Anda di halaman 1dari 5

Contoh Kasus Bioetika 4 Kaidah Dasar Moral

1. Prinsip Beneficence
Prinsip ini merupakan prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan
untuk kebaikan pasien.
Kriteria Prinsip Beneficence

1. Mengutamakan altruism (menolong tanpa pamrih, berkorban u/ kepentingan org lain)


2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia
3. Memandang pasien/keluarga sbgai sesuatu yang tak hanya menguntungkan dokter
4. Mengusahakan agar kebaikan lebih banyak dibandingkan keburukannya
5. Paternalisme bertanggungjawab/berkasih sayang
6. Menjamin kehidupan baik minimal manusia
7. Pembatasan goal based (sesuai tujuan/kebutuhan pasien)
8. Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
9. Minimalisasi akibat buruk
10. Kewajiban menolong pasien gawat darurat
11. Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
12. Tidak menarik honorarium di luar kewajaran
13. Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
14. Mengembangkan profesi secara terus menerus
15. Memberikan obat berkhasiat namun murah
16. Menerapkan golden rule principle

Contoh Kasus :
Di sebuah kota yang tergolong cukup maju perkembangannya dan fasilitas kesehatan
yang sudah memadai serta pelayanan rumah sakit yang cukup baik. Seorang dokter yang
bernama dokter Yara yang berpraktek di rumah sakit A dari pagi hingga malam hari,
melanjutkan praktek di rumahnya walaupun jadwal praktek dokter Yara sangat padat di
rumah sakit dan cukup banyak menangani pasien. Ada seorang pasien yang datang ke
praktek dokter Yara, kondisi pasien tersebut cukup memperihatinkan. Dokter Yara menerima
seorang pasien laki-laki setengah baya yang berjalan tertatih-tatih dan terus batuk di
hadapannya. Dokter tersebut langsung memeriksa si pasien. Ketika seorang keluarga bertanya
tentang penyakit laki-laki tersebut, dokter Yara menyarankan laki-laki tersebut untuk di rawat
di rumah sakit agar dapat di tangani lebih optimal untuk penyembuhannya. Setelah itu dokter
memberikan resep beberapa obat dan menerangkan cara untuk meminum obat tersebut.
Pembahasan :
Dalam kasus tersebut dokter Yara mengutamakan altruism yaitu menolong tanpa
pamrih dan berkorban untuk kepentingan orang lain. Walaupun jadwal praktek dokter Yara
sangat padat dari pagi hingga malam, namun dokter Yara rela mengorbankan waktu
istirahatnya demi mengobati pasiennya.

2. Prinsip Non Maleficence (primun non nocere)


Prinsip non maleficence ini merupakan prinsip moral yang melarang tindakan yang
memperburuk keadaan pasien.
Kriteria Prinsip Non Maleficence

1. Menolong pasien emergensi :


Dengan gambaran sbb :
- pasien dalam keadaan sangat berbahaya (darurat) / berisiko
kehilangan sesuatu yang penting (gawat)
- dokter sanggup mencegah bahaya/kehilangan tersebut
- tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- manfaat bagi pasien > kerugian dokter
2. Mengobati pasien yang luka
3. Tidak membunuh pasien ( euthanasia )
4. Tidak menghina/mencaci maki/ memanfaatkan pasien
5. Tidak memandang pasien hanya sebagai objek
6. Mengobati secara proporsional
7. Mencegah pasien dari bahaya
8. Menghindari misrepresentasi dari pasien
9. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian
10. Memberikan semangat hidup
11. Melindungi pasien dari serangan
12. Tidak melakukan white collar crime dalam bidang kesehatan

Contoh Kasus :
Pada suatu hari terdapat sepasang suami istri yang sedang berkendara di jalan
tol, mereka hendak liburan ke luar kota. Sang istri tengah mengandung, dan usia
kandungannya sudah 3 bulan. Di tengah perjalanan, karena suaminya mengantuk,
mobil pun hilang kendali dan menabrak pembatas jalan . Suaminya hanya terbentur
dan mengalami luka di bagian kening, namun sang istri lebih parah karena rupanya
ketubannya pecah dan kondisinya sangat lemah. Mobil ambulance pun langsung
datang dan mengantarnya ke rumah sakit. Di UGD, suster dan dokter pun langsung
bergegas membawa si istri ke ruang operasi, setelah diperiksa, ternyata harus
dilakukan aborsi karena pendarahan yang terus menerut dan mengancam nyawa sang
ibu, maka dokterpun segera bertemu suaminya dan mengatakan bahwa istrinya
mengalami pendarahan terus menerus, jika pendarahan tersebut didiamkan nyawa
istrinya akan terancam sehingga dokter harus mengambil tindakan aborsi. Sang
suamipun bersedia dan berkata kepada dokter untuk melakukan tindakan apa saja
yang dapat menyelamatkan nyawa istrinya. Maka dokter pun mengaborsi janin sang
istri dan nyawa sang istri dapat diselamatkan. Setelah operasi selesai, sang istri pun
dipindahkan ke ruang rawat.
Pembahasan :
Dalam kasus tersebut dokter menolong pasien emergensi yang dalam
keaadaan bahaya dan sangat beresiko, dokter tersebut juga mengambil tindakan aborsi
untuk mencegah pasien dari bahaya agar dapat menyelamatkan nyawa pasien.

3. Prinsip Justice
Prinsip moral ini merupakan prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan
dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya (distributive justice).
Kriteria Prinsip Justice
1. Memberlakukan sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menghargai hak orang lain
7. Menjaga kelompok yang rentan
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Bijak dalam makro alokasi
10. Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
11. Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian (biaya, beban, sanksi) secara adil
13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten
14. Tidak member beban berat secara tidak merata tanpa alas an tepat/sah
15. Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan
16. Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, status social, dsb

Contoh Kasus :
Ibu Lina merupakan seorang karyawan di salah salah satu perusahaan swasta
di kotanya. Karena kesibukannya menjadi seorang karyawan yang jadwal kerjanya
cukup padat, ibu Lina pun terkadang makan tidak teratur. Pada suatu hari ibu Lina
merasakan keluhan kepala pusing disertai mual. Karena tidak tahan dengan rasa
pusing serta mual tersebut, ia memutuskan untuk segera memeriksakan diri ke dokter.
Sesampainya di tempat praktek dokter, ibu Lina bertemu dengan perawat yang
menjadi asisten dokter, kebetulan perawat tersebut adalah saudara dari ibu Lina. Ibu
Lina meminta untuk masuk terlebih dahulu karena tidak tahan dengan sakit
kepalanya, namun dokter menolak karena masih banyak pasien yang mengantri.
Dokter pun menyarankan Ibu Lina untuk menunggu sampai gilirannya untuk
diperiksa.
Pembahasan :
Dokter dalam kasus tersebut menerapkan prinsip justice yaitu terlihat saat
dokter tidak mengijinkan pasien masuk tanpa mengikuti nomor antrian meskipun
pasien tersebut merupakan saudara dari asistennya. Dokter tersebut bertindak secara
adil dan memberi kesempatan yang sama pada setiap pasien dengan memprioritaskan
pasien yang lebih dahulu mengantri untuk diperiksa.

4. Prinsip Otonomi
Prinsip moral ini menghargai hak-hak pasien terutama hak otonomi pasien.
Kriteria Prinsip Otonomi

1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien


2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan (kondisi elektif)
3. Berterus terang
4. Menghargai privasi
5. Menjaga rahasia pasien
6. Menghargai rasionalitas pasien
7. Melaksanakan informed consent
8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri
9. Tidak mengintervensi atau menghalangi otonomi pasien
10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan termasuk
keluarga pasien sendiri
11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi
12. Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
13. Menjaga hubungan (kontrak)

Contoh Kasus :
Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke tempat praktek dokter umum
dengan istrinya. Pasien datang dengan keluhan gangguan saat berkemih. Pasien
meminta istrinya untuk menunggu diluar. Saat anamnesa pasien mengaku pernah
pergi ke tempat lokalisasi. Dari hasil pemeriksaan didapatkan bahwa pasien tersebut
terkena penyakit menular seks. Pasien meminta dokter untuk tidak memberitahu
istrinya. Dokterpun tidak memberitahu istri pasien, namun dokter tersebut
menyarankan agar pasien terbuka dengan istrinya dan menyarankan agar istri pasien
juga diperiksa karena penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
Pembahasan :
Dalam kasus tersebut dapat dilihat bahwa dokter menerapkan prinsip otonomi
dengan menjaga rahasia pasien, dimana dalam kasus tersebut pasien tidak ingin
istrinya tahu bahwa pasien menderita penyakit menular seks namun dokter
menyarankan agar pasien terbuka dengan istrinya dan agar istri pasien juga
diperiksakan.

Anda mungkin juga menyukai