laporan Kasus
DI RS .......................
NAMA --------------------
NIM...........
PROGRAM PROFESI
2024
52
3. Sistematika Laporan Kasus
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Web of Causation 🡪 (dilengkapi diskripsi dibawah bagan WoC)
BAB 3 PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
B. Analisa Intervensi Keperawatan
BAB 4 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
53
4. Sistematika Laporan Kasus
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENULISAN
A. Rancangan Solusi yang Ditawarkan
B. Target dan Luaran
C. Prosedur Pelaksanaan
BAB IV LAPORAN KASUS
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
54
5. Sistematika KIAN (Menyesuaikan panduan KIAN terbaru)
BAB I PENDAHULUAN
D. Latar Belakang
E. Tujuan
3. Tujuan Umum
4. Tujuan Khusus
F. Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENULISAN
D. Rancangan Solusi yang Ditawarkan
E. Target dan Luaran
F. Prosedur Pelaksanaan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Hasil
D. Pembahasan
BAB V PENUTUP
C. Kesimpulan
D. Saran
DAFTAR PUSTAKA
55
REKAP NILAI MAHASISWA
Nama : ________________________________
NIM : ________________________________
56
JURNAL BIMBINGAN
Nama Preceptor : ________________________________
Rumah Sakit : ________________________________
Stase : ________________________________
Kelompok : ________________________________
No Hari/ Tanggal/ Waktu Tema / Topik Rencana Tindak Lanjut Presensi Mahasiswa
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
57
MONITORING MAHASISWA
Nama Mahasiswa Catatan
58
REKAP NILAI MAHASISWA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
.
11.
12
.
59
DAFTAR KASUS MEDIKAL BEDAH:
NO KASUS
Sistem pernafasan
1 Asuhan keperawatan pasien pneumonia
2 Asuhan keperawatan pasien PPOK
3 Asuhan keperawatan pasien Tuberculosis
4 Asuhan keperawatan pasien Ca Paru
Sistem Kardiovaskuler
5 Asuhan keperawatan pasien CHF
6 Asuhan keperawatan pasien hipertensi
7 Asuhan keperawatan pasien aritmia
Sistem hematologi
8 Asuhan keperawatan Leukemia
9 Asuhan keperawatan pasien anemia
10 Asuhan keperawatan pasien DHF
Sistem endokrin
11 Asuhan keperawatan pasien Diabetes Mellitus
12 Asuhan keperawatan pasien hipertiroidisme
13 Asuhan keperawatan pasien hipotiroidisme
Sistem immunologi
14 Asuhan keperawatan pasien Rematik
15 Asuhan keperawatan pasien HIV/AIDs
Sistem pencernaan
16 Asuhan keperawatan pasien apendisitis, kanker kolorectal, hepatitis, sirosis hepatis
17 Asuhan keperawatan Pankreatitis akut
18 Asuhan keperawatan pasien Diare
19 Asuhan keperawatan pasien kolelitiasis akut
20 Asuhan keperawatan pasien illeus obstruktif
21 Asuhan keperawatan pasien pasien karsinoma saluran cerna
22 Asuhan keperawatan pasien Thypoid
Sistem perkemihan
23 Asuhan keperawatan pasien penyakit ginjal kronik
24 Asuhan keperawatan pasien BPH
25 Asuhan keperawatan pasien batu saluran kemih
26 Asuhan keperawatan pasien ISK
System muskuloskeletal
27 Asuhan keperawatan pasien fraktur
28 Asuhan keperawatan pasien dislokasi
System integumen
29 Asuhan keperawatanpasien luka bakar
System persepsi sensori
30 Asuhan keperawatan pasien Glaukoma
31 Asuhan keperawatan pasien Katarak
32 Asuhan keperawatan pasien otitis media akut/kronik
33 Asuhan keperawatan pasien vertigo
60
System persarafan
34 Asuhan keperawatan pasien stroke
35 Asuhan keperawatan pasien tumor otak
36 Asuhan keperawatan pasien meningitis
37 Asuhan keperawatan pasien cidera kepala ringan/sedang/berat
DAFTAR KETERAMPILAN KLINIK KMB
NO Keterampilan Klinik
1 Melakukan pengkajian awal etrdiri dari: alergi, alasan masuk RS, riwayat keperawatan (RPS,
RPD, RPK), genogram
2 Melakukan pemeriksaan fisik (head to toe)
3 Melakukan pemeriksaan neurologi dasar: GCS, pupil, fungsi motoric, fungsi sensibilitas fungsi
saraf kranial, tanda rangsang meningeal, tingkat keparahan stroke dengan skala NIHSS, tingkat
kecacatan/ketunaan dengan skala ranking, prognosa stroke dengan skala Orpington, skrining
fungsi menelan.
4 Melakukan pemeriksaan dan analisis spirometri
5 Melakukan pengkajian status psikososial dan ekonomi
6 Melakukan pengkajian resiko jatuh
7 Melakukan pengkajian resiko decubitus
8 Melakukan pengkajian skala nyeri
9 Melakukan pengkajian skrining gizi
10 Melakukan pengkajian kebutuhan edukasi
11 Melakukan pengkajian kebutuhan discharge planning
Memenuhi kebutuhan Oksigen
12 Monitoring tanda perubahan fungsi pernafasan
13 Memberikan oksigen: nasal kanule, simple mask, RM, NRM, tracheostomy tube
14 Melakukan suctioning nasotracheal, oropharingeal, close suction
15 Melakukan perawatan tracheostomy: perawatan tube, membersihkan luka, ganti balut
19 Melakukan perawatan WSD: ganti balutan, ganti botol, membuang cairan
20 Melakukan chest physiotherapy
21 Melakukan postural drainage
22 Melakukan teknik napas dalam batuk efektif
23 Melakukan pengukuran insntife spirometri
Memenuhi kebutuhan sirkulasi dan cairan
24 Melakukan intepretasi rekaman EKG
25 Melakukan pemberian darah/produk darah: mengecek instruksi, mencocokkan identitas pasien,
memberikan darah/produk darah, monitor selama pemberian, evaluasi reaksi transfuse.
26 Melakukan monitoring dan evaluasi efektivitas stocking elastic.
27 Melakukan pemberian posisi kepala netral
28 Melakukan tatalaksana klien terpasang Eksternal Ventrikulo Drainage (EVD).
29 Melakukan tatalaksana klien dengan peningkatan tekanan intra kraial (PTIK).
30 Melakukan aspirasi pada klien dengan ekstrafasasi
31 Memberikan kompres hangat/dingin pada klien dengan ekstra fasasi
32 Melakukan tata laksana keperawatan klien yang akan diberikan transfuse dan produk darah
yang membutuhkan observasi khusus
33 Melakukan perawatan centraline/pheriperal centraline (PICC) catheter
34 Melakukan perawatan AV shunt/CDL
35 Mengukur CVP
36 Melakukan penekanan di area perdarahan pada klien dengan radiotherapy
Memenuhi kebutuhan nutrisi
61
37 Melakukan pemasangan tubefeeding/nasogastric
38 Memberikan nutrisi peroral pada pasien beresiko tinggi
39 Memberikan nutrisi melalui tubefeeding/nasogastric
40 Melakukan intepretasi hasil pemeriksaan gula darah
41 Melatih fungsi menelan pada pasien dengan dysphagia
42 Melakukan irigasi NGT
43 Memberikan makan secara oral pada klien post tindakan brachytherapy nasopharing
Memenuhi kebutuhan eliminasi
44 Melakukan pemasangan intermitten kateter
45 Melakukan pemasangan kateter urin menetap/sementara pada klien laki-laki/perempuan
46 Melakukan enema
47 Melakukan evakuasi feses manual
48 Melakukan perawatan sistostomy
49 Melakukan perawatan colostomy
50 Melakukan monitoring dan evaluasi keseimbangan cairan
51 Melepas kateter urin menetap
52 Melakukan perawatan peritoneal dialysis
53 Melakukan perawatan klien hemodialysis
54 Melakukan irigasi kateter urin/bladder
Memenuhi kebutuhan mobilisasi/pergerakan/imobilisasi
55 Mengkaji resiko decubitus (skala Norton/skala Braden)
56 Mengkaji kejadian phlebithis
57 Melakukan pengkajian kulit pada klien resiko tinggi pressure ulcer
58 Melaksanakan alih baring dengan five pillow
59 Melakukan range of motion (ROM)
60 Melakukan ambulasi dengan alat bantu
61 Melakukan perubahan posisi dengan metode logroll
62 Melatih klien berjalan dengan alat bantu: tongkat, walker
63 Melakukan mobilisasi pada klien pasca operasi
64 Melakukan teknik napas dalam batuk efektif pasca operasi dengan general anestesi
65 Melakukan perawatan klien dengan traksi: skin traksi, skeletal traksi, hollow traksi, kotrel traksi
66 Melakukan perawatan eksternal immobilisasi cast/gips
67 Melatih mobilisasi pasca amputasi
68 Melakukan penatalaksanaan posisi pada klien gangguan jantung
69 Melatih mobilisasi pada klien dengan gangguan jantung
Memenuhi kebutuhan istirahat tidur
70 Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi masalah tidur
71 Melakukan penilaian skala nyeri
72 Melakukan imajinasi terpimpin, mengalihkan perhatian, hypnotherapy
73 Melakukan evaluasi pemberian relaksan
74 Melakukan pencegahan cidera selama klien tidur
75 Melakukan tindakan untuk penurunan distraksi lingkungan
Memenuhi kebutuhan personal hygiene, integumen
76 Memandikan klien di atas tempat tidur
77 Melakukan perawatan mulut pada klien dengan penurunan kesadaran
78 Monitoring dan evaluasi pencapaian pemenuhan kebutuhan personal hygiene
79 Melakukan perawatan luka grade II dan III
80 Melakukan perawatan luka diabetic foot/ulcus gangrene.
81 Melakukan perawatan luka/pin external fiksasi (Ilizarov)
62
82 Melakukan perawatan luka amputasi
83 Melakukan perawatan area penusukan pin (pin site care)
84 Melakukan perawatan drain
85 Melakukan perawatan luka post operasi diameter >5cm
86 Melakukan perawatan luka operasi dengan dehiscence exudative infeksi dan nyeri
87 Melakukan perawatan luka kanker dewasa dengan perdarahan hight exudative infeksi bau dan
nyeri
88 Melakukan perawatan luka simple fistula dengan hight exudative maserasi eksolorasi
89 Melakukan perawatan luka percuteus tube: gastrostomy, neprostomi, tracheostomy, sistostomi
trans billier hepatic dengan infeksimaserasi eksoriasi.
90 Melakukan perawatan luka kaki diabetic tanpa penyulit.
91 Melakukan perawatan luka arterial dan venous ulcer dan dragging tanpa penyulit
92 Melakukan perawatan luka post radiasi
93 Melakukan irigasi mata
94 Melakukan pemberian obat topical pada mata
95 Melakukan irigasi telinga
96 Melakukan pemberian obat topical telinga
Memenuhi kebutuhan suhu tubuh normal
97 Melakukan pemakaian hipotermi atau hipertermi blanket
98 Melakukan pemberian obat antipiretik sesuai order dokter
99 Melakukan monitoring suhu tubuh klien
Memenuhi keselamatan klien
100 Melakukan pengkajian ulang resiko jatuh dengan skala Morse, skala Sidney
101 Melakukan edukasi klien yang beresiko jatuh tinggi
102 Melakukan tindakan pencegahan jatuh dengan memasang gelang resiko jatuh, menempel tanda
resiko jatuh pada pintu atau dinding ruang perawatan, memasang rail side, mengunsi roda
tempat tidur, menurunkan ketinggian tempat tidur, mendekatkan meja pasien, mendekatkan bel
pasien.
103 Melakukan tindakan pencegahan jatuh dengan restrain fisik
104 Melakukan evaluasi efektivitas penggunaan matras antidekubitus
105 Melakukan penggantian alat tenun tempat tidur pada klien bedrest
Memenuhi kebutuhan dalam komunikasi
106 Melakukan penatalaksanaan rencana pemulangan klien (discharge planning)
Memenuhi kebutuhan spiritual
107 Melakukan perawatan terminal dengan pendekatan spiritual
Melakukan penatalaksanaan keperawatan pada klien kemoterapi, target therapy, biotherapy
108 Melakukan tindakan pemberian kemoterapi
109 Membersihkan tumpahan obat kemoterapi dengan spill kit sesuai SOP
110 Melakukan penglepasan infus saat terjadi ekstravasi
Melakukan penatalaksanaan keperawatan radioterapi
111 Melakukan persiapan klien untuk tindakan radiasi internal (ablasi)
112 Melakukan persiapan klien untuk tindakan implantasi melakukan pengelolaan paket alat selama
tindakan brakhitherapy: ginekologi, head and neck
113 Melakukan monitoring klien selama tindakan brakhitherapy: implantasi
114 Melakukan persiapan klien untuk tindakan radiasi seluruh tubuh
115 Mendampingi klien selama simulasi: observasi perdarahan dan aspirasi
116 Melakukan timbang terima klien pasca kemo ke perawat ruangan
117 Melakukan observasi kesadaran
Melakukan penatalaksanaan keperawatan neurodiagnostik
118 Melakukan monitoring klien selama EMG
63
119 Melakukan persiapan pada klien yang akan dilakukan EEG
120 Melakukan monitoring klien selama EEG
121 Melakukan persiapan pada klien yang akan dilakukan NO (neuro ophtalmologi dan otology)
122 Melakukan monitoring klien selama dilakukan NO (neuro ophthalmology dan otology)
123 Melakukan pemeriksaan menggunakan tools: MMSE (mini mental state exam)
124 Melakukan terapi kognitif
125 Melakukan persiapan klien pasca operasi kasus bedah saraf
126 Melakukan persiapan klien pasca angioterapi
Penatalaksanaan pemberian obat
127 Melakukan pemberian obat melalui nasogastric
128 Melakukan pemberian obat melalui nebuliser
129 Melakukan pemberian obat melalui central line
130 Melakukan pemberian obat patient controlled analgesia (PCA)
131 Melakukan pemberian obat metered dose inhaler (MDI) dengan inhaler
132 Melakukan pemberian obat non narcotic agents
64