Anda di halaman 1dari 21

UTS MEDIKOLEGAL & PUBLIC HEALTH

DOKTER KELUARGA

Masalah sistem pelayanan kesehatan Indonesia


• Unstructured (tidak terstruktur)
• Fragmented = Loss of holistic (terkotak-kotak : kehilangan pelayanan holistik)
• Expensive (mahal)
• Dehumanized (tidak manusiawi)

Agent of change adalah seorang/sekelompok orang yang memiliki kesadaran yang tinggi dan jiwa
kepeloporan yang kemudian secara sistematis dan berkesinambungan melakukan upaya-upaya
perubahan kearah kemajuan dalam masyarakat dengan berlandaskan nilai-nilai kebenaran serta
moral dan etik yang berlaku.

Physician for human rights:


• Kesehatan dan pelayanan kedokteran yang adil dan merata merupakan hak (Rights) dalam
hidup dan kehidupan manusia (HAK ASASI MANUSIA)
• Mempromosikan kesehatan manusia, bersamaan dengan melindungi dan mempromosikan hak-
hak manusia.

Paradigma Sehat Adalah Sebuah Kesisteman


• Bagian dari budaya mengikuti peradaban manusia
• Peradaban berkorelasi dengan hukum
• Hukum berkorelasi dengan demokrasi dan ilmu pengetahuan
• Demokrasi berkorelasi dengan HAK MANUSIA
• HAK MANUSIA bagian dari HUMANISME (prinsip etika kedokteran)

PRINSIP DOKTER YANG BAIK DI MASA KINI TIDAK LEPAS :


• Keagamaan
• Kemanusiaan
• Etika
• Hukum dan peraturan
• Idealisme.

WUJUD DOKTER BAIK
• Memiliki Wacana Sebagai “The five Star Doctors”
• Menjadi Dokter Keluarga

FIVE-STAR DOCTOR (WHO, 2000)


1. Health Care Provider
Penyenggara pelayanan kesehatan
2. Decision Maker
Pembuat keputusan (membuat keputusan klinis yang ilmiah dan empatik)
3. Manager Of Healthcare Resources
Manager SDM pelayanan kesehatan, dapat bekerja secara harmonis dengan individu dan
organisasi didalam maupun di luar sistem kesehatan.
4. Communicator
Penghubung/penyampai pesan (mampu memperkenalkan pola hidup sehat)
5. Community Leader
Pemimpin masyarakat (memperoleh kepercayaan dari komunitas pasien yang dilayaninya,
menjadi panutan masyarakat)

FIVE-STAR FAMILY DOCTOR (PAFP, 2001)


1. Health Care Provider
® Bio-medical-clinical science
2. Conselor/advokat
® Communication & conseling skill
3. Health Educator
® Health promotion, disease prevention & life-style modification
4. Long life learner/researcher
® CME & CPD, IT EBM & Research
5. Administrator/ manager
® Health Organization & Management

Karakteristik Pelayanan Kedokteran Keluarga


1. Pelayanan yang komprehensif
2. Kontinu (berkesinambungan)
3. Mengutamakan pencegahan
4. Koordinatif & kolaboratif
5. Berpusat pada pasien
6. Berorientasi pada keluarga, dan mempertimbangkan masyarakat
7. Menjunjung tinggi etika & hukum
8. Sadar biaya & sadar mutu
9. Dapat diaudit & dipertanggungjawabkan

COPC = Community Oriented Primary Care (Layanan Primer Berorientasi Komunitas)


® adalah suatu pendekatan sistematis untuk meningkatkan layanan kesehatan primer melalui
integrasi ilmu klinik dengan kesehatan masyarakat pada komunitas tertentu.

3 Syarat dalam Implementasi COPC


1. Kedokteran keluarga
2. Kedokteran komunitas
3. Kesehatan Masyarakat

Brand Image Dokter Keluarga


• Manusiawi, beretika & kompeten
• Ada saat dibutuhkan
• Melayani sesuai kebutuhan
• Biayanya wajar dan terjangkau
REKAM MEDIS

Rekam Medis Dokter Keluarga:


1. RK dan RPT
2. RPS dan hasil pemeriksaan
3. Pengelolaan, tindakan medis dan rencana follow-up

Undang-Undang Praktik Kedokteran Nomor 29 Tahun 2004, pasal 46 dan 47:


“salah satu unsur utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang prima adalah tersedianya
pelayanan rekam medis oleh dokter”

Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran:


Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Permenkes No.749a/Menkes/Per/XII/1989:
Berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.

Manfaat Rekam Medis:


• Kelengkapan administrasi pasien dan sarana pelayanan kesehatan
• Pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan
• Perencanaan & penilaian pelayanan medis
• Komunikasi antar petugas kesehatan
• Kepentingan hukum, disiplin dan etik
• Rujukan pendidikan & pelatihan
• Sebagai sumber data penelitian (statistik kesehatan).

Bentuk Rekam Medis:


1. Berkas keluarga (Family Folder)
2. Buku Kesehatan Keluarga

Isi Rekam Medis:


Keterangan tentang Data Dasar Keluarga (database/family profile)
a. Data demografi setiap anggota keluarga
b. Riwayat kesehatan
c. Data biologis
d. Keterangan tentang Tindakan pencegahan penyakit
e. Data tentang berbagai faktor risiko
f. Data kesehatan lingkungan rumah
g. Struktur keluarga
h. Fungsi keluarga & pelaksanaannya
Tools for Family Assessment (perangkat penilaian keluarga)
• Family genogram (pohon keluarga)
• Family life cycle (siklus kehidupan keluarga)
• Family map (peta keluarga)
• Family life line (garis kehidupan keluarga)
• Famili APGAR (penilaian fungsi keluarga)
• Family SCREEM (penilaian sumber daya keluarga)

Keterangan tentang data klinik (clinical data):


a. Tanggal kedatangan
b. Keluhan dari masalah kesehatan yang dihadapi
c. Jenis dan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan
d. Jenis dan hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan
e. Masalah kesehatan yang ditemukan (diagnosis)
f. Rencana pengobatan dan Tindakan medik yang dilakukan
g. Kemajuan dari pengobatan dan Tindakan medik yang dilakukan

HOME VISIT
Home care: penyediaan peralatan dan layanan kepada pasien di rumah untuk tujuan memulihkan
dan mempertahankan tingkat maksimal kenyamanan, fungsi, dan kesehatan.

Why is Home Care needed?


• Meningkatnya populasi lanjut usia dan kelompok lanjut usia yang lemah
• Meningkatnya prevalensi pembatasan fungsi penyakit seperti stroke, fraktur osteoporosis,
ulkus kaki diabetic, dll
• Meningkatnya jumlah pasien yang tinggal di rumah
• Dukungan social yang buruk
• Masalah aksesibilitas
Alasan melakukan panggilan ke rumah:
• Pasien tidak dapat melakukan perjalanan ke klinik karena mobilitas, gangguan kognitif,
atau kondisi kejiwaan
• Meningkatkan transisi perawatan dan mengurangi rawat inap
• Perlu observasi langsung terhadap lingkungan pasien, dll.
• Permintaan dari pasien, keluarga, dll.
Types of House Call:
1. Patient assessment (penilaian pasien)
• Penilaian medis, penilaian psikososial
2. Illness management (manajemen penyakit)
• Untuk pasien pulang, akut kronik darurat
3. Dying patient (Pasien sekarat)
• Perawatan paliatif, dukungan dukacita
4. Hospitalisation follow up (tindak lanjut rawat inap)
• Memastikan rencana perawatan pemulangan di tempat dan dipatuhi, kesinambungan
perawatan
5. Concierge service (Layanan)
• Promosi kesehatan, konseling, pencegahan penyakit
TRAVEL MEDICINE

DEFINISI:
Cabang ilmu kesehatan/kedokteran yang mengkhususkan diri dalam bidang penyakit dan kondisi
yang diperoleh selama perjalanan bagi wisatawan ke berbagai negara serta menyadari potensi
untuk mendapatkan penyakit dan cedera yang tidak umum di negara mereka sendiri. (identik
dengan kedokteran wisata).

