Anda di halaman 1dari 16

PENUNTUN PRAKTIKUM

PATOLOGI KLINIK
SEMESTER GENAP T.A 2022 – 2023

BAGIAN PATOLOGI KLINIK


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
TAHUN 2023

1
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb.


Kurikulum berbasis kompetensi dengan pendekatan SPICES sudah diterapkan
sejak tahun 2008 pada program pendidikan dokter sesuai dengan keputusan
menteri pendidikan No. 045/U/2002. Tujuan kurikulum berbasis kompetensi
adalah mewujudkan dokter yang profesional yang dapat memberikan pelayanan
kepada individu maupun masyarakat serta mampu menggunakan teknologi.
Kurikulum Fakultas Kedokteran (FK) UMSU telah direvisi dan dikaji ulang
sebanyak dua kali. Pertama pada tahun 2011 bersama dengan tenaga ahli dari FK
Universitas Airlangga (UNAIR) dan yang kedua pada tahun 2016 dengan tenaga
ahli dari International Medical University (IMU).
Praktikum adalah metode belajar sehingga mahasiswa mampu
mendemonstrasikan pengetahuan kedokteran. Konten praktikum dibuat
berdasarkan tingkat kompetensi penyakit yang berhubungan dengan ilmu
biomedik serta pemeriksaan penunjang diagnosis penyakit sesuai kompetensi.
Konten praktikum juga sesuai dengan tujuan pembelajaran pada blok.

Kepala Bagian Patologi Klinik,


Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

dr. Dedi Ansyari, M. Ked (Clin.Path), Sp.PK

2
Penyusun:
dr. Dedi Ansyari, M. Ked (Clin.Path), Sp.PK
dr. Fani Ade Irma, M. Ked (Clin.Path), Sp.PK

Penyunting:
Prodi Pendidikan Dokter

BAGIAN PATOLOGI KLINIK


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
TAHUN 2023

3
DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar ………………………………………………………… 2


2. Daftar Isi ................................................................................................. 4
3. Visi, Misi, dan Tujuan Prodi Pendidikan Dokter FK. UMSU ………… 5
4. Tata Tertib Praktikum ............................................................................. 6
5. Sistem Penilaian Praktikum …………………………………………… 9
6. Analisis Cairan Pleura ……………………………………………......... 10
1. Tujuan Praktikum …………………………………………………… 10
2. Landasan Teori ……………………………………………………... 10
3. Prosedur Praktikum ………………………………………………… 11
3.1 Alat dan Bahan ………………………………………………….. 11
3.2 Cara Kerja ……………………………………………………….. 11
7. Laporan Praktikum ………………………………………….............. 14
8. Daftar Pustaka ………………………………………………………. 16

4
VISI, MISI DAN TUJUAN
PRODI PENDIDIKAN DOKTER FK. UMSU

Visi
Menjadi pusat unggulan bagi pendidikan kedokteran dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan sumber daya manusia yang profesional dan berorientasi
komunitas berdasarkan nilai-nilai al-Islam dan kemuhammadiyahan di Indonesia
pada tahun 2030.

Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu kedokteran yang
berbasis kompetensi dan berdasarkan nilai-nilai Islam dan
kemuhammadiyahan.
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang ilmu kedokteran berdasarkan nilai-nilai Islam dan
kemuhammadiyahan.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berkelanjutan di
bidang ilmu kedokteran berdasarkan nilai-nilai Islam dan
kemuhammadiyahan.

