1.
2.
3.
4.
AYU ASHARI
BELLA TATA KHARISMA
CHAIRYL HISYAM TAMANI
CHINDY ARDIANA WATI
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
SAMARINDA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga Makalah yang berjudulIlmu biomedik dasar
hereditas dan postulat mendel ini dapat tersusun.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dari Dosen kami dan sebagai bahan
seminar mahasiswa tingkat 1 - C.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami timpenulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
Tuhan yang mahaesa.
Bapak selaku dosen mata kuliah ilmu biomedik
Orang tua yang telah memberikan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
Semua pihak yang telah memberikan bantuan menyelesaikan makalah ini.
Kami tim Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
segala kritik serta saran yang membangun dari para pembaca akan kami terima dengan senang
hati sehingga bisa menjadi sebuah pelajaran bagi kami agar kelak kami dapat membuat
makalahdengan lebih baik lagi.
Semoga makalahini memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pada
khususnya bias membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran materi ini.
Samarinda, 20 September 2015
Tim Penulis Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG.....................................................................................
2. TUJUAN...
BAB II PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN HEREDITAS...............................................................................
2. KELAINAN/PENYAKIT YANG DITURUNKAN MELALUI AUTOSOM......
3. KELAINAN/PENYAKIT YANG DITURUNKAN MELALUI GONOSOM......
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kata albino berasal dari bahasa latin albus yang berarti putih. Albino disebut juga
hypomelanism atau hipomelanosis. Ciri khas yang dimiliki penderita albino adalah
kehilangan pigmen melanin pada mata, kulit, dan rambut. Hal ini mengakibatkan seluruh
tubuh dan rambutnya putih serta matanya berwarna merah muda. Warna merah muda
pada mata disebabkan oleh darah merah yang tampak mengalir dari retina mata. Albino
merupakan salah satu kelainan genetik yang diturunkan oleh orang tuanya. Untuk
mengetahui bagaimana kelainan ini diwariskan orang tua kepada keturunnya, kelainan
apalagi yang bersifat genetis. Itu semua dapat diketahui lebih jelasnya pada pembahasan
pola hereditas beserta postulat-postulat mendel didalamnya.
2. TUJUAN
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui serta memahami secara baik dan jelas mengenai
pola hereditas pada manusia beserta kelaianan yang diturunkan.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui serta memahami secara baik dan jelas mengenai
hukum mendel beserta penyimpangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN HEREDITAS
Hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat dari induk keketurunannya melalui
gen dan bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh. Pendapat ini
dicetuskan oleh Witherington. Secara umum hereditas diartikan sebagai pewarisan sifat
dari induk ke keturunannya baik secara biologis melalui gen (DNA) atau secara sosial
melalui pewarisan gelar, atau status sosial. Pewarisan sifat ini biasanya berhubungan
dengan struktur tubuh dan bukan tingkah laku. Karena tingkah laku makhluk hidup lebih
banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Hereditas adalah sebuah konsep yang telah berkembang sejak zaman filsuf Yunani kuno.
Dari Theophrastus, Hiprokrates, Aristoteles hingga Aeskhylus. Hiprokrates menduga
bahwa "benih/sifat" diproduksi oleh berbagai anggota tubuh dan di wariskan pada saat
pembuahan. Sedang Aristoteles menduga bahwa semen pejantan dan betina becampur
pada saat pembuahan. Konsep tentang hereditas yang lebih ekstrim lagi adalah teori
Pangenesis yang mempercayai bahwa pewarisan sifat berhubungan erat dengan hubungan
darah. Karena itu muncul istilah darah murni, darah turunan, dan darah bangsawan. Teori
Pangenesis kemudian di patahkan oleh Francis Galton, sepupu dari Charles Darwin
melalui sebuah percobaan
Parental
(orang tua)
anak
atau
kembar
identik
atau
atau
atau
kembar
biasa
Berdasarkan gambar diatas, seseorang akan mempunyai daun telinga melekat jika kedua orang
tuanya berdaun telinga melekat.
seseorang dapat dideteksi dengan cara mereaksikan urinenya dengan larutan ferri
oksida, urine penderita FKU akan berwarna hijau kebiruan.
c. Kemampuan mengecap phenylthiocarbamida (PTC)
Sebagian besar orang mamou merasakan pahitnya PTC yang dikendalikan oleh gen T.
Orang yang mempunyai gen T disebut taster. Sementara itu, sebagian kecil orang
tidak mampu merasakan PTC yang ditentukan gen t. Orang itu disebut nontaster atau
buta kecap.
d. Polidaktili
Polidaktili adalah kelainan genetis yang ditandai oleh jari tangan atau jari kaki
berjumlah enam atau lebih. Polidaktili ditentukan oleh gen autosom. Orang normal
bergenotipe pp sedangkan penderita polidaktili bergenotipe PP atau Pp.
e. Dentinogenesis Imperfecta
Dentinogenesis imperfecta adalah kelaianan genetis yang ditandai oleh keadaan
tulang gigi berwarna putih seperti susu. Dentinogenesis imperfecta ditentukan oleh
gen dominan Dt, sedangakan dalam keadaan normal diatur oleh gen dt.
f. Katarak
Katarak merupakan kerusakan pada kornea mata. Katarak dikendalikan oleh gen
dominan K. Penderita katarak bergenotipe KK atau Kk.
g. Talasemia
Talasemia adalah kelainan genetik yang disebabkan oleh rendahnya kemampuan
pembentukan hemoglobin. Hal ini karena adanya gangguan salah satu rantai globin.
Akibatnya, sel darah merah hanya mampu mengikat sedikit oksigen. Dengan
demikian, penderita akan kekurangan oksigen. Talasemia ditentukan oleh gen
dominan Th. Orang yang menderita talasemia mayor bergenotipe ThTh. Orang yang
bergenotipe Thth menderita talasemia minor.
h. Botak
Sifat botak ditentukan oleh gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Orang
bergenotipe BB akan mengalami kebotakan. Laki-laki bergenotipe Bb akan
botak,tetapi perempuan bergenotipe Bb tidak botak. Hal ini disebabkan oleh hormon
estrogen pada perempuan yang menghambat kebotakan sementara itu gen bb bersifat
normal.
4.) Hypertrichosis
Hypertrichosis adalah kelaian berupa tumbuhnya rambut pada bagian tertentu dari
daun telingan, wajah, dan anggota tubuh lainnya. Kelainan ini ditentukan oleh gen
h yang terpaut kromosom Y sehingga kelainan ini hanya dimiliki laki-laki.
b. Rangkai kelamin Gen Dominan
Gigi yang kurang email biasanya berwarna coklat dan mudah rusak. Kelainan genetis
ini ditentukan oleh gen dominan B yang terpaut kromosom X.
4. Golongan darah pada Manusia
a. Golongan darah menurut sistem ABO
Golongan darah perlu diketahui untuk kepentingan transfusi darah. Golongan darah
donor (pemberi) harus sesuai dengan golongan darah resipien (penerima)agar tidak
terjadi pembekuan darah. Jika antigen A bertemu dengan anti-A dan antigen B
bertemu dengan anti-B, akan terjadi pembekuan darah.
Hubungan antara golongan darah, macam antigen dan zat anti yang dimiliki serta
genotipenya dapat anda simak dalam tabel berikut.
Reaksi antara antigen dalam sel darah merah dengan antiserum pada golongan darah
tipe MN dapat dilihat pada tabel berikut.
Fenotipe
(Golongan
Darah)
M
N
Macam
Reaksi dengan
Glikoforin
Anti-M
Anti-N
Membran
LM
Glikoforin M
+
N
L
Glikoforin N
+
Glikoforin
M
dan
MN
LMLN
+
+
N
*) tanda + menunjukkan terjadi reaksi penggumpalan (aglutinasi),
tanda - menunjukkan tidak terjadi reaksi penggumpalan.
Genotipe
Zat anti-M dan anti-N tidak terkandung dalam plasma darah orang. Dengan demikian,
tidak akan terjadi penggumpalan darah pada proses transfusi.
c. Golongan Darah Menurut Sistem Rh
Ada dua macam rhesus, yaitu rhesus positif (mempunyai faktor R dalam darah) dan
rhesus negatif. Orang yang mempunyai tipe golongan darah Rh + (bergenotipe RR atau
Rr) mempunyai antigen-Rh. Apabila darah orang tersebut dites dengan antiserum
yang mengandung anti-Rh, eritrositnya akan menggumpal. Sementara itu, orang yang
mempunyai tipe golongan darah Rh- (bergenotipe rr) tidak mempunyai antigen-Rh
dalam eritrositnya. Eritrositnya tidak akan menggumpal jika dilakukan tes antiserum
anti-Rh. Presentase penduduk indonesia yang mempunyai Rh positif lebih banyak
dibandingkan yang ber-Rh negatif. Dalam plasma darah seseorang biasanya tidak
terdapat zat anti-Rh. Namun, pembentukan zat anti-Rh dapat dipicu oleh faktor-faktor
berikut.
1.) Tranfusi darah dari orang yang mempunyai Rh+ kepada orang yang mempunyai
Rh+ kepada orang yang mempunya Rh-. Darah donor mengandung antigen-Rh
sehingga merangsang pembentukan anti-Rh dalam darah resipien.
2.) Perkawinan antara perempuan Rh- dengan laki-laki Rh+ dapat mengandung janin
Rh+ hal ini berdampak buruk pada janin tersebut. Darah janin yang mengalir
dalam tubuh ibunya melalui plasenta mengandung antigen-Rh. Keadaan tersebut
merangsang terbentuknya anti-Rh. Selanjutnya, anti-Rh dalam darag ibu mengalir
ketubuh janin dan mengakibatkan kerusakan sel darah merah. Biasanya janin
tersebut masih dapat dielamatkan hingga lahir. Pada kehamilan kedua dan
berikutnya, bayi Rh+ akan menderita eritroblastosis fetalis. Bayi tersebut
meninggal dalam kandungan karena eritrositnya banyak yang rusak.
2
Bb
bb
bij keriput
b. Hukum II mendel
Mendel juga melakukan persilangan dihibrit. Mendel menggunakan dua sifat beda
dari tanaman ercis yaitu bentuk dan warna biji. Mendel menyilangkan tanaman
ercis berbiji bulat-kuning dengan tanaman ercis berbji keriput-hijau. Semua
keturunan F1 nya berbiji bulat-kuning. Setelah F1 disilangkan dengan sesamanya,
diperoleh perbandngan fenotipe F2 nya = 9 : 3 : 3 : 1 dijelaskan dalam skema
berikut.
Gamet gamet tersebut berpasangan secara bebas sehingga membntuk F2 sebagai
berikut.
Berdasarkan percobaan diatas, mendel mengambil kesimpulan bahwa setiap gen
dapat berpasangan secara bebas dengan gen lain. Kesimpulan ini dikenal dengan
Hukum II Mendel atau Hukum Asortasi atau Hukum Berpasangan secara bebas.
Tikus hitam disilangkan dengan tikus putih menghasilkan 50% tikus hitam
dan 50% tikus putih, bersifat heterozigot atau homozigot kah tikus
tersebut?
Gamet =
F1
(kuning)
Ab
Ab
AaBb
(Merah)
P2
Gamet=
F2 =
AaBb
AaBb
AB
AB
Ab
Ab
aB
aB
ab
ab
P1
Gamet
F1
P2
Gamet
=
=
=
=
=
F2
CCAA(hitam)
CA
ccaa(putih)
ca
CcAa (Hitam)
CcAa X CcAa
CA
CA
Ca
Ca
cA
cA
ca
ca
9C-A-=hitam
3C-aa=abu-abu
3ccA-=putih
1ccaa=putih
Keterangan:
Gen C = gen yang mengakibatkan warna timbul
Gen c = gen yang mengakibatkan warna yang tidak
timbul(putih)
Gen A = gen yang mengakibatkan warna hitam jika disertai
gen C
Gen a = gen yang mengakibatkan warna abu-abu jika
disertasai gen C
C).
epistasis dominan dan resesif ( penyimpangan yang terjadi karena ada dua gen dominan
yang keberadaanya menghambat pengaruh salah satu gen dominan tersebut).
Contoh :
Bulu ayam leghorn, gen I epistasis terhadap C dan c serta gen cc epistasis terhadap I dan i.
Catatan :
C
= gen yang menghalang-halangi keluarnya warna ( gen ini disebut juga gen penghalang
atau inhibitor).
2. Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa munculnya karakter gen dominan jika bersama-sama dengan
gen dominan lainnya. Jika gn berdiri sendiri, karakternya akan tersembunyi (kriptos).
Contohnya warna bunga linnaria maroccana yang ditentukan oleh pigmen hemosianin
dan sifat keasaman plasma sel. Pigmen hemosianin akan berwarna merah pada plasma
yang asam dan berwarna ungu pada plasm yang bersifat basa. Warna ungu merupakan
warna yang tidak biasa karena merupakan fenotip baru.
Perhatikan diagram persilangan berikut
Warna ungu merupakan sifat yang tersembunyi. Warna ungu akan muncul jika gen A
berinteraksi dengan gen B.
F2
= 9 A_B_: 9 ungu
3 A_bb: 3 merah
3 aaB_: 3 Putih
1 aabb: 1 putih
Jadi perbandingan fenotipe F2 = ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4
3. Polimeri
Polimeri merupakan bentuk interaksi gen yang bersifat kumulatif(saling menambah ).
Polimeri terjadi karena adanya interaksi antara dua gen atau lebih sehingga disebut gen
ganda. Peristiwa ini mirip dengan persilangan dihibrid dominan tidak penuh
(intermediet). Contoh persilngan gandum berbiji merah gelap (M1M1 M2M2) dengan
gandum berbiji putih (m1m1m2m2) diperoleh perbandingan fenotipe F2-nya = merah : putih
= 15 : 1. Berdasarkan perbandingan tersebut 15 : 1 berasal dari perbandingan (9+3+3) : 1.
Diagram persilangan tanaman gandum sebagai berikut.
4. Gen-Gen Komplementer
Gen-gen komplementer adalah gen yang saling berinteraksi dan saling melengkapi
sehingga memunculkan fenotipe tertentu. Apabila ada salah satu gen yang tidak hadir maka
munculnya karakter fenotipe tersebut tidak muncul atau tidak sempurna. Contohnya pada warna
bunga Lthyrus odoratus. Terdapat dua gen yang saling berinteraksi dalam memunculkan pigmen
bunga.
F2
= C_PP 9 = Ungu
C_pp 3 = Putih
ccP_ 3 = Putih
ccpp 1
c.Pindah Silang
pindah silang merupakan pemisahan dan pertukaran bagian kromatid dari sepasang
kromosom homolog. Peristiwa tersebut menghasilkan kombinasi baru dari sifat induknya.
Pindah silang umumnya terjadi pada peristiwa gametogenesis saat meiosis. Pindah saling
mengakibatkan terbentuknya empat macam gamet yang merupakan hasil pindah silang (tipe
rekombina). Faktor-faktor yang mempengaruhi pindah silang sebagai berikut.
Temperatur
Temperatur yang kurang atau lebih dari temperatur kamar memperbesarkan
kemungkinan pindah silang.
Umur
Semakin tua individu, semakin besar kemungkinan terjadinya pindah silang.
Zat kimia
Zat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang.
Sinar X
Penyinaran menggunakan sinar X dapat mempebesar kemungkinan pindah silang.
Jarak antara gen-gen
semakin jauh jarak satu gen dengan gen lainnya, semakin besar kemungkinan
terjadinya pindah silang.
Perhatikan gambar berikut!
Contoh pindah silang terdapat pada persilangan lalat buah. Seekor lalat buah
jantan bermata merah-sayap normal (PPVV) disilangkan dengan lalat buat betina
bermata ungu-sayap keriput (ppvv). Selanjutnya dilakukan uji silang (test cross)
terhadap F1 betina sehingga diperoleh keturunan berikut.
1) Lalat mata merah-sayap normal = 465
2) Lalat mata merah-sayap keriput = 52
3) Lalat mata ungu-sayap normal = 55
4) Lalat mata ungu-sayap keriput = 498
Lalat mata merah-sayap normal dan lalat mata ungu-sayap keriput merupakan tipe
parental. Semantara itu, lalat merah-sayap keriput dan lalat mata ungu-sayap
normal merupakan tipe rekombinasi. Besarnya pindah silang (NPS) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
NPS=
55+52
x 100
1.070
107
x 100
1.070
10
Jadi, kekuatan pindah silang (crossing over) anatar gen sebesar 10%
d.Gagal Berpisah
Pasangan kromosom pada meiosis I maupun meiosis II dapat mengalami gagal berpisah.
Gagal berpisah mengakibatkan sel anak kelebihan atau kekurangan kromosom (sel aneuploid).
Gagal berpisah dapat terjadi pada gonosom maupun autosom.
Perhatikan gambar berikut!
Contoh peristiwa gagal berpisah adalah pada saat oogenesis atau pembentukan sel telur.
Pada wanita dengan kromosom kelamin XX, jika gagal berpisah menghasilkan 3 macam ovum
yaitu ovum XX, ovum X, dan ovum 0 (nol, tidak memiliki kromosom X). Jika ovum 0 dibuahi
sperma X maka diperoleh zigot XO, yaitu wanita dengan kelainan sindrom Turner (sindrom
triple-X). Jika ovum XX dibuahi sperma Y akan diperoleh zigot XXY yaitu pria dengan kelainan
sindrom Klinefelter.
f. Gen Letal
Gen letal adalah gen yang mengakibatkan kematian jika dalam keadaan homozigot. Gen
letal mengakibatkan perbandingan fenotipe F2 pada persilangan monohybrid = 2 : 1. Gen letal
ada 2 macam, yaitu gen letal dominan dan gen letal resesif. Contoh gen letal dominan terjadi
pada persilangan anatara dua ayam redep heterozigit yang menghasilkan keturunan dengan
perbandingan fenotipe = 2 redep (creeper) : 1 normal. Sementara itu, ayam bergenotipe CC
bersifat letal. Contoh gen letal pada sapi yang dikenal adanya gen resesif a jika homozigot
mengakibatkan letal, yaitu anak sapi yang mempunyai mulut seperti paruh burung.