Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEBIDANAN PRA KONSEPSI DENGAN

KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)


ISTIQOMAH
NIM : P07224422054
Latar Belakang
Kesehatan prakonsepsi adalah kesehatan baik pada perempuan maupun laki-laki selama
usia reproduktif yakni usia yang masih dapat memiliki keturunan. Tujuan kesehatan
prakonsepsi adalah untuk mencapai ibu dan anak dalam kondisi sehat. Bhutta dan lassi
(2015) menyebutkan proporsi mortalitas dan mordibitas pada ibu dan bayi secara
signifikan dapat dicegah dengan cara pemberian intervensi gizi sederhana sebelum
kehamilan. Alasan pemberian intervensi gizi tersebut adalah status zat gizi mikro adekuat
pada masa prakonsepsi bagi perempuan sangatlah penting, disamping menjaga berat
badan (status gizi) dalam rentang normal (Anggraeny dan Dian. 2017).
Tinjauan Teori
1. Pengertian Pra Konsepsi
Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum hamil atau masa sebelum terjadi
pertemuan sel ovum (sel telur) dengan sperma. Wanita prakonsepsi diasumsikan
sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu

2. Tujuan Wanita Prakonsepsi


Mengurangi angka kematian ibu dan anak
Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
Mencegah komplikasi selama kehamilan dan persalinan
Mencegah bayi lahir mati, lahir premature, dan berat bayi lahir rendah
Mencegah bayi lahir cacat
Mencegah infeksi neonatal
Mencegah berat badan rendah dan stunting

3. Pengertian KEK
Penelitian (Paramata dan Sandalayuk, 2019) kekurangan
energi kronis adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana
keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung
menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan
kesehatan pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat
gizi.
PATOFISIOLOGI KEK
a. pertama ketidakcukupan zat gizi ini berlangsung lama maka
persediaan/cadangan jaringan akan digunakan untuk memenuhi ketidakcukupan
itu.

b. Kedua, apabila ini berlangsung lama, maka akan terjadi kemerosotan jaringan,
yang ditandai dengan penurunan berat badan.

c. Ketiga, terjadi perubahan biokimia yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan


laboratorium.

d. Keempat, terjadi perubahan fungsi yang ditandai dengan tanda khas.

e. Kelima, terjadi perubahan anatomi yang dapat dilihat dari munculnya


tanda klasik
1. Pengertian IMUNISASI TETANUS TOXOID
Adalah tindakan untuk memberi kekebalan dalam tubuh klien bertempat
langsung mencegah terjadinya tetanus neonatorum dengan memasukkan kuman
yang sudah dilemahkan

2. Jenis dan vaksinasi


Vaksinasi yang digunakan untuk imunisasi aktif kemasan tunggal vaksin tetanus
texoid (TT) kombinasi defteri (DI) kombinasi defteri tetanus pertusis (DPT) vaksin
yang digunakan untuk imunisasi aktif ATS (Anti Tetanus Serum) dapat digunakan
untuk pencegahan maupun pengobatan penyakit tetanus

Dosis Saat pemberian % Perlindungan Lama


perlindungan
TT I Pada saat kunjungan pertama atau sedini 0% 1 tahun
   
mungkin pada kehamilan Minimal 4 minggu   2 tahun
Cara jadwal pemberian TT II
setelah TT I 80 %
TT III Minimal 6 minggu setelah TT II 95 % 5 tahun
  atau selama kehamilan berikutnya Minimal  
TT IV 99 % 10 tahun
setahun setelah TT III kehamilan berikutnya
     
  Minimal setahun setelah TT   Selama seumur
TT V kehamilan berikutnya 99% hidup
Tanggal Pengkajian : Senin, 05 September 2022
Waktu Pengkajian
Tempat Pengkajian
: 09.00 WITA
: Pusban Senoni
Tinjauan Kasus
Nama Pengkaji : Istiqomah

S
1. Identitas
3. Riwayat kesehatan klien
Tidak memiliki riwayat atau sedang menderita penyakit menular
Nama : Nn. A
dan menurun 
Umur : 20 tahun
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Agama : Islam
Di keluarga tidak ada/ sedang memiliki riwayat penyakit
Suku : Kutai
Pendidikan : SMA menular dan menurun
Pekerjaan : Mahasiswa 5. Riwayat Menstruasi
Alamat : Desa Sanggulan RT.11 Riwayat menstruasi teratur, siklus 24 hari, lama haid 4-7 hari,
setiap hari ganti pembalut 2-3x, warna darah merah segar, encer,
2. Alasan datang periksa/ Keluhan utama pertama haid usia 12 tahun.
Nn.A datang dan mengatakan ingin imunisasi Tetanus 6. Riwayat Imunisasi
Toksoid untuk persiapan pernikahan. Klien berencana Klien mengatakan terakhir mendapatkan imunisasi TT pada saat
menikah tanggal 22 oktober 2022 dan tidak ingin duduk di bangku sekolah dasar pada saat smp sampai dengan
menunda kehamilannya kuliah tidak pernah di imunisasi Tt lagi.
ungsional Kesehatan

Pola Keterangan
Nutrisi Makan 2-3x/hari
Minum air putih 1,5 L/hari
Eliminasi BAK 4-5x/hari, BAB 1x/hari
Istirahat Tidak ada tidur siang dan tidur malam 6 jam/hr
Aktivitas Klien bisa mengerjakan aktivitas sehari hari tanpa dibantu atau dibantu oleh
anggota keluarga yang lain

Personal Hygiene Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari, dan ganti celana dalam
2x/hari
Kebiasaan Tidak ada mengkonsumsi alkohol dan jamu, tidak merokok dan tidak
menggunakan narkoba
Seksualitas Klien belum pernah melakukan hubungan seksual
 

O
Wajah : Tidak pucat, tidak ada massa
1. Pemeriksaan Umum
dan tidak ada edema
Keadaan umum : Baik
Mata : Simetris, sklera warna putih,
Kesadaran : composmentis konjungtiva merah muda.
Mulut : Bibir simetris dan lembab, tidak
- Tanda-tanda Vital
pucat, tidak pecah pecah dan tidak ada
Tekanan darah : 110/70 sariawan
Suhu : 36,50C
Payudara : tidak dilakukan
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit Abdomen : Tidak ada pembesaran, tidak
teraba massa, tidak ada nyeri tekan
- Antropometri
Tinggi badan : 148 cm Genetalia : Tidak dilakukan

Berat badan : 37 kg
LILA : 20 cm
Pemeriksaan Penunjang

Hemoglobin : 11.8 g/dl


Golda : B+
HIV : NR
HbSAg : Negatif
 
A
Diagnosis : Nn. A usia 20 tahun dengan Imunisasi TT + KEK
Masalah : Tidak Ada
Diagnosis Potensial : Tidak Ada
Masalah Potensial : Tidak Ada
Kebutuhan Segera : Tidak Ada
Penatalaksanaan
Jam Penatalaksanaan Paraf
09.20 Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami KEK dan berat badan kurang Mhs
sehingga dikhawatirkan saat terjadi kehamilan maka ibu berisiko keguguran, janin IUGR, bayi
lahir dengan BBLR, stunting bahkan kematian bayi. ; Nn.A mengerti hasil pemeriksaan
09.25 Menganjurkan Nn.A untuk memperbaiki pola makannya menjadi makan dengan gizi seimbang, Mhs
menambah kalori setiap kali makan seperti menambah karbohidrat seperti nasi, jagung, kentang, dll
dengan porsi yang lebih banyak dan makan dengan teratur 3 kali sehari. Selain itu Nn.A juga
perlu konsumsi lauk, buah dan sayur untuk persiapan organ reproduksi dan tubuh yang sehat. ;
Nn.A mengerti dan bersedia
09.30 Memberitahu pada Nn.A untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dengan memperhatikan Mhs
status gizi ibu sebelum hamil dan pada saat hamil kelak. Serta lebih meningkatkan aktivitas fisik
atau memperbanyak olahraga ; Nn.A mengerti dan bersedia
09.35 Memberi KIE pada ibu mengenai tujuan dilakukan imunisasi TT dan memberitahu ibu bahwa akan Mhs
diberikan imunisasi TT dilengan kiri atas. Status TT ibu saat ini berarti TT3, yang berarti status
imunisasi tetanus pada saat ini sudah lengkap dan aman. Memberitahu ibu efek samping
Pembahasan
Nn. A merupakan calon pengantin dengan usia yang baik dan subur untuk melangsungkan
pernikahan. Nn.A mempersiapkan pernikahannya dengan cukup baik karena datang kepelayanan kesehatan
sebulan sebelum menikah. Sehingga dapat mengetahui masalah yang dimilikinya dan dapat memperbaiki
lebih dini. Nn. A memiliki LILA yaitu 23 cm dan IMT yaitu 19,6 kg/m2. Hal ini menunjukkan ada masalah
pada gizi Nn.A Meskipun dari hasil lab Hb normal yaitu 11,8 g/dl.

KEK dapat diketahui dengan cara pengukuran lingkar lengan atas (LILA) dengan ambang batas (cut off
point) kurang dari 23,5 cm. Status KEK dilihat dari pengukuran LILA dan IMT. Subjek dikatakan memiliki
resiko KEK jika hasil pengukuran LILA <23,5 cm dan IMT <18,5 kg/m². Calon pengantin wanita yang
memiliki LILA < 23,5 cm dan IMT <18,5 kg/m² termasuk dalam KEK ( 17-18,5 kg/m² KEK tingkat I, 16-
16,9 kg/m² KEK Tingkat II, <16 kg/m² KEK tingkat III). Santals, et all (2010) dalam Umisah, Igna NA,
(2017).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai