OLEH
VEMILIA
200102125P
i
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : VEMILIA
NPM : 200102125P
Mengetahui,
Ketua Prodi Kebidanan Program
Sarjana Terapan Universitas
Aisyah Pringsewu
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga Laporan PKK II KOMPREHENSHIF
ini dapat penulis selesaikan, dengan judul “ asuhan kebidanan komprehensif
patologis dengan penanganan berdasarkan evidance based di wilayah Pesisir
Barat” Guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program
pendidikan lanjutan Kebidanan Program Sarjana Terapan di Universitas Aisyah
Pringsewu.
laporan ini tidak akan mungkin diselesaikan tanpa bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih dengan setulus
hati kepada bapak/ibu yang terhormat:
1. Sukarni, SST., M.Kes selaku Ketua Yayasan Aisyah Pringsewu Lampung
2. Hardono, S. Kep., Ners., M.Kep selaku Rektor Universitas Aisyah
Pringsewu Lampung
3. Feri Kameliawati, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung
Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah
di berikan dan semoga laporan ini dapat dijadikan pedoman untuk kegiatan
selanjutnya.Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan untuk itu, penulis sangat mengharapkan masukan serta saran yang
membangun guna perbaikan selanjutnya. Semoga Allah SWT senantiasa
melindungi kita semua. Amin.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
Cover ............................................................................................................... I
Lembar Persetujuan....................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................... iii
Daftar Isi.......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
2
A. Latar Belakang .......................................................................
B. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
1. Tujuan umum ..................................................................... 5
2. Tujuan khusus .................................................................... 5
C. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
1. Bagi responden .................................................................. 6
2. Bagi universitas aisyah pringsewu..................................... 6
3. Bagi peneli selanjutnya ...................................................... 6
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN KASUS I
A. LATAR BELAKANG
2
kesehatan ibu dan bayinya dan menghindari faktor-faktor pencetus yang dapat mempengaruhi
kondisi kesehatan (Johnson, 2016). Kematian yang disebabkan oleh hipertensi pada Ibu hamil di
Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 angka kematian ibu mencapai 21,5%,
sedangkan tahun 2011 mencapai 24% dan tahun 2013 mencapai 7,1%. Data hipertensi pada ibu
hamil di tahun 2016 mengalami penurunan yakni mencapai 26,9% (Kemenkes RI, 2015).
Dari studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Sukatani dengan cara intervensi
15 ibu hamil dengan hipertensi pada tanggal 1 juni 2020 didapatkan hasil estimasi dapat 95%
diyakini bahwa rata – rata tekanan sistol sebelum pemberian jus mentimun adalah 142,89 –
152,44 mmHg. Sedangkan rata – rata tekanan darah sistol sesudah pemberian jus mentimun
adalah 124,04 – 128,63 mmHg.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan studi kasus mengenai
“Asuhan Kebidanan komprehensif patologis pada Ibu hamil dengan hipertensi ringgan
dengan asuhan evidence based” diwilayah Pesisir Barat Tahun 2021.
2. TUJUAN KHUSUS
Memberian asuhan pada ibu hamil hipertensi ringan dengan pemberian jus timun.
C. MANFAAT
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi Responden
3
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil hipertensi
ringgan dalam melaksanakan penanganan secara non farmokologi.
4
BAB II
PENGKAJIAN KASUS I
1 30-10- PKM aterm Spontan Bidan Tidak ada Laki- 3000 49 Sehat
2009 laki gr cm
2. 18-02- PKM Aterm Spontan Bidan Tidak ada Laki- 3200 48 Sehat
2014 laki gr cm
9. Imunisasi TT
Sudah Lengkap
10. Pergerakan Janin
Pergerakan janin yang pertama kali dirasakan pada usia kehamilan 18 minggu, pergerakan
janin selama 24 jam terakhir 10 kali
11. Perilaku kesehatan
Penggunaan alcohol/ obat-obatan sejenisnya: Tidak pernah
Merokok, makansirih : Tidak pernah
12. Riwayat sosial
Apakah kehamilan ini direncanakan/ diinginkan : Tidak di rencanakan karena ibu lupa KB.
Jenis kelamin yang diharapkan: Apa saja
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaanumum :( √ ) Baik , ( ) Cukup, ( ) Lemah
b. Kesadaran : ( √ ) Compos mentis, ( ) Apatis, ( ) Samnolen
( ) Sopor, ( )Koma
c. LILA : 26 cm
d. TB : 156 cm
e. BB
Sebelumhamil : 57 kg
BB sekarang : 65 kg
f. TTV
TD : 140/80 mmHG
Respirasi : 22 x/menit
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36.7 C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
Konjungtiva : (√ ) Merahmuda , ( )Pucat, ( ) Hiperemi
Sclera : ( √ ) Putih, ( ) Kuning, ( ) Perdarahan
b. Gigi dan mulut
Mukosa bibir : lembab dan berwarna merah muda
Mulut dan gigi :( ) Karies , ( ) Stomatitis, ( ) Trismus
( )Perdarahan Gusi, (√ )Bersih
c. Leher : ( ) Pembesaran kelenjar tyroid, ( ) Pembesaran kelenjar limfe
( )Pembesaran vena jugularis , ( ) Lain-lain, Jelaskan : ……..
(√ ) Normal
d. Dada
Auskultasi Jantung: Lup Dup: (√ ) Teratur, ( ) Tidak teratur
Auskultasi paru-paru :Vasikuler : (√ ) Whezing , ( ) Ronchi
e. Payudara
Pembesaran :( √ ) Simetris, ( ) Asimetris
Putting Susu :( √) Menonjol, ( ) Datar, ( ) Tenggelam
(√ ) Bersih, ( ) Kotor, ( ) Hiperpigmentasi areola/ papilla
Pengeluaran : Tidak ada
f. Abdomen
Pembesaran : ( √)Memanjang,( ) Melintang
Bekas luka oprasi :( √ ) Ada , ( ) Tidakada
Tumor/benjolan : ( ) Ada , ( √) Tidakada
Nyeri epigastrium :( ) Ada , ( √) Tidakada
g. Ekstermitas atas dan bawah
Odema : (- ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)
Varises :( - ) Kanan (+/-) , ( -) Kiri (+/-)
Sirkulasi pariver : Tidak ada
Reflek patella : (+ )Kanan (+/-) , (+ ) Kiri (+/-)
h. Anogenetal
Perinium : ( -)Luka parut , (- ) Radang, ( -) Pembengkakan, ( - ) Varises
Vulva danvagina :( √ ) Bersih, ( - ) Kotor, ( -) Varises, (- ) Hematoma
( - ) Flour albus, (- ) Bau, ( - ) Fluxus, ( - ) Luka
Anus :Hemoroid: (- ) Ada , (- ) Tidakada
3. PemeriksaanKebidanan
a. TFU Mc.donal : 34 cm
TBJ ( J.Thausack) : (34-12) x 155
22 x 155
3410 gram
b. Leopold
Leopold 1 : Bagian fundus teraba 1 bagian besar, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold 2 : Bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-kecil janin
Bagian kanan perut ibu teraba 1 bagian tahanan datar, keras, memanjang
(Punggung)
Leopold 3 : Bagian bawah perut ibu teraba 1 bagian bulat, keras, melenting yaitu kepala,
dan masih bisa di gerakan
Leopold 4: belum masuk pintu atas panggul
C. ASSESMENT
Ny.M usia 35 tahun, G4 P3 A0 dengan usia kehamilan 36 minggu , janin tunggal, hidup intrauterine,
presentasi kepala dengan hipertensi ringan.
D. PLANNING OF ACTION
Tanggal : 22 April 2021
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan keadaannya dan janinnya
2. Menjelaskan kepada ibu tentang pengertian hipertensi kehamilan
3. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda hipertensi pada kehamilan
4. Menjelaskan kepada ibu tentang bahaya hipertensi pada kehamilan
5. Menjelaskan kepada ibu kegunaan jus timun untuk menurunkan hipertensi pada ibu hamil
6. Menjelaskan kepada ibu kandungan jus timun
7. Menjelaskan kepada ibu cara pengelolahan timun
Ambil 100 gr buah timun cuci bersih
Potong-potong timun
Jus timun dengan menggunakan blender dapat diberi gula atau madu (sesuai selera ibu)
Saring dan ambil air nya
Jus timun siap di minum
8. Menjelaskan kepada ibu untuk rutin konsumsi Jus timun 2 kali sehari tiap pagi dan sore
selama 7 hari jika tensi belum mengalami penurunan.
BAB III
ANALISIS INTERVENSI PEMBERIAN
JUS BUAH MENTIMUN PADA KASUS HIPERTENSI RINGAN
c. ANALISA
Ny.M usia 35 tahun, G4 P3 A0 dengan usia kehamilan 36 minggu , janin tunggal, hidup
intrauterine, presentasi kepala dengan hipertensi ringan.
d. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengerti
2. Memberitahu ibu untuk meminum 2 gelas jus buah mentimun pagi dan sore hari
yang di berikan bidan
3. Memberikan ibu untuk mengurangi makan garam yang berlebihan
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5. Memberikan tahu ibu jika besok akan diberikan terapi yang sama selama 7 hari
kedepan bila tensi belum mengalami penurunan
6. Pada hari kedua setelah terapi jus buah mentimun yang di berikan tensi masih
stabil/sama dengan sebelum diberikan terapi jusbuah mentimun yaitu 140/80
(belum mengalami penurunan)
7. Mendokumentasikan asuhan yang diberikan
c.ANALISA
Ny.M usia 35 tahun, G4 P3 A0 dengan usia kehamilan 36 minggu 2 hari , janin tunggal,
hidup intrauterine, presentasi kepala dengan hipertensi ringan.
d.PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengerti
2. Memberitahu ibu untuk meminum 2 gelas jus buah mentimun pagi dan sore hari
yang di berikan bidan
3. Memberikan ibu untuk mengurangi makan garam yang berlebihan
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5. Pada hari ketiga setelah terapi jus buah mentimun yang di berikan tensi darah ibu
mengalami penurunan yaitu 135/80 mmhg
6. Memberikan tahu ibu jika tensi darah ibu sudah mengalami sedikit penurunan
dan memberitahu ibu jika besok bidan tidak melakukan kunjungan rumah
terhadap ibu serta menyarankan ibu untuk tetap mengkonsumsi jus buah
mentimun selama masa kehamilan untuk menjaga tensi darah ibu agar tetap stabil
dan tidak mengalami kenaikan.
7. Mendokumentasikan asuhan yang diberikan
SARAN
Saran yang dapat penulis berikan kepada semua pihak pada kasus ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi pasien Diharapkan untuk pasien dengan keluhan-keluhan tertentu tidak sungkan
untuk melakukan konsultasi kesehatan pada Bidan atau puskesmas terdekat.
2. Bagi institusi pendidikan Di harapkan mahasiswa mudah untuk mencari buku-buku di
perpustakaan dengan sumber-sumber terbaru terutama dalam hal kebidanan agar
mahasiswa mudah untuk mencari sesuai referensi untuk pembuatan tugas
3. Bagi mahasiswa diharapkan dapat terampil dalam memberikan asuhan pada, ibu hamil
secara komprehensif berdasarkan jurnal eviden base kebidanan
BAB 1
PENDAHULUAN KASUS II
A. LATAR BELAKANG
Nyeri dysminore adalah ketidak seimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga
mengakibatkan rasa nyeri perut yang disebabkan oleh kejang otot uterus. Air kelapa muda
mengandung hormon pertumbuhan, magnesium dan kalsium yang dapat mengurangi ketegangan
otot dan vitamin C yang merupakan zat alami anti inflamasi yang dapat membantu meringankan
rasa sakit akibat kram menstruasi
Di Indonesia, angka kejadian dismenore 64, 25 %, terdiri dari 54, 89 % dismenore primer dan
9, 36 % dismenore Sekunder. Selama 50 tahun terakhir tercatat 75% perempuan mengalami nyeri
haid. Biasanya gejala dismenore primer terjadi pada perempuan usia produktif dan perempuan
yang belum pernah hamil. Dismenore sering terjadi pada perempuan yang berusia antara 20 tahun
hingga 24 tahun atau pada usia sebelum 25 tahun. Sebanyak 61% terjadi pada perempuan yang
belum menikah (Tri, 2014). Menurut WHO Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar.Rata-
rata hampir lebih dari 50% perempuan mengalaminya.Di Inggris sebuah penelitian menyatakan
bahwa 10% dari remaja sekolah lanjut tampak absen 1-3 hari setiap bulannya karena mengalami
dismenore. Sedangkan hasil penelitian di Amerika presentase kejadian dismenore lebih besar
sekitar 60% dan di Swedia sebesar 72% Prevalensi dismenore di Indonesia menyatakan dismenore
berkisar 55% dikalangan usia produktif (Depkes RI, 2015).
Menurut Bonde & Moningka (2014), cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri
dysminore atau nyeri haid secara farmakologis misalnya dengan pemberian obat-obatan golongan
analgetik seperti asam mefenamat, antalgin, feminax atau secara non farmakologis yaitu salah
satunya dengan pemberian air kelapa muda, massase atau pijat terapi mozart dan relaksasi.
Rasa tidak nyaman pada disminore jika tidak diatasi akan mempengaruhi fungsi mental dan
fungsi individu seperti lemah, gelisa, depresi, kram hebat, gangguan di rongga panggul
(Prawirohardjo, 2010). Menarche pada usia lebih awal merupakan factor resiko yang berpengaruh
terhadap kejadian disminore primer karena alat reproduksi belum siap untuk mengalami
perubahan dan masi terjadi penyempitan pada leher Rahim sehingga timbul rasa nyeri ketika
menstruasi. Disminore akan semakin berkurang dan hilang dengan sendirinya dengan semakin
bertambahnya umur (Proverawati, 2010).
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri pada dismenore adalah dengan
menggunakan air kelapa hijau. Air kelapa hijau mengandung Kalsium 14, 11 Mg/100 ml,
Magnesium 9, 11Mg/100 ml dan Vitamin C 8, 59 Mg/100 ml. Kalsium dan Magnesium yang
terkandung dalam air kelapa mengurangi ketegangan otot dan Vitamin C yang merupakan
zat-zat alami anti inflamasi yang membantu meringankan rasa sakit akibat kram menstruasi
dengan menghambat ezimcyclooxygenase yang memiliki peran dalam mendorong proses
pembentukan prostaglandin (Kristina & Syahid, 2014).
Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Siti Khodijah pada tahun 2017, penurunan
nyeri dismenore pada mahasiswa program studi ilmu kebidanan dengan nilai signifkan sebesar
0,001 (0,001 < 0,05) hasil uji statistik ini menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian air kelapa hijau terhadap penurunan intenstias nyeri
dismenore.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan studi kasus mengenai
“Asuhan Kebidanan komprehensif patologis pada Remaja dengan Nyeri dysminore dengan
asuhan evidence based” diwilayah Pesisir Barat Tahun 2021.
b. TUJUAN KHUSUS
Memberian asuhan pada Remaja Nyeri dysminore dengan pemberian terapi ait kelapa
hijau
C. MANFAAT
a. Manfaat teoritis
b. Manfaat praktis
Bagi Responden
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan Remaja Nyeri dysminore
dengan pemberian terapi ait kelapa hijau dalam melaksanakan penanganan secara non
farmokologi.
Manfaat Bagi Universitas Aisyah Pringsewu
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau sumber informasi serta dasar
pengetahuan bagi para mahasiswa dan dapat dijadikan sebagai materi dalam penanganan
berdasarkan evidence based non farmakologi.
Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, sumber, informasi serta sebagai
pembanding dalam penelitian lainnya dengan variabel yang lebih luas.
D. SASARAN
BAB II
PENGKAJIAN KASUS KE II
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
Jl. A. Yani No. 1A TambahrejoKec. GadingrejoKab. Pringsewu
A. SUBJEKTIF
1. Identitas Pasien
Nama : Nn. A
Umur : 17 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Suku : Lampung
Agama : Islam
Alamat : Krui
2. Keluhan utama
Nyeri perut bagian bawah pada saat menstruasi
3. Riwayat Menstruasi
Menarche umur : 14 Tahun
Menstruasi : Teratur : ( √ ) Ya , ( ) Tidak
Siklus : 28 Hari Lama :
7 Hari
Jumlah : 2 – 3 x ganti pembalut
Warna : ( √ ) Merah segar, ( ) Merah tua, ( )
Merah kehitaman, ( ) Coklat
Konsistensi : ( √ ) Cair/encer, ( ) Bergumpal, ( ) Flek Bau
: ( ) Ya, ( √ ) Tidak
Desminorea : ( √ ) Ya , ( ) Tidak
5. Riwayat kesehatan
a) Riwayat penyakit yang pernah diderita :
Tidak ada
b) Perilaku kesehatan
Os mengatakan jika sakit diberi kompres hangat pada daerah perut bagian bawah yang
nyeri
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : ( √ ) Baik , ( ) Cukup, ( ) Lemah
b. Kesadaran : ( √ ) Compos mentis, ( ) Apatis, ( ) Samnolen ( )
Sopor, ( ) Koma
c. TB : 158 cm
d. BB : 48 kg
e. TTV
TD : 110/ 70 mmHG
Respirasi : 20 x/menit
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36.7C
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Mata
Konjungtiva : ( √) Merah muda , ( ) Pucat, ( ) Hiperemi
Sclera : (√ ) Putih, ( ) Kuning, ( ) Perdarahan
b. Gigi dan mulut
Mukosa bibir : bibir berwarna merah muda
Mulut dan gigi : ( ) Karies , ( ) Stomatitis, ( ) Trismus
( ) Perdarahan Gusi, ( √)Bersih
c. Leher : ( ) Pembesaran kelenjar tyroid, ( ) Pembesaran kelenjar limfe
( ) Pembesaran vena jugularis , ( ) Lain-lain, Jelaskan : ……..
(√ ) Normal
d. Dada
Auskultasi Jantung : Lup Dup : (√ ) Teratur, ( ) Tidak teratur
Auskultasi paru-paru : Vasikuler : (√) Whezing , ( ) Ronchi
e. Payudara
Pembesaran : (√ ) Simetris, ( ) Asimetris
f. Ekstermitas atas dan bawah
Odema : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-) (menanyakan ke pasien)
Varises : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-) (menanyakan ke pasien)
Sirkulasi pariver :
Reflek patella : ( ) Kanan (+/-) , ( ) Kiri (+/-)
C. ASSESMENT
Diagnosa : Nn. A 18 tahun dengan Nyeri disminorea
Masalah : Pasien mengatakan saat ini sedang mengalami nyeri perut bagian bawah
Kebutuhan : Pemberian konseling dan penganganan dengan terapi non farmakologi ( air kelapa
hijau)
D. PLANNING OF ACTION
Tanggal : 22 April 2021
1. Menjelaskan kepada Nn.A pengertian disminorea
2. Menjelaskan kepada Nn. A penyebab disminorea
3. Memberitahu Nn A bahwa nyeri haid yang dialami ini masih dalam katagori normal dan
banyak dialami remaja yang lain.
4. Menganjurkan Nn.A untuk minum air kelapa muda hijau selama 3 hari pertama haid
atau saat nyeri menstruasi
5. Menjelaskan kandungan air kelapa muda hijau dan fungsinya dalam mengatasi nyeri
haid
6. pemberikan air kelapa hijau 250 ml dan 150 ml diminum 2 kali sehari 1 gelas dan
dikonsumsi pagi dan sore hari, selama 3 hari berturut-turut. Air kelapa yang sudah
dikeluarkan dari buahnya dapat bertahan selama 4 jam dalam suhu ruang, dan sampai
24 jam jika disimpan dalam alat pendingin atau kulkas
7. Menganjurkan Nn A untuk rajin minum tablet tambah darah saat sedang haid/datang
bulan dan melakukan kunjungan ke bidan bila ada keluhan.
E. EVALUASI
1. Nn.A Mengerti tentang disminorea dan penyebab disminorea
2. Nn A bahwa mengerti bahwa nyeri haid yang dialami ini masih dalam katagori normal
dan banyak dialami remaja yang lain.
3. Nn.A bersedia untuk diberikan terapi minum air kelapa muda hijau selama 3 hari
pertama haid atau saat nyeri menstruasi sesuai jurnal asuhan yang di berikan
4. Menjelaskan kandungan air kelapa muda hijau dan fungsinya dalam mengatasi nyeri
haid
5. Dilakukan intervensi terhadap Nn.A setelah meminum air kelapa muda hijau yang
pertama (4 jam),Nn.A mengatakan ada sedikit pengurangan rasa nyeri di perut
bagian bawah.
6. Menganjurkan Nn.A tetap meminum air kelapa muda hijau selama 3 hari
7. Menganjurkan Nn.A untuk rajin minum tablet tambah darah saat sedang haid/datang
bulan dan melakukan kunjungan ke bidan bila ada keluhan
BAB III
ANALISIS INTERVENSI PEMBERIAN AIR KELAPA TERHADAP KASUS II
A. Tabel perkembangan
HARI/TANGGAL SUBJEKTIF OBJEKTIF ASESEMENT PLANNING
Jumat/23 april Nn.A Mengatakan Keadaan umum :baik Diagnosa : 1. Menjelaskan
2021 masih agak sedikit Kesadaran: Compos mentis Nn. A 18 tahun hasil
keram dan sakit di Tanda-tanda vital dengan Nyeri peneriksaan
bagian bawah Tekanan darah :100/80 disminorea kepada Nn.A
perutsetelah meminum Nadi : 82 kali/menit Masalah : 2. Menganjurkan
air kelapa hijau selama Suhu : 36,2 0C Pasien Nn.A tetap
Respirasi : 20 kali/menit mengatakan saat
1 hari pagi dan sore meminum air
ini sedang
kelapa muda
mengalami nyeri
hijau 250 ml dan
perut bagian
150 ml diminum 2
bawah
kali sehari 1 gelas
Kebutuhan :
dan dikonsumsi
Pemberian
pagi dan sore hari
konseling dan
penganganan 3. Nn.A bersedia
dengan terapi non mengikuti
farmakologi ( air anjuran yang di
kelapa hijau) berikan bidan
4. Menganjurkan
Nn.A untuk rajin
minum tablet
tambah darah
5. Memberi tahu
Nn.A Jika besok
akan diadakan
intervensi
kembali oleh
bidan
Sabtu/24 april Nn.A Mengatakan Keadaan umum :baik Diagnosa : 1.Menjelaskan hasil
2021 perutnya tidak sakit Kesadaran: Compos mentis Nn. A 18 tahun peneriksaan kepada
lagi setelah meminum Tanda-tanda vital dengan Nyeri Nn.A
pada pagi dan sore hari Suhu : 36,5 0C Kebutuhan : - meminum air kelapa
BAB 1
PENDAHULUAN KASUS III
A. LATAR BELAKANG
Insomnia sering dianggap hal yang biasa padahal bila dibiarkan dapat menimbulkan penyakit
bahkan kematian terutama pada lansia dengan persentasi 50% lansia mengalami insomnia.Dengan
adanya perubahan dan peningkatan pembangunan dalam bidang kesehatan dapat meningkatkan
usia harapan hidup sehingga meningkat pula populasi usia lebih dari 60 tahun, dan dengan adanya
peningkatan usia harapan hidup dapat mencerminkan bahwa adanya perbaikan kesehatan
(Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, 2017).
Walaupun adanya perbaikan kesehatan, para lansia tersebut akan menghadapi berbagai masalah
kesehatan yang khas sepanjang hidupnya (Mariyam, 2008; Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2017; Ximenes, Syafitri & Amigo, 2016) Asia Tenggara memiliki 8% populasi lansia
atau sekitar 142 juta jiwa yang menempati urutan
pertama di Dunia dengan jumlah lansia terbesar. Di Indonesia memiliki 23.66 juta jiwa (9.03%)
lansia (2017) dengan UHH 70,8 tahun (2015) (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
Di Lampung tahun 2019 diharapkan penduduk lansia mencpai usia harapan hidup lebih dari 72
tahun (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017; Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,
2015).
Lansia merupakan proses penuaan yang terjadi secara alami yang pasti akan terjadi pada setiap
makhluk. Pada proses penuaan akan terjadi penurunan, kemunduran dan perubahan fungsi baik
fungsi biologis dan fisiologis, psikologis maupun sosial. Lansia sebagian besar beresiko tinggi
mengalami gangguan tidur yang disebabkan oleh berbagai factor (Sumirta & Laraswati,(2014).
Proses patologis terkait usia dapat menyebabkan perubahan pola tidur dan mengakibatkan
gangguan tidur yang menyerang 50% orang dengan usia 65 tahun atau lebih. Gangguan tidur
mempengaruhi kualitas hidup dan berhubungan dengan angka mortalitas yang tinggi (Irawan,
2013; Dewi, 2015). Sebenarnya gangguan tidur (insomnia) merupakan masalah yang bisa terjadi
pada anak-anak, remaja, dewasa, maupun usia lanjut. Kejadian insomnia meningkat seiring
meningkatnya usia, sehingga lansia banyak mengalami insomnia, bahkan setengah dari jumlah
lansia dilaporkan mengalami kesulitan memulai tidur dan mempertahankan tidur (Dewi, & Igai,
2014; Mading &.Muhlisin, 2015) dan insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering
ditemukan (Morin, & Espie, 2007)
Di Dunia yang mengalami insomnia sekitar 18% dari seluruh penduduk, 1 dari 3 mengalami
insomnia. Tiap tahun 20-50% melaporkan mengalami insomnia. Di Indonesia 10% atau 28 juta
jiwa dari 238 juta jiwa mengalami insomnia Gangguan tidur berhubungan dengan morbiditas
(penyakit) dan mortalitas (kematian). Gangguan tidur pada lansia berhubungan dengan resiko jatuh
kerena gangguan keseimbangan dikarenakan kesulitan tidur (Sayekti & Hendrati, 2015;
Supriyono, 2015; Sabatini., Kusuma & Tambunan, 2015; Al-Halaj, 2014).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan studi kasus mengenai
“Asuhan Kebidanan komprehensif patologis pada Lansia yang mengalami insomnia dengan
asuhan evidence based” diwilayah Pesisir Barat Tahun 2021.
b. TUJUAN KHUSUS
Memberian asuhan pada Lansia yang mengalami insomnia dengan pemberian terapi
rendam kaki dengan air hanggat.
F. MANFAAT
a. Manfaat teoritis
G. SASARAN
BAB II
PENGKAJIAN KASUS III
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
Jl. A. Yani No. 1A Tambah rejoKec. Gading rejo Kab. Pringsewu
A. SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Ny. M
Umur : 56 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan :-
Suku : Lampung
Agama : Islam
Alamat :Perum.Nelayan
2. Keluhan utama
Ny M mengatakan sulit tidur selama ± 2,5 bulan
3. Riwayat kesehatan
Riwayat penyakit yang pernah diderita : Tidak Ada
4. Perilaku kesehatan
ibu mengatakan jika sakit ibu berobat ke dokter atau klinik bidan
BAB 2x sehari
Istirahat dan tidur Tidur siang 1 jam Sulit Tidur
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : ( √ ) Baik , ( ) Cukup, ( ) Lemah
b. Kesadaran : ( √ ) Compos mentis, ( ) Apatis, ( ) Samnolen ( )
Sopor, ( ) Koma
c. TB : 150 cm
d. BB : 50 kg
e. TTV
TD : 120/80 mmHG
Respirasi : 22 x/menit
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36.6C
Pemeriksaan Fisik :
f. Mata
Konjungtiva : ( √) Merah muda , ( ) Pucat, ( ) Hiperemi
Sclera : (√ ) Putih, ( ) Kuning, ( ) Perdarahan
Mata : cekung
g. Gigi dan mulut
Mukosa bibir : bibir berwarna merah muda
Mulut dan gigi : ( ) Karies , ( ) Stomatitis, ( ) Trismus
( ) Perdarahan Gusi, ( √)Bersih
h. Leher : ( ) Pembesaran kelenjar tyroid, ( ) Pembesaran kelenjar limfe
( ) Pembesaran vena jugularis , ( ) Lain-lain, Jelaskan : …….
(√ ) Normal
i. Dada
Auskultasi Jantung : Lup Dup : (√ ) Teratur, ( ) Tidak teratur
Auskultasi paru-paru : Vasikuler : (√ ) Whezing , ( ) Ronchi
j. Payudara
Pembesaran : (√ ) Simetris, ( ) Asimetris
k. Ekstermitas atas dan bawah
Odema : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-) (menanyakan ke pasien)
Varises : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-) (menanyakan ke pasien)
Sirkulasi pariver :
Reflek patella : (+) Kanan (+/-) , (+) Kiri (+/-)
C. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. M usia 56 tahun dengan Insomia
Masalah : Ny.M mengatakan susah tidur, malam hanya tidur ± 3 jam
Kebutuhan : Terapi Rendam air hanggat dan Konseling
D. PLANNING OF ACTION
Tanggal : 24 APRIL 2021
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan kepada ibu
2. Menjelaskan kepada ibu pengertian Insomnia
3. Menjelaskan kepada ibu mengenai penyebab insomnia
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan terapi rendam kaki menggunakan air hangat
dengan suhu 37°-39° C dan kaki direndam sampai mata kaki (2-3 liter) selama 15-20
menit setiap malam sebelum tidur
5. Menganjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak minimal 8 gelas per hari dan
istirahat yang cukup.
6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ke bidan bila ada keluhan.
E. EVALUASI
1. ibu Mengerti dengan penjelasan hasil pemeriksaan oleh bidan
2. ibu mengerti tentang pengertian Insomnia serta penyebab insomnia
3. memberikan terapi rendam kaki menggunakan air hangat dengan suhu 37°-39° C dan
kaki direndam sampai mata kaki (2-3 liter) selama 15-20 menit setiap malam sebelum
tidur
4. setelah dilakukan intervensi kepada ibu,ibu mengatakan rileks dan nyaman ketika
dilakukan terapi rendam kaki menggunakan air hangat dengan suhu 37°-39° C dan
kaki direndam sampai mata kaki (2-3 liter) selama 15-20 menit setiap malam sebelum
tidur dan ibu mengatakan kualitas tidurnya mengalami sedikit peningkatan.
5. Ibu bersedia mengunjungi bidan bila ada keluhan
BAB III
ANALISIS RENDAMAN AIR HANGAT TERHADAP INSOMNIA
A. Tabel perkembangan
HARI/TANGGAL SUBJEKTIF OBJEKTIF ASESEMENT PLANNING
minggu /25 april Ny M Keadaan umum :baik Diagnosa : 1. Memberitahu ibu
2021 mengatakan,setelah Kesadaran: Compos mentis Ny. M usia 56 hasil pemeriksaan
melakukan terapi rendam Tanda-tanda vital tahun dengan 2. Menganjurkan
kaki dengan air hanggat Tekanan darah :120/80 Insomia ibu untuk tetap
pada malam hari sebelum Nadi :78 kali/menit Masalah : melakukan terapi
tidur tubuhnya merasa Suhu : 36,5 0C Ny.M rendam kaki
rileks dan mengalami Respirasi : 22 kali/menit mengatakan susah menggunakan air
peningkatan kualitas tidur, malam hangat dengan
tidur hanya tidur ± 3 suhu 37°-39° C
jam dan kaki direndam
Kebutuhan : sampai mata kaki
Terapi Rendam (2-3 liter) selama
air hanggat dan 15-20 menit setiap
Konseling malam sebelum
tidur
3. Ibu bersedia
melakukan saran
yang dianjurkan
bidan
4. Menganjurkan ibu
untuk
mengkonsumsi
sayur sayuran dan
minum air putih
yang banyak
minimal 8 gelas
per hari dan
istirahat yang
cukup
5. Menganjurkan ibu
untuk kunjungan
ke bidan bila ada
keluhan.
B. HASILDAN PEMBAHASAN
Secara ilmiah air hangat memberikan dampak fisiologis pada tubuh, pada pembuluh
darah hangatnya air mampu melancarkan sirkulasi darah.Saat dalam air terjadi pertukaran
energi atau panas melalui mekanisme konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi.Air adalah
media penyerap, penghasil panas yang mempunyai efek teraupetik. Relaksasi otot yang didapat
mampu menigkatkan kelenturan pada jaringan dan mempengaruhi system limbik sehingga kita
merasa nyaman dan stress emosional hilang. Dengan pencelupan anggota tubuh kedalam air
akan mengembalikan tubuh yang lemah menjadi kuat, mengurangi kekejangan pada syaraf dan
otot, menormalkan detak jantung, kecemasan dan insomnia (Rinawati, & Isnaeni, 2012;
Darmadi, 2017; Putra, 2018).
berdasarkan Intervensi yang diberikan ibu mengatakan rileks dan nyaman ketika
dilakukan terapi rendam kaki menggunakan air hangat dengan suhu 37°-39° C dan kaki
direndam sampai mata kaki (2-3 liter) selama 15-20 menit setiap malam sebelum tidur dan ibu
mengatakan kualitas tidurnya mengalami sedikit peningkatan hal ini sejalan dengan jurnal
Hardono, O. E. (2019). RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT SALAH SATU TERAPI
YANG MAMPU MENGATASI INSOMNIA PADA LANSIA. Holistik Jurnal Kesehatan, 62
dan dapat disimpulkan dengan meningkatnya kualitas tidur dan terpenuhinya kebutuhan tidur
mampu menurunkan rasa ketidaknyamanan, membuatnya lebih merasa rileks yang akan
meregangkan syaraf-syaraf yang kaku sehinggan gejala insomnia pun berkurang. Terjadinya
penurunan insomnia pada lansia ini terjadi karena air hangat yang mampu menyalurkan rasa
rileks dan nyaman dan mampu menstimulus otak untuk memerintahkan hipotalamus untuk
meningkatkan produksi hormon melatonin yang memiliki turunan hormon serotonin sebagai
pengatur pola tidur manusia dan gelombang sikardian manusia. Selain itu personal hygiene
pada responden, temat tidur yang bersih dan nyaman, lingkungan yang bersih dan nyaman
juga berperan dalam meningkatkan kenyamanan responden (lansia) dipanti saat tidur sehingga
mampu meningkatkan kualitas tidur dan menurunkan insomnia.
C. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Pemberian terapi pada Ny.M lansia dengan insomnia menggunakan asuhan rendam kaki dengan air
hangat, lansia mau melaksakan terapi.
SARAN
Saran yang dapat penulis berikan kepada semua pihak pada kasus ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagi pasien Diharapkan untuk pasien dengan keluhan-keluhan tertentu tidak
sungkan untuk melakukan konsultasi kesehatan pada Bidan atau puskesmas
terdekat.
2. Bagi institusi pendidikan Di harapkan mahasiswa mudah untuk mencari buku-
buku di perpustakaan dengan sumber-sumber terbaru terutama dalam hal
kebidanan agar mahasiswa mudah untuk mencari sesuai referensi untuk
pembuatan tugas
3. Bagi mahasiswa diharapkan dapat terampil dalam memberikan asuhan pada,
Remaja secara komprehensif berdasarkan jurnal eviden base kebidanan
BAB I
PENDAHULUAN KASUS IV
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara beriklim tropis, karena letaknya dilewati oleh garis khatulistiwa.
Hal ini yang menyebabkan Indonesia mendapatkan intensitas matahari yang tinggi. Sinar matahari
merupakan komponen yang sangat penting dalam kehidupan. Sinar matahari yang mencapai
permukaan bumi terdiri dari 3 macam komponen: cahaya, sinar ultra violet (UV), dan sinar infra
merah. Sinar ultra violet memiliki energi yang cukup tinggi sehingga mempengaruhi tubuh
manusia terutama pada kulit yang dapat menyebabkan biang keringat (Pratama, 2012).
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization, 2016) melaporkan tiap
tahun terdapat 80% penderita biang keringat (miliaria), diantaranya 65% terjadi pada bayi dan
balita. Penduduk Indonesia beresiko terkena biang keringat (miliaria). Sebagian besar (49,6%)
sering terjadi pada bayi terutama di kota-kota besar yang panas dan pengap (Dewi Susilowati,
2015).Masalah penyakit kulit masih tinggi di Indonesia dibuktikan dengan Riset Kesehatan Dasar
oleh Departemen Kesehatan tahun 2018 prevalensi nasional penyakit kulit adalah 6,8%. Provinsi
yang mempunyai prevalensi penyakit kulit diatas prevalensi nasional salah satunya Jawa Tengah
adalah 6,9% dan Kabupaten Kebumen adalah 6,5% (Riskesdas, 2018).
Salah satu penyakit kulit pada anak adalah biang keringat yang sering tidak diperdulikan oleh
banyak orang karena tidak berbahaya. Biang keringat yang disebut juga sebagai sudamina, liken
tropikus, biang keringat, keringat buntet, prickle heat adalah salah satu gangguan pada kulit akibat
keringat
Menurut Setyawati (2013), bayi dan balita yang mengalami biang keringat menjadi rewel akibat
rasa gatal dan orang tua biasanya mengeluh karena pola tidur bayinya terganggu seperti gelisah,
tidak nyenyak dan lainnya. Rasa gatal dan panas yang disebabkan oleh biang keringat, juga dapat
menyebabkan penderita mengalami infeksi
Ada banyak cara untuk mempercepat penyembuhan dan menghambat penyebaran biang keringat,
yaitu dengan medis (konvensional) dan non-medis (non- konvensional). Pengobatan medis dapat
berupa konsumsi obat antihistamin, penggunaan krim hidrokortison, atau memakai lotion calamine.
Penggunaan pengobatan medis terlalu sering akan berdampak bagi tubuh terutama anak-anak
karena mengandung bahan kimia. Sedangkan dalam pengobatan non konvensional, dapat berupa
tindakan atau aktivitas pencegahan atau pengobatan secara mandiri dan tradisional seperti
memandikan bayi dan balita secara rutin, mengenakan pakaian yang berbahan katun agar mampu
menyerap keringat, serta menggunakan bahan-bahan tradisional. Masker tradisional dapat
digunakan sebagai perawatan kulit yang berguna untuk meningkatkan kesehatan kulit, memperbaiki
dan merangsang sel-sel kulit. Masyarakat Indonesia memiliki berbagai macam tradisi antara lain
menjadikan bahan-bahan alami sebagai obat tradisional (2013).
Biang keringat dapat diobati dengan krim minyak kelapa Virgin Coconut Oil (VCO). Berdasarkan
Evangelista etc. (2010), minyak kelapa (VCO) dapat menyembuhkan >75%
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan studi kasus mengenai “Asuhan
Kebidanan komprehensif patologis pada Pada bayi yang mengalami biang keringat dengan asuhan
evidence based” diwilayah Pesisir Barat Tahun 2021.
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan komprehenshif patologis berdasarkan evidence based/ jurnal
ilmiah
b. TUJUAN KHUSUS
Memberian asuhan pada Pada bayi yang mengalami biang keringat dapat di atasi dengan
pemberian minyak virgin coconout oil (VCO) pada bagian kulit yang terkena biang
keringat
MANFAAT
c. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan dalam
mengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kebidanan tentang asuhan
kebidanan komprehensif patologis berdasarkan evidence based.
d. Manfaat praktis
Bagi Responden
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan Remaja Nyeri dysminore
dengan pemberian terapi ait kelapa hijau dalam melaksanakan penanganan secara non
farmokologi.
Manfaat Bagi Universitas Aisyah Pringsewu
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau sumber informasi serta dasar
pengetahuan bagi para mahasiswa dan dapat dijadikan sebagai materi dalam penanganan
berdasarkan evidence based non farmakologi.
Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan, sumber, informasi serta sebagai pembanding
dalam penelitian lainnya dengan variabel yang lebih luas.
C. SASARAN
- Bayi yang mengalami biang keringat
BAB II
PENGKAJIAN KASUS KE IV
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan mengatakan bayinya Rewel dan ada bintik-bintik kemerahan dibagian kepala
dan lehernya
3. Riwayat Kehamilan
1) Pemeriksaan Kehamilan
G2P1A0AH1
(a) Trimester I : 1x
Tempat periksa : Pmb Bidan Irnani Farida
(b) Trimester II : 2x
Posyandu
Posyandu
Puskesmas
( ) Forcep Eks
Lama Persalinan :
Kala IV : 2 Jam, Keluhan : tidak ada, darah yang keluar normal dan tidak ada . .
robekan jalan lahir
5. Riwayat Nifas
B. OBJEKTIF
2. Tanda Vital :
Nadi : 88 x/menit
Pernafasan : 25 x/menit
B. Pemeriksaan fisik
b. Leher
c. Dada
f. Ekstermitas
C. ASSESMENT
By. S Umur 3 Bulan Dengan Biang Keringat
Masalah : Bayi rewel terdapat bintik bintik merah di bagian leher,dahi dan ketiak.
D. PLANNING OF ACTION
Tanggal : 26-04-2021
Pukul : 09.00 WIB
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bayi nya
2. Menjelaskan kepada ibu penyebab dari biang keringat
3. Memberi penjelasan kepada ibu mengenai cara mencegah timbulnya biang keringat dengan
cara menjaga kebersihan bayinya, memberikan pakaian bayinya dengan bahan yang menyerap
keringat
4. Memberi tahu ibu mengobatan biang keringat dengan menggunakan virgin coconut oil (VCO)
dan cara membuatnya
5. Melakukan pendokumentasian asuhan.
E. EVALUASI
1. Ibu mengerti kondisi tentang bayinya saat ini
2. Ibu mengerti penjelasan yang diberikan oleh bidan
3. Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran yang diberikan oleh bidan
4. Ibu sudah mengetahui dan memahami cara pembuatan minyak VCO
5. Setelah dilakukan intervensi pada biang keringan bayi dengan mengunakan minyak VCO,ibu
mengatakan bayinya tidak rewel dan biang keringatnya sedikit hilang.
6. Pendokumentasian asuhan telah dilakukan
BAB III
KASUS KE IV
DAFTAR PUSTAKA
References
Cholifah Siti, R. P. (2020). Pengaruh Pemberian Jus Mentimun (Cucumis Sativus Linn) terhadap Penderita
Hipertensi pada Ibu Hamil di Puskesmas Sukatani. JURNAL SURYA Jurnal Media Komunikasi Ilmu
Kesehatan, 97.
Hardono, O. E. (2019). RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT SALAH SATU TERAPI YANG MAMPU MENGATASI
INSOMNIA PADA LANSIA. Holistik Jurnal Kesehatan, 62.
Pattiiha Nabillah, N. S. (2021). PENGARUH AIR KELAPA MUDA HIJAU TERHADAP NYERI DISMENORE PADA
REMAJA. Indonesian Jurnal of Health Development , 231.
Muliya Harning Setyowati 1, Kusumastuti 2 Penerapan Virgin Coconut Oil (VCO) untuk Mengobati Biang
Keringat (Miliaria) pada Bayi di PMB Diana Yulita A,Amd.Keb
LAM
LAMPIRAN
JURNAL BIMBINGAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN KOMPREHENSIF II
PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN SEMESTER VIII
STIKES AISYAH PRINGSEWU – LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Nama Bukti Bukti Bukti Bukti
mahasiswa/NPM Bimbingan Ke 1 Bimbingan Ke 2 Bimbingan Ke 3 Bimbingan Ke 4
- Hari Ke Tiga
Bukti Bukti Bukti Bukti
Bimbingan Ke 5 Bimbingan Ke 6 Bimbingan Ke 7 Bimbingan Ke 8
HARI/TANGGAL HARI/TANGGAL HARI/TANGGAL HARI/TANGGAL
Jumat/23 April 2021 Sabtu/24 April 2021 Senin/26 April 2021 Senin/26 April 2021
Konsul Jurnal Lansia Dengan Asuhan pada Lansia dengan Isomnia Konsul Jurnal bayi dengan Biang Asuhan Pada Bayi dengan Biang
Isomnia Keringgat Keringat
Content Available at: http://jurnal.umla.ac.id
JURNAL SURYA
Jurnal Media Komunikasi Ilmu Kesehatan
Liu, L. Y., at. all. (2019). Weight gain and Tarigan, H. N. B., & Purba, P. H. (2019).
pregnency outcomes in overweight or Pengaruh pemberian belimbing dan
mentimun terhadap penderita hipertensi
obese women with twin gestation.
di desa lau kersik kecamatan gunung
icahn school of medicine at mount
sitember kabupaten kediri. Institut
sinai, new york, 330.
kesehatan deli husada, vol.2 no.1.
Lozada, at. all. (2019). Management of
peripartum intra - abdominal
hypertension and abdominal
compartment syndrome. USA, 1386.
pregnency0induced hypertension
with neonatal and maternal
complications. hamadan university of
medical sciences, vol.6.
shinta.novelia@civitas.unas.ac.id
ABSTRAK
Pendahuluan: Nyeri dysminore adalah ketidak seimbangan hormon progesteron dalam darah
sehingga mengakibatkan rasa nyeri perut yang disebabkan oleh kejang otot uterus. Air kelapa
muda mengandung hormon pertumbuhan, magnesium dan kalsium yang dapat mengurangi
ketegangan otot dan vitamin C yang merupakan zat alami anti inflamasi yang dapat membantu
meringankan rasa sakit akibat kram menstruasi. Metode: Desain penelitian Quasi eksperimen
dengan rancangan Non-randomized one grup pretest and posttest. Bertujuan untuk mengetahui
pengaruh sebelum dan sesudah pemberian air kelapa muda hijau terhadap nyeri dysminore.
Pengambilan sampel dengan menggunakan tehnik proposive sampling dengan jumlah 30 orang
responnden Hasil: Uji statistic dengan analisis data menggunakan Shapiro-Wilk dan Wilcoxon
dengan kemaknaan (p< 0.05) dan nilai signifikan Pvalue 0.000 dengan demikian Ho ditolak.
Kesimpulan dan Saran: Ada pengaruh pemberian air kelapa muda hijau terhadap nyeri
dysminore pada remaja, peneliti menyarankan pada remaja yang mengalami nyeri haid untuk
mengkonsumsi air kelapa muda hijau pada saat menstruasi hari pertama.
ABSTRACT
Introduction: Dysmenorrhea pain is an imbalance of the hormone progesterone in blood resulting in abdominal
pain caused by uterine muscle spasms. coconut water contains growth hormones, magnesium and calcium which
can reduce muscle tension and vitamin C which is a natural anti-inflammatory substance that can help relieve
pain due to menstrual cramps. Method: Quasi-experimental research design with Non-randomized one group pretest
and posttest design. It aims to determine the effect before
and after administration of green coconut water to dysmenorrhea pain. Sampling using proposive sampling
technique with 30 respondents. Results: Statistical test with data analysis using Shapiro- Wilk and Wilcoxon
with significance (p <0.05) and significant value of 0.000 Pvalue, thus Ho was rejected. Conclusions and
Recommendations: There is an effect of giving green coconut water to dysmenorrhea pain in adolescents,
researchers suggest that adolescents who experience menstrual pain to consume green young coconut water on
menstruation the first day.
PENDAHULUAN
Di Indonesia, angka kejadian dismenore 64, 25 %, terdiri dari 54, 89 % dismenore primer
dan 9, 36 % dismenore Sekunder. Selama 50 tahun terakhir tercatat 75% perempuan mengalami
nyeri haid. Biasanya gejala dismenore primer terjadi pada perempuan usia produktif dan
perempuan yang belum pernah hamil. Dismenore sering terjadi pada perempuan yang berusia
antara 20 tahun hingga 24 tahun atau pada usia sebelum 25 tahun. Sebanyak 61% terjadi pada
perempuan yang belum menikah (Tri, 2014). Menurut WHO Angka kejadian dismenore di dunia
sangat besar.Rata-rata hampir lebih dari 50% perempuan mengalaminya.Di Inggris sebuah
penelitian menyatakan bahwa 10% dari remaja sekolah lanjut tampak absen 1-3 hari setiap
bulannya karena mengalami dismenore. Sedangkan hasil penelitian di Amerika presentase
kejadian dismenore lebih besar sekitar 60% dan di Swedia sebesar 72% Prevalensi dismenore di
Indonesia menyatakan dismenore berkisar 55% dikalangan usia produktif (Depkes RI, 2015).
Menurut Bonde & Moningka (2014), cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan nyeri
dysminore atau nyeri haid secara farmakologis misalnya dengan pemberian obat-obatan golongan
analgetik seperti asam mefenamat, antalgin, feminax atau secara non farmakologis yaitu salah
satunya dengan pemberian air kelapa muda, massase atau pijat terapi mozart dan relaksasi.
Rasa tidak nyaman pada disminore jika tidak diatasi akan mempengaruhi fungsi mental
dan fungsi individu seperti lemah, gelisa, depresi, kram hebat, gangguan di rongga panggul
(Prawirohardjo, 2010). Menarche pada usia lebih awal merupakan factor resiko yang berpengaruh
terhadap kejadian disminore primer karena alat reproduksi belum siap untuk mengalami
perubahan dan masi terjadi penyempitan pada leher Rahim sehingga timbul rasa nyeri ketika
menstruasi. Disminore akan semakin berkurang dan hilang dengan sendirinya dengan semakin
bertambahnya umur (Proverawati, 2010).
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri pada dismenore adalah
dengan menggunakan air kelapa hijau. Air kelapa hijau mengandung Kalsium 14, 11 Mg/100
ml, Magnesium 9, 11Mg/100 ml dan Vitamin C 8, 59 Mg/100 ml. Kalsium dan Magnesium
yang terkandung dalam air kelapa mengurangi ketegangan otot dan Vitamin C yang
merupakan zat-zat alami anti inflamasi yang membantu meringankan rasa sakit akibat kram
menstruasi dengan menghambat ezimcyclooxygenase yang memiliki peran dalam
mendorong proses pembentukan prostaglandin (Kristina & Syahid, 2014).
Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Siti Khodijah pada tahun 2017,
penurunan nyeri dismenore pada mahasiswa program studi ilmu kebidanan dengan nilai signifkan
sebesar 0,001 (0,001 < 0,05) hasil uji statistik ini menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian air kelapa hijau terhadap penurunan intenstias
nyeri dismenore.
METODOLOGI PENELITAN
Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian Quasi eksperimen dengan rancangan
Non-randomized one grup pretest and posttest. Adalah desain quasi experiment dengan melakukan
pretest sebelum memberikan perlakuan dan melakukan posttest setelah memberikan perlakuan.
Desain penelitian ini mempunyai satu kelompok eksperiment tanpa perbandingan serta penetapan
sampel yang tidak acak. Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja putri yang berjumlah
74 remaja di Dusun Ampere Kecamatan Teluti Kabupaten Maluku Tengah Prov Maluku.
Indonesian Jurnal of Health Development Vol.3 No.1, Februari 2021
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan Jumlah sampel
sebanyak 30 orang. Instrumen penelitian dengan menggunakan skala nyeri numeric rating scale
(NRS), dengan rentan skala 0-10. Analisis data dilakukan dengan menggunakan software
statistical program social science (SPSS).
HASILPENELITIAN
Hasil penelitian analisis univariat mengguakan table distribusi frekuensi
Tabel 1. Karakteristk Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan table 1. dari 30 responden yang dimana sebagian besar responden remaja
berusia 15 tahun sebanyak 11 orang dengan presentasi 36,7 %, Dan sebagian kecil responden
berusia 18 tahun sebanyak 2 orang dengan presentasi 6,7 %. Dan karakteristik berdasarkan lama
haid(hari) dimana yang paling banyak mengalami menstruasi selama 7 hari sebanyak 20
responden dan paling sedikit selama 10 hari sebanyak 2 responden dengan presentasi 6,7%.
Pada table 2. Menunjukan bahwa pada saat sebelum pemberian intervensi air kelapa muda hijau
sebanyak 10 responden mengalami nyeri berat (33,3 %), 11 responden mengalami nyeri sedang
(36,7%), dan 9 responden mengalami nyeri ringan (30.00%).
Table 3. distribusi frekuensi skala nyeri dysminore sudah pemberian air kelapa
muda hijau
Berdasarkan table 3. Didapatakan 30 responden yang sudah diberikan intervensi air kelapa
mudah hijau sebanyak 16 responden tidak mengalami adanya nyeri (53,3%) dan 4 responden
mengalaminyeri sedang (13.3%).
Hasil analisis bivariate ini digunakan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh antara
variable pretest dan posttest terhadap pemberian air kelapa mudah terhadap nyeri disminore pada
remaja. Hasil analisis uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-wilk dengan 30 responden
dimana sebelum pemberian air kelapa muda hijau di dapatkan nilai p=0.014 yang berarti niali sig
0,014 < 0.05 dan sesudah pemberian air kelapa muda hijau di dapatkan p=0.000 yang berarti nilai
sig 0,000 < 0.05 yang artinya kedua variabel tersebut dikatagorikan datanya tidak berdistribusi
normal, Maka dilakukan uji Wilcoxon.
Berdasarkan table 4. Di ketahui adanya pengaruh pemberian air kelapa mudah sebelum dan
sesudah intervensi yang dimana nilai posttest lebih kecil dari nilai pretest dan nilai p=0.000 yang
artinya nilai p 0.000<0.05 maka Ho ditolak Ha diterima.
Berdasrakan hasil uji Wilcoxon didapati asymp. Sig (2-tailed) bernilai 0.000 lebih kecil
dari < 0.05 maka dapat disimpulkan hipotesis diterima yang artinya terdapat perbedaan antara
pemberian air kelapa muda hijau pretest dan posttest terhadap nyeri dysminore pada remaja di
Dusun Ampera Kecamatan Teluti Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2020.
PEMBAHASAN
1. Tingkat Nyeri Dysminore Sebelum Diberikan Air Kelapa Muda Hijau
Berdasarakaan tabel distribusi data katagori skala nyeri haid sebelum diberikan
intervensi air kelapa muda hijau pada remaja di dusun ampera, di dapatkan dari hasil
observasi yang di lakukan peneliti dengan menggunakan kuesioner pada 30 responden
Indonesian Jurnal of Health Development Vol.3 No.1, Februari 2021
yang menjadi sampel didapatkan yang mengalami nyeri sedang sebanyak 11 responden
(36,7%), dan nyeri berat sebanyak 10 responden (33.3%) dengan usia berkisar 15 samapai
dengan 19 tahun. yang dimana Skala tingkatan nyeri dibedakan menjadi 4 kategori yaitu
tidak nyeri (0), nyeri ringan (1-3), nyeri sedang (4-6) dan nyeri berat (7-10). Banyak
remaja yang mengalami tingkat nyeri sedang dan berat menurut peneliti di dusun ampera
yang disebabkan oleh kurangnya aktifitas fisik yang berbeda pada setiap responden
karena semakin rendah aktivitas fisik maka tingkat dismenore akan semakin berat dan
sebaliknya (Novia dkk, 2014).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nyeri dysminore salah satunya adalah
usia dan lamanya haid, di usia 12-15 tahun hormone prostaglandin yang terdapat pada
remaja putri terkadang masih belum stabil dan mengakibatkan gangguan keseimbangan
prostaksiklin saat menstruasi yang menyebabkan kontraksi myometrium dan vasodilatasi
sehingga akan terjadi iskemia myometrium dan hiperkontraktivitas uterus sehingga
menimbulkan nyeri dysminore (Baziad, 2008).
Sedangkan lama menstruasi lebih dari normal, menimbulkan adanya kontraksi
uterus, bila menstruasi terjadi lebih lama mengakibatkan uterus lebih sering berkontraksi
dan semakin banyak prostaglandin yang dikeluaran. Produksi prostaglandin yang
berlebihan menimbulkan rasa nyeri, sedangkan kontraksi uterus yang terus menerus
menyebabkan suplay darah ke uterus terhenti dan terjadi dysminore.
Kemudian faktor yang mempengaruhi nyeri haid selanjutnya adalah Psikologis,
riwayat keluarga, faktor endokrin, dan faktor hormon, yang diman salah satu faktor
endokrin yaitu peningkatan kadar prostaglandin (Anwar, 2011). Nyeri ini timbul sebagai
reaksi pengeluaran mediator inflamasi (radang) yang dinamakan prostaglandin. Menurut
Trisnawati (2002), saat menstruasi tubuh akan memproduksi hormon esterogen,
progesteron serta prostaglandin. Hormon estrogen merangsang kontraktilitas uterus,
sedang hormon progesteron menghambatnya. Progesteron mempunyai fungsi
mempertahankan endometrium, tetapi karena tidak adanya pembuahan maka pengeluaran
hormon progesteron menjadi semakin berkurang dan dinding endometrium akan meluruh,
endometrium yang terkelupas menghasilkan prostaglandin. Peningkatan prostaglandin
pada endometrium yang mengikuti turunnya kadar progesteron menyebabkan peningkatan
kontraksi uterus dan kemudian akan timbul nyeri.
Prostaglandin sangat tinggi dalam endometrium, myometrium dan darah
menstruasi wanita yang menderita dismenorea. Prostaglandin menyebabkan peningkatan
aktivitas uterus dan serabut-serabut saraf terminal rangsang nyeri. Kombinasi antara
peningkatan kadar prostaglandin dan peningkatan kepekaan myometrium menimbulkan
tekanan antara uterus sampai 400 mmHg dan menyebabkan kontraksi myometrium yang
hebat. Atas dasar itu dapat dikatakan bahwa prostaglandin yang dihasilkan uterus
berperan dalam menimbulkan hiperaktivitas myometrium, selanjutnya kontraksi
myometrium terjadi iskemia sel-sel myometrium. Iskemia menyebabkan nyeri visceral
dengan cara yang sama seperti timbul nyeri jaringan lain, mungkin terbentuknya produk
yang dihasilkan oleh jaringan degeneratif, seperti bradikinin, histamin, dan prostaglandin
yang merangsang serabut nyeri. (Hendrik, 2011).
melakukan terapi air kelapa muda hijau 2 kali 1 hari selama 3 hari, di ketahui hasil tingkat
nyeri posttest lebih baik di bandingkan dengan pretest yang menunjukan tidak ada yang
mengalami nyeri haid berat atau pun berat sekali. Hal ini di buktikan dengan melihat
respon perilaku 30 remaja yang di kasih terapi air kelapa muda hijau hasil posttes
menunjukan didapatkan yang tidak nyeri sebanyak 16 responden (53.3%).
Sedangkan responden yang masih dalam kataegori nyeri ringan dan sedang yang
terlampir pada table 3 diatas, disebabakan karena factor internal responden tersebut,
misalnya responden mengalami kecemasan sehingga saat diberikan perlakuan responden
tidak relaks dan sugesti yang tertanam adalah nyeri tidak berkurang. Hal tersebut sesuai
dengan teori Proverawati & Misaroh (2010), perempuan yang mengalami kecemasan akan
terjadi ketidakseimbangan hormonal dalam pengendalian otot-otot rahim oleh saraf
otonom maka muncul rangsangan simpatis yang berlebihan sehingga terjadi hipetoni pada
serabut-serabut otot srikuler isthmus atau osteum uretri internum yang menimbulkan
dysminore yang berlebihan.
Penurunan nyeri dismenore pada saat haid diatas dikarenakan pemberian air
kelapa muda hijau pada remaja yang mengalami nyeri dismenore. Penurunan intensitas
nyeri haid yang dialami responden disebabkan karena adanya kalsium dan magnesium
yang terkandung dalam air kelapa yang dapat merelaksasikan otot rahim akibat dari
prostaglandin yang meningkat yang menyebabkan iskemia miometrium dan
hiperkontraktivitas otot rahim sehingga menyebabkan nyeri dismenore dan air kelapa
hijau juga mengandung vitamin c yang merupakan zat-zat alami anti inflamasi yang
membantu meringankan rasa sakit akibat kram menstruasi dengan menghambat
ezimcyclooxygenase yang memiliki peran dalam mendorong proses pembentukan
prostaglandin (Kristina & syahid, 2014).
dibutuhkan dalam produksi sel darah merah, dengan produksi darah yang cukup maka
akan memperlancar peredaran darah. Peredaran darah yang lancar akan mencukupi sel
akan kebutuhan oksigen dan nutrisi, dan dengan kondisi ini tubuh akan lebih tahan
terhadap sensasi nyeri yang ditimbulkan saat dismenore.
Penangana nyeri secara non farmakologi yang efektif yaitu dengan pemberian air
kelapa muda hijau. Pemberian air kelapa hijau ini selain tidak menyita waktu, dapat
dilakukan di mana pun dan kapanpun sehingga sangat mudah dilakukan oleh setiap
perempuan, prinsipnya adalah pemberikan air kelapa hijau 250 ml dan 150 ml diminum 2
kali sehari 1 gelas dan dikonsumsi pagi dan sore hari, selama 3 hari berturut-turut. Air
kelapa yang sudah dikeluarkan dari buahnya dapat bertahan selama 4 jam dalam suhu
ruang, dan sampai 24 jam jika disimpan dalam alat pendingin atau kulkas (Kristina &
syahid, 2014).
Air kelapa muda hijau dapat merelaksasikan otot yang disebabakan oleh aktifitas
prostaglandin, karna pada saat menstruasi lapisan Rahim yang rusak dikeluarkan dan akan
digantikan dengan yang baru, senyawa molekul yang disebut prostaglandin
dilepaskan ,senyawa ini menyebabakan otot-otot Rahim berkontraksi. Ketika terjadi
kontraksi otot Rahim,maka suplay darah ke endometrium menyempit (vasokontriksi) dan
proses inilah yang menyebabakan rasa sakit saat menstruasi. Zat lain yang dikenal sebagai
leukotrien, yang merupakan bahan kimia yang berperan dalam proses inflamasi dan juga
meningkat pada saat berhubungan timbulnya nyeri mennstruasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberan air kelapa muda hijau dapat
menurunkan tingkat nyeri haid pada remaja yang sedang mengalami nyer haid. Hal ini
disebabkan karena air kelapa muda hijau memiliki banyak dandungan gizi yang tinggi
untuk beragam kesehatan. Hasl penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Trisnawati
dkk , (2012) dalam penelitiannya menemukan bahwa dalam mengurangi nyeri haid dapat
dilakukan dengan pemberian air kelapa.
Komposisi kandugan zat kimia yang terdapat pada air kelapa muda hijau antara
lain asam karbonat, atau vitamin c, protein, lemak, hidrat arang, kalsium dan potassium.
Kalsium dan magnesium mengurangi ketegangan otot (termasuk otot uterus) vitamin C
yang merupakan zat-zat alami anti inflamasi yang membantu meringankan rasa sakit
akibat kram menstruasi dengan menghambat ezimcyclooxygenase yang memiliki peran
dalam mendorong proses pembentukan prostaglandin (kristina &syahid, 2014).
Namun menurut asumsi peneliti, intensitas nyeri setiap individu berbeda-beda
dipengaruhi oleh deskripsi individu tentang nyeri, persepsi dan pengalaman nyeri. Setiap
orang memberikan persepsi serta reaksi yang berbeda satu sama lain tentang nyeri yang
dirasakan oleh setiap orang. Ini disebabkan karena nyeri merupakan perasaan subjektif
yang hanya individu itu sendiri yang tahu tingkat nyeri yang dirasakannya. Sedangkan
peneliti hanya bergantung kepada intsrumen yang digunakan untuk mengukur nyeri
responden.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil uji statistic diperoleh p value
0.000 ( p value < 0.05) artinya dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian air
kelapa mudah hijau terhadap nyeri dysminore pada remaja di Dusun Ampere Kecamatan
Indonesian Jurnal of Health Development Vol.3 No.1, Februari 2021
Teluti Kabupaten Maluku Tengah. saran dari penelitian diharapkan bagi remaja yang
mengalami nyeri dysminore untuk sering mengkonsumsi air kelapa muda hijau secara
mandiri untuk mengurangi nyeri haid (dismenore) pada saat menstruasi secara non
farmakologi. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bias meneliti seberapa besar pengaruh
pemberian air kelapa muda hijau jika diberikan pada ibu melahirkan pada persalinan kala
1.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, M., Banziad, A., Prabowo, R. P. 2011. Ilmu Kandungan, PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.
Bonde, F. M. P., & Moningka, M. (2014). Pengaruh Kompres Panas Terhadap Penurunan Derajat Nyeri Haid
Pada Siswa Sma Dan Smk Yadika Kopandakan Ii. Jurnal E-Biomedik, 2(1), 2-6.
Depkes RI, (2015). Tentang Angka Kejadian Dismenore. Diakses pada 14 april 2020.
Fitri Lestari, (2015). Pengaruh Pemberian Air Kelapa Hijau Terhadap Tingkat Nyeri Haid Pada Mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Aisyah.
Hendrik, H. (2011). Problem haid tinjauan syariat islam dan medis. Jakarta: PT tiga serangkai Pustaka
mandiri.
Kristina, N., dan Syahid, S. (2014). The Effect of Coconut Water on In Vitro Shoots Multiplication, Rhizome
Yield, and Xanthorrhizol Content of Java Turmeric in Field, Jurnal Litrri. 18 (3). 125- 134.
Proverawati, A., dan Misaroh, S.,(2010). Menarche Menstruasi Pertma Penuh makna, Nuha Medika,
Yogyakarta.
Siti Khodijah, (2017). Pengaruh Pemberian Terapi air Kelapa Hijau Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore Pada
Mahasiswa Prodi IV Bidan Pendidik diUniversitas Aisyiyah Yogyakarta.
Sumino, nursanti, F. A.& Trisnawati. (2012). Studi Analisis Pemanfaatan Air Kelapa Sebagai Intervensi Non
Farmakologi Dalam Mengurangi Nyeri Haid Pada Remaja Dalam Sudut Pandang Keperawatan, 1-10.
Tri Kurniawati, (2014). Hubungan Dismenorea Terhadap Aktivitas Pada siswi SMK. Jurnal kesehatan
olahraga, 6 (2). 93-99.
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 13, No.1, Maret 2019: 62-
68
RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT SALAH SATU TERAPI YANG MAMPU
MENGATASI INSOMNIA PADA LANSIA
62
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 13, No.1, Maret 2019: 62-
68
RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT SALAH SATU TERAPI YANG MAMPU MENGATASI INSOMNIA PADA
LANSIA
PENDAHULUAN angka mortalitas yang tinggi (Irawan, 2013;
Dengan adanya perubahan dan Dewi, 2015). Sebenarnya gangguan tidur
peningkatan pembangunan dalam bidang (insomnia) merupakan masalah yang bisa
kesehatan dapat meningkatkan usia harapan terjadi pada anak-anak, remaja, dewasa,
hidup sehingga meningkat pula populasi maupun usia lanjut. Kejadian insomnia
usia lebih dari 60 tahun, dan dengan adanya meningkat seiring meningkatnya usia,
peningkatan usia harapan hidup dapat sehingga lansia banyak mengalami
mencerminkan bahwa adanya perbaikan insomnia, bahkan setengah dari jumlah
kesehatan (Badan Pusat Statistik Republik lansia dilaporkan mengalami kesulitan
Indonesia, 2017). Walaupun adanya memulai tidur dan mempertahankan tidur
perbaikan kesehatan, para lansia tersebut (Dewi, & Igai, 2014; Mading &.Muhlisin,
akan menghadapi berbagai masalah 2015) dan insomnia merupakan gangguan
kesehatan yang khas sepanjang hidupnya tidur yang paling sering ditemukan (Morin,
(Mariyam, 2008; Departemen Kesehatan & Espie, 2007)
Republik Indonesia, 2017; Ximenes, Di Dunia yang mengalami insomnia
Syafitri & Amigo, 2016) sekitar 18% dari seluruh penduduk, 1 dari 3
Asia Tenggara memiliki 8% populasi mengalami insomnia. Tiap tahun 20-50%
lansia atau sekitar 142 juta jiwa yang melaporkan mengalami insomnia. Di
menempati urutan pertama di Dunia dengan Indonesia 10% atau 28 juta jiwa dari 238
jumlah lansia terbesar. Di Indonesia juta jiwa mengalami insomnia Gangguan
memiliki 23.66 juta jiwa (9.03%) lansia tidur berhubungan dengan morbiditas
(2017) (penyakit) dan mortalitas (kematian).
dengan UHH 70,8 tahun (2015) Gangguan tidur pada lansia berhubungan
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, dengan resiko jatuh kerena gangguan
2017). Di Lampung tahun 2019 diharapkan keseimbangan dikarenakan kesulitan tidur
penduduk lansia mencpai usia harapan (Sayekti & Hendrati, 2015; Supriyono,
hidup lebih dari 72 tahun (Kementrian 2015; Sabatini., Kusuma
Kesehatan Republik Indonesia, 2017; Dinas & Tambunan, 2015; Al-Halaj, 2014).
Kesehatan Provinsi Lampung, 2015). Dari hasil presurvei di Panti Sosial
Lansia merupakan proses penuaan yang Tresna Werdha Natar lansia yang tinggal
terjadi secara alami yang pasti akan terjadi dipanti, dari 10 lansia terdata yang
pada setiap makhluk. Pada proses penuaan mengalami insomnia sebanyak 4 lansia,
akan terjadi penurunan, kemunduran dan yaitu 40 % lansia mengalami insomnia
perubahan fungsi baik fungsi biologis dan dengan tingkat insomnia ringan dan berat.
fisiologis, psikologis maupun sosial. Lansia Rendam kaki dengan air hangat
sebagian besar beresiko tinggi mengalami merupakan salah satu metode yang dapat
gangguan tidur yang disebabkan oleh digunakan dalam menurunkan kejadian
berbagai factor (Sumirta & Laraswati, insomnia pada lansia (Yang., Chen., Lee.,
(2014). Proses patologis terkait usia dapat Fang & Chao, 2010; Valizadeh,
menyebabkan perubahan pola tidur dan Seyyedrasooli., Zamanazadeh, & Nasiri,
mengakibatkan gangguan tidur yang 2015)
menyerang 50% orang dengan usia 65 tahun Tujuan untuk mengetahui pengaruh
atau lebih. Gangguan tidur mempengaruhi rendam kaki dengan air hangat terhadap
kualitas hidup dan berhubungan dengan penurunan insomnia pada lansia di Panti
Hardono1 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Aisyah Pringsewu, Lampung. Email: hardonoaisyah2009@gmail.com
Elisa Oktaviana2 Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Yarsi Mataram, NTB. Email: oktavianaelisa194@gmail.com
Andoko3 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Malahayati, Bandar Lampung. Email:
andoko2013@gmail.com
63
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 13, No.1, Maret 2019: 62-
68
RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT SALAH SATU TERAPI YANG MAMPU MENGATASI INSOMNIA PADA
LANSIA
Sosial Tresna Werdha Natar tahun 2018
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah rancangan Pengumpulan data dengan cara
eksperimen semu (quasi eksperiment) wawancara langsung dan menggunakan
dengan pendekatan one group pre post kuesioner KSPBJ-IRS untuk mengetahui
design. penelitian ini dilakukan di Panti adanya insomnia pada responden.
Sosial Tresna Werdha Natar Lampung Penelitian ini penggunakan air hangat
yang dilaksanakan pada bulan maret 2018. dengan suhu 370-390 C dan kaki direndam
Populasi pada penelitian ini adalah 17 sampai mata kaki (2-3 liter) selama 15-20
orang dengan usia 60-74 tahun yang menit.Analisa univariat mengukur
mengalami insomnia untuk diberikan distribusi frekuensi tindakan rendam
rendam kaki dengan air hangat. Penelitian kakidan analisa bivariat untuk mengetahui
ini menggunakan Total Sampling maka pengaruh tindakan rendam kaki terhadap
seluruh populasi yang ada diberikan penurunan insomnia pada lansia di Panti
tindakan hidroterapi (rendam kaki dengan Sosial Tresna Werdha Natar.
air hangat).
HASIL
Tabel 1. Distribusi frekuensi jenis kelamin lansia yang diberikan rendam kaki dengan air hangat
(N=17)
Jenis Frekuens %
kelamin i
Laki-laki 8 47
Perempuan 9 53
Total 17 100
Berdasarkan Tabel 1 hasil penelitian didapat data 17 responden dengan jumlah laki-laki 8
(47%) dan jumlah perempuan 9 (53%).
Berdasarkan Tabel 2 dengan usia yang ada mulai dari 65 tahun sampai 74 tahun. Usia 60-65
tahun terdapat 1 (5.9%), usia 66-70 tahun terdapat 5 (29.4 %), dan usia 71-75 tahun terdapat 11
Hardono1 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Aisyah Pringsewu, Lampung. Email: hardonoaisyah2009@gmail.com
Elisa Oktaviana2 Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Yarsi Mataram, NTB. Email: oktavianaelisa194@gmail.com
Andoko3 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Malahayati, Bandar Lampung. Email:
andoko2013@gmail.com
64
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 13, No.1, Maret 2019: 62-
68
RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT SALAH SATU TERAPI YANG MAMPU MENGATASI INSOMNIA PADA
LANSIA
(64.7%)
Berdasarkan tabel 3 didapatkan data signifikan 0.195 yang merupakan > 0.005 yang berarti
berdistribusi normal sehingga menggunakan uji t , dan karena jumlah responden kurang dari 50
sehingga menggunakan Shapiro-Wilk.
M Sd M M Std Error
e i a Mean
a n x
n
P 2 4. 2 3 1.09
r 5. 4 0 2 0
e 7 9
6 3
Post 17.18 2.963 13 22 0.719
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa rerata skor insomnia sebelum diberikan rendam kaki
dengan air hangat dari 17 responden yaitu 25,76 yang berarti rata-rata lansia mengalami insomnia
ringan. Nilai skor insomnia tertinggi 32 dan nilai terendah skor insomnia 20. Nilai standar deviasi
4.493 dan standar error mean 1.090.
Berdasarkan hasil data diketahui bahwa rerata skor insomnia setelah diberikan rendam kaki
dengan air hangat dari 17 Lansia atau responden yaitu 17,18 yang berarti rata-rata Lansia sudah
tidak mengalami insomnia. Nilai skor insomnia tertinggi 22 dan nilai terendah skor insomnia 13.
Tabel 5. Pengaruh rendam kaki dengan air hangat terhadap
penurunan skor insomnia (N=17)
Paired Difference
Hardono1 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Aisyah Pringsewu, Lampung. Email: hardonoaisyah2009@gmail.com
Elisa Oktaviana2 Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Yarsi Mataram, NTB. Email: oktavianaelisa194@gmail.com
Andoko3 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Malahayati, Bandar Lampung. Email:
andoko2013@gmail.com
66
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 13, No.1, Maret 2019: 62-
68
RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT SALAH SATU TERAPI YANG MAMPU MENGATASI INSOMNIA PADA
LANSIA
PEMBAHASAN
Rerata Skor Insomnia sebelum dan sesudah
diberikan rendam kaki dengan air hangat Berdasarkan hasil penelitian yang didapat
Hasil penelitian didapat data sebelum disimpulkan bahwa dari 17 responden
rendam kaki rerata skor insomnia 25.76 sebelum dan sesudah terjadi penurunan skor
(insomnia ringan), nilai skor terendah 20 insomnia dari rerata skor 25.76 menjadi
(insomnia ringan) dan nilai skor tertinggi rerata skor 17.18 yang terjadi penurunan
32 (insomnia berat).11 responden sebanyak 8.588 yaitu dari insomnia ringan
mengalami insomnia ringan dan 6 menjadi tidak insomnia, tetapi ada 4 dari 17
responden mengalami insomnia berat. Hasil responden yang saat pre-test mengalami
penelitian didapat data setelah rendam kaki insomnia berat dan saat post-test masih
dengan air hangat selama 5 hari rerata skor mengalami insomnia ringan. Adapun 4
17.18 (tidak insomnia), nilai skor terendah responden lainnya yang masih mengalami
13 (tidak insomnia) dan nilai skor tertinggi insomnia walaupun sudah terjadi penurunan
22 (insomnia ringan). Terjadinya penurunan skor insomnia dari insomnia berat menjadi
skor insomnia tersebut dikarena efek hangat insomnia ringan, hal ini di karenakan skor
yang ditimbulkan saat rendam kaki yang sebelumnya yang terlalu tinggi yaitu dengan
menyebabkan rasa nyaman, rileks sehingga skor 32 sehingga hanya mampu turun
memudahkan dalam dan hidroterapi adalah diderajad insomnia ringan.Sedangkan 13
teknik untuk menghilangkan rasa sakit dan responden lainnya setelah dilakukan rendam
mengobati penyakit yang memberikan efek kaki sudah tidak insomnia.
teraupetik menyebabkan rileks pada otot Pengaruh rendam kaki dengan air
mempengaruhi system limbik sehingga hangat terhadap penurunan skor
merasa nyaman (Permady, 2015; Apriliani, insomnia
2018). Hidroterapi memberikan efek Hasil penelitian menunjukan bahwa
fisiologis pada tubuh berupa rileks, skor rerata insomnia sebelum diberikan
hidroterapi menyalurkan rasa hangat rendam kaki adalah
melalui kulit pada kaki yang memiliki 25.76 yang artinya rata-rata insomnia
syaraf fleksusfenosus, dari saraf inilah ringan, dari 17 responden mengalami
stimulasi diteruskan ke kornus posterior insomnia ringan dan berat. Skor insomnia
kemudian dilanjutkan ke medulla spinalis tertinggi saat sebelum perlakuan rendam
lalu ke radiks dorsalis selanjutnya ke ventro kaki adalah 32 (insomnia berat) dan
basal thalamus yang mempengaruhi setelah diberikan rendam kaki skor
hipotalamus memproduksi hormone insomnia terendah menjadi 20 (insomnia
melatonin dan kemudian otak merespon ringan). Skor rerata insomnia setelah
dengan timbulnya efek sofartifik (rasa diberikan rendam kaki adalah 17.18
ingin tidur)(Dionesia, 2017; Prananto, (tidak insomnia) dan dari 17 responden 13
2016; Utami & Suratini, 2015; Permady, diantaranya sudah tidak insomnia dan 4
2015). responden dengan insomnia ringan.
Setelah diberikan rendam kaki skor
insomnia tertinggi adalah 22 (insomnia
ringan) dan skor insomnia terendah adalah
13 (tidak insomnia).
Hardono1 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Aisyah Pringsewu, Lampung. Email: hardonoaisyah2009@gmail.com
Elisa Oktaviana2 Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Yarsi Mataram, NTB. Email: oktavianaelisa194@gmail.com
Andoko3 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Malahayati, Bandar Lampung. Email:
andoko2013@gmail.com
67
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 13, No.1, Maret 2019: 62-
68
RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT SALAH SATU TERAPI YANG MAMPU MENGATASI INSOMNIA PADA
LANSIA
Berdasarkan dari hasil uji statistik insomnia ringan menjadi skor 13 (tidak
menggunakan uji paired t test diperoleh p insomnia) (Lendengtariang, Wungouw &
value 0.000 (p<0.05) artinya Ha diterima Hamel, 2018; Khotimah, 2012; Dionesia,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada 2017).
pengaruh rendam kaki dengan air hangat Berdasarkan hasil penelitian Insomnia
terhadap penurunan insomnia pada lansia di terutama banyak terjadi pada perempuan
Panti Sosial Tresna Werdha Natar. Jika dilihat karena perubahan hormon yang menyebabkan
dari nilai rerata skor insomnia sebelum penurunan hormon melatonin sebagai pengatur
diberikan rendam kaki dan setelah diberikan tidur bangunya manusia. Namun tidak
rendam kaki terjadi perubahan dari 25.76 menjadikan bahwa laki-laki tidak mengalami
(insomnia ringan) menjadi 17.18 (tidak insomnia karena laki-laki kurang mampu
insomnia) yang mengalami penurunan mengekspresikan perasaannya yang
sebanyak 8.588.Jadi pada penelitian ini ada menyebabkan laki-laki mengalami tekanan
penurunan skor insomnia pada lansia sebelum psikologisnya dan juga banyak laki-laki
dan sesudah diberikan rendam kaki dengan air memiliki gaya hidup yang buruk.
hangat. Berdasarkan hasil penelitian dan
Penggunaan air hangat untuk pengobatan berdasarkan jurnal yang ada disimpulkan
dalam hidroterapi ini adalah efek hidrostastik dengan meningkatnya kualitas tidur dan
dan hidrodinamik .Secara ilmiah air hangat terpenuhinya kebutuhan tidur mampu
memberikan dampak fisiologis pada tubuh, menurunkan rasa ketidaknyamanan,
pada pembuluh darah hangatnya air mampu membuatnya lebih merasa rileks yang akan
melancarkan sirkulasi darah.Saat dalam air meregangkan syaraf-syaraf yang kaku
terjadi pertukaran energi atau panas melalui sehinggan gejala insomnia pun berkurang.
mekanisme konduksi, konveksi, radiasi, dan Terjadinya penurunan insomnia pada lansia
evaporasi.Air adalah media penyerap, ini terjadi karena air hangat yang mampu
penghasil panas yang mempunyai efek menyalurkan rasa rileks dan nyaman dan
teraupetik. Relaksasi otot yang didapat mampu mampu menstimulus otak untuk
menigkatkan kelenturan pada jaringan dan memerintahkan hipotalamus untuk
mempengaruhi system limbik sehingga kita meningkatkan produksi hormon melatonin
merasa nyaman dan stress emosional hilang. yang memiliki turunan hormon serotonin
Dengan pencelupan anggota tubuh kedalam air sebagai pengatur pola tidur manusia dan
akan mengembalikan tubuh yang lemah gelombang sikardian manusia. Selain itu
menjadi kuat, mengurangi kekejangan pada personal hygiene pada responden, temat tidur
syaraf dan otot, menormalkan detak jantung, yang bersih dan nyaman, lingkungan yang
kecemasan dan insomnia (Rinawati, & Isnaeni, bersih dan nyaman juga berperan dalam
2012; Darmadi, 2017; Putra, 2018). meningkatkan kenyamanan responden
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat (lansia) dipanti saat tidur sehingga mampu
bahwa terjadi penurnan rerata skor insomnia meningkatkan kualitas tidur dan menurunkan
yang awalnya 25.76 yang merupakan insomnia insomnia.
ringan menjadi rerata skor insomnia 17.18 SIMPULAN
yang merupakan tidak insomnia dengan nilai Dari penelitian ini dapat disimpulkan
penurunan sebanyak 8.588. Terjadi penurunan bahwa Rerata skor insomnia sebelum
skor tertinggi dari 32 yang merupakan diberikan rendam kaki dengan air hangat dari
insomnia berat menjadi 22 yang merupakan 17 responden (lansia) yaitu 25,76 yang
insomnia ringan,Studi
danIlmu
penurunan berarti rata-rata Lansia mengalami insomnia
Hardono1 Program Keperawatanskor terendah
STIKes Aisyah Pringsewu, Lampung. Email: hardonoaisyah2009@gmail.com
dari
Elisa20 yang merupakan
Oktaviana 2
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Yarsi Mataram, NTB. Email: oktavianaelisa194@gmail.com
Andoko3 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Malahayati, Bandar Lampung. Email:
andoko2013@gmail.com
68
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 13, No.1, Maret 2019: 62-
68
RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT SALAH SATU TERAPI YANG MAMPU MENGATASI INSOMNIA PADA
LANSIA
Hardono1 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Aisyah Pringsewu, Lampung. Email: hardonoaisyah2009@gmail.com
Elisa Oktaviana2 Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKes Yarsi Mataram, NTB. Email: oktavianaelisa194@gmail.com
Andoko3 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Malahayati, Bandar Lampung. Email:
andoko2013@gmail.com
71
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Penerapan Virgin Coconut Oil (VCO) untuk Mengobati Biang Keringat (Miliaria) pada
Bayi di PMB Diana Yulita A,Amd.Keb
Muliya Harning Setyowati 1, Kusumastuti 2
1,2
Program Studi Diploma Kebidanana, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhamamdiyah Gombong
*Email: muliyaharning17@fmail.com
Abstrak
Keywords: Latar Belakang: Biang keringat (miliaria) merupakan penyakit kulit
virgin coconut oil, pada anak. Penyebab biang keringat antara lain karena udara yang
biang keringat pada panas dan lembab sinar ultraviolet (UV) dan akibat pakaian yang
bayi tidak menyerap keringat untuk mempercepat penyembuhan dan
menghambat penyebaran biang keringat bisa menggunakan virgin
coconut oil (VCO)
Tujuan: Melakukan penerapan virgin coconut oil (VCO) untuk
mengobati biang keringat pada bayi di PMB Diana Yulita A, Amd.
Keb.
Metode: Peneliti menggunakan metode deskriptif analitik dengan
pendekatan studi kasus. Penerapan ini melibatkan 5 partisipan
sebagai studi kasus.
Hasil: Setelah dilakukan penerapan virgin coconut oil (VCO) ada
penurunan tanda gejala miliaria dari 3 partisipan mengalami
miliaria rubra menjadi miliaria profunda dan dua partisipan
mengalami miliaria profunda menjadi miliaria kristalina
Kesimpulan: Penerapan Virgin Coconut Oil (VCO) efektif mengobati
biang keringat pada bayi.
disertai sumbatan saluran kelenjar keringat berupa sekitar 40 o C atau bahkan lebih tinggi. Sehingga
bintik-bintik merah yang timbul pada sekujur diperlukan perawatan darurat, jika tidak maka
tubuh. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh sel- akan cepat merusak otak, jantung, ginjal, dan otot.
sel pada balita yang belum sempurna sehingga Pengobatan yang lebih lama tertunda akan
terjadilah sumbatan yang mengakibatkan retensi memperburuk kerusakan, meningkatkan
keringat (Suhartiningsih, 2015). komplikasi serius atau bahkan kematian (Mayo
Penelitian di Indonesia terdapat 282 kasus Clinic, 2014).
(22,79%) dari 8919 kasus balita menderita Ada banyak cara untuk mempercepat
penyakit kulit biang keringat. Biang keringat penyembuhan dan menghambat penyebaran biang
menempati urutan ke-7 dari 10 penyakit kulit bayi keringat, yaitu dengan medis (konvensional) dan
dan balita. Insiden penyakit kulit biang keringat non-medis (non- konvensional). Pengobatan
ini akan meningkat sampai 50% pada iklim panas medis dapat berupa konsumsi obat antihistamin,
dan lembab. Di bagian Ilmu Kesehatan Anak penggunaan krim hidrokortison, atau memakai
(IKA) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia lotion calamine. Penggunaan pengobatan medis
(FKUI) terdapat 15% yang menderita penyakit terlalu sering akan berdampak bagi tubuh terutama
kulit biang keringat yang berobat ke Poliklinik anak-anak karena mengandung bahan kimia.
Ilmu Kesehatan Anak (Setyawati, 2013). Sedangkan dalam pengobatan non konvensional,
Penyebab biang keringat antara lain karena dapat berupa tindakan atau aktivitas pencegahan
udara yang panas dan lembab, sinar ultraviolet atau pengobatan secara mandiri dan tradisional
(UV), atau karena pengaruh pakaian yang tidak seperti memandikan bayi dan balita secara rutin,
menyerap keringat. Penyebab lain adalah mengenakan pakaian yang berbahan katun agar
tersumbatnya pori- pori kelenjar keringat oleh mampu menyerap keringat, serta menggunakan
bakteri yang menimbulkan peradangan dan edema bahan-bahan tradisional. Masker tradisional dapat
akibat keringat yang tidak keluar dan diabsorbsi digunakan sebagai perawatan kulit yang berguna
oleh stratum korneum. Pori-pori sejati pada bayi untuk meningkatkan kesehatan kulit, memperbaiki
berfungsi sebagai sistem kerja kelenjar keringat dan merangsang sel-sel kulit. Masyarakat
yang fungsinya belum sempurna sehingga bila Indonesia memiliki berbagai macam tradisi antara
bayi kepanasan akan menimbulkan biang keringat. lain menjadikan bahan-bahan alami sebagai obat
Keringat bayi yang keluar terkumpul dibawah tradisional (2013).
kulit, kemudian akan muncul bintik-bintik merah Biang keringat dapat diobati dengan krim
dan akan menimbulkan rasa gatal, terutama di minyak kelapa Virgin Coconut Oil (VCO).
daerah paha dan bagian tubuh yang tertutup (Azis, Berdasarkan Evangelista etc. (2010), minyak
2014). kelapa (VCO) dapat menyembuhkan >75%
Menurut Setyawati (2013), bayi dan balita (berdasarkan Scoring) dari 59 sampel atopic
yang mengalami biang keringat menjadi rewel dermatitis
akibat rasa gatal dan orang tua biasanya mengeluh
karena pola tidur bayinya terganggu seperti
gelisah, tidak nyenyak dan lainnya. Rasa gatal dan
panas yang disebabkan oleh biang keringat, juga
dapat menyebabkan penderita mengalami infeksi.
Dalam penjelasan yang diberikan oleh Mayo
Clinic (2014), bahwa biang keringat dapat
berbahaya jika muncul tanda-tanda infeksi. Hal ini
harus mendapatkan pengobatan secara langsung
oleh dokter jika anak mengalami
peningkatan rasa sakit, bengkak, kemerahan atau
panas di sekitar daerah yang terkena, terdapat nanah
pada luka, pembengkakan kelenjar getah bening di
ketiak, leher atau selangkangan, demam atau
kedinginan. Tidak hanya itu, hal lain selain infeksi
yang dapat lebih membahayakan adalah muculnya
gejala heat stroke.
Heat stroke adalah kondisi yang disebabkan
karena tubuh mengalami panas atau demam yang
berlebihan pada tubuh (biasanya jika suhu tubuh
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Berdasarkan tabel diatas diketahui (prickly head atau head rash), mengenai daerah
terdapat 3 bayi mengalami miliaria rubra dada, punggung, ketiak dan leher. Sekitar 40%
(60%), dan 2 bayi mengalami miliaria bayi mengalami miliaria (Sugito dkk, 2013).
profunda (40%). Miliaria rubra merupakan bentuk
Hasil studi kasus menunjukkan kondisi klinik yang sangat penting dan ditandai
biang keringat pada kelima bayi sebelum dengan rasa gatal dan eritem. Lesinya berupa
penerapan VCO sebagian besar bayi papula eritematus dengan puncak dan
mengalami miliaria rubra (60%), dan 2 bayi pusatnya berupa vesikula. Lesinya
mengalami miliaria profunda (40%).Miliaria ekstrafolikuler ini membedakan dengan
adalah kelainan kulit akibat retensi keringat folikulitis. Papulanya steril atau terinfesi
ditandai dengan adanya vesikuler milier (Juanda,
2013).Miliaria disebut juga keringet buntet
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
sekunder pada miliaria yang luas dan kronis yang tinggi pada kulit menyebabkan spongiosis
(Siregar, 2015). dan sekunder terjadi pada muara kelenjar
Miliaria rubra tidak mengenai muka dan keringat. Pada gambaran histopatologik
bagian volar kulit, tetapi mengenai permukaan gelembung terjadi pada stratum spinosum
kulit yang istirahat, terutama pada punggung dan sehingga menyebabkan
leher. Rasa gatal, dan kadang rasa panas seperti peradangan pada kulit di epidermis
terbakar, biasanya timbul bersamaan dengan (Natahusada, 2011).
rangsang yang menimbulkan keringat. Miliaria Menurut Sugito dkk (2013), terjadi
rubra yang luas dan berat dapat menyebabkan akibat retensi keringat karena duktus kelenjar
hiperpireksia dan lelah karena panas (heat keringat tertutup atau sempit, sedangkan
exhaustion) serta pingsan (Siregar, 2015). produksi keringat banyak. Penyebab lain
Penyakit ini lebih berat daripada berupa penyumbatan pori-pori yang berasal dari
miliaria crystallina, terdapat pada badan kelenjar keringat. Sumbatan ini dapat
dan tempat-tempat tekanan atau gesekan diakibatkan debu atau radang pada kulit anak.
pakaian. Terlihat papul merah atau papul Butiran-butiran keringat yang terperangkap
veskuler ekstrafolikular yang sangat gatal dibawah kulit akan mendesak ke permukaan
dan pedih. Miliaria jenis ini terdapat pada kulit dan menimbulkan bintik-bintik kecil yang
orang yang tidak biasa pada daerah tropik terasa gatal.
(IDAI, 2012). Menurut Juanda (2013),
Patogenesisnya belum diketahui
pengobatan miliaria yaitu: terapi pakaian
pasti, terdapat 2 pendapat. Pendapat
yang tipis dan yang dapat mengisap
pertama mengatakan primer, banyak
keringat dan perubahan kualitatif, keringat. Dapat diberikan bedak salisil 2%
penyebabnya adanya sumbatan keratin dibubuhi menthol ¼ - 2%. Losio faberi
pada muara kelenjar keringat dan perforasi dapat pula digunakan komposisi Acid
sekunder pada bendungan keringat di salicylic 1, talc venet 10, oxyd zinc 10,
epidermis. Pendapat kedua mengatakan amyl oryzae 10, spirtus ad 200 cc.
bahwa primer kadar garam
4.2 Kondisi biang keringat pada bayi sesudah penerapan VCO
Biang f %
Keringat
Miliaria 0 0
rubra
Miliaria 3 60
profunda
Miliaria 2 40
Crystallina
Total 5 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui terdapat 3
Miliaria profunda merupakan bentuk
bayi mengalami miliaria profunda (60%), dan 2
bayi mengalami
yang jarang dijumpai. Kelainan ini tidak
miliaria crystallina (40%). gatal dan jarang memberi keluhan. Terutama
Hasil studi kasus menunjukkan kondisi biang ditemukan di badan, lengan, dan tungkai.
keringat pada kelima bayi setelah penerapan Kelainan kulit berupa bintik putih, keras,
VCO sebagian besar bayi mengalami miliaria berukuran 1-3 mm dan tidak disertai dasar
profunda (60%), dan kemerahan (IDAI, 2012).
2 bayi mengalami miliaria crystallina Penyakit ini umumnya mempunyai tanda
(40%). berupa papula keputih-putihan dengan
diameter 1-3 mm. Biasanya pada punggung,
tetapi juga bagian ekstremitas.
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Ini merupakan vesikula yang letaknya lebih dalam (di virus. Sifat-sifat anti mikroba dari VCO berasal dari
dalam dermis), sehingga bersifat kronis dan tampak komposisi MCT yang dikandungnya karena ketika
sebagai papula (IDAI, 2012). diubah menjadi asam lemak bebas seperti yang
Pemberian minyak kelapa murni VCO secara rutin terkandung dalam sebum, MCT akan menunjukkan
dan kontinu efektif mengurangi biang keringat. sifat-sifat sebagai anti mikroba. Hal inilah yang
Kandungan asam lemak (terutama asam laurat dan menyebabkan VCO efektif dan aman digunakan pada
oleat) bersifat melembutkan kulit dan antimicrobial kulit dengan cara meningkatkan hidrasi kulit dan
sehingga VCO efektif dan aman digunakan sebagai mempercepat penyembuhan pada kulit (Price, 2014).
moisturizer pada kulit (Agero and-Rowell, 2008). Menurut Darmoyuwono (2016), bermanfaat
Virgin coconut oil akan memberikan nutrisi untuk: mencegah infeksi topical bila dioleskan (pada
melalui proses penyerapan oleh kulit untuk kulit), mengurangi gejala psoriasis, eksim dan
mengurangi efek gesekan dan kelembaban, dermatitis, mendukung keseimbangan kimiawi kulit
mengembalikan elastisitas kulit, dan melindungi kulit secara alami, melembutkan kulit dan mengencangkan
dari kerusakan sel (Darmoyuwono, 2016). Virgin kulit dan lapisan lemak di bawahnya, mencegah
coconut oil (VCO) telah diteliti bermanfaat bagi keriput, kulit kendor dan bercak-bercak penuaan,
kesehatan kulit. Kandungan asam lemak rantai sedang mencegah kerusakan yang ditimbulkan radiasi sinar
(MCT) yang terkandung dalam VCO bersifat ultra violet pada kulit, mengatasi biang keringat,
antimikrobial karena dapat menghambat pertumbuhan gatal- gatal pada kulit dengan cara dioleskan.
berbagai jasad renik berupa bakteri, ragi, jamur dan
4.3 Pengaruh penerapan VCO terhadap kondisi biang keringat pada bayi
Biang Sebelum Sesudah
Keringat f % f %
Miliaria 3 60,0 0 0
rubra
Miliaria 2 40,0 3 60
profunda
Miliaria 0 0 2 40
Crystalli
na
Total 5 100 5 100
Kondisi biang keringat pada kelima bayi tetap utuh dan minyak yang dihasilkan
sebelum penerapan VCO sebagian besar bayi menjadi terasa lembut dan berbau khas
mengalami miliaria rubra (60%) sedangkan setelah
penerapan VCO sebagian besar bayi mengalami
kelapa yang harum (Darmoyuwono, 2016).
miliaria profunda (60%). Ada banyak cara untuk mempercepat
Hasil studi kasus menunjukkan kondisi biang penyembuhan dan menghambat penyebaran
keringat pada kelima bayi sebelum penerapan VCO biang keringat, yaitu dengan medis
sebagian besar bayi mengalami miliaria rubra (60%) (konvensional) dan non-medis
sedangkan setelah penerapan VCO sebagian besar
bayi mengalami miliaria profunda (60%).
(non-konvensional). Pengobatan medis
Salah satu bahan olahan alami yang dapat dapat berupa konsumsi obat antihistamin,
dipertimbangkan sebagi terapi topikal alternatif yang penggunaan krim hidrokortison, atau
dapat digunakan untuk perawatan kulit pada bayi memakai lotion calamine. Penggunaan
yang pengobatan medis terlalu sering akan
mengalami biang keringat yaitu virgin coconut berdampak bagi tubuh terutama anak-anak
oil (Potter, P. A., & Perry, 2012). karena mengandung bahan kimia. Sedangkan
Virgin coconut oil adalah minyak yang dalam pengobatan non konvensional,
terbuat dari daging kelapa segar, diproses
dengan pemanasan terkendali atau tanpa
pemanasan sama sekali, dan tanpa bahan
kimia. Penyulingan minyak kelapa yang
demikian menjadikan kandungan senyawa-
senyawa esensial yang dibutuhkan tubuh
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
5.Kesimpulan
1) Kondisi biang keringat pada bayi sebelum
penerapan VCO sebagian besar bayi
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
and skin capacitance in mild to moderate pediatric Mayoclinic. (2014). Deseases and Conditons
atopic dermatitis: a randomized, doubleblind, clinical Heat Rash,
trial. International Journal of http://www.mayoclinic.org/diseases
Dermatology (53). -conditions/heat-
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm rash/basics/definition/con-
ed/24320105 20033908
Handayani (2010). Efektifitas penggunaan virgin Mazelan (2011).Tumbuhan Obat dan Khasiatnya.
coconut oil (vco) dengan massage untuk Jakarta: TEAM
pencegahan luka tekan grade I pada Murzyn, A., (2010). Capric acid secreted by S.
pasien yang berisiko mengalami luka Boulardii inhibits C. Albicans filamentous
tekan di RSUD Dr. Hi. Abdoel Moeloek growth, adhesion and biofilm
Provinsi Lampung. Depok: Universitas transformation. Plos One Journal.
Indonesia. Natahusada. (2011). Ilmu Penyakit Kulit dan
Hidayat A.A., (2009). Metode Penelitian Kelamin. Jakarta : FKUI
Kesehatan Paradigma Kuantitatif, Nawawi. (2013). Penelitian Terapan. Yogyakarta:
Jakarta: Heath Books. Gajah Mada University Press
Hoshimoto, A., Suzuki, Y., Katsuno, T., Nakajima, Notoatmodjo, S. (2010). Meto ologi
H., Saito, Y., (2012). Caprylic acid and d
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
medium-chain tryglicerides inhibit IL-8 Cipta
gene transcription in Caco-2 cells: Pasaribu. (2017). Perawatan Kulit Bayi.
comparison with the potent histone Jakarta: FKUI.
deacetylase inhibitor trichostatin A. Poladian, C. (2012). Health Benefits of Virgin
British Journal of Pharmacology, 136, Coconut Oil, (January), 213–264.
280-286 https://doi.org/10.1177/0146167201
IDAI. (2012). Buku Ajar Neonatalogi. 277003
Jakarta : Sari Pediatri Potter, P.A, Perry. A.G.(2012). Buku Ajar
International Journal of Dermatology. (2010). Fundamental Keperawatan : Konsep,
Newborn with Proses, Dan Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih
pseudohypoaldosteronism and miliaria Bahasa : Yasmin Asih, dkk. Jakarta : EGC
rubra. International Journal of Pratama. (2012). Uji SPF In Vitro dan Sifat Fisik
Dermatology Beberapa Produk Tabir Surya yang
45(12):1432-4 Beredar di Pasaran. Jurnal UGM.
Ismail Syed, Jennifer Lee, Pedro M. Moraes- Price, M. (2014). Terapi Minyak Kelapa.
Vieira, Cynthia J. Donaldson, 2 Jakarta: Health.
Alexandra Selangor, D. E., Sciences, B., & Putra, U.
Sontheimer, 1 Pratik Aryal. (2018). (2012). Physicochemical properties of
Palmitic acid hydroxystearic acids virgin coconut oil extracted from
activate GPR40, which is involved in their
different processing methods, 19(3),
beneficial effects on glucose
homeostasis. Cell Metabolism. 27, 419- 837–845.
427 Setiaji, B. (2015). Menyingkap Keajaiban
Juanda, A. (2013). Ilmu Penyakit Kulit dan Minyak Kelapa Virgin. Yogyakarta:
Kelamin. Jakarta : Fakultas Kedokteran Pusat Pengelolaan Kelapa Terpadu.
Universitas Indonesia
Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar;
RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes
Ri
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar;
RISKESDAS. Jakarta: Balitbang. Kemenkes RI.
Kocchar, S. (2015). Tropical Crops: A Textbook of
Economic Botany. Macmillian
International Colleges
The 10th University Research Colloqium 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong