Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PROSES NEGOSIASI DALAM KEBIDANAN KOMUNITAS


(Matakuliah Pelayanan Kebidanan Komunitas)

Dosen Pengampu : Sri Widayatni, SST., M.Kes

Disusun Oleh : Kelompok 2

1. Elsandria Rambu D (SB19017) 8. Harista Sari Qori’ah (SB19025)


2. Ema Dwi Iryani (SB19018) 9. Ika Widyastutik (SB19026)
3. Eneng Rima Aidah K (SB19019) 10. Iluh Ayu Sekarini (SB19027)
4. Esteffi Graf Mariano D (SB19021) 11. Intan Pandini (SB19028)
5. Eva Arjianti Sari (SB19021) 12. Maycindy Astuti (SB19029)
6. Eva Nurmalasari (SB19022) 13. Meinanda Putri K (SB19030)
7. Hanifah Salimatul H (SB19024) 14. Melania Fitri (SB19031)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PRODI


PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Nikmat, Rahmat, dan
Hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Negosiasi dalam
pelayanan kebidanan komunitas” Makalah ini sebagai tugas mata kuliah Pelayanan Kebidanan
Komunitas.
Penyusun menyadari bahwa terselesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan,
dorongan, dan kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penyusun dengan
segala kerendahan hati ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan rasa hormat.
Demikian makalah ini disusun tugas mata kuliah Pelayanan Kebidanan Komunitas.
Penulis menyadari masih terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat
penting harapkan untuk perbaikan kedepannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberi
manfaat dan berguna bagi semua.

Surakarta, 30 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
1.3. Tujuan .................................................................................................................................... 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Negosiasi ....................................................................................................... 3
2.2 Tujuan Negosiasi ............................................................................................................ 3
2.3 Manfaat Negosiasi .......................................................................................................... 3
2.4 Dampak Negosiasi .......................................................................................................... 3
2.5 Proses Dalam Negosiasi .................................................................................................. 4
2.6 Hal Yang Harus Dilakukan Saat Negosiasi .................................................................... 4
2.7 Tahapan Negosiasi .......................................................................................................... 4
BAB III ...................................................................................................................................... 6
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kebidanan Komunitas adalah pelayanan kebidanan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dengan upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
kebidanan. Pelayanan Kebidanan Komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk
pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan balita dalam keluarga di masyarakat.
Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit atau institusi. Kebidanan
komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan dari pelayanan yang diberikan
dirumah sakit dalam upaya menyelamatkan ibu dan bayi dalam proses kelahiran. Bidan
komunitas mempunyai pengetahuan yang luas dalam segala aspek dalam kehamilan dan
persalinan karena tugasnya adalah bersama-sama perempuan sebagai partner untuk
menerima secara positif pengalaman proses kehamilan dan persalinan, serta mendukung
keluarga agar dapat mengambil keputusan atau pilihan secara individual berdasarkan
informasi yang telah diberikan.
Bidan lahir dan dibesarkan di suatu komunitas yang memiliki suatu sistem
kepercayaan dan pola budaya tersendiri. Oleh karena itu bidan berperan sebagai pemberi
asuhan secara komprehensif dan profesional yang berfokus pada keunikan perempuan
untuk mencapai reproduksi sehat, pencapaian peran ibu, dan kualitas pengasuhan anak.
Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya
kesehatan perempuan di wilayah kerjanya sehingga masyarakat mampu mengenali
masalah dan kebutuhan serta mampu memecahkan masalahnya secara mandiri.
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh bidan yang telah terdaftar (teregistrasi) yang dapat dilakukan secara
mandiri, kolaborasi atau rujukan (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 369 / MENKES / SK/ III /2007). Peran aktif bidan dalam Kesehatan Ibu Dan
Anak sudah sangat diakui oleh semua pihak. Seiringnya perkembangan ilmu
pengetahuan, sosial dan ekonomi pada masa kini dan masa depan menunjukkan bahwa
masyarakat semakin menyadari perlunya meningkatkan dan mempertahankan kualitas
hidup (quality of life) di masyarakat sehingga semakin maju tingkat pendidikan yang

1
kemudian membuat masyarakat dapat memberikan penilaian terhadap kualitas
pemenuhan kebutuhan. Dalam rangka pemberian pelayanan kebidanan pada ibu dan anak
di komunitas diperlukan bidan komunitas yaitu bidan yang bekerja melayani ibu dan anak
di wilayah tertentu.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan negosiasi?
2. Apa saja tujuan dari negosiasi?
3. Apa manfaat dari negosiasi?
4. Bagaimana dampak dari negosiasi?
5. Bagaimana proses dalam negosiasi?
6. Apa saja hal yang harus dilakukan saat negosiasi?
7. Apa saja tahapan negosiasi?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan negosiasi.
2. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari negosiasi.
3. Untuk mengetahui apa manfaat dari negosiasi.
4. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari negosiasi.
5. Untuk mengetahui bagaimana proses dalam negosiasi.
6. Untuk mengetahui apa saja hal yang harus dilakukan saat negosiasi.
7. Untuk mengetahui apa saja tahapan negosiasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negosiasi


Kata negosiasi ini berasal dari bahasa inggris yakni “to negotiate” dan “to be
negotiating” yang artinya membicarakan , merundingkan, atau juga menawar. Kata
negotiate juga memiliki turunan arti lain yakni “negotiation” yang artinya untuk dapat
menjelaskan kegiatan membicarakan atau merundingkan sesuatu dengan puhak lain
untuk mencapai kesepakatan. Negosiasi merupakan sebuah bentuk interaksi sosial yang
bertujuan untuk dapat mencapai kesepakatan bersama, sehingga keduanyasaling sepakat
dan diuntungkan. Negosiasi ini dilakukan apabila ada dua pihak yang awalnya juga
memiliki perbedaan pendapat, sehingga harus mencari sebuah kesepakatan bersama.
Kata negosiasi ini sebenarnya sama juga maknanya dengan tawar menawar.

2.2 Tujuan Negosiasi


1. Untuk dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak.
2. Untuk dapat menyelesaikan masalah dan menemukan solusi dari masalah yang
tengah dihadapi para pihak-pihak yang bernegosiasi.
3. Untuk bisa mencapai suatu kondisi yang saling menguntungkan bagi pihak-pihak
yang akan bernegosiasi dimana semuanya mendapatkan manfaat (win-win solution)

2.3 Manfaat Negosiasi


1. Menciptakan suatu jalinan kerjasama antara satu pihak dengan pihak lainnya untuk
dapat mencapai tujuan masing-masing.
2. Adanya saling pengertian diantara masing-masing pihak yang akan bernegosiasi
mengenai kesepakatan yang akan diambil dan dampaknya bagi semua pihak.
3. Negosiasi akan bermanfaat bagi terciptanya suatu kesepakatan bersama yang saling
menguntungkan bagi semua pihak yang akan bernegosiasi.
4. Terciptanya suatu interaksi yang positif antara pihak-pihak yang akan bernegosiasi
sehingga jalinan kerjasama akan menghasilkan suatu dampak yang lebih luas bagi
banyak orang.

2.4 Dampak Negosiasi


2.1.1. Dampak Positif Negosiasi

3
1) Para pihaklah yang akan memegang palu hakimnya sendiri.
2) Sifatnya rahasia
3) Hukum acara atau juga formalitas persidangan tidak ada.
2.1.2. Dampak Negatif Negosiasi
1) Manakala sebuah kedudukan para pihak tidak seimbang, dimanasalah satu
pihak kuat sedangkan bagi pihak lemah. Dalam kedaan ini, pihak yang sangat
kuat berada dalam posisi untuk dapat menekan pihak lainnya. Satu pihak yang
terlalu keras dengan sebuah pendiriannya dapat mengakibatkan suatu proses
negosiasi ini menjadi tidak produktif. Hal tersebut juga sering terjadi manakala
dua pihak bernegosiasi untuk dapat menyelesaikan sengketa.
2) Proses dalam negosiasi lambat dan memakan waktu yang lama. Selain itu,
jarang sekali adanya berbagai persayaratan penetapa batas waktu bagi para
pihak untuk dapat menyelesaikan sengketanya melalui negosiasi.

2.5 Proses Dalam Negosiasi


1. Pihak-pihak yang mempunyai suatu program atau pihak pertama melakukan
penyampaian dengan menggunkan kalimat yang santun, jelas, dan terinci.
2. Pihak dari mitra bicara untuk menyanggah mitra bicara dengan tetap menghargai
maksud pihak pertama.
3. Pemilik suatu kegiatan (program) mengemukakan argumentasi dengan memakai
kalimat yang santun dan meyakinkan pada mitra dengan disertai alasan yang logis.
4. Terjadi suatu pembahasan dan kesepakatan untuk terlaksananya program negosiasi.

2.6 Hal Yang Harus Dilakukan Saat Negosiasi


1. Mengajak untuk dapat membuat kesepakatan
2. Memberikan suatu alasan kenapa harus ada kesepakatan
3. Membandingkan beberapa piliihan
4. Memperjelas dan dapat menguji perbandingan yang dikemukakan
5. Mengevaluasi suatu kekuatan dan komitmen bersama
6. Menetapkan dan juga menegaskan kemabali tujuan negosiasi

2.7 Tahapan Negosiasi


1. Tahapan persiapan (Preparation Stage)

4
Sebelum bernegosiasi, perlu untuk dapat menentukan lokasi dan waktu pertemuan
dan siap yang harus menghadiri pertemuan negosiasi. Tahap ini juga memastikan
bahwa semua fakta terkait dengan situasi yang sudah diketahui dan untuk
mengklarifikasi posisi untuk dapat bernegosiasi.
2. Tahap Diskusi (Discussion Stage)
Pada tahap ini, setiap individu atau anggota dari masing-masing pihak akan
mengajukan sebuah kasus untuk masalah mereka. Keterampilan yang sudah
dibutuhkan pada tahap ini ialah akan mengajukan pertanyaan, mendengarkan, dan
mengklarifikasi.
3. Tahap Klarifikasi Tujuan (Clarifying Goals Stage)
Tujuan kepentingan dan perspektif dari kedua pihak yang berselisih yang telah
dibahas bersama perlu diklarifikasi sehingga memungkinkan untuk dapat
membangun landasan bersama. Klarifikasi ialah salah satu bagian penting dari
proses negosiasi sehingga tidak ada kesalahpahaman yang akan menyebabkan suatu
masalah dan hambatan untuk dapat mencapai hasil yang menguntungkan kedua
belah pihak.
4. Bernegosiasi Bertuju pada Hasil yang Memenangkan (Negotiate Towards a Win-
Win Outcome)
Tahap ini berfokus pada apa yang disebut juga sebagai hasil “menang-menang” atau
“win-win” dimana kedua belah pihak akan merasa telah memperoleh suatu yang
positif melalui proses negosiasi dan kedua belah pihak juga akan merasa bahwa
sudut pandang mereka telah dipertimbangkan. Saran untuk sebuah strategi alternatif
dan kompromi perlu dipertimbangkan pada saat ini . Kompromi merupakan suatu
alternatif yang positif yang seringkali dapat mencapai suatu manfaat lebih besar bagi
semua pihak dibandingkan dengan berpegang pada posisi semula.
5. Perjanjian (Agreement)
Kesepakatan dapat dicapai setelah pemehaman mengenai sudut pandang dan
kepentingan kedua belah pihak yang telah dipertimbangkan.
6. Melaksanakan Tindakan dari Hasil Perjanjian
Dari perjanjian yang akan disepakati, tindakan harus diambil untuk dapat
mengimplementasikan keputusan perjanjian.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang menekankan pada
aspek-aspek psikososial budaya yang ada di komunitas (masyakart sekitar). Maka
seorang bidan dituntut mampu memberikan pelayanan yang bersifat individual maupun
kelompok. Untuk itu bidan perlu dibekali dengan strategi-strategi untuk mengatasi
tantangan/kendala seperti berikut ini.
1. Sosial budaya seperti ketidakadilan gender, pendidikan, tradisi yang merugikan
Ekonomi, seperti kemiskinan.
2. Politik dan hukum, seperti ketidakadilan sosial.
3. Fasilitas, seperti tidak ada peralatan yang cukup, pelayanan rujukan.
4. Lingkungan, seperti air bersih, daerah konflik, daerah kantong (daerah yang
terisolir), kumuh, padat, dll.
Petugas kesehatan dan klien bersama-sama menentukan apa yang telah
diketahui dan apa yang penting untuk diketahui. Jika sudah ditentukan, buat perencanaan
yang dikembangkan berdasarkan masukan tersebut. Jangan memutuskan sebelah pihak
adalah prinsip dari negosiasi. Negosiasi ini dilakukan apabila ada dua pihak yang
awalnya juga memiliki perbedaan pendapat, sehingga harus mencari sebuah kesepakatan
bersama. Kata negosiasi ini sebenarnya sama juga maknanya dengan tawar menawar

6
DAFTAR PUSTAKA

Hanung, A., & Fidianata, A. R. 2018. KEPUASAN PASIEN PADA PELAYANAN


BIDAN DI POSKESDES. Jurnal Kebidanan, 28-37.
Wahyuni, Elly Dwi. 2018. BAHAN AJAR KEHAMILAN ASUHAN KEBIDANAN
KOMUNITAS. KEMENKES RI. Hal 244
LAMPIRAN

NO KONRIBUSI NAMA
1 Peyusunan Makalah Ema Dwi Iryani (SB19018)
Eneng Rima Aidah K (SB19019)
Eva Arjianti Sari (SB19021)
2 Pembuatan PPT Eva Nurmalasari (SB19022)
Maycindy Astuti (SB19029)
Melania Fitri (SB19031)
3 Presentasi Elsandria Rambu D (SB19017)
Esteffi Graf Mariano (SB19021)
Hanifah Salimatul H (SB19024)
Harista Sari Qori’ah (SB19025)
Ika Widyastutik (SB19026)
Iluh Ayu Sekarini (SB19027)
Intan Pandini (SB19028)
Meinanda Putri K (SB19030)
KELOMPOK 2

PROSES NEGOSIASI
DI KOMUNITAS

Dosen pengampu :
Migita Vidia A, S. Tr.Keb., M. Keb
ANGGOTA KELOMPOK 2

Elsandria Rambu Danga (SB19017) Harista Sari Qori'ah (SB19025)

Ema Dwi Iryani (SB19018) Ika Widyastutik (SB19026)

Eneng Rima Aidah K. (SB19019) Iluh Ayu Sekarini (SB19027)

Esteffi Graf Mariano D. C (SB19020) Intan Pandini (SB19028)

Eva Arjianti Sari (SB19021) Maycindy Astuti (SB19029)

Eva Nurmala Sari (SB19022) Meinanda Putri Khazanah (SB19030)

Hanifah Salimatul H. (SB19021) Melania Fitri (SB19031)


DEFINISI NEGOSIASI

Negosiasi merupakan sebuah bentuk interaksi sosial


yang bertujuan untuk dapat mencapai kesepakatan
bersama, sehingga keduanyasaling sepakat dan
diuntungkan. Negosiasi ini dilakukan apabila ada dua
pihak yang awalnya juga memiliki perbedaan pendapat,
sehingga harus mencari sebuah kesepakatan bersama.
Kata negosiasi ini sebenarnya sama juga maknanya
dengan tawar menawar.
TUJUAN NEGOSIASI
1. Untuk dapat mencapai kesepakatan yang
menguntungkan semua pihak.
2. Untuk dapat menyelesaikan masalah dan
menemukan solusi dari masalh yang
tengah dihadapi para pihak-pihak yang
bernegosiasi.
3. Untuk bisa mencapai suatu kondisi yang
saling menguntungkan bagi pihak-pihak
yang akan bernegosiasi dimana semuanya
mendapatkan manfaat (win-win solution)
MANFAAT NEGOSIASI
Menciptkan suatu jalinan kerjasama antara satu pihak dengan pihak lainnya
untuk dapt mencapi tujuan masing-masing.

Adanya saling pengertian diantara masing-masing pihak yang akan


bernegosiasi mengenai kesepakatan yang akan diambil dan dampaknya bagi
semua pihak.

Adanya saling pengertian diantara masing-masing pihak yang akan


bernegosiasi mengenai kesepakatan yang akan diambil dan dampaknya bagi
semua pihak.

Terciptanya suatu interaksi yang positif antara pihak-pihak yang akan


bernegosiasi sehingga jalinan kerjasama akan menghasilkan suatu dampak
yang lebih luas bagi banyak orang.
Para pihaklah yang akan memegang palu hakimnya
DAMPAK sendiri.
POSITIF
Sifatnya rahasia

NEGOSIASI Hukum acara atau juga formalitas persidangan tidak


ada.

Manakala sebuah kedudukan para pihak tidak


DAMPAK seimbang, dimanasalah satu pihak kuat sedangkan
NEGATIF
bagi pihak lemah.
Dalam kedaan ini, pihak
yang
DAMPAK NEGOSIASI sangat kuat berada dalam posisi untuk dapat menekan
pihak lainnya. Satu pihak yang terlalu keras dengan
NEGOSIASI sebuah pendiriannya dapat mengakibatkan suatu
proses negosiasi ini menjadi tidak produktif. Hal
tersebut juga sering terjadi manakala dua pihak
bernegosiasi untuk dapat menyelesaikan sengketa.


Proses dalam negosiasi lambat dan memakan waktu


yang lama. Selain itu, jarang sekali adanya berbagai
persayaratan penetapa batas waktu bagi para pihak
untuk dapat menyelesaikan sengketanya melalui
negosiasi.


PROSES DALAM NEGOSIASI


Pihak-pihak yang mempunyai suatu program / pihak pertama melakukan
penyampaian dengan menggunkan kalimat yang santun, jelas, dan terinci.

Pihak dari mitra bicara untuk menyanggah mitra bicara dengan tetap
menghargai maksud pihak pertama.

Pemilik suatu kegiatan (program) mengemukakan argumentasi dengan


memakai kalimat yang santun dan meyakinkan pada mitra dengan
disertai alasan yang logis.

Terjadi suatu pembahasan dan kesepakatan untuk terlaksananya


program negosiasi.
Mengajak Memberikan
untuk dapat suatu alasan Membandingkan
membuat kenapa harus ada beberapa piliihan
kesepakatan kesepakatan
Hal-hal Yang
Harus Dilakukan
Saat Negosiasi Memperjelas dan
Mengevaluasi suatu Menetapkan dan juga
dapat menguji menegaskan
kekuatan dan
perbandingan yang kemabali tujuan
komitmen bersama
dikemukakan negosiasi
Tahapan Negosiasi
1. Tahapan persiapan 2. Tahap Diskusi (Discussion
(Preparation Stage) Stage)
Sebelum bernegosiasi, perlu untuk dapat Pada tahap ini, setiap individu atau anggota dari masing-
menentukan lokasi dan waktu pertemuan dan masing pihak akan mengajukan sebuah kasus untuk
siap yang harus menghadiri pertemuan masalah mereka. Keterampilan yang sudah dibutuhkan
negosiasi. pada tahap ini ialah akan mengajukan pertanyaan,
mendengarkan, dan mengklarifikasi.
3. Tahap Klarifikasi Tujuan
(Clarifying Goals Stage)
Tujuan kepentingan dan perspektif dari kedua pihak
yang berselisih yang telah dibahas bersama perlu
diklarifikasi sehingga memungkinkan untuk dapat
membangun landasan bersama.
4. Bernegosiasi Bertuju pada Hasil yang
Memenangkan (Negotiate Towards a Win- Win
Outcome)
Tahap ini berfokus pada apa yang disebut juga
sebagai hasil “menang-menang” atau “win-win”
dimana kedua belah pihak akan merasa telah
memperoleh suatu yang positif melalui proses
negosiasi dan kedua belah pihak juga akan merasa
bahwa sudut pandang mereka telah
dipertimbangkan.

6. Melaksanakan Tindakan dari Hasil Perjanjian


5. Perjanjian (Agreement)
Dari perjanjian yang akan disepakati, tindakan harus
Kesepakatan dapat dicapai setelah
diambil untuk dapat mengimplementasikan keputusan
pemehaman mengenai sudut pandang dan
perjanjian.
kepentingan kedua belah pihak yang telah
dipertimbangkan.
Kesimpulan
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan yang menekankan pada
aspek-aspek psikososial budaya yang ada di komunitas (masyakart sekitar).
Maka seorang bidan dituntut mampu memberikan pelayanan yang bersifat
individual maupun kelompok. Untuk itu bidan perlu dibekali dengan strategi-
strategi untuk mengatasi tantangan/kendala seperti berikut ini.

1. Sosial budaya seperti ketidakadilan gender, pendidikan, tradisi yang merugikan


Ekonomi, seperti kemiskinan.

2. Politik dan hukum, seperti ketidakadilan sosial.

3. Fasilitas, seperti tidak ada peralatan yang cukup, pelayanan rujukan.

4. Lingkungan seperti air bersih, daerah konflik, daerah kantong (daerah


yang terisolir) kumuh, padat, dll.
“Kita sudah sampai di bagian akhir
presentasi, ada yang ingin ditanyakan?”

Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai