Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENDIDIKAN

(S.A.P)

INFERTILITAS DAN KOMPLEMENTER

TEMA : infertilitas dan komplementer

SUB TEMA : infertilitas dan komplementer

WAKTU : 30 menit

SASARAN : Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Kudus

TEMPAT : Ruang Kelas

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mengikuti penyuluhan mengenai infertilitas dan komplementer selama 30 menit,


seluruh mahasiswa dapat memahami mengenai infertilitas dan komplementer

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan, mahasiswa mampu menjelaskan:

1. Mahasiswa mengetahui penyebab dari infertilitas.

2. Mahasiswa mengetahui faktor-faktor penyebab infertilitas.

3. Mahasiswa mengetahui gejala dari infertilitas.

4. Mahasiswa mengetahui pencegahan serta pengobatan infertilitas.

5. Mahasiswa mengetahui terapi komplementer

III. POKOK MATERI

 Terlampir

IV. METODE

1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

V. MEDIA

 Leaflet
 PPT

VI. KEGIATAN

NO KEGIATAN PENYULUH AUDIEN WAKTU


1. Pendahuluan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam 5 Menit
&Apersepsi pembukaan 2. Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri 3. Berpartisipasi aktif
3. Apersepsi 4. Memperhatikan
4. Mengkomunikasikan
tujuan

2. Isi Menjelaskan dan menguraikan Memperhatikan dan 20 Menit


materi tentang: mencatat penjelasan
 penyebab dari infertilitas. penyuluh dengan cermat
 faktor-faktor penyebab
infertilitas.
 gejala dari infertilitas.
 pencegahan serta
pengobatan infertilitas
 Mengetahui terapi
komplementer
a. Memberikan kesempatan a. Menanyakan hal-hal
kepada peserta yang belum jelas.
penyuluhan untuk
bertanya.
b. Menjawab pertanyaan b. Memperhatikan
peserta penyuluhan yang jawaban dari
berkaitan dengan materi penyuluh.
yang belum jelas.

3. Penutup a. Menyimpulkan materi  Memperhatikan. 5 Menit


yang telah disampaikan.  Menjawab
b. Melakukan evaluasi. pertanyaan.
c. Mengakhiri kegiatan.  Menjawab salam.

VII. SETTING TEMPAT

Moderator
Penyaji

Audien Audien

VIII. EVALUASI

1. Standart Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Mahasiswa hadir ditempat penyuluhan
2) Penyelenggaraan di ruang kelas
b. Evaluasi Proses
1) Mahasiswa antusias terhadap materi penyuluhan
2) Mahasiswa mengikuri jalannya penyuluhan
3) Mahasiswa mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
c. Evaluasi Hasil
1) Mahasiswa mengetahui penyebab dari infertilitas.
2) Mahasiswa mengetahui faktor-faktor penyebab infertilitas.
3) Mahasiswa mengetahui gejala dari infertilitas.
4) Mahasiswa mengetahui pencegahan serta pengobatan infertilitas.
5) Mahasiswa mengetahui terapi komplementer
2. Daftar Evaluasi
a. Jelaskan penyebab dari infertilitas.
b. Jelaskan faktor-faktor penyebab infertilitas.
c. jelaskan gejala dari infertilitas.
d. jelaskan pencegahan serta pengobatan infertilitas.
e. ijelaskan terapi komplementer

IX. SUMBER

Farre, Halen. 2010.Perawatan Maternitas.Jakarta:EGC


Hamilto, Persis Mary. 1995. Dasar –Dasar Keperawatan Maternitas Edisi 6.Jakarta:EGC
Manuaba Chandranita Ayu Ida dkk.2009,Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,Jakarta :
EGC
Notoadmodjo, 2005. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT .Rineka Cipta
Prawirohardjo,Sarwono.2009.ILMU KEBIDANAN : Jakarta.PT Pustaka
INFERTILITAS DAN KOMPLEMENTER

