Anda di halaman 1dari 64

BUKU PANDUAN

PRAKTIK PROFESI
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
(Kep.N.1.05)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM PROFESI
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2023/2024

1
BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROFESI NERS

TIM PENYUSUN:
Mugi Hartoyo, MN
Shobirun, MN
S. Eko Ch. Purnomo, SKp., M.Kes.
Dr. Sudirman, MN.
Supadi, SKep., Ns., M.Kep., Sp. MB.
Suharto, SPd., MN.
Sri Utami Dwiningsih, MNS.
M. Syamsul Arif S.N., SKep., Ns., M.Kes.
Rodhi Hartono, SKep., Ns., M.Kes.
Sudiarto, MN.
Nina Indriyawati, MNS.
Mardiyono, MNS., PhD.

EDITOR:
Shobirun, MN.
Mugi Hartoyo, MN.

DESAIN dan LAYOUT:


Mugi Hartoyo, MN.

Diterbitkan Oleh
Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Semarang
Alamat : Jl. Tirto Agung, Pedalangan, Banyumanik, Kota Semarang

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dalam bentuk apapun
tanpa izin dari penulis dan penerbit.

2
IDENTITAS PEMILIK BUKU

NAMA : ______________________________________________

NIM : ______________________________________________

NO.HP : ______________________________________________

EMAIL : ______________________________________________

3
PRAKATA

Panduan Praktik Klinik Keperawatan Medikal Bedah untuk mahasiswa Prodi Profesi Ners
bertujuan untuk memberikan pedoman bagi mahasiswa tahap profesi Ners dan para pembimbing
praktik dalam melaksanakan proses pembelajaran klinik area Keperawatan Medikal Bedah. Buku ini
diharapkan dapat memberikan petunjuk dalam memenuhi target kompetensi bagi mahasiswa profesi
ners.
Dalam buku panduan ini disusun pedoman dan format-format penugasan yang harus dicapai
dan dilengkapi mahasiswa selama menjalani pendidikan profesi ners. Diharapkan dengan adanya
buku panduan ini kegiatan pembelajaran baik yang dilakukan mahasiswa maupun pembimbing dapat
termonitor dan dapat dievaluasi secara komprehensif, sehingga semua pihak yang terlibat
mendapatkan umpan balik untuk peningkatan kualitas pembelajaran selanjutnya.
Buku panduan ini mengacu pada kurikulum profesi ners. Penyusunan buku panduan ini
membutuhkan penyempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak akan sangat
bermanfaat guna mengikuti perkembangan keilmuan dan kondisi klinik di masa mendatang. Apresiasi
dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah turut berpartisipasi
dalam penyusunan dan penyempurnaan buku ini. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat.

Semarang, 1 Desember 2023


Tim Penyusun

4
VISI dan MISI

Visi Program Studi Profesi Ners Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang Menghasilkan Ners yang
Unggul dalam Keperawatan Kritis, Perioperatif, Gawat Darurat, berbudi pekerti luhur dan mampu
bersaing secara global tahun 2025.

Misi Program Studi Profesi Ners Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang


1. Mengembangkan pendidikan keperawatan berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sistem
penjaminan mutu pendidikan tinggi untuk mewujudkan lulusan yang unggul dalam keperawatan
kritis/keperawatan perioperatif/ keperawatan gawat darurat, berbudi pekerti luhur dan mampu
bersaing secara global.
2. Mengembangkan praktik klinik berdasarkan pembuktian ilmiah (evidence-based practice) dalam
bidang keperawatan kritis/keperawatan perioperatif/keperawatan gawat darurat.
3. Menyelenggarakan kegiatan penelitian keperawatan dengan keunggulan keperawatan
kritis/keperawatan perioperatif/keperawatan gawat darurat atau masalah-masalah kesehatan yang
muncul terkini.
4. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat berdasarkan hasil penelitian untuk memecahkan
masalah-masalah kesehatan di tingkat lokal, regional, dan nasional.
5. Mengembangkan Tata kelola Program Studi Profesi Ners secara profesional (Good Governance).
6. Menyelenggarakan kerja sama dengan lintas sektor dan lintas program untuk pelaksanaan Tri
Dharma perguruan tinggi dan pendayagunaan lulusan.

Profil Lulusan Program Studi Profesi Ners

Profil merupakan peran yang diharapkan dapat dilakukan oleh lulusan program studi di
masyarakat atau dunia kerja. Adapun profil lulusan program studi profesi ners Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang adalah sebagai :
1. Care Provider (Pemberi asuhan keperawatan)
2. Communicator (Interaksi dan transaksi dengan klien, keluarga, dan tim
kesehatanmenggunakan bahasa Indonesia dan bahasa internasional dengan tidak
mengesampingkan bahasa lokal)
3. Educator dan health promoter (Pendidik Kesehatan melalui upaya promosi
kesehatan kepadai klien, keluarga dan masyarakat berbasis teknologi informasi).
4. Manager dan leader (Manajemen praktik/ruangan pada tatanan rumah sakit maupun
masyarakat menggunakan perkembangan teknologi informasi )
5. Researcher (Peneliti)
6. Change of agent (Agen perubah dalam keperawatan)

5
DAFTAR ISI

Kata Pengantar v
Visi Misi vii
Daftar Isi ix
Koordinator Mata Kuliah/ Stase 1
Bab I Kegiatan Belajar Praktik Klinik Keperawatan 3

Bab II Metode Evaluasi Dan Penilaian 101


A. Metode Evaluasi 101
B. Kriteria Penulisan 103
Bab III Jurnal Individu 105
Bab IV Instrumen Penilaian 107
Bab V Sistematika Laporan 133
Daftar Nama Pembimbing 138
Daftar Nama Mahasiswa 142
Rekap Nilai Mahasiswa 144
Bab VI Jurnal Pembimbing 145

6
KOORDINATOR MATA KULIAH

Mata kuliah Koordinator Nomor Hp dan e-Mail Link Penilaian


Keperawatan Medikal +62 813-2915-9588 http://bit.ly.Nilai_KMB
Mugi Hartoyo, MN
Bedah hartoyo.mugi@yahoo.com

CATATAN:
Link penilaian diisi oleh masing-masing pembimbing klinik dan akademik. Nilai akan
diverifikasi oleh bagian monev setelah mahasiswa mengumpulkan bukti fisik rekapitulasi
penilaian yang bertanda tangan pembimbing akademik dan klinik.

7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan ners merupakan pendidikan akademik-profesional dengan proses


pembelajaran yang menekankan pada tumbuh kembang kemampuan mahasiswa untuk
menjadi seorang akademisi dan profesional. Pelaksanaan program Profesi Ners di lingkungan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah melalui studi
kelayakan yang mengacu kepada Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
RI Nomor 51 tahun 2018 tentang pendirian, perubahan, pembubaran perguruan tinggi negeri,
dan pendirian, perubahan, pencabutan izin perguruan tinggi swasta dan PP RI No 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan serta PP RI No 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Pembentukan Program Pendidikan Profesi
Ners merupakan Pendidikan yang berkelanjutan yang bertujuan untuk menyiapkan
mahasiswa untuk mampu melaksanakan fungsi dan peran sebagai Ners. Hal ini sesuai dengan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Indonesia No 232/U/2000 Pasal 2 ayat 2 bahwa
program pendidikan profesional bertujuan untuk menyiapkan peserta didik untuk menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan profesional dalam menerapkan,
mengembangkan, menyebarluaskan teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan
penggunaanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan Nasional. Salah satu kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa Ners
diantaranya adalah dalam keperawatan medikal bedah, sehingga diperlukan kegiatan praktik
klinik untuk mencapai kompetensi tersebut.
Praktek klinik Keperawatan Medikal Bedah merupakan bentuk kegiatan aktif dan
nyata yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa Program Studi Profesi Ners untuk
memperoleh pengalaman belajar dalam suatu tatanan nyata. Peserta didik akan dihadapkan
pada pengalaman nyata untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
permasalahan pada area medikal dan bedah baik dari aspek legal medikal maupun bedah.
Peserta didik juga diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan kemampuan dalam berpikir
kritis dan kemampuan menerapkan proses keperawatan baik secara mandiri, kolaborasi, dan
atau konsultasi pada kasus-kasus medikal dan bedah yang telah diperoleh selama
pembelajaran di kelas.

B. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan Praktek Klinik Keperawatan Medikal Bedah, peserta didik


diharapkan memiliki kompetensi untuk melakukan asuhan keperawatan pada klien dewasa
yang mengalami gangguan fungsi tubuh baik kasus medikal dan bedah dengan menerapkan
prinsip etis, legal, patient safety, dan berpikir kritis untuk mencapai pelayanan yang efektif.

8
C. Tujuan Khusus

Pada akhir pembelajaran mata ajar ini peserta didik diharapkan mampu:

1. Melakukan pengkajian secara sistematis pada klien dengan gangguan fungsi tubuh
baik kasus medikal dan bedah.
2. Merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan data objektif dan subjektif yang
ditemukan pada pasien dengan gangguan fungsi tubuh baik kasus medikal dan beda
3. Menyusun rencana tujuan dan tindakan beserta alasan-alasan ilmiahnya
4. Melakukan tindakan keperawatan lanjutan (advance) secara mandiri, kolaborasi
sesuai prioritas, dan bekerja dalam tim untuk mengatasi masalah-masalah gangguan
fungsi tubuh pada kasus medikal bedah sesuai SOP
5. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan gangguan fungsi tubuh pada
kasus medikal bedah
6. Berkontribusi untuk memberikan pertimbangan/keputusan yang berkaitan dengan
pelayanan perawatan secara rasional, logis, dan etis.
7. Melakukan kolaborasi dan atau konsultasi pada anggota tim kesehatan lain untuk
mengatasi masalah kesehatan klien
8. Mendokumentasikan asuhan keperawatan secara benar pada pasien dengan gangguan
fungsi tubuh pada kasus medikal bedah.
9. Menumbuhkan hubungan kesejawatan dan keprofesian
10. Melakukan komunikasi efektif; bertindak etis dan legal; berfikir kritis, kreatif dan
inovatif.

9
BAB II

KEGIATAN BELAJAR PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN

A. Identitas Mata Kuliah


Mata Kuliah : Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah
Beban Studi : 6 sks
Kode Mata Kuliah : Kep.N.1.05
Koordinator : Mugi Hartoyo, MN
Periode Praktik : 8 Januari - 15 Juni 2024

Pengampu:
a. KMB
1. Mugi Hartoyo, MN.
2. Suharto, SPd., MN.
3. Mardiyono, MNS.,PhD
4. Dr. Supriyadi, MN.
5. Heru Supriyatno, MN.
6. Shobirun, MN.
7. Bambang Sarwono, SKep., Ns., MKes.
8. Dwi Ari Murti W., MN.
9. Sunarmi, SKep., Ns., MKes
10.S. Eko Ch. Purnomo, SKp., M.Kes.
11.Nina Indriyawati, MNS.
12.Sri Utami Dwiningsih, MNS
13.Asrin, MN.
14.Wenny Trisnaningtyas, SKep., Ns., MKep.
15.M. Syamsul ASN., SKep., Ns., MKes.
16.Rodhi Hartono, SKep., Ns., M.Kes.
17.Supadi, SKep., Ns., MKep., Sp.KMB.
18.Handoyo, MN.
19.Sadar Prihandana, SKep., Ns., Sp.KMB.
20.Sherly Metasari, S.ST., Ners., M.Tr.Kep
21.Lisa Rizky Amalia, S.Kep., Ns., M.Kep
22.Novema Ashar N, S.Tr.Kep., Ners., M.Tr.Kep
23.Pembimbing klinik RSUP dr. Kariadi Semarang
24.Pembimbing klinik RSUD Gondo Suwarno Ungaran
25.Pembimbing klinik RSD Wongso Negoro Kota Semarang
26.Pembimbing klinik RSUD Kudus.
27.Pembimbing klinik RSJ Magelang
28.Pembimbing klinik RSUD Tidar Magelang
29.Pembimbing klinik RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh
30.Pembimbing klinik RSUD Rumah Sakit Umum Daerah dr. Doris Sylvanus
31.Pembimbing klinik RSUD Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin

10
B. Capaian Pembelajaran:
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Medikal Bedah mahasiswa mampu:
1. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada orang
dewasa.
2. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
3. Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung jawab.
4. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal.
5. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain dari
setiap klien yang unik.
6. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien dewasa.
7. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan dengan standar
yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien dan
efektif.
8. Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan orang dewasa.
9. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten.
10. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya.
11. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan strategi
manajemen kualitas dan manajemen risiko.
12. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam bidang
kesehatan.
13. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas asuhan
keperawatan yang diberikan .
14. Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
15. Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional.
16. Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
17. Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan

Tugas stase KMB:


1. Mengikuti kegiatan orientasi di awal stase KMB secara luring dari pembimbing
klinik/preceptor rumah sakit.
2. Menyusun dan menyerahkan kontrak belajar dan laporan pendahuluan dalam bentuk WOC
kepada pembimbing klinik/preceptor di hari pertama stase KMB. Kontrak belajar stase
KMB mencakup kegiatan yang akan dilaksanakan selama 4 (empat) minggu di ruang rawat
inap bedah dan dalam, 1 (satu) minggu di unit kamar bedah (IBS), dan 1 (satu) minggu di
unit hemodialisa (HD). Jumlah kontrak belajar dan WOC dibuat sesuai dengan perpindahan
atau rotasi ruangan tempat praktik yang diatur oleh RS (6 kontrak belajar, dan 6 WOC).
3. Menulis Logbook berupa refleksi praktek dengan mengacu pada reflective practice GIBBS
sekali dalam seminggu (selama praktik menyusun 6 refleksi praktik).
4. Melengkapi target keterampilan sesuai ketentuan dan format yang telah disediakan dan
diparaf oleh pembimbing klinik/preceptor.
5. Membuat 1 (satu) laporan kasus asuhan keperawatan per minggu sesuai dengan case study
dari WOC yang dibuat. Proses keperawatan untuk laporan kasus berpedoman pada: SDKI,
SLKI, dan SIKI dan atau NANDA International 2021-2023.
6. Melaksanakan dan menyusun Diskusi Refleksi Kasus (DRK) kelompok dan menulis laporan
hasil DRK (di ruang penyakit dalam bedah, unit HD atau kamar bedah) yang

11
dikonsultasikan pada ekspert/ahli di bidang keperawatan. Hasil karya DRK dilanjutkan
sebagai proyek EBNP dan design inovatif (Judul sama).
7. Menyusun 1 (satu) perencanaan dan implementasi desain inovatif keperawatan berbasis
EBNP secara kelompok dan dikonsultasikan pada ahli di bidang keperawatan/kedokteran.
Presentasi secara kelompok di akhir stase sesuai sistematika yang telah ditentukan.
8. Melaksanakan 1 (satu) kali ujian stase/Direct Observasional of Prosedure skill (DOPS)
dilaksanakan secara luring oleh preceptor dan pembimbing akdemi menggunakan system
Student Oral Case Analysis (SOCA).
9. Membuat satu media pembelajaran secara individu, baik berupa video, leaflet, atau lembar
balik.
10. Semua tugas diupload di HELTI.

Kegiatan Pembimbing
Waktu Kompetensi
Mahasiswa
Minggu 1. Melakukan komunikasi 1. Membuat perencanaan praktek 1. Melakukan diskusi
I-II yang efektif dalam profesi di ruang medikal tentang perencanaan
pemberian asuhan bedah dan IBS untuk praktek
keperawatan pada orang mengelola pasien dewasa 2. Mengorientasikan
dewasa. dengan masalah gangguan ruangan, RS, sistem
pemenuhan kebutuhan dasar bimbingan, jadwal
akibat gangguan sistem tubuh bimbingan harian
secara aman dan legal berdasar 3. Melakukan diskusi
norma yang berlaku tahapan pencapaian
2. Konsultasi perencanaan kompetensi
praktek profesi (tahap 4. Melakukan Pre
pencapaian kompetensi) ke conference
pembimbing Klinik dan dosen 5. Melakukan Post
pembimbing Conference
3. Melakukan Pre conference
4. Melakukan Post Conference
5. Melakukan pengkajian pada
pasien dewasa
6. Memberikan edukasi pada
pasien dan keluarga
2. Menggunakan 1. Berkomunikasi dengan pasien 1. Melakukan
keterampilan dan keluarga mengenai mentoring
interpersonal yang efektif kepuasan dalam pelayanan pengembangan soft
dalam kerja tim. keperawatan di ruang medikal skill (komunikasi
bedah dan IBS interpersonal,
2. Membina hubungan kerja yang intrapersonal, kerja
baik dengan tenaga kesehatan sama) pada
yang terkait. mahasiswa

3. Menggunakan teknologi 1. Menggunakan perangkat 1. Memberikan


dan informasi kesehatan komputer dan jaringan kesempatan akses
secara efektif dan dalam mengakses teknologi sumber
bertanggung jawab terkini dalam kasus 2. Memberikan

12
keperawatan dewasa. informasi litaerasi
2. Menerapkan klasifikasi yang dapat diakses
intervensi dan outcome mahasiswa
keperawatan (SIKI dan SLKI)
Minggu 4. Menggunakan proses 1. Penerapan asuhan 1. Memilihkan kasus
II-IV keperawatan dalam keperawatan pada kasus- yang sesuai
menyelesaikan masalah kasus pasien keperawatan 2. Melakukan
klien dewasa di tatanan dewasa di ruang medikal, mentoring skill
klinik surgical dan IBS. kompetensi pada
2. Menerapkan terapi modalitas mahasiswa
keperawatan 3. Mensupervisi dalam
3. Mengelola asuhan memberikan asuhan
menggunakan pendekatan keperawatan
holistik, preventif, promotif, 4. Memberikan
kuratif, restoratif, masukan pada
réhabilitatif, consolation of pengelolaan kasus
the dying. pasien dewasa oleh
4. Setiap mahasiswa menulis mahasiswa
WoC dan asuhan
keperawatan (kasus tidak
boleh sama) terkait kasus
5. Menggunakan langkah- 1. Mempertahankan kepentingan 1. Memberikan
langkah pengambilan pasien jika terdapat dilema masukan terkait
keputusan etis dan legal tentang terapi. pengambilan
2. Menulis logbook keputusan etis
pengelolaan pasien
6. Memberikan asuhan peka 1. Melakukan pengkajian tentang 1. Memberikan
budaya dengan value, budaya dan kepercayaan masukan terkait
menghargai etnik, agama yang ada pada klien dan asuhan keperawatan
atau faktor lain dari setiap keluarga peka budaya
klien yang unik. 2. Menulis logbook

7. Mengkolaborasikan 1. Membahas secara ilmiah 1. Melakukan refleksi


berbagai aspek dalam tentang kondisi klien dengan diskusi kasus / DRK
pemenuhan kebutuhan profesi lain (penerapan 2. Memfasilitasi
kesehatan klien dewasa. interprofessional dilaksanakannya
collaboration). ronde keperawatan
2. Membahas tentang terapi klien jika memungkinkan
dengan tim medik. dilakukan
3. Membahas tentang diet dan 3. Memberikan feed
nilai-nilai tes laboratorium back dari asuhan
yang relevan. keperawatan yang
4. Mempertimbangkan kebutuhan dilaksanakan oleh
gizi klien dewasa. mahasiswa
5. Memberikan asupan dan saran
kepada profesi lain terkait
kondisi pasien.

13
6. Menulis logbook
Minggu 8. Mendemonstrasikan 1. Menyampaikan kepada 1. Melakukan diskusi
V-VI keterampilan teknis pembimbing klinik terkait tentang perencanaan
keperawatan yang sesuai target kompetensi pada mata praktek
dengan dengan standar kuliah KMB 2. Melakukan diskusi
yang berlaku atau secara 2. Memenuhi target kompetensi tahapan pencapaian
kreatif dan inovatif agar keperawatan dewasa kompetensi
pelayanan yang diberikan 3. Melaksanakan ujian kelolaan 3. Melakukan bed side
efisien dan efektif. kasus dan SOCA teaching
4. Melakukan evaluasi
praktik
Minggu 9. Mengembangkan pola 1. Mengembangkan pola pikir 1. Memfasilitasi
I-VI pikir kritis, logis dan etis kritis, logis dan etis dalam diskusi bersama
dalam mengembangkan mengembangkan asuhan mahasiswa
asuhan keperawatan orang keperawatan 2. Mengembangkan
dewasa. 2. Menyelesaikan masalah klien soft skill: berfikir
secara efektif dan efisien serta kritis mahasiswa
sistematis. dalam penyelesaian
3. Menindak lanjuti hasil dari masalah pasien
penyelesaian masalah klien. 3. Memberikan
masukan dan arahan
terkait penyelesaian
masalah pasien
dewasa
10. Memberikan asuhan yang 1. Menerapkan konsep Caring, 1. Melakukan
berkualitas secara holistik, Holism dan Humanism dalam pendampingan
kontinyu dan konsisten. asuhan keperawatan. 2. Melaksanakan
2. Memberikan pendidikan evaluasi
kesehatan pada pasien 3. Memberikan
3. Memberikan intervensi feedback terhadap
keperawatan sesuai dengan pencapian target
target skill dengan mengacu kompetensi
pada SOP rumah sakit. mahasiswa
11. Menjalankan fungsi 1. Menerapkan pendekatan etik 1. Monitoring
advokasi untuk dalam pengambilan keputusan intervensi
mempertahankan hak 2. Mempertimbangkan hak pasien keperawatan yang
klien agar dapat dan keluarga dalam pelayanan dilaksanakan
mengambil keputusan kesehatan mahasiswa
untuk dirinya. 2. Memberikan
feedback terhadap
asuhan keperawatan
yang dilaksanakan
mahasiswa
12. Mempertahankan 1. Berkomunikasi dalam kontek 1. Memfasilitasi
lingkungan yang aman professional: melakukan mahasiswa dalam
secara konsisten melalui diskusi mengenai pelayanan berdiskusi dengan
penggunaan strategi kepada pasien (merujuk pada tim kesehatan di

14
manajemen kualitas dan kasus) dengan pembimbing rumah sakit
manajemen risiko. klinik, akademik, teman dan
tenaga kesehatan lain.
2. Berkomunikasi dalam konteks
sosial dan keanekaragaman
Budaya serta Keyakinan
3. Mempertahankan keselamatan
pasien dan keselamatan
kesehatan kerja di rumah sakit
4. Berkolaborasi dengan sejawat,
senior, atau profesi lain.
13. Melaksanakan pelayanan 1. Membaca SOP yang ada di 1. Memberikan akses
kesehatan sesuai dengan ruangan informasi SOP
kebijakan yang berlaku 2. Melaksanakan prinsip ruangan
dalam bidang kesehatan keselamatan pasien dan 2. Melakukan supervise
keselamatan kesehatan kerja kegiatan mahasiswa
dalam memberikan asuhan 3. Monitoring aktivitas
keperawatan pada pasien mahasiswa
dewasa (Standar precaution, 4. Mendampingi pada
APD). saat mahasiswa
3. Menerapkan prinsip bekerja melaksanakan
dengan benar dalam asuhan implementasi
keperawatan. keperawatan dengan
4. Menulis log book pasien.
14. Memberikan dukungan 1. Menerapkan dinamika 1. Memfasilitasi
kepada tim asuhan dengan kelompok (team building) mahasiswa dalam
mempertahankan 2. Ketua kelompok memberikan mengembangkan
akontabilitas asuhan pengarahan pada anggota tim building
keperawatan yang kelompok.
diberikan . 3. Anggota kelompok
berkontribusi pada
penyelesaian tugas kelompok.
4. Menggunakan pendekatan
sistematis dalam mengelola
konflik.
15. Mewujudkan lingkungan 1. Meningkatkan kerjasama 1. Memfasilitasi
bekerja yang kondusif dalam kelompok melalui mahasiswa dalam
penyelesaian tugas kelompok. keterlibatan
2. Berperan aktif dalam aktivitas kegiatan dalam
ruang rawat dewasa (tempat ruang rawat inap
praktik).
16. Mengembangkan potensi 1. Terlibat dalam diskusi tentang 1. Memfasilitasi
diri untuk meningkatkan layanan kesehatan dan mahasiswa dalam
kemampuan professional keperawatan. mengembangkan
2. Menulis logbook Potensi diri
17. Berkontribusi dalam 3. Mempelajari dinamika kerja 1. Memberikan
mengembangkan profesi profesi keperawatan, wawasan mengenai

15
keperawatan khususnya keperawatan pasien profesi dan
dewasa organisasi profesi
2. Memberikan
gambaran tentang
tugas dan tanggung
jawab dalam
pengelolaan pasien
di rumah sakit
18. Menggunakan hasil 1. Merancang desain inovatif 1. Memfasilitasi akses
penelitian untuk keperawatan sesuai dengan sumber informasi
diterapkan dalam tahapan EBNP yang 2. Memberikan arahan
pemberian asuhan merupakan lanjutan dari DRK dan bimbingan
keperawatan dilaksanakan secara kelompok. dalam sintesis jurnal
2. Mengimplementasikan desain dan rancangan
inovatif. desain inovatif
3. Presentasi hasil implementasi berdasarkan EBNP
EBNP desain inovatif. 3. Melakukan
pendampingan pada
saat mahasiswa
implementasi hasil
EBNP
4. Menghadiri
presentasi
mahasiswa.

C. TARGET MATA KULIAH KMB


Target Mata kuliah KMB pada program profesi Ners Pendidikan Profesi Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Semarang adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mencapai kompetensi yang telah ditetapkan dalam buku panduan ini
2. Mahasiswa mematuhi tata tertib yang tertuang dalam buku panduan dan tata tertib rumah
sakit
3. Mahasiswa mengikuti proses pembelajaran sesuai jadwal yang telah ditetapkan
4. Nilai batas lulus MK KMB ≥ 3.25 setara dengan nilai 80 (rentang nilai 1-100)

D. LUARAN
Luaran mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah pada program profesi Ners Pendidikan Profesi
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dan dosen tidak terkonfirmasi (terpapar) Covid-19 selama proses pembelajaran
praktik KMB
2. Mahasiswa lulus mata Kuliah KMB tepat waktu
3. Minimal 90% mahasiswa lulus MK KMB dengan nilai ≥ 3.25 setara dengan nilai 80 (rentang
nilai 1-100)
4. Hasil karya ilmiah mahasiswa dalam ≥ 3.25 minimal diunggah pada repository Poltekkes
kemenkes Semarang dan minimal 10 % diantaranya dipublikasikan pada jurnal Nasional dan
atau internasional bereputasi, serta minimal terdapat 3 HAKI
5. Menghasilkan minimal 3 karya berupa produk/prototype untuk meningkatkan efisiensi dan
kualitas layanan keperawatan
BAB III

16
TATA TERTIB PRAKTEK KLINIK KMB

A. Tata Tertib
a. Praktikan adalah mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan dan Profesi Ners
Tahap Profesi Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang yang telah
memenuhi syarat baik akademik maupun administratif.
b. Setiap mahasiswa praktikan wajib hadir 100 % untuk mengikuti kegiatan
praktik klinik yang terjadwal.
Apabila praktikan tidak hadir maka berlaku ketentuan:
i. Mengganti praktek 2 (dua) kali dari hari yang ditinggalkan, jika:
1. Meninggalkan praktek tanpa keterangan,
2. Ijin karena kepentingan dan tanpa persetujuan Kepala Ruang,
Pembimbing Klinik, Dosen Pembimbing dan Koordinator Praktek.
ii. Mengganti sesuai hari yang ditinggalkan, jika:
1. Sakit dengan surat keterangan dokter yang telah diketahui Kepala
Ruang, Pembimbing Klinik, Dosen Pembimbing dan Koordinator
Praktek.
2. Ijin karena kepentingan dengan persetujuan Kepala Ruang, Pembimbing
Klinik, Dosen Pembimbing dan Koordinator Praktek.
iii. Penggantian praktek sebagaimana point a dan b, dianggap tidak berlaku
apabila Rumah Sakit mempunyai kebijakan tertentu terkait penggantian
praktek akibat ketidakhadiran selama praktek.
iv. Penggantian praktek dimaksud, tidak diperbolehkan pada shift berikutnya
dari jadwal praktek, dan pelaksanaannya diatur oleh Kepala Ruang,
Pembimbing Klinik, Dosen Pembimbing dan persetujuan Koordinator
Praktek.
c. Saat menjalankan aktifitas praktek wajib menggunakan seragam beserta
atribut lengkap sesuai peraturan institusi dan lahan praktek. Memakai APD
sesuai ketentuan RS tempat praktek. Bila mahasiswa tidak mengenakan
atribut dan pakaian lengkap (seragam putih dan atau biru, kap/ jilbab, sepatu
hitam tertutup dan tidak bunyi), rambut rapi serta asesoris yang berlebihan,
maka dapat diberikan peringatan. Peringatan 1 berupa peringatan lisan dan
masih diijinkan tetap menjalankan dinas, peringatan ke 2 mahasiswa tidak
diperkenankan berdinas dan wajib mengganti hari dinas sebanyak 2 kali masa
dinas yang ditinggalkan.
d. Mahasiswa yang praktek di RS harus mendapatkan ijin dari orang
tua/suami/istri.
e. Mahasiswa wajib mematuhi peraturan yang berlaku dirumah sakit. Termasuk
apabila diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan PCR maupun rapid test.
f. Praktikan wajib mengikuti PBK selama 6 (enam) hari dalam satu minggu.
g. Hari Libur ditetapkan satu kali dalam satu minggu dan hari Libur
Nasional (pelaksanaannya akan diatur oleh pihak rumah sakit)
h. Jam praktek
a. Pagi : jam 07.00 – 14.00 wib

17
b. Siang : jam 14.00 – 21.00 wib
c. Malam : jam 21.00 – 07.00 wib
i. Pada setiap awal stase (hari pertama di ruang baru) :
Praktikan wajib menyusun kontrak belajar, dan laporan pendahuluan dengan
sistematika sebagaimana terlampir, sesuai dengan penugasan dari kepala ruang
maupun pembimbing klinik.
a. Pengumpulan kontrak belajar pada hari pertama praktek dikumpulkan
maksimal hari kedua dinas, sedangkan untuk rotasi di ruang selanjutnya
kontrak belajar dan laporan pendahuluan wajib dikumpulkan hari
pertama.
b. Bagi praktikan yang tidak menyampaikan kontrak belajar dan atau
laporan pendahuluan, diberikan kesempatan untuk menyusun kontrak dan
atau laporan pendahuluan di rumah untuk kemudian mengganti hari
praktek.
c. Penggantian kegiatan praktikum akan diatur oleh kepala ruang /
Pembimbing Klinik / Dosen Pembimbing, atau Koordinator praktik.

1. Praktikan diwajibkan membuat laporan hasil pelaksanaan kontrak belajar dan


WOC yang telah disepakati antara praktikan dengan kepala
ruang/Pembimbing Klinik/Dosen Pembimbing, atau Koordinator praktik
dalam bentuk Laporan Kasus (soft copy). Satu WOC dan 1 laporan kasus
setiap minggu.
2. Laporan akhir praktik wajib diserahkan ke dosen pembimbing masing-
masing, dan soft file diupload di HELTI selambat-lambatnya pada hari senin
setelah stase berakhir. Ketentuan lebih lanjut dijelaskan pada point teknik
pengumpulan tugas dalam buku panduan ini.
3. Selama praktek buku panduan dan monitoring PBK harus dibawa, bagi
mahasiswa yang tidak membawa buku maka Pembimbing berhak meminta
praktikan untuk mengambil buku panduan dan monitoring. Bimbingan oleh
pembimbing akademik dilakukan secara daring.
4. Selama periode praktek akan dilaksanakan evaluasi pencapaian kompetensi,
yang pelaksanaannya ditentukan sesuai jadwal yang akan diatur oleh
koordinator bersama perencana PMB Ners. Pelaksanaan evaluasi oleh
pembimbing akademi dilakukan secara luring dengan pendekatan SOCA.
5. Praktikan dinyatakan lulus stase apabila nilai akhir stase minimal 80.
6. Praktikan dengan nilai dibawah NBL (80) dapat mengikuti uji ulang dan atau
penugasan untuk mencapai nilai lulus.
7. Praktikan wajib melengkapi target kompetensi klinik yang telah ditetapkan
sesuai dengan tingkat kemampuan yang dibuktikan dengan tanda tangan
pembimbing/preceptor.
8. Praktikan wajib mentaati aturan dan tata tertib rumah sakit
9. Semua peserta praktikan wajib membawa nursing kit dan APD.
10. Semua pelanggaran terhadap tata tertib praktek klinik yang dilakukan oleh
mahasiswa dalam penyelesaiannya dikomunikasikan dengan pihak akademik.

18
11. Ketetapan PBK dan PBL selalu dievaluasi secara periodik, dan hal-hal yang
belum tertuang pada ketetapan ini ditentukan kemudian.

B. SANKSI
1. Bagi mahasiswa yang melakukan pemalsuan validasi (tanda tangan) pembimbing/
dosen mendapatkan sanksi drop out (sesuai ketentuan dalam pedoman etika kampus).
2. Praktikan yang tidak menggunakan atribut lengkap tidak boleh mengikuti praktek.
3. Bagi praktikan yang tidak menyampaikan kontrak belajar dan atau laporan
pendahuluan (WOC), tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan praktikum.
4. Ketentuan ketentuan lain diatur sesuai dengan buku pedoman norma dan etika
kampus yang berlaku di Poltekkes Kemenkes Semarang.

C. METODE PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran yang digunakan pada Program Studi Profesi Ners Jurusan
keperawatan sebagai berikut:

1. Preceptorship
Preceptorship adalah metode pembelajaran mahasiswa menggunakan
seorang perawat sebagai model perannya. Preceptorship bersifat formal,
disampaikan secara perseorangan dan individual dalam waktu yang sudah
ditentukan sebelumnya antara preceptor dengan preceptee.
Preceptorship didesain untuk membantu mahasiswa dalam
mengembangkan kemampuan praktik dan meningkatkan kompetensi dalam
ranah pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Seorang preseptor merupakan seorang profesional yang berpengalaman di
bidang keperawatan dalam mengajar, mengawasi, memberikan dukungan
emosional dan merupakan role model yang memberikan pengalaman praktik,
pelatihan, konsultasi, dan dapat menginspirasi.

2. Diskusi Refleksi Kasus


Diskusi Refleksi Kasus (DRK) merupakan suatu metode pembelajaran
dalam bentuk kelompok diskusi untuk berbagi pengalaman klinik tentang kasus
penyakit pasien, masalah perawatan pasien, dan masalah-masalah dalam
manajemen pelayanan yang mengacu pada pemahaman terhadap standar.
Langkah-langkah kegiatan DRK adalah:
a. Memilih/menetapkan kasus yang akan didiskusikan,
b. Menyusun jadwal kegiatan,
c. Waktu pelaksanaan,
d. Peran masing-masing personal dalam DRK,
e. Penulisan laporan.
Persyaratan:
1) Suatu kelompok terdiri dari kurang lebih 5 mahasiswa
2) Salah satu anggota kelompok berperan sebagai fasilitator, satu orang lagi
sebagai penyaji dan lainnya sebagai peserta.

19
3) Posisi fasilitator, penyaji dan peserta lain dalam diskusi setara (equal)
4) Kasus yang disajikan oleh penyaji merupakan pengalaman klinis yang
menarik dan tema up to date.
5) Posisi duduk sebaiknya melingkar tanpa dibatasi oleh meja atau benda
lainnya, agar setiap peserta dapat saling bertatapan dan berkomunikasi
secara bebas.
6) Tidak boleh ada interupsi dan hanya satu orang saja yang berbicara dalam
satu saat, peserta lainnya memperhatikan proses diskusi.
7) Tidak diperkenankan ada dominasi, kritik yang dapat memojokkan
peserta lainnya.
8) Membawa catatan diperbolehkan, namun perhatian tidak boleh terkikis
atau tertumpu hanya pada cataan, sehingga dapat mengurangi perhatian
dalam berdiskusi.

3. Studi Kasus Asuhan Keperawatan


Metode studi kasus menggunakan kasus (masalah) pasien yang nyata
dalam melakukan proses analisis kasus dalam memecahkan masalah atau
mengambil keputusan melalui pengkajian secara mendalam dan menyeluruh
mengenai masalah klinik yang mendasari perencanaan pelaksanaan dan evaluasi
terhadap tindakan yang dilakukan. Hasil analisa kasus oleh mahasiswa
dikonsultasikan kepada pembimbing Akademik dan preceptor.

4. Self directed learning


Metode belajar yang dilakukan atas inisiatif individu mahasiswa sendiri.
Dalam hal ini, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap pengalaman
belajar yang telah dijalani, dilakukan semuanya oleh individu yang
bersangkutan. Sementara pembimbing hanya bertindak sebagai fasilitator, yang
memberi arahan, bimbingan, dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang
telah dilakukan individu mahasiswa tersebut.

5. Discovery learning
Discovery learning merupakan bentuk pembelajaran mandiri, mahasiswa
melakukan aktivitas untuk mengumpulkan / menghimpun berbagai informasi,
membandingkan, mengkategorikan, dan menganalisis untuk membangun suatu
konsep pemahaman ataupun kesimpulan terhadap topik tertentu.
6. Pre dan Post Conference
Pre conference (pertemuan pra praktek klinik) adalah pertemuan
pembimbing lahan praktik klinik dengan mahasiswa setiap hari ketika akan
dimulainya shift praktik. Pertemuan pre conference membicarakan antara lain:
a. Tujuan pembelajaran untuk hari yang bersangkutan.
b. Setiap perubahan jadwal yang mungkin perlu.
c. Peran dan tanggung jawab mahasiswa untuk hari yang bersangkutan.
d. Tugas-tugas khusus yang harus diselesaikan pada hari-hari yang
bersangkutan.

20
e. Pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan pada hari-hari yang
bersangkutan atau dari hari sebelumnya.

Post conference (pertemuan pasca praktek klinik) adalah pertemuan


pembimbing lahan praktik klinik dengan mahasiswa setiap hari ketika shift
praktik berakhir. Kegiatan post conference bertujuan untuk mengevaluasi
mahasiswa dalam melakukan kegiatan pengelolaan pasien. Adapun pertemuan
post conference membicarakan:
a. Kaji ulang tujuan pembelajaran untuk hari yang bersangkutan dan evaluasi
kemajuan proses pembelajaran.
b. Presentasikan kasus-kasus yang disaksikan pada hari yang bersangkutan,
khususnya kasus- kasus yang luar biasa atau sulit.
c. Buatkan rencana untuk sesi selanjutnya, membuat perubahan dalam jadual
bila perlu.
d. Kaji ulang dan diskusikan studi kasus atau tugas-tugas yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.

7. Project Based Learning - Proyek Desain Inovatif dan Presentasi Kasus


EBNP
Metode pembelajaran Project Based Learning mencakup lima prinsip
yaitu: problem orientation (orientasi masalah), project-organization
(perencanaan proyek/kegiatan), interdiciplinary consideration (menganalisis
masalah dari berbagai sudut pandang), participant’s control (mahasiswa
melaksanakan kontrol pada proyek yang dipilih), dan exemplary function
(menghubungkan antara teori dengan proyek yang dipilih) (Graff & Kolmos,
2007). Dalam pembelajaran ini mahasiswa merancang suatu proyek Desain
Inovatif untuk menyelesaikan masalah tertentu sesuai evidence based practice
yang up to date.
Metode pembelajaran desain inovatif merupakan proses belajar mahasiswa
ners dengan cara berinovasi dalam pengelolaan asuhan berdasarkan Evidence
Based Practice (EBP) dengan output desain inovatif dalam intervensi
keperawatan. Rancangan desain inovatif dimulai dengan analisa masalah pasien
(diagnose keperawatan). Mahasiswa menentukan satu masalah prioritas pasien,
kemudian mencari solusi dari masalah tersebut melalui telaah jurnal (tahapan
EPB). Hasil telaah jurnal berbentuk intervensi keperawatan yang dapat
diimplementasikan untuk menyelesaikan masalah pasien. Intervensi tersebut
ditulis dalam sebuah proposal desain inovatif untuk mendapatkan persetujuan
pembimbing dalam implementasi ke pasien. Setelah mendapatkan persetujuan,
mahasiswa dapat melaksanakan implementasi desain inovatif kepada pasien,
kemudian membuat laporan desain inovatif yang berisi tentang prosesur
pelaksanaan, hasil implementasi dan evaluasi. Tahap terakhir, laporan yang
sudah disetujui oleh pembimbing klinik dan akademik dipresentasikan secara
individu di akhir stase. Presentasi diselenggarakan di akhir stase dengan
menghadirkan pembimbing / preceptor klinik dan akademik serta mengundang
peserta dari luar kelompok baik dari Poltekkes Kemenkes Semarang atau

21
Instansi lain.

Gambar 1:
Tahapan
Evidence
Based
Nursing.

22
Gambar. Tahapan Evidence Based Practice dalam Keperawatan

Gambar 2. Tahapan dalam Desain inovatif


8. Capacity Building
Capacity Building menjadi hal yang mutlak dilakukan agar potensi yang
ada dalam diri mahasiswa dapat berkembang jauh lebih optimal. Capacity
building berawal dari membangun potensi yang sudah ada untuk kemudian
diproses agar lebih meningkat kualitas diri, kelompok, organisasi serta sistem
agar tetap dapat bertahan di tengah lingkungan yang mengalami perubahan
secara terus menerus. Capacity building merupakan proses pembelajaran

23
dengan serangkaian strategi yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi,
efektifitas, dan responsifitas dari performa mahasiswa. Proses meningkatkan
performa mahasiswa melalui capacity building dapat dilakukan dengan beragam
cara, baik melalui pendidikan dan pelatihan (Diklat) berbasis kompetensi,
pembinaan, tugas belajar, dan outbond atau pola permainan.
Capacity Building bagi civitas akademika Profesi Ners Poltekkes
Kemenkes Semarang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dalam “menyelesaikan masalah” (problem solving) dan
“pengambilan keputusan” (decision making) secara cepat dan tepat didasarkan
pada kecakapan dalam mengidentifikasi “key problem”; Meningkatkan
kemampuan dalam “kepemimpinan dan pemberdayaan” (leadership &
empowerment) dan menjadi “agen perubahan” (agent of change) yang efektif
dan efisien.
D. Preceptor Klinik dan Akademik
1. Proses Bimbingan
a. Bimbingan dilaksanakan oleh preceptor klinik dan atau dosen akademik
dengan metode bimbingan yang telah ditetapkan.
b. Preceptor melakukan pendampingan/bimbingan pada mahasiswa dalam
melaksanakan pencapaian kompetensi klinik dan pengambilan kasus,
untuk memvalidasi data sebagai laporan, dan mendampingi dalam
memberikan intervensi.
c. Mahasiswa berhak mendapatkan bimbingan sesuai jadwal yang telah
disepakati bersama dengan preceptor.
d. Satu preceptor akademik bertanggung jawab terhadap satu kelompok
dalam satu periode praktik. (Jadwal terlampir dalam penjelasan tiap
stase).

2. Kualifikasi Preceptor Klinik


a. Latar belakang pendidikan terakhir minimal Ners dengan sertifikasi
keahlian sesuai dengan bidangnya.
b. Memiliki sertifikat preceptor.
c. Bersedia dan mempunyai komitmen tinggi sebagai preceptor.
d. Ditetapkan berdasarkan surat keputusan Direktur Rumah Sakit dan
Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang.

3. Kualifikasi Preceptor Akademik


a. Pendidikan minimal satu tingkat di atas mahasiswa terbimbing.
b. Memiliki sertifikat preceptor
c. Bersedia dan mempunyai komitmen tinggi sebagai preceptor.
d. Ditetapkan berdasarkan surat keputusan Direktur Poltekkes Kemenkes
Semarang.

24
BAB IV

BIMBINGAN PRAKTEK KLINIK

A. Prosedur Bimbingan

1. Pembimbing akdemik terdiri dari pembimbing akademi Juursan Keperawatan


Poltekkes Semarang.
2. Pembimbing akademik dari Poltekkes Semarang akan melaksanakan bimbingan
praktek klinik secara luring ataupun daring pada kelompok mahasiswa yang
ditetapkan.
3. Kegiatan praktik akan dilaksanakan selama 6 (enam) minggu di ruang rawat inap
bedah dalam (4 minggu), ruang hemodialisa (1 minggu) dan ruang kamar bedah (1
Minggu).
4. Membuat Kontrak belajar, jumlah kontrak belajar dibuat 1 minggu 1 kontrak belajar.
5. Melaksanakan Pre dan post-conference dengan Preceptor dan pembimbing akademik
melalui luring atau virtual meeting sesuai kesepakatan, diawali dengan menyerahkan
kontrak belajar
6. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai kontrak belajar berdasarkan
proses keperawatan dengan bukti foto (untuk proses pengkajian dan tindakan) atau
video yang mewakili salah satu tindakan yang paling sesuai dengan target
kompetensi.
7. Menulis Logbook berupa refleksi praktik dengan pendekatan GIBBS seminggu 1
refleksi parktik.
8. Melengkapi target keterampilan sesuai ketentuan dan format yang telah disediakan
dan diunggah di HELTI Poltekkes Semarang.
9. Membuat 1 (satu) WOC (laporan pendahuluan) dan laporan kasus asuhan
keperawatan setiap minggu.
10. Melaksanakan DRK dan menulis laporan hasil DRK satu kali di ruang rawat inap
bedah dalam, unit HD atau kamar operasi secara kelompok.
11. Menyusun 1 (satu) perencanaan dan implementasi desain inovatif keperawatan
berbasis EBNP yang merupakan lanjutan dari DRK. Presentasi secara kelompok di
akhir stase dan menyusun laporan kasus sesuai sistematika yang telah ditentukan.
Implementasi EBNP dilaksanakan jika inovasi tidak beresiko pada pasien, sebaliknya
jika menimbulkan resiko maka projek design inovatif sebatas pada laporan akhir dan
diserahkan pada bidang keperawatan untuk tindak lanjut.
12. Melaksanakan 1 (satu) kali ujian stase/Direct Observasional of Prosedure skill (DOPS)
di ruang bedah, atau dalam berdasarkan kesepakatan dengan preceptor pada minggu
ke empat.
13. Melaksanakan 1 (satu) kali SOCA (Student Oral Case Analysis): terintegrasi dengan
ujian stase dengan pembimbing akademik sesuai kasus yang diujikan secara DOPS.
14. Menyusun satu media pembelajaran secara individu bisa berupa video, leaflet, atau
lembar balik.

25
15. Mendokumentasikan semua laporan selama delapan minggu praktek yang dikirim ke
pembimbing akademik dan preceptor dan diupload di HELTI.

B. Metode Evaluasi
Metode evaluasi yang diterapkan terdiri dari:
1. Direct Observasional of Prosedure skill (DOPS)/ujian stase
2. Case test/ uji kasus (Student Oral Case Analysis/ SOCA)
3. Diskusi refleksi kasus (DRK) kelompok
4. Laporan Kasus
5. Penampilan klinik
6. Log book
7. Pencapaian Kompetensi Keterampilan Klinik
8. Presentasi Kasus kelompok (Aplikasi critical thinking berdasarkan EBP dan desain
Inovatif)

No. KOMPONEN EVALUASI BOBOT

1 PENDOKUMENTASIAN LAPORAN:
1. Kontrak Belajar 20
2. Laporan pendahuluan dalam bentuk WoC
3. Laporan Asuhan Keperawatan

2 Penampilan klinik 10

3 Log book: Refleksi praktik GIBBS. 10

4 Pencapaian Kompetensi Ketrampilan Klinik 15

5 Ujian Stase/DOPS dan SOCA (Student Oral Case Analysis) 20

7 Media pembelajaran 10

8 Presentasi Kasus Kelompok DRK dan EBNP (Aplikasi 15


critical thinking berdasarkan EBP dan Desain Inovatif)

C. Sistem penilaian:

26
Semua tugas di upload di e-learning Poltekkes (HELTI) dimasing-masing
nama dosen yang membimbing, Sistem penilaian menggunakan sistem
penilain Poltekkes Kemenkes Semarang pada Panduan Akademik Tahun
Ajaran 2023/2024, dengan pembakuan nilai mutu sebagai berikut:
Nilai Huruf Angka Keteranga
Akhi Mutu Mutu n
r
85- A 4 Istimewa
100
76- AB 3,5 Sangat Baik
84
69- B 3 Baik
75
65-68 BC 2,5 Cukup Baik
56 - C 2 Cukup
64
41-55 D 1 Kurang
< 50 E 0 Gagal

Praktikan dinyatakan lulus apabila nilai setiap stase minimal ≥3,00 (≥70).
Praktikan dengan nilai kurang dari 70 akan dilakukan uji ulang stase dengan
waktu menyesuaikan.
Batas waktu penilaian didadasarkan pada ketepatan pengiriman soft file
dokumen-dokumen ke pembimbing akademik/preceptor
Keterlambatan dalam pengumpulan tugas-tugas akan mengurangi penilaian.
1. Terlambat 1-2 hari dikurangi 5 % dari Total nilai
2. Terlambat 3-5 hari dikurangi 10 % dari Total nilai
3. Terlambat 6-10 hari dikurangi 25 % dari Total nilai
4. Terlambat 11-15 hari dikurangi 50 % dari Total nilai
5. Lebih dari 15 hari tidak akan diberikan nilai (harus mengulang stase)

27
BAB V

METODE EVALUASI DAN PENILAIAN

A. Metode Evaluasi
Pemilihan metode dan bobot evaluasi yang digunakan dalam stase profesi Ners menyesuaikan
dengan capaian pembelajaran setiap mata kuliah.

No Metode Evaluasi Keterangan


1 PENDOKUMENTASIAN Laporan dituliskan sesuai dengan sistematika dalam
LAPORAN: panduan. Laporan terdiri dari 3 bagian: kontrak belajar,
1. Kontrak belajar laporan pendahuluan berupa WoC dan laporan asuhan
2. Laporan pendahuluan dalam keperawatan, disesuaikan dengan target setiap stase.
bentuk WoC
3. Laporan Asuhan
Keperawatan
2 Penampilan kinerja klinik Penampilan kinerja klinik merupakan penilaian soft skill,
yang meliputi: komunikasi, kerjasama tim, perilaku
profesional,caring dan berfikir kritis.
3 Log book Log book berisi tentang refleksi praktik GIBBS
berdasarkan kompetensi Ketrampilan Klinik yang tertuang
dalam kontrak belajar. Aktivitas lebih menekankan pada
proses keperawatan yang dilakukan berdasarkan _rocedu
masalah pasien dan intervensi inovasi berdasarkan pada
EBNP.
4 Pencapaian Kompetensi Pencapaian target kompetensi keterampilan klinik dinilai
Keterampilan Klinik berdasarkan
Novice: melakukan dengan pendampingan penuh (N)
Advance: melakukan dengan pendampingan parsial (A)
Proficient : Melakukan dengan supervise (P)
Independent: Melakukan mandiri (I).
5 Ujian Stase dengan Direct DOPS merupakan observasi secara langsung untuk menilai
Observational Procedural Skill keterampilan _rocedural. DOPS dilaksanakan 1 kali
(DOPS) Selama stase.
6 SOCA (Student Oral Case SOCA (Student Oral Case Analysis ) adalah suatu bentuk
Analysis) penilaian terhadap mahasiswa dalam menganalisis suatu
kasus kemudian mempresentasikan atau menjelaskan hasil
analisis dari kasus tersebut.. Tujuan dilaksanakannya
SOCA adalah untuk melatih mahasiswa dalam menjelaskan
suatu kasus secara sistematis.
7 Media pembelajaran Setiap mahasiswa wajib menyusun media pembelajaran
bisa berupavideo, leaflet, maupun lembar balik.
8 Diskusi refleksi kasus (kelompok) Setiap kelompok memilih satu kasus dengan skala resiko
tinggi (kompleksitas penyakit) untuk didiskusikan bersama
dengan anggota kelompok dan preceptor (akademik dan

28
klinik). Penentuan kasus berdasarkan hasil konsultasi
dengan pembimbing klinik. Penilaian berdasarkan
partisipasi aktif setiap anggota kelompok. Setiap kelompok
menyusun laporan hasil DRK .
9 Presentasi Kasus Kelompok Setiap kelompok yang sedang menjalankan praktek dalam
(Aplikasi critical thinking 1 ruang wajib mempresentasikan laporan aplikasi EBNP
berdasarkan EBP dan Desain yang merupakan kelanjutan dari tugas kelompok DRK.
Inovatif). Dilaksanakan 1 kali selama stase.

1. Kriteria Penilaian
No Metode Evaluasi Bobot
TUGAS
1 PENDOKUMENTASIAN LAPORAN:
1.Kontrak belajar
20%
2.Laporan pendahuluan dalam bentuk WoC
3.Laporan Asuhan Keperawatan
EVALUASI
2 Penampilan klinik 10%
3 Log book: Refleksi praktik GIBBS 10%
4 Pencapaian Kompetensi Keterampilan Klinik 15%
5 Ujian Stase / DOPS 10%
6 SOCA (Student Oral Case Analysis) 10%
7 Media pembelajaran (individu) 10%
8 Presentasi Kasus Kelompok (Aplikasi critical thinking berdasarkan EBP dan 15%
Desain Inovatif), lanjutan dari DRK.

29
Lampiran 1: Contoh refleksi praktik GIBBS pada Pendidikan guru (Mohon disesuaikan
dengan praktik keperawatan).

NAMA MAHASISWA :
NIM :
STASE :
RUANG/BANGSAL :
RUMAH SAKIT :
TANGGAL/MINGGU KE :
NAMA C.I :
NAMA PEMBIMBING :
AKADEMIK

Deskripsi
Saat ini saya sedang dalam penempatan praktik mengajar di sebuah perguruan tinggi
pendidikan orang dewasa di barat daya Inggris, belajar bagaimana mengajar matematika
kepada berbagai kelompok orang dewasa. Karena penempatan saya pada tahap awal, saya
terutama membantu tutor kelas dan baru saja mulai merencanakan dan menyampaikan
sebagian kecil dari setiap pelajaran. Insiden itu terjadi di kelas malam di mana saya akan
menyampaikan sesi pertama saya. Guru kelas telah mengajar siswa tentang pecahan, dan
tugas saya adalah melanjutkan instruksi ini, melihat secara khusus bagaimana mengalikan
dua pecahan. Namun, ketika saya akan mengajar sesi tersebut, saya naik ke papan tulis dan
menjadi sangat gugup sehingga saya kesulitan untuk berbicara di depan kelompok. Saya
merasa diri saya tampak gemetar dan tidak dapat mengartikulasikan kalimat pertama saya
dengan jelas. Para siswa cukup pengertian, karena mereka semua adalah siswa dewasa yang
sadar bahwa saya baru mengajar dan gugup, tetapi guru tidak simpatik dan menanggapi
dengan mengambil alih pelajaran sementara saya duduk di belakang ruangan berusaha untuk
tidak menangis. . Saya meninggalkan sesi segera setelah kelas selesai, dan tidak berbicara
dengan siapa pun.

Perasaan
Saya merasa sangat sedih pada saat itu dan bahkan mempertimbangkan untuk meninggalkan
kursus pelatihan guru saya. Saya juga malu dan kesal dengan ketidakmampuan saya sendiri
untuk berbicara di depan kelompok, tetapi saya juga sangat marah kepada guru kelas atas
tanggapannya di hadapan para siswa. Saya merasa setelah itu bahwa dia tidak memberi saya
cukup waktu untuk menenangkan diri, dan bahwa dia seharusnya mengizinkan saya untuk
mengatasi kegelisahan saya. Situasi ini membuat saya sangat tertekan dan saya sakit pada
minggu berikutnya; hanya ketika saya merenungkan pengalaman saya memutuskan bahwa

30
saya perlu berbicara dengan supervisor penempatan. Saya juga kemudian menyadari bahwa
perasaan gugup adalah reaksi alami untuk berbicara di depan umum (Jones, 2000) yang
membuat saya tidak merasa malu.

Evaluasi
Pada saat itu, saya tidak merasa bahwa situasinya telah diselesaikan sama sekali. Saya sangat
sengaja pergi di akhir kelas tanpa berbicara dengan guru kelas atau peserta didik. Namun,
setelah berbicara dengan sesama peserta pelatihan tentang pengalamannya sendiri, saya
merasa jauh lebih positif. Saya menyadari bahwa setiap orang merasa gugup sebelum
beberapa kelas pertama mereka. Ini jelas dalam literatur yang relevan, seperti yang
ditunjukkan oleh Greene (2006, p. 43), mengatakan bahwa sembilan dari sepuluh guru
peserta pelatihan baru menemukan sesi pertama mereka “sangat menakutkan”. Tampaknya
sebagian besar guru peserta pelatihan memiliki saat-saat "terikat lidah" dan "kehilangan arah
dengan pelajaran" (Pabold, 1998, hlm. 223).

Analisis
Situasi diperburuk oleh tindakan saya sendiri dan guru kelas. Saya merasa bahwa saya
seharusnya menentangnya, daripada membiarkan dia mengendalikan pelajaran, dan bahwa
saya seharusnya berbicara dengannya segera setelah pelajaran tentang bagaimana perasaan
saya. Berurusan dengan situasi seperti ini segera lebih disukai, seperti yang ditunjukkan
Cooper (2001). Sebaliknya, saya berbicara dengan supervisor penempatan saya beberapa hari
kemudian, dan tidak melihat guru kelas lagi sampai pertemuan formal yang terdiri dari saya
sendiri, guru dan supervisor. Daynes dan Farris (2003) mengatakan bahwa, dengan tidak
menghadapi situasi dengan segera dan secara pribadi, dan alih-alih membawanya ke figur
otoritas, situasinya dapat menjadi lebih buruk. Guru kelas bisa saja merasa bahwa dia sedang
"diserang" (Thomas, 2003, hlm. 22), yang dapat menyebabkan masalah di masa depan.
Tindakan guru itu juga memperburuk keadaan, karena dia tidak memberi saya waktu untuk
mengatasi ketakutan saya dan dia sengaja mempermalukan saya di depan kelas. Dia
mengklaim bahwa dia mengira dia membantu saya mengatasi kecemasan saya, tetapi saya
tidak percaya itu masalahnya. Namun, karena kami baru membicarakan kejadian tersebut
lebih dari seminggu kemudian dalam pertemuan dengan supervisor, dia dengan tepat
berargumen bahwa saya seharusnya mengatakan sesuatu kepadanya saat itu.

Kesimpulan
Dalam retrospeksi, saya akan melakukan beberapa hal secara berbeda. Saya seharusnya
berbicara dengan guru kelas segera setelah sesi dan menyuarakan pendapat saya. Saya juga
harus lebih tegas dengan menasihati tutor bahwa saya bisa melanjutkan pelajaran. Namun,
kejadian tersebut membuat saya menyadari pentingnya membangun hubungan dengan guru,
keterampilan yang Jackson (1999) tekankan sebagai dasar untuk penempatan yang sukses.
Saya merasa bahwa, seandainya saya mengembangkan hubungan profesional dengan guru
pada minggu-minggu sebelumnya, saya akan dapat menjelaskan betapa gugupnya saya
sebelumnya. Ini akan memberikan kesempatan untuk mendiskusikan strategi untuk mengatasi
kegelisahan dan mungkin insiden itu bisa dihindari sepenuhnya.

