Anda di halaman 1dari 10

Kaidah Dasar Bioetika

Stefania Marlina Cono


102014176
Kelompok F6
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 1

Pendahuluan
Pada zaman ini,telah terjadi banyak perkembangan teknologi dan komunikasi yang
semakin pesat termasuk dalam bidang biologi dan ilmu kedokteran mulai dari berbagai
penemuan-penemuan ilmiah,penyakit,jenis obat,virus,alat-alat kedokteran,penyakit dan hal-hal
lainnya yang berkaitan dengan kehidupan makhluk hidup khususnya manusia.Pada saat ini masih
banyak terdapat berbagai masalah yang timbul dari praktek kedokteran hal ini dikarenakan dan
didukung karena adanya kemajuan di bidang teknologi yang semakin handal dan semakin
canggih yang membuat semua orang bisa mengakses berbagai informasi yang mereka butuhkan
ataupun perlukan.Dengan dan dalam keadaan seperti ini manusia mempunyai kesadaran
tersendiri dalam menentukan pilihannya mengenai masalah kesehatan.Mulai informasi yang tak
terbatas inilah,masyaraat memiliki keinginan dan kemauan untuk mengetahui perkembangan
kesehatan dan memperdalam pengetahuan di bidang kesehatan khususnya hak-hak yang wajib
mereka peroleh sebagai seorang pasien dan ketika mereka menjalani pengobatan dan perawatan
di rumah sakit.Namun dalam profesi kedokteran sering dijumpai masalah antara dokter dan
pasien yang tidak dapat dipecahkan dengan masalah-masalah etika.Dalam jauh pihak-pihak yang
terlibat ini keadaan dan situasi seperti ini maka kaidah hukim akan diberlakukan sehingga
pembicaraan tidak akan dilepaskan dari masalah hak dan kewajiban yang dimiliki oleh pihakpihak yang terlibat dalam masalah tersebut.Masalahnya adalah seberapa pihak-pihak yang
terlibat itu yaitu dokter dan pasien mempelajari,mengerti dan memahami hak dan kewajiban
masing-masing.Oleh karena itu,penerapan kaidah bioetik merupakan sebuah keharusan dan
kewajiban bagi seorang dokter karena kaidah bioetik merupakan sebuah keharusan bagi seborang
dokter karena kaidah bioetik ini merupakan sebuah pegangan dan penuntun dalam menjalankan
tugas dengan profesi seorang dokter sehinggan dapat menyelesaikan persoalan dan kasus seorang
pasien.Kaidah ini harus digunakan seorang dokter sampai tidak mempunyai ikatan lagi dengan
pasiennya.

Pembahasan
Defenisi bioetik
Bioetik berasal dari bahasa Yunani yakni,bios yang berarti kehidupan dan ethos yang
berarti norma-norma atau moral.secara harfiah berarti etika hidup. Bioetika dapat dilukiskan
sebagai ilmu pengetahuan untuk mempertahankan hidup dan terpusat pada penggunaan ilmuilmu biologis untuk memperbaiki mutu hidup.Seorang ahli tumor Amerika Serika Van
Resseler,mengartikan istilah bioetik sebagai cabang ilmu tersendiri atau sebuah etika baru
berdasarkan tinjauan biologis. Bioetika dilukiskan sebagai ilmu pengetahuan untuk
mempertahankan hidup dan terpusat pada penggunaan ilmu biologis untuk memperbaiki mutu
hidup.
Menurut F.Abel bioetika adalah studi interdisipliner tentang problem yang ditimbulkan
oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran,pada skala mikro maupun makro
,termasuk dampaknya terhadap masyarakat luas serta sistem nilainya ,kini dan masa
mendatang.Bioetika ini tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang sekarang terjadi
tetapi juga mempertimbangkan masalah-masalah yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Kaidah-kaidah Dasar Bioetika
Kaidah-kaidah dasar bioetik dapat dikatakan atau diartikan sebagai suatu pedoman dalam
melayani seorang pasien.Kaidah-kaidah dasar bioetik ini merupakan sebuah hokum mutlak bagi
seorang dokter,sehingga seorang dokter wajib melaksanakan dan mematuhi kaidah dasar bioetik
ini.Di dalam kaidah dasar bioetik sendiri terkandung 4 pprinsip bioetik yaitu beneficence,non
malaficence,justice dan autonomy.

Beneficence
Kata beneficence berasal dari bahasa latin, yaitu bene yang berarti baik
ficence yang berarti melakukan, berbuat, yang dapat disimpulkan menjadi
berbuat baik.Beneficence berarti adalah kegiatan dimana seorang dokter
melakukan suatu langkah untuk mencengah atau menghilangkan suatu penyakit
yang tergolong dalam jenis penyakit ringan,sehari-hari wajar dan tidak darurat.
Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat
manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam
keadaan kesehatan.Dalam hal ini seorang dokter harus memaksimalisasi akibat
baik dibandingkan akibat buruk.
Skenario E termasuk beneficence karena dibuktikan dengan
keadaan seorang laki-laki setengah baya,yang tampak kurus,pucat
dan terus batuk dan tidak termasuk dalam keadaan yang
emergency.Dokter A telah melanggar sikap beneficence yaitu
o Tidak mengutamakan altruisme yaitu rela berkorban
untuk kepentingan orang lain hal ini dibuktikan

dengan sikap dokter A yang tampak terburu-buru


dan ingin menyudahi pertemuan dengan pasien.
o Tidak menjamin nilai pokok harkat dan martabat
manusia hal ini dibuktikan dengan sikap dokter A
yang tidak menghargai hak pasien untukk
mendapatkan pelayanan secara lengkap karena
dokter A tidak melakukan anamnesis juga tidak
menghargai hak pasien untuk mengetahui penyakit
yang dideritanya.
o Tidak maksimalisasi pemuasan kebahagiaan atau
prefensi pasien hal ini dibuktikan dengan sikap
dokter A yang hanya menyarankan minum obat dan
member resep dan tampak terburu-buru sehingga
pasien dan anaknya merasa tidak puas.
o Tidak menghargai hak-hak pasien secara
keseluruhan,hal ini dibuktikan dengan sikap dokter
A yang mau melayani pasien secara keseluruhan
dan tidak menghargai hak pasien untuk mengetahui
penyakit yang dideritanya.

Non Malaficence
Kata non malaficence berasal dari bahasa latin yakni non yang berart
tidak, mal yang berarti buruk dan Ficence yang berarti melakukan atau
berbuat.Dalam keadaan ini seorang dokter tidak melakukan kegiatan yang
memperburuk pasien dan memilih kegiatan yang paling kecil resikonya bagi
pasien sendiri.Non Malaficence sendiri adalh suatu prinsip bagi seorang dokter
untuk melayani pasien yang dalam keadaan darurat dan mengancam jiwa pasien
tersebut baik dalam usia anak-anak,orang tua maupun lansia sehingga seorang
dokter harus melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi pasiennya.

Justice
Justice berarti keadilan. Dalam konteks kedokteran berarti memberi
perlakuan yang sama untuk kebahagian dan kenyamanan pasien dan tidak
memandang adanya perbedaan pasien baik dari segi ekonomi,suku,budaya,agama
dan kebangsaan karena itu bukanlah suatu halangan bagi seorang dokter dalam
memberikan keadilan dan pelayanan terhadap pasiennya.Baik keadilan antar
pasien dengan pasien maupun keadilan antara pasien dengan keluarganya.

Autonomy
Istilah autonomy berasal dari bahasa Yunani autos yang berarti sendiri
dan nomos yang berarti hukum, peraturan, pengaturan. Sehingga autonomy berarti

mengatur dirinya sendiri. Dalam prinsip ini seorang dokter harus menghormati
dan menghargai martabat dan hak setiap manusia dalam konteks ini adalah pasien
dalam mengabil keputusan untuk menentukan nasibnya sendiri.Dalam hal ini
pasien yang dapat menentukan keputusannya sendiri adalah pasien yang dalam
keadaan sadar,dewasa,kompeten,tidak menderita gangguan jiwa dan
berkepribadian matang.Dokter tidak boleh melarang atau tidak menyetujui
keputusan pasien tersebut.
Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI)
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah
Dokter.

Pasal 2
Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan
standard profesi yang tertinggi.

Pasal 3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh
dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan
hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

Pasal 4
Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.

Pasal 5
Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis
maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan
dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien.

Pasal6
Setiap dokter harus senantiasa berhati hati dalam mengumumkan dan menerapkan
setiap penemuan tehnik atau pengobatan
baru yang belum diuji kebenarannya dan hal hal yang dapat menimbulkan
keresahan masyarakat.

Pasal7
Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah
diperiksa sendiri kebenarannya..

Pasal7a
Seorang dokter harus, dalam setiappraktek medisnya, memberikan pelayanan
medis yang kompeten dengan kebebasan
teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang ( compassion ) dan
penghormatan atas martabat manusia.

Pasal7b
Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien
dansejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan
sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau
kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau
penggelapan, dalam menangani pasien.

Pasal7c
Seorang dokter harus menghormati hak hak pasien, hak hak sejawatnya, dan hak
tenaga kesehatan lainnya, dan harus
menjaga kepercayaan pasien.

Pasal7d
dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup mahluk
insani.

Pasal8
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan

kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua


aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh ( promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif ), baik fisik maupun psiko-sosial,
serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar benarnya.

Pasal9
setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat dibidang kesehatan dan
bidang lainnya serta masyarakat, harus
saling menghormati.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN


Pasal10
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
ketrampilannya untuk kepentingan pasien.
Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan,
maka atas persetujuan pasien, ia wajib
merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

Pasal11
Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat
berhubungan dengan keluarga dan
penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.

Pasal12
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien, bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia.

Pasal13
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada
orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT


Pasal14
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin
diperlakukan.

Pasal15
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali
dengan persetujuan atau berdasarkan
prosedur yang etis.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI


Pasal16
Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.

Pasal17
Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi kedokteran/kesehatan.

***dalam skenario e dokter a telah melanggar kode etik kedokteran Indonesia (kodeki) yaitu
pasal

Pasal 7a (KEWAJIBAN UMUM)


Hal ini dibuktikan dengan sikap dokter A yang enggan melakukan
anamnesis dan langsung memeriksa pasien sekedarnya dan ketika anaknya
menanyakan keadaan anaknya dokter A hanya menyarankan minum obat
dan memberikan resep dan tampak terburu-buru meyudahi pertemuan itu.

Pasal 7c (KEWAJIBAN UMUM)


Hal ini dibuktikan dengan sikap dokter a yang tidak menghargai hak
pasien yaitu laki-laki setengah baya dan anaknya yang ingin mengetahui
keadaan bapaknya dan tidak melakukan anamnesis.

Pasal 8 (KEWAJIBAN UMUM)


Hal ini dibuktikan dengan sikap dokter A yang tidak melakukandan
memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh yaitu

sikap dokter A yang tidak memberikan anamnesis kepada bapak itu


sehingga bapak dan anaknya merasa tidak puas.

Pasal 10 (KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN)


Hal ini dibuktikan dengan sikap dokter A yang tidak bersikap tulus dan
ikhlas untuk melayani bapa setengah baya dan anaknya itu doker a enggan
untuk melakukan anamnesis dan ingin terburu-buru untuk pergi dan
menyudahinya.

SUMPAH DOKTER
Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan;
Saya akan memberikan kepada guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima kasih
yang selayaknya;
Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang berhormat dan bermoral tinggi,
sesuai dengan martabat pekerjaan saya;
Kesehatan penderita senantiasa akan saya utamakan;
Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan
karena keilmuan saya sebagai dokter;
Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran;
Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagai mana saya sendiri ingin
diperlakukan;
Dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita, saya akan berikhtiar dengan sungguhsungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan,
kesukuan, politik kepartaian, atau kedudukan sosial;
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan;
Sekalipun diancam
, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang
bertentangan dengan hukum perikemanusiaan;

Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri
saya.
***dari skenario E dokter A melanggar sumpah dokter yang berbunyi Kesehatan penderita
senantiasa akan saya utamakan hal ini dapat dibuktikan dengan sikap dokter a yang tidak
mau melakukan anamnesis dan lebih mementingkan kepentingan pribadinya lewat sikapnya
yang ingin menyudahi pertemuan dengan paien yaitu bapak dan anaknya sehinggan
membuat pasien merasa tidak puas.

Profesionalisme

Seorang dokter dapat dan bisa dikatakan sebagai dokter yang profesionalisme jika dokter
tersebut mampu dan dapat melaksanakan semua tugasnya dengan baik tidak menganggap rendah
pasien dan dapat mematuhi serta melaksanankannya sesuai kaidah dasar bioetik,kode etik
kedokteran Indonesia dan tetap mengamalkan sumpah dokter di dalam dirinya.
Dari skenorio E tersebut saya berpendapat bahwa dokter A belum dapat atau
belum bisa dikatakan sebagai dokter yang professional karena dokter A tidak
melakukan anamesis terhadap pasien tetapi dokter A langsung memeriksa pasien
sekedarnya,dokter A pun tidak memberitahu hasil pemeriksaannya kepada anak
pasien dan langsung memberikan obat.Akibatnya sang pasien dan anak merasa
tidak puas dan langsung keluar karena sikap dokter A.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan skenario E dan kasus yang dokter A diatas dokter a dalam menjalankan
tugas dan profesinya sebagai dokter dokter dapat melaksanakan $ kaidah dasar kedokteran tetapi
dokter A melanggar kaidah dasar kedokteran yaitu beneficence dengan berbagai sikap yang
dilakukannya dengan tidak mengahrgai hak pasien,tidak mengutamakan altruismetidak
menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia dan tidak memaksimalisasi kepuasan
pasien.Dokter juga telah melanggat kode etik kedokteran Indonesia yaitu pada pasal 7a,7c,8 dan
pasal 10 dan yang terakhir dokter A melanggar sumpah dokter yang bebunyi Kesehatan
penderita senantiasa akan saya utamakan .dengan hal seperti ini dokter a belum bisa dikatakan
sebagai dokter yang profesinalisme.

Daftar Pustaka

Hartono, Budiman, Salim Darminto.Modul Blok 1 Who Am I? Bioetika, Humaiora dan


Profesoinalisme dalam Profesi Dokter. Jakarta: UKRIDA

2 J., Amri amir. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Edisi 4. Jakarta: EGC, 2009
www.KODETIKKEDOKTERANINDONESIAIdicabangkotabaru'sBlog.htm
www.SumpahDokterIndonesiaWikipedia20bahasaIndonesiaensiklopedia20bebas.htm
www.bioetikaWikipediabahasaIndonesiaensiklopediabebas.htm

Anda mungkin juga menyukai