Anda di halaman 1dari 21

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Tanda Bahaya Nifas


Untuk Memenuhi Tugas Praktik Micro Teaching

Dosen Pengampu

: Drs. Achmad Sugandi, M.Pd

Dosen Pembimbing : Risma A., S.SiT

Oleh
Fatimah Nur Rahma
030216A046

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN PENDIDIK


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2016

RENCANA PEMBELAJARAN
A. Identitas Mata Kuliah
Mata Kuliah
Kode Mata Kuliah
Beban Studi
Penempatan
Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Waktu Pertemuan
Hari/ Tanggal
Tempat
Tahun Ajaran
Pertemuan
Waktu

: Asuhan Kebidanan Nifas


: BDN 122
: 4 SKS (T:1, P:3)
: Mahasiswa DIII Kebidanan (Semester III)
: Asuhan Kebidanan Nifas
: Tanda Bahaya Nifas
: 15 menit
: Rabu, 14 Desember 2016
: Universitas Ngudi Waluyo
: 2016/2017
: 1 (Pertama)
: 1x15 menit

B. Standar Kompetensi
Mahasiswa dapat menjelaskan tanda bahaya masa nifas.
C. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan masa nifas khususnya
tanda bahaya nifas.
D. Indikator
1. Menjelaskan pengertian masa nifas.
2. Menjelaskan macam-macam tanda bahaya nifas.
3. Menjelaskan cara penanganan tanda bahaya masa nifas.

E. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menyebutkan pengertian tanda bahaya nifas.
2. Mahasiswa mampu menyebutkan macam-macam tanda bahaya nifas.
3. Mahasiswa mampu melakukan konseling tanda bahaya setelah melihat
materi perkuliahan.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda bahaya nifas dengan baik dan benar
F. Materi Pembelajaran
1. Pengertian masa nifas.
2. Macam-macam tanda bahaya nifas
3. Cara penanganan tanda bahaya masa nifas.

G. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan
Pendahuluan
2 menit

Penyajian
10 menit

Tahapan

Kegiatan
Pembelajaran
1. Memberi salam
dan
memperkenalkan
diri.
2. Mengisi absensi
3. Melakukan
apersepsi
berkaitan dengan
materi yang akan
disampaikan.
4. Menginformasika
n pokok materi
yang
akan
dibahas.
5. Menjelaskan
tujuan
pembelajaran.
1. Menjelaskan kepada
mahasiswa mengenai
pengertian
tanda
bahaya nifas
2. Menjelaskan macammacam tanda bahaya
nifas
dan
penatalaksanaannya :
a. Menggali
pengetahuan
mahasiswa
tentang macammacam
tanda
bahaya nifas.
b. Memberi
penguatan atas
Kegiatan
Pembelajaran
jawaban
yang
telah
diberikan
mahasiswa.
c. Memberikan
kesempatan
mahasiswa untuk

Kegiatan
Mahasiswa
Menjawab
salam

Media

Metode

Tanya Jawab
Ceramah

Memperhatikan

Ceramah

Memperhatikan

Ceramah

Memperhatikan
Tanya Jawab
Memperhatikan

Memperhatikan

Power
Point

Ceramah

Menjawab

Tanya Jawab

Ceramah
Memperhatikan

Power
Point

Kegiatan
Mahasiswa

Media

Metode

Memberikan
pertayaan

Tanya Jawab

Penutup
3 menit

H. Evaluasi
1. Prosedur
2. Jenis
3. Bentuk
4. Alat

bertanya tentang
materi yang telah
Memperhatikan
disampaikan.
d. Menjawab
pertanyaan yang
diajukan
Memperhatikan
mahasiswa.
e. Menyimpulkan
materi yang telah
dijelaskan kepada
mahasiswa.
1. Mengevaluasi materi
Menjawab
dengan
cara
memberikan
pertanyaan kepada
mahasiswa.
Memperhatikan
2. Memberikan
motivasi
dan
informasi
materi
Menjawab
yang akan datang.
3. Memberi
salam
salam
penutup

Tanya Jawab
Ceramah
-

Tanya Jawab

Ceramah
Tanya Jawab
-

: Embeded test (ada pada proses perkuliahan).


: Tes lisan.
: Tes subyektif.
: Tes buatan calon dosen.

I. Referensi
Ambarwati, Eny R. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Yayasan
Essentia Medica
Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta: 2014
J. Lampiran
1. Lampiran 1
2. Lampiran 2
3. Lampiran 3
4. Lampiran 4

: Silabus Nifas
: Materi
: Soal-Soal Evaluasi
: Media Power Point

Lampiran 1
SILABUS ASUHAN KEBIDANAN III (NIFAS)
PRODI D-III KEBIDANAN STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN
2016

Program Studi

: DIII Kebidanan

Mata kuliah

: Asuhan Kebidanan III (Nifas)

Kode Mata Kuliah

: Bd.303

SKS

: 2 SKS

Semester

: III (tiga)

Nama dosen/Tim

: TIM

Capaian Pembelajaran : Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada masa nifas dengan pendekatan manajemen kebidanan didasari
konsep, sikap, dan keterampilan.

Ming
gu
ke

2-3

Alokasi waktu
Kemampuan
Akhir yang di
harapkan
Setelah mengikuti
perkuliahan ini
mahasiswa
mampu
menjelaskan
konsep dasar
masa nifas
dengan benar
Setelah mengikuti
perkuliahan ini
mahasiswa
mampu
menggambarkan
proses laktasi dan
menyusui dengan
benar

Bahan Kajian (materi ajar)

Bentuk
Pembelajaran

Pengalaman
Belajar
TM

1. Pengertian masa nifas


1.1 Tujuan asuhan masa nifas
1.2 Perab
dan
tanggung
jawab bidan dalam masa
nifas
1.3 Tahapan masa nifas
1.4 Kebijakan program masa
nifas
2. Proses laktasi dan
menyusui
2.1 Dukungan Bidan
dalam Pemberian ASI
2.2 Manfaat Pemberian
ASI
2.3 Komposisi gizi dalam
ASI
2.4 Upaya
memperbanyak ASI
2.5 Tanda bayi cukup
ASI
2.6 ASI Eksklusif
2.7 Cara merawat
payudara

Ceramah,
Sumbang
saran

Mahasiswa
mendengarkan

TT

2x50

Kriteria
(indikator)
Penilaian

Bobot
Nilai

Keaktifan,

5%

Keaktifan

10%

Mahasiswa
melakukan
diskusi
Ceramah,

Mahasiswa
mendengarkan

Diskusi
tugas
kelompok,

Mahasiswa
melakukan
diskusi

Presentasi.

Mahasiswa
memaparkan
(presentasi)
hasil tugas

2x50

2x50

Relevansi isi
tugas
Kelengkapan
materi
Sistematika
penulisan
Kemampuan
memaparkan

5-6

Setelah mengikuti
perkuliahan ini
mahasiswa
mampu
menyebutkan
macam-macam
respon orang tua
terhadap bayi
Setelah mengikuti
perkuliahan ini
mahasiswa
mampu
mengidentifikasik
an perubahan
fisiologis masa
nifas dengan tepat

2.8 Cara menyusui yang


benar
2.9 Masalah dalam
pemberian ASI
3. Respon orang tua
terhadap bayi baru
lahir
3.1 Bounding attachment
3.2 Respon ayah dan
keluarga
3.3 Sibling rivally
4. Perubahan fisiologis
masa nifas
4.1 Perubahan masa
reproduksi
4.2 -uterus
4.3 vagina dan perineum
4.4 Perubahan sistem
pencernaan
4.5 Perubahan sistem
perkemihan
4.6 Perubahan sistem
4.7 Musculus
skeletal/diasis rectis
endominitis
4.5 Perubahan sistem
endokrin

Ceramah,

Mahasiswa
mendengarkan

Diskusi
Kasus

Mahasiswa
melakukan
diskusi

Ceramah,

Mahasiswa
mendengarkan

Diskusi
tugas
kelompok,
Presentasi.

Mahasiswa
melakukan
diskusi
Mahasiswa
memaparkan
(presentasi)
hasil diskusi

2x50

2x50

2x50

Kelengkapan
dan
kebenaran
penjelasan,
komunikatif
selama
diskusi

5%

Keaktifan

5%

Relevansi isi
tugas
Kelengkapan
materi
Sistematika
penulisan
Kemampuan
memaparkan

9-11

Setelah mengikuti
perkuliahan ini
mahasiswa
mampu
mengidentifikasik
an adaptasi
psikologi masa
nifas dengan tepat
Setelah mengikuti
perkuliahan ini
mahasiswa
mampu
menentukan
kebutuhan dasar
masa nifas
dengan benar
Setelah
melakukan
perkuliahan ini
mahasiswa

4.6 Perubahan tandatanda vital


4.7 Perubahan sistemik
4.8 Kardiovaskuler
4.9 Perubahan sistem
hemologi
5. Proses adaptasi
Student
Mahasiswa
psikologi ibu masa
facilitator and
melakukan
nifas
explaining
tanya jawab
5.1 Adaptasi psikologi
ibu masa nifas
Mahsiswa
5.2 Post partum blues
mendengarkan
5.3 Kesedihan dan suka
cita
6. Kebutuhan dasar ibu
Ceramah,
Mahasiwa
masa nifas
Diskusi
mendengarkan
6.1 Nutrisi dan cairan
6.2 Ambulasi
Mahasiswa
6.3 Eliminasi BAB/BAK
melakukan
6.4 Kebersihan diri/
diskusi
perinium
6.5 Istirahat
6.6 Seksual
6.7 Latihan/ senam nifas
7. Asuhan ibu pada fisik Praktikum,
Mahasiswa
dan psikososial
penugasan
melakukan
7.1 Pengkajian ibu pada
praktik
fisik dan psikososial

2x50

Keaktifan

5%

Kemampuan
memaparkan

2x50

Keaktifan

5%

Kemampuan
berpendapat

2x50

2x50

Sikap dalam
pelaksanaan

15%

mampu
memahami
asuhan fisik dan
psikososial
dengan benar

7.2 Riwayat kesehatan


7.3 Pemeriksaan fisik :
- TTV
- Payudara
- Uterus
- Kandung kemih
- Genetalia
- Perinium
- Ektrimitas bawah
- Pengkajian psikologi
dan pengetahuan ibu
7.4 Merumuskan
diagnosa /masalah
Aktual antara lain:
7.4.1 Masalah nyeri
7.4.2 Masalah infeksi
7.4.3 Masalah cemas,
perawatan
perinium,
payudara, ASI
eksklusif
7.4.4 Masalah KB,
gizi, tanda
bahaya, senam,
menyusui.
7.4.5 Gangguan
perkemihan
7.4.6 Gangguan BAB

Sitematika
dalam
pelaksanaan

7.4.7

Gangguan
hubungan seksual
7.5 Merencanakan
asuhan kebidanan :
7.5.1 Evaluasi secara
terus menerus
7.5.2 Gangguan rasa
nyeri
7.5.3 Mengatasi infeksi
7.5.4 Mengatasi cemas
7.5.5 Menjelaskan
tentang Gizi, KB,
tanda bahaya,
hubungan
seksual, senam
nifas, perawatan
perineum,
perawatan bayi
sehari hari.
7.5.6 Memberikan
kenyamanan pada
ibu.
7.5.7 Membantu ibu
untuk menyusui
bayi
7.5.8 Menfasilitasi
menjadi orang
tua.

7.5.9

Persiapan pasien
pulang
7.5.10 Anticipatori
guidance
7.5.11 Deteksi dini
komplikasi pada
ibu masa nifas.
7.5.12 Health
education :
- Nutrisi
- Hygiene
- Perawatan perineum
- Istirahat dan Tidur
- Ambulasi
7.6 Pelaksanaan asuhan
kebidanan
7.6.1 Tindakan mandiri
7.6.2 Kolaborasi
7.6.3 Tindakan
pengawasan
7.6.4 Pendidikan /
penyuluhan
7.7 Evaluasi asuhan
kebidanan
7.7.1 Tujuan asuhan
kebidanan
7.7.2 Efektifitas
tindakan untuk

12-13 Setelah Mengikuti


perkuliahan ini
mahasiswa
mampu
merencanakan
tindak lanjut
asuhan nifas di
rumah dengan
benar

14-15 Setelah mengikuti


perkuliahan ini
mahasiswa
mampu
menganalisis
deteksi dini
komplikasi masa
nifas dan

mengatasi
masalah
8. Tindakan lanjut
Ceramah,
asuhan nifas di
diskusi,
Rumah
praktikum
8.1 Jadwal kunjungan
rumah
8.2 Asuhan lanjutan masa
nifas di rumah
8.3 Penyuluhan masa
nifas
- gizi
- suplemen zat besi
- kebersihan diri / bayi
- istirahat / tidur
- pemberian ASI
- latihan / senam nifas
- hubungan seks dan
keluarga berencana
- tanda tanda bahaya
9. Cara deteksi dini
Presentasi,
komplikasi Masa
Diskusi tugas
nifas dan
kelompok
penanganannya
9.1 Perdarahan
pervaginam
9.2 Lochia yang berbau
busuk

Mahasiswa
mendengarkan

2x50

2x50

Sikap dalam
pelaksanaan

Mahasiswa
melakukan
praktik

Mahasiswa
melakukan
diskusi

25%

Penggunaan
bahasa

Mahasiswa
melakukan
diskusi

Mahasiswa
memaparkan
(presentasi)
tugas

Keaktifan

Sistematika
pelaksanaan

4x50

Keaktifan
Relevansi isi
tugas
Kelengkapan
materi

15%

penanganannya
dengan benar

16 Setelah mengikuti
perkuliahan ini
mahasiswa mapu
menyusun
dokumentasi
asuhan kebidanan
masa nifas
dengan benar

9.3 Pengecilan rahim


terganggu (Sub
involusi uterus)
9.4 Nyeri pada perut
dan pelvis
9.5 Pusing, nyeri
epigastrik, gangguan
penglihatan dan
lemas yang
berlebihan
9.6 Suhu tubuh ibu >
38C
9.7 Payudara berubah
menjadi merah,
panas, dan terasa
sakit
9.8 Perasaan sedih yang
berkaitan dengan
bayinya (baby blues)
9.9 Depresi post partum
10. Dokumentasi asuhan Praktikum
dalam bentuk
laporan asuhan
kebidanan masa
nifas

Sistematika
penulisan
Kemampuan
memaparkan

Mahasiswa
melakukan
praktik

2x50

Sikap dalam
pelaksanaan
Sitematika
dalam
pelaksanaan

10%

Lampiran 2
TANDA BAHAYA NIFAS
1. Pengertian
Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal yang
mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama
masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu (Ambarawati, 2012).
2. Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah sebagai berikut:
a. Perdarahan pasca persalinan (post partum)
1) Pengertian
Perdarahan pasca persalinan (post partum) adalah perdarahan yang
melebihi 500 600 ml setelah bayi lahir (Ambarwati, 2012). Menurut
waktu terjadinya dibagi atas dua bagian yaitu :
a) Perdarahan post partum primer (Early post partum hemorrhage) yang
terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia
uteri, retensio placenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
b) Perdarahan post partum sekunder (Late post partum hemorrhage)
yang terjadi setelah 24 jam. Penyebab utamanya adalah sub involusi,
infeksi nifas dan sisa plasenta. Menurut Ambarwati (2012),
perdarahan post partum merupakan penyebab penting kematian
maternal.
2) Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum adalah:
a) Paritas lebih dari 5
b) Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
c) Persalinan yang dilakukan dengan tindakan yaitu pertolongan ala uri
sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun, persalinan
dengan tindakan paksa.
(Marmi, 2014)

3) Penanganan
Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan umum dengan
perbaikan keadaan umum dengan pemasangan infus, transfusi darah,
pemberian antibiotik, dan pemberian uterotonika. Pada kegawat
daruratan dilakukan rujukan ke rumah sakit (Marmi, 2014).

b. Lokia yang berbau busuk


1) Pengertian
Lokia adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam
masa nifas. Sedangkan lokia yang berbau busuk adalah sekret yang
berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas yang berupa cairan
seperti nanah yang berbau busuk (Marmi, 2014).
2) Penyebab
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi restensio plasenta. Retensio
plasenta merupakan bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan
sehingga pengeluaran lokia disertai darah lebih dari 7 10 hari. Dapat
terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran lokia normal, dan dapat
berbau akibat infeksi retensio plasenta. Pada evaluasi pemeriksaan dalam
terdapat pembukaan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau
membrannya. Subinvolusi uteri karena infeksi dan menimbulkan
perdarahan terlambat (Marmi, 2014).
3) Penanganan
Tindakan penanganan meliputi pemasangan infus profilaksis, pemberian
antibiotik adekuat, pemberian uterotonika (oksitosin atau metergin), dan
tindakan definitif dengan kuretase dan dilakukan pemeriksaan patologianatomik (Marmi, 2014).
c. Pengecilan rahim terganggu (Sub involusi uterus)
1) Pengertian
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana
berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin menjadi 40-60 gram 6
minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu
disebut sub involusi (Ambarwati, 2012).
2) Penyebab
Faktor penyebab sub involusi antara lain: sisa plasenta dalam uterus,
endometritis, adanya mioma uteri. Pada pemeriksaan bimanual
ditemukan uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya, fundus
masih tinggi, lokia banyak dan berbau, dan tidak jarang terdapat pula
perdarahan (Ambarwati, 2012).
3) Penanganan

Pengobatan dilakukan dengan memberikan injeksi methergin setiap hari


ditambah ergometrin per oral. Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase.
Berikan antibiotika sebagai pelindung infeksi (Ambarwati, 2012).
d. Nyeri pada perut dan pelvis
1) Pengertian
Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas
seperti peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium.
2) Penyebab
Peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat
juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis
pelvika. Selanjutnya ada kemungkinan bahwa abses pada sellulitis
pelvika mengeluarkan nanahnya ke rongga peritonium dan menyebabkan
peritonitis (Ambarwati, 2012).
3) Gejala klinis peritonitis dibagi 2 yaitu :
a) Peritonitis terbatas pada daerah pelvis
Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis umum.
Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik.
Pada pelvio peritonitis bisa terdapat pertumbuhan abses (Ambarwati,
2012).
b) Peritonitis umum
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen dan
merupakan penyakit berat. Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat
dan kecil, perut kembung dan nyeri. Muka penderita yang mula-mula
kemerahan menjadi pucat, mata cekung, dan kulit muka dingin.
(Ambarwati, 2012).
c) Penanganan
Pengobatan dilakukan dengan pengisapan nasogastrik, pasang infus
intravena, berikan kombinasi antibiotik sampai ibu tidak demam
selama 48 jam (ampisilin 2 g melalui intravena setiap 6 jam, ditambah
gentamisin 5 mg/kg berat badan melalui intravena setiap 24 jam,
ditambah metronidazol 500 mg melalui intravena setiap 8 jam)
(Ambarwati, 2012).
e. Pusing, nyeri epigastrik, gangguan penglihatan dan lemas yang berlebihan
1) Pengertian
Menurut Marmi (2014), pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada
masa nifas, pusing bisa disebabkan oleh karena darah tinggi (sistol >140

mmHg dan diastole >110 mmHg). Lemas yang berlebihan juga


merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas disebabkan oleh
kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan
pucat, tekanan darah rendah (sistol <100 mmHg diastole <60 mmHg).
2) Penanganan
Penanganan gejala tersebut adalah :
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
b) Makan dengan diit berimbang untuk mandapatkan protein, mineral
dan vitamin yang cukup.
c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
d) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat setidaknya selama 40
hari pasca bersalin.
e) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar
vitaminnya pada bayinya.
f) Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

f. Suhu tubuh ibu > 38C


1) Pengertian
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik
antara 37,2C-37,8C oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam rahim
dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut demam reabsorbsi. Hal itu
adalah normal. Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 38 C
beturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas
adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia
dalam masa nifas (Marmi, 2014).
2) Penanganan umum bila terjadi demam :
a) Istirahat baring.
b) Rehidrasi peroral atau infus.
c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu.
d) Jika ada syok segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok
harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat
memburuk dengan cepat (Marmi, 2014).
g. Payudara berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit
1) Pengertian

Pada masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan parenkim kelenjar
payudara (mastitis). Mastitis bernanah dapat terjadi setelah minggu
pertama pascasalin, tetapi biasanya tidak sampai melewati minggu ke 3
atau ke 4 (Marmi, 2014).
2) Gejala
Gejala awal mastitis adalah demam yang disertai menggigil, nyeri dan
takikardia. Pada pemeriksaan payudara membengkak, mengeras, lebih
hangat, kemerahan dengan batas tegas, dan disertai rasa nyeri (Marmi,
2014).

3) Penanganan
Penanganan utama mastitis adalah:
a) Memulihkan keadaan dan mencegah terjadinya komplikasi yaitu
bernanah (abses) dan sepsis yang dapat terjadi bila penanganan
b)
c)
d)
e)

terlambat, tidak cepat, atau kurang efektif.


Susukan bayi sesering mungkin.
Pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi.
Pemberian antibiotic 500 mg/6 jam selama 10 hari.
Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan sayatan (insisi) untuk
mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase dengan pipa

agar nanah dapat keluar terus.


h. Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (baby blues)
1) Pengertian
Ada kalanya ibu mengalami parasaan sedih yang berkaitan dengan
bayinya. Keadaan ini disebut baby blues, yang disebabkan oleh
perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima
kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami
terhadap rasa lelah yang dirasakan, selain itu juga karena perubahan fisik
dan emosional selama beberapa bulan kehamilan (Ambarwati, 2012).
2) Gejala-gejala baby blues antara lain :
a) Menangis.
b) Mengalami perubahan perasaan.
c) Cemas.
d) Kesepian.
e) Khawatir mengenai sang bayi.

f) Penurunan gairah sex, dan kurang percaya diri terhadap kemampuan


menjadi seorang ibu.
3) Penanganan
Penanganan bila terjadi baby blues yaitu hilang tanpa pengobatan,
pengobatan psikologis dan antidepresan, konsultasi psikiatrik untuk
pengobatan lebih lanjut (tiga bulan) (Ambarwati, 2012).
i. Depresi masa nifas (depresi postpartum)
1) Pengertian
Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini disebabkan
oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum kelahiran
anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya sendiri, seorang ibu cepat
murung, mudah marah-marah (Ambarwati, 2012).
2) Gejala-gejala depresi masa nifas adalah :
a) Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur.
b) Nafsu makan hilang.
c) Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol.
d) Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi.
e) Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi.
f) Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
g) Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi.
h) Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan
berdebar-debar.

Lampiran 3
EVALUASI
TANDA BAHAYA MASA NIFAS

A. Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian tanda masa nifas?
2. Sebutkan 5 tanda bahaya masa nifas?
B. Jawaban
1. Pengertian dari masa nifas :
Proses pulihnya alat kandungan menuju keadaan menuju keadaan normal
sejak saat persalinan berakhir yang berlangsung selama 42 hari.
2. 5 tanda bahaya masa nifas:
a. Perdarahan pervaginam
b. Pusing dan lemas berlebih
c. Suhu tubuh >38C
d. Baby blues
e. Payudara bengkak, merah

Anda mungkin juga menyukai