0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan21 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang diksi, yaitu ketepatan pilihan kata dalam penulisan. Terdapat beberapa indikator dan syarat ketepatan kata seperti memilih kata yang tepat, mencegah salah penafsiran, serta memperhatikan makna, bentuk, dan konteks kata. Diksi yang tepat dapat menyampaikan maksud komunikasi dengan efektif.
Dokumen tersebut membahas tentang diksi, yaitu ketepatan pilihan kata dalam penulisan. Terdapat beberapa indikator dan syarat ketepatan kata seperti memilih kata yang tepat, mencegah salah penafsiran, serta memperhatikan makna, bentuk, dan konteks kata. Diksi yang tepat dapat menyampaikan maksud komunikasi dengan efektif.
Dokumen tersebut membahas tentang diksi, yaitu ketepatan pilihan kata dalam penulisan. Terdapat beberapa indikator dan syarat ketepatan kata seperti memilih kata yang tepat, mencegah salah penafsiran, serta memperhatikan makna, bentuk, dan konteks kata. Diksi yang tepat dapat menyampaikan maksud komunikasi dengan efektif.
DIKSI Ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata dipengaruhi oleh kemampuan penggunaan bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengkomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengar. Indikator Ketepatan Kata 1. Mengkomunikasikan gagasan berdasarkan pilihan kata yang tepat dan berdasarkan kaidah bahasa Indonesia. 2. Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif) tanpa salah penafsiran atau salah makna. 3. Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan penulis atau pembicara. 4. Menghasilkan target komunikasi yang diharapkan. Syarat Ketepatan Kata 1. Membedakan makna denotasi dan konotasi. 2. Membedakan kata yang hampir bersinonim (dua kata atau lebih yang berbeda bentuk, ejaan, dan pengucapannya; tetapi bermakna sama –wanita bersinonim dengan perempuan -). Contoh lain seperti adalah, ialah, yaitu, merupakan; dalam pemakaiannya berbeda-beda. 3. Membedakan makna secara cermat kata yang mirip ejaannya, misalnya inferensi (simpulan) dan interfensi (saling mempengaruhi), sarat (penuh) dan syarat (ketentuan).
4. Tidak menafsirkan kata secara subjektif berdasarkan
pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan, pemakai kata harus menemukan makna yang tepat di dalam kamus, misalnya modern sering diartikan secara subjektif canggih, menurut kamus modern berarti terbaru atau mutakhir; canggih berarti banyak cakap, suka mengganggu,banyak mengetahui, bergaya intelektual. 5. Menggunakan imbuhan asing (jika perlu) harus memahami maknanya secara tepat, misalnya dilegalisir seharusnya dilegalisasi, koordinir seharusnya koordinasi.
6. Menggunakan kata-kata idiomatik berdasarkan
susunan (pasangan) yang benar, misalnya sesuai bagi seharusnya sesuai dengan.
7. Menggunakan kata umum dan kata khusus secara
cermat. Untuk mendapatkan pemahaman yang spesifik karya ilmiah sebaiknya menggunakan kata khusus, misalnya mobil, kata umum) corolla (kata khusus, sedan buatan Toyota). 8. Menggunakan kata yang berubah makna dengan cermat, misalnya isu (berasal dari bahasa Inggris issue berarti publikasi, kesudahan, perkara) isu (dalam bahasa Indonesia berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, desas-desus).
9. Menggunakan dengan cermat kata bersinonim (misalnya
pria dan laki-laki, saya dan aku, serta buku dan kitab); berhomofoni (misalnya bang dan bank, ke tahanan dan ketahanan; dan berhomografi (misalnya apel yang berarti buah dan apel yang berarti upacara, buku yang berarti ruas dan buku yang berarti kitab).
10. Menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat,
kata abstrak (konseptual, misalnya pendidikan, wirausaha, dan pengobatan modern) dan kata konkret atau kata khusus (misalnya mangga, sampan, berenang). Diksi dalam Karya Ilmiah 1. Keterampilan yang tinggi terhadap bahasa yang digunakan. 2. Wawasan bidang ilmu yang ditulis. 3. Konsistensi penggunaan sudut pandang, istilah, baik dalam makna maupun bentuk agar tidak menimbulkan salah penafsiran. 4. Syarat ketepatan kata. 5. Syarat kesesuaian kata Kesesuaian kata Selain ketepatan pilihan kata, juga harus memperhatikan kesesuaian kata agar tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak diciptakan. Syarat Kesesuaian Kata 1. Menggunakan ragam baku dengan cermat, tidak mencampuradukkan dengan kata tidak baku. 2. Mengg unakan kata yang berkaitan dengan nilai sosial dengan cermat, misalnya kencing (kurang sopan), buang air kecil (lebih sopan). 3. Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan cermat, misalnya sesuai bagi (salah), sesuai dengan (benar), bukan hanya ... melainkan juga (benar), bukan hanya ... tetapi juga (salah) 4. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu, misalnya berjalan lambat, mengesot, dan merangkak.
5. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karya
ilmiah, dan komunikasi nonilmiah (surat-menyurat, diskusi umum); menggunakan kata populer, misalnya argumentasi (ilmiah)– pembuktian (populer); psikologi (ilmiah)—ilmu jiwa (populer).
6. Menghindarkan penggunaan ragam lisan
(pergaulan) dalam bahasa tulis, misalnya tulis, baca, kerja (bahasa lisan) –menulis, menuliskan, membaca, membacakan, bekerja– mengerjakan– dikerjakan (bahasa tulis). Fungsi Diksi 1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal. 2. Membentuk gaya ekspresi yang tepat (resmi atau tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca. 3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar. 4. Menciptakan suasana yang tepat. 5. Mencegah perbedaan penafsiran. 6. Mencegah salah pemahaman. 7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi. Perubahan Makna Bahasa berkembang sesuai dengan kualitas pemikiran pemakaianya. Perkembangan bahasa dapat menimbulkan perubahan makna yang mencakupi perluasan, penyempitan, pembatasan, pelemahan, pengaburan, dan pergeseran makna. Faktor Perubahan Makna Kebahasaan, kesejarahan, kesosialan, Kejiwaan, bahasa asing, kata baru Kebahasaan Perubahan intonasi, bentuk kata, dan bentuk kalimat. Perubahan intonasi, perubahan makna karena perubahan nada, irama, dan tekanan; misalnya Ia makan?, Ia makan! Perubahan struktur frasa, misalnya kaleng susu (kaleng bekas susu), susu kaleng (susu yang dikemas dalam kaleng); dokter anak, anak dokter. Perubahan bentuk kata, perubahan makna yang ditim bulkan oleh perubahan bentuk. Misalnya, kata tua (tidak muda) jika ditambah awalan ke- menjadi ketua (maknanya berubah menjadi pemimpin).
Perubahan struktur kalimat, kalimat berubah makna jika
strukturnya berubah. Perhatikan contoh berikut ini. “Karena sudah diketahui sebelumnya, satpam segera dapat meringkus pencuri itu”. Kalimat tersebut salah kesejajaran, bentuk kata diketahui seharusnya mengetahui. (a) Karena sudah mengetahui sebelumnya, satpam segera dapat meringkus pencuri itu. (b) Pencuri itu segera diringkus oleh satpam karena sudah diketahui sebelumnya. Kesejarahan Kata perempuan pada zaman penjajahan Jepang digunakan untuk menyebut perempuan penghibur. Orang menggantikannya dengan kata wanita. Kini, setelah orang melupakan peristiwa tersebut menggunakannya kembali, dengan pertimbangan kata perempuan lebih mulia dibanding kata wanita. Berbobot --- berkualitas Prestasi kerjanya --- kinerja Kesosialan Masalah sosial berpengaruh terhadap perubahan makna. Kata gerombolan yang pada mulanya bermakna orang berkumpul atau kerumun. Kemudian, kata itu tidak digunakan karena berkonotasi dengan pemberontak.
petani kaya disebut petani berdasi
militer disebut baju hijau guru disebut pahlawan tanpa tanda jasa Kejiwaan Faktor kejiwaan dapat menimbulkan perubahan makna. Hal ini didasari pertimbangan (a) rasa, (b) kehalusan ekspresi, dan (3) kesopanan. Tabu germo disebut hidung belang Kehalusan Bodoh disebut kurang pandai Kesopanan Ke kamar madi disebut ke belakang Bahasa Asing Perubahan makna karena faktor bahasa asing. Misalnya, kelompok kata tempat orang terhormat diganti dengan VIP. Kata symposium pada mulanya bermakna orang yang minum- minum di restoran dan kadang-kadang ada acara dansa yang diselingi dengan diskusi. Dewasa ini kata symposium lebih dititikberatkan pada acara diskusi, yang membahas berbagai masalah dalam bidang ilmu tertentu. Kata Baru Kreativitas pemakai bahasa berkembang terus sesuai dengan kebutuhannya.
jaringan kerja untuk menggatikan network
justifikasi untuk menggantikan pembenaran kinerja untuk menggantikan performance verifikasi untuk menggantikan pemeriksaan kebenaran laporan