Tujuan
1. Membentuk mahasiswa yang cerdas, kreatif, inovatif, beretika dan
memiliki kemampuan belajar mandiri dan belajar sepanjang hayat.
2. Menghasilkan lulusan yang profesional, kompeten, berdedikasi,
berwawasan islami sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia
(SKDI) dan Standar Kompetensi dan Karakteristik Dokter
Muhammadiyah (SKKDM).
3. Meningkatkan jumah penelitian berbasis hibah dan kompetisi.
4. Meningkatkan jumlah publikasi ilmiah di jurnal nasional dan internasional
yang bereputasi.
5. Meningkatkan jumlah pengabdian kepada masyarakat untuk mewujudkan
masyarakat yang sehat dan berpengetahuan.
6. Mewujudkan tata kelola yang transparan dan akuntabel.
7. Meningkatkan kinerja dosen dan pegawai.
8. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
9. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana penunjang
kegiatan akademik.
10. Membangun atmosfer akademik.

5
TATA TERTIB PRAKTIKUM

Tahapan Kegiatan Praktikum:


1. Mahasiswa mengikuti pre test sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
Mahasiswa yang tidak mengikuti pre test akan mempengaruhi nilai akhir
praktikum.
2. Mahasiswa mengikuti seluruh praktikum secara offline sesuai jadwal yang
sudah ditentukan. Mahasiswa yang tidak hadir dengan alasan sesuai panduan
akademik yang dibenarkan dapat mengikuti inhal/susulan praktikum.
3. Mahasiswa mengerjakan tugas/laporan penyusunan praktikum dan
mengumpulkannya sesuai ketentuan masing-masing bagian laboratorium
terkait.
4. Mahasiswa mengikuti post test sesuai jadwal blok yang sudah ditentukan.
Prasyarat ikut ujian post test adalah mahasiswa mengikuti seluruh praktikum
(offline). Jika mahasiswa tidak hadir post test dengan alasan sesuai dengan
panduan akademik maka mahasiswa dapat mengikuti post test susulan (inhal).

Tata Tertib Praktikum Luring/Offline


1. Peserta praktikum adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran UMSU sesuai
dengan blok yang dijalani.
2. Mahasiswa wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum Fakultas Kedokteran
UMSU.
3. Mahasiswa wajib mengunduh bahan ajar/video praktikum di elearning FK
UMSU dan belajar mandiri untuk persiapan kegiatan praktikum.
4. Mahasiswa hadir minimal 10 menit sebelum kegiatan dimulai.
5. Mahasiswa yang terlambat lebih dari 10 menit tidak diperkenankan mengikuti
kegiatan praktikum. Keterlambatan kehadiran praktikum <10 menit, tidak ada
kompensasi waktu tambahan untuk kegiatan yang telah berlangsung.
6. Mahasiswa harus menandatangani daftar hadir sebagai bukti kehadiran.
7. Mahasiswa wajib membawa alat dan kelengkapan yang ditetapkan oleh
masing-masing bagian laboratorium.
6
8. Mahasiswa wajib membawa buku penuntun praktikum atau buku-buku
lainnya yang ditentukan oleh bagian untuk kelancaran praktikum.
9. Mahasiswa yang tidak mengenakan busana sesuai dengan peraturan busana
kegiatan praktikum Fakultas Kedokteran UMSU tidak diperkenankan
mengikuti kegiatan.
10. Tidak diperkenankan mengaktifkan telepon genggam dan tidak boleh makan
dan tidur, serta harus menjaga sopan santun dan etika selama kegiatan
praktikum.
11. Perwakilan dari grup kecil bertugas mengambil alat dan bahan yang
diperlukan untuk kegiatan praktikum dari petugas laboratorium dan
mengembalikan alat dan bahan tersebut seperti sediakala setelah kegiatan
selesai dilaksanakan. Apabila terjadi kerusakan/kehilangan, maka grup
tersebut wajib mengganti dengan alat/bahan yang sama.
12. Selama jam praktikum, tidak dibenarkan meninggalkan laboratorium tanpa
seizin pengawas.
13. Melakukan prosedur dengan lege artis termasuk terhadap kadaver, binatang
percobaan dll
14. Mahasiswa harus berhati-hati pada percobaan/praktikum yang memakai bahan
kimia dan atau obat-obatan.
15. Mahasiswa yang tidak hadir karena alasan yang dapat dibenarkan sesuai
Panduan Akademik dapat mengikuti kegiatan susulan (inhal) sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
16. Mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan praktikum secara lengkap tidak
diperkenankan untuk ujian praktikum (post test) dan selanjutnya tidak
memenuhi syarat untuk mengikuti ujian blok.
17. Hal-hal lain yang belum tercantum di dalam tata tertib ini akan ditentukan
kemudian oleh bagian sejauh tidak bertentangan dengan peraturan umum yang
ada.

7
SISTEM PENILAIAN PRAKTIKUM

Ketentuan Umum:
1. Penilaian praktikum terdiri dari pre-test, tugas, post-test dan attitude.
2. Metode penilaian praktikum dapat berupa: essay, short essay, atau MCQ.
3. Nilai praktikum merupakan prasyarat untuk mengikuti ujian akhir blok.
Mahasiswa wajib lulus nilai praktikum yaitu ≥ C (≥ 55) sebagai syarat Ujian
Akhir Blok (UAB).

Ketentuan Khusus:
1. Mahasiswa yang tidak disiplin atau curang saat ujian pre-test/post-test
praktikum, seperti: terlambat, menyontek dll atau melanggar peraturan
akademik sehingga dikeluarkan saat ujian, maka nilai pre-test/post-test
praktikum menjadi nol.
2. Mahasiswa yang tidak mengikuti pretest, maka nilai pretest menjadi nol.
3. Mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas, maka nilai tugas menjadi nol.
4. Nilai praktikum N/A diberikan untuk keadaan berikut ini:
a. Mahasiswa tidak mempunyai seluruh komponen penilaian praktikum.
b. Mahasiswa tidak mengikuti post-test. Jika mahasiswa inhal post-test, maka
nilai dapat dimasukkan (tidak N/A).

Sistem Penilaian Praktikum:


1. Nilai praktikum merupakan akumulasi bobot persentase yang terdiri dari: nilai
pre-test (20%), tugas (20%), ujian post-tes (50%), attitude (10%).
2. Nilai praktikum diumumkan ke mahasiswa, paling lambat 1 hari setelah ujian
post-test praktikum atau sebelum ujian remedial praktikum.
3. Nilai praktikum yang telah diakumulasi dilaporkan ke dalam DPNA untuk
diberikan ke asesmen dan prodi pendidikan dokter, paling lambat 1 hari
setelah selesai ujian remedial.

8
ANALISIS CAIRAN PLEURA
Oleh: dr. Dedi Ansyari Sp.PK, dr. Fani Ade Irma, Sp.PK(K)

1. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan Umum:
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu serta memahami
tentang cairan pleura, proses pembentukan, jenis cairan pleura, serta perbedaan
cairan eksudat, transudat, kilus dan pseudokilus.

Tujuan Khusus:
Mahasisa mampu:
1. Melakukan pemeriksaan makroskopis cairan pleura.
2. Melakukan pemeriksaan kimia pada cairan pleura.
3. Melakukan pemeriksaan mikroskopis cairan pleura.
4. Melakukan interpretasi hasil analisa cairan pleura.

2. LANDASAN TEORI
Cairan pleura merupakan cairan dalam rongga pleura yang berfungsi untuk
meminimalkan gesekan antara paru dengan dinding dada pada saat bernafas. Pada keadaan
normal terdapat keseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan pleura. Bila
keseimbangan tersebut terganggu, terjadilah penumpukan cairan pleura yang disebut efusi
pleura. Efusi pleura merupakan gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit,
seperti tuberkulosis, gagal jantung, sirosis hepatis, sindrom nefrotik, trauma, dan
keganasan.
Bahan dari rongga pleura didapat dengan cara aspirasi cairan pleura atau
torakosentesis. Pada pemeriksaan cairan pleura penting untuk diketahui apakah
cairan tersebut berupa transudat ataukah eksudat. Sebaiknya saat melakukan
punksi, selain penampung biasa juga disediakan penampung steril (untuk biakan)
dan penampung yang berisi larutan natrium sitrat 20% atau heparin steril.
Pemeriksaan laboratorium terhadap cairan pleura memberikan banyak
informasi yang bermanfaat untuk menegakkan diagnosis, mencari etiologi,
memantau terapi dan menentukan prognosis penyakit. Keberhasilan pemeriksaan cairan
pleura sangat ditentukan oleh cara mengerjakan pemeriksaan cairan pleura. Pemeriksaan
cairan pleura meliputi pemeriksaan rutin dan pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan
rutin terdiri dari pemeriksaan makroskopik cairan, mikroskopik cairan, dan
pemeriksaan kimia. Pemeriksaan tambahan dilakukan untuk mempertajam dugaan
diagnosis suatu penyakit.

9
3. PROSEDUR PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat Praktikum:
- Gelas ukur
- pH meter atau lakmus
- Tabung reaksi
- Sentrifuge
3.1.2 Bahan Praktikum:
- Aquadest
- Asam asetat glasial
- Methanol
- Giemsa
- Larutan Turk

3.2 Cara Kerja


Pemeriksaan Makroskopik
1. Jumlah
Ukur dan catat volume yang didapat dengan punksi. Jika semua cairan
dikeluarkan jumlah itu memberi petunjuk tentang luasnya kelainan.

2. Warna
Warna cairan pleura yang normal adalah kekuning-kuningan (serous
santokrom). Warna transudat biasanya kekuning-kuningan, sedangkan
eksudat dapat berbeda-beda warnanya dari putih, kuning sampai merah
darah sesuai peradangan dan beratnya radang.

3. Kejernihan
Cairan pleura normal dan transudat akan tampak jernih. Eksudat
biasanya memiliki kekeruhan yang bervariasi derajatnya dari sedikit
ringan hingga berat. Pada cairan pleura yang keruh seperti susu atau
berdarah seharusnya dilakukan sentrifugasi terlebih dahulu sebelum
diinterpretasi.

4. Berat Jenis
Harus segera ditentukan sebelum kemungkinan terjadi bekuan.

5. Bekuan
Perhatikan terjadinya bekuan, dan terangkan sifatnya (renggang,
berkeping, sangat halus, dll). Bekuan tersusun dari fibrin dan hanya

10
didapat pada eksudat. Kalau dikira cairan berupa eksudat, campurlah
sebagian cairan dengan antikoagulan supaya tetap dapat diperiksa.

Pemeriksaan Kimia
Pemeriksaan kimia pada cairan pleura terdiri dari pemeriksaan rutin dan
pemeriksaaan tambahan. Pemeriksaan rutin terdiri dari LDH, protein, dan
glukosa dari cairan dan serum, sedangkan pemeriksaan tambahan dilakukan
sesuai dengan jenis kasusnya.

Percobaan Rivalta
Cara Kerja:
1. Ke dalam silinder 100 ml dimasukan 100 ml aquadest
2. Tambahkan 1 tetes asam asetat glasial dan campurlah
3. Jatuhkanlah 1 tetes cairan yang diperiksa ke dalam campuran cairan
ini, dilepaskan kira-kira 1 cm dari atas permukaan.
4. Perhatikan tetesan itu bercampur dan bereaksi dengan cairan yang
mengandung asam asetat. Ada 3 kemungkinan:
a. Tetesan itu bercampur dengan larutan asam asetat tanpa
menimbulkan kekeruhan sama sekali. Hasil tes disebut negatif
b. Tetesan itu mengadakan kekeruhan yang sangat ringan serupa
kabut halus. Hasil tes positif lemah
c. Tetesan itu membuat kekeruhan yang nyata seperti kabut tebal atau
dalam keadaan ekstrem satu presipitat yang putih. Hasil test positif.

Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik pada cairan pleura adalah hitung total leukosit
dan hitung jenis leukosit. Hitung leukosit ≥1.000/uL mengarah ke eksudat dan
<1000/uL ke transudat.
Pada hitung jenis dilakukan penghitungan PMN (polimorfonuklear) dan MN
(mononuklear). Lekosit yang masuk dalam PMN adalah neutrofil,
eosinofil, dan basofil sedangkan MN adalah limfosit dan monosit.
Peningkatan jumlah PMN mengarah ke infeksi bakteri akut, sedangkan
peningkatan MN mengarah ke infeksi virus, tuberkulosis (TBC) dan infeksi
bakteri kronik.

A. Hitung Jumlah Leukosit


Cara Kerja:
1. Pipet lekosit diisi dengan cairan pleura sampai garis 0,5.
2. Sambil menahan cairan pleura pada ujung pipet, isi pipet dengan
larutan Turk sampai angka 11.
11
3. Angkatlah pipet dari cairan, tutup ujung pipet dengan ujung jari
lalu lepaskan karet penghisap.
4. Tekanlah kedua ujung pipet dengan kedua jari kemudian digoyang
selama 3 – 5 menit.
5. Buang 3 tetes larutan tersebut, kemudian dengan membuat sudut
30 derajat teteskan larutan ke dalam kamar hitung yang telah
ditutup dengan kaca penutup
6. Diamkan kamar hitung selama 2 – 3 menit.
7. Hitung di bawah mikroskop dengan pembesar 10x bidang besar
kamar hitung A + B + C +D
8. Perhitungan :

Jumlah lekosit adalah =

ATAU

(A+B+C+D) x 50/mm3

B. Menghitung Jenis Sel Leukosit


Cara membuat sediaan apus
1. Sediaan apus dibuat dengan cara yang berlain-lainan tergantung
sifat cairan itu:
a. Jika cairan jernih, 10 – 15ml cairan pleura disentrifugasi
terlebih dahulu, lalu dibuang supernatannya. Selanjutnya
endapan diambil dengan pipet tetes, teteskan 1 tetes ke kaca
objek dan buatlah sediaan apus dari tetesan tersebut.
b. Kalau cairan keruh atau purulent, buatlah sediaan apus
langsung. Jika terdapat bekuan dalam cairan bekuan itulah
yang dipakai untuk membuat sediaan tipis.
2. Pulaslah sediaan dengan Giemsa atau Wright
3. Lakukanlah hitung jenis 100 sel. Hitung jenis hanya membedakan
PMN dan MN.

12
LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS CAIRAN PLEURA

Nama / NPM : ...........................................................


Group / Meja : ...........................................................
Tanggal : ...........................................................

1. Pengambilan cairan pleura dilakukan dengan cara: …………………………...


2. Pemeriksaan cairan pleura meliputi:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….

3. Hasil pemeriksaan cairan pleura secara makroskopis:


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………….................................................................................

4. Hasil pemeriksaan test Rivalta: ……………………………..............................


5. Hasil pemeriksaan mikroskopis:
A. Hitung jumlah leukosit.
Perhitungannya:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Hasil pemeriksaan jumlah leukosit:


........................................................................................................................
13
B. Hasil pemeriksaan hitung jenis sel leukosit:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

6. Kesimpulan hasil pemeriksaan: ……………………………………….............

Tanggal:
Dosen pembimbing :

( .............................. )

14
Daftar Pustaka
1. Strasinger, S. K, Di Lorenzo, M. S, Urinalysis and body fluids, Seventh
edition, F. A. Davis Company, Philadelphia, 2021.
2. Gandasoebrata, R. Penuntun Laboratorium Klinik. Cetakan ke enam belas,
Dian Rakyat, Jakarata; Indonesia. 2010.
3. Indrasari N.D. Pemeriksaan Cairan Pleura. Pendidikan Berkesinambungan
Patologi Klinik 2011. Farida Oesman, Ina S. Timan, FKUI. Jakarta; 2011.

15
16

Anda mungkin juga menyukai