Anda di halaman 1dari 21

EKOLOGI LINGKUNGAN DARAT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi


Dosen Pengampu : Nila Putri Purwandari, M.Kep. Ns.

Oleh:

1. Aisyah Nilam Ayuningtiyas (202002533)


2. Iin Musbirotun (202002536)
3. Deva Putri Mayari (202002544)

JURUSAN SI KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa.yang atas

rahmatnya maka kami dapat menyelesaikan makalah ini.Penulisan makalah ini

merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata

kuliah Ekologi. Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima

kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam

menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik

pada teknis penulisan maupun materi.mengingatkan kemampuan yang kami

miliki,untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak

sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan dan Manfaat......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Ekologi Daratan............................................................................................3
B. Biota Daratan Dan Daerah Biogeografi........................................................4
C. Struktur Umum Komunitas Daratan.............................................................6
D. Penyebaran Komunitas Darat........................................................................9
BAB III KESIMPULAN........................................................................................17
A. Kesimpulan.................................................................................................17
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup denagn

makhluk hidup lain, serta dengan makhluk tak hidup di lingkungannya

disebut ekologi. Orang yang pertama kali mengemukakan definisi ekologi

adalah Ernest Haeckel (1834-1914). Ekologi mempersoalkan bagaimana

makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan

hubungan antarmakhluk hidup dan dengan makhluk tak hidup di dalam

tempat hidupnya atau lingkungannya, dan pada kesempatan kali ini makalah

akan membahas mengenai ekosistem darat. Ekologi darat atau biasa disebut

ekosistem darat merupakan habitat mahkluk hidup terbanyak dibandingkan

dengan ekologi air. dari hal tersebut kita perlu mengetahui apa saja yang

terdapat pada ekosistem darat dan hal-hal apa saja yang terjadi di daerah

tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan konsep Ekologi Lingkungan Darat

2. Mengidentifikasikan Biota Darat dan Daerah Biogeografi

3. Menggambarkan struktur umum dari Komunitas Darat

4. Menganalisis penyebaran dari Komunitas Darat Utama

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui konsep Ekologi Lingkungan Darat

1
2. Mampu mengidentifikasikan Biota Darat dan Daerah Biogeografi

3. Mampu menggambarkan dan menganalisis Komunitas Darat

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ekologi Daratan

Ekologi daratan merupakan salah satu ilmu ekologi yang amat rumit

dan beragam. Daratan biasanya sangat bervariasi dalam dua hal yaitu waktu

dan geografi pada tiga lingkungan besar. Yang menarik perhatian dalam

mempelajari ekologi di lingkungan daratan yaitu penekanan mengenai

organisasi populasi dan komunitas dan proses perkembangan autogenik

misalnya ekologik suksesi. Dalam bab ini akan dibicarakan mengenai

komposisi dan variasi secara geografis pada komunitas daratan dengan

memberi catatan pada beberapa sifat metabolisme khusus yang menarik pada

ekosistem daratan. Perbedaan antara habitat daratan dan air adalah sebagai

berikut:

1. Di daratan, kelembaban merupakan faktor pembatas, organisme daratan

selalu dihadapkan pada masalah kekeringan. Evaporasi dan transpirasi

merupakan proses yang unik dari kehilangan energi pada lingkungan

daratan.

2. Variasi suhu dan suhu ekstrim lebih banyak di udara daripada media air.

3. Sirkulasi udara yang cepat di permukaan bumi akan menghasilkan isi-

campuran O2 dan CO2 yang tetap.

4. Meskipun tanah merupakan penyangga yang padat bukan udara,

kerangka yang kuat telah berkembang di tanah yaitu tanaman dan

3
binatang yang akhir-akhir ini mempunyai arti khusus bagi

perkembangan.

5. Tanah tidak seperti lautan yang selalu berhubungan di mana tanah

sebagai barier geografi terpenting dalam gerak bebasnya.

6. Sebagai substrat alam, meskipun yang terpenting adalah di air, namun

yang paling khusus adalah dalam lingkungan daratan. Tanah adalah

sumber terbesar dari bermacam-macam nutrisi (nitrat, posfor dan

sebagainya) yang merupakan perkembangan besar dari subsistem

ekologi.

B. Biota Daratan Dan Daerah Biogeografi

Yang menarik perhatian dari evolusi yang terjadi di tanah adalah

perkembangan kategori taksonomi ke tingkat yang lebih tinggi dari dunia

tanaman dan binatang. Dengan demikian menjadi semakin kompleks dan

terjadilah spesialisasi dari seluruh organisme yaitu tanaman berbiji, serangga,

dan vertebrata yang berdarah panas, yang sampai saat ini mendominasi

daratan. Yang terakhir ini termasuk perkembangan populasi manusia yang

dari tahun ke tahun berpengaruh besar pada biosfer dan khususnya pada

ekosistem daratan. Ini tidak berarti bentuk tingkat rendah seperti jamur,

bakteri, protozoa, dan sebagainya tidak ada atau tidak penting;

mikroorganisme sama-sama memerankan peran yang penting di seluruh

ekosistem. Meskipun manusia dan yang berhubungan dengannya (tanaman,

binatang domestik, tikus, kutu, dan bakteri patogen) memberikan distribusi

yang luas di seluruh muka bumi, tetapi setiap daerah daratan cenderung

4
mempunyai spesialisasi flora dan fauna sendiri. Kepulauan sering mempunyai

perbedaan yang besar dari pulau utamanya. Hal yang menarik dari

biogeografisnya adalah hubungan khususnya dengan revolusi daratan. Alfred

Russel Wallace besama dengan Darwin menulis satu dari pertanyaan pertama

dari seleksi alam yang hampir menjadi kenyataan dan merupakan usaha

pertama dari sistem daerah biogeogafi. Dunia bunga seperti yaang dipandang

sebagai peta tumbuh-tumbuhan adalah sangat mirip dengan daerah fauna pada

peta binatang.

Perbedaanya yaitu pengakuan dari daerah Tanjung di Afrika Selatan

sebagai daerah besar yang terpisah. Daerah kecil di Uni Afrika selatan masih

mempunyai kekayaan flora yang luar biasa, lebih dari 1500 genus, yang mana

500 (30%) darinya adalah endemik yang tidak didapatkan di mana pun.

Banyak spesies yang unik (menarik) diusahakan secara meluas di kebun-

kebun Eropa. Australia dan Amerika Selatan juga merupakan daerah endemik

sejumlah besar spesies. Organisme yang menempati daerah berekologisama

pada komunitas semacam yang terdapat pada daerah dengan biogeografi

berbeda dikenal sebagai Ecological equivalent, meskipun mereka tidak

berhubungan erat dari taksonominya. Misalnya kaktu (famili Cactaceae) yang

menonjol di daerah gurun pada dunia baru (terutama daerah neotropikal)

adalah sangat komplit. Tetapi di gurun Afrika, spesies dari Euphorbiaceae

nampaknya seperti kaktus yang bentuknya berkembang menyerupai duri dan

sukulent. Contoh yang istimewa yang sama dengan ini ditemukan juga pada

dunia binatang Tidak selalu dari lingkungan daratan pada komunitas yang

5
semacam menghasilkan spesies yang berbeda, seperti hampir setiap ekologi,

manusia dengan sengaja atau tidak memodifikasi distribusi tanaman, juga

sering menempatkan spesies yang keliru. Pulau yang terpisah dari daratan

hampir seluruhnya memberikan spesies yang endemik dengan introduksi

varietas, misalnya banyak burung-burung yang berkicau sebagian bertempat

di Hawaii.

C. Struktur Umum Komunitas Daratan

Organisme daratan sangat bervariasi sehingga klasifikasi berdasarkan

bentuk hidup dan tempat hidup seperti pada bentos-plankton-nekton adalah

kurang praktis. Klasifikasi dasar tropik untuk penelaahan biotik dapat

digunakan dalam komunitas daratan yaitu klasifikasi umum yang berdasarkan

makanan utama nicia, yang terdiri dari autotroph dan heterotroph.

1. Autotroph

Ciri yang menonjol dari komunitas daratan adalah kehadiran dan

dominasi sejumlah besar akar tanaman hijau yang tidak hanya sebagai

pembuat makan utama, tetapi juga perlindungan bagi organisme lain

serta berperan penting dalam memegang dan mengubah permukaan

bumi. Walaupun dalam tanah terdapat algae, tetapi tidak begitu berperan

bila dibandingkan phitoplankton di lingkungan air. Tanaman daratan

bagaimanapun untuk makanannya tergantung pada mikroorganisme,

sebagai contoh simbiosis mychoriza.

6
2. Phagotrophic (Macro Consumer)

Dihubungkan dengan sejumlah besar nicia yang diberikan oleh

vegetasi, komunitas daratan mempunyai susunan konsumen binatang

dengan variasi yang ekstrem. Konsumen pertama tidak hanya organisme

kecil seperti serangga, tetapi juga termasuk herbivora yang sangat besar

seperti mamalia berkuku. Yang terakhir ini mempunyai ciri unik di

daratan dan sedikit paralel dengan komunitas di air (contoh kura-kura

makan tanaman besar). Pemakan rumput di daratan perbedaannya sangat

jauh dalam hal struktur maupun ukuran dari pemakan rumput di konutas

air, misalnya zooplankton. Karena autotrof daratan banyak menghasilkan

makanan dengan tingkat kegunaan rendah (selulosa, lignin, dan

sebagainya), maka detritivora mempunyai ciri yang sangat menonjol

pada komunitas daratan.

3. Saprothophic (Micro Consumer)

Organisme yang melakukan mineralisasi bahan organik dan

membentuk nilai fungsi dari padanya dilingkungan daratan tidak hanya

bakteri dan cendawan saja, tetapi juga termasuk protozoa dan binatang

kecil lainyya. Mikroorganisme dekomposer dapat dibagi dalam empat

taksonomi, yaitu :

a. Cendawan, termasuk ragi dan jamur.

b. Bakteri heterotrof, termasuk yang membentuk dan tidak membentuk

spora.

7
c. Actinomycetes, berbentuk cambuk atau benang, bakteri yang

mempunyai ciri morfologi tertentu seperti cendawan.

d. Protozoa tanah, termasuk amoeba, cilliata, dan terutama flagellata

yang tak berwarna.

Dekomposer ini ditemukan pada komunitas darat, tetapi terutama

terkonsentrasi di lapisan tanah atas ( termasuk dalam sampah). Peranan

protozoa tanah banyak diketahui, hanya beberapa peranan penting yang

dikenal. Protozoa (cilliata) dimangsa bakteri sehingga dekomposisi lebih

cepat karena merangsang pertumbuhan dan metabolisme pemangsa, di

mana kayu (lignin) dimakan oleh serangkaian organisme yang agak

berbeda dari yang ditunjukkan di atas. Cendawan memegang peranan

penting yang sama dalam penguraian lignin.

Temperatur dan air sangat penting dalam merangsang aktifitas

dekomposer, karena di daratan faktor-faktor tersebut lebih bervariasi dari

pada di habitat air sehingga mudah untuk dilihat mengapa dekomposisi di

daratan sering terjadi secara sporadis. Sebagai contoh, banyak bakteri dan

cendawan membutuhkan lingkungan mikro dengan kadar air yang lebih

tinggi daripada yang dibutuhkan akar tanaman tingkat tinggi akibatnya

pada daerah dengan periode kering panjang (atau periode dingin

panjang), produksi tahunan dalam suatu ekosistem seringkali sangat

melebihi dekomposisi tahunan, pada vegetasi klimaks yang rata.

8
D. Penyebaran Komunitas Darat

Iklim-iklam regional berinteraksi dengan biota dan substrata regional

untuk menghasilkan satuan-satuan komunitas yang dengan mudah dapat

dikenal, disebut bioma-bioma. Bioma adalah satuan komunitas darat yang

paling besar yang baik sekali untuk dikenal. Vegetasi klimaks dari bioma

padang rumput, meskipun jenis dari rumput-rumput dominan dapat

bermacam-macam dalam bagian-bagian yang berbeda dari bioma itu.karena

bentuk hidup dari vegetasi, pada satu sisi, mencerminkan ciri-ciri utam dari

iklim dan pada sisi lain menentukan alam struktural dari habitat untuk

binatang-binatang, dia memberi dasar yang kuat untuk suatu klasifikasi

ekologi alam. Sebaliknya, data iklim dapat digunakan untuk membatasi

formasi-formasi vegetasi utam..Ekosistem darat ialah ekosistem yang

lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis

lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu

sebagai berikut.

1. Tundra

Pada Bioma ini, Memiliki musim dingin yang sangat panjang (ekstrem).

Bioma meliputi daerah-daerah yang terletak dekat dengan kutub utara

dan di dalamnya tidak ditemukan pohon, didominasi oleh lumut-lumutan,

rumput-rumputan, dan perdu.

2. Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran

kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan

tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan

9
adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang

pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi

dengan keadaan yang dingin.

3. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang

pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap

memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub,

beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.

4. Bioma – bioma Hutan Konifer Utara Hutan konifer termasuk daerah-

daerah penghasil kayu terbesar di dunia. Jarum konifer sangat lambat

membusuk, dan tanah mengembangkan profil pedsol yang sangat khas.

Tanah dapat mengandung populasi organisme- organisme kecil cukup

baik tetapi sedikit organisme yang lebih besar. Banyak dari vertebrata

herbivora yang lebih besar, seperti misalnya moosa, kelinci salju putih,

dan burung belibis, tergantung sebagian paling sedikit, pada komunitas-

komunitas perkembangan jenis daun lebar untuk pohonnya. Biji-biji

konifer memberikan makanan yang penting bagi banyak binatnag

misalnya tupai, siskin, dan crossbill.

5. Bioma Hutan Konifer Daerah Beriklim Sedang Basah (Mesothermal)

Hutan dari tipe khusus terdapat sepanjang pantai barat amerika dari

kalifornia tengah hingga alaska, dimana temperatur adalah lebih tinggi,

kisaran musimnya relatif kecil dan kelembabannya sangat tinggi.

Meskipun didominasi olehbentuk hidup konifer, hutan- hutan ini secara

floristik dan ekologa sangat berbeda dari hutan konifer utara. Curah

10
hujan berkisar dari 30 hingga 150 inchi, kabut yang mengimbangi curah

hujan yang rendah di daerah selatan sehingga kelembaban dimana tinggi

dan nisbah hujan/penguapan jadi sangat baik. Karena air biasanya bukan

faktor yang sangat membatasi, hutan daerah pantai barat seringkali

disebut “hutan hujan daerah musim sedang”.

6. Bioma – Bioma Hutan Ughari Daerah Beriklim Sedang Komunitas hutan

ughari menduduki daerah dengan curah hujan yang banyak dan merata

(30 hingga 60 inchi) dan temperatur sedang yang memperlihatkan pola

musiman yang nyata. Bioma hutan ughari jadinya lebih terisolir dari satu

dan lainnya ketimbang tundra dan hutan konifer utara, dan komposisi

jenis akar, tentunya mencerminkan derajat isolasinya. Karena daun

rontok dari pohon dan semak untuk sebagian dari setahun, maka

perbedaan antara musim dingin dan musim panas sangat besar. Lapisan

herba dan semak cenderung untuk berkembang dengan baik, dan

demikian juga biota tanah. Terdapat banyak tumbuh-tumbuhan yang

menghasilkan buah yang lunak dan buah batu, seperti misalnya buah

pasang. Binatang dari hutan asli dari Amerika Utara termasuk rusa

virgina, tupai abu dan tupai srigala, srigala abu, bobcat dan kalkun liar.

Vireo mata merah, wood thrush, titmouse berumbai, overbird, dan dan

beberapa burung pelatuk adalah burung kecil khas dari tingkat klimaks.

Kolifer jenis tusam adalah tingakt perkembangan atau subklimaks dalam

banyak daerah hutan ughari.

11
7. Bioma – Bioma Hutan Subtropik selalu hijau Daun Lebar Dimana

kelembaban tetap tinggi sedangkan perbedaan antara musim dingin dan

musim kemarau menjadi kurang menonjol, hutan ughari daerah musim

sedang membuka jalan bagi hutan klimaks selalu hijau daun lebar.

Komunitas ini berkembang baik sekali dalam iklim laut panas-sedang.

Dominan tumbuhan dari hutan ini berkisar dari live oaks dari daerah

yang lebih utara, magnolia, bay, dan holly hingga jenis yang lebih tropik

seperti misalnya ara-pencekik, tamarind liar, dan gumbo limbo.

Kelompok terakhir itu meliputi banyak paku, bromchied, dan anggrek

yang mendukung fauna dari binatang kecil yang khas. Sebagaimana pada

umumnya memang benar mengenai komunitaas tropik dan subtropik,

dominasi di dalam grup trofi “dipikul” bersam oleh jenis yang lebih

berbeda dari pada kasus dalam komunitas daerah utara. Untuk analisis

ekologi hutan laurel dan hutan yang selalu hijau daun lebar di Jepang.

8. Bioma – Bioma Padang Rumput Daerah Beriklim Sedang Bioma ini

terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-

cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan

turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran

air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan

rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara

lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru,

serangga, tikus dan ular

12
9. Pada Bioma padang rumput, didominasi oleh vegetasi rumput-rumputan

dalam skala luas dan curah hujan dibawah savana, yakni 25 – 75 cm

pertahun. Selin itu, juga didominasi oleh hewan-hewan herbivora seperti

rusa, sapi dan lain sebagainya.

10. Bioma – Bioma Savana Tropik Savana tropik ditemukan di daerah panas

dengan curah hujan 40 hingga 60 inchi tetapi dengan musim kering yang

berkepanjangan jika kebakaran merupakan bagian penting dari

lingkungannya.

11. Bioma Gurun Pasir Gurun pasir pada umumnya terdapat di daerah yang

mempunyai curah hujan kurang dari 10 inchi atau kadang-kadang di

daerah dengan curah hujan yang lebih besar yang tersebar sangat tidak

merata. Kelangkaan hujan ini dapat disebabkan oleh (1) tekanan

subtropik yag tinggi sepertia di sahara dan gurun Australia, (2)

kedudukan geografi dalam daerah bayangan hujan seperti di gurun

Amerika Utara sebelah barat, (3) ketinggian tempat yang tinggi seperti di

Gurun tibet, bolivia. Kebanyakan dari gurun pasir menerima beberapa

hujan selama tahun itu dan mempunyai paling sedikit penutupan vegetasi

yang jarang, kecuali akalu keadaan edafik dari substrak kebetulan tidak

baik. Ada 3 bentuk hidup tumbuhan yang menyesuaikan terhadap gurun

pasir :

a. Tumbuhan tahunan, yang menghindari kekeringan dengan hanya

tumbuh jika terdapat cukup lembab.

13
b. Sukulen, seperti misalnya kaktus, yang menyimpan air.

c. Belukar gurun pasir, yang mempunyai banyak cabang yang

bercabang – cabang mulai dari pangkal batang yang pendek yang

mempunyai daun tebal kecil yang dapat dicontohkan selam periode

kekeringan yang berkepanjangan.

12. Bioma – Bioma Chaparral Didaerah beriklim sedang yang sejuk dengan

curah hujan musim dingin yang banyak tetapi musim panas yang kering,

vegetasi klimaks terdiri dari pohon atau semak dengan daun selalu hijau

tebal dan keras. Termasuk disini kedua-dua chaparral yang sebenarnya

atau “chaparral pantai” dalam mana bentuk hidp semak adalah menonjol

dan “bukan scherophyl-lebar” yang berisikan pohon tersebar. Komunitas

chaparral sangat luas di kalifornia dan meksiko, sepanjang pantai laut

tengah dan sepanjang pantai selatan Australia. Jumlah besar jenis

tumbuh-tumbuhan dapat menjalani sebagai jenis dominan, tergantung

pada keadaan daerah dan setempat. Kebakaran merupakan faktor penting

yang cenderung mengekalkan dominan semak dengan mengorbankan

pohon. jadi, chaparral sebagian dapat, paling sedikit, klimaks kebakaran,

sebagaimana hutan pinus daun panjang dan negara bagian tenggara.

13. Bioma Pinon-Junifer Secara alternatif, tipe komunitas ini, dianggap

sebgai suatu sub bagian dari bioma buakn konifer utara. Kelembaban

merupakan faktor yang penting, curah hujan dari 10 hingga 20 inchi yang

tidak tersebar merata menyebabkan pertumbuhan seperti tanaman dari

14
tusang pinon kecil adan cedas. Komunitas ini menduduki daerah yang

lebar antara gurun pasir atau padang rumput dan hutan konifer yang lebih

lebat dari ketinggian yang lebih tinggi. “buah batu” pinon dan buah bumi

cedar adalah makanan penting untuk binatang.

14. Bioma – Bioma Hutan Hujan Tropik Keanekaragaman kehidupan

barangkali mencapai puncaknya dalam hutan hujan tropik yang selalu

daun lebar, yang menduduki zona dengan ketinggian yang rendah dekat

khatulistiwa. Curah hujan melebihi 80 atau 90 inchi setahun dan tersebar

sepanjang tahun, biasanya dengan satu atau lebih musim yang relatif

“kering”. Hutan hujan sangat berstratifikasi. Pohon pada umumnya

membentuk 3 lapisan :

a. Pohon yang sangat menjulang tinggi, bersebar yang menjulang di

atas lapisan umum dari.

b. lapisan tajuk, yang membentuk permadani hijau yang

berkesinambungan tinggi 80 hingga 100 kaki,

c. stratum tumbuhan bawah yang menjadi lebat hanya dimana

terdapat pembuka tajuk.

15. Bioma – Bioma Hutan Ughari dan Semak Tropik Dimana daerah

kelembaban berada diantara gurun pasir dan savana di satu pihak dan

hutan hujan di lain pihak, semak tropik atau hutan duri dan hutan ughari

tropik dapat dijumpai. Faktor iklim kunci adalah penyebaran yang tidak

sempurna dari jumlah total curah hujan yang cukup baik, huatan duri

yang sering kali dinamakan “belukar” mengandung pohon keras kecil

15
seringkali terpilin-pilin secara aneh dan berduri, daun kecil dan gugur

selama musim kering. Dimana curah hujan lebih besar atau lebih teratur

maka akan terdapat huatan ughari yang barekembang biak, seperti

misalnya hutan monsoon Asia tropik yang tersebar luas. Musim basah

dan kering kurang sama panjangnya berseling sehingga penampilan dari

musim dingin dan musim panas sama menyolok seperti dengan hutan

ughari daerah beriklim sedang.

16. Zonasi Di Pegunungan – Pegunungan Penyebaran komunitas biotik di

daerah pegunungan adalah rumit, seperti akan dapat diharapkan dalam

mengingat keanekaragaman keadaan fisiknya. Komunitas utama

umumnya nampak sebagai jalur yang tidak teratur, sering kali dengan

ekoton yang sempit.

17. Biota darat mempunyai kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan

ekosistem laut, karena kemungkinan organisme untuk hidup dan

berkembangbiak pada ekosistem darat lebih lebar. Sebab, distribusi

oksigen dan sinar matahari lebih banyak. Pada biota darat terdapat

beberapa jenis dari bentuk tumbuhnya tumbuh tumbuhan, yaitu : pohon,

liana, epifit, shrubs, herba, dan tumbuhan taliod. Sedangkan pada jenis

adaptasi hewan vertebrata darat ada bermacam-macam.

16
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Setiap jenis makhluk hidup mempunyai lingkungan hidupnya sendiri.

Tempat makhluk hidup melakukan segala kegiatan hidupnya disebut habitat.

Satuan makhluk hidup dalam ekosistem meliputi individu, populasi, dan

komunitas. Kesatuan komunitas dengan lingkungan hidupnya yang

membentuk hubungan timbal balik disebut ekosistem. Terdapat beberapa

macam ekosistem, salah satunya ekosistem darat yaitu ekosistem yang

lingkungan fisiknya berupa daratan. Ekosistem darat dibedakan atas beberapa

bioma(daerah habitat) seperti gurun, padang rumput, hutan basah, hutan

gugur, taiga, dan tundra.

B. Saran

Dari tulisan makalah yang kami buat, kami berharap dapat menambah

pengetahuan kepada teman-teman, agar dapat mengetahui mengenai

Ekosistem Darat. Kami juga berharap, bahwa kita sebagai generasi penerus,

tidak hanya membaca buku satu saja tapi lebih banyak buku sehingga dengan

begitu akan semakin banyak ilmu dan pengetahuan yang dapat kita peroleh.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sumarwan, Sumartini, Kusmayadi. 2014. IPA Biologi untuk SLTP. Erlangga,

Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai