Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN PENELITIAN

DOSEN YAYASAN

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR PRA NIKAH


TENTANG IMUNISASI TETANUS TOKSOID SEBELUM MENIKAH
(CATIN) DI JORONG KURANJI KECAMATAN GUGUAK
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
TAHUN 2016

Peneliti :
Siti Nurkhasanah, S.ST

Dana bersumber dari Institusi STIKes Prima Nusantara Bukittinggi 2016

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK


STIKES PRIMA NUSANTARA
BUKITTINGGI
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan

rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini dengan judul

Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Pra Nikah tentang Imunisasi Tetanus

Toxoid Sebelum Menikah (Catin) di Jorong Kuranji Kecamatan Guguak

Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang tidak terhingga kepada berbagai pihak yang telah membantu proses

penulisan laporan penelitian ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat

kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

diharapkan demi kesempurnaan laporan ini sehingga dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Bukittinggi, Juli 2016

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................. .ii
ABSTRAK.iii
DAFTAR ISI .................................................................................................iv
DAFTAR SKEMA ......................................................................................... v
DAFTAR TABEL .........................................................................................vi
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4
C. Batasan Masalah ................................................................................ 5
D. RumusanMasalah ............................................................................... 5
E. TujuanPenelitian ................................................................................ 5
F. ManfaatPenelitian .............................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI


A. Landasan Teori .................................................................................. 7
B. Kerangka Teori ................................................................................ 19
C. Kerangka Konsep ............................................................................. 20
D. Defenisi Operasional ........................................................................ 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Desain Penelitian ............................................................................. 22
B. TempatdanWaktuPenelitian .............................................................. 22
C. PopulasidanSampel .......................................................................... 22
D. Etika Penelitian ................................................................................ 24
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 25
F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data Penelitian ............................ 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ................................................................................ 29
B. Pembahasan ..................................................................................... 30
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ..................................................................................... 33
B. Saran ................................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR SKEMA

2.1 Kerangka Teori................................................................................................19

2.2 Kerangka Konsep............................................................................................20


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Defenisi Operasional..........................................................................21


DAFTAR DIAGRAM

Tabel 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Pengetahuan WUS tentang TT


catin.......................................................... ........................................29
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gant Chart

Lampiran 2 Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 Informed Consent

Lampiran 4 Kisi-Kisi Kuesioner

Lampiran 5 Lembar Kuesioner

Lampiran 6 Master Tabel

Lampiran 7 Hasil Pengolahan Data


Nama : Siti Nurkhasanah, S.ST
Program Studi : D-IV Bidan Pendidik
Judul :Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Pra Nikah
Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid Sebelum Menikah
(Catin) Di Jorong Kuranji Kecamatan Guguak Kabupaten
Lima Puluh Kota Tahun 2016

xviii + 34 + 1 tabel + 2 skema + 1 diagram + 13 lampiran

ABSTRAK
Tetanus pada maternal dan noenatal merupakan salah satu penyebab
kematian paling sering terjadi akibat persalinan dan penanganan tali pusat yang
tidak bersih yang ditandai dengan kaku otot yang nyeri yang disebabkan oleh
neurotoxin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani pada luka anaerob. AKB di
Indonesia menurut SDKI tahun 2007 adalah 34 kematian per 1000 kelahiran
hidup, dan kematian yang tertinggi terjadi pada periode neonatal. Angka kematian
neonatal adalah 19 per 1000 kelahiran hidup, dan Tetanus Neonaturum (TN)
merupakan salah satu penyebab utamanya. Imunisasi TT sebelum menikah
merupakan salah satu langkah untuk mencegah penyakit TN. Data dari dinas
kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota, sebanyak 92.558 orang sasaran wanita
usia subur di Kabupaten Lima Puluh Kota, didapatkan cakupan imunisasi TT
catinnya adalah 93 orang (0,1 %). Data yang didapatkan dari Kantor Urusan
Agama Kecamatan Guguak, dari 285 pasangan yang menikah tahun 2013 hanya 9
orang yang mendapatkan imunisasi TT catin (3,15 %). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana pengetahuan wanita usia subur pra nikah tentang
imunisasi Tetanus Toksoid calon pengantin di Jorong Kuranji Kecamatan Guguak
Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016. Jenis penelitian adalah deskriptif
dengan teknik analisa univariat, populasi adalah 298 dengan sampel penelitian
100 orang wanita usia subur belum menikah yang akan dijadikan responden. Hasil
penelitian didapatkan 54% responden dengan pengetahuan rendah dan 46%
responden dengan pengetahuan tinggi. Dapat disimpulkan bahwa lebih dari
setengah responden memiliki pengetahuan rendah. Dengan dilakukannya
penelitian ini diharapkan agar tenaga kesehatan memberikan penyuluhan yang
lebih terkelola terutama dalam memberikan imunisasi untuk calon pengantin.

Referensi : 19 (2000-2012)
Kata Kunci : pengetahuan, wanita usia subur, imunisasi Tetanus Toksoid
Nama : Siti Nurkhasanah, S.ST
Program Studi : D-IV Midwifery Educator
Judul : Overview Knowledge of Pre-marital Fertile Woman
About TetanusTtoxoid Immunizations Before Getting
Married In The Jorong Kuranji Subdistrict of Guguak
District of Lima Puluh Kota in 2016.

xviii + 34 + 1 table + 2 scheme + 1 diagram + 13 attachments

ABSTRACT
Tetanus in maternal and noenatal is one of the most frequent causes of
death due to childbirth and handling unclean cord characterized by stiff muscle
pain caused by a neurotoxin produced by Clostridium tetani in anaerobic wound.
IMR in Indonesia according to IDHS in 2007 was 34 deaths per 1,000 live births,
and deaths were highest in the neonatal period. Neonatal mortality rate is 19 per
1,000 live births, and Tetanus Neonaturum (TN) is one of the main causes. TT
immunization before marriage is one step to prevent diseases TN. Data from the
health department District Fifty Cities, as many as 92 558 people targeted fertile
women in the District Lima Puluh Kota, obtained TT immunization coverage is
93 people (0.1%). The data obtained from the Subdisistrict Office of Religious
Affairs Guguak, of 285 couples who married in 2012, only 9 people who get TT
catin (3.15%). This study aims to determine how the knowledge of fertile women
about premarital Tetanus toxoid immunization bride in the Kuranji village
Subdistrict of Guguak District Lima Puluh Kota in 2016. Type of riserch is
descriptive by univariate analysis techniques to the study, populations are 298 of
fertile woman and sample of 100 of fertile woman who are not married will as
respondents. The results showed 54% of respondents with low knowledge and
46% of respondents with high knowledge. It can be concluded that more than half
of the respondents had low knowledge. With this study it is expected that health
workers provide counseling that is more manageable, especially in providing
immunization to the bride before marriage.

Reference: 19 (2000-2012)
Keywords: knowledge, fertile women, tetanus toxoid immunization
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tetanus pada maternal dan noenatal merupakan salah satu penyebab

kematian paling sering terjadi akibat persalinan dan penanganan tali pusat yang

tidak bersih. Tetanus ditandai dengan kaku otot yang nyeri yang disebabkan oleh

neurotoxin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani pada luka anaerob (tertutup)

(Kemenkes RI, 2012).

Tetanus Neonaturum (TN) adalah tetanus pada bayi usia ke 3 dan 28

setelah lahir dan Tetanus Maternal (TM) adalah tetanus yang terjadi dalam 6

minggu setelah melahirkan. Bila tetanus terjadi, angka kematian sangatlah tinggi,

terutama ketika perawatan kesehatan yang tepat tidak tersedia (Kemenkes RI,

2012).

Upaya mengeliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (TMN) bertujuan

mengurangi jumlah kasus tetanus pada maternal dan neonatal hingga ke tingkat

dimana TMN tidak lagi menjadi masalah utama kesehatan masyarakat. Tidak

seperti polio atau cacar (smallpox), tetanus tidak dapat dieraditasi, spora tetanus

berada dilingkungan seluruh dunia. Namun melalui imunisasi pada ibu hamil,

wanita subur (WUS) dan promosi persalinan yang higienis, TMN dapat

dieliminasi yaitu ditunjukkan oleh jumlah kasus tetanus yang kurang dari 1 per

1000 kelairan hidup disetiap kabupaten. Secara operasional, status ini dapat

diukur dengan tingkat pencapaian imunisasi serta pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan (Kemenkes RI, 2012).


Sejumlah penelitian dilakukan di negara berkembang menunjukkan

vaksinasi imunisasi TT untuk menurunkan kematian karena tetanus naonaturum

(WHO, 2012). Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun

kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005).

Pada tahun 1988, WHO memperkirakan bahwa sebanyak 787.000 bayi

meninggal akibat Tetanus Neonaturum (TN). Sehingga pada akhir tahun 1980-an

perkiraan angka kematian tahunan global TN adalah sekitar 6,7 kematian per 1000

kelahiran hidup, jelas ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting

(Kemenkes RI, 2012).

Pada tahun 2012 WHO memperkirakan 59.000 kematian bayi karena

tetanus, angka tersebut sudah menurun sebesar 90% jika dibandingkan dengan

tahun 1980 dimnana terjadi 787.000 kematian karena Tetanus Neonaturum ( TN ).

Tetapi tahun 2012 masih terdapat 31 negara yang belum mencapai eliminasi

Tetanus Maternal Neonatal ( TMT ) termasuk Indonesia (WHO, 2012 ).

Sebelum pengenalan upaya eliminasi TN, Indonesia merupakan salah satu

negara dengan kasus tertinggi di Asia. Survei berbasis komunitas untuk kematian

TN dilakukan pada awal 1980 di Jakarta dan daerah pedesaan Bali, Jawa,

Kalimantan, NTT, NTB, Sumatera dan Sulawesi mengungkapkan angka kematian

berkisar 6-23 kematian TN per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan data survei ini

dan survei lainnya, jumlah kematian tahunan TN di Indonesia secara keseluruhan

diperkirakan 71.000 selama awal tahun 1980 (Kemenkes RI, 2012).

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menurut SDKI tahun 2007

adalah 34 kematian per 1000 kelahiran hidup, dan kematian yang tertinggi terjadi

pada periode neonatal. Angka kematian neonatal di Indonesia adalah 19 per 1000
kelahiran hidup, dan Tetanus Neonaturum (TN) merupakan salah satu penyebab

utamanya, sehingga tetanus merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

kesehatan di Indonesia (Kemenkes RI, 2012).

Dari data yang didapatkan pada saat survei awal dari dinas kesehatan

Kabupaten Lima Puluh Kota, sebanyak 92.558 orang sasaran wanita usia subur di

Kabupaten Lima Puluh Kota, didapatkan cakupan imunisasi TT catinnya adalah

93 orang (0,1 %).

Puskesmas Danguang-danguang memiliki total sasaran WUS 6.609.

Berdasarkan survei awal menurut data yang didapat dari puskesmas selama tahun

2013 hanya 9 WUS yang akan menikah dan mendapatkan imunisasi TT catin.

Data yang didapatkan dari Kantor urusan Agama (KUA) Kecamatan

Guguak, selama tahun 2013 ada 285 pasangan yang menikah dengan usia rata rata

19-29 tahun. Dapat disimpulkan bahwa dari 285 pasangan yang menikah hanya 9

orang yang mendapatkan imunisasi TT catin (3,15 %).

Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas Dangung-dangung tahun

2015, 5 Jorong yang memiliki WUS terbanyak di Kecamatan Guguak adalah

Jorong Kuranji dengan WUS 672 dari 17 pasangan yang menikah tidak ada calon

pengantin yang melakukan imunisasi TT catin (0%), Jorong Kubang Tungkek

dengan WUS 651 orang, dari 10 pasangan yang menikah tidak ada calon

pengantin yang melakukan imunisasi TT catin (0%), Jorong Guguak dengan WUS

528 orang, dari 13 pasangan yang menikah, 1 orang melakukan imunisasi TT

catin (7,6%), Jorong Tiakar dengan jumlah WUS 515 orang, dari 14 pasangan

yang menikah tidak ada calon pengantin yang melakukan imunisasi TT catin, dan
Jorong Balai Talang dengan jumlah WUS 376 orang, dari 10 pasangan yang

menikah 2 orang yang melakukan imunisasi TT catin (20%).

Dari wawancara tentang imunisasi TT catin, yang dilakukan kepada 13

orang wanita usia subur yang berusia 20-24 tahun pada saat survei awal, 6 orang

menjawab bahwa imunisasi TT yang dilakukan sebelum menikah akan

menyebabkan kemandulan atau penundaan kehamilan dengan alasan pada saat ini

banyak pasangan yang lambat atau bahkan tidak mempunyai keturunan setelah ia

menikah. 4 orang menjawab setuju dengan dilakukannya imunisasi TT, dan 3

orang menjawab tidak tahu.

Berdasarkan survei awal di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Pra-nikah Tentang

Imunisasi TT (catin) Sebelum Menikah di Jorong Kuranji Kecamatan Guguak

Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, maka dapat

diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

a. Masih rendahnya wanita usia subur pranikah yang melaksanakan imunisasi

TT sebelum menikah, yaitu dari 285 pasangan yang menikah pada tahun

2013 hanya 9 orang yang melaksanakan imunisasi TT catin.

b. Adanya beberapa anggapan dalam masyarakat bahwa imunisasi TT catin

dapat menyebabkan kemandulan atau terlambat mendapatkan keturunan

yaitu dari 13 orang yang diwawancara pada saat survei awal, 6 orang

menjawab imunisasi TT dapat menyebabkan kemandulan.


C. Batasan Masalah

Meskipun banyak permasalahan yang berkaitan dengan pemberian

imunisasi TT catin namun dalam penelitian ini hanya membatasi pada

masalah pengetahuan wanita usia subur pra nikah tentang imunisasi TT catin

di Jorong Kuranji Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalahnya

adalah bagaimana gambaran pengetahuan wanita usia subur pra nikah tentang

imunisasi TT calon pengantin di Jorong Kuranji Kecamatan Guguak

Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2016.

E. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan wanita usia subur pra

nikah tentang imunisasi Tetanus Toksoid calon pengantin.

F. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diketahui gambaran

pengetahuan wanita usia subur pra nikah tentang imunisasi Tetanus Toksoid

calon pengantin, sehingga hasil diperoleh dapat bermanfaat yaitu :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini berguna bagi peneliti untuk menambah wawasan

tentang gambaran pengetahuan wanita usia subur pra nikah tentang

imunisasi Tetanus Toksoid calon pengantin dan dapat menjadi bahan

pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian ditempat lainnya .


2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi mahasiswa khususnya program studi D-IV

Bidan Pendidik STIKes Prima Nusantara sehingga dapat menambah

pengetahuan mengenai wanita usia subur pra nikah tentang imunisasi

Tetanus Toksoid calon pengantin.

3. Bagi Responden

Dapat mengetahui tentang pentingnya mendapatkan imunisasi TT

catin agar terhindar dari penyakit tetanus toksoid maternal dan neonatal.

4. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat menjadi bahan pertimbangan sebagai materi penyuluhan

petugas-petugas kesehatan.

5. Tempat penelitian

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan

terhadap ibu yang membutuhkan informasi mengenai imunisasi.


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Imunisasi Tetanus Toksoid

a. Pengertian imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan

tubuh seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga apabila

kelak terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit

itu lagi (Depkes, 2000).

Imunisasi adalah memberikan zat kekebalan terhadap beberapa

penyakit melalui pemberian vaksin yang dapat melindungi kesehatan

ibu dan anak (BKKBN, 2007).

b. Imunisasi Tetanus Toksoid Calon Pengantin (Catin)

Imunisasi Tetanus Toksoid adalah kuman yang dilemahkan

atau dimurnikan, vaksin tetanus adalah vaksin yang mengandung

toksoid tetanus yang telah dimurnikan atau terabsorbsi kealam 3 mg

aluminium fosfat. Imunisasi TT ( tetanus toksoid ) bertujuan terutama

melindungi bayi baru lahir dari kemungkinan terkena kejang akibat

infeksi pada tali pusat ( tetanus neonaturum ). Imunisasi ini harus

diberikan melalui ibunya, karena janin belum dapat membentuk

kekebalan sendiri (Kemenkes RI, 2012).

Tetanus Toksoid ( TT ) adalah preparat toksin tetanus yang

diinaktifkan dengan formaldehid dan diabsorbsi pada garam

aluminium untuk meningkatkan antigenesitasnya. Preparat TT cukup


stabil, dapat bertahan pada suhu kamar selama beberapa bulan dan

pada suhu 37C selama beberapa minggu tanpa kehilangan potensi

yang berarti. TT merangsang pembentukan antitoksin untuk

menetralkan toksin tetanus. Antitoksin yang melewati plasenta ke

janin pasca imunisasi aktif pada ibu dapat mencegah kejadian tetanus

neonaturum ( Wahab, 2002 ).

Di Indonesia pemberian imunisasi TT dianjurkan dimulai pada

pasangan yang hendak menikah atau ibu hamil. Sayangnya, ada

informasi salah mengenai imunisasi ini, ada yang mengatakan sebagai

upaya untuk mencegah kehamilan atau dapat menyebabkan

kemandulan. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat waktu pemberian

imunisasi TT pada wanita hamil dan manfaat perlindungannya

(Kemenkes RI, 2012).

Imunisasi TT memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit

tetanus toksoid. Vaksinasi TT juga salah satu syarat yang harus

dipenuhi saat mengurus surat-surat atau kelengkapan administrasi di

KUA. Kepada calon Pengantin Wanita imunisasi TT diberikan

sebanyak 2 kali dengan interval 4 minggu. Imunisasi TT diberikan

kepada calon pengantin wanita dengan tujuan untuk melindungi bayi

yang akan dilahirkan dari penyakit tetanus neonaturum (Gunawan

Rahman, 2006).

Bila pasangan usia subur melakukan imunisasi TT1 dan TT2,

jika dalam waktu tiga tahun ia melahirkan, bayi yang dilahirkan akan

terlindung dari tetanus neonaturum. Sedangkan bila ia melakukan


imunisasi sampai dengan TT5, ia akan memberi perlindungan selama

25 tahun atau seumur hidup. Imunisasi TT dapat dilakukan ditempat-

tempat pelayanan kesehatan pemerintah, praktek bidan atau RS

swasta. Sebenarnya target pemberian imunisasi TT ini adalah bukan

wanita yang akan menikah saja, tapi adalah wanita usia subur.

Optimalisasi program pencegahan tetanus neonaturum melalui

imunisasi ibu tergantung pada riwayat imunisasi wanita. Bila

kebanyakan wanitra usia subur belum diimunisasi tetanus pada masa

bayi atau remaja maka harus diimplementasikan jadwal imunisasi TT

5 dosis untuk semua wanita usia subur. Jadwal imunisasi TT ini harus

meliputi dosis pertama pada kontak pertama, dosis kedua sekurang-

kurangnya 4 minggu setelah dosis pertama, dan dosis ketiga 6 bulan

berikutnya. Tingkat proteksi setelah dosis kedua sekitar 80-90%,

sedangkan setelah dosis ketiga 95-98%. Perlindungan ini dapat

berlangsung sampai sekitar 5 tahun. Bila diberikan dosis keempat dan

kelima, imunitas dapat menetap sampai masing-masing 10 dan 20

tahun atau selama masa reproduksi. Dosis keempat diberikan

sekurang-kurangnya satu tahun setelah dosis ketiga, begitu juga

dengan dosis kelima, satu tahun setelah dosis keempat (Wahab, 2002).

Dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

nomor 42 tahun 2013 tentang penyelenggaraan imunisasi dijelaskan

dalam BAB II mengenai jenis imunisasi bahwa berdasarkan

penyelenggaraannya imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi

wajib dan pilihan. Imunisasi wajib merupakan imunisasi yang


diwajibkan oleh pemerintah untuk seseorang sesuai dengan

kebutuhannya dalam rangka melindungi yang bersangkutan dan

masyarakat sekitarnya dari penyakit menular tertentu (PERMENKES

RI NO. 42 Tahun 2012).

Imunisasi pilihan merupakan imunisasi yang diberikan kepada

seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam rangka melindungi yang

bersangkutan dari penyakit menular tertentu. (PERMENKES RI NO.

42 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan imunisasi). Imunisasi wajib

terdiri atas munisasi rutin, imunisasi tambahan, dan imunisasi khusus.

Imunisasi rutin terdiri atas imunisasi dasar dan imunisasi

lanjutan. Imunisasi lanjutan merupakan imunisasi ulangan untuk

mempertahankan tingkat kekebalan atau untuk memperpanjang masa

perlndungan. Imunisasi lanjutan diberikan pada anak usia di bawah

tiga tahun anak usia sekolah dasar wanita usia subur. (PERMENKES

RI NO. 42 Tahun 2012).

Penyelenggaraan imunisasi lanjut yang diberikan pada wanita

usia subur berupa imunisasi Tetanus toxoid (TT) mengacu pada

kesepakatan internasional untuk pencegahan dan pemberantasan

penyakit, antara lain, WHO tahun 1998 dan UNICEF melalui World

Summit for Children pada tahun 90 tentang ajakan untuk mencapai

target cakupan imunisasi 80-80-80, Eliminasi Tetanus Neonaturum

dan reduksi campak serta himbauan UNICEF, WHO dan UNFPA

tahun 1999 untuk mencapai target Eliminasi Tetanus Maternal dan


Neonatal pada tahun 2005 di negara berkembang (Kemenkes RI.

2012).

c. Tujuan Imunisasi TT

Tujuan imunisasi adalah untuk melindungi dari penyakit tetanus

dan melindungi terhadap kemungkinan tetanus akibat luka, diharapkan

akan menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan

angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan

akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ( Depkes RI,

Modul, 2002).

Tujuan pemberian imunisasi TT pada wanita usia subur adalah

untuk meng-eliminasi penyakit tetanus pda bayi baru lahir ( tetanus

neonaturum ). Pemberian imunisasi TT ini dalam beberapa jenjang

yang dapat dicapai seperti murid perempuan kelas 6 SD, saat akan

menikah dan pada saat hamil. Vaksin TT juga dapat diberikan pada

laki-laki dewasa. Karena hal ini dapat melindunginya dari bahaya

penyakit tetanus (Wahab, 2002 ).

d. Manfaat Imunisasi TT

Imunisasi TT bermanfaat untuk kekebalan terhadap tetanus

hanya dapat diperoleh melalui imunisasi TT. Imunisasi TT akan

merangsang pembentukan antibody spesifik yang mempunyai peranan

yang sangat penting dalam perlindungan terhadap tetanus, yang

mendapatkan imunisasi TT dalam tubuhnya akan membentuk antibodi

tetanus yang masuk melalui plasenta, masuk dan menyebar melalui


aliran darah janin yang akan mencegah terjadinya tetanus neonaturum

( Sudrajat Suratmaja ).

e. Jadwal Pemberian Imuisasi TT Catin

Imunisasi TT catin diberikan sebanyak 2x kepada calon

pengantin wanita dengan interval 4 minggu sebelum pernikahannya

(Depkes RI, 2006).

f. Efek Samping Imunisasi TT

Imunisasi TT mempunyai efek samping berupa reaksi lokal,

kemerahan, bengkak dan rasa sakit di tempat suntikan. (Mansjoer, A,

2000).

Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri,

kemerahan dan pembengkakan pada tempat suntikan. Efek samping

tersebut berlangsung 1-2 hari, ini akan sembuh sendiri dan tidak

perlukan tindakan atau pengobatan (Depkes RI, 2000).

g. Penyakit Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi TT

Imunisasi TT mencegah penyakit tetanus yaitu penyakit yang

menyerang system syaraf pusat yang disebabkan oleh racun

tetanospasmin yang dihasilkan oleh clostridium tetani. Penyakit ini

masuk melalui luka yang dimasuki kuman gigitan serangga, infeksi

gigi, infeksi telinga, bekas gigitan dan pemotongan tali pusat. Toksin

yang dihasilkan seperti tetanospasmin yang secara umum menyebabkan

kekakuan pada tubuh (Syaifudin, 2006 : 389).


2. Wanita Usia Subur (WUS)

Wanita usia subur adalah wanita yang berumur 15-39 tahun baik yang

sudah menikah ataupun yang belum menikah (Depkes RI, 2009).

Wanita usia subur adalah wanita yang berumur 18-49 tahun tanpa

memandang status perkawinan (BKKBN,2001).

3. Pengetahuan

a. Pengertian

Menurut Notoatmodjo ( 2007 ) pengetahuan adalah merupakan

hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera

manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007 : 121).

Menurut Notoatmodjo ( 2007 ) pengetahuan yang tercakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1) Tahu ( know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan

tingkatan ini adalah mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima.
2) Memahami ( comprehension )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi ( application )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real(

sebenarnya ).

4) Analisis ( analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya

satu sama lain.

5) Sintesis ( syntesis )

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi ( evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

objek.
b. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo ( 2010 ) cara memperoleh pengetahuan

dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1) Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan.

Sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode

penemuan secara sistematik dan logis. Cara-cara penemuan

pengetahuan pada periode ini meliputi:

a) coba salah ( trial and error )

Waktu itu apabila menghadapi persoalan atau

masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan

coba-coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan

menggunakan kemungkinan dalam memecahkan

masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, maka dicoba kemungkinan yang lain.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak

sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang

dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran.

Apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.

Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-

temurun dari generasi ke generasi berikutnya.


c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalamn yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa

lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut

orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi,

maka untuk memecahkan masalah lain yang sama,

orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

d) Melalui jalan pikiran

Merupakan cara melahirkan pemikiran secara

tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang

dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga

dapat dibuat suatu kesimpulan.

2) Cara modern atau cara ilmiah

Disebut juga metode penelitian ilmuwan cara

baru/modern dalam memperoleh pengetahuan lebih

sistematis, logis dan alamiah.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Faktor Internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju

kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk


berbuat dan mencapai keselamatan dan kebahagiaan

(Wawan, A, 2010).

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan

keluarganya. Sedangkan bekerja umumnya merupakan

kegiatan yang menyita waktu. Bekerja ibu-ibu akan

mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga

(Wawan, A, 2010).

c) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahikan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut

Huclok semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja (Wawan, A, 2010).

2) Faktor eksternal

a) Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada

disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau

kelompok (Wawan, A, 2010).


b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat

dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi

(Wawan, A, 2010).

d. Cara Mengukur Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 2 bagian :

1) Tinggi

Diartikan apabila seseorang sudah mampu

mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisa

dan menghubungkan antara suatu materi dengan materi

lain serta kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu objek (evaluasi). Pengetahuan tinggi

diartikan apabila nilai 50%.

2) Rendah

Pengetahuan rendah apabila individu tidak mampu

mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,

mesintesis dan mengevaluasi, suatu materi atau objek lain.

Pengetahuan rendah diartikan apabila nilai <50%

(Notoadmojo, 2007).
B. Kerangka Teori

WUS Pengetahuan Imunisasi TT Catin


Pra Nikah a. Pengertian
b. Tujuan imunisasi TT
c. Manfaat imunisasi TT
d. Jadwal Pemberian Imunisasi
TT
e. Efek samping imnisasi TT
f. Penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi TT

Skema 2.1. Kerangka Teori


Modifikasi Notoatmodjo, 2005

C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah hubungan atau kaitan antara konsep-

konsep atau variabel-variabel yang akan diamati ( diukur ) melalui penelitian,

kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Input Proses Output

Pengetahuan Tingkat
WUS: pengetahuan:
WUS Pra Nikah
Pengertian, Tinggi
tujuan, manfaat, rendah
efek samping
tentang
imunisasi TT
catin

Skema 2.2 Kerangka Konsep

D. Defenisi Operasional
Defenisi operasional ini bermanfaat mengarahkan kepada pengukur

terhadap variabel-variabel serta pengembangan instrumen atau alat

ukur(Notoatmodjo, 2010 ). Berdasarkan uraian diatas maka dibuatlah defenisi

operasional dari penelitian ini yaitu :

Tabel 2.1
Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur skala
1 Pengetahuan Hasil dari tahu Mengisi Kuesioner Rendah: Ordinal
WUS setelah lembar <50%
tentang mengamati suatu kuesioner
Imunisasi TT objek, dalam hal yang sudah
catin ini segala yang disediakan Tingggi :
WUS ketahui 50%
tentang imnisasi
TT catin
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian

yang dilakukan dengan tujuan utama untuk melihat gambaran pengetahuan

wanita usia subur pranikah tentang imunisasi tetanus neonaturum sebelum

menikah di Jorong Kuranji Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota

(Notoatmodjo, 2010).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Tempat penelitian dilakukan di Jorong Kuranji Kecamatan Guguak

Kabupaten Lima Puluh Kota.

2. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada tanggal Februari-Maret 2016

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia

subur yang belum menikah yang berusia 15-39 yang ada di Jorong

Kuranji Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota sebanyak 298

orang.
2. Sampel

Menurut Notoatmodjo (2005), sampel adalah sebagian objek

penelitian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap

mewakili seluruh populasi.

Menurut Setiadi (2007) untuk menentukan besar sampel ditetapkan

dengan menggunakan rumus :

keterangan:

n : sampel

N : popolasi

Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini:

Jadi, sampel yang akan diambil yaitu 75 orang dengan teknik pengambilan

sampel adalah sistematic random sampling yaitu teknik pengambilan sampel

yang dilakukan secara acak dengan menggunakan kelipatan (Notoatmodjo, 2008).


a. Kriteria inklusi

1). WUS dengan usia 19-29 tahun yang ada di Jorong Kuranji

Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota.

2). Belum menikah

3). Bisa baca tulis.

4). Bersedia menjadi responden.

b. Kriteria eklusi

1). WUS dengan usia <19 tahun dan >29 tahun tahun di Jorong

Kuranji Kecamatan Guguak, Kabupaten Lima Puluh Kota.

D. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti perlu mendapatkan rekomendasi dari

institusi pendidikan kemudian mengajukan permohonan izin kepada Kantor

Kesbangpol Kabupaten Lima Puluh Kota untuk di berikan kepada Dinas

Kabupaten Lima Puluh Kota, Puskesmas Dangung-Dangung dan Kantor

Urusan Agama (KUA) untuk mendapatkan data dan informasi terkait yang

diperlukan dalam penelitian.

Penelitian dilakukan dengan etika sebagai berikut:

1. Informasi untuk responden ( Informed consent )

Sebelum melakukan penelitian, responden diberi tahu maksud,

tujuan, manfaat, dampak dari tindakan, serta dijelaskan bahwa

keikutsertaannya di dalam penelitian ini bersifat sukarela.


2. Kerahasiaan identitas ( Anonymity)

Kerahasiaan responden penelitian dijaga oleh peneliti dan hanya

digunakan semata-mata untuk kepentingan penelitian.

3. Kerahasiaan informasi ( Confidentially )

Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama

responden tetapi hanya memberi kode, kerahasiaan informasi

responden dijaga oleh peneliti, hanya kelompok data-data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai penelitian.

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur ini diawali dengan pengajuan judul ke LPPM STIKes Prima

Nusantara yang setelah itu disetujui dan diberikan surat rekomendasi untuk

dikonsultasikan dan disetujui oleh LPPM. Dilanjutkan dengan memberikan

surat izin rekomendasi dari LPPM kepada KESBANGPOL Kabupaten Lima

Puluh Kota untuk diberikan izin dan rekomendasi melakukan survey awal ke

Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota, Puskesmas Dangung-dangung

dan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Guguak guna untuk

mendapatkan data dan informasi terkait untuk penelitian. Setelah melakukan

survey awal dilanjutkan dengan pembuatan proposal penelitian. Dan

kemudian siap untuk diseminarkan, dan penelitian dilakukan setelah proposal

disetujui oleh penguji. Setelah penelitian dilakukan serta dilakukan

pengolahan data maka karya tulis ilmiah siap untuk diseminarkan.


F. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data Penelitian

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik

komputerisasi. Adapun tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai

berikut :

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan

isian, formulir atau kuesioner apakah jawaban di kuesioner sudah :

1). Lengkap : Semua pertanyaan sudah terisi jawabannya.

2). Jelas : Jawaban pertanyaan apakah tulisannya cukup jelas

terbaca.

3). Relevan :Jawaban yang tertulis apakah relevan dengan

pertanyaan.

4). Konsisten : Apakah antara beberapa pertanyaan yang berkaitan

isi jawabannya Konsisten.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf

menjadi data berbentuk angka/bilangan. Kegunaan dari coding

adalah mempermudah saat analisis data dan juga merpercepat pada

saat entry data.

c. Cleaning

Cleaning ( pembersih data ) merupakan kegiatan pengecekan

kembali data yang yang sudah di-Entry apakah ada kesalahan atau

tidak.
Cara Cleaning data antara lain :

1). Mengetahui missing data

Cara mendeteksi adanya missing data adalah dengan

melakukan list ( distribusi frekuensi ) dari variable yang

ada.

2).Mengetahui variasi data

Dengan mengetahui variasi data akan diketahui apakah data

yang di-Entry benar atau salah. Cara mendeteksi dengan

mengeluarkan distribusi masing-masing variable. Dalam

entry data biasanya data dimasukkan dalam bentuk

kode/coding.

3). Mengetahui konsistensi data

Cara mendeteksi tidak adanya konsistensi data dengan cara

menghubungkan dua variable.

d. Entry

Yaitu memasukkan data kedalam tabel distribusi frekuensi (

Notoatmodjo, 2010 ).

2. Analisis Data

Tahap selanjutnya analisis data dilakukan secara analitik dan

dilakukan perhitungan jumlah persentase masing-masing variabel

yang diteliti, kemudian hasil analisis data disajikan dalam bentuk

tabel. Analisis data menggunakan analisis univariat.

Analisis ini untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari

variabel-variabel yang diteliti baik variabel independen maupun


variabel dependen. Untuk mengetahui secara keseluruhan digunakan

kuesioner. Setiap item pertanyaan diberi skor secara berurutan.

Benar = 1

Salah = 0

( Sugiono, 2007 : 111 )

Frekuensi jawaban dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

P : Persentase

F : Jumlah item jawaban responden yang benar

N : Jumlah item soal secara keseluruhan


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Februari sampai Maret 2016 di Jorong

Kuranji Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota. Peneliti

mengumpulkan data berdasarkan kusesioner yang telah diberikan kepada

responden.

Hasil analisis univariat pada penelitian ini adalah :

Pengetahuan Wanita Usia Subur Pra Nikah Tentang Imunisasi TT

Sebelum Menikah (Catin) Di Jorong Kuranji Kecamatan Guguak

Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016:

Distribusi frekuensi pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Imunisasi

TT catin Sebelum Menikah Di Jorong Kuranji Kecamatan Guguak Kabupaten

Lima Puluh Kota Tahun 2016 dapat dilihat pada diagram berikut :

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Pengetahuan WUS Pra Nikah


Tentang Imunisasi TT Catin
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa dari 75 orang responden

lebih dari setengah dari responden yang memiliki pengetahuan rendah yaitu

54,7% (41 orang).

B. Pembahasan

Setelah dilakukan analisa Univariat dari hasil penelitian, maka berikut

ini akan dilakukan pembahasan terhadap beberapa variabel penelitian.

Adapun hasil pembahasannya adalah sebagai berikut :

Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa dari 75 responden, lebih

dari sebagian responden memiliki pengetahuan rendah tentang imunisasi TT

catin, yaitu sebanyak 41 orang (54,7 %) dan 34 orang responden (45,3 %)

yang memiliki pengetahuan tinggi.

Menurut Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan

adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

pancaindera manusia yaitu, indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan terdiri dari faktor

internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internalnya yaitu pendidikan,

pekerjaan, umur. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari lingkungan dan

sosial budaya (Wawan, A, 2010).

Hal ini sesuai dengan pendapat (Sriyana, 2012) yang menyatakan

bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial


ekonomi dan penyuluhan-penyuluhan kesehatan yang dilakukan didaerah

tersebut.

Menurut asumsi penulis, rendahnya pengetahuan responden tentang

imunisasi TT sebelum menikah dipenggaruhi oleh tingkat pendidikan

responden yang masih rendah yang akan mempengaruhi pada penerimaan hal

hal yang baru, sehingga responden belum bisa menyesuaikan diri dengan

hal baru tersebut, dan kurangnya informasi serta rasa ingin tahu serta

kesadaran dalam pengetahuan dan pelaksanaan tentang kesehatan dan

perkembangannya mengenai pentingnya melakukan imunisasi TT sabelum

menikah.

Kurangnya media cetak maupun media elektronik yang dapat

memberikan informasi mengenai imunisasi TT sebelum menikah tersebut.

Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang. Bila sesesorang memperoleh informasi yang salah

maka akan banyak pula kesalahan yang akan di terima masyarakat dan begitu

pula sebaliknya.

Adanya responden yang memiliki pengetahuan tinggi juga dipengaruhi

oleh tingkat pendidikan responden, rasa ingin tahu yang tinggi serta tingginya

kesadaran untuk merubah perilaku dibidang kesehatan untuk memperbaiki

derajat kesehatan seperti mencegah penyakit khususnya penyakit tetanus

neonaturum yang dapat dicegah dengan melakukan langkah awal yaitu

pemberian imunisasi kepada calon pengantin sebelum menikah.


C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penulisan karya tulis ini peneliti menyadari bahwa masih terdapat

beberapa keterbatasan yang dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian, yaitu

banyak dari responden yang kurang paham dalam mengisi kuesioner, sehingga

peneliti harus membantu responden dalam pengisian kuesioner dan dalam

mengumpulkan data, serta sulitnya menemui responden karena kesibukan dan

aktifitas responden.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan wanita usia subur pra

nikah tentang imunisasni Tetanus Toksoid sebelum menikah di Jorong Kuranji

Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016 dapat disimpulkan

bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur pra nikah tentang imunisasi Tetanus

Toksoid sebelum menikah tergolong rendah yaitu dari 75 orang responden 54,7%

(41 orang) yang memiliki pengetahuan rendah dan 45,3% (34 orang) yang

memiliki pengetahuan tinggi.

B. Saran

1. Bagi Peneliti Lain

Masalah dalam penelitian ini masih memerlukan penelitian lebih

lanjut sehingga bagi para peneliti lain agar dapat mengembangkan

penelitian ini dan dapat menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan

bermanfaat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang

imunisasi TT (Tetanus Toksoid) sebelum menikah untuk calon

pengantin.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Walaupun institusi pendidikan telah banyak memberikan materi

tentang kesehatan khususnya imunisasi TT (Tetanus Toksoid), tuntutan

zaman yang terus berkembang menyebabkan kebutuhan masyarakat akan

informasi kesehatan harus terus ditingkatkan yaitu dengan lebih banyak

memberikan materi kepada mahasiswa, selain itu juga diharapkan


perpustakaan lebih memperbanyak lagi memiliki buku-buku referensi

terbaru.

3. Bagi responden

Diharapkan untuk lebih meningkatkan kesadaran untuk melaksanakan

imunisasi TT sebelum menikah mengingat pentingnya hal tersebut guna

mengantisipasi terjadinya penyakit tetanus neonaturum dengan mengikuti

program yang yang sudah diadakan oleh dinas kesehatan serta meningkatkan

pengetahuan dengan membaca dan bertanya kepada petugas kesehatan.

4. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan dapat dajadikan acuan dalam pelaksanaan imunisasi TT

selanjutnya dan lebih gencar dan bersemangat dalam mempromosikan dan

mensosialisasikan program imunisasi TT kepada calon pengantin dengan

melakukan penyuluhan atau memperbanyak bahan bacaan seperti leaflet,

spanduk, dan lain-lain.


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2000. Modul Latihan Petugas Imunisasi edisi ketujuh. Jakarta.

________ . 2000. Pedoman Operasional Pelayanan Imunisasi. Jakarta

________ . 2002. Modul Safe MotheR Hood. Jakarta

Dinas Kesehatan Kabupaten Lima Puluh Kota. 2012. Profil Cakupan Imunisasi
TT pada Wanita Usia Subur Tahun 2012. Kabupaten Lima Puluh Kota

Idanati, Rukna. 2005. TT Pregnancy. http://adln.lib.unai.ac.id

Kantor Urusan Agama Kecamatan Guguak. 2013. Jumlah Pasangan Menikah


tahun 2012. Kabupaten Lima Puluh Kota

Kemenkes RI. 2012. Buletin Jendela Data dan Informasi Eliminasi Tetanus
Materna dan Neonatal. Jakarta

Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III. Jakarta: Media


Aesculapius

Notoatmodjo, Soekidjo.. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta

___________________. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta

___________________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta

Peraturan Menteri Kesehatan RI NO. 42 tahun 2012. Tentang Penyelenggaraan


Imunisasi. Jakarta

Puskesmas Dangung-dangung. 2012. Profil Puskesmas tentang Cakupan


Imunisasi TT Wanita Usia Subur . Kabupaten Lima Puluh Kota
Saifuddin, Abdul Basri. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.. Yogyakarta: Graha


Ilmu

Wahab, A, Samik. 2002. Sistem Imun, Imunisasi, dan Penyakit Imun. Jakarta:
Salemba Medika

Wawan, A. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika

WHO. 2012. Kematian Bayi Karena Tetanus. http://google.co.id

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-ekowijinin-5106-3-
bab2.pdf. diakses pada 21 Mei 2012
Ganchart
Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur (Wus) Pranikah Tentang
Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Sebelum Menikah (Catin)
Di Jorong Kuranji Kecamatan Guguak
Kabupaten Limapuluh Kota
Tahun 2016
BULAN
NO KEGIATAN Januari Februari Maret April Mei Juni
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1. Pengajuan judul penelitian
2. Persetujuan dudul penelitian
3. Pengambilan data
4. Pengolahan data
5. Penyusunan laporan
Penyerahan laporan
6. penelitian

Peneliti

(Siti Nurkhasanah, S.ST)


Lampiran 2

PERMOHONAN PERSETUJUAN RESPONDEN

KepadaYth,

Bapak / Ibu / Saudara /i calonResponden

DenganHormat,

Saya yang bertandatangan dibawah ini adalah Dosen STIKes Prima

Nusantara Bukittinggi :

Nama : Siti Nurkhasanah, S.ST

Alamat : Gulai bancah, Bukittinggi

Bermaksud mengadakan penelitian tentang Gambaran Pengetahuan

Wanita Usia Subur Pranikah Tentang Imunisasi Tetanus Toksoid Sebelum

Menikah (Catin) di Jorong Kuranji Kecamatan Guguak Kabupaten Limapuluh

Kota Tahun 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan

tidak menimbulkan kerugian bagi responden. Kerahasiaan semua informasi yang

diberikan oleh responden akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan

penelitian.

Demikian harapan saya. Sebelumnya sayaucapkan terimakasih atas

kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/i meluangkan waktunya untuk membantu saya.

Semoga Allah SWT membalasnya dengan kebaikan dan keberkahan. Amin.

Peneliti

(Siti Nurkhasanah, S.ST)


Lampiran 3

PERSETUJUAN RESMI RESPONDEN

(SURAT PERNYATAAN)

Setelah membaca penjelasan dari peneliti yaitu saudari Siti Nurkhasanah,

S.ST Dosen STIKes Prima Nusantara Bukittinggi mengenai penelitiannya yang

berjudul Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Pranikah Tentang Imunisasi

Tetanus Toksoid Sebelum Menikah (Catin) di Jorong Kuranji Kecamatan Guguak

Kabupaten Limapuluh Kota Tahun 2016.

Maka dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dan saya

berjanji akan memberikan informasi yang sesungguhnya tanpa ada tekanan atau

paksaan dari pihak manapun. Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan

sebenarnya.

Bukittinggi, ..................2016

Responden

(...)
Lampiran 4

KISI-KISI KUESIONER
GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR PRANIKAHTENTANG
IMUNISASI TETANUS TOKSOID SEBELUM MENIKAH (CATIN)
DI JORONG KURANJI KECAMATAN GUGUAK
KABUPATEN LIMAPULUH KOTA
TAHUN 2016

No Variable Aspek yang dinilai No soal Jumlah


soal
1 Pengetahuan a. Pengertian imunisasi 1 1
tentang imunisasi b. Imunisasi TT catin
c. Tujuan imunisasi TT 2, 3, 4 3
TT catin
d. Manfaat imunisasi TT
e. Efek samping 5 1
imunisasi TT
6, 7, 8 3
f. Tempat pelayanan
imunisasi TT

9 1

10 1
Lampiran 5

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR PRANIKAH TENTANG


IMUNISASI TETANUS TOKSOID SEBELUM MENIKAH (CATIN)
DI JORONG KURANJI KECAMATAN GUGUAK
KABUPATEN LIMAPULUH KOTA
TAHUN 2016

a. Data responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Agama :

b. Petunjuk pengisian kuesioner


1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan cermat dan teliti
2. Beri tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang anda rasa paling
benar
3. Terima kasih dan selamat bekerja
SOAL

1. Menurut ibu apa yang dimaksud dengan imunisasi ?


a. Cara meningkatkan kekebalan terhadap penyakit tertentu (1)
b. Cara mengobati suatu penyakit (0)
c. Cara menghilangkan suatu penyakit (0)

2. Menurut ibu apa yang dimaksud dengan imunisasi TTcatin ?


a. Kuman yang dilemahkan atau dimurnikan (0)
b. Vaksin tetanus toksoid yang sudah dilemahkan (1)
c. Vaksin yang dimurnikan (0)

3. Menurut ibu berapa kali calon pengantin mendapatkan imunisasi TT


sebelum ia menikah?
a. 3 (0)
b. 4 (0)
c. 2 (1)

4. Kapan imunisasi TT ke dua diberikan?


a. 2 minggu setelah TT pertama (0)
b. 4 minggu setelah TT pertama (1)
c. 8 minggu setelah TT pertama (0)

5. Apakah menurut ibu tujuan diberikannya imunisasi sebelum menikah


dapat menyebabkan kemandulan ?
a. Ya (0)
b. Tidak (1)
c. Tidak Tahu (0)
6. Menurut ibu apakah manfaat dari imunisasi TT ?
a. Untuk memberikan kekebalan dari penyakit tetanus (1)
b. Untuk melindungi bayi dari penyakt influenza (0)
c. Untuk memberikan kekebalan terhadap ibu dan bayi dari penyakit
campak (0)

7. Menurut ibu setelah mendapatkan imunisasi TT catin maka ibu akan


terhindar dari penyakit TT selama ?
a. 3 tahun (1)
b. 10 tahun (0)
c. Seumur hidup (0)

8. Menurut ibu apa nama kuman yang menyababkan penyakit tetanus


neonaturum ?
a. Clostridium tetani (1)
b. Rubella (0)
c. Salmonella (0)

9. Menurut ibu apakah efek samping dari pemberian imunisasi TT ?


a. Demam nyeri (0)
b. Nyeri, kemerahan dan bengkak ditempat penyuntikan (1)
c. Pusing dan kejang (0)

10. Menurut ibu dimanakah tempat mendapatkan imunisasi TT ?


a. RS, Puskesmas, Posyandu, Dokter atau Bidan yang menyediakan
pelayanan imunisasi (1)
b. Apotik (0)
c. KUA (0)
Lampiran 6

MASTER TABEL
GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR PRANIKAH TENTANG IMUNISASI
TETANUS TOKSOID SEBELUM MENIKAH (CATIN) DI JORONG KURANJI
KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN LIMAPULUH KOTA
TAHUN 2016

Soal
No Responden % Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 S 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 7 70 1
2 D 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 6 60 1
3 C 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 4 40 0
4 N 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 6 60 1
5 T 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 40 0
6 L 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 5 50 1
7 L 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 80 1
8 E 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 4 40 0
9 H 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6 60 1
10 U 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 4 40 0
11 R 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 3 30 0
12 G 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 4 40 0
13 K 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 70 1
14 E 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 4 40 0
15 B 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 4 40 0
16 D 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 4 40 0
17 U 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 4 40 0
18 N 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3 30 0
19 M 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 4 40 0
20 W 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 3 30 0
21 A 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 4 40 0
22 J 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 6 60 1
23 A 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 2 20 0
24 L 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 4 40 0
25 A 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 4 40 0
26 C 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 3 30 0
27 P 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4 40 0
28 I 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90 1
29 N 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 4 40 0
30 G 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 4 40 0
31 R 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 4 40 0
32 M 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 70 1
33 Y 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 6 60 1
34 V 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 70 1
35 N 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 4 40 0
36 R 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 3 30 0
37 W 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 1
38 A 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 1
39 W 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 6 60 1
40 T 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 3 30 0
41 Z 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 4 40 0
42 K 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 4 40 0
43 F 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 3 30 0
44 B 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 70 1
45 F 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 3 30 0
46 N 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 2 20 0
47 Y 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 1
48 L 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 4 40 0
49 E 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 6 60 1
50 T 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 4 40 0
51 S 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 3 30 0
52 Y 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80 1
53 S 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 5 50 1
54 N 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 4 40 0
55 Y 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 70 1
56 E 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 5 50 1
57 N 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 4 40 0
58 T 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 6 60 1
59 I 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 1
60 M 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 4 40 0
61 S 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 80 1
62 I 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90 1
63 M 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 4 40 0
64 S 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 80 1
65 O 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 5 50 1
66 D 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 6 60 1
67 H 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 4 40 0
68 L 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7 70 1
69 T 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 7 70 1
70 Y 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90 1
71 M 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 4 40 0
72 S 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 4 40 0
73 D 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 5 50 1
74 R 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 3 30 0
75 W 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80 1

Keterangan: Hasil:
Kode 1: pengetahuan tinggi tinggi: 45,3% (34 orang)
Kode 2 : pengetahuan rendah rendah: 54,7% (41 orang)
Lampiran 7

HASIL PENGOLAHAN DATA

1. Pengetahuan

pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid rendah 41 54.7 54.7 54.7

tinggi 34 45.3 45.3 100.0

Total 75 100.0 100.0


2. Pengertian Imunisasi

pengertian.imunisasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 27 36.0 36.0 36.0

benar 48 64.0 64.0 100.0

Total 75 100.0 100.0


3. Pengertian imunisasi TT

PENGERTIAN.TT

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 44 58.7 58.7 58.7

benar 31 41.3 41.3 100.0

Total 75 100.0 100.0


4. Frekuensi melakukan TT

Frekuensi.TT

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 33 44.0 44.0 44.0

benar 42 56.0 56.0 100.0

Total 75 100.0 100.0


5. Jarak Pemberian TT1 dengan TT2

jarak.pemberian.TT

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SALAH 44 58.7 58.7 58.7

BENAR 31 41.3 41.3 100.0

Total 75 100.0 100.0


6. Tujuan diberikannya imunisasi TT dapat menyebabkan kemandulan atau tidak.

tujuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 46 61.3 61.3 61.3

benar 29 38.7 38.7 100.0

Total 75 100.0 100.0


7. Manfaat Imunisasi TT

manfaat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 45 60.0 60.0 60.0

benar 30 40.0 40.0 100.0

Total 75 100.0 100.0


8. Lama pertahanan setelah diimunisasi TT

lama.pertahanan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 37 49.3 49.3 49.3

benar 38 50.7 50.7 100.0

Total 75 100.0 100.0


9. Nama Kuman yang Menyebabkan Penyakit Tetanus Neonaturum

nama.kuman

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 42 56.0 56.0 56.0

benar 33 44.0 44.0 100.0

Total 75 100.0 100.0


10. Efek Samping Setelah Diberikan Vaksin TT

ef.samping

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 30 40.0 40.0 40.0

benar 45 60.0 60.0 100.0

Total 75 100.0 100.0


11. Tempat Pelayanan Imunisasi TT

tempat

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid salah 15 20.0 20.0 20.0

benar 60 80.0 80.0 100.0

Total 75 100.0 100.0

Anda mungkin juga menyukai