Anda di halaman 1dari 6

CORAK KEHIDUPAN MASYARAKAT

PADA MASA PRA AKSARA

1. PENGERTIAN PRA AKSARA ATAU PRA SEJARAH


Masa Pra Aksara atau Pra Sejarah merupaka kurun waktu ( zaman ) pada
saat manusia belum mengenal tulisan atau huruf. Pra Aksara disebut juga zaman
Nirleka , yaitu zaman tidak ada tulisan.Setelah manusia mengenal tulisan maka
disebut zaman Sejarah. Bangsa Indonesia meninggalkan zaman pra aksara 400 M ,
ketika mulai muncul kerajaan Kutai dengan buktinya adalah penemuan Yupa.
Sumber utama Zaman Pra aksara adalah benda berupa fosil dan artefak.
- Fosil adalah sisa makhluk hidup baik berupa binatang, tumbuhan
maupun manusia yang telah membatu.
- Artefak adalah alat – alat yang dipergunakan manusia purba.
- Manusia purba adalah manusia yang hidup pada zaman pra sejarah

2. PEMBAGIAN MASA PRA AKSARAN BERDASARKAN GEOLOGI


Geologi atau ilmu bumi yaitu ilmu yang mempelajari bumi secara
keseluruhan. Pembagian / Pembabagan zama Pra Sejarah terbagi menjadi 4 zaman :
1. Zaman Arkeozoikum.
Merupakan zaman tertua, berlangsung kira-kira 2.500 juta tahun yang
lalu. Pada asa itu bumi dalam proses pembentukan. Permukaan bumi masih
sangat panas sehingga belum terdapat makluk hidup yang yang tinggal di bumi.
2. Zaman Paleozoikum
Disebut juga zaman primer, berlangsung kira-kira 340 juta tahun yang lalu. Zaman
ini ditandai dengan terjadinya penurunan suhu yang amat dratis di bumi, bumi
mendingin. Pada masa inilah mahkluk hidup pertama kali diperkirakan muncul
yaitu mahkluk bersel satu dan tidak bertulang belakang seperti bakteri, serta
sejenis amfibi.
3. Zaman Mesozoikum
Disebut juga zaman sekunder, berlangsung kira-kira 140 juta tahun yang lalu. Zaman
ini ditandai dengan munculnya hewan-hewan reptile besar ( dinosaurus) oleh
karena itu jaman ini disebut juga zaman reptile.
4. Zaman Neozoikum .
Disebut juga zaman hidup baru, berlangsung kira-kira 60 juta tahun yang lalu.
Kehidupan di zaman ini mulai stabil, berkembang dan beragam.
Zaman ini dibagi menjadi beberapa:
a. Zaman Tersier
Ditandai dengan mulai berkurangnya hewan-hewan besar. Telah
memiliki berbagai jenis binatang menyusui, diantaranya kera dan monyet.
b. Zaman Sekunder
Ditandai dengan munculnya tanda-tanda kehidupan manusia purba.
Zaman ini dibagi kembali menjadi 2 jaman yaitu:
1) Zaman Pleistosen/dilivium (Zaman es/glasial)
Masa ini ditandai mulai mencairnya es dikutub utata karena perubahan
iklim. Berlangsung sekitar 600.000 tahun yag lalu. Pada masa
inilah kehidupan manusia mulai ada. Berlangsung sekitar
600.000 tahun yang lalu.
2) Zaman Holosen/alluvium
Masa ini ditandai dengan munculnya homo sapiens, merupakan nenek
moyang manusia modern saat ini. Masa ini berlangsung sekitar
20.000 tahun yang lalu.

3. PEMBAGIAN ZAMAN PRA SEJARAH MENURUT ILMU ARKEOLOGI


1. Zaman Batu Tua
Zaman batu tua (Palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu
buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis.
Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food
gathering (mengumpulkan makanan), manusianya masih dihidup secara
nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam. Terdapat dua
kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:
● Kebudayaab Pacitan (Pithecantropus)
● Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo
Soloensis)
Alat-alat yang dihasilkan antara lain: kapak genggam/perimbas (golongan
chopper/pemotong), alat-alat dari tulang binatang atau tandung
rusa dan flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas makanan)
2. Zaman Batu Tengah
Ciri zaman Mesolithikum:
a. Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan
makanan)
b. Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum
yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.
c. Ditemukannya bukit-bukit kerang dipinggir pantai yang disebut Kjoken
Mondinger (sampah dapur)
d. Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble),
Kapak pendek (hache Courte), Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-
kapak dari batu kali yang dibelah.
e. Alat-alat diatas banyak ditemukan didaerah Sumatra, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Flores.
f. Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yag ditemukan di gua Lawa Sampung,
Jawa Timur yang disebut Abris Saus Roche antara lain: Flakes (alat
serpih), ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari
tulang.
● Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:
✔ Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari
Kjoken Mondinger)
✔ Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
✔ Flakes Culture (kebudayaan akat serpih dari Abris Saus
Roche)
g. Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua
Melanosoid
3. Zaman Batu Muda
Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat alat batu
buatan manusia sudah diasah atau dipolis hingga halus dan indah. Alat-alat
yang dihasilkan antara lain:
● Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak
terdapat di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi,
Kalimantan,
● Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,
● Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,
● Pakaian dari kulit kayu
● Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatra, Jawa, Melolo
(Sunda)
Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-
Asia (Khamer-Indocina)
4. Zaman Batu Besar
Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan
Megalithikum, antara lain:
1. Menhir:
a. Tugu batu atau tiang batu yag terbuat dari batu tunggal dan
ditempatkan pada suatu tempat tertentu.
b. Berfungsi sebagai tempat pemujaan Roh nenek moyang dan tanda
peringatan orang yang telah meninggal dunia.
c. Ditemukan di Sumatra, Sulawesi Tengah, Kalimantan.
2. Dolmen:
a. Meja batu tempat untuk melakukan sesaji yang akan
dipersembahkan kepada roh nenek moyang.
b. Di bawah dolmen biasanya terdapat kubur batu.
c. Ditemukan di Sumatra Barat, Sumbawa.
3. Sarkofagus:
a. Peti jenazah yang terbuat dari batu utuh (batu tunggal).
b. Sarkofagus yang ditemukan di Bali sampai sekarang tetap dianggap
keramat dan memiliki kekuatan magis oleh masyarakat setempat.
4. Kubur Batu:
a. Peti jenazah yang terdiri dari lempengan batu pipih.
b. Ditemukan di daerah Kuningan Jawa Barat.
5. Punden Berudak:
a. Bangunan suci tempat memuja roh nenek moyang yang dibuat
dengan bentuk bertingkat-tingkat.
b. Ditemukan di daerah Lebak Cibedug, Banten.
6. Waruga:
a. Kubur batu yang berbentuk kubus dan terbuat dari batu utuh.
b. Ditemukan di Sulawesi Tengah dan Utara.
7. Arca:
a. Patung yang menggambarkan manusia maupun binatang.
b. Binatang yang dibuat arca antara lain kerbau, gajah, kera.
c. Ditemukan di Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur.
5. Zaman Logam
Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di
samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam,
mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan.
Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan
batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang
disebut a cire perdue. Kelebihan teknik bivalve dari a cire perdue adalah dapat
digunakan berkali-kali.
Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul
golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini
dibagi atas:
1. Zaman Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan
kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan) ini manusia
purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan
perbandingan 3:10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain:
● Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas)
ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan
Selayar, Irian.
● Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai
mas kawin. Diyemukan di Sumatra, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti,
Selayar, Leti.
● Bejana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatra.
● Arca Perunggu ditemukan DI Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa
Timur), dan Bogor (Jawa Barat).
2. Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya utuk
dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit
dari teknik peleburan tembaga maupun sebab melebur besi membutuhkan
panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 ºC.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
● Mata Kapak bertungkai kayu
● Mata Pisau
● Mata Sabit
● Mata Pedang
● Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor
(Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur).
Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari
perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-
alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan
bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi,
ditemukan pada zaman sejarah.
Antara zaman neolithikum dan zaman logam telah berkembang
kebudayaan megalithikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media
batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalithikum
justru pada zaman logam.
Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa,
karena zaman logam di Eropa mengalami 3 fase/bagian, yaitu zaman
tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi.
Di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak
mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu
dan besi secara bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah
alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman
perunggu.
Kecakapan pribadi yang dimiliki bangsa Indonesia sehingga
mampu mengolah unsur-unsur budaya asing yang disesuaikan dengan
budaya asli disebut local genius. Local genius ini menjadi ciri khas dari
semua alat/hasil budaya yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai