PATOLOGI KLINIK
SEMESTER GENAP T.A 2022 – 2023
1
Kata Pengantar
2
Penyusun:
dr. Dedi Ansyari, M. Ked (Clin.Path), Sp.PK
dr. Fani Ade Irma, M. Ked (Clin.Path), Sp.PK
Penyunting:
Prodi Pendidikan Dokter
3
DAFTAR ISI
4
VISI, MISI DAN TUJUAN
PRODI PENDIDIKAN DOKTER FK. UMSU
Visi
Menjadi pusat unggulan bagi pendidikan kedokteran dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan sumber daya manusia yang profesional dan berorientasi
komunitas berdasarkan nilai-nilai al-Islam dan kemuhammadiyahan di Indonesia
pada tahun 2030.
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu kedokteran yang
berbasis kompetensi dan berdasarkan nilai-nilai Islam dan
kemuhammadiyahan.
2. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di
bidang ilmu kedokteran berdasarkan nilai-nilai Islam dan
kemuhammadiyahan.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berkelanjutan di
bidang ilmu kedokteran berdasarkan nilai-nilai Islam dan
kemuhammadiyahan.
Tujuan
1. Membentuk mahasiswa yang cerdas, kreatif, inovatif, beretika dan
memiliki kemampuan belajar mandiri dan belajar sepanjang hayat.
2. Menghasilkan lulusan yang profesional, kompeten, berdedikasi,
berwawasan islami sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia
(SKDI) dan Standar Kompetensi dan Karakteristik Dokter
Muhammadiyah (SKKDM).
3. Meningkatkan jumah penelitian berbasis hibah dan kompetisi.
4. Meningkatkan jumlah publikasi ilmiah di jurnal nasional dan internasional
yang bereputasi.
5. Meningkatkan jumlah pengabdian kepada masyarakat untuk mewujudkan
masyarakat yang sehat dan berpengetahuan.
6. Mewujudkan tata kelola yang transparan dan akuntabel.
7. Meningkatkan kinerja dosen dan pegawai.
8. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
9. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana penunjang
kegiatan akademik.
10. Membangun atmosfer akademik.
5
TATA TERTIB PRAKTIKUM
7
SISTEM PENILAIAN PRAKTIKUM
Ketentuan Umum:
1. Penilaian praktikum terdiri dari pre-test, tugas, post-test dan attitude.
2. Metode penilaian praktikum dapat berupa: essay, short essay, atau MCQ.
3. Nilai praktikum merupakan prasyarat untuk mengikuti ujian akhir blok.
Mahasiswa wajib lulus nilai praktikum yaitu ≥ C (≥ 55) sebagai syarat Ujian
Akhir Blok (UAB).
Ketentuan Khusus:
1. Mahasiswa yang tidak disiplin atau curang saat ujian pre-test/post-test
praktikum, seperti: terlambat, menyontek dll atau melanggar peraturan
akademik sehingga dikeluarkan saat ujian, maka nilai pre-test/post-test
praktikum menjadi nol.
2. Mahasiswa yang tidak mengikuti pretest, maka nilai pretest menjadi nol.
3. Mahasiswa yang tidak mengerjakan tugas, maka nilai tugas menjadi nol.
4. Nilai praktikum N/A diberikan untuk keadaan berikut ini:
a. Mahasiswa tidak mempunyai seluruh komponen penilaian praktikum.
b. Mahasiswa tidak mengikuti post-test. Jika mahasiswa inhal post-test, maka
nilai dapat dimasukkan (tidak N/A).
8
ANALISIS CAIRAN PLEURA
Oleh: dr. Dedi Ansyari Sp.PK, dr. Fani Ade Irma, Sp.PK(K)
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan Umum:
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu serta memahami
tentang cairan pleura, proses pembentukan, jenis cairan pleura, serta perbedaan
cairan eksudat, transudat, kilus dan pseudokilus.
Tujuan Khusus:
Mahasisa mampu:
1. Melakukan pemeriksaan makroskopis cairan pleura.
2. Melakukan pemeriksaan kimia pada cairan pleura.
3. Melakukan pemeriksaan mikroskopis cairan pleura.
4. Melakukan interpretasi hasil analisa cairan pleura.
2. LANDASAN TEORI
Cairan pleura merupakan cairan dalam rongga pleura yang berfungsi untuk
meminimalkan gesekan antara paru dengan dinding dada pada saat bernafas. Pada keadaan
normal terdapat keseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan pleura. Bila
keseimbangan tersebut terganggu, terjadilah penumpukan cairan pleura yang disebut efusi
pleura. Efusi pleura merupakan gejala yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit,
seperti tuberkulosis, gagal jantung, sirosis hepatis, sindrom nefrotik, trauma, dan
keganasan.
Bahan dari rongga pleura didapat dengan cara aspirasi cairan pleura atau
torakosentesis. Pada pemeriksaan cairan pleura penting untuk diketahui apakah
cairan tersebut berupa transudat ataukah eksudat. Sebaiknya saat melakukan
punksi, selain penampung biasa juga disediakan penampung steril (untuk biakan)
dan penampung yang berisi larutan natrium sitrat 20% atau heparin steril.
Pemeriksaan laboratorium terhadap cairan pleura memberikan banyak
informasi yang bermanfaat untuk menegakkan diagnosis, mencari etiologi,
memantau terapi dan menentukan prognosis penyakit. Keberhasilan pemeriksaan cairan
pleura sangat ditentukan oleh cara mengerjakan pemeriksaan cairan pleura. Pemeriksaan
cairan pleura meliputi pemeriksaan rutin dan pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan
rutin terdiri dari pemeriksaan makroskopik cairan, mikroskopik cairan, dan
pemeriksaan kimia. Pemeriksaan tambahan dilakukan untuk mempertajam dugaan
diagnosis suatu penyakit.
9
3. PROSEDUR PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat Praktikum:
- Gelas ukur
- pH meter atau lakmus
- Tabung reaksi
- Sentrifuge
3.1.2 Bahan Praktikum:
- Aquadest
- Asam asetat glasial
- Methanol
- Giemsa
- Larutan Turk
2. Warna
Warna cairan pleura yang normal adalah kekuning-kuningan (serous
santokrom). Warna transudat biasanya kekuning-kuningan, sedangkan
eksudat dapat berbeda-beda warnanya dari putih, kuning sampai merah
darah sesuai peradangan dan beratnya radang.
3. Kejernihan
Cairan pleura normal dan transudat akan tampak jernih. Eksudat
biasanya memiliki kekeruhan yang bervariasi derajatnya dari sedikit
ringan hingga berat. Pada cairan pleura yang keruh seperti susu atau
berdarah seharusnya dilakukan sentrifugasi terlebih dahulu sebelum
diinterpretasi.
4. Berat Jenis
Harus segera ditentukan sebelum kemungkinan terjadi bekuan.
5. Bekuan
Perhatikan terjadinya bekuan, dan terangkan sifatnya (renggang,
berkeping, sangat halus, dll). Bekuan tersusun dari fibrin dan hanya
10
didapat pada eksudat. Kalau dikira cairan berupa eksudat, campurlah
sebagian cairan dengan antikoagulan supaya tetap dapat diperiksa.
Pemeriksaan Kimia
Pemeriksaan kimia pada cairan pleura terdiri dari pemeriksaan rutin dan
pemeriksaaan tambahan. Pemeriksaan rutin terdiri dari LDH, protein, dan
glukosa dari cairan dan serum, sedangkan pemeriksaan tambahan dilakukan
sesuai dengan jenis kasusnya.
Percobaan Rivalta
Cara Kerja:
1. Ke dalam silinder 100 ml dimasukan 100 ml aquadest
2. Tambahkan 1 tetes asam asetat glasial dan campurlah
3. Jatuhkanlah 1 tetes cairan yang diperiksa ke dalam campuran cairan
ini, dilepaskan kira-kira 1 cm dari atas permukaan.
4. Perhatikan tetesan itu bercampur dan bereaksi dengan cairan yang
mengandung asam asetat. Ada 3 kemungkinan:
a. Tetesan itu bercampur dengan larutan asam asetat tanpa
menimbulkan kekeruhan sama sekali. Hasil tes disebut negatif
b. Tetesan itu mengadakan kekeruhan yang sangat ringan serupa
kabut halus. Hasil tes positif lemah
c. Tetesan itu membuat kekeruhan yang nyata seperti kabut tebal atau
dalam keadaan ekstrem satu presipitat yang putih. Hasil test positif.
Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik pada cairan pleura adalah hitung total leukosit
dan hitung jenis leukosit. Hitung leukosit ≥1.000/uL mengarah ke eksudat dan
<1000/uL ke transudat.
Pada hitung jenis dilakukan penghitungan PMN (polimorfonuklear) dan MN
(mononuklear). Lekosit yang masuk dalam PMN adalah neutrofil,
eosinofil, dan basofil sedangkan MN adalah limfosit dan monosit.
Peningkatan jumlah PMN mengarah ke infeksi bakteri akut, sedangkan
peningkatan MN mengarah ke infeksi virus, tuberkulosis (TBC) dan infeksi
bakteri kronik.
ATAU
(A+B+C+D) x 50/mm3
12
LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS CAIRAN PLEURA
Tanggal:
Dosen pembimbing :
( .............................. )
14
Daftar Pustaka
1. Strasinger, S. K, Di Lorenzo, M. S, Urinalysis and body fluids, Seventh
edition, F. A. Davis Company, Philadelphia, 2021.
2. Gandasoebrata, R. Penuntun Laboratorium Klinik. Cetakan ke enam belas,
Dian Rakyat, Jakarata; Indonesia. 2010.
3. Indrasari N.D. Pemeriksaan Cairan Pleura. Pendidikan Berkesinambungan
Patologi Klinik 2011. Farida Oesman, Ina S. Timan, FKUI. Jakarta; 2011.
15
16