Rencana tindakan
Di masa depan, saya akan memastikan bahwa saya membangun hubungan dengan rekan
kerja. Saya bekerja bersama beberapa guru yang berbeda selama penempatan saya, dan saya

31
bermaksud untuk berbicara kepada mereka masing-masing tentang kegelisahan saya. Saya
telah melakukan percakapan yang bermanfaat dengan seorang guru dan bersama-sama kami
telah mengembangkan program pengajaran tim selama beberapa minggu ke depan sehingga
saya tidak merasa terlalu tertekan. Saya berencana untuk melakukan ini dengan guru kelas
lainnya, karena itu akan membantu mereka untuk memahami bagaimana perasaan saya. Saya
juga perlu lebih sering berbicara dengan sesama peserta pelatihan tentang bagaimana
perasaan mereka, karena saya pikir saya akan dapat belajar dari mereka. Dalam hal pelatihan,
saya telah memesan lokakarya keterampilan presentasi di Universitas, dan berniat untuk
menindaklanjutinya dengan menghadiri sesi latihan sesudahnya. Pengalaman ini membuat
saya sadar bahwa saya perlu lebih percaya diri dengan presentasi, dan saya merasa
keterampilan presentasi saya akan membantu saya melakukan ini.

32
Lampiran 2:
1. Pendokumentasian Laporan Pengelolaan Kasus
Nama : ________________________________
Nim : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________
Komponen
Yang Bobot Nilai
Dinilai
A Laporan Pendahuluan
1. Ketepatan WoC dengan kasus pasien. 7
2. Ketepatan Diagnosa Keperawatan 5
3. Ketepatan Rumusan Tujuan dan Kriteria Hasil 5
4. Ketepatan Rumusan Tindakan Keperawatan 5
5. Rujukan daftar pustaka up to date 3
B Laporan Kasus
1. Kesesuaian Sistematika penulisan 5
2. Kelengkapan data 5
3. Ketepatan identifikasi data focus 5
4. Ketepatan Analisa data 5
5. Ketepatan WoC kasus 7
6. Ketepatan Diagnosa Keperawatan 5
7. Ketepatan penentuan prioritas diagnosa keperawatan 5
8. Ketepatan Rumusan Tujuan dan Kriteria Hasil 5
9. Ketepatan Rumusan Tindakan Keperawatan 5
10. Ketepatan tindakan keperawatan 7
11. Ketepatan analisa respon perkembangan pasien 6
12. Ketepatan evaluasi tindakan keperawatan 5
13. Ketepatan merumuskan rencana tindak lanjut 5
NILAI AKHIR 100

86- 80- 70-79 60- 69=BC=Cukup 56-59= 50- < 50= -E-
100=A=4 85==AB= =B=Baik Baik C=Cukup 55=D=Kurang =Gagal
Istimewa Sangat
Baik

33
2. Penampilan Kinerja Klinik
Nama : ________________________________
Nim : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________

Aspek yang dinilai Bobot Nilai

Komunikasi 15
a. Menciptakan interaksi dengan pasien/keluarga dengan penuh percaya diri
b. Menggunakan komunikasi verbal yang efektif .
c. Melakukan dokumentasi secara benar
Kerjasama tim 15
a. Menjalankan tugas sesuai peran
b. Mampu bekerjasama dalam kelompok,sesama profesi,keluarga dan pasien
c. Mampu mengintegrasikan/berkoordinasi dengan anggota / orang lain
d. Menerima / terbuka terhadap saran
e. Mampu mengklarifikasi
f. Menjaga iklim kondusif dalam tim
Perilaku Profesional 30
a. Menampilkan sikap baik dan sopan
b. Melaksanakan kontrak dengan pasien
c. Mengambil inisiatif dalam situasi belajar
d. Memperlihatkan sikap selalu tepat waktu
e. Bekerja sama dan berpartisipasi dalam kegiatan ruangan
f. Kedisiplinan dalam memakai atribut
g. Persiapan Nursing Kit dan APD
h. Tidak menggunakan make-up berlebihan (rambut palsu, bulu mata palsu,
pewarna rambut, soft lens berwarna, kutek, perhiasan, bros, penampilan
sederhana)
Caring 25
a. Mendahulukan kepentingan klien daripada kepentingan pribadi
b. Menghargai dan menghormati pendapat dan keputusan klien
c. Menunjukkan sikap perhatian dan mendengarkan keluhan dan kebutuhan
klien (tatapan mata kepada klien)
d. Mendengarkan keluhan pasien
e. Menunjukkan sikap terapuetik
f. Menerima perbedaan pendapat/kritikan
Berfikir kritis 15
a. Mampu membuat skala prioritas

34
b. Mampu membuat keputusan
c. Mampu mengelola resiko
d. Menerapkan konsep-konsep baru dalam layanan keperawatan
Total 100

86-100=A= 80-85 =AB= 70-79 60- 69=BC 56-59= C 50-55=D < 50= -E
=Istimewa Sangat Baik =B=Baik =Cukup Baik =Cukup =Kurang = Gagal
3. Daftar Pencapaian Kompetensi Ketrampilan Klinik
Nama : ________________________________
Nim : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________

Keterangan
No Hari/tanggal/jam Ketrampilan yang Pencapaian Tanda tangan
dilakukan N A P I Preceptor

35
KETERANGAN :
1. Target kompetensi keterampilan klinik diisi sesuai dengan list target yang terdapat dalam
buku panduan ners.
2. Kolom Keterangan pencapaian diisi dengan:
Novice: melakukan dengan pendampingan penuh (N)
Advance: melakukan dengan pendampingan parsial (A)
Proficient : Melakukan dengan supervise (P)
Independent: Melakukan mandiri (I).
4. Ujian Stase / DOPS
Nama : ________________________________
Nim : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________
Hari/tgl : ________________________________
Penguji : ________________________________
N ASPEK YANG DINILAI
Bobot Nilai
O
1 KOMUNIKASI 10
1. Pra Interaksi
a. Mengucapkan salam.
b. Mengulang kontrak.
c. Menjelaskan tujuan dilakukan tindakan.
d. Menjelaskan prosedur.
2. Interaksi / Fase Kerja.
a. Melaksanakan komunikasi terapeutik selama kontak dengan pasien.
b. Bersikap tenang.
c. Jelas dan mudah dipahami.
3. Terminasi.
a. Menanyakan respon pasien.
b. Mereview ulang hasil-hasil kegiatan
Mengakhiri kontrak.
2 MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian 15
a. Menggunakan teknik-teknik pengkajian yang sesuai.
b. Kelengkapan data dasar.
c. Kelengkapan data fokus.
Akurasi data.
2. Diagnosa Keperawatan 10
a. Perumusan diagnosa keperawatan sesuai data pasien.
b. Penulisan diagnosa keperawatan benar
Menyusun prioritas diagnosa keperawatan dengan tepat
3. Perencanaan 10
a. Perencanaan tujuan sesuai kaidah SMART.
b. Penulisan intervensi sesuai dengan prioritas tindakan
Rencana intervensi dapat mengatasi masalah pasien.
4. Pelaksanaan. 15
a. Sesuai kebutuhan/kondisi pasien.
b. Sesuai rencana tindakan.
c. Pelaksanaan prosedur sistematis.
Alat dan bahan yang digunakan sesuai kebutuhan.
5. Evaluasi. 10

36
a. Mencatat respon tindakan dengan benar.
Membuat catatan perkembangan dengan benar.
3 MELAKSANAKAN TINDAKAN DENGAN AMAN DAN NYAMAN 10
Melaksanakan tindakan keperawatan yang menjamin keselamatan, keamanan, dan
integritas pasien.
4 ETIS DAN PROFESIONAL 10
1. Tindakan keperawatan sesuai dengan wewenang perawat
2. Menjaga privasi pasien.
3. Meminta persetujuan klien dan atau keluarga.
4. Attitude dalam melakukan tindakan sesuai budaya pasien
Menuliskan waktu, nama dan tanda tangan.
5 KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS 10
1. Mengambil keputusan dengan tepat.
2. Kreatif dan mampu memodifikasi pelaksanaan tindakan.
Merumuskan rencana tindak lanjut pada masalah yang belum teratasi.
TOTAL

86-100=A 80-85 =AB= 70-79 60- 69=BC 56-59= C 50-55=D < 50= -E
=Istimewa Sangat Baik =B=Baik =Cukup Baik =Cukup =Kurang = Gagal

37
5. SOCA (Student Oral Case Analysis)
Nama : ________________________________
Nim : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________

No Aspek Yang Dinilai Bobot Nilai


1. Mampu mengidentifikasi dan meganalisis data focus dengan tepat 10
2. Mampu menjelaskan analisa masalah keperawatan pasien 20
- Mengapa masalah itu terjadi ? Karena ..........
- Apa akibat dari masalah itu ? Akibatnya berupa ....,
- Bagaimana mekanisme yang mendasari
- Bagaimana faktor anatomi & fisiologi yang mendasarinya?
- Dst...
3. Mampu menjelaskan alasan prioritas masalah keperawatan 10
4. Mampu menjelaskan rasional dari tindakan keperawatan 15
5. Mampu menjelaskan tujuan tindakan kolaborasi 10
6. Mampu menjelaskan hasil evaluasi dari tindakan keperawatan 10
yang dilakukan
7 Mampu menjelaskan kekurangan (penilaian diri) yang telah 10
dilakukan
8 Menunjukkan sikap simpatik saat menyampaikan kasus 5
9 Mampu berkomunikasi dengan suara jelas, Intonasi tepat, Ada 5
kontak mata, Bahasa tubuh cukup tidak berlebihan.
10 Sistematika Berpikir : Menggunakan bahasa yang baik dan 5
benar dalam menuangkan ide
Total 100
Tanggal dan Paraf Pembimbing / Preseptor

86-100=A 80-85 =AB= 70-79 60- 69=BC 56-59= C 50-55=D < 50= -E
=Istimewa Sangat Baik =B=Baik =Cukup Baik =Cukup =Kurang = Gagal

1. Seluruh mahasiswa sudah berkumpul di ruang isolasi 15 menit sebelum ujian OSOCA dimulai.
2. Mahasiswa dipanggil secara berurutan memasuki ruang persiapan.
3. Mahasiswa memilih nomor undian soal SOCA

38
4. Mahasiswa menerima skenario soal SOCA sesuai dengan nomor undian
5. Mahasiswa menuliskan jawaban yang diminta dari skenario menggunakan bagan balik selama 30
menit. Selama menulis jawaban, mahasiswa diperkenankan membuka bahan bacaan.
6. Setelah 30 menit, mahasiswa masuk ke ruang presentasi
7. Mahasiswa melakukan presentasi dihadapan 2 penguji SOCA selama maksimal 30 menit.
8. Setelah selesai presentasi mahasiswa diperkenankan pulang.
FORMAT JAWABAN DAN BOBOT PENILAIAN SOCA

MATERI YANG DINILAI BOBOT


Identifikasi masalah dari skenario
- Masalah 1
- Masalah 2
- Masalah 3, dst...
10%
(terbagi)
Prioritas Masalah
- Masalah utamanya adalah.....
- Alasannya karena masalah tersebut....
10%
5%
5%
Analisis Masalah dan Jawabannya
Masalah 1
- Mengapa masalah itu terjadi ?
o Karena ..........
- Apa akibat dari masalah itu ?
o Akibatnya berupa ....,
o Mekanisme mendasari akibat tersebut adalah .....
- Bagaimana faktor anatomi & fisiologi yang mendasarinya?
o Anatominya adalah..., fisiologinya adalah...
- Dst...
Masalah 2, dst....
50%
(terbagi)
Porsi:
Analisis: ¼
Jawaban ¾
Simpulan Kasus
Ada hubungan sebab-akibat, misal:
- Tn. A mengalami sakit... karena.... yang ditunjang oleh faktor risiko ....
10%
Kerangka Konsep (skema) menuju sintesis
Contoh:
A◊B◊C

39
10%
Afektif (Attitude)
- Penampilan rapi
- Sopan santun (salam, memperkenalkan diri, tujuan)
- Sikap simpatik saat presentasi
3%
Komunikasi:
- Suara jelas
- Intonasi pada pernyataan2 penting
- Ada kontak mata
- Bahasa tubuh cukup tidak berlebihan
4%
Sistematika Berpikir
- Menggunakan bahasa sendiri (tidak menjiplak kata-kata) yang mudah
dimengerti
- Tata bahasa benar dalam menuangkan ide
- Manajemen waktu presentasi yang baik

40
6. Diskusi Refleksi Kasus (kelompok)
Kelompok : _________________________________
Judul : _________________________________
Anggota : 1________________________________
2________________________________
3________________________________
4________________________________
5________________________________

No Aspek Yang Dinilai Bobot Nilai

1 Soft Skill

a. Etika dalam menyampaikan ide 5

b. Tidak mendominasi diskusi 5

c. Menghargai pendapat orang lain 5

d. Jujur dalam menyampaikan data 10

e. Berkomunikasi efektif 10

f. Berperan aktif sesuai peran 10

2 Substansi :

a. Menyampaikan data berbasis bukti/referensi 15

b. Berfikir logis, kritis, dan analitis 20

c. Menguasai kasus 10

d. Laporan kasus lengkap (mengacu sistematika 10


laporan kasus)
Total 100

Tanggal dan paraf pembimbing/Preseptor

86-100=A 80-85 =AB= 70-79 60- 69=BC 56-59= C 50-55=D < 50= -E

41
=Istimewa Sangat Baik =B=Baik =Cukup Baik =Cukup =Kurang = Gagal

42
7. Presentasi Kelompok (Aplikasi critical thinking berdasarkan EBNP dan Desain Inovatif)
Nama : ________________________________
Nim : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________

ITEM DESKRIPSI BOBOT NILAI


PENELITIAN
A Proses Bimbingan
1 Sikap dan tanggung Mahasiswa memiliki rasa tanggung jawab, 5
jawab mampu bekerja mandiri dan kelompok, serta
dapat berinteraksi secara baik dengan
pembimbing
2 Ketrampilan untuk Mahasiswa memiliki inisiatif dan motivasi 5
memperdalam untuk mempelajari hal-hal baru yang terkait
pengetahuan dengan topik, dalam rangka pemahaman
menyeluruh terhadap artikel yang di-review
B Isi Makalah
3 Format dan Tampilan Tulisan harus memenuhi format aturan yang
ada, margin, sub bab isi, font, spasi, dll. Cara 5
Penulisan Gambar dan Tabel harus memenuhi
format.
4 Bahasa Bahasa harus memnui EYD dan kaidah 5
penulisannya. Penuturan harus logis, tidak
menjiplak (Plagiasi) dari tulisan lain, sitasi
harus benar dan sesuai.
5 Konsistensi isi Isi sesuai dengan tema dan tujuan 5
pembelajaran.
Keterbaruan ide Ide sesuai trend issue saat ini. 5

Originalitas ide Ide belum pernah digunakan sebagai solusi 5


dari masalah yang dipaparkan.

6 Kesimpulan Artikel 5
memuat
kesimpulan
berdasarkan
pembahasan,
dan
menyertakan
peluang
penelitian di
bidang terkait
berdasarkan
research gap
yang
ditemukan
pada hasil

43
review
7 Referensi Referensi harus berasal dari Jurnal, Seminar, 5
baru Buku atau Handbook. Cara melakukan
sitasi harus benar. Ada kesesuaian dengan isi
dan daftar referensi
C Presentasi
8 Kemampuan Mahasiswa mampu melakukan presentasi 10
presentasi dan dengan menarik, runut dan jelas, dengan
Penguasaan terhadap menggunakan bahasa dengan baik.
topik Menunjukkan pemahaman mendalam baik
dari sisi teori maupun aplikasi
9 Media Presentasi Slide Presentasi: Kontras warna, Design slide, 5
Ukuran Huruf, Animasi, Transisi slide.
1 Sesi Presentasi 1. sistematika isi presentasi (runtut, 5
0 membingungkan, ada daftar isi presentasi)
2. cara penyampaian materi (suara kurang 10
jelas/keras, keruntutan, , gerakan, intonasi
suara, penguasaan panggung, eye contact, dsb)
3. kualitas grafis file presentasi (word saja, 5
gbr saja, word & gambar seimbang
4. waktu presentasi (terlalu lama, tepat waktu, 5
bertele-tele)
11 Sesi Tanya Jawab cara menjawab pertanyaan (sikap terhadap 5
penanya, kesantunan, penampilan)
keakuratan jawaban yang diberikan (tidak 5
jelas, membingungkan, runtut, logis)
detail jawaban yang diberikan (pendek, 5
langsung pada masalah, dengan contoh &
detail, panjang)
NILAI 100

Semarang, ………………

Pembimbing,

86-100=A 80-85 =AB= 70-79 60- 69=BC 56-59= C 50-55=D < 50= -E
=Istimewa Sangat Baik =B=Baik =Cukup Baik =Cukup =Kurang = Gagal

44
JURNAL INDIVIDU

A. JURNAL BIMBINGAN INDIVIDU


Kegiatan Preceptorship

Resume Kesesuaian Ttd


No Hari/ Tanggal/ Waktu Tema / Topik
Materi Konbel Preceptor
Sesuai Tidak

Catatan:
1. Kegiatan preceptorship disesuaikan dengan kontrak belajar yang telah disepakati oleh
preceptor dan preceptee di awal stase.
2. Kolom kesesuaian konbel (kontak belajar) : diisi dengan memberikan tanda √.

B. JURNAL BELAJAR

No Hari/ Tanggal/ Hasil belajar/ Diskusi /


Kegiatan
Waktu Resume Materi
1
Diskusi Refleksi Kasus

2
Self directed learning

3 Discovery learning

45
4
Mind Map Kasus Kelolaan

5
Presentasi individu EPNP

6 Project Based Learning - Proyek Desain Inovatif


7 Ujian Stase – Diskripsikan kasus yang dikelola.
8
SOCA (Student Oral Case Analysis)

9 Studi Kasus Asuhan Keperawatan (disesuaikan


dengan jumlah kasus kelolaan tiap stase)

46
KONTRAK BELAJAR (LEARNING CONTRACT)

Nama : ________________________________
NIM : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________

Capaian Strategi / Metode Hasil yang


Referensi Waktu
pembelajaran pembelajaran diharapkan

Semarang,
Penyusun,
(.......................)

Menyetujui,
1. Preceptor :____________________(ditanda tangan)

2. Pembimbing Akademik :____________________(ditanda tangan)

47
DAFTAR HADIR PRAKTEK

Nama : ________________________________
NIM : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________

RUANG JAM TANDATANGAN

DATANG PULANG MAHASISWA PRECEPTOR DOSEN

48
KETERANGAN IJIN MAHASISWA

Nama : ________________________________
NIM : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________

No. Hari/Tanggal ijin Lokasi Keterangan Tanda tangan


Praktek ijin Preceptor

49
KETERANGAN MENGGANTI DINAS MAHASISWA

Nama : ________________________________
Nim : ________________________________
Ruang : ________________________________
Stase : ________________________________

No. Hari/ Lokasi Keterangan ijin Perawat jaga Tanda Tanda


Tanggal Praktek tangan perawat jaga tangan
mengganti Preceptor

50
BAB V
SISTEMATIKA LAPORAN

1. Format Pengumpulan Laporan Akhir Stase

PENGUMPULAN LAPORAN AKHIR STASE

Nama : ________________________________
Nim : ________________________________
Ruang : ________________________________
Periode : ________________________________
Pembimbing Klinik : ________________________________
Pembimbing Akademik : ________________________________
Hari/Tanggal Penyerahan : ________________________________
Penerima : ________________________________
Berkas yang dikumpulkan :
1. ________________________________
2. ________________________________
3. ________________________________
4. ________________________________
5. ________________________________
6. ________________________________
7. ________________________________
8. ________________________________
TTD
Pengelola,

Catatan:

1. Format ini sebagai verifikasi penyelesaian tugas stase. Bukti pengumpulan harus di tanda
tangan oleh pengelola kemudian bukti fisik laporan diserahakan kepada dosen
pembimbing stase.
2. Desain cover pengumpulan tugas akhir silahkan didesain dengan sebaik mungkin.

51
2. Halaman Judul Laporan Kasus

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN OKSIGENASI

PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF

DI RS .......................

NAMA --------------------
NIM...........

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

PROGRAM PROFESI

JURUSAN KEPERAWATAN - POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


SEMARANG

2024

52
3. Sistematika Laporan Kasus

SISTEMATIKA LAPORAN KASUS

HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Web of Causation 🡪 (dilengkapi diskripsi dibawah bagan WoC)

BAB 2. LAPORAN KASUS KELOLAAN


A. Pengkajian
B. Diagnose keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi
E. Evaluasi

BAB 3 PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
B. Analisa Intervensi Keperawatan

BAB 4 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

53
4. Sistematika Laporan Kasus

SISTEMATIKA LAPORAN PRESENTASI KASUS

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENULISAN
A. Rancangan Solusi yang Ditawarkan
B. Target dan Luaran
C. Prosedur Pelaksanaan
BAB IV LAPORAN KASUS
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

54
5. Sistematika KIAN (Menyesuaikan panduan KIAN terbaru)

SISTEMATIKA KARYA ILMIAH AKHIR NERS

BAB I PENDAHULUAN
D. Latar Belakang
E. Tujuan
3. Tujuan Umum
4. Tujuan Khusus
F. Manfaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENULISAN
D. Rancangan Solusi yang Ditawarkan
E. Target dan Luaran
F. Prosedur Pelaksanaan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Hasil
D. Pembahasan
BAB V PENUTUP
C. Kesimpulan
D. Saran
DAFTAR PUSTAKA

55
REKAP NILAI MAHASISWA

Nama : ________________________________
NIM : ________________________________

Kompetensi Ujian Klinik Media


Pendokumentasian Penampilan Log DRK dan Present
No STASE Ketrampilan pembel
Laporan Kinerja Klinik Book DOPS SOCA Kasus
Klinik ajaran
20 % 10 % 10 % 15% 10 % 10 % 10 % 15 %
1. KMB
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

56
JURNAL BIMBINGAN
Nama Preceptor : ________________________________
Rumah Sakit : ________________________________
Stase : ________________________________
Kelompok : ________________________________
No Hari/ Tanggal/ Waktu Tema / Topik Rencana Tindak Lanjut Presensi Mahasiswa

1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.

57
MONITORING MAHASISWA
Nama Mahasiswa Catatan

58
REKAP NILAI MAHASISWA

Stase : Keperawatan Medikal Bedah


Rumah Sakit : ________________________________
Periode / Kelompok : ________________________________
Kompetensi Ujian
NAMA Pendokumen Penampilan Log DR Presentasi NILAI
No Ketrampilan klinik SOCA
MAHASISWA tasian Laporan Kinerja Klinik Book K Individu AKHIR
Klinik (DOPs)

20% 10% 10% 15% 10% 10% 10% 15%

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
.
11.
12
.

85-100=A 78-84 =AB 69-75 =B 65-68=BC 56-64=C 41-55=D >41= E


Istimewa Sangat Baik Baik Cukup Baik Cukup Kurang Gagal

59
DAFTAR KASUS MEDIKAL BEDAH:

NO KASUS
Sistem pernafasan
1 Asuhan keperawatan pasien pneumonia
2 Asuhan keperawatan pasien PPOK
3 Asuhan keperawatan pasien Tuberculosis
4 Asuhan keperawatan pasien Ca Paru
Sistem Kardiovaskuler
5 Asuhan keperawatan pasien CHF
6 Asuhan keperawatan pasien hipertensi
7 Asuhan keperawatan pasien aritmia
Sistem hematologi
8 Asuhan keperawatan Leukemia
9 Asuhan keperawatan pasien anemia
10 Asuhan keperawatan pasien DHF
Sistem endokrin
11 Asuhan keperawatan pasien Diabetes Mellitus
12 Asuhan keperawatan pasien hipertiroidisme
13 Asuhan keperawatan pasien hipotiroidisme
Sistem immunologi
14 Asuhan keperawatan pasien Rematik
15 Asuhan keperawatan pasien HIV/AIDs
Sistem pencernaan
16 Asuhan keperawatan pasien apendisitis, kanker kolorectal, hepatitis, sirosis hepatis
17 Asuhan keperawatan Pankreatitis akut
18 Asuhan keperawatan pasien Diare
19 Asuhan keperawatan pasien kolelitiasis akut
20 Asuhan keperawatan pasien illeus obstruktif
21 Asuhan keperawatan pasien pasien karsinoma saluran cerna
22 Asuhan keperawatan pasien Thypoid
Sistem perkemihan
23 Asuhan keperawatan pasien penyakit ginjal kronik
24 Asuhan keperawatan pasien BPH
25 Asuhan keperawatan pasien batu saluran kemih
26 Asuhan keperawatan pasien ISK
System muskuloskeletal
27 Asuhan keperawatan pasien fraktur
28 Asuhan keperawatan pasien dislokasi
System integumen
29 Asuhan keperawatanpasien luka bakar
System persepsi sensori
30 Asuhan keperawatan pasien Glaukoma
31 Asuhan keperawatan pasien Katarak
32 Asuhan keperawatan pasien otitis media akut/kronik
33 Asuhan keperawatan pasien vertigo

60
System persarafan
34 Asuhan keperawatan pasien stroke
35 Asuhan keperawatan pasien tumor otak
36 Asuhan keperawatan pasien meningitis
37 Asuhan keperawatan pasien cidera kepala ringan/sedang/berat
DAFTAR KETERAMPILAN KLINIK KMB

NO Keterampilan Klinik
1 Melakukan pengkajian awal etrdiri dari: alergi, alasan masuk RS, riwayat keperawatan (RPS,
RPD, RPK), genogram
2 Melakukan pemeriksaan fisik (head to toe)
3 Melakukan pemeriksaan neurologi dasar: GCS, pupil, fungsi motoric, fungsi sensibilitas fungsi
saraf kranial, tanda rangsang meningeal, tingkat keparahan stroke dengan skala NIHSS, tingkat
kecacatan/ketunaan dengan skala ranking, prognosa stroke dengan skala Orpington, skrining
fungsi menelan.
4 Melakukan pemeriksaan dan analisis spirometri
5 Melakukan pengkajian status psikososial dan ekonomi
6 Melakukan pengkajian resiko jatuh
7 Melakukan pengkajian resiko decubitus
8 Melakukan pengkajian skala nyeri
9 Melakukan pengkajian skrining gizi
10 Melakukan pengkajian kebutuhan edukasi
11 Melakukan pengkajian kebutuhan discharge planning
Memenuhi kebutuhan Oksigen
12 Monitoring tanda perubahan fungsi pernafasan
13 Memberikan oksigen: nasal kanule, simple mask, RM, NRM, tracheostomy tube
14 Melakukan suctioning nasotracheal, oropharingeal, close suction
15 Melakukan perawatan tracheostomy: perawatan tube, membersihkan luka, ganti balut
19 Melakukan perawatan WSD: ganti balutan, ganti botol, membuang cairan
20 Melakukan chest physiotherapy
21 Melakukan postural drainage
22 Melakukan teknik napas dalam batuk efektif
23 Melakukan pengukuran insntife spirometri
Memenuhi kebutuhan sirkulasi dan cairan
24 Melakukan intepretasi rekaman EKG
25 Melakukan pemberian darah/produk darah: mengecek instruksi, mencocokkan identitas pasien,
memberikan darah/produk darah, monitor selama pemberian, evaluasi reaksi transfuse.
26 Melakukan monitoring dan evaluasi efektivitas stocking elastic.
27 Melakukan pemberian posisi kepala netral
28 Melakukan tatalaksana klien terpasang Eksternal Ventrikulo Drainage (EVD).
29 Melakukan tatalaksana klien dengan peningkatan tekanan intra kraial (PTIK).
30 Melakukan aspirasi pada klien dengan ekstrafasasi
31 Memberikan kompres hangat/dingin pada klien dengan ekstra fasasi
32 Melakukan tata laksana keperawatan klien yang akan diberikan transfuse dan produk darah
yang membutuhkan observasi khusus
33 Melakukan perawatan centraline/pheriperal centraline (PICC) catheter
34 Melakukan perawatan AV shunt/CDL
35 Mengukur CVP
36 Melakukan penekanan di area perdarahan pada klien dengan radiotherapy
Memenuhi kebutuhan nutrisi

61
37 Melakukan pemasangan tubefeeding/nasogastric
38 Memberikan nutrisi peroral pada pasien beresiko tinggi
39 Memberikan nutrisi melalui tubefeeding/nasogastric
40 Melakukan intepretasi hasil pemeriksaan gula darah
41 Melatih fungsi menelan pada pasien dengan dysphagia
42 Melakukan irigasi NGT
43 Memberikan makan secara oral pada klien post tindakan brachytherapy nasopharing
Memenuhi kebutuhan eliminasi
44 Melakukan pemasangan intermitten kateter
45 Melakukan pemasangan kateter urin menetap/sementara pada klien laki-laki/perempuan
46 Melakukan enema
47 Melakukan evakuasi feses manual
48 Melakukan perawatan sistostomy
49 Melakukan perawatan colostomy
50 Melakukan monitoring dan evaluasi keseimbangan cairan
51 Melepas kateter urin menetap
52 Melakukan perawatan peritoneal dialysis
53 Melakukan perawatan klien hemodialysis
54 Melakukan irigasi kateter urin/bladder
Memenuhi kebutuhan mobilisasi/pergerakan/imobilisasi
55 Mengkaji resiko decubitus (skala Norton/skala Braden)
56 Mengkaji kejadian phlebithis
57 Melakukan pengkajian kulit pada klien resiko tinggi pressure ulcer
58 Melaksanakan alih baring dengan five pillow
59 Melakukan range of motion (ROM)
60 Melakukan ambulasi dengan alat bantu
61 Melakukan perubahan posisi dengan metode logroll
62 Melatih klien berjalan dengan alat bantu: tongkat, walker
63 Melakukan mobilisasi pada klien pasca operasi
64 Melakukan teknik napas dalam batuk efektif pasca operasi dengan general anestesi
65 Melakukan perawatan klien dengan traksi: skin traksi, skeletal traksi, hollow traksi, kotrel traksi
66 Melakukan perawatan eksternal immobilisasi cast/gips
67 Melatih mobilisasi pasca amputasi
68 Melakukan penatalaksanaan posisi pada klien gangguan jantung
69 Melatih mobilisasi pada klien dengan gangguan jantung
Memenuhi kebutuhan istirahat tidur
70 Mengidentifikasi factor yang mempengaruhi masalah tidur
71 Melakukan penilaian skala nyeri
72 Melakukan imajinasi terpimpin, mengalihkan perhatian, hypnotherapy
73 Melakukan evaluasi pemberian relaksan
74 Melakukan pencegahan cidera selama klien tidur
75 Melakukan tindakan untuk penurunan distraksi lingkungan
Memenuhi kebutuhan personal hygiene, integumen
76 Memandikan klien di atas tempat tidur
77 Melakukan perawatan mulut pada klien dengan penurunan kesadaran
78 Monitoring dan evaluasi pencapaian pemenuhan kebutuhan personal hygiene
79 Melakukan perawatan luka grade II dan III
80 Melakukan perawatan luka diabetic foot/ulcus gangrene.
81 Melakukan perawatan luka/pin external fiksasi (Ilizarov)

62
82 Melakukan perawatan luka amputasi
83 Melakukan perawatan area penusukan pin (pin site care)
84 Melakukan perawatan drain
85 Melakukan perawatan luka post operasi diameter >5cm
86 Melakukan perawatan luka operasi dengan dehiscence exudative infeksi dan nyeri
87 Melakukan perawatan luka kanker dewasa dengan perdarahan hight exudative infeksi bau dan
nyeri
88 Melakukan perawatan luka simple fistula dengan hight exudative maserasi eksolorasi
89 Melakukan perawatan luka percuteus tube: gastrostomy, neprostomi, tracheostomy, sistostomi
trans billier hepatic dengan infeksimaserasi eksoriasi.
90 Melakukan perawatan luka kaki diabetic tanpa penyulit.
91 Melakukan perawatan luka arterial dan venous ulcer dan dragging tanpa penyulit
92 Melakukan perawatan luka post radiasi
93 Melakukan irigasi mata
94 Melakukan pemberian obat topical pada mata
95 Melakukan irigasi telinga
96 Melakukan pemberian obat topical telinga
Memenuhi kebutuhan suhu tubuh normal
97 Melakukan pemakaian hipotermi atau hipertermi blanket
98 Melakukan pemberian obat antipiretik sesuai order dokter
99 Melakukan monitoring suhu tubuh klien
Memenuhi keselamatan klien
100 Melakukan pengkajian ulang resiko jatuh dengan skala Morse, skala Sidney
101 Melakukan edukasi klien yang beresiko jatuh tinggi
102 Melakukan tindakan pencegahan jatuh dengan memasang gelang resiko jatuh, menempel tanda
resiko jatuh pada pintu atau dinding ruang perawatan, memasang rail side, mengunsi roda
tempat tidur, menurunkan ketinggian tempat tidur, mendekatkan meja pasien, mendekatkan bel
pasien.
103 Melakukan tindakan pencegahan jatuh dengan restrain fisik
104 Melakukan evaluasi efektivitas penggunaan matras antidekubitus
105 Melakukan penggantian alat tenun tempat tidur pada klien bedrest
Memenuhi kebutuhan dalam komunikasi
106 Melakukan penatalaksanaan rencana pemulangan klien (discharge planning)
Memenuhi kebutuhan spiritual
107 Melakukan perawatan terminal dengan pendekatan spiritual
Melakukan penatalaksanaan keperawatan pada klien kemoterapi, target therapy, biotherapy
108 Melakukan tindakan pemberian kemoterapi
109 Membersihkan tumpahan obat kemoterapi dengan spill kit sesuai SOP
110 Melakukan penglepasan infus saat terjadi ekstravasi
Melakukan penatalaksanaan keperawatan radioterapi
111 Melakukan persiapan klien untuk tindakan radiasi internal (ablasi)
112 Melakukan persiapan klien untuk tindakan implantasi melakukan pengelolaan paket alat selama
tindakan brakhitherapy: ginekologi, head and neck
113 Melakukan monitoring klien selama tindakan brakhitherapy: implantasi
114 Melakukan persiapan klien untuk tindakan radiasi seluruh tubuh
115 Mendampingi klien selama simulasi: observasi perdarahan dan aspirasi
116 Melakukan timbang terima klien pasca kemo ke perawat ruangan
117 Melakukan observasi kesadaran
Melakukan penatalaksanaan keperawatan neurodiagnostik
118 Melakukan monitoring klien selama EMG

63
119 Melakukan persiapan pada klien yang akan dilakukan EEG
120 Melakukan monitoring klien selama EEG
121 Melakukan persiapan pada klien yang akan dilakukan NO (neuro ophtalmologi dan otology)
122 Melakukan monitoring klien selama dilakukan NO (neuro ophthalmology dan otology)
123 Melakukan pemeriksaan menggunakan tools: MMSE (mini mental state exam)
124 Melakukan terapi kognitif
125 Melakukan persiapan klien pasca operasi kasus bedah saraf
126 Melakukan persiapan klien pasca angioterapi
Penatalaksanaan pemberian obat
127 Melakukan pemberian obat melalui nasogastric
128 Melakukan pemberian obat melalui nebuliser
129 Melakukan pemberian obat melalui central line
130 Melakukan pemberian obat patient controlled analgesia (PCA)
131 Melakukan pemberian obat metered dose inhaler (MDI) dengan inhaler
132 Melakukan pemberian obat non narcotic agents

64

Anda mungkin juga menyukai