B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : ( √ ) Baik , ( ) Cukup, ( ) Lemah
b. Kesadaran : ( √ ) Compos mentis, ( ) Apatis, ( ) Samnolen
( ) Sopor, ( ) Koma
c. TTV
TD : 110/70 mmHG ( √ ) Berbaring, ( ) Duduk, ( ) Berdiri
R : 22 x/menit ( √ ) Teratur, ( ) Tidak teratur, ( ) Dalam, ( ) Dangkal
N : 72 x/menit ( √ ) Teratur, ( ) Tidak teratur
S : 36°C ( √ ) Aksila, ( ) Oral, ( ) Rektal
2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : (√ ) Pucat, ( ) Sianosis
b. Mata
Kelopak mata : Odema ( ) Ya, ( √ ) Tidak
Konjungtiva : ( √ ) Merah muda , ( ) Pucat, ( ) Hiperemi
Sclera : ( √ ) Putih, ( ) Kuning, ( ) Perdarahan
c. Hidung : ( √ ) Bersih, ( ) Kotor
d. Gigi dan mulut
Lidah : ( √ ) Bersih, ( ) Kotor
Gigi dan geraham : ( √ ) Bersih, ( - ) Kotor, ( - ) Karies, ( - ) Perdarahan gusi
e. Dada
Bentuk : ( √ ) Simetris, ( - ) Asimetris
Auskultasi jantung : Lup Dup ( √ ) Teratrur, ( - ) Tidak teratur
Auskultasi paru-paru : ( √ ) Vasikuler, ( - ) Whezing, ( - ) Ronchi
3. Pemeriksaan Kebidanan
a. Uterus : TFU : 1 Jari dibawah pusat
b. Kontraksi : Baik
c. Anogetalia : Tidak Ada Hemoroid
d. Pengeluaran pervaginam : Lokhea Rubra
e. Perinium : Luka Episiotomi/Jahitan Tidak Ada
4. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
a) HB : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
C. ASSESMENT
P3 A0, Post Partum 8 Jam
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :Atasi nyeri pada abdomen
D. PLANNING OF ACTION
Tanggal : 16 November 2020 Pukul : 07.00 wib
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik, TD : 110/70
mmHg, nadi 72 x/menit, RR 22x/menit, suhu 36, ºC, TFU 1 jari bawah pusat.
2. Mengajarkan ibu untuk masase fundus uterinya sendiri yaitu dengan cara memijat
dengan lembut fundusnya searah jarum jam.
3. Memberitahu ibu untuk melihat perdarahan yang keluar yaitu jumlah darah yang
keluar, bau, warna dan konsistensi.
4. Menganjurkan ibu memenuhi kebutuhan nutrisi yaitu tidak ada pantangan makan
nasi, sayur, ikan, daging, telur, tahu, tempe, buah, banyak minum air putih ± 8 gelas
air putih
5. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup tidur malam 8 jam dan siang 1 jam dan
istirahat setiap bayinya tertidur.
6. Memberitahu ibu manfaat ASI dan menganjurkan ibu memberikan ASI esklusif,
manfaat ASI yaitu menambah sistem kekebalan tubuh yang tinggi sehingga bayi
tidak mudah sakit, melindungi bayi dari penyakit infeksi, diare, kembung, batuk pilek,
dan alergi dan memberikan ASI esklusif yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa
makanan pendamping tambahan apapun sampai usia bayi 6 bulan.
7. Memberitahu ibu untuk merawat tali pusat yaitu menjaga tali pusat agar tetap bersih
dan kering.
8. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas yaitu perdarahan yang banyak
dan berbau, kontraksi uterus jelek, peningkatan suhu tubuh, sakit kepala hebat,
demam, dan nyeri pada payudara ibu.
9. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan alat genetalia dan mengganti pakaian
dalam dan pembalut setelah BAK dan BAB serta mandi minimal 2 kali sehari.
10. Memberikan ibu Vitamin A 200.000 IU, paracetamol 3x 500 mg sebanyak 10 tablet,
dan Fe 1x60 mg sebanyak 10 tablet, minum obat sesuai dengan dosis yang ditentukan
menggunakan air putih .
11. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 3 Hari lagi yaitu pada tanggal 18 November
2020
12. Melakukan dokumentasi
LEMBAR CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning of Tanda
Jam Action Tangan
Nama
Terang
Kunjungan 1 Ibu mengatakan KU : ibu baik, kesadaran : P3 A0, Post Partum 3 1. Memberitahu ibu hasil vemilia
(KF 1) ASI nya banyak composmentis, keadaan hari. pemeriksaan bahwa ibu
18/11/2020 / keluar, bayi nya emosional : stabil, TD : 110/70 Masalah : Tidak ada dalam keadaan baik,
16.20 wib hanya diberikan mmHg Nadi : 78x/menit, Kebutuhan: TD : 110/70 mmHg,
ASI saja RR :20x/menit, suhu : 36,6ºC, Memastikan involusi nadi 78x/menit, RR
Pada pemeriksaan fisik uteri dan memastikan 20x/menit, suhu 36,6
didapatkan muka tidak oedema, agar bayi tetap ºC, TFU 2 jari atas
kelopak mata diberikan ASI sympisis, ibu terlihat
tidak oedema, konjungtiva tidak senang dengan
anemis, sklera tidak ikterik, mulut hasilnya.
dan 2. Menganjurkan ibu
gigi bersih, lengkap dan tidak ada memenuhi kebutuhan
caries, tidak ada pembengkakan nutrisi yaitu tidak ada
pada pantangan makan nasi,
kelenjar thyroid dan vena sayur, ikan, daging,
yugularis, payudara membesar, telur, tahu, tempe,
areola bersih, buah, banyak minum
putting susu menonjol, air putih ± 8 gelas air
simetris ,payudara agak bengkak putih dan susu ibu
dan nyeri, ASI keluar banyak. mengerti dan akan
Tinggi fundus uteri 2 jari diatas memenuhi kebutuhan
sympisis, nutrisi,
vulva bersih, lokhea Rubra, BAK 3. Menganjurkan ibu
dan BAB normal dan tidak ada istirahat yang cukup
tanda-tanda infeksi. tidur malam 8 jam dan
siang 1 jam dan
istirahat setiap bayinya
tertidur, ibu sudah
mengerti tentang pola
istirahat.
4. Memberitahu ibu cara
merawat payudara,
yaitu membersihkan
putting susu ibu dengan
kapas yang direndam
air hangat dan memakai
pakaian dalam yang
menopang payudara
ibu.
5. Mengajarkan ibu dan
keluarga cara
melakukan pijat
oksitosin,untuk
melancarkan
pengeluaran asi.
6. Memberitahu ibu
tanda-tanda bahaya
pada masa nifas yaitu
perdarahan yang
banyak dan berbau,
kontraksi uterus jelek,
peningkatan suhu
tubuh, sakit kepala
hebat, demam, dan
nyeri pada payudara ibu
sudah mengerti dan
dapat menyebutkan
kembali tanda tanda
bahaya pada masa
nifas.
7. Menganjurkan ibu
untuk menjaga
kebersihan alat
genetalia dan
mengganti pakaian
dalam dan pembalut
setelah BAK dan BAB
serta mandi minimal 2
kali sehari, ibu sudah
mengerti.
LAMPIRAN 1.SOP PIJAT OKSITOSIN
EBD PADA IBU NIFAS
LAMPIRAN II,JURNAL
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 26 (1) : 027-033 (2018)
Ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu post
partum di wilayah kerja Puskesmas Pejeruk Tahun 2017.
ABSTRACT Basic Health Research (2013) data showed that the scope of exclusive
Breastfeeding in Indonesia was only 42%. In Mataram City (2015) the
percentage of exclusive breastfeeding was only 62.35%. Meanwhile, the
target of exclusive breastfeeding in Indonesia has to reach 80%. One of
the low exclusive breastfeeding causes is less amount of breast milk
production in the first day after giving a birth which is caused by less
oxcytocin and prolactin hormones stimulation in which they have a role
to smoothen breast milk production that causes breast milk couldn’t
immediately out after giving a birth. The nonfarmakologis effort, oxytocin
massage is required to make the breast milk out.
To know The Effect of Oxytocin Massage on Postpartum Mother Breast
Milk Production at Pejeruk Community Health Clinic in 2017.
This research used quasi experiment method with one group pre and post
test design (measurement of research before and after intervention). The
Measurement used observation sheet (breast milk production) thereafter
intervention (oxytocin massage) was given which followed by the 3 rd day
evaluation using the observation sheet (breast milk production). The
intervention result was compared with the result of measurement before
the intervention given.
Characteristics of the majority oxytocin massage respondents based on
the age 20-35 were 22 respondens (73,3%), paritas multipara 21
respondents (70%) and normal lila 23,5-26,5 cm were 15 respondents
(50%). The production of breast milk before oxytocin massage 15 mostly
not enough 24 respondents (80%), after given oxytocin massage the
production of breast milk were enough from 27 respondents (90%).
Statistical test result using Mcnemar Test obtained p value = 0.000 or p
<α = 0,05.
There was an effect of oxytocin massage on postpartum mother breast
milk production at Pejeruk Community Health Clinic in 2017.
Pemerintah telah menetapkan oksitosin dan ASI pun cepat keluar (Putri,
Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 2010). Berdasarkan uraian latar belakang
Tentang pemberian ASI ekslusif, peraturan tersebut, maka penulis tertarik untuk
pemerintah tersebut menyatakan bahwa melakukan penelitian tentang Pengaruh
setiap bayi harus mendapatkan ASI ekslusif Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI
yaitu ASI yang diberikan kepada bayi sejak Pada Ibu Postpartum di Wilayah Kerja
dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa Puskesmas Pejeruk Kota Mataram, NTB.
menambahkan dan atau mengganti dengan
makanan atau minuman lain kecuali obat, BAHAN DAN CARA KERJA
vitamin dan mineral (Kemenkes RI 2013).
Data Riset Kesehatan Dasar (2013)
menunjukkan cakupan ASI di Indonesia Penelitian ini menggunakan metode
hanya 42%. Angka ini berada di bawah eksperimen semu (Quasi Eksperimen)
target WHO yang mewajibkan cakupan ASI dengan rancangan one group pre and post
hingga 50%. Dengan angka kelahiran di test design yang bertujuan untuk
Indonesia mencapai 4,7 juta per tahun, mengetahui apakah ada pengaruh pijat
maka bayi yang memperoleh ASI selama oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu
enam bulan hingga dua tahun tidak postpartum di wilayah kerja Puskesmas
mencapai dua juta jiwa. Produksi ASI yang Pejeruk tahun 2017. Penelitian ini
sedikit pada hari-hari pertama setelah dilakukan pada tanggal 5 Mei – 15 Juni
melahirkan menjadi kendala dalam 2017 di Puskesmas Pejeruk pada ibu-ibu
memberikan ASI secara dini. Usaha untuk nifas hari ke-2 yang memenuhi kriteria
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin inklusi. Kriteria inklusi: Ibu post- partum
pada ibu setelah melahirkan selain dengan hari kedua yang bersedia menjadi sampel,
memeras ASI, dapat juga dilakukan dengan Ibu postpartum hari kedua yang berdomisili
melakukan perawatan payudara, inisiasi di wilayah kerja Puskesmas Pejeruk, Ibu
menyusu dini (IMD), lama dan frekuensi Postpartum normal maupun sectio caesarea.
menyusui secara on demand, serta pijat Besar sampel yang digunakan adalah
oksitosin (Putri, 2010). sampel minimal sebanyak 30 responden.
Pijat oksitosin merupakan salah satu Variabel terikat dalam penelitian ini
solusi untuk mengatasi ketidaklancaran adalah produksi ASI pada ibu postpartum.
produksi ASI. Pijat oksitosin dilakukan Selain itu dikumpulkan pula variabel
dengan cara memijat pada daerah punggung tentang karakteristik ibu yaitu umur, paritas
sepanjang kedua sisi tulang belakang (jumlah kehamilan), dan lila (lingkar lengan
sehingga diharapkan dengan pemijatan ini atas). Informasi tentang produksi ASI
ibu akan merasa rileks dan kelelahan dikumpulkan menggunakan lembar
setelah melahirkan akan hilang. Jika ibu observasi (produksi ASI), observasi
merasa nyaman, santai, dan tidak kelelahan dilakukan langsung pada ibu postpartum
dapat membantu merangsang pengeluaran hari kedua di wilayah kerja Puskesmas
hormon Pejeruk.
PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PEJERUK KOTA MATARAM TAHUN 2017
produksi ASI cukup, dimana 21 dari 24 pijat oksitosin terhadap produksi ASI ibu
responden yang sebelumnya nifas di BPM Ernita, Amd.Keb Pekanbaru
mengalami produksi ASI tidak cukup tahun 2016” didapatkan hasil p value 0,000
menjadi produksi ASI cukup, sehingga (<0,05) yang artinya adanya pengaruh pijat
responden yang mengalami produksi ASI oksitosin terhadap produksi ASI ibu nifas.
cukup meningkat menjadi 27 responden Selanjutnya penelitian yang dilakukan
(90%). Delima, dkk. (2016) dimana dengan judul
Hasil penelitian menunjukkan “Pengaruh pijat oksitosin terhadap
produksi ASI meningkat pada ibu peningkatan produksi ASI ibu menyusui di
postpartum setelah diberikan intervensi Puskesmas Plus Mandiangin Bukittinggi
pijat oksitosin dan hasil uji statistic 2016” dengan hasil p value 0,000 ( <0,05)
mcnemar menunjukkan bahwa (ρ=0.000) yang artinya adanya pengaruh pijat
< (α=0.05), sehingga dapat disimpulkan oksitosin terhadap peningkatan produksi
bahwa terdapat pengaruh pijat oksitosin ASI ibu menyusui.
terhadap produksi ASI pada ibu postpartum
di wilayah kerja Puskesmas Pejeruk tahun SIMPULAN
2017. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa dengan diberikan pijat oksitosin
akan lebih memperlancar produksi ASI Berdasarkan hasil penelitian
pada ibu postpartum. Pijatan atau mengenai pengaruh pijat oksitosin terhadap
rangsangan pada tulang belakang, produksi ASI pada ibu postpartum di
neurotransmitter akan merangsang medulla wilayah kerja Puskesmas Pejeruk tahun
oblongata langsung mengirim pesan ke 2017, dapat disimpulkan, yaitu
hypothalamus di hypofise posterior untuk Karakteristik responden pijat oksitosin
mengeluarkan oksitosin sehingga mayoritas, berdasarkan umur yaitu 20 – 35
menyebabkan buah dada mengeluarkan air tahun sebanyak 22 responden (73,3%),
susunya. Pemijatan didaerah tulang paritas multipara sebanyak 21 responden
belakang ini juga akan merileksasi (70%), dan lila normal 23,5 – 26,5 cm
ketegangan dan menghilangkan stress dan sebanyak 15 responden (50%). Produksi
dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI sebelum dilakukan pijat oksitosin
akan membantu pengeluaran ASI terbanyak produksi ASI tidak cukup
(Hamranani, 2010). sebanyak 24 responden (80%), setelah
Hasil penelitian ini sesuai dengan dilakukan pijat oksitosin produksi ASI
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh cukup sebanyak 27 responden (90%). Hasil
Wijayanti (2015) dengan judul “Pengaruh uji statistic mcnemar didapatkan p value =
pijat oksitosin pada ibu postpartum 0.000 dapat disimpulkan bahwa terdapat
terhadap produksi ASI di Puskesmas pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi
Mergangsan Yogyakarta”, ASI pada ibu postpartum di wilayah kerja
didapatkan hasil adanya pengaruh pijat Puskesmas Pejeruk Tahun 2017.
oksitosin pada ibu postpartum terhadap
produksi ASI dengan p value 0,032 Ucapan Terima Kasih
(<0,05). Sejalan dengan hasil penelitian Ucapan terima kasih penulis
yang dilakukan Maita (2016) dengan judul sampaikan kepada ibu-ibu nifas yang telah
“Pengaruh bersedia menjadi responden
EMA PILARIA, RITA SOPIATUN
penelitian ini serta semua pihak yang telah Mardiyaningsