KALSIUM
Tubuh manusia dewasa mengandung sekitar 1100gr kalsium, dan
99%nya berada dalam kerangka tubuh. Kalsium dalam tulang
terdiri Atas 2 tipe: cadangan yang dapat ditukar dengan cepat, dan
cadangan kalsium yang jauh lebih besar ddengan proses penukaran
yang lambat. Ada 2 sistem homeostatik yang independen: sistem
yang mengatur Ca2+ plasma yang tiap harinya bergerak keluar
masuk dari cadangan yang mudah ditukar; dan sistem yang
berperan dalam remodelling tulang melalui resropsi dan deposisi
tulang yang konstan.
Ada 2 tipe kalsium: plasma dan bebas. Kalsium plasma ada yang
terikat pada protein (albumin dan globulin) dan ada juga yang
berdifusi (berionisasi dan berkompleks dengan HCO3-, sitrat, dst).
Kalsium bebas yang terionisasi dalam cairan tubuh adalah
perantara kedua dan diperlukan untuk pembekuan darah, kontraksi
otot, dan fungsi saraf. Penurunan kadar Ca2+ dapat menyebabkan
tetani hipokalsemik yang ditandai dengan sejumlah besar spasme
otot rangka, seperti yang terjadi pada laringospasme dimana jalan
napas akan tersumbat dan menimbulkan asfiksia fatal.
Metabolisme kalsium pada manusia dewasa yang mengonsumsi
1000mg (25mmol) kalsium per hari adalah sebagai berikut:
Makanan (25mmol)
Tulang
Pertukaran cepat
500 mmol
Dapat dipertukarkan 100mmol
Stabil
27200 mmol
Penyerapan
15 mmol
Saluran
Reabsorbsi
7,5 mmol
Penambahan
7,5 mmol
cerna
Sekresi
12,5 mmol
feses
22,5 mmol
Reabsorbsi
7,5 mmol
Filtrate golemulus
250 mmol
Urine
2,5 mmol
Terdapat 3 hormon yang mengatur metabolisme kalsium, yaitu:
1. 1,25-dihidroksikolikalsiferol yang merupakan hormon steroid
yang dibentuk dari vitamin D. Reseptor 1,25-dihidrokolekalsiferol
ditemukan di banyak jaringan selain usus, ginjal, dan tulang.
PENDAHULUAN
Diantara karakteristik yang membedakan manusia dengan mahluk
lainnya adalah kemampuan mempertahankan postur tubuhnya yang
bisa tegak dan bergerak yang diatur oleh sistem muskuloskeletal.
Sistem muskuloskeletal tersebut bekerja membuat gerakan dan
tindakan yang harmoni sehingga manusia menjadi seorang yang
bebas dan mandiri. Sistem muskuloskeletal terdiri dari
tulang/kerangka, otot, tulang rawan (cartilago), ligamen, tendon,
fascia, bursae dan persendian.
1. TULANG
Sistem skelet (tulang) dibentuk oleh sebuah matriks dari serabutserabut dan protein yang diperkeras dengan kalsium, magnesium
fosfat, dan karbonat. Bahan bahan tersebut berasal dari embrio
hyalin tulang rawan melalui osteogenesis kemudian menjadi
tulang, proses ini oleh sel-sel yang disebut osteoblast. Terdapat 206
tulang di tubuh yang diklasifikasikan menurut panjang, pendek,
datar, dan tak beraturan, sesuai dengan bentuknya. Permukaan
tulang bagian luar yang keras disebut Periosteum, terbentuk dari
jaringan pengikat fibrosa. Kualitas kerasnya tulang merupakan
hasil deposit kalsium. Periosteum mengandung pembuluh darah
yang memberikan suplai oksigen dan nutrisi ke sel tulang. Rongga
tulang bagian dalam diisi dengan sumsum kuning dan sumsum
merah. Sumsum tulang merah adalah tempat hematopolesis yang
memproduksi sel darah putih dan merah (RBCs; WBCs) serta
platelet.
Fungsi tulang adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk kepada kerangka
tubuh
2. Melindungi organ organ tubuh (contoh tengkorak melindungi
otak)
3. Untuk pergerakan (otak melekat kepada tulang untuk
berkontraksi dan bergerak)
4. LIGAMEN (SIMPAY)
Ligamen adalah suatu susunan serabut yang terdiri dari jaringan
ikat keadannya kenyal dan fleksibel. Ligamen mempertemukan
kedua ujung tulang dan mempertahankan stabilitas. Contoh
ligamen medial, lateral colateral dari lutut yang mempertahankan
diolateral dari sendi lutut serta ligamen cruciate anterior dan
posterior didalam kapsul lutut yang mempertahankan posisi
anterior posterior yang stabil. Ligamen pada daerah tertentu
melengket kepada jaringan untuk mempertahankan struktur, contoh
ligamen ovarium yang melalui ujung tuba ke pritoneum.
5. TENDON
Tendon adalah ikatan jaringan fibrosa yang padat yang merupakan
ujung dari otot dan menempel kepada tulang. Tendon merupakan
ekstensi dari selaput fibrosa yang membungkus otot dan
bersambung dengan periosteum. Selaput tendon berbentuk
selubung dari jaringan ikat yang menyelubungi tendon tertentu,
terutama pada pergelangan tangan dan tumit. Selubung ini
bersambung dengan membran synovia yang menjamin pelumasan
sehingga mudah bergerak.
6. FASCIA
Fascia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang
didapatkan langsung di bawah kulit sebagai fascia superficial, atau
sebagai pembungkus tebal jaringan penyambung fibrous yang
membungkus otot, saraf dan pembuluh darah yang demikian
disebut fascia dalam
7. BURSAE
Bursae adalah kantong kecil dari jaringan ikat yang berisi cairan
tonjolannya. Dalam substansi interselulernya terbentuk serabutserabut kolagen halus yang terpendam dalam substansi dasar yang
sangat padat.
Tanda-tanda pertama yang dapat dilihat adanya pembentukan
tulang yaitu matriks yang terwarna eosinofil di antara 2 pembuluh
darah yang berdekatan. Oleh karena di daerah yang akan menjadi
atap tengkorak tersebut terdapat anyaman pembuluh darah, maka
matriks yang terbentuk pun akan berupa anyaman. Tempat
perubahan awal tersebut dinamakan Pusat penulangan primer.
Pada proses awal ini, sel-sel mesenkhim berdiferensiasi menjadi
osteoblas yang memulai sintesis dan sekresi osteoid. Osteoid
kemudian bertambah sehingga berbentuk lempeng-lempeng atau
trabekulae yang tebal. Sementara itu berlangsung pula sekresi
molekul-molekul tropokolagen yang akan membentuk kolagen dan
sekresi glikoprotein.
Sesudah berlangsungnya sekresi oleh osteoblas tersebut disusul
oleh proses pengendapan garam kalsium fosfat pada sebagian dari
matriksnya sehingga bersisa sebagai selapis tipis matriks osteoid
sekeliling osteoblas.
Dengan menebalnya trabekula, beberapa osteoblas akan terbenam
dalam matriks yang mengapur sehingga sel tersebut dinamakan
osteosit. Antara sel-sel tersebut masih terdapat hubungan melalui
tonjolannya yang sekarang terperangkap dalam kanalikuli.
Osteoblas yang telah berubah menjadi osteosit akan diganti
kedudukannya oleh sel-sel jaringan pengikat di sekitarnya. Dengan
berlanjutnya perubahan osteoblas menjadi osteosit maka trabekulae
makin menebal, sehingga jaringan pengikat yang memisahkan
makin menipis. Pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang
padat, rongga yang memisahkan trabekulae sangat sempit,
sebaliknya pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang
berongga, jaingan pengikat yang masih ada akan berubah menjadi
sumsum tulang yang akan menghasilkan sel-sel darah. Sementara
itu, sel-sel osteoprogenitor pada permukaan Pusat penulangan
mengalami mitosis untuk memproduksi osteoblas lebih lanjut
Osteogenesis Enchondralis
Awal dari penulangan enkhondralis ditandai oleh pembesaran
khondrosit di tengah-tengah diaphysis yang dinamakan sebagai
pusat penulangan primer. Sel sel khondrosit di daerah pusat
penulangan primer mengalami hypertrophy, sehingga matriks
kartilago akan terdesak mejadi sekat sekat tipis. Dalam
sitoplasma khondrosit terdapat penimbunan glikogen. Pada saat ini
matriks kartilago siap menerima pengendapan garam garam
kalsium yang pada gilirannya akan membawa kemunduran sel
sel kartilago yang terperangkap karena terganggu nutrisinya.
Kemunduran sel sel tersebut akan berakhir dengan kematian.,
sehingga rongga rongga yang saling berhubungan sebagai sisa
sisa lacuna. Proses kerusakan ini akan mengurangi kekuatan
kerangka kalau tidak diperkuat oleh pembentukan tulang
disekelilingnya. Pada saat yang bersamaan, perikhondrium di
sekeliling pusat penulangan memiliki potensi osteogenik sehingga
di bawahnya terbentuk tulang. Pada hakekatnya pembentukan
tulang ini melalui penulangan desmal karena jaringan pengikat
berubah menjadi tulang. Tulang yang terbentuk merupakan pipa
yang mengelilingi pusat penulangan yang masih berongga
rongga sehingga bertindeak sebagai penopang agar model bentuk
kerangka tidak terganggu. Lapisan tipis tulang tersebut dinamakan
pipa periosteal.
Setelah terbentuknya pipa periosteal, masuklah pembuluh
pembuluh darah dari perikhondrium,yang sekarang dapat
dinamakan periosteum, yang selanjutnya menembus masuk
kedalam pusat penulangan primer yang tinggal matriks kartilago
yang mengalami klasifikasi. Darah membawa sel sel yang
diletakan pada dinding matriks. Sel sel tersebut memiliki potensi
hemopoetik dan osteogenik. Sel sel yang diletakan pada matriks
kartilago akan bertindak sebagai osteoblast. Osteoblas ini akan
mensekresikan matriks osteoid dan melapiskan pada matriks
kartilago yang mengapur. Selanjutnya trabekula yang terbentuk
oleh matriks kartilago yang mengapur dan dilapisi matriks osteoid
akan mengalami pengapuran pula sehingga akhirnya jaringan
Biokimia tulang
Sel Tulang
Tulang mengandung bahan organic maupun anorganik. Bahan
organik terutama protein. Protein utama pada tulang tercantum
pada tabel 1. Kolagen tipe 1 merupakan protein utama yang
tersusun dari 90-95% bahan organic. Kolagen tipe V juga terdapat
dalam jumlah kecil sebagaimana halnya anggota potein
nonkolagen yang sebagian diantaranya relative spesifik bagi
tulang. Komponen mineral terutama berupa Kristal hidroksiapatit
(Ca10(PO4)6(OH)2 bersama dengan natrium, magnesium,
karbonat dan fluoride; kurang lebih 99% kalsium tubuh terdapat
pada tulang. Hidroksiapatit memberikan kekuatan dan kelenturan
tulang yang diperlukan untuk memenuhi peranan fisiologiknya.
Matriks Tulang
Pada matriks tulang terdapat materi anorganik dan materi organik.
Materi anorganik. Komponen komponennya sebagai berikut :
kalsium dan fosfor ( sangat banyak ), bikarbonat, sitrat,
magnesium, kalsium dan natrium. Kalsium dan fosfor diketahui
membentuk kristal hidroksiapatit dengan komposisi
Ca10(PO4)6(OH)2 pada pengkajian difraksi sinar-X. Selain itu
juga terdapat cukup banyak kalsium fosfat amorf (non-kristal).
Kristal hidroksiapatit terletak sepanjang serat kolagen namun
dikelilingi oleh substansi dasar amorf. Ion ion permukaan Kristal
hidroksiapatit terhidrasi, kemudian lapisan air dan ion- ion
terbentuk disekeliling Kristal3. Lapisan ini adalah hydration shell
yang memudahkan pertukaran ion ion antara Kristal dan cairan
tubuh.
Materi organik yaitu 95 % kolagen tipe 1 dan substansi dasar yang
terdiri dari cairan ekstraselular dan proteoglikan, khususnya
kondroitin sulfat dan asam hialuronat. Terdapat pula beberapa
glikoprotein spesifik, sialoprotein tulang dan osteokalsin.
TNF
TGF
Menghambat osteoklas Kalsitonin
Estrogen(dengan menghambat IL-6)
TGF
IFN
PGE2
Persendian
Rawan Sendi
Komposisi bagian rawan sendi adalah 80% air, 50% dari sisa
komposisi matriks rawan sendi adalah kolagen. Jenis terbanyak
adalah kolagen tipe II. Kolagen lainnya dalam jumlah kecil dan
berada di dalam matriks rawan sendi adalah kolagen tipe IV, V, IX,
dan X. Kolagen tipe IX berfungsi sebagai jangkar terhadap
molekul proteoglikan (agrekan). Selanjutnya terdapat fibronektin,
ankhorin, khondronektin yang membantu mempertahankan
integritas dan struktur rawan sendi. Selanjutnya sisa konstituen
organik terbanyak adalah proteoglikan. Makromolekul ini memiliki
panjang sekitar 180-210 nm dan kepadanya melekat tiga jenis
glikosaminoglikan, yaitu khondroitin-6-sulfat, khondroitin-4-sulfat
(5%) dan keratan sulfat (5%). Inti agrekan adalah asam hialuronat
(1% dari total glikosaminoglikan).
Melalui ikatan protein dengan berat molekul rendah terjadi proses
agregasi dengan rantai kolagen tipe II. Konstituen inorganik (56%) terbanyak adalah kalsium. Lemak dijumpai kurang dari 1%
berat kering. Berbagai enzim, sitokin dan faktor pertumbuhan
berperan dalam metabolisme rawan sendi. Khondrosit akan
mensisntesis proteoglikan dan kolagen. Turn over kolagen lebih
stabil dibandingkan proteoglikan. Degradasi rawan sendi
diakibatkan oleh berbagai enzim metaloprotease matriks dan
diperantarai pula oleh kerja sitokin ) baik TNF-a terutama
interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor yang dikeluarkan
oleh sinoviosit, makrofag, atau khondrosit dan fibroblas.
Aktivasi enzim lisis, yang dibentuk dalam keadaan tidak aktif,
Diskus intervertebralis
Pada sisi anterior terlihat lebih tebal kurang lebih 20 sedangkan sisi
posterior lebih tipis. Sebagian besar, 65-70%, adalah air dan
kolagen diperkirakan sekitar 50-55% dari berat kering. Disamping
itu terdapat pula proteoglikan, khondroitin sulfat, keratan sulfat.
Glikoprotein ditemukan dalam jumlah kecil.
Nukleus pulposus biasanya terletak lebih ke posterior dan tersusun
atas struktur cairan yang kental dimana di dalamnya berjalan
serabut-serabut kecil membentuk pita-pita dengan konfigurasi
membentuk sudut oblique pada sisi atas dan bawah berhadapan
dengan lempeng rawan sendi. Sebagian besar, 88%, adalah air
dimana kadarnya akan jauh berkurang pada usia lanjut (65%).
Serabut kolagen tidak terlalu banyak yaitu 20-30%, dan sebagian
besar adalah proteoglikan. Umumnya khondroitin-6-sulfat berkisar
40%, keratan sulfat 50%, asam hialuronat <2%. Integritas
strukturnya dipertahankan oleh sejumlah kecil glikoprotein.
Lempeng rawan sendi hampir sama pada sendi diartodial, namun
tidak memiliki collagenous skin.
Diskus berfungsi sebagai penahan beban tekanan (weight bearing)
terutama kompresi aksial. Hal ini dimungkinkan oleh adanya
struktur yang banyak mengandung air dari nukleus pulposus yang
mampu memodifikasi tekanan dengan cara barelling yaitu
mengurangi tinggi dan meningkatkan lebarnya. Fungsi ini juga
diperankan oleh anulus fibrosus, sehingga secara keseluruhan
diskus berperan sebagai peredam kejut.