Anda di halaman 1dari 30

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TB DALAM MASA

PENGOBATAN DAN PENULARAN PENYAKIT DI


MASYARAKAT DI PUSKESMAS MANGGIS I

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh : NI WAYAN AYU SUPADMI

NIM. 21089144112

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

i
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TB DALAM MASA
PENGOBATAN DAN PENULARAN PENYAKIT DI
MASYARAKAT DI PUSKESMAS MANGGIS I

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

Oleh :Ni Wayan Ayu Supadmi

NIM. 21089144112

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
2022

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan pada seminar Skripsi

“Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Tb Dalam Masa Pengobatan Dan


Penularan Penyakit Di Masyarakat Di Puskesmas Manggis I”

Buleleng,

NIM. 21089144112

Program Studi Sarjana Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Buleleng

Pembimbing I Pembimbing II

Ns.Made Yos Kresnaya,S.Kep.,M.Kep Ns.Agus Ari Pratama,S.Kep.,M.Kep

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkah dan karunia-NYA yang telah diberikan pada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul "Hubungan Tingkat Pengetahuan
Pasien TB Dalam Masa Pengobatan Dan Penularan Penyakit Di Masyarakat
Di Puskesmas Manggis I” tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan Skripsi penelitian ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan
kepada:
1. Dr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep.,M.Si, selaku Ketua STIKes Buleleng.
2. Luh Ayu Purnami, S.ST.,M.Tr.Keb, selaku Ka. Prodi S1 Kebidanan STIKes
Buleleng
3. Putu Monna Frisca Widiastini, S.Tr.Keb., M.Keb, selaku pembimbing I yang
telah banyak membantu penulisan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Desak Ketut Sugiartini, S.ST.,M.Kes selaku pembimbing II yang telah
banyak membantu penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKES Buleleng serta rekan-rekan mahasiswa
prodi S1 Kebidanan STIKES Buleleng yang telah banyak membantu dan
memberikan dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Dan Ibu Pasien TB yang telah bersedia menjadi responden
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari penyusunan Skripsi penelitian ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang dapat
menyempurnakan Skripsi penelitian ini.
Buleleng, 2022
Penulis

Ni Wayan Ayu Supadmi

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER........................................................................................... i
HALAMAN JUDUL........................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. iii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vi
DAFTAR TABEL ...............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 6
2.1 Definisi Tuberculosis.................................................................................. 6
2.2 Pasien Tuberculosis.................................................................................... 14
2.3 Pengetahuan Pengobatan TB....................................................................... 15
2.4 Kerangka Teori............................................................................................ 18
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 19
3.1 Kerangka Konsep....................................................................................... 19
3.2 Desain Penelitian........................................................................................ 19
3.3 Definisi Operasional................................................................................... 20
3.4 Populasi dan Sampel................................................................................... 21
3.5 Tempat Penelitian....................................................................................... 22
3.6 Waktu Penelitian........................................................................................ 22
3.7 Etika Penelitian........................................................................................... 22
3.8 Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 24
3.9 Prosedur Pengumpulan Data..................................................................... 24
3.10 Pengolahan Data...................................................................................... 27
3.11 Analisis Data............................................................................................ 28
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 30
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Tabel 2.1 Kerangka Teori ......................................................... 18
Tabel 3.1 Kerangka Konsep ..................................................... 19

vi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional........................................................................... 20

vii
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular langsung yang

disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Jumlah pasien TB paru

terkonfirmasi di Indonesia mengalami peningkatan signifikan dari tahun 2008

hingga puncaknya pada tahun 2011. World Health Organization merilis bahwa

pada tahun 2015, Indonesia menduduki peringkat kedua setelah India dengan

penderita TB terbesar di dunia.

Menurut WHO bahwa estimasi jumlah orang terdiagnosis TBC tahun 2021

secara global sebanyak 10,6 juta kasus atau naik sekitar 600.000 kasus dari tahun

2020 yang diperkirakan 10 juta kasus TBC. Dari 10,6 juta kasus tersebut,

terdapat 6,4 juta (60,3%) orang yang telah dilaporkan dan menjalani pengobatan

dan 4,2 juta (39,7%) orang lainnya belum ditemukan/ didiagnosis dan dilaporkan.

Dari data yang ada Indonesia sendiri berada pada posisi KEDUA (ke-2)

dengan jumlah penderita TBC terbanyak di dunia setelah India, diikuti oleh

China, Filipina, Pakistan, Nigeria, Bangladesh dan Republik Demokratik Kongo

secara berutan. Pada tahun 2020, Indonesia berada pada posisi ketiga dengan

beban jumlah kasus terbanyak, sehingga tahun 2021 jelas tidak lebih baik. Kasus

TBC di Indonesia diperkirakan sebanyak 969.000 kasus TBC (satu orang setiap

33 detik). Angka ini naik 17% dari tahun 2020, yaitu sebanyak 824.000 kasus.

Insidensi kasus TBC di Indonesia adalah 354 per 100.000 penduduk, yang artinya
4

setiap 100.000 orang di Indonesia terdapat 354 orang di antaranya yang menderita

TBC.

Dilihat dari data Kesehatan Buleleng di Tahun 2021 Angka Penemuan

Kasus TBC (CDR) 38% dari target 90%, Cakupan SPM TBC 33% dari target

100% dan Angka Keberhasilan Pengobatan TBC sebesar 85% dari target 90%.

Untuk mengevaluasi kegiatan penanggulangan TBC di Kabupaten Buleleng

diperlukan kegiatan monitoring dan evaluasi program TBC tahun 2022.

TB Paru saat ini sedang menjadi perbincangan masalah kesehatan di

kalangan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. TB paru ialah salah satu

penyakit menular dengan penyebabnya yang bernama. Mengingat dampak yang

ditimbulkan penyakit TB Paru yang cukup serius dan sulit disembuhkan, pasien

yang mengabaikan pengobatannya perlu meningkatkan pengetahuan tentang TB

Paru dengan baik dan benar. Pengetahuan merupakan poin yang sangat penting

bagi terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang baik dapat mengubah

sikap serta tindakan pasien dalam pencegahan penularan serta proses kesembuhan

pasien TB Paru. Sebaliknya, jika pengetahuan tentang bahaya TB Paru makin

rendah, makin besar pula terjadinya risiko penyebaran dan proses kesembuhan

yang kurang maksimal.

Tingginya angka kejadian TB di Indonesia khususnya di daerah

Kabupaten Buleleng serta risiko dari TB yang ditimbulkan, menyebabkan

beberapa pasien TB Paru mudah mengalami kecemasan. Kecemasan merupakan

perasaan tidak tenang yang disebabkan oleh ketakutan yang disertai dengan

ketidakpastian, ketidakberdayaan, isosial dan ketidakamanan yang dirasakan oleh


5

pasien TB Paru dalam menghadapi penyakitnya. Keluhan yang sering dirasakan

oleh orang yang mengalami kecemasan antara lain perasaan khawatir, mudah

gelisah, takut ditinggal sendirian, gangguan tidur, tidak fokus, mudah lupa serta

mengalami keluhan somatik seperti sesak napas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien TB

Dalam masa Pengobatan Dan Penuran Penyakit di Masyarakat

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien TB Dalam

Masa Pengobatan Dan Penularan Penyakit Di Masyarakat

1.3.2 Tujuan Khusus

1 Mengidentifikasi karakteristik responden di Desa Manggis.

2 Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan Pasien TB Dalam

Masa Pengobatan dan Penularan Penyakit Di Masyarakat


6

2.1 Manfaat

2.1.1 Pasien TB

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Pasien Tb untuk

dapat meningkatkan pengetahuan khususnya terkait Pengobatan Dan

Penyebaran Penyakit Di Masyarakat.

2.1.2 Tempat Penelitian

Menjadi tempat yang tepat bagi Pasien TB Dan Keluarga yang

memerlukan informasi yang lebih tentang Pengobatan Penularan Penyakit

TB.

2.1.3 Institusi Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu keperawatan

tentang pengetahuan Pasien TB Dalam Masa Pengobatan Dan Penularan

Penyakit Di Masyarakat

2.1.4 Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemberi pelayanan

kesehatan yaitu untuk mengidentifikasi pengetahuan Penyakit Dan

Penularan Penyakit TB

2.1.5 Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian

selanjutnya, yang berkaitan dengan kesehatan Pasien TB khususnya

pengetahuan tentang Pengobatan Dan Penularannya.


7
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tuberculosis

2.1.1 Pengertian TB

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan

oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Selain dapat menyerang paru-paru

(pulmonary tuberculosis), penyakit tuberkulosis juga bisa merusak bagian

tubuh lain (ekstrapulmonary tuberculosis). Penyakit tuberulosis dapat

menyebar saat penderita TB paru mengeluarkan droplet yang mengandung

bakteri menuju udara, misalnya dengan cara batuk, dimana seseorang yang

berada di dekatnya dapat terinfeksi jika droplet tersebut terhirup kedalam

saluran pernafasan.

Mycobacterium tuberculosis ini merupakan jenis bakteri yang

hidup di dalam sel. Bakteri tersebut menyerang paru dan sebagian kecil

menyerang organ tubuh lain. Sifat khusus dari bakten ini yaitu tahan

terhadap asam pada pewarnaan. Sifat tersebut dapat digunakan untuk

identifikasi dahak secara mikroskopis, sehingga disebut sebagai Basil

Tahan Asam (BTA) Mycobacterium tuberculosis akan cepat mati apabila

terkena matahari secara langsung, tetapi bisa bertahan hidup di tempat

lembab dan gelap.


9

2.1.2 Etiologi

Tuberculosis adalah suntu penyakit yang dapat menular dan

disebabkan oleh bakteri Mycobacterium yaitu Mycobakterium

tuberculosis. Bakteri ini memiliki sifat yang istimewa yaitu dapat bertahan

pada pencucian warna dengan asam dan alkohol, sehingga disebut Basil

Tahan Asam, serta tahan terhadap zat kimia dan fisik maupun dalam

keadaan kering atau dingin. Selain itu, bakteri tuberkulosis ini bersifat

aktif ataupun dorman.

2.1.3 Morfologi

Bakteri Mycobacterium tuberculosis berbentuk seperti menyerupai

batang lurus atau agak bengkok, tidak bergerak, tidak berporn, dan tidak

bersimpan Pada pewarnaanya Mycobacterium tuberculosis tampak seperti

manik-manik atau bdak terwarnu secara rata Kehidupan baken tergantung

dari kondisi lingkungan.

2.1.4 Patofisiologis

Penyakit tuberkulosis dapat menular melalui udara (droplet nuclei),

yaitu ketika seseorang pasien TB batuk atau bersin kemudian percikan

ludah yang mengandung bakteri tersebut keluar dan terhirup oleh orang

lain achingga droplet tersebut masuk ke dalam tubuh orang yang sehat.

Apabila bakteri masuk melalui saluran penapasan, maka bakteri tersebut

juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui peredaran darah,

pembuluh limfe, atau langsung ke organ terdekat. Infeksi terjadi saat

bakteri tersebut berkembang biak di dalam paru dan mengakibatkan


10

peradangan (Widoyono, 2011). Meskipun demikian biasanya bakteri ini

mengalami banyak hambatan pada penularannya antara lain pada hidung

(terhambat oleh adanya bulu-bulu hidung, dan juga terhambat oleh lapisan

lendir yang melapisi seluruh saluran pemapasan mulai dari saluran

pernapasan bagian atas hingga kantong alveoli (Misnadiarly, 2006)

 Terdapat dua tahap patogenesis pada penyakit tuberkulosis yaitu

tuberculosis primer dan tuberkulosis post primer yang diuraikan sebagai

berikut:

1. Tuberkulosis Primer

Bakteri penychah TB masuk melalui saluran pernapasan dan

bersaing di jaringan paru (alveolus) kemudian berkembang biak

sehingga terbentuk sarang pneumoni yang disebut sarang primer (afek

primer), Sarang primer tersebut dapat terbawa oleh jalur umfe moja

hilus parulalu mengakibatkan terjadinya peradangan diikuti oleh

pembesaran kelenjar getah bening di hilus yang schol ampleks prinser

Waktu antara serjadinya infeksi bingga terbentuk kompleks, power

yaitu sekitar 4-6 minggu.

2. Tuberkuloch Pod Primer

Tidserialunk For Pruma bumanya muncul, peberapa ballen

ammugui beberapa tahun setelah infeksi tuberkulosis primer. TB inilah

yang yang menjadi masalah utama kesehatan masyarakat karena dapat

menjadi sumber penularan penyakit TB.


11

Infeksi akan muncul apabila terdapat banyak kuman TB di

dalam tubuh baik yang aktif ataupun yang dorman (tidur). Saat tubuh

memiliki daya tahan yang menurun terkadang tubuh tidak mampu

menghentikan perkembangan Mycobacterium tuberkulosis sehingga

terjadilah infeksi kembali oleh bakteri TB tersebut. Infeksi tersebut

akan menyebabkan kerusakan paru yang luas karena terjadi kavitas

atau efusi pleura.

2.2 Pasien TB

Klasifikasi dari penyakit TB ditentukan berdasarkan kelas penyakit dan

juga tipe penderita. Penentuan ini penting dilakukan sebelum pengobatan

pasien dimulai karena hai ini berfungsi untuk menetapkan paduan OAT yang

sesuai dengan kondisi pasien (Depkes RI, 2005). Klasifikasi penyakit TB

dibedakan berdasarkan lokasi anatomi dari penyakit, riwayat pengobatan

sebelumnya, hasil pemeriksaan uji kepekaan obat.

2.2.1 klasifikasi berdasarkan lokasi anotomi penyakit

Berdasarkan bagian tubuh yang diserang oleh kuman

Mycobacterium tuberculosis, maka TB dibedakan menjadi dua yaitu TB

pulmoner (TB paru) dan TB ekstrapulmoner (TB ekstra paru).

1. Tuberkulosis Paru

TB paru adalah penyakit tuberkulosis yang terjadi di parenkim

(jaringan paru), tidak termasuk pada pleura (selaput paru). Ketika pasien

didiagnosa menderita TB paru sekaligus TB ekstra paru maka pasien


12

tersebut akan diklasifikasikan sebagai pasien TB paru (Kemenkes RI.

2014).

2. Tuberkulosis Ekstra Paru

TB ekstraparu merupakan penyakit TB yang terjadi pada organ

selain paru. Contoh organ yang terinfeksi yaitu seperti pada pleura,

kelenjar limfe, abdomen, saluran kencing, kulit, selaput otak, tulang, dan

persendian. Pemeriksaan secara bakteriologis atau klinis merupakan salah

satu cara untuk mendapatkan hasil apakah pain mengidap TB ekstra paru

atau tidak. Fika pasien TB ekstra paru menderita penyakit TB pada

beberapa organ, maka pasien tersebut tergolong pasien 113 ekstra par pads

organ yang menunjukan infeksi TB terberat.

2.2.2 klasifikasi berdasarkan uji kepekaan obat

Pengelompokan pasien TB berdasarkan pemeriksaan uji kepekaan

obat berdasarkan hasil uji kepekaan Mycobacterium tuberculosis pasien

yang bersangkutan terhadap obat antituberkulosis.

1. Tuberkulosis Mono Resistance (TB MR)

Tuberkulosis Mono Resistance(TB MR) yakni resisten terhadap

salah satu jenis OAT lini pertama saja.

2. Tuberkulosis Poly Resistance (TB PR)

Tuberkulosis Poly Resistance(TB PR) yakni resisten terhadap lebih

dari satu jenis OAT lini pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R)

secara bersamaan.
13

3. Tuberkulosis Multi Drug Resistance (FB MDR)

Tuberkulosis Multi Drug Resistance (TB MDR) yakni resisten terhadap

obat Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan.

4. Tuberkulosis Extensive Drug Resistance (TB XDR)

Tuberkulosis Extensive Drug Resistance (TB XDR) adalah TB

MDR yang sekaligus resisten terhadap salah satu OAT golongan

fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan

(Kanamisin, Kareponiisin dan Amikasin)

5. Tuberkulosis Rifampicin Resistance (TB RR)

Tuberkulosis Rifampicin Resistance(TB RR) yakni resisten

terhadap Rifampisin (R) dengan atau tanpa resistensi terhadap OAT lain.

Diagnosis resisten dari pasien golongan ini adalah berdasarkan metode

genotif (tes cepat)

2.3 Pengetahuan Pengobatan TB

Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan tujuan penyembuhan,

pencegahan kematian, pencegahan kekambukan penyakit, pencegahan

resistensi bakteri terhadap OAT (Obat Antituberkulosis), dan juga pemutus

penularan penyakit TB. Prinsip pengobatan TB yaitu sebagai berikut:

1. OAT harus dalam jumlah cukup, dosis tepat sesuai pengobatan, dan

diberikan dalam bentuk kombinasi bebempa jenis obat. Penggunaan OAT

Kombinasi Dosis Tepat (OAT-KDT) sangat dianjurkan, sedangkan

penggunaan OAT tunggal tidak dianjurkan.


14

2. Pengawasan langsung (DOT - Directly Observed Treatment) oleh

Pengawas Minum Obat (PMO)

3. Dua tahap pemberian obat.

a. Tahap Awal (Intensif)

Pengobatan setiap hari dan pengawasan untuk mencegah resistensi

obat Status BTA sebagian besar pasien berubah dari positif menjadi

negatif.

b. Tahap Lanjutan

Pemberian jenis obat lebih sedikit tetapi dalam jangka waktu yang

lebih lama daripada pengobatan intensif. Tahap lanjutan penting untuk

dilakukan supaya dapat mencegah terjadinya kekambuhan dengan cara

membunuh kuman persister

2.3 Kerangka Teori


BAB III
METODELOGI PENELITIAN

1.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abtrak dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterikatan antar

variabel (Nursalam, 2018).

Pengetahuan
1. Baik PENYAKIT TB
2. Cukup
3. Kurang

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

1.2 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan

cross sectional untuk melihat gambaran pengetahuan Pasien TB dalam masa

pengobatan dan penularan penyakit. Pengertian dari penelitian deskriptif

kuantitatif adalah penelitian yang berusaha memperlihatkan hasil dari suatu

pengumpulan data kuantitatif atau statistik, tanpa dihitung atau dilihat

hubungannya dengan perlakukan atau variabel lain (Nursalam, 2017).


16

1.3 Variabel dan Defenisi Operasional

3.2.1 Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga dieroleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2018).

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan

pasien TB dalam masa pegobatan dan penularan

1.3.1 Definisi Operasional

Definisi oprasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2018).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Alat Skala Parameter


Pengumpulan Data dan
Data Kategori
Variabel Segala sesuatu yang Kuesioner Ordinal a. Baik 76-
independen: diketahui oleh pasien 100%
Pengetahuan b. Cukup
56-75%
c. Kurang
<56%
Variabel Kuesioner Ordinal a.
dependen:
Pengobatan
dan
penyebaran
penyakit TB
17

1.4 Populasi, Sampel dan Sampling

1.4.1 Populasi Penelitian

1.4.2 Sampel Penelitian

1.4.3 Teknik sampling

Penelitian ini menggunakan teknik “Non Probability Sampling”

dengan metode “Purposive sampling” yaitu cara pengambilan sampel

dengan pertimbangan tertentu. Adapun Kriteria sampel disini meliputi

kriteria inklusi dan kriteria eksklusi dimana kriteria ini menentukan

dapat tidaknya sampel tersebut digunakan

a. Kriteria Inklusi

Yang termasuk kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Bersedia menjadi responden

2) Pasien TB yang berada di Desa Manggis

b. Kriteria Eksklusi

Yang termasuk kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1.5 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Manggis I.

1.6 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2023. Jadwal

pelaksanaan secara terperinci tercantum pada lampiran.


18

1.7 Etika Penelitian

Masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting

dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan

manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.

1.7.1 Informed consent (Lembar persetujuan menjadi responden)

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan sebelum

penelitian dilakukan dengan tujuan agar responden mengerti maksud,

tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Pada penelitian ini jika

responden bersedia diteliti maka responden akan menandatangani

lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia maka peneliti harus

menghormati hak responden.

3.7.2 Anonimity (tanpa nama)

Memberikan jaminan mengenai kerahasiaan identitas

responden. Pada penelitian ini, peneliti tidak akan memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan inisial pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian

yang disajikan.

3.7.3 Confidentiality (kerahasiaan)

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang

telah dikumpulkan akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset. Dalam

penelitian ini, peneliti juga akan menjelaskan kepada responden


19

bahwa peneliti akan menjaga kerahasiaan jawaban dari responden

pada kuesioner. Peneliti akan menyimpan jawaban dan tidak akan

membocorkan data yang didapat dari responden. Semua informasi

yang dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti.

3.7.4 Ethical Clearence

Sebelum melakukan pengumpulan data ke responden, peneliti

juga akan mengajukan permohonan uji etik untuk mendapat kelayakan

etik. Pengajuan etik dilaksanakan pada Komisi Etik Penelitian

Kesehatan STIKes Buleleng.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Instrument adalah alat untuk pengambilan data pada waktu

penelitian. Jenis instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada

penelitian ini adalah kuesioner dan observasi.

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dalam penelitian ini

berbentuk wawancara terstruktur yang diartikan sebagai daftar pertanyaan-

pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan, yang sudah

disusun dengan baik dan sudah matang. Kuesioner digunakan untuk

mengetahui usia ibu serta untuk mengetahui karakteristik responden.


20

3.9 Prosedur Pengumpulan Data

Adapun tahapan-tahapan yang akan dilakukan pada saat melakukan

penelitian:

3.9.1 Tahap Persiapan

Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum penelitian

dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Peneliti mempersiapkan materi yang mendukung penelitian.

b. Peneliti mengurus surat permohonan studi pendahuluan di

STIKES Buleleng untuk mencari data, kemudian surat

pengantar tersebut diberikan kepada Kepala Desa Sembiran

c. Peneliti menyusun skripsi kemudian melakukan proses

bimbingan dengan kedua pembimbing.

d. Peneliti mengurus surat ijin penelitian dengan menyertakan

surat pengantar dari STIKES Buleleng, kemudian surat

pengantar tersebut diberikan kepada Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kabupaten Buleleng

untuk mendapatkan rekomendasi penelitian di tempat

penelitian.

e. Peneliti mengajukan kelayakan etik kepada Komisi Etik

Penelitian Kesehatan STIKES Buleleng untuk mendapat surat

layak etik.

f. Peneliti membawa surat rekomendasi dari Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu serta Surat Layak

Etik ke Kepala Desa Sembiran


21

g. Peneliti mempersiapkan lembar permohonan untuk menjadi

responden.

h. Peneliti mempersiapkan lembar persetujuan untuk menjadi

responden (informed concent).

i. Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan dalam

penelitian, yaitu berupa lembar kuisioner dan alat tulis.

3.9.2 Tahap Pelaksanaan

Setelah mendapatkan izin, dilanjutkan ke tahap pelaksanaan, yaitu:

a. Sebelum melakukan penelitian, peneliti akan melakukan

koordinasi untuk mendapatkan ijin dari Kepala Puskesmas

Manggis I

b. Pengumpulan data akan dilakukan langsung kepada responden

dengan mengisi kuisioner.

c. Setelah mendapatkan calon responden yang sesuai dengan kriteria

inklusi peneliti memberi salam dan memperkenalkan diri kepada

calon responden.

d. Peneliti memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan

penelitian. Responden yang telah diberikan penjelasan selanjutnya

menandatangani lembar informed concent sebagai bukti

persetujuan

e. Peneliti memberikan kebebasan untuk menentukan apakah bersedia

atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela

tanpa ada unsur kepaksaan atau pengaruh dari orang lain.


22

f. Peneliti memberikan jaminan mengenai kerahasiaan identitas

responden. Pada penelitian ini, peneliti tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan inisial pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang disajikan.

g. Peneliti akan menjelaskan kepada responden bahwa peneliti

menjaga kerahasiaan jawaban dari responden pada kuesioner.

Peneliti menyimpan jawaban dan tidak membocorkan data yang

didapat dari responden. Semua informasi yang dikumpulkan

dijamin kerahasiaanya oleh peneliti.

h. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden yang berisikan

pertanyaan-pertanyaan terkait pengetahuan pasien TB dalam masa

pengobatan dan penularan penyakit di masyarakat.

i. Peneliti memaksimalkan hasil penelitian agar bermanfaat

(beneficience) dan meminimalkan hal yang merugikan

(maleficience) bagi responden.

j. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden atas

partisipasinya dalam penelitian.

k. Selanjutkan dilakukan pengolahan data.

3.10 Pengolahan Data

Data yang terkumpul dari lembar kuesioner tentang pengetahuan pasien TB

dalam masa pengobatan dan penyebaran penyakit di masyarakat, kemudian

dilakukan pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2012), analisis data dilakukan

melalui pengolahan data yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu ;


23

3.10.1 Editing

Editing adalah pemeriksaan dokumen atau kuesioner yang telah

dijawab responden sehingga jawaban yang salah atau meragukan dapat

diketahui atau diperbaiki bila memungkinkan. Kemudian editing dilakukan

pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Notoatmodjo,

2012).

3.10.2 Coding

Kegiatan ini merupakan tindakan untuk mengubah atau

mengalihkan data atau keterangan yang telah dikumpulkan ke dalam

bentuk angka menurut klasifikasi tertentu. Pemberian kode ini sangat

penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan computer.

3.10.3 Scoring

Scoring adalah pemberian nilai pada jawaban yang dipilih

responden sesuai kriteria instrument.

3.10.4 Entry

Entry merupakan proses memasukan data-data hasil coding dan

scoring ke dalam program komputer dari kuesioner ke komputer agar

dapat diolah dan dianalisis kembali.

3.10.5 Cleaning

Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah

di entry ke komputer. Peneliti melakukan pemeriksaan kembali data yang

telah dimasukan untuk pengecekan ulang pada data-data yang telah

dimasukkan (Notoatmodjo, 2012).


24

3.11 Analisis data

Data yang telah dikumpulkan

dilakukan analisis dengan menggunakan analisis univariat. Analisis univarat

adalah suatu teknik analisis data terhadap satu variabel secara mandiri, tiap

variabel dianalisis tanpa dikaitkan dengan variabel lainnya. Analisis

univariate biasa juga disebut analisis deskriptif atau statistik deskriptif.

Analisis dilakukan untuk mendapatkan distribusi frekuensi dari karakteristik

responden serta pengetahuan pasien dalam masa pengobatan dan penularan

penyakit di masyarakat. Analisis dilakukan dengan bantuan software SPSS,

dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

P: Persentase

f : Frekuensi dari seluruh jawaban benar yang telah dipilih oleh responden

atas pernyataan yang diajukan.

n : Jumlah frekuensi seluruh alternatif jawaban yang menjadi pilihan

responden.

Selanjutnya tingkat pengetahuan digolongkan menjadi :

a. Baik: 76-100 %

b. Cukup: 56-75 %

c. Kurang: ≤ 56
25

DAFTAR PUSTAKA

Patofisiologi Tb Paru,(Widono,2011)

TB Paru ,(Misnadiarly,2006)

Tuberculosis Paru ,(Kemenkes RI,2014)

Metodelogi Penelitian,(Nursalam ,2018)

Design Penelitian ,(Nursalam,2017)

Anda mungkin juga menyukai