Anda di halaman 1dari 4

Tugas makalah bioetik (aspek humaniora)

Praktik kedokteran
Suatu praktik kedokteran bukanlah suatu pekerjaan yang dapat dilakukan oleh
siapa saja, melainkan hanya boleh dilakukan oleh kelompk profesional kedokteran
tertentu yang memiliki kompetensi yang memenuhi standar tetentu, diberi
kewenangan oleh institusi yang berwenang di bidang itu dan bekerja sesuai dengan
standard dan profesionalisme yang ditetapkan oleh organisasi profesinya.
Professional kedokteran diharapkan memilki sikap profesionalisme, yaitu
sikap yang bertanggung jawab, dalam arti sikap dan perilaku yang akuntebel kepada
masyarakat, baik masyarakat profesi maupun masyarakat luas termasuk klien.
Undang undang No 29/2004 mengatur tentang disiplin profesi. Undang undang
mendirirkan majelis kehormatan disiplin kedokteran Indonesia yang bertugas
menerima pengaduan, memeriksa, dan memutuskan kasus pelanggaran disiplin
dokter. Sanksi yang diberikan MKDKI adalah berupa peringatan tertulis,
rekomendasi pencabutan STR dan /atau SIP, dan kewajiban mengikuti pendidikan
dan pelatihan tertentu.
Etika kedokteran
Di dalam menentukan tindakan di bidang kesehatan atau kedokteran, selain
mempertimbangkan keempat kebutuhan dasar di atas, keputusan hendaknya juga
mempertimbangkan hak hak asasi pasien. Pelanggaran atas hak pasien akan
menagkibatkan juga pelanggaran atas kebutuhan dasar di atas, terutama kreatif dan
spiritual pasien. Beauchamp dan Childress (1994) menguraikan bahwa untuk
mencapai ke suatu keputusan etik diperlukan 4 kaidah dasra moral (moral principle)
dan beberapa tules dibawahnya. Ke 4 kaidah dasar moral tersebut adalah:
1. Prinsip otonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak hak pasien,
terutama hak otonomi pasien (the rights to self determination). Prinsip moral
ini melahirkan informed consent.
2. Prinsip beneficence, yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang
dituju ke kebaikan pasien. Dalam beneficence, tidak hanya dikenal perbuatan
untuk kebaikan saja, namun juga perbuatan yang ada sisi baiknya (manfaat)
lebih besar daripada sisi buruknya (mudharat).
3. Prinsip non maleficence, yakni prinsip moral yang melarang tindakan yang
memperburuk keadaan pasien (primum non nocere atau above all do no
harm)
4. Prinsip justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness ndan keadilan
dalam bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya (distributive
justice)
Nilai nilai dalam etika profesi tercermin dalam sumpah dokter dan kode etik
kedokteran. Sumpah dokter berisikan suatu kontrak moral antar dokter dengan
Tuhan sang penciptanya. Sedangkan kode etik kedokteran berisikan kontrak
kewajiban moral antara dokter dengan peer-groupnya, yakni masyarakat profesi.
Etika klinik
Ada 4 topik yang mengembangkan teori etik mengenai pelayanan klinik oleh
Winslade (2002):
1. Medical indication
2. Patient preferences
3. Quality of life
4. Contextual features
Salah satu topic ini yakni quality of life meruoakan aktualisasi salah satu tujuan
kedokteran, yaitu memperbaiki, menjaga, atau meningkatkan kualitas hidup insani.
Apa, siapa, dan bagaimana melakukan penilaian kualitas hidup merupakan
pertanyaan etik seputar prognosis, yang berkaitan dengan beneficence, non -
maleficence, dan autonomy.
Etika dalam penyelenggaraan kesehatan
Dalam peran tradisional, dokter memikul beban moral sebagi penjaga gawang
penyelenggaraan layanan kesehatan dan medis. Dokter harus menggunakan
pengetahuan untuk berpraktek secara berkompeten dan rasional ilmiah (diagnostic
intelegance). Dalam peran negative gatekeeper yaitu pada system kesehatan pra
bayar atau kapitasi, dokter diharapkan untuk membatasi akses ke pasien dan
pelayanan medis. Dalam hal ini prinsip beneficence dan tanggung sangatlah penting.
Tidak seperti peran negative gatekeeper yang dikemukakan terbuka, peran positf
gatekeeper sangat tertutup dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Informed consent
Informed consent adalah suatu proses yang menunjukkan komunikasi yang efektif
antara dokter dengan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa yang akan dan
apa yang tidak akakn dilakukan terhadap pasien. Ada 3 elemen dalam informed
consent:
1. Threshold elements
2. Information elements
3. Consent elements
Pengaruh konteks doktrin informed consent tidak berlaku pada 5 keadaan, yaitu:
(1) keadaan darurat medis, (2) ancaman terhadap kesehatan masyarakat, (3)
pelepasan hak memberikan consent (waiver), (4) clinical privilege, dan (5) pasien
yang tidak kompeten memberikan consent. Beberapa contoh keluhan pasien
tentang proses informed consent:
1. Bahasa yang dipergunakan untuk menjelaskan terlalu teknis
2. Perilaku dokter yang terlihat terburu buru atau tidak perhatian, atau tidak
ada waktu untuk tanya jawab
3. Pasien sedang stress emosional sehingga tidak mampu mancerna
informasi
4. Pasien dalam keadaantidak sadar atau mengantuk.
Sebaliknya, dokter juga mengeluhkan hal hal berikut ini:
1. Pasien tidak mau diberi tahu
2. Pasien tak mampu memahami
3. Risiko terlalu umum atau terlalu jarang terjadi
4. Situasi gawat darurat atauwaktu yang sempit.
Kelalaian medik
Dalam beberapa tahun terakhir kasus penuntutan terhadap dokter atas dugaan
adaanya kelalaian medis atatupun malpraktek medis tercatat meningkat dibandingkan
dengan tahun- tahu sebelumnya.Tercatat sejumlah kasus pengaduan pelanggaran
etik kedokteran yang diajukan ke MKEK. Menurut Tan Soo Yong, ada 4 alasan ada
fenomena peningkatan jumlah penuntutan hukum:
1. Pendidikan yang lebih baik dan meningkatnya sifat asertif masyarakat
2. Meningktanya pengharapan masyarakat atas hasil tindakan medis
3. Komersialisasi upaya pelayanan kedokteran disertai erosi kualitas hubungan
dokter pasien.
4. Meningkatnya biaya layanan kedokteran dan masih sedikitnya pembiayaan
kedokteran melalui asuransi.








Sumber: sampurna, budi, dkk. 2005. Bioetik dan hukum kedokteran. Jakarta: pustaka
dwipar.

Anda mungkin juga menyukai