Tujuan:
• Identifikasi penyakit yang potensi terjadi
• Identifikasi vaksin yg diperlukan / dianjurkan untuk perjalanan
• Memberikan nasihat kesehatan rutin untuk kenyamanan perjalanan
• Mengenali siapa pasien Anda sehingga dapat mengakses jika Anda tidak menyediakan semua
layanan kedokteran wisata

Ruang Lingkup:
• Identifikasi penyakit yang potensi terjadi di berbagai daerah dan negara
• Identifikasi vaksin yg diperlukan / dianjurkan
• Memberikan nasihat kesehatan rutin untuk kenyamanan perjalanan dan Akses layanan
kesehatan

Sebelum Perjalanan:
1. Rincian perjalanan
• Negara dan daerah tujuan
• Urban, rural atau hutan - Maksud / tujuan wisata
• Cara berwisata
• Tipe akomodasi
• Lama tinggal
2. Pertimbangan khusus:
• Aktivitas tertentu
• Kebutuhan tertentu
• Penyakit risiko tinggi tertentu
• Wisata sebelumnya
• Ada tidaknya fasilitas kesehatan di tempat tujuan
3. Riwayat kesehatan secara rinci
4. Obat-obatan yang sedang dipakai
5. Riwayat imunisasi
6. Kebutuhan imunisasi dan profilaksis malaria
KESEHATAN LINGKUNGAN
Menurut WHO, kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.

HAKLI: suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis
antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang
sehat dan bahagia.

Limbah
Þ Benda yang tidak diperlukan lagi oleh masyarakat atau benda yang dibuang karena dianggap
tidak berharga atau tidak dibutuhkan.

Peraturan Pemerintah no.101 tahun 2014


“limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan”

Keputusan Menperindag RI No. 213/MPP/KEP/1997 pasal 1


“Limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan proses produksi yang fungsinya
sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh manusia atau hewan.”

Jenis limbah: padat, cair, gas


• Berdasarkan jenis senyawanya
a. Limbah organic
b. Limbah non organic
c. Limbah B3 (Bahan Bahaya Beracun)
• Berdasarkan wujudnya
• Berdasarkan sumbernya
a. Limbah pemukiman
b. Limbah industri
c. Limbah pertambangan
d. Limbah medis/rumah sakit

WORK RELATED DISEASE


1. Konsep dasar dari penyakit terkait kerja
a. Adanya hubungan antara pajanan yg spesifik dgn penyakit
b. Adanya fakta bahwa frekuensi kejadian penyakit pada populasi pekerja lebih tinggi
dibanding masyarakat umum
c. Penyakit dapat dicegah dengan melakukan tindakan preventif di tempat kerja
2. Hazard
3. Model untuk pencegahan dari penyakit terkait kerja
4. Langkah-langkah diagnostic
5. Occupational stress (stress akibat kerja)

Definisi Penyakit akibat kerja:


Segala penyakit yang disebabkan atau diperberat dgn faktor pekerjaan dimana lingkungan
pekerjaan dan kondisi kerja menjadi salah satu faktor utama dari banyak faktor lainnya.
Penyakit akibat kerja dapat terjadi melalui 4 cara:
1. Pekerjaan langsung menyebabkan penyakit cth: seseorang keracunan ditempat kerja
2. Pekerjaan mencetuskan terjadinya penyakit cth: asma (latar belakang genetik)
3. Pekerjaan memperberat penyakit yg sudah ada cth: sblm bekerja udh memiliki penyakit
namun ditempatkan ditempat yg tidak sesuai dgn kondisi kesehatannya
4. Pekerjaan mempermudah terjadinya penyakit cth: seorang yang alkohoisme ditempatan
sebagai pelayan bar sehingga semakin mudah mendapatkan alkohol

Pencegahan penyakit terkait kerja:


1. Penempatan pekerja pada pekerjaan/jabatan yang sesuai (sesuai dgn status kesehatan)
2. Adanya promosi kesehatan ditempat kerja
3. Selalu ada perbaikan/peningkatan perbaikan dalam lingkungan kerja
4. Adanya perbaikan dan peningkatan pada budaya kerja
5. Adanya survei kesehatan untuk pekerja yang dilakukan secara continue (setiap 6 bulan/
tiap tahun)
Hazard: suatu keadaan/kondisi yg berpotensi/mengakibatkan penyakit bagi pekerja.
Tipe hazard:
1. Environmental hazard: terdiri dari fisik, kimia, biologi cth: cahaya, suhu
2. Ergonomics hazard:bagaimana tubuh menyesuaikan dgn pekerjaannya cth: mengangkat
barang
3. Hazard perilaku: perilaku pekerja
4. Hazard Somatic: sudah ada pada tubuh pekerja cth: hipertensi, dm, dislipid, dll
5. Hazard Organisasi dan budaya kerja

Model 5-5 Pencegahan PAK (with 5 Level of Prevention Leavell and Clark)
1. Promosi kesehatan
2. Proteksi spesifik
3. Diagnosis dini dan pengobatan segera
4. Pembatasan kecacatan
5. Rehalibitasi

Langkah diagnosis dan identifikasi penyakit terkait kerja (individu):


1. Diagnosis klinis
2. Penilaian riwayat pekerjaan
3. Menilai riwayat penyakit
4. Menilai faktor individu
5. Menilai faktor diluar dari tempat kerja
6. Menentukan diagnosis penyakit terkait kerja/tidak

Langkah diagnosis dan identifikasi penyakit terkait kerja (kelompok)


1. Asosiasi kekuatan
2. Konsistensi asosiasi
3. Spesifikasi
4. Temporalitas: terpajan oleh hazard dulu baru terjadinya penyakit
5. Gradien biologi: semakin banyak terpajan maka semakin besar efeknya
6. Plausibilitas biologi
7. Koherensi
8. Experiment
9. Analogi

Work Stress: salah satu penyakit terkait kerja yang sering terjadi.
stress kerja adalah respon fisiologis maupun psikologis seseorang terhadap tuntutan dan tekanan
pekerjaan yang melampaui kemampuan seseorang untuk mengkopingnya

koping ability: kemampuan seseorang untuk mengatasi stressornya/mengurangi stressornya.


Stress terbagi 2 yaitu:
1. Eustress: dampak positif
2. Distress: dampak negative

Manajemen stress di tempat kerja:


1. Dilakukan assessment apa saja yang menjadi sumber stress ditempat kerja tsb
2. Mengontrol faktor individu dan faktor organisasi dari stressor tsb
3. Untuk program terkait dgn pencegahan stress kerja, dalam merencanakan,
implementasikan, dan dalam evaluasi melibatkan pekerja terkait.
4. Memberi training dan pelatihan,
5. Survei kesehatan mental untuk pekerja secara berkala
6. Kolaborasi dgn fasilitas kesehatan apabila terdapat diagnosis yang tidak dapat diatasi.

Alat ukur berupa kuisioner untuk survei kesehatan mental ditempat kerja:
• General Health Questionnaire (GHQ)
Mengevalusi kesehatan mental secara umum pada populasi/orang
• Patient Health Questionnaire (PHQ)
Lebih ke mengevaluasi/survei terkait depresi
• General Anxiety Disorder Questionnaire (GAD)
Mengsurvei anxietas menyeluruh
• Depression Anxiety Stress Scale (DASS)
Mensurvei dari gangguan depresi anxiety dan stress pada populasi.
ENVIRONMENTAL HEALTH
Kesehatan adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh dan bukan hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan” (WHO, 1994).

Keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun social yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara social dan ekonomis (Act no 36/2009)

Lingkungan dalam determinan kesehatan:


1. Perspektif dalam determinan kesehatan:
• Pandangan biomedis
• Pendekatan gaya hidup
• Pendekatan sosio-ekonomi yang luas
• Pandangan kesehatan penduduk
2. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan dikelompokkan menjadi empat kekuatan
utama:
• Lingkungan
• Keturunan
• Gaya hidup
• Pelayanan kesehatan (Blum, 1981).

Perilaku Kesehatan:
Perilaku kesehatan, terkadang disebut perilaku terkait kesehatan, adalah tindakan yang diambil
oleh individu yang memengaruhi kesehatan atau kematian. (Pendek, E & Mollborn, S, 2015)

Faktor yang mempengaruhi perilaku:


• Faktor predisposisi: Anteseden perilaku yang memberikan alasan atau motivasi untuk
perilaku® kognitif, afektif, sosiodemografi
• Enabling Factors: anteseden terhadap perubahan perilaku atau lingkungan yang memungkinkan
terwujudnya motivasi atau kebijakan lingkungan® keterampilan dan sumber daya untuk
meningkatkan kendali atas determinan kesehatan untuk melengkapi perilaku kesehatan
• Faktor Penguat: Faktor-faktor yang mengikuti perilaku yang memberikan imbalan atau insentif
terus-menerus untuk ketekunan atau pengulangan perilaku pengingat, dukungan untuk
mempertahankan.

KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3):


Definisi:
Keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya.
1. Keselamatan (Safety)
Upaya yang ditunjukkan untuk melindungi pekerja, menjaga keselamatan orang lain,
melindungi peralatan, tempat kerja dan bahan produksi, menjaga kelestarian lingkungan hidup
dan melancarkan proses produksi.
2. Kesehatan (healthy)
Upaya yang ditunjukan untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-tingginya dgn cara
mencegah dan memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja, menciptakan lingkungan kerja
yang sehat.

Dasar Hukum K3:


• UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja disana
3. Adanya bahay kerja di tempat itu
• Permenaker No. 5 tahun 1996 tentang sistem manajemen K3
Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100 tenaga kerja atau lebih dan atau yang
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi
yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran
lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK)
• Permenaker No. 4 tahun 1987 tentang panitia pembina K3
Tempat kerja dimana pengusaha atau pengurus memperkerjakan 100 orang atau lebih.
Tempat kerja dimana pengusaha memperkerjakan kurang dari 100 orang tetapi mengunakan
bahan, proses dan instalasi yang memiliki resiko besar akan terjadinya peledakan, kebakaran,
keracunan dan pencemaran radioaktif

Tujuan Penerapan K3:


1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja
2. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien
3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.

Sasaran K3:
1. Menjamin keselamatan operator dan orang lain
2. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan
3. Menjamin proses produksi aman dan lancar.

Faktor yang Mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja:


1. Beban Kerja: beban fisik, mental dan sosial, sehingga penempatan pegawai sesuai dengan
kemampuannya perlu diperhatikan
2. Kapasitas Kerja: bergantung pada tingkat pendidikan, keterampilan, kebugaran jasmani,
ukuran tubuh ideal, keadaan gizi dsb
3. Lingkungan Kerja: faktor fisik, kimia, biologi, ergonomic ataupun psikososial.

FAKTOR BAHAYA DI TEMPAT KERJA


1. Biologi (bakeri, virus, jamur, tanaman, binatang)
2. Kimia (cairan/gas/debu beracun, reaktif, radioaktif, mudah meledak/terbakar, iritan, korosif)
3. Fisik mekanik (mesin/alat/kenderaan/ suhu, cahaya listrik, getaran, radiasi)
4. Biomekanik (Gerakan berulang, postur/posisi kerja, pengangkutan manual, desain tempat
kerja/alat/mesin)
5. Psikososial (stress, kekerasan, pelecehan, pengucilan, lingkungan, emosi negatif)

Langkah Pencegahan Kecelakaan Kerja:


1. Identifikasi Bahaya
2. Penilaian risiko
3. Pengendalian risiko

Anda mungkin juga menyukai