Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH PRESENTASI KASUS

PADA AN. R DENGAN DENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF)


DI RUANG MELATI RSUD RA. KARTINI JEPARA

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Tugas Kelompok


Stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh :

Klompok 4

Ahmad Abdul Kholiq N320164006


Andy Pratama N320164013
Ifa Nailatul Iza N32016
Noor Hamidah N32016

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS
2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampai saat ini telah di ketahui beberapa nyamuk sebagai vector dengue,
walaupun Ae.aegypti di perkirakan sebagai vector utama penyakit dengue hemorrahagic
fever (DHF), pengamatan epidemiologis dan percobaan penularan di laboratorium
membuktikan bahwa Ae.Scuttelaris dan Ae.Polinesiensis yang terdapat di kepulauan
pasifik selatan dapat menjadi vector demam dengue. Di kepulauan Rotuma di daerah Fiji
padawa itu terjadi wabah demam dengue pada tahun 1971 – 1972. Ae.retumae di
laporkan satu-satunya vector yang ditemukan. Di pulauponape, kepulauan caroline
sebelah timur pada tahun 1974 terjadi letupan wabah dengue; virus dengue tipe 1 telah
berhasil diisolasi pada stadium akut dari darah penderita dan ternyata Ae.hakansoni
merupakan vektornya. Ae, cooki di duga merupakan vector pada waktu terjadi pada
wabah demam dengue di niue.
Di Indonesia, walaupun vector DHF belum di selidiki secara luas. Ae.Aegypti
diperkirakan sebagai vector terpenting di daerah perkotaan, sedangkan Ae.albopictus di
daerah pedesaan.
Di Indonesia Dengue Hemorrhagic Fever pertama kali di curigai di Surabaya
pada tahun 1968, tetapi konfirmasi virology baru di peroleh pada tahun 1970. Setelah itu
berturut-turut di laporkan kasus dari kota di Jawa maupun dari luar Jawa, dan pada tahun
1994 telah menyebar keseluruh propinsi yang ada. Pada saat ini Dengue Hemorrhagic
Fever sudah endemis di banyak kota besar, bahkan sejak 1975 penyakit ini telah
berjangkit di daerah pedesaan. Oleh karena itu sudah seharusnya semua tenaga medis
yang bekerja di Indonesia untuk mampu mengenali dan mendiagnosisnya, kemudian
dapat melakukan penatalaksanaan, sehingga angka kematian akibat Demam Berdarah
Dengue dapat ditekan.
Data Kementerian Kesehatan RI tahun 2013 menunjukkan, jumlah kasus DBD di
Kabupaten Jepara sebesar 2130 kasus, dengan tingkat kejadian rata-rata (incidence
rate/IR) sebesar 183,6 per 100.000 penduduk. Angka tersebut jauh di atas target nasional,
yaitu 150 per 100.000 penduduk.
Untuk tahun 2014 kasus DBD tercatat sebanyak 901kasus. dengan tingkat
kejadian rata-rata (incidence rate/IR) sebesar 79.96 per 100.000 penduduk. CFR : 0.67.
Dengan rincian kasus terbanyak Puskesmas jepara 223 kasus, Mlonggo 104 kasus,
Tahunan 129 kasus, Pecangaan 72 kasus, untuk kasus terendah di Puskesmas Donorojo
dan Keling II masing-masing sebanyak 1 kasus, dan Puskesmas Karimunjawa sebanyak
2 kasus, kematian yang ada di Puskesmas sebanyak 6 kasus dengan rincian Puskesmas
Tahunan 4 kasus, Puskesmas Jepara 1 kasus, Puskesmas Welahan II 2 kasus.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti seminar ini, di harapkan mahasiswa dapat memberikan
asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit DHF (dengue hemorrhagic fever)
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat memahami anatomi fisiologi system hematologi
b. Mahasiswa dapat menjelaskan Definisi penyakit DHF
c. Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi DHF
d. Mahasiswa dapat menjelaskan manifestasi klinis DHF
e. Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi DHF
f. Mahasiswa dapat menyebutkan pemeriksaan penunjang penyakit DHF
g. Mahasiswa dapat menjelaskan pencegahan penyakit DHF
h. Mahasiswa dapat menerapkan penatalaksanaan penyakit DHF
i. Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit
DHF
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

I. KONSEP DASAR DHF

A. Pengertian
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Nursalam, dkk. 2008)
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak
dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang
disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan
masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina)
(Hidayat, 2006)
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan
oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Suriadi. 2010)
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang
masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. (Suryady,2001)
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue
haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis
virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala
utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.

B. Etiologi
Dengue haemoragic Fever (DHF) disebabkan oleh arbovirus (Arthopodborn
Virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepthy. Virus Nyamuk aedes
aegypti berbentuk batang, stabil pada suhu 370 C. Adapun ciri-ciri nyamuk penyebar
demam berdarah menurut (Nursalam ,2008) adalah :
1. Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih
2. Hidup didalam dan sekitar rumah
3. Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang hari
4. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung didalam kamar
5. Bersarang dan bertelur digenangan air jernih didalam dan sekitar rumah
seperti bak mandi, tempayan vas bunga.

C. Manifestasiklinis
Menurut Nursalam, 2008 tanda dan gejala penyakit DHF antara lain
1. Demam tinggi selama 5 – 7 hari
2. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
3. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.
4. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
5. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
6. Sakit kepala.
7. Pembengkakan sekitar mata.
8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
9. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

D. Patofisiologi
Virus dengue yang telah masuk ketubuh penderita akan menimbulkan viremia. Hal
tersebut menyebabkan pengaktifan komplemen sehingga terjadi komplek imun
Antibodi–virus pengaktifan tersebut akan membetuk dan melepaskan zat (3a, C5a,
bradikinin, serotinin, trombin, Histamin), yang akan merangsang PGE2 di
Hipotalamus sehingga terjadi termo regulasi instabil yaitu hipertermia yang akan
meningkatkan reabsorbsi Na+ dan air sehingga terjadi hipovolemi. Hipovolemi juga
dapat disebabkan peningkatkan permeabilitas dinding pembuluh darah yang
menyebabkan kebocoran palsma. Adanya komplek imun antibodi–virus juga
menimbulkan Agregasi trombosit sehingga terjadi gangguan fungsi trombosit,
trombositopeni, coagulopati. Ketiga hal tersebut menyebabkan perdarahan berlebihan
yang jika berlanjut terjadi shock dan jika shock tidak teratasi terjadi Hipoxia jaringan
dan akhirnya terjadi Asidosis metabolik. Asidosis metabolik juga disebabkan karena
kebocoran plasma yang akhirnya tejadi perlemahan sirkulasi sistemik sehingga
perfusi jaringan menurun jika tidak teratasi terjadi hipoxia jaringan.
Masa virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus hanya dapat hidup
dalam sel yang hidup, sehingga harus bersaing dengan sel manusia terutama dalam
kebutuhan protein. Persaingan tersebut sangat tergantung pada daya tahan tubuh
manusia.sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi (1) aktivasi sistem komplemen
sehingga dikeluarkan zat anafilaktosin yang menyebabkan peningkatan permiabilitas
kapiler sehingga terjadi perembesan plasma dari ruang intravaskular ke
ekstravaskular, (2) agregasi trombosit menurun, apabila kelainan ini berlanjut akan
menyebabkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibatnya akan terjadi mobilisasi sel
trombosit muda dari sumsum tulang dan (3) kerusakan sel endotel pembuluh darah
akan merangsang atau mengaktivasi faktor pembekuan. Ketiga faktor tersebut akan
menyebabkan (1) peningkatan permiabilitas kapiler; (2) kelainan hemostasis, yang
disebabkan oleh vaskulopati; trombositopenia; dan kuagulopati (Nursalam, 2008).

E. Patways
Arbovirus (Aedes aegypti)

Beredar di aliran darah

Infeksi virus (viremia) Hepatomegali

Mengaktivasi sistem komplemen Nyeri

Membentuk dan melepaskan C3a dan C5a

Hypothalamus Hipertermi

Reabsorbsi Na+ +H2O

Resiko syok hipovolemik Permeabilitas kapiler resiko perdarahan

Terjadi renjatan dan hipotensi Trombositopenia

Kebocoran plasma trombosit dalam darah

Ke ekstravaskuler Perdarahan Gangguan volume cairan

Abdomen: asites Hb dalam darah


Kurang pengetahuan
Mual,muntah,anoreksia suplai O2

Perubahan nutrisi kurang dari Gangguan


(Nursalam, 2008).
Kebutuhan tubuh perfusi jaringan
F. Klasifikasi
Berdasarkan standar WHO (2002), DHF dibagi menjadi empat derajat sebagai
berikut:
1. Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi,
trombositopeni dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II :
Seperti derajat I namun di sertai perdarahan spontan di kulitdan atau perdarahan
lain.
3. Derajat III :
Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan lemah,
tekanan darah menurun disertai kulit dingin, lembab dan gelisah.
4. Derajat IV :
Renjatan berat dengan nadi tidak teratur dan tekanan darah yang tidak dapat
diukur.

G. Pemeriksaan diagnostik (Nursalam, 2008)


1. Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih),
trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
2. Serologi : uji HI (hemoagutination inhibition test).
3. Rontgen thoraks : effusi pleura

H. Penatalaksanaan medis (Narusalam, 2008)


1. Terapi
a. DHF tanpa rejatan
Pada pasien dengan demam tinggi, anoreksia dan sering muntah
menyebabkan pasien dehidrasi dan haus, beri pasien minum 1,5 sampai 2
liter dalam 24 jam. Dapat diberikan teh manis, sirup, susu dan bila mau lebih
baik diberikan oralit. Apabila hiperpireksia diberikan obat anti piretik dan
kompres air biasa.Jika terjadi kejang, beri luminal atau anti konvulsan
lainnya. Luminal diberikan dengan dosis anak umur kurang dari 1 tahun 50
mg/ IM , anak lebih dari 1 tahun 75 mg. Jika 15 menit kejang belum berhenti
luminal diberikan lagi dengan dosis 3mg / kg BB. Anak diatas satu tahun
diberikan 50 mg dan dibawah satu tahun diberikan 30 mg, dengan
memperhatikan adanya depresi fungsi vital. Infus diberikan pada pasien
tanpa ranjatan apabila pasien terus menerus muntah , tidak dapat diberikan
minum sehingga mengancam terjadinya dehidrasi dan hematocrit yang
cenderung meningkat.
b. Pasien yang mengalami rajatan (syok) harus segera dipasang infus sebagai
pengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang
diberikan biasanya Ringer Laktat. Jika pemberian cairan tersebut tidak ada
respon maka dapat diberikan plasma atau plasma akspander, banyaknya 20
sampai 30 ml/kg BB.
Pada pasien rajatan berat pemberian infus diguyur dengan cara membuka
klem infus tetapi biasanya vena-vena telah kolaps sehingga kecepatan tetesan
tidak mencapai yang diharapkan, maka untuk mengatasinya dimasukkan
cairan secara paksa dengan spuit dimasukkan cairan sebanyak 200 ml, lalu
diguyur.
2. Tindakan Medis yang bertujuan untuk pengobatan
Keadaan dehidrasi dapat timbul akibat demam tinggi, anoreksia, dan muntah.
Jenis minuman yang diajurkan adalah jus buah, the manis, sirup, susu, serta
larutan oralit. Apabila cairan oralit tidak dapat dipertahankan maka cairan IV
perlu diberikan. Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi
dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan dextrose 5% di dalam 1/3 larutan
NaCl 0,9%. Bila terdapat asidosis dianjurkan pemberian NaCl 0,9 % +dextrose
¾ bagian natrium bikarbonat.
Kebutuhan cairan diberikan 200 ml/kg BB , diberikan secepat mungkin dalam
waktu 1-2 jam dan pada jam berikutnya harus sesuai dengan tanda vital, jadar
hematocrit, dan jumlah volume urine. Untuk menurunkan suhu tubuh menjadi
kurang dari 39°C perlu diberikan anti piretik seperti paracetamol dengan dosis
10-15 mg/kg BB/hari. Apabila pasien tampak gelisah, dapat diberkan sedative
untuk menenangkan pasien seperti kloral hidrat yang diberikan peroral/ perektal
dengan dosis 12,5-50 mg/kg BB (tidak melebihi 1 gram) . Pemberian antibiotic
yang berguna dalam mencegah infeksi seperti Kalmoxcilin, Ampisilin, sesuai
dengan dosis yang ditemukan.
Terapi O2 2 liter /menit harus diberikan pada semua pasien syok.Tranfusi darah
dapat diberikan pada penderita yang mempunyai keadaan perdarahan nyata,
dimaksudkan untuk menaikkan konsentrasi sel darah merah.Hal yang diperlukan
yaitu memantau tanda-tanda vital yang harus dicatat selama 15 sampai 30 menit
atau lebih sering dan disertai pencatatan jumlah dan frekuensi diuresis.

I. Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit Dengue Hemoragic Fever menurut ( Hidayat
Alimul , 2008) diantaranya:
1. Ensepalopati
Sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan perdarahan dan
kemungkinan dapat disebabkan oleh thrombosis pembuluh darah ke otak.
2. Syok (renjatan)
Karena ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sehingga dapat terjadi syok
hipovolemik.
3. Efusi Pleura
Adanya edema paru akibat pemberian cairan yang berlebihan dengan tanda pasien
akan mengalami distress pernafasan.
4. Perdarahan intravaskuler menyeluruh.

J. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan perawat untuk mendapatkan
data yang dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan . pengkajian pada
pasien dengan “DHF” dapat dilakukan dengan teknik wawancara, pengukuran,
dan pemeriksaan fisik. Adapun tahapan-tahapannya meliputi :
1. Mengkaji data dasar, kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual pasien dari
berbagai sumber (pasien, keluarga, rekam medik dan anggota tim kesehatan
lainnya).
2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang potensial dan tersedia untuk
memenuhi kebutuhan pasien.
3. Kaji riwayat keperawatan.
4. Kaji adanya peningkatan suhu tubuh ,tanda-tanda perdarahan, mual, muntah,
tidak nafsu makan, nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi, tanda-tanda syok
(denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab terutama
pada ekstrimitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran).
K. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri b.d proses patologis penyakit.
2) Gangguan volume cairan b.d peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan,
muntah dan demam.
3) Hipertermi b.d proses infeksi virus dengue.
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
5) Resiko tinggi terjadinya perdarahan b.d trombositopenia.
6) Resiko tinggi syok hipovolemik b.d kurangnya volume cairan tubuh akibat
perdarahan.
7) Gangguan perfusi jaringan perifer b.d perdarahan.
8) Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit b.d kurangnya informasi
L. Intervensi Keperawatan
No Tujuan & KH Intervensi Rasional
1 Setelah dilakukan tindakan 1)  Kaji tingkat nyeri yang dialami 1) untuk mengetahui berapa tingkat nyeri yang
keperawatan selama 3x24 jam pasien dengan memberi rentang nyeri  dialami pasien.
diharapkan Rasa nyaman pasien (0-10) 2) Untuk mengurangi rasa nyeri
terpenuhi dengan KH : 2) Berikan posisi yang nyaman, 3) Dengan melakukan aktivitas lain pasien dapat
 Nyeri berkurang atau hilang. usahakan situasi ruangan yang tenang. melupakan perhatiannya terhadap nyeri yang
3) Alihkan perhatian pasien dari rasa dialami.
nyeri 4) Analgetik dapat menekan atau mengurangi
4) Berikan obat-obat analgetik nyeri pasien.
2 Setelah dilakukan tindakan 5) Kaji tanda-tanda vital 5) mengetahui atau memantau keadaan umum
keperawatan selama 3x24 jam 6) Monitor tanda-tanda meningkatnya klien
diharapkan gangguan volume kekurangan cairan 6) untuk mengetahui tingkat dehidrasi dan
cairan tubuh dapat teratasi 7) Observasi dan catat intake dan output intervensi lanjut
dengan KH : cairan 7) untuk mengetahui keseimbangan cairan dan
 volume cairan perlahan-lahan 8) Berikan hidrasi yanga adekuat sesuai elektrolit atau balance cairan
teratasi dengan kebutuhan tubuh 8) memenuhi kebutuhan cairan klien
 An.R tidak muntah – muntah 9) Memonitor nilai laboratorium : 9) memantau keseimbangan cairan dalam darah
lagi elektrolit darah, BJ urine, dan serum 10) mengontrol penambahan berat badan karena
 Mukosa bibir kembali normal albumin pemberian cairan yang berlebihan
10) Monitor dan catat berat badan 11) memulihkan dan membantu peredaran darah
11) Monitor tanda syok hipovolemik dalam tubuh supaya lancar sehingga
12) Kolaborasi dengan tim medis mengurangi syok yang terjadi
pemberian terapi parenteral/ infus 12) membantu proses perbaikan tubuh
3 Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji saat timbulnya demam 1) mengidentifikasi pola demam pasien
keperawatan selama 3x24 jam 2) Observasi tanda-tanda vital 2) Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk
diharapkan Hipertemia dapat 3) Anjurkan klien untuk banyak minum mengetahuikeadaan umum klien
teratasi dengan KH : ± 2,5 liter/24 jam 3) Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan
 Suhu tubuh dalam batas 4) Anjurkan untuk tidak memakai penguapan tubuh meningkat sehingga perlu
normal (36-370 C). selimut dan pakaian yang tebal diimbangi dengan asupan cairanyang banyak.
 Mukosa lembab tidak ada 5) Kolaborasi dengan tim medis dalam 4) Pakaian yang tipis akan membantu mengurangi
sianosis atau purpura pemberian obat panas dalam tubuh.
5) Pemberian cairan dan obat antipiretik sangat
penting bagi klien dengan suhu tinggi yaitu
untuk menurunkan suhu tubuhnya.
4 Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji mual, sakit menelan, dan muntah 1) untuk menetapkan cara mengatasinya
keperawatan selama 3x24 jam yang dialami oleh pasien 2) Cara menghidangkan makanan dapat
diharapkan Anoreksia dan 2) Kaji cara/bagaimana makanan mempengarauhi nafsu makan klien.
kebutuhan nutrisi dapat teratasi dihidangkan 3) Membantu mengurangi kelelahan pasien dan
dengan KH : 3) Berikan makanan yang mudah ditelan meningkatkan asupan makanan karena mudah
 Berat badan stabil dalam batas seperti bubur, tim, dan hidangkan saat ditelan.
normal masih hangat. 4) Meningkatkan pengetahuan pasien tentang
 Tidak ada mual dan muntah 4) Jelaskan manfaat makanan/nutrisi nutrisi sehingga motivasi makan meningkat.
bagi klien terutama saat klien sakit. 5) Motivasi dan meningkatklan semangat pasien.
5) Berikan umpan balik positif pada saat 6) Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi.
klien mau berusaha menghabiskan 7) Mengetahui perkembangan status nutrisi klien.
makanan. 8) Membantu proses penyembuhan klien
6) Catat jumlah/porsi makan yang
dihabiskan oleh klien setiap hari.
7) Timbang berat badan setiap hari
8) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
pemberian diit yang tepat
5 Setelah dilakukan tindakan 1) Monitor tanda-tanda perdarahan dan 1) Penurunan jumlah trombosit merupakan tanda-
keperawatan selama 3x24 jam trombosit tanda adanya perforasi pembuluh darah yang
diharapkan Perdarahan tidak 2) Anjurkan klien untuk banyak istirahat pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-
terjadi dengan KH : 3) Berikan penyelasan pada keluarga tanda klinis berupa perdarahan.
 Tanda-tanda vital normal. untuk segera melaporkan jika ada 2) Aktivitas yang tidak terkontrol dapat
 Jumlah trombosit klien tanda-tanda perdarahan. menyebabkan terjadinya perdarahan.
meningkat. 4) Antisipasi terjadinya perdarahan 3) Mendapatkan penanganan segera mungkin
 Tidak terjadi epitaksis, dengan menggunakan sikat gigi lunak, 4) Mencegah terjadinya pendarahan
melena, dan hemotemesis. memberikan tekanan pada area tubuh
setiap kali selesai pengambilan darah.
6 Setelah dilakukan tindakan 1) Monitor keadaan umum kilen 1) mengetahui jika terjadi tanda-tanda syok
keperawatan selama 3x24 jam 2) Observasi tanda-tanda vital 2) Untuk memastikan tidak terjadi per syok
diharapkan tidak terjadi syok 3) Monitor tanda-tanda perdarahan 3) Perdarahan yang cepat diketahui dapat segera
hipovolemik dengan KH : 4) Anjurkan keluarga/klien untuk segera teratasi
 Tanda-tanda vital dalam batas melapor jika ada tanda-tanda 4) Untuk membantu tim perawat untuk segara
normal. perdarahan menentukan tindakan yang tepat
 Keadaan umum baik. 5) Segera puasakan jika terjadi5) Untuk membantu mengistirahatkan saluran
 Syok hipovolemik tidak perdarahan saluran pencernaan pencernaan untuk sementara selama
terjadi. 6) Perhatikan keluhan klien seperti perdarahan berasal dari saluran cerna.
pusing, lemah, ekstremitas dingin, 6) mengetahui seberapa jauh pengaruh
sesak nafas perdarahan
7) Kolaborasi dengan tim medis dalam 7) Untuk mengetahui kehilangan cairan tubuh
pemberian therapi cairan intra vena yang hebat yaitu untuk mengatasi syok
dan pemberian trasfusi jika terjadi hipovolemik
perdarahan 8) Untuk mengetahui tingkat kebocoran
8) Cek Hb, Ht, Trombosit pembuluh darah yang dialami klien, dan untuk
acuan melakukan tindakan lebih
lanjut.
7 Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji dan catat tanda-tanda vital 1) Tanda vital merupakan acuan untuk
keperawatan selama 3x24 jam 2) Kaji dan catat sirkulasi pada mengetahui penurunan perfusi ke jaringan
diharapkan Anak menunjukkan ekstrimitas 2) Suhu dingin, warna pucat pada ekstrimitas
tanda-tanda perfusi jaringan 3) Nilai kemungkinan kematian jaringan menunjukkan sirkulasi darah kurang adekuat
perifer yang adekuat dengan pada ekstrimitas seperti dingin, nyeri, 3) Mengetahui tanda kematian jaringan
KH : pembengkakan, kaki. ekstrimitas lebih awal dapat berguna untuk
 Suhu ekstrimitas hangat, tidak mencegah kematian jaringan
lembab, warna merah muda
 Ekstrimitas tidak nyeri, tidak
ada pembengkakan.
 CRT kembali dalam 1 detik.
8 Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji tingkat pengetahuan keluarga 1) mengetahui sejauh mana pengetahuan tentang
keperawatan selama 3x24 jam tentang penyakit DHF penyakit yang diderita klien
diharapkan Pengetahuan keluarga 2) Jelaskan tentang proses penyakit,diit, 2) Mengurangi kecemasan dan motivasi klien
bertambah dengan KH : perawatan, obat-obatan pada keluarga untuk kooperatif selama masa
Pengetahuan Keluarga tentang dengan bahasa yang mudah perawatan/penyembuhan
proses penyakit, diit,perawatan dimengerti 3) Dapat membantu mengingat penjelasan yang
dan obat penderita DHF 3) Berikan kesempatan pada keluarga telah
meningkat dan keluarga mampu untuk bertanya sesuai dengan 4) diberikan karena dapat dilihat atau dibaca
menjelasakan kembali. penyakit yang dialami berulang kali
4) Gunakan leaflet atau gambar-gambar
dalam bentuk penjelasan
BAB III
STUDI KASUS

A. IDENTITAS DATA
Nama : An. R
Alamat : Semat 5/3 Tahunan Jepara
Tempat/tgl lahir : Jepara, 22 Desember 2002
Agama : Islam
Usia : 13 tahun 10 bulan
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Nama ayah/ibu : Tn. Z & Ny. Z
Pendidikan ayah : SMP
Pekerjaan ayah : Wiraswasta
Pendidikan ibu : SD
Pekerjaan ibu : Wiraswasta
MRS : Tanggal 10 November 2016 Jam : 15.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 14 November 2016 Jam : 08.00 WIB

B. KELUHAN UTAMA
Demam ( S : 38o C )

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Ibu pasien mengatakan pada hari Kamis, 10 November 2016 pukul 15.00 pasien
dibawa keluarga ke RSUD RA. Kartini Jepara karena badannya panas 3 hari, pusing
mual dan diserati muntah darah, kemudian di IGD dilakukan pemeriksaan Ku: Pasien
tampak lemah GCS : E4 V5 M6 TTV : TD : 90 / 60 mmHg, N : 88x/menit, S: 38 0 C, RR :
20x/ menit, SpO2 : 99 % Pupil : 3mm/3mm, Reflek cahaya +/+dan diberikan terapi
parenteral/ infuse RL 20 tpm, injeksi : Omeprazole 40mg, PO : Paracetamol 3x1 cth,
Sucralfat 3x1 cth. Hasil pemeriksaan Laborat tgl 10 November 2016: Haemoglbin :14.2
gr%, Leucoccit : 6.510 mm3, Trombcyt : 181.000 mm3, Hematokrit : 41.7 %, Widal Ty
H (-) negative, Widal Ty O (-) negatif GDS : 92 mm% UREUM : 34.0 mm% CREATIN
: 0. 5 mg/dl NATRIUM :111.7* mmol/L Kalium 1 Potasium 4.9 mmol/L CHLORIDA
95.5 mmol/L, dan untuk penanganan lebih lanjut pasien dipindah keruang MELATI.
D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Penyakit pada waktu kecil
Ibu pasien mengatakan sebelumnya anaknya belum pernah mengalami penyakit yang
seperti ini.
2. Pernah drawat di RS
Ibu pasien mengatakan sebelumnya anaknya tidak pernah dirawat di RS.
3. Obat-obatan yang digunakan
Tidak terkaji
4. Tindakan (Operasi)
Ibu pasien mengatakan An. R belum pernah dioperasi
5. Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengatakan An. R sudah diimunisasi lengkap
 Usia 1 bulan : Imunisasi BCG
 Usia 2-3 bulan : Hepatitis B I, B II, B III / Polio I,II / DPT I,II
 Usia 4 bulan : DPT III / Polio III
 Usia 9 bulan : Polio III / Campak
6. Alergi
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak mempunyai riwayat alergi obat-obatan
7. Kecelakaan
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami kecelakaan.
E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ibu pasien mengatakan sebelumnya sudah ada yang memiliki penyakit yang sama yaitu
kakak An. R dan sudah pernah dirawat di rumah sakit.

F. GENOGRAM

Ket :
: Laki-laki

: Perempuan

X X : Pasien

: Tinggal serumah

G. POLA KESEHATAN ( GORDON )


1. Pola presepsi kesehatan – menejemen (Pemeliharaan kesehatan)
Ibu pasien mengatakan mengetahui sedikit tentanang penyakit yang diderita anaknya
dan jika An. R sakit keluarga langsung membawanya kerumah sakit.
2. Pola metabolisme nutrisi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan An. R tidak mengalami gangguan pada pola
makannya, makan sehari 3x dengan frekuensi nasi, lauk, sayur dan minum 7-8 gelas
sehari.
Saat dikaji : An. R tidak nafsu makan
A : BB : 70 kg TB : 147 cm
B : tgl 14-11-2016 jam : 09.42 WIB
Haemoglobin : 15,3 gr%
Leucoccyt : 10.910.*mm3
Trombocyt : 16.000. *mm3
Hematokrit : 44,7 %
C : Pasien tampak lemah
TTV : TD : 120/80 mmHg N : 90x/ menit
S : 38o C RR: 35x/ menit
D : diit susu 6 x 150 cc
IMT : BB / (TBXTB)
70 / (147x147) = 32.3 (Obesitas II)
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan An. R tidak mengalami gangguan
eliminasi BAB : 1x sehari dengan konsentrasi lembek,warna kuning dan bau khas,
BAK : 5x sehari dengan konsentrasi warna kuning jernih dan bau khas.
Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan An. R mengalami gangguan eliminasi
BAB : 1x sehari dengan konsentrasi lembek warna kuning dan bau khas, BAK : 4x
sehari dengan konsentrasi warna kuning dan bau khas.
4. Pola aktivitas latihan
Sebelum sakit 0 1 2 3 4 Selama sakit 0 1 2 3 4
Makan √ Makan √
Mandi √ Mandi √
Berpakaian √ Berpakaian √
Eliminasi √ Eliminasi √
Mobilisasi ditempat tidur √ Mobilisasi ditempat tidur √
Berpindah √ Berpindah √
Ambulasi √ Ambulasi √
Ket : 0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang dan peralatan
4 : ketergantungan/ tidak mampu
5. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan An. R tidak mengalami gangguan pada
pola istirahat tidurnya, An R tidur malam jam 21.00 WIB sampai 06.00 WIB.
Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan An. R mengalami gangguan pada pla
istirahat tidurnya karena keadaan RS yang ramai.
6. Pola persepsi kognitif
Ibu pasien mengatakan sudah sedikit mengetahui tentang penyakit yang diderita
anaknya dan ibu yakin bahwa pengobatan yang sedang dijalani akan membuat
anaknya sembuh
7. Pola persepsi diri
Sebelum sakit : An. R merasa nyaman/ tidak cemas
Saat dikaji : An. R merasa tidak nyaman/ takut

8. Pola hubungan sosial


Pola hubungan dengan anggota keluarga tampak dekat, terbukti ayah, ibu dan
kakaknya setia menunggu dirumah sakit.
9. Pola seksual
An. R berjenis kelamin laki-laki
10. Pola pemecahan masalah mengatasi stress
Sebelum sakit : Ibu pasien mengatakan An. R tidak mengalami kejenuhan/
stress saat dirumah karena merasa nyaman saat dirumah.
Saat dikaji : Ibu pasien mengatakan untuk mengurangi strees pada An. R
ketika jenuh diruangan, maka An. R diajak bercanda oleh keluarga
11. Sistem kepercayaan nilai-nilai
Ibu pasien mengatakan beragama islam, segala sesuatu yang terjadi pada An. R terjadi
atas kehendak Allah. Ibu pasien percaya bahwa Allah juga akan menyembuhkan
penyakit yang diderita An. R.

H. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa medis : DHF
2. Tindakan operasi : tidak ada
Status nutrisi : IMT : BB / (TB X TB)
70 / (147x147) = 32.3 (Obesitas II)
(SEBELUM DAN SETELAH SAKIT BB)
3. Status cairan : Intake = Input cairan : Infus = 1500cc
Air (makan+minum) = 500cc
Obat-obatan = 20 cc
Air Metablisme = 420 cc
Total Intake = 2440 cc
Output = Muntah = 100 cc
Urine = 1600 cc
IWL = 1360 cc
Total Output = 3060 cc
Balance Cairan = -620 ml
4. Obat-obatan :
Tanggal 14 November 2016 : Infus RL 20 tetes/ menit
Inj. Ceftriaxon 2g/ 24 jam
Po. Paracetamol 1 tab (50mg) / 8 jam
Suscralfat 1tab / 8 jam
Tanggal 15 November 2016 : Infus RL 20 tetes/ menit
Inj. Ceftriaxon 2g/ 24 jam
Lasix 40 mg/12 jam
Po. Paracetamol 1 tab (50mg) / 8 jam
Suscralfat 1tab / 8 jam
Tanggal 16 November 2016 : Cefepime 350 mg / 12 jam
Lasix 40 mg/ 12 jam

5. Aktivitas : Ibu pasien mengatakan An. R aktifitasnya masih dibantu


keluarga
6. Tindakan keperawatan:
 Monitor keadaan umum : awasi tanda-tanda syok dan tanda-tanda perdarahan
 Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
7. Hasil laboratorium
Tgl 14-11-2016 (jam 09.42 wib)
Nilai Normal
Pemeriksaan Nilai Satuan
Laki-laki
Haemoglobin 15,3 gr% 14 ~ 18
Leucoccyt 10.910.* mm3 4000 ~ 10000
Trombocyt 16.000. * mm3 150000 ~ 400000
Hematokrit 44,7 % 40 ~ 48

Tgl 15-11-2016 (jam 08.17 wib)


Nilai Normal
Pemeriksaan Nilai Satuan
Laki-laki
Haemoglobin 12,2* gr% 14 ~ 18
Leucoccyt 13.430.* mm3 4000 ~ 10000
Trombocyt 15.000. * mm3 150000 ~ 400000
Hematokrit 36,4 % 40 ~ 48

Tgl 15-11-2016 (jam 19.39 wib)


Nilai Normal
Pemeriksaan Nilai Satuan
Laki-laki
Haemoglobin 12,2* gr% 14 ~ 18
Leucoccyt 11.250.* mm3 4000 ~ 10000
Trombocyt 77.000. * mm3 150000 ~ 400000
Hematokrit 36,1 % 40 ~ 48

Tgl 16-11-2016 (jam 08.33 wib)

Nilai Normal
Pemeriksaan Nilai Satuan
Laki-laki
Haemoglobin 12,5* gr% 14 ~ 18
Leucoccyt 12.260.* mm3 4000 ~ 10000
Trombocyt 147.000. * mm3 150000 ~ 400000
Hematokrit 36,7* % 40 ~ 48

I. PEMERIKSAAN FISIK
1. Temperatur : 38o C
2. Denyut jantung/nadi : 90x/ menit
3. Respiratori rate : 35x/ menit
4. Tekanan darah : 120/80 mmHg
5. Pertumbuhan : Baik / normal
6. Keadaan umum : Pasien tampak lemah
7. Mata : Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, reflek
cahaya + / +
8. Hidung : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada polip
9. Telinga : Simetris, tidak ada radang telinga, tidak ada serumen, tidak
ada nyeri tekan dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran
10. Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada akumulasi secret, muntah
darah
11. Dada
 Jantung
I : ictus cordis tidak tampak
P : ictus cordis teraba di intercosta ke 3-4 dari midklafikula sinistra
P : Pekak, tidak ada pelebaran
A : terdengar bunyi jantung S1-S2, tidak ada Murmur,Gallops (-)
 Paru
I : simetris, tidak ada ekspansi dada, dan terpasang O2 3 liter/ menit
P : vocal premitus kanan kiri sama
P : sonor seluruh lapang paru
A : suara paru vesikuler, tidak ada suara tambahan Whezing maupun Ronchi
 Abdomen
I : simetris, tidak ada jejas
A : peristaltik usus 8x/ menit
P : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
P : tympani
12. Genetalia : Bersih tidak terdapat kateter
13. Ekstremitas : Atas : tidak ada lesi, tidak ada odem dan terpasang infus RL
20 tetes/ menit di tangan sebelah kiri.
Bawah: tidak ada lesi, tidak ada odem
14. Kulit : Turgor kulit kering
J. ANALISA DATA
Hari,tgl
No Data fokus (DS & DO) Problem Etiologi
jam
I Senin, 14 Ds : Ibu pasien mengatakan Hipertermia Proses infeksi
November An. R badanya panas virus dengue
2016 Do: An. R tubuhnya teraba
panas
jam 08.00
Mukosa bibir kering
S: 38ºC
RR : 35x/ menit
HR : 90x/ menit
TD : 120/80 mmHg
Leukosit 10.910 mm3
II Senin, 14 Ds : Ibu pasien mengatakan Gangguan Hematemesis
November An. R muntah 1 kali warna volume cairan
2016 merah darah dan elektrolit
Do: Intake
jam 08.00
- Infus =
1500cc
- makan+minum = 500cc
- Obat – Obatan = 20 cc
- Air Metablisme = 420cc
- Total Intake = 2440cc
Output
- Muntah = 100 cc
- Urine = 1600 cc
- IWL = 1360 cc
- Total Output = 3060
cc
Balance Cairan = - 620 cc
III Senin, 14 Ds : Ibu pasien mengatakan Resiko tinggi Kurangnya
November An. R muntah 1 kali warna syok volume cairan
2016 merah darah hipovolemik tubuh akibat
Do : Pasien tampak pucat dan perdarahan
jam 08.00
lemas
Balance Cairan = - 620
cc
IV Senin, 14 Ds : Ibu pasien mengatakan Perubahan Anoreksia
November An. R tidak nafsu makan, nutrisi kurang
2016 An. R makan h hanya dari kebutuhan
setengah porsi tubuh
jam 08.00
Do : A : BB 70 kg; TB 147
cm
B : Haemoglobin: 15,3 gr%

Leucoccyt:10.910 mm3
Trombocyt: 16.000 mm3
Hematokrit : 44,7 %
C : Pasien tampak lemas
TD : 120/80 mmHg
N : 90x/ menit
S : 38o C
RR: 35x/ menit
D : diet bubur dan susu 6 x
150 cc

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. Hipertermia b.d Proses infeksi virus dengue
II. Gangguan volume cairan dan elektrolit b.d Hematemesis
III. Resiko tinggi syok hipovolemik b.d Kurangnya volume cairan tubuh akibat
perdarahan
IV. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Anoreksia
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Tujuan & KH Intervensi Rasional
DX
I Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji saat timbulnya demam 1) mengidentifikasi pola demam pasien
keperawatan selama 3x24 jam 2) Observasi tanda-tanda vital 2) Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk
diharapkan Hipertemia dapat 3) Anjurkan klien untuk banyak minum ± mengetahuikeadaan umum klien
teratasi dengan KH : 2,5 liter/24 jam 3) Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan
 Suhu tubuh dalam batas 4) Anjurkan untuk tidak memakai selimut penguapan tubuh meningkat sehingga perlu
normal (36-370 C). dan pakaian yang tebal diimbangi dengan asupan cairanyang
 Mukosa lembab tidak ada 5) Kolaborasi dengan tim medis dalam banyak.
sianosis atau purpura pemberian obat 4) Pakaian yang tipis akan membantu
mengurangi panas dalam tubuh.
5) Pemberian cairan dan obat antipiretik sangat
penting bagi klien dengan suhu tinggi yaitu
untuk menurunkan suhu tubuhnya.
II Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji tanda-tanda vital 1) mengetahui atau memantau keadaan umum
keperawatan selama 3x24 jam 2) Monitor tanda-tanda meningkatnya klien
diharapkan gangguan volume kekurangan cairan 2) untuk mengetahui tingkat dehidrasi dan
cairan tubuh dapat teratasi dengan 3) Observasi dan catat intake dan output intervensi lanjut
KH : cairan 3) untuk mengetahui keseimbangan cairan dan
 volume cairan perlahan-lahan 4) Berikan hidrasi yang adekuat sesuai elektrolit atau balance cairan
teratasi dengan kebutuhan tubuh 4) memenuhi kebutuhan cairan klien
 An.R tidak muntah – muntah 5) Monitor nilai laboratorium : elektrolit 5) memantau keseimbangan cairan dalam darah
lagi darah, BJ urine, dan serum albumin 6) mengontrol penambahan berat badan karena
 Mukosa bibir kembali normal 6) Monitor dan catat berat badan pemberian cairan yang berlebihan
7) Monitor tanda syok hipovolemik 7) memulihkan dan membantu peredaran darah
8) Kolaborasi dengan tim medis pemberian dalam tubuh supaya lancar sehingga
terapi parenteral/ infus mengurangi syok yang terjadi
8) membantu proses perbaikan tubuh
III Setelah dilakukan tindakan 1) Monitor keadaan umum kilen 1) mengetahui jika terjadi tanda-tanda syok
keperawatan selama 3x24 jam 2) Observasi tanda-tanda vital 2) Untuk memastikan tidak terjadi per syok
diharapkan tidak terjadi syok 3) Monitor tanda-tanda perdarahan 3) Perdarahan yang cepat diketahui dapat
hipovolemik dengan KH : 4) Anjurkan keluarga/klien untuk segera segera teratasi
 Tanda-tanda vital dalam batas melapor jika ada tanda-tanda perdarahan 4) Untuk membantu tim perawat untuk segara
normal. 5) Segera puasakan jika terjadi perdarahan menentukan tindakan yang tepat
 Keadaan umum baik. saluran pencernaan 5) Untuk membantu mengistirahatkan saluran
 Syok hipovolemik tidak 6) Perhatikan keluhan klien seperti pusing, pencernaan untuk sementara selama
terjadi. lemah, ekstremitas dingin, sesak nafas perdarahan berasal dari saluran cerna.
7) Kolaborasi dengan tim medis dalam 6) mengetahui seberapa jauh pengaruh
pemberian therapi cairan intra vena dan perdarahan
pemberian trasfusi jika terjadi perdarahan 7) Untuk mengetahui kehilangan cairan tubuh
8) Cek Hb, Ht, Trombosit yang hebat yaitu untuk mengatasi syok
hipovolemik
8) Untuk mengetahui tingkat kebocoran
pembuluh darah yang dialami klien, dan
untuk acuan melakukan tindakan lebih
lanjut.
IV Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji mual, sakit menelan, dan muntah 1) untuk menetapkan cara mengatasinya
keperawatan selama 3x24 jam yang dialami oleh pasien 2) Cara menghidangkan makanan dapat
diharapkan Anoreksia dan 2) Kaji cara/bagaimana makanan mempengarauhi nafsu makan klien.
kebutuhan nutrisi dapat teratasi dihidangkan 3) Membantu mengurangi kelelahan pasien
dengan KH : 3) Berikan makanan yang mudah ditelan dan meningkatkan asupan makanan karena
 Berat badan stabil dalam batas seperti bubur, tim, dan hidangkan saat mudah ditelan.
normal masih hangat. 4) Meningkatkan pengetahuan pasien tentang
 Tidak ada mual dan muntah 4) Jelaskan manfaat makanan/nutrisi bagi nutrisi sehingga motivasi makan meningkat.
klien terutama saat klien sakit. 5) Motivasi dan meningkatklan semangat
5) Berikan umpan balik positif pada saat pasien.
klien mau berusaha menghabiskan 6) Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi.
makanan. 7) Mengetahui perkembangan status nutrisi
6) Catat jumlah/porsi makan yang klien.
dihabiskan oleh klien setiap hari. 8) Membantu proses penyembuhan klien
7) Timbang berat badan setiap hari
8) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
pemberian diit yang tepat
M.IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari, No
Implementasi Respon TTD
tgl/jam DX
Senin, 14 I, II Memonitor KU dan TTV DS : Ibu pasien mengatakan anaknya boleh diperiksa
Nov III DO : An. R tampak lemas
2016 IV TTV : TD : 120/80 mmHg S : 38ºC
08.00 RR : 35x/ menit HR : 90x/ menit
08.10 I.1 Mengkaji saat timbulnya demam DS : Ibu pasien mengatakan An. R saat mulai demam pada
malam hari dan pagi hari
DO : An. R tubuhnya teraba panas S : 38ºC
08.15 I5 Berkolaborasi dengan tim medis dalam DS : Ibu mengatakan An. R boleh diberikan obat
pemberian obat DO : obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi
Inj. Ceftriaxon 2g
Po. Paracetamol 1 tab
Suscralfat 1tab
08. 20 III3 Mengkaji mual muntah DS : Ibu pasien mengatakan An. R muntah darah 1x
IV. 1 DO : An. R tampak lemas
TD : 120/80 mmHg S : 38ºC
RR : 35x/ menit HR : 90x/ menit

09.00 II.2 Memonitor tanda-tanda


kekurangan DS : Ibu pasien mengatakan An. R baru minum air putih
cairan sedikit
DO : An. R tampak lemas, Mukosa bibir kering dan turgor
kulinya kering
09.30 II.8 Kolaborasi dalam pemberian terapi DS : -
III7 parenteral/ infus DO : An. R tampak sudah terpasang infus pada tangan
sebelah kiri RL 20 tetes/ menit
09. 45 I.3 Menganjukan pasien untuk banyak DS : Ibu mengatakan bersedia di beri saran leh perawat
minum 2.5 lt/ 24 jam DO : Ibu tampak mengerti dan bersedia memberikan
anaknya minum yang banyak
5
13.20 II Memonitor nilai laboratorium DS : -
III8 Haemoglobin 15,3 gr% DO : Trombocyt An. R sangat rendah nilai normalnya adalah
Leucoccyt 10.910.* mm3 : 150000 ~ 400000
Trombocyt 16.000. * mm3 Leucoccyt An. R sedikit tinggi nilai normalnya
Hematokrit 44,7 % adalah : 4000 ~ 10000
13.40 IV.8 Berkolaborasi dengan tim ahli gizi untuk
DS : -
progam diit DO : Diit An. R Bubur dan susu 150cc
14.00 I.II Memonitor KU dan TTV DS : Ibu pasien mengatakan anaknya boleh diperiksa
III DO : An. R tampak lemas
IV TTV : TD : 120/80 mmHg S : 37.8ºC
RR : 30x/ menit HR : 98x/ menit
14.15 IV.3 Memberikan makanan yang mudah DS : Ibu pasien mengatakan bersedia diberikan perawat
ditelan makanan yang mudah ditelan
DO : An. R tampak makan bubur dan meminum susu
14.30 I. 5 Berkolaborasi dengan tim medis dalam DS : Ibu mengatakan An. R boleh diberikan obat
pemberian obat DO : obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi
Po. Paracetamol 1 tab
Suscralfat 1tab
15.00 IV.6 Mencatat jumlah/ porsi makan yang DS : Ibu pasien mengatakan An. R hanya menghabiskan
dihabiskan setengah porsi
DO : An. R tampak tidak menghabiskan makanannya
Jumlah makanan yang dimakan An. R hanya 500cc
21.00 I.II Memonitor KU dan TTV DS : Ibu pasien mengatakan anaknya boleh diperiksa
III DO : An. R tampak lemas
IV TTV : TD : 120/80 mmHg S : 37.9ºC
RR : 26x/ menit HR : 98x/ menit
21.10 III3 Mengkaji mual muntah DS : Ibu pasien mengatakan An. R muntah 1x pada pagi hari
IV1 DO : An. R tampak lemas
TD : 120/80 mmHg S : 37.9ºC
RR : 26x/ menit HR : 98x/ menit
22.00 I. 5 Berkolaborasi dengan tim medis dalam DS : Ibu mengatakan An. R boleh diberikan obat
pemberian obat DO : obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi
Po. Paracetamol 1 tab
Suscralfat 1tab
05.00 II.7 Monitor tanda syok hipovolemik DS : -
III DO : An.R tampak lemah, keluar kringat berlebihan
TD : 120/80 mmHg CRT : 3 detik
HR : 98x/ menit
06.00 II Monitor dan catat berat badan DS : -
IV DO : An. R tampak gemuk BB ; 70 kg
06.15 II.4 Memonitor intake dan output DS : Ibu pasien mengatakan An. R makan hanya setengah
porsi minum setengah gelas, BAB 1x dan BAK 4 kali dan
muntah 1x
DO : Intake
- Infus = 1500cc
- makan+minum = 500cc
- Obat – Obatan = 20 cc
- Air Metablisme = 420cc
- Total Intake = 2440 cc
Output
- Muntah = 100 cc
- Urine = 1600 cc
- IWL = 1360 cc
- Total Output = 3060 cc
Balance Cairan = - 620 cc
Selasa, I.II Memonitor KU dan TTV DS : Ibu pasien mengatakan anaknya boleh diperiksa
15 Nov III DO : An. R tampak lemas
2016 IV TTV : TD : 120/80 mmHg S : 37ºC
08.00 RR : 38x/ menit HR : 92x/ menit
08.10 I.1 Mengkaji saat timbulnya demam DS : Ibu pasien mengatakan An. R saat mulai demam pada
malam hari dan pagi hari
DO : An. R tubuhnya sudah tidak teraba panas S : 37ºC
I.5 Berkolaborasi dengan tim medis dalam DS : Ibu mengatakan An. R boleh diberikan obat
08.15 pemberian obat DO : obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi
Inj. Ceftriaxon 2g
Lasix 40 mg
Po. Paracetamol 1 tab (50mg)
Suscralfat 1tab
08. 20 III3 Mengkaji mual muntah DS : Ibu pasien mengatakan An. R sudah tidak muntah
IV.1 DO : An. R masih tampak lemas
TD : 120/80 mmHg S : 37ºC
RR : 38x/ menit HR : 92x/ menit
09.00 II.2 Memonitor tanda-tanda kekurangan DS : Ibu pasien mengatakan An. R baru minum air putih tapi
cairan masih sedikit
DO : An. R tampak lemas, Mukosa bibir kering dan turgor
kulinya kering
09.30 II8 Kolaborasi dalam pemberian terapi DS : -
III7 parenteral/ infuse DO : An. R tampak sudah terpasang infus pada tangan
sebelah kiri RL 20 tetes/ menit
09. 45 II.5 Memonitor nilai laboratorium DS : -
III8 Haemoglobin 12,2* gr% DO : Haemoglobin An. R rendah nilai normalnya adalah :
Leucoccyt 13.430.* mm3 14 ~ 18
Trombocyt 15.000. * mm3 Leucoccyt An. R tinggi nilai normalnya adalah :
Hematokrit 36,4% 4000 ~ 10000
Trombocyt An. R sangat rendah nilai normahnya
adalah : 150000 ~ 400000
Hematokrit An. R rendah nilai normalnya adalah :
40 ~ 48
13.20 IV.8 Berkolaborasi dengan tim ahli gizi untuk DS : -
progam diit DO : Diit An. R Bubur dan susu 150cc
14.00 I.II Memonitor KU dan TTV DS : Ibu pasien mengatakan anaknya boleh diperiksa
III DO : An. R masih tampak lemas
IV TTV : TD : 120/80 mmHg S : 37.2ºC
RR : 37x/ menit HR : 96x/ menit
14.15 IV.3 Memberikan makanan yang mudah DS : Ibu pasien mengatakan bersedia diberikan perawat
ditelan makanan yang mudah ditelan
DO : An. R tampak makan bubur dan meminum susu
14.30 I. 5 Berkolaborasi dengan tim medis dalam DS : Ibu mengatakan An. R boleh diberikan obat
pemberian obat DO : obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi
Inj. Ceftriaxon 2g
Po. Paracetamol 1 tab (50mg)
Suscralfat 1tab
15.00 IV.6 Mencatat jumlah/ porsi makan yang DS : Ibu pasien mengatakan An. R hanya menghabiskan
dihabiskan setengah porsi
DO : An. R tampak tidak menghabiskan makanannya
Jumlah makanan yang dimakan An. R hanya 500cc
20.00 II. 5 Memonitor nilai laboratorium DS : -
III8 Haemoglobin 12,2* gr% DO : Haemoglobin An. R rendah nilai normalnya adalah :
Leucoccyt 11.250.* mm3 14 ~ 18
Trombocyt 77.000.* mm3 Leucoccyt An. R tinggi nilai normalnya adalah :
Hematokrit 36,1% 4000 ~ 10000
Trombocyt An. R rendah nilai normahnya adalah :
150000 ~ 400000
Hematokrit An. R rendah nilai normalnya adalah :
40 ~ 48
21.00 I.II Memonitor KU dan TTV DS : Ibu pasien mengatakan anaknya boleh diperiksa
III DO : An. R masih tampak lemas
IV TTV : TD : 120/80 mmHg S : 37.3ºC
RR : 37x/ menit HR : 92x/ menit
22.00 III3 Mengkaji mual muntah DS : Ibu pasien mengatakan An. R sudah tidak muntah
IV.1 DO : An. R tampak lemas
TD : 120/80 mmHg S : 37.3ºC
RR : 37x/ menit HR : 92x/ menit
05.00 I. 5 Berkolaborasi dengan tim medis dalam DS : Ibu mengatakan An. R boleh diberikan obat
pemberian obat DO : obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi
Inj. Ceftriaxon 2g
Po. Paracetamol 1 tab (50mg)
Suscralfat 1tab
7
05.30. II. Monitor tanda syok hipovolemik DS : -
III DO : An.R tampak lemah, masih keluar kringat berlebihan
TD : 120/80 mmHg CRT : 2 detik
HR : 92x/ menit
06.00 II Monitor dan catat berat badan DS : -
IV DO : An. R tampak gemuk BB ; 70 kg
06.15 II.4 Memonitor intake dan output DS : Ibu pasien mengatakan An. R makan hanya setengah
porsi minum setengah gelas, BAB 1x dan BAK 4 kali dan
muntah 1x
DO : Intake
- Infus = 1500cc
- makan+minum = 500cc
- Obat – Obatan = 20 cc
- Air Metablisme = 420cc
- Total Intake = 2440 cc
Output
- Urine = 1600 cc
- IWL = 1360 cc
- Total Output = 2960 cc
Balance Cairan = - 520 cc
Rabu, 16 I.II Memonitor KU dan TTV DS : Ibu pasien mengatakan anaknya boleh diperiksa
Nov III DO : An. R masih tampak lemas
2016 IV TTV : TD : 130/90 mmHg S : 36.8ºC
08.00 RR : 48x/ menit HR : 76x/ menit
08.10 I.1 Mengkaji saat timbulnya demam DS : Ibu pasien mengatakan An. R saat mulai demam pada
malam hari dan pagi hari
DO : An. R tubuhnya sudah tidak teraba panas S : 36.8ºC
08.15 I. 5 Berkolaborasi dengan tim medis dalam DS : Ibu mengatakan An. R boleh diberikan obat
pemberian obat DO : obat masuk dan tidak ada tanda-tanda alergi
Inj.Cefepime 350 mg
Lasix 40 mg
08. 20 III3 Mengkaji mual muntah DS : Ibu pasien mengatakan An. R sudah tidak muntah
IV.1 DO : An. R masih tampak lemas
TD : 130/80 mmHg S : 36.8ºC
RR : 48x/ menit HR : 76x/ menit
08.45 II. 5 Memonitor nilai laboratorium DS : -
III8 Haemoglobin 12, 5* gr% DO : Haemoglobin An. R rendah nilai normalnya adalah :
Leucoccyt 12.260.* mm3 14 ~ 18
Trombocyt 147.000.* mm3 Leucoccyt An. R tinggi nilai normalnya adalah :
Hematokrit 36,7% 4000 ~ 10000
Trombocyt An. R sedikit rendah nilai normahnya
adalah : 150000 ~ 400000
Hematokrit An. R rendah nilai normalnya adalah :
40 ~ 48
09.00 II.2 Memonitor tanda-tanda kekurangan DS : Ibu pasien mengatakan An. R baru minum air putih tapi
cairan masih sedikit
DO : An. R tampak lemas, Mukosa bibir kering dan turgor
kulinya kering
13.20 IV. 8 Berkolaborasi dengan tim ahli gizi untuk DS : -
progam diit DO : Diit An. R Bubur dan susu 150cc
14.00 II.4 Memonitor intake dan output DS : Ibu pasien mengatakan An. R makan hanya setengah
porsi minum setengah gelas, BAB 1x dan BAK 4 kali dan
muntah 1x
DO : Intake
- Infus = 1500cc
- makan+minum = 500cc
- Obat – Obatan = 20 cc
- Air Metablisme = 420cc
- Total Intake = 2440cc
Output
- Urine = 1600 cc
- IWL = 1360 cc
- Total Output = 2960cc
Balance Cairan = - 520cc

N. EVALUASI KEPERAWATAN
No
Hari,tgl/jam Evaluasi TTD
DX
Senin, 14 I S : Ibu pasien mengatakan An. R badanya panas
Nov 2016 O : An. R tubuhnya teraba panas
21.00 Mukosa bibir kering
TTV : TD : 120/80 mmHg S : 37.9ºC
RR : 26x/ menit HR : 98x/ menit
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Observasi tanda-tanda vital
- Kaji saat timbulnya demam
- Anjurkan klien untuk banyak minum ± 2,5 liter/24 jam
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
II S :Ibu pasien mengatakan An. R muntah 1 kali
O : Intake
- Infus = 1500cc
- makan+minum = 500cc
- Obat – Obatan = 20cc
- Air Metablisme = 420cc
- Total Intake = 2440 cc
Output
- Muntah = 100 cc
- Urine = 1600 cc
- IWL = 1360 cc
- Total Output = 3060 cc
Balance Cairan = - 620 cc
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Kaji tanda-tanda vital
- Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan
- Observasi dan catat intake dan output cairan
- Monitor nilai laboratorium
- Monitor dan catat berat badan
- Monitor tanda syok hipovolemik
- Kolaborasi dengan tim medis pemberian terapi parenteral/ infus
III S :Ibu pasien mengatakan An. R muntah 1 kali
O : Pasien tampak pucat dan lemas Balance Cairan = - 620 cc
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
- Monitor tanda-tanda perdarahan
- Anjurkan keluarga/klien untuk segera melapor jika ada tanda-tanda perdarahan
- Perhatikan keluhan klien seperti pusing, lemah, ekstremitas dingin, sesak nafas
- Cek Hb, Ht, Trombosit
IV S : Ibu pasien mengatakan An. R tidak nafsu makan
O : A : BB 70 kg; TB 147 cm
B : Haemoglobin: 15,3 gr% Leucoccyt:10.910 mm3
Trombocyt: 16.000 mm3
Hematokrit : 44,7 %
C : Pasien tampak lemas
TD : 120/80 mmHg
N : 90x/ menit
S : 38o C
RR: 24x/ menit
D : diet bubur dan susu 6 x 150 cc
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Kaji mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami oleh pasien
- Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur.
- Catat jumlah/porsi makan yang dihabiskan oleh klien setiap hari.
- Timbang berat badan setiap hari
- Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat
Selasa, 15 I S : Ibu pasien mengatakan An. R badanya sudah tidak panas
Nov 2016 O : An. R tubuhnya teraba panas
07.00 Mukosa bibir masih kering
TD : 120/80 mmHg S : 37.3ºC
RR : 37x/ menit HR : 92x/ menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
- Observasi tanda-tanda vital
- Anjurkan klien untuk banyak minum ± 2,5 liter/24 jam
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
II S :Ibu pasien mengatakan An. R sudah tidak muntah
O : Intake
- Infus = 1500cc
- makan+minum = 500cc
- Obat – Obatan = 20 cc
- Air Metablisme = 420cc
- Total Intake = 2440 cc
Output
- Urine = 1600 cc
- IWL = 1360 cc
- Total Output = 2960 cc
Balance Cairan = - 520 cc
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
- Kaji tanda-tanda vital
- Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan
- Observasi dan catat intake dan output cairan
- Monitor nilai laboratorium
- Monitor tanda syok hipovolemik
III S :Ibu pasien mengatakan An. R sudah tidak muntah
O : Pasien tampak lemas Balance Cairan = - 520 cc
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
- Monitor tanda-tanda perdarahan
- Anjurkan keluarga/klien untuk segera melapor jika ada tanda-tanda perdarahan
- Perhatikan keluhan klien seperti pusing, lemah, ekstremitas dingin, sesak nafas
- Cek Hb, Ht, Trombosit
IV S : Ibu pasien mengatakan An. R masih tidak nafsu makan
O : A : BB 70 kg; TB 147 cm
B : Haemoglobin 12,2* gr%
Leucoccyt 11.250.* mm3
Trombocyt 77.000.* mm3
Hematokrit 36,1%
C : Pasien tampak lemas
TD : 120/80 mmHg
N : 90x/ menit
S : 38o C
RR: 24x/ menit
D : diet bubur dan susu 6 x 150 cc
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
- Catat jumlah/porsi makan yang dihabiskan oleh klien setiap hari.
- Timbang berat badan setiap hari
- Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat
Rabu, 16 Nov I S : Ibu pasien mengatakan An. R badanya sudah tidak panas
2016 O : An. R tubuhnya teraba panas
14.00 Mukosa bibir masih kering
TD : 130/80 mmHg S : 36.8ºC
RR : 48x/ menit HR : 76x/ menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
- Observasi tanda-tanda vital
- Anjurkan klien untuk banyak minum ± 2,5 liter/24 jam
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
II S :Ibu pasien mengatakan An. R sudah tidak muntah
O : Intake
- Infus = 1500cc
- makan+minum = 500cc
- Obat – Obatan = 20cc
- Air Metablisme = 420cc
- Total Intake = 2440 cc
Output
- Urine = 1600 cc
- IWL = 1360 cc
- Total Output = 2960 cc
Balance Cairan = - 520 cc
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
- Kaji tanda-tanda vital
- Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan
- Observasi dan catat intake dan output cairan
- Monitor nilai laboratorium
- Monitor tanda syok hipovolemik
III S :Ibu pasien mengatakan An. R sudah tidak muntah
O : Pasien masih tampak lemas Balance Cairan = - 520 cc
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
- Monitor tanda-tanda perdarahan
- Anjurkan keluarga/klien untuk segera melapor jika ada tanda-tanda perdarahan
- Perhatikan keluhan klien seperti pusing, lemah, ekstremitas dingin, sesak nafas
- Cek Hb, Ht, Trombosit
IV S : Ibu pasien mengatakan An. R masih tidak nafsu makan
O : A : BB 70 kg; TB 147 cm
B : Haemoglobin 12, 5* gr%
Leucoccyt 12.260.* mm3
Trombocyt 147.000.* mm3
Hematokrit 36,7%
C : Pasien tampak lemas
TD : 120/80 mmHg
N : 90x/ menit
S : 38o C
RR: 24x/ menit
D : diet bubur dan susu 6 x 150 cc
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
- Catat jumlah/porsi makan yang dihabiskan oleh klien setiap hari.
- Timbang berat badan setiap hari
- Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, E Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3, EGC : Jakarta


Nursalam, dkk. 2008. Asuhan keperawatan bayi dan anak. Jakarta : salemba medika

Hendarwanto. 2003. Ilmu Penyakit Dalam, hal 142, Edisi 3, Jilid I. Jakarta : EGC

Hidayat alimul aziz. 2006. Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta : salemba medika

Rampengan. 2007. Penyakit infeksi tropik pada anak. Jakarta : EGC

Supartini Yupi, S.Kp, MSc. 2004. Konsep dasar keperawatan anak. Jakarta : EGC

Suriadi. 2010. Asuhan keperawatan pada anak. Jakarta : cv sagung seto.

Anda mungkin juga menyukai