KOLABORASI BIDAN
ANGRAENI
A1B1 19 197
Peran bidan kini tidak lagi terbatas pada penanganan kesehatan reproduksi
penanganan akibat bencana. Minimal satu tenaga bidan akan ditempatkan di setiap
Bidan akan menjadi salah satu komponen Desa Siaga untuk ditempatkan
di pos-pos kesehatan desa. Setiap bidan diharapkan akan memiliki dua orang
kader untuk mendampinginya di pos kesehatan desa. Sementara itu, Ketua Ikatan
Bidan Indonesia (IBI) Harni Koesno mengatakan bahwa saat ini ada 30.236 desa
yang memiliki bidan. Ini berarti 43,22 persen dari total desa yang membutuhkan
bidan.
Kewenangannya
keperluan darurat.
konsep wilayah satu kelompok Rukun Tetangga (RT) atau satu wilayah
Posyandu.
kasus.
perubahan sifat penyakit atau perubahan jumlah orang yang menderita sakit. Sakit
dapat berarti kondisi tanpa gejala tetapi telah terpapar oleh kuman atau agen lain,
misalnya orang terpapar HIV, terpapar logam berat, radiasi dsb. Sementara
masalah kesehatan adalah masalah yang berhubungan dengan program kesehatan
lain, misalnya Kesehatan Ibu dan Anak, status gizi, dsb. Faktor determinan adalah
pelayanan. Berbagai macam teknologi yang sudah kita kenal sering digunakan
baik mulai dari awal proses kehamilan sampai proses persalinan. Penggunaan
1. Fetal Doppler
2. Staturmeter
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan, alat ini sangat
sederhana karena hanya ditempelkan pada tembok bagian atas dan ketika
Hammer yang dilapisi dengan karet yang digunakan untuk mengetahui respon
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk menjepit tali pusar bayi sesaat
KOLABORASI BIDAN
A. Definisi Kolaborasi
dengan rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam memberi asuhan pada
masing tenaga kesehatan dapat saling berkonsultasi dengan tatap muka langsung
atau melalui alat komunikasi lainnya dan tidak perlu hadir ketika tindakan
bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau
sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.tujuan
tim tersebut.
kolaborasi .
kolaborasi.
4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dan pertolongan
menekankan komunikasi satu arah , kontak terbatas antara pasien dan dokter, dan
menjadi model praktik kolaborasi yang menekankan komunikasi dua arah, tetapi
tetap menempatkan dokter pada posisi utama dan membatasi hubungan antara
dokter dan pasien. Pola yang ketiga lebih berpusatpada pasien.sesama pemberi
sama lain. Tidak ada satu pemberi playanan yang mendominasi secara terus
menerus.
kebidanan yang di berikan kepada klien dengan tanggung jawab bersama semua
ibu dan bayinya .bidan adalah praktisi yang mandiri. Bidan juga bekerjasama
F. Contoh kasus
Ibu Rina melahirkan secara normal di RSUD Cilacap yang ditangani oleh Bidan
Rara. Namun, setelah melahirkan Ibu Rina mengalami pendarahan yang sangat
hebat , sehingga membuat Bidan Rara panik dan langsung menghubungi dokter
yang harus dilakukan . Dan pada saat itu dokter obgyn menyuruh bidan Rara agar
memberikan transfusi darah pada ibu Rina, sehingga bidan Rara langsung
Pembahasan
Berdasarkan kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa kasus tersebut adalah kasus
kolaborasi, karena pada kasus tersebut terjadi kerjasama antara bidan, perawat,
dan dokter obgyn. Dan kasus ini sesuai dengan PERMENKES RI NO. 28 Tahun
Pasal 25 poin (b) tentang asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus
penyakit tertentu.
dalam masa nifas. Ternyata setelah diperiksa,status gizi Ny.B buruk dan Ny.B
dengan ahli gizi dalam upaya perbaikan status gizi Ny.B yang mengalami gizi
Anak Ny.Z meninggal satu minggu yang lalu, akibat hal itu Ny.W mengalami
Salemba Medika.
http://anysws.blogspot.com/2015/03/makalah-tugas-tambahan-bidan-di.html
https://bidandede.wordpress.com/2018/04/09/pelayanan-kebidanan-kolaborasi/
Kolaborasi dalam “http://uswatun25.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/12/16/peran-
dan-fungsi-bidan-mandiri-rujukan-dan-kolaburasi/”
praktek-asuhan.html”