Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MASALAH ANTROPOLOGI KEBIDANAN KOMUNITAS PADA


INTRANATAL CARE

Dosen pengampu:
Hutari Puji Astuti, SST., M.Kes

Disusun oleh:
KELOMPOK 4
1. Harista Sari Qori’ah (SB19025)
2. Ika Widyastutik (SB19026)
3. Iluh Ayu Sekarini (SB19027)
4. Intan Pandini (SB19028)
5. Maycindy Astuti (SB19029)
6. Meinanda Putri Khazanah (SB19030)
7. Melania Fitri (SB19031)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN 2022/2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3


A. Definisi Antropologi Kesehatan ........................................................... 3
B. Masalah Antropologi Kebidanan Komunitas pada INC ...................... 3
C. Peran Profesi Bidan .............................................................................. 5

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 7


A. Kesimpulan........................................................................................... 7
B. Saran .................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang
digunakan untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat, karena berpengaruh
terhadap perbaikan pelayanan kesehatan baik secara aksebilitas maupun
kualitas (Tauho et al., 2021). Secara global menurut World Health Organization
(WHO) pada tahun 2018, AKI di negara-negara Asia Tenggara masih tergolong
tinggi seperti di Myanmar 178/100.000 kelahiran hidup, Timor Leste sebanyak
215/100.000 kelahiran hidup, dan di Indonesia sebesar 126/100.000 kelahiran
hidup. AKI di Indonesia terus mengalami penurunan dibandingkan pada tahun
2015 sebesar 305/100.000 kelahiran hidup dan tahun 2012 yang sebesar
359/100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2018 & WHO 2018).
Kualitas pelayanan dapat dinilai dari penampilan, efisiensi dan
efektivitas pelayanan serta kepuasan pengguna layanan. Pada saat melihat mutu
pelayanan suatu instasi kesehatan dapat dibagi menjadi beberapa poin, struktur
(sarana secara fisik, tanaga kesehatan, non kesehatan, dan pasien), proses
(manajemen rumah sakit, teknis maupun layanan keperawatan, serta tindakan
medis maupun non medis), dan iuran yang didapat (Amatiria, G. 2016)
Layanan intranatal adalah salah satu indikator yang menentukan kualitas
pelayanan dari suatu rumah sakit. Selain itu, layanan intranatal memegang
peranan dalam mencegah kematian ibu selama persalinan, sehingga menjadi
penting bagi tenaga kesehatan untuk memberikan layanan intranatal secara
maksimal sesuai dengan prosedur yang ditetapkan (Tauho et al., 2021).
Ilmu antropologi sangat diperlukan di negara berkembang dimana para
ahli antropologi meneliti mengenai sikap penduduk desa tentang kesehatan,
tentang penyakit, terhadap dukun, terhadap obat – obatan tradisional, terhadap
kebiasaan – kebiasaan dan pantangan – pantangan makan yang dapat
mengganggu kesehatan. Antropologi kebidanan adalah studi non-dokter
pembantu kelahiran primer dalam dan lintas budaya. Petugas kelahiran tidak
selalu spesialis, juga tidak semua budaya memiliki peran khusus digambarkan

1
untuk pembantu kelahiran. Jadi definisi kita tentang antropologi kebidanan
ekspansif cukup untuk mencakup berbagai macam pembantu kelahiran
biomedis dan non-biomedis, formal dan informal. Elemen penting dari
penelitian di bidang ini mencakup definisi, pendidikan, praktek, identitas, dan
sistem pengetahuan bidan.
Dalam profesi bidan, seorang bidan mempunyai tugas penting yaitu
memberikan bimbingan, asuhan dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan,
nifas dan menolong persalinan dengan tanggung jawabnya sendiri serta
memberikan asuhan pada bayi baru lahir. Didalam memberikan pelayanan
seorang hidan harus menjunjung kode etik kebidanan dalam pengabdiaannya
kepada masyarakat seperti setiap bidan dalam menjalankan tugasnya
mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati
nilai – nilai yang berlaku di masyarakat baik itu dilihat dari perilaku maupaun
adat istiadat dan kebudayaan masyaraat itu sendiri.
Dalam hal ini falsafah antropologi sangat diperlukan, dimana seorang
bidan dalam memberikan pelayanan harus melihat dari segi budaya dan adat
istiadat klien. Selama adat 3 istiadat itu sendiri tidak mengganggu proses
pemberian pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
khususnya kesehatan ibu dan anak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan antropologi kebidanan?
2. Apa masalah yang terjadi dalam antropologi kebidanan komunitas pada
INC?
3. Bagaimana peran bidan dalam masalah antropologi kebidanan pada INC?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari antropologi kebidanan.
2. Untuk mengetahuai masalah apa yang terjadi dalam antropologi kebidanan
komunitas pada intranatal care.
3. Untuk mengetahui bagaimana peran profesi bisan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Antropologi
1. Definisi Antropologi
Istilah “antropologi” berasal dari bahasa Yunani asal kata
“anthropos” berarti “manusia”, dan “logos” berarti “ilmu”, dengan
demikian secara harfiah “antropologi” berarti ilmu tentang manusia.
Secara umum, antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu.
Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang
Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda
dari apa yang dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada
penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti
kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip
seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada
masyarakat dan kehidupan sosialnya (Bustami et al., 2017).
2. Antropologi Kebidanan
Antropologi kebidanan adalah studi non-dokter pembantu kelahiran
primer dalam dan lintas budaya. Petugas kelahiran tidak selalu spesialis,
juga tidak semua budaya memiliki peran khusus digambarkan untuk
pembantu kelahiran. Jadi definisi kita tentang antropologi kebidanan
ekspansif cukup untuk mencakup berbagai macam pembantu kelahiran
biomedis dan non-biomedis, formal dan informal. Elemen penting dari
penelitian di bidang ini mencakup definisi, pendidikan, praktek, identitas,
dan sistem pengetahuan bidan.

B. Masalah yang Terjadi dalam Antropologi Kebidanan Komunitas pada


Intranatal Care (INC)
Berdasarkan jurnal (Sari et al., 2017) “Kajian Budaya Dan Makna
Simbolis Perilaku Ibu Hamil Dan Ibu Nifas: Studi Kasus Pada Suku Banjar

3
Di Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar”. Terdapat beberapa
pantangan untuk ibu yang akan bersalin, yaitu:
Pantangan dan makna simbolis perilaku Ibu Hamil Suku Banjar di
Kecamatan Martapura Timur dan pengaruh serta manfaatnya bagi kesehatan
1. Kesulitan Saat Proses Melahirkan Pantangan
Perilaku ibu hamil tidak boleh duduk di depan pintu dan tidak
boleh meletakkan sisir di atas kepala karena dikhawatirkan akan sulit
pada saat melahirkan (indepth interview). Pantangan tersebut secara
medis tidak berpengaruh dan tidak ada hubungannya dengan kelancaran
proses melahirkan. Hal tersebut didukung oleh penelitian Untari et al,
yang menyebutkan bahwa kelancaran proses persalinan dipengaruhi
oleh 5 P meliputi: power (tenaga mengejan ibu), passanger (janin),
passage (jalan lahir), psikis (mental dan kesiapan ibu) dan paramedis.
2. Gangguan Makhluk Halus
Ibu hamil tidak boleh keluar rumah menjelang magrib dan tidak
boleh keluar hutan. Hal ini karena kepercayaan wanita hamil baunya
harum sehingga rawan terkena gangguan mahluk halus (indepth
interview). Secara psikologis ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah
takut sehingga pada malam hari tidak dianjurkan berpergian. Secara
medis, ibu hamil memang tidak dianjurkan untuk berlama-lama terkena
udara malam. Hal ini didukung oleh penelitian Untari et al, yang
menyatakan bahwa secara medis-biologis ibu hamil tidak dianjurkan
keluar malam terlalu lama, apalagi larut malam. Kondisi ibu dan janin
bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat disebabkan
banyak mengendapkan karbondioksida (CO2).
3. Anak Lahir Cacat
Membelah puntung atau kayu api yang ujungnya sudah terbakar
juga merupakan pantangan ibu hamil, karena dikhawatirkan anak yang
lahir memiliki bibir sumbing (indepth interview). Ibu hamil juga
berpantangan tidak boleh menganyam bakul karena dikhawatirkan anak
yang dilahirkan memiliki jari tangan yang dempet. Suami/ibu hamil juga

4
tidak boleh menyembelih hewan karena dikhawatirkan anaknya lahir
cacat. Selain itu, apabila ada orang yang ingin lewat, harus melalui
depan ibu hamil tidak boleh lewat belakang, karena dikhawatirkan
anaknya nanti menghadap kebelakang (indepth interview). Secara
medis, anak sumbing dan anak lahir cacat tidak ada hubungannya
dengan perilaku pantangan tersebut. Karena menurut Loho, sumbing
adalah kondisi terbelah pada bibir akibat embrio perkembangan struktur
wajah yang mengalami gangguan. Faktor yang mempengaruhi bibir
sumbing menurut Townsend et al yaitu faktor genetik atau keturunan
serta bisa terjadi karena faktor obat-obatan yang bersifat teratogen
seperti asetosal dan aspirin.
4. Gangguan Kehamilan
Gangguan kehamilan yang terjadi akibat melanggar pantangan
yaitu anak terlilit tali pusat yang terjadi karena ibu hamil melilit handuk
di leher (indepth interview). Secara medis. Terjadinya lilitan tali pusat
tidak disebabkan oleh lilitan handuk di leher ibu hamil. Menurut Untari,
et al, secara medis hiperaktivitas gerakan bayi yang diduga dapat
menyebabkan lilitan tali pusat karena ibunya aktif. Tali pusat yang
panjang juga dapat menyebabkan bayi terlilit. Selain itu menurut Kasdu,
pada kehamilan kembar dan air ketuban berlebihan atau polihidramnion,
kemungkinan bayi terlilit tali pusat akan meningkat.

C. Peran Profesi bidan


1. Definisi bidan
Bidan adalah seorang yang telah menjalani program pendidikan
bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil
menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar
dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan. Bidan merupakan
salah satu profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia.
Menurut Kepmenkes Nomor 1464/Menkes Per/X/2010 Pasal 1:
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang

5
telah teregistrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan.
Menurut International Confederation Of Midwife (ICM), bidan
adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang
diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk
melaksanakan praktek kebidanan dinegara itu.
2. Profesi Bidan
Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat
diuraikan sebagia berikut:
a. Disiapkan melalui pendidikan yang formal agar lulusannya dapat
melaksanakan/mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab secara profesional.
b. Dalam menjalankan tugasnya, bidan memiliki alat yang dinamakan
standar pelayanan kebidanan, kode etik dan etika kebidanan.
c. Bidan memiliki kelompok pengetahuan yang jelas dalam
menjalankan profesinya dan memiliki kewenangan dalam
menjalankan tugasnya.
d. Memberikan pelayanan yang aman dan memuaskan sesuai dengan
kebutuhan
e. Memiliki wadah organisasi profesi, memiliki karakteristik yang
khusus dan dikenal serta dibutuhkan masyarakat dan menjadikan
bidan sebagai suatu pekerjaan dan sumber utama kehidupan.
3. Peran Bidan Komunitas pada INC
a. Memberikan pendidikan pada penolong persalinan mengenai tempat
persalinan, proses persalinan, perawatan selama dan pasca
persalinan.
b. Memberikan pendidikan mengenai konsep kebersihan baik dari segi
tempat dan peralatan.
c. Bekerja sama dengan penolong persalinan (dukun) dan tenaga
kesehatan setempat.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antropologi kebidanan adalah studi non-dokter pembantu kelahiran
primer dalam dan lintas budaya. Petugas kelahiran tidak selalu spesialis,
juga tidak semua budaya memiliki peran khusus digambarkan untuk
pembantu kelahiran. Bidan adalah seorang yang telah menjalani program
pendidikan bidan yang diakui oleh negara tempat ia tinggal, dan telah
berhasil menyelesaikan studi terkait serta memenuhi persyaratan untuk
terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktek bidan. Bidan
merupakan salah satu profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat
manusia. Peran bidan komunitas dalam INC adalah memberikan pendidikan
pada penolong persalinan mengenai tempat persalinan, proses persalinan,
perawatan selama dan pasca persalinan.

B. Saran
Bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat wilayah
kerjanya, meliputi tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan,
adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai,
agama,bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah
tersebut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bustami, L. E. S., Insani, A. A., Iryani, D., & Yulizawati. (2017). Buku Ajar
Kebidanan Komunitas. In CV. RUmahkayu Pustaka Uatama.
Sari, L. S., Husaini, H., & Ilmi, B. (2017). Kajian Budaya Dan Makna Simbolis
Perilaku Ibu Hamil Dan Ibu Nifas. Jurnal Berkala Kesehatan, 1(2), 78.
https://doi.org/10.20527/jbk.v1i2.3146
Tauho, K. D., Tampubolon, R., & Lohmay, N. A. (2021). Pelaksanaan Layanan
Intranatal Care Di RSUD Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 8487(3), 480–489.

Anda mungkin juga menyukai