Anda di halaman 1dari 10

TUGAS TAMBAHAN BIDAN DAN

KOLABORASI BIDAN

ANGRAENI
A1B1 19 197

UNIVERSITAS MEGA REZKY


MAKASSAR
2020
TUGAS TAMBAHAN BIDAN

A. Upaya Perbaikan Kesehatan Lingkungan

Peran bidan kini tidak lagi terbatas pada penanganan kesehatan reproduksi

ibu saja, tetapi ia harus mampu menggerakkan dan memberdayakan masyarakat

pedesaan untuk terlibat di kesehatan komunitasnya.

Masyarakat pedesaan harus diposisikan sebagai mitra dalam kegiatan

pengawasan kebutuhan gizi, kesehatan lingkungan, penyakit menular dan

penanganan akibat bencana. Minimal satu tenaga bidan akan ditempatkan di setiap

desa di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan Desa Siaga. Sehingga, dibutuhkan

sekitar 69.957 bidan untuk desa dengan jumlah yang sama.

Bidan akan menjadi salah satu komponen Desa Siaga untuk ditempatkan

di pos-pos kesehatan desa. Setiap bidan diharapkan akan memiliki dua orang

kader untuk mendampinginya di pos kesehatan desa. Sementara itu, Ketua Ikatan

Bidan Indonesia (IBI) Harni Koesno mengatakan bahwa saat ini ada 30.236 desa

yang memiliki bidan. Ini berarti 43,22 persen dari total desa yang membutuhkan

bidan.

B. Mengelola dan Memberikan Obat–obatan Sederhana Sesuai dengan

Kewenangannya

Pemanfaatan teknologi dan obat-obatan sudah sejak lama digunakan dalam

dunia kebidanan. Penyediaan dan penyerahan obat-obatan:

1. Bidan harus menyediakan obat-obatan maupun obat suntik sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan.


2.  Bidan diperkenankan menyerahkan obat kepada pasien sepanjang untuk

keperluan darurat.

C. Surveilance (Pengamatan) Penyakit yang Timbul di Masyarakat

Surveilance adalah suatu kegiatan pengamatan terus menerus terhadap

kejadian kesakitan dan faktor lain yang memberikan kontribusi yang

menyebabkan seseorang menjadi sakit dan upaya tindakan yang diperlukan,

dengan kegiatan mencakup:

1. Mendiagnosis secara klinis atau laboratories

2. Mengidentifikasi penyebab terjadinya sakit atau faktor risiko terjadinya sakit

3. Pencatatan hasil anamnesa klinis dan identifikasi kasus menurut variable

orang, tempat, dan waktu.

4. Analisis hasil identifikasi kasus

5. Tindakan penanganan kasus

6. Melakukan tindakan observasi di rumah kasus dan sekitar kasus dengan

konsep wilayah satu kelompok Rukun Tetangga (RT) atau satu wilayah

Posyandu.

7. Analisis hasil identifikasi kasus dan hasil observasi lapangan di wilayah

kasus.

Surveilance merupakan kegiatan pengamatan terhadap penyakit atau

masalah kesehatan serta faktor determinannya. Penyakit dapat dilihat dari

perubahan sifat penyakit atau perubahan jumlah orang yang menderita sakit. Sakit

dapat berarti kondisi tanpa gejala tetapi telah terpapar oleh kuman atau agen lain,

misalnya orang terpapar HIV, terpapar logam berat, radiasi dsb. Sementara
masalah kesehatan adalah masalah yang berhubungan dengan program kesehatan

lain, misalnya Kesehatan Ibu dan Anak, status gizi, dsb. Faktor determinan adalah

kondisi yang mempengaruhi resiko terjadinya penyakit atau masalah kesehatan.

D. Menggunakan Tehnologi Tepat Guna Kebidanan

Dalam peranannya bidan mampu memberikan pelayanan kepada klien

secara tepat baik secara manual maupun dengan memanfaatkan teknologi

kebidanan yang memadai guna menunjang kelancaran serta keakuratan dalam

pelayanan. Berbagai macam teknologi yang sudah kita kenal sering digunakan

baik mulai dari awal proses kehamilan sampai proses persalinan. Penggunaan

teknologi tepat guna dalam kebidanan antara lain:

1. Fetal Doppler

Adalah merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung

bayi, yang menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik,  alat

ini sangat berguna untuk mengetahui kondisi kesejahteraan janin.

2.   Staturmeter

Adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan, alat ini sangat

sederhana karena hanya ditempelkan pada tembok bagian atas dan ketika

akan digunakan hanya perlu untuk menariknya sampai ke bagian kepala

teratas, sehingga dapat diketahui tinggi badan orang tersebut.

3. Alat Pengukur Panjang Bayi


Adalah merupakan peralatan sederhana yang biasa digunakan oleh bidan dan

petugas posyandu, untuk mengetahui perkembangan tinggi bayi dari waktu ke

waktu, terbuat dari kayu dengan mistar yang mudah dibaca.

4. Reflek Hammer / Reflek Patela

Hammer yang dilapisi dengan karet yang digunakan untuk mengetahui respon

syaraf  dari anggota tubuh biasanya kaki.

5. Umbilical Cord Clem Nylon

Adalah merupakan alat yang digunakan untuk menjepit tali pusar bayi sesaat

setelah bayi dilahirkan.

KOLABORASI BIDAN
A. Definisi Kolaborasi

Kolaborasi  adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab (kerjasama)

dengan rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada

pasien dalam praktiknya,kolaborasi dilakukan dengan mendiskusikan diagnosis

pasien serta bekerjasama dalam penatalaksanaaan dan pemberian asuhan.masing –

masing tenaga kesehatan dapat saling berkonsultasi dengan tatap muka langsung

atau melalui alat komunikasi lainnya dan tidak perlu hadir ketika tindakan

dilakukan.petugas kesehatan yang ditugaskan menangani pasien bertanggung

jawab terhadap keseluruhan penatalaksanaan asuhan.

     Pelayanan kebidanan kolaborasi adalah pelayanan yang dilakukan oleh

bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau
sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.tujuan

pelayanan ini adalah berbagi otoritas dalam pemberian pelayanan berkualitas

sesuai ruang linkup masing-masing.

B. Elemen kolaborasi mencakup:

1. Harus melibatkan tenaga ahli dengan keahlian yang berbeda,yang dapat

bekerjasama secara timbale balik dengan baik

2. Anggota kelompok harus bersikap tegas dan mau bekerjasama

3. Kelompok harus memberi pelayanan yang keunikannya dihasilkan dari

kombinasi pandangan dan keahlian yang diberikan oleh setiap anggota

tim tersebut.

C. Pelayanan kolaborasi/kerjasama terdiri dari:

1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai

fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga .

2. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil resiko tinggi dan

pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan

kolaborasi .

3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dan

pertolongan pertama pada kegawatan yangmemerlukan tindakan

kolaborasi.
4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan

pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan pertolongan

pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

6. Memberikan asuhan kebidanan pada balita resiko tinggi dan pertolongan

pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

D. Perkembangan bidan kolaborasi

Pada awalnya, praktik kolaborasi menggunakan model hierarki yang

menekankan komunikasi satu arah , kontak terbatas antara pasien dan dokter, dan

menempatkan dokter sebagai tokoh yang dominan. Pola tersebut berkembang

menjadi model praktik kolaborasi yang menekankan komunikasi dua arah, tetapi

tetap menempatkan dokter pada posisi utama dan membatasi hubungan antara

dokter dan pasien. Pola yang ketiga lebih berpusatpada pasien.sesama pemberi

pelayanan harus dapat bekerja sama, begitu juga dengan pasien.model ini

berbentuk melingkar. Menekankan kontinuitas dan kondisi timbale balik satu

sama lain. Tidak ada satu pemberi playanan yang mendominasi secara terus

menerus.

E. Kolaborasi dalam praktik kebidanan

Dalam praktik playanan kebidanan, layanan kolaborasi adalah asuhan

kebidanan yang di berikan kepada klien dengan tanggung jawab bersama semua

pemberi playanan yang terlibat. misalnya: bidan,dokter,atau tenaga kesehatan


profesional lainya.Bidan merupakan anggota tim.Bidan menyakini bahwa dalam

memberi asuhan harus tetap menjaga,mendukung, dan menghargai proses

fisiologis manusia.rujukan yang efektif di lakukan untuk menjamin kesejahteraan

ibu dan bayinya .bidan adalah praktisi yang mandiri. Bidan juga bekerjasama

dalam mengembangkan kemitraan dengan anggota kesehatan lainya. Dalam

melaksanakan tugasnya, bidan melakukan kolaborasi,konsultasi, dan perujukan

sesuai dengan kondisi pasien, kewenangan dan kemampuanya.

F. Contoh kasus

 Kolaborasi dengan dokter

Ibu Rina melahirkan secara normal di RSUD Cilacap yang ditangani oleh Bidan

Rara.  Namun, setelah melahirkan Ibu Rina mengalami pendarahan yang sangat

hebat , sehingga membuat Bidan Rara panik dan langsung menghubungi dokter

Obgyn untuk meminta solusi penanganan masalah yang di alaminya.

 Asuhan Kolaborasi yang diberikan:

Bidan menghubungi dokter obgyn untuk meminta solusi penanganan masalah

yang harus dilakukan . Dan pada saat itu dokter obgyn menyuruh bidan Rara agar

memberikan transfusi darah pada ibu Rina, sehingga bidan Rara langsung

menghubungi perawat untuk memasangkan transfusi darah pada Ibu Rina.

Sehingga terjalin kolaborasi antara ke tiga tenaga kesehatan tersebut .

 Pembahasan

Berdasarkan kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa kasus tersebut adalah kasus

kolaborasi, karena pada kasus tersebut terjadi kerjasama antara bidan, perawat,
dan dokter obgyn. Dan kasus ini sesuai dengan PERMENKES RI NO.  28 Tahun

Pasal 25  poin (b) tentang asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus

penyakit tertentu.

 Kolaborasi bidan dengan ahli gizi

Ny.B datang kebidan A untuk konsultasi tentang keadaanya yang masih

dalam masa nifas. Ternyata setelah diperiksa,status gizi Ny.B buruk dan Ny.B

mengalami anemia berat.untuk menangani hal itu, bidan A berkolaborasi

dengan ahli gizi dalam upaya perbaikan status gizi Ny.B yang mengalami gizi

buruk dan anemia berat.

 Kolaborasi bidan dengan psikolog

Anak Ny.Z meninggal satu minggu yang lalu, akibat hal itu Ny.W mengalami

depresi. Untuk menangani depresi Ny.Z yang kehilangan anaknya ,bidan A

berkolaborasi dengan psikologi.


Referensi :

Depkes RI. 2000. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Meilani Niken, Setiyawati Nanik dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yoygakarta:


Fitramaya.

Soekidjo, Notoatmodjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Yuilifah Rita, Yuswanto Tri Johan. 2012. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta:

Salemba Medika.

http://anysws.blogspot.com/2015/03/makalah-tugas-tambahan-bidan-di.html

https://bidandede.wordpress.com/2018/04/09/pelayanan-kebidanan-kolaborasi/

Uswatun. (2015). Peran dan Fungsi Bidan Mandiri Rujukan dan

Kolaborasi dalam “http://uswatun25.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/12/16/peran-

dan-fungsi-bidan-mandiri-rujukan-dan-kolaburasi/”

Wikepedia. (2017). Kebidanan dalam “https://id.wikipedia.org/ wiki/Kebidanan”

Sriwahyuni, Samti. (2014). Pengorganisasian Praktek Asuhan Kebidanan dalam

“http: // bidanpink. blogspot. co. id / 2014 / 12 / makalah-pengorganisasian-

praktek-asuhan.html”

Anda mungkin juga menyukai