A. Definisi
Infertilitas di defenisikan sebagai ketidakmampuan pasangan untuk mencapai
kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Keperawatan Medikal
Bedah)
Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah
selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat
kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak.(Sarwono, 2000).Infertilitas adalah pasangan
yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi belum
hamil.(Manuaba, 1998).Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam waktu satu
tahun. Infertilitas primer bila pasutri tidak pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri
pernah hamil.(Siswandi, 2006).
Pasangan infertil adalah suatu kesatuan hasil interaksi biologik yang tidak
menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup.Infertilitas ialah pasangan suami-istri
belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual
sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Infertilitas dibagi menjadi 2 jenis :
1. Infertilitas primer
berarti pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1
tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat
kontrasepsi dalam bentuk apapun(Djuwantono,2008).
2. Infertilitas sekunder
Infertilitas sekunder berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun
berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau
metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Sebanyak 60%-70% pasangan yang telah menikah akan memiliki anak pada
tahun pertama pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak pada tahun ke-2
dari usia pernikahan. Sebanyak 10-20% sisanya akan memiliki anak pada tahun ke-3
atau lebih atau tidak akan pernah memiliki anak (Djuwantono,2008).Walaupun
pasangan suami-istri dianggap infertile,bukan tidak mungkin kondisi infertile
sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri. Hal tersebut dapat
dipahami karena proses pembuahan yang berujung pada kehamilan dan lahirnya
seorang manusia baru merupakan kerjasama antara suami dan istri. Kerjasama tersebut
mengandung arti bahwa dua factor yang harus dipenuhi adalah:
1. suami memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu
menghasilkan dan menyalurkan sel kelamin pria (spermatozoa) ke dalam organ
reproduksi istri.
2. istri memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu
menghasilkan sel kelamin wanita (sel telur atau ovum) yang dapat dibuahi oleh
spermatozoa dan memiliki rahim yang dapat menjadi tempat perkembangan janin,
embrio, hingga bayi berusia cukup bulan dan dilahirkan.
Apabila salah satu dari dua factor yang telah disebutkan tersebut tidak dimiliki
oleh pasangan suami-istri,pasangan tersebut tidak akan mampu memiliki anak. Kondisi
Reproduksi Wanita Kelainan terbanyak pada organ reproduksi wanita penyebab infertilitas
adalah endometriosis dan infeksi panggul, sedangkan kelainan lainnya yang lebih jarang
kejadiannya adalah mioma uteri, polip, kista, dan saluran telur tersumbat (bisa satu atau
dua yang tersumbat).
B. Faktor Penyebab Infertilitas
1. Penyebab Infertilitas pada perempuan (Istri)
a. Faktor penyakit
1) Endometriosis
Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya berada di
lapisan paling dalam rahim (lapisan endometrium) terletak dan tumbuh di tempat
lain. Endometriosis bisa terletak di lapisan tengah dinding rahim (lapisan
myometrium) yang disebut juga adenomyosis, atau bisa juga terletak di indung
telur, saluran telur, atau bahkan dalam rongga perut. Gejala umum penyakit
endometriosis adalah nyeri yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat
haid dan berhubungan intim, serta tentu saja infertilitas.
2) Infeksi Panggul
Infeksi panggul adalah suatu kumpulan penyakit pada saluran reproduksi
wanita bagian atas, meliputi radang pada rahim, saluran telur, indung telur, atau
dinding dalam panggul. Gejala umum infeksi panggul adalah: nyeri pada daerah
pusar ke bawah (pada sisi kanan dan kiri), nyeri pada awal haid, mual, nyeri saat
berkemih, demam, dan keputihan dengan cairan yang kental atau berbau. Infeksi
panggul memburuk akibat haid, hubungan seksual, aktivitas fisik yang berat,
pemeriksaan panggul, dan pemasangan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim,
misalnya: spiral).
3) Mioma Uteri
Mioma uteri adalah tumor (tumor jinak) atau pembesaran jaringan otot yang
ada di rahim.Tergantung dari lokasinya, mioma dapat terletak di lapisan luar,
lapisan tengah, atau lapisan dalam rahim. Biasanya mioma uteri yang sering
menimbulkan infertilitas adalah mioma uteri yang terletak di lapisan dalam
(lapisan endometrium). Mioma uteri biasanya tidak bergejala. Mioma aktif saat
wanita dalam usia reproduksi sehingga saat menopause mioma uteri akan
mengecil atau sembuh.
4) Polip
Polip adalah suatu jaringan yang membesar dan menjulur yang biasanya
diakibatkan oleh mioma uteri yang membesar dan teremas-remas oleh kontraksi
rahim. Polip dapat menjulur keluar ke vagina. Polip menyebabkan pertemuan
sperma-sel telur dan lingkungan uterus terganggu, sehingga bakal janin akan
susah tumbuh.
5) Kista
Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran)
yang tumbuh tidak normal di rongga maupun struktur tubuh manusia. Terdapat
berbagai macam jenis kista, dan pengaruhnya yang berbeda terhadap kesuburan.
Hal penting lainnya adalah mengenai ukuran kista. Tidak semua kista harus
dioperasi mengingat ukuran juga menjadi standar untuk tindakan operasi. Jenis
kista yang paling sering menyebabkan infertilitas adalah sindrom ovarium
polikistik. Penyakit tersebut ditandai amenore (tidak haid), hirsutism
(pertumbuhan rambut yang berlebihan, dapat terdistribusi normal maupun tidak
normal), obesitas, infertilitas, dan pembesaran indung telur. Penyakit ini
disebabkan tidak seimbangnya hormon yang mempengaruhi reproduksi wanita.
6) Saluran Telur yang Tersumbat
Saluran telur yang tersumbat menyebabkan sperma tidak bisa bertemu
dengan sel telur sehingga pembuahan tidak terjadi alias tidak terjadi kehamilan.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui saluran telur yang tersumbat
adalah dengan HSG (Hystero Salpingo Graphy), yaitu semacam pemeriksaan
röntgen (sinar X) untuk melihat rahim dan saluran telur.
7) Sel Telur
Kelainan pada sel telur dapat mengakibatkan infertilitas yang umumnya
merupakan manifestasi dari gangguan proses pelepasan sel telur
(ovulasi).80penyebab gangguan ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik.
Gangguan ovulasi biasanya direfleksikan dengan gangguan haid. Haid yang
normal memiliki siklus antara 26-35 hari, dengan jumlah darah haid 80 cc dan
lama haid antara 3-7 hari.
b. Faktor fungsional
1. Gangguan system hormonal wanita dan dapat di sertai kelainan bawaan
(immunologis).
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu
memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat
menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
2. Gangguan pada pelepasan sel telur (ovulasi)
Ovulasi atau proses pengeluaran sel telur dari ovarium terganggu jika terjadi
gangguan hormonal. Salah satunya adalah polikistik. Gangguan ini diketahui
sebagai salah satu penyebab utama kegagalan proses ovulasi yang normal.
Ovarium polikistik disebabkan oleh kadar hormon androgen yang tinggi dalam
darah. Kadar androgen yang berlebihan ini mengganggu hormon FSH (Follicle
Stimulating Hormone) dalam darah. Gangguan kadar hormon FSH ini akan
mengkibatkan folikel sel telur tidak bisa berkembang dengan baik, sehingga pada
gilirannya ovulasi juga akan terganggu.
3. Gangguan pada leher rahim, uterus (rahim) dan Tuba fallopi (saluran telur)
Dalam keadaan normal, pada leher rahim terdapat lendir yang dapat
memperlancar perjalanan sperma. Jika produksi lendir terganggu, maka
perjalanan sperma akan terhambat. Sedangkan jika dalam rahim, yang berperan
adalah gerakan di dalam rahim yang mendorong sperma bertemu dengan sel telur
matang. Jika gerakan rahim terganggu, (akibat kekurangan hormon prostaglandin)
maka gerakan sperma melambat. Terakhir adalah gangguan pada saluran telur. Di
dalam saluran inilah sel telur bertemu dengan sel sperma. Jika terjadi
penyumbatan di dalam saluran telur, maka sperma tidak bisa membuahi sel telur.
Sumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh penyakit salpingitis, radang pada
panggul (Pelvic Inflammatory Disease) atau penyakit infeksi yang disebabkan
oleh jamur klamidia. Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi
uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang
menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan
akhirnya terjadi abortus berulang.Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang
mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan
sperma tidak dapat bertemu.
4. Gangguan implantasi hasil konsepsi dalam rahim.
Setelah sel telur dibuahi oleh sperma dan seterusnya berkembang menjadi
embrio, selanjutnya terjadi proses nidasi (penempelan) pada endometrium.
Perempuan yang memiliki kadar hormon progesteron rendah, cenderung
mengalami gangguan pembuahan. Diduga hal ini disebabkan oleh antara lain
karena struktur jaringan endometrium tidak dapat menghasilkan hormon
progesteron yang memadai.
2. Penyebab pada laki-laki (suami)
a. Kelainan pada alat kelamin
1) Hipospadia yaitu muara saluran kencing letaknya abnormal,antara lain pada
permukaan testis.
2) Ejakulasi retrograd yaitu ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung
kemih.
3) Varikokel yaitu suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu
besar,sehingga jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang
berarti mengurangi kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan.
4) Testis tidak turun dapat terjadi karena testis atrofi sehingga tidak turun
b. Kegagalan fungsional
1) Kemampuan ereksi kurang.
2) Kelainan pembentukan spermatozoa.
3) Gangguan pada sperma.
4) Gangguan di daerah sebelum testis (pretesticular)
Gangguan biasanya terjadi pada bagian otak, yaitu hipofisis yang bertugas
mengeluarkan hormon FSH dan LH. Kedua hormon tersebut mempengaruhi
testis dalam menghasilkan hormon testosteron, akibatnya produksi sperma dapat
terganggu serta mempengaruhi spermatogenesis dan keabnormalan semen Terapi
yang bisa dilakukan untuk peningkatan testosterone adalah dengan terapi hormon.
5) Gangguan di daerah testis (testicular).
Kerja testis dapat terganggu bila terkena trauma pukulan, gangguan fisik, atau
infeksi.Bisa juga terjadi, selama pubertas testis tidak berkembang dengan baik,
sehingga produksi sperma menjadi terganggu. Dalam proses produksi, testis
sebagai “pabrik” sperma membutuhkan suhu yang lebih dingin daripada suhu
tubuh, yaitu 34–35 °C,sedangkan suhu tubuh normal 36,5–37,5 °C. Bila suhu
tubuh terus-menerus naik 2–3 °C saja, proses pembentukan sperma dapat
terganggu.
6) Gangguan di daerah setelah testis (posttesticular)
Gangguan terjadi di saluran sperma sehingga sperma tidak dapat disalurkan
dengan lancar, biasanya karena salurannya buntu. Penyebabnya bisa jadi bawaan
sejak lahir, terkena infeksi penyakit -seperti tuberkulosis (Tb)-, serta vasektomi
yang memang disengaja.
7) Tidak adanya semen
Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju vagina. Bila
tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi). Kondisi ini
biasanya disebabkan penyakit atau? kecelakaan yang memengaruhi tulang
belakang.
8) Kurangnya hormon testosterone
Kekurangan hormon ini dapat mempengaruhi kemampuan testis dalam
memproduksi sperma.
3. Penyebab pada suami dan istri
a. Gangguan pada hubungan seksual
Kesalahan teknik sanggama dapat menyebabkan penetrasi tak sempurna ke vagina,
impotensi, ejakulasi prekoks, vaginismus, kegagalan ejakulasi, dan kelainan
anatomic seperti hipospadia, epispadia, penyakit Peyronie.
b. Faktor psikologis antara kedua pasangan (suami dan istri)
1) Masalah tertekan karena sosial ekonomi belum stabil
2) Masalah dalam pendidikan.
3) Emosi karena didahului orang lain hamil
C. Penceghan Infertilitas
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah :
1. Mengobati infeksi di organ ada berbagai jenis infeksi diketahui menyebabkan
infertilitas seperti infeksi prostat, testis / buah zakar, maupun saluran sperma
2. Menghindari rokok karena rokok mengandung zat-zat yang dapat meracuni
pertumbuhan, jumlah dan kualitas sperma.
3. Menghindari alkohol dan zat adiktif.Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan
dengan rendahnya kadar hormon testosteron yang tentu akan mengganggu
pertumbuhan sperma. Ganja /mariyuana juga dikenal sebagai salah satu penyebab
gangguan pertumbuhan sperma.
4. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi,
tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat.
D. Pengobatan Infertilitas
Adapun pengobatan dalam infertilitas antara lain:
1. Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik diberikan pada pria yang memiliki gangguan infeksi traktus
genitalis yang menyumbat vas deferens atau merusak jaringan testis.
2. Pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dilakukan pada pasien mioma dan tuba yang
tersumbat.Tindakan pembedahan ini akan meninggalkan parut yang dapat meyumbat
atau menekuk tuba sehingga akhirnya memerlukan pembedahan untuk mengatasinya.
3. Terapi
Terapi dapat dilakukan pada penderita endometriosis. Terapi endometriosis terdiri
dari menunggu sampai terjadi kehamila sendiri, pengobatan hormonal,atau
pembedahan konservatif.
4. Tindakan pembedahan /operasi Varikokel.
Tindakan yang saat ini dianggap paling tepat adalah dengan operasi berupa
pengikatan pembuluh darah yang melebar (varikokel) tersebut. Suatu penelitian
dengan pembanding menunjukkan keberhasilan tindakan pada 66 % penderita berupa
peningkatan jumlah sperma dan kehamilan, dibandingkan dengan hanya 10 % pada
kelompok yang tidak dioperasi.
5. Memberikan suplemen vitamin
Infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya merupakan masalah bermakna karena
meliputi 20 % penderita. Penanggulangannya berupa pemberian beberapa macam
obat, yang dari pengalaman berhasil menaikkan jumlah dan kualitas sperma. Usaha
menemukan penyebab di tingkat kromosom dan keberhasilan manipulasi genetik
tampaknya menjadi titik harapan di masa datang.
6. Tindakan operasi pada penyumbatan di saluran sperma
Bila sumbatan tidak begitu parah, dengan bantuan mikroskop dapat diusahakan
koreksinya.Pada operasi yang sama, dapat juga dipastikan ada atau tidaknya produksi
sperma di buah zakar.
7. Menghentikan obat-obatan yang diduga menyebabkan gangguan sperma.
8. Menjalani teknik reproduksi bantuan
Dalam hal ini adalah inseminasi intra uterin dan program bayi tabung. Tindakan
inseminasi dilakukan apabila ada masalah jumlah sperma yang sangat sedikit atau
akibat masalah antobodi di mulut rahim. Pria dengan jumlah sperma hanya 5-10
juta/cc (dari normal 20 juta) dapat mencoba inseminasi buatan.
E. Komplementer dan alternatif perawatan
Tiga komplementer atau alternatif pengobatan infertilitas wanita telah diuji secara
ilmiah, dengan hasil yang dipublikasikan dalam peer-review jurnal medis.
1. Kelompok intervensi psikologis: Sebuah studi Harvard Medical 2000 Sekolah
meneliti efek dari intervensi kelompok psikologis pada wanita subur (mencoba untuk
hamil durasi satu hingga dua tahun). Kelompok-intervensi dua kelompok-memiliki
tingkat kehamilan lebih tinggi secara statistik signifikan daripada kelompok kontrol.
Kelompok pendukung dan perilaku kognitif
2. Akupunktur: Akupunktur dilakukan 25 menit sebelum dan setelah transfer embrio
IVF peningkatan angka kehamilan IVF di sebuah penelitian di Jerman diterbitkan
pada tahun 2002. Dalam sebuah studi tahun 2006 serupa yang dilakukan oleh
University of South Australia, peluang kelompok akupunktur (meskipun tidak
signifikan secara statistik) adalah 1,5 lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
Meskipun hasil yang pasti efek dari akupunktur pada transfer embrio tetap menjadi
topik diskusi, penulis penelitian menyatakan bahwa tampaknya menjadi tambahan
yang aman untuk IVF.
3. Terapi fisik Manual: Teknik Wurn, pengobatan terapi manual manipulatif fisik,
ditunjukkan dalam publikasi terakhir rekan untuk meningkatkan angka kehamilan IVF
di alam dan wanita subur dalam studi tahun 2004, dan untuk membuka dan kembali
fungsi saluran tuba tersumbat dalam studi 2008 . Terapi ini dirancang untuk mengatasi
perlengketan membatasi fungsi dan mobilitas organ reproduksi. Ini dapat dianggap
sebagai bentuk pariwisata medis. Alasan utama untuk pariwisata kesuburan peraturan
hukum dari prosedur dicari di negara asal, atau harga yang lebih rendah. In-vitro
fertilisasi dan inseminasi donor prosedur utama yang terlibat.

Anda mungkin juga menyukai