Abstrak
Provinsi Jawa Timur merupakan daerah endemis penyakit difteri dari tahun 2000 sampai- 2012. Setiap
tahunnya selalu terjadi kenaikan kasus (KLB), meskipun angka cakupan imunisasi tinggi. Kasus banyak
terjadi pada anak-anak baik yang sudah diimunisasi maupun yang belum diimunisasi dengan angka
kematian cukup tinggi.Tujuan penelitian ini adalah menilai pengetahuan dan sikap petugas pengelola vaksin
dalam mengelola vaksin di tempat pelayanan kesehatan di daerah Jawa Timur. Metode penelitian
menggunakan desain potong lintang, yang dilakukan di 6 Kabupaten/kota di Jawa Timur, dengan lama
penelitian 11 bulan dari Januari sampai November 2011. Variabel dependen adalah kualitas vaksin dan
variabel independen adalah cara kerja pengelola vaksin dan skor pengelolaan vaksin. Hasil penelitian
menemukan bahwa pelatihan petugas dalam mengelola vaksin berpengaruh terhadap ketepatan dalam
pengelolaan vaksin di tempat pelayanan kesehatan.
Abstract
East Java Province is an area endemic diphtheria from 2000 to-2012., Every year is always an increase in
cases (KLB), despite a high rate of immunization coverage. Common cases in both children who have been
immunized or not immunized with mortality rate is quite high. The purpose of this study was to assess the
knowledge and attitude of management personnel in managing vaccine vaccines in the health service in the
area of East Java. The method used is a design study using cross-sectional design, which was done in the
study in six districts / cities in East Java, with a long 11-month study period is the month of January to
November 2011. The dependent variable is the quality of the vaccine used and the independent variable is
how the Human Resources (HR) managers vaccines and vaccine observed score management. The results
found that the training of administer vaccines officer was affecting the accuracy in vaccine management in
the health service.
102
Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap ... (Noer Endah Pracoyo, dkk)
103
Media Litbangkes Vol 23 No. 3, Sept 2013, 102-109
Kelola Vaksin
Baik Buruk
SDM ( n= 13 ) ( n= 17 )
N % N %
Golongan Umur 25-40 tahun 7 41.2 10 58.8
41-54 tahun 6 46.2 7 53.8
104
Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap ... (Noer Endah Pracoyo, dkk)
Dari gambar 1 terlihat bahwa jumlah Sedangkan untuk melihat gambaran besarnya
responden pengelola vaksin yang tidak benar hasil pengamatan vaksin (hasil pengelolaan vaksin)
(masih buruk) sebanyak 17 responden (57%) yang benar dan tidak benar dapat dilihat pada
dibandingkan dengan jumlah responden yang gambar 2.
mengelola vaksin dengan benar 13 responden Untuk melihat kondisi pengelolaan cold
(43%). Pada penelitian ini dilakukan pula chain/tempat penyimpanan vaksin selama peng-
pengamatan vaksin yang disimpan dalam cold amatan dapat dilihat pada Tabel 3.
chain (lemari pendingin)
Untuk melihat hasil pengamatan vaksin Tabel 3. Kondisi Cold Chain di Tempat Pengelo-
(pengelolaan vaksin) dalam lemari pendingin dapat
laan Vaksin di Daerah Penelitian
dilihat pada Tabel 2.
Kelola Vaksin
Tabel 2. Pengamatan Vaksin Cold Chain Baik Buruk
(n= 13) (n= 17)
n % N %
Hasil pengamatan vaksin
Pengamatan Baik Buruk Suhu sesuai
Sesuai 6 46.1 7 53.9
(n= 13 ) (n= 17 ) SOP
n % N % Tidak Sesuai 7 41.2 10 58.8
Kulkas Penggunaan
Sesuai SOP Sesuai 2 28.6 5 71.4 Menggunakan 11 44.0 14 56.0
VVM
Tidak Tidak 2 40.0 3 60.0
Sesuai 11 47.8 12 52.2
Suhu Sesuai Menggunakan
Menggunakan 11 44.0 14 56.0
SOP Sesuai 8 42.1 11 57.9 Coolpack
Tidak Tidak 2 40.0 3 60.0
Sesuai 5 45.5 6 54.5
Carrier SOP Menggunakan 2 66.7 1 33.3
Stok Vaksin Baik 7 43.8 9 56.2
Tidak 11 43.3 17 56.7
Buruk 6 42.9 8 57.1
Mutu Vacine
carrier Baik 10 47.6 11 52.4
Buruk 3 33.3 6 66.7
Mutu
Freezetag Baik 7 58.3 5 41.7
Buruk 6 33.3 17 56.7
Mutu VVM Baik 7 36.8 12 63.2
Buruk 6 54.6 5 45.4
105
Media Litbangkes Vol 23 No. 3, Sept 2013, 102-109
signifikan terhadap hasil pengelolaan vaksin yakni belum pernah mengikuti pelatihan benar berisiko
tentang pelatihan petugas pengelola vaksin, hal melakukan pengelolaan vaksin tidak benar, maka
tersebut dapat dilihat pada tabel 1. perlu dianalisa lebih lanjut dan variabel tersebut
Pada tabel 4 terlihat bahwa petugas yang ikut dapat dijadikan kandidat pada analisa lebih lanjut
pelatihan dibandingkan petugas yang belum pernah yakni analisa multivariat terhadap variabel 2 yang
ikut pelatihan, diprediksikan bahwa petugas yang signifikan dengan nilai p < 0,25.
belum pernah ikut pelatihan akan mempunyai risiko Untuk membuktikan apakah ada hubungan
7 kali lipat tidak benar dalam mengelola vaksin atara hasil pengamatan vaksin dengan cara
(tidak sesuai SOP), yakni hasil OR =7,0 dan nilai responden mengelola vaksin dapat dilihat pada
P = 0,091.Untuk memastikan apakah petugas yang tabel 5.
Tabel 4. Analisa Hubungan Faktor Sumber Daya Manusia dengan Pengelolaan Vaksin
Masa Kerja di
0.1-5 tahun 6 40.0 9 60.0 1.31 0.31-5.58 0.713
Vaksin
6-27 tahun 7 46.7 8 53.3 1.00 rujukan
Tabel 5.Hubungan Antara Hasil Pengamatan Vaksin Dengan Hasil Pengelolaan Vaksin
106
Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap ... (Noer Endah Pracoyo, dkk)
Hal yang masih terkait juga dengan suhu Dalam setiap training beberapa materi
yang dapat dilihat pada tabel 3 adalah mutu Freeze training yang perlu diajarkan adalah mengenai efek
tag. sebahagian besar responden memiliki mutu perubahan temperature pada potensi, efikasi dan
freezetag yang kurang baik (23 responden). Dan adverse event dari vaksin, Monitoring dan
sebanyak 17 (56,7%) responden tersebut masih recording suhu setiap hari, pemilihan lemari
belum baik dalam mengelola vaksin dan hasi pendingin yang sesuai, Pengecekan rutin tanggal
lanalisa secara statistikk adalah cukup signifikan kadaluarsa vaksin, Pengecekan dan pemesanan
dengan p<0,05yakni(p=0,181). Dan nilai OR 2,8 . terkait stok vaksin, Managemen cold chain,
variable ini dapat dijadikan kandidat untuk Mekanisme penanganan vaksin yang rusak,
dianalisa lebih lanjut yakni analisa multi variat. Monitoring dan pemeliharaan cold chain selama
Dari hasil uji multivariat, pelatihan terhadap pengiriman (transport) vaksin, Pemeliharaan cold
tenaga kelola vaksin meningkatkan mutu penge- chain selama sesi klinis pemberian vaksin,
lolaan vaksin sebesar 11.68 kali Kewajiban petugas dalam memastikan penyimpan-
an vaksin dengan baik dan benar. Pentingnya
meletakkan Standar Operating Prosedur pada setiap
Pembahasan tempat praktek. Pengisian lembar formulir yang
VVM digunakan untuk menilai apakah dibutuhkan oleh National vaccine Storage and
vaksin sudah pernah terpapar suhu di atas batas handling Guidelines for Immunization Providers.12
yang dibolehkan, dikatakan kondisi VVM A atau B Penyimpanan vaksin dan penangannanya
Bila warna kotak segi empat lebih muda daripada harus dilakukan dengan hati-hati, dan dimonitoring
lingkaran dan sekitarnya maka vaksin belum secara terus menerus untuk memastikan suhunya
terpapar suhu di atas batas yang diperkenankan dan telah sesuai. Usia kulkas sebaiknya kurang dari 10
harus segera dipergunakan. Kondisi VVM C atau D tahun.
apabila warna kotak segi empat sama atau lebih
Kulkas tanpa freezer dan kulkas hanya
gelap daripada lingkaran dan sekitarnya maka
freezer, merupakan kulkas yang direkomendasikan
vaksin sudah terpapar suhu di atas batas yang
untuk penyimpanan vaksin. Kombinasi keduanya
diperkenankan, tidak boleh diberikan pada
masih diperbolehkan jika memiliki pintu yang
pasien.11,12
berbeda, dan masing-masing memiliki control
Berdasarkan National vaccine storage and thermostat yang terpisah, jika digabungkan di-
handling guidelines for immunization providers khawatirkan akan mempengaruhi suhu satu sama
(2007), semua petugas yang baru atau petugas yang lain. Tidak dibenarkan menggunakan kulkas dan
memberikan vaksin diharuskan mengikuti training freezer yang bersisian, dianjurkan menggunak
mengenai penyimpanan dan penanganan (vaccine vaccine storage unit.14
storage and handling practice), agar memahami
Pengetahuan terhadap stabilitas vaksin,
pentingnya cold chain dan dasar-dasarnya sehingga
khususnya pengaruh suhu terhadap potensi vaksin
mereka dapat menyadari tanggung jawab pada cold
sangat dibutuhkan untuk mendukung proses
chain misal dengan segera melaporkan kondisi
penyimpanan vaksin yang baik.15
penyimpanan vaksin yang tidak sesuai kepada
coordinator.Training penyegaran pada semua Untuk menjamin potensi vaksin tetap
petugas juga dibutuhkan setiap satu tahun sekali.12 maksimal, penyimpanan dan penanganan vaksin
membutuhkan perhatian khusus. Sering sekali
Menurut guidelines Immunization for health
asupan listrik yang memadai dan lemari pendingin
competencies yang dikeluarkan oleh Public Health
menjadi permasalahan penting di Negara-negara
agencies of Canada dengan mengikuti Training
berkembang, dimana seharusnya penyimpanan,
penyimpanan dan penanganan vaksin diharapkan
penanganan dan kestabilan suhu membutuhkan
petugas dapat mengimplementasikan SOP penyim-
perhatian khusus.16
panan, penanganan, dan pengiriman vaksin.
Diharapkan tenaga kesehatan juga dapat meng- Beberapa Negara berkembang melaporkan
akses dan mengimplementasikan pedoman penyim- hal-hal berikut sering terjadi, temperature yang
panan, penanganan dan pengiriman vaksin yang tidak sesuai pada saat penyimpanan dan
terbaru.13 pengiriman, paparan terhadap suhu yang terlalu
rendah (freezing temperature), lemari pendingin
107
Media Litbangkes Vol 23 No. 3, Sept 2013, 102-109
108
Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap ... (Noer Endah Pracoyo, dkk)
11. National Vaccine Storage and Handling Guidelines 18. Lemeshow dan SK. Lwanga. 1991. Sample Size
for Immunization Providers (2007) determination In Health Studies. Geneva, WHO
12. http://publichealth.lacounty.gov/ip/trainconf/vaccsi 33P.
n%Strorage%20handling.pdf. 19. Kristini Tri Dewi, (2008) Faktor Faktor risiko
13. Immunization for health competencies. kualitas pengelolaan vaksin yang buruk di Unit
http://www.phacaspc.gc.ca/publicat/2007/nvshglp- Pelayanan Swasta (UPS). Jurnal Epidemiologi ( un
Idemv/section2-eng.php#23 published)Lemeshow dan SK. Lwanga. 1991.
14. WHO IV B. 06. Temperature sensitivity of vaccine Sample Size determination In Health Studies.
15. WHO 1998. Thermostability of Vaccines World Geneva, WHO 33P.
Health Organization .Geneva. 20. Sari. dkk. Perilaku Vaksinator yang berhubungan
16. http://www.indonesianpublichealth.blogspot.com. dengan kepatuhan terhadap standar pelayanan
Diunduh tanggal 8 januari 2010 Imunisasi di Kabupaten OKU tahun 2006 .
17. Article Source : http//www.risbinkes.litbang.depkes.go.id/buku/%20
http://www.indonesianpublichealth.blogspot.com Laporan%penelitian diunduh tanggal
12. Diunduh pada tanggal 10 januari 2010. 7/5/2010/11:35 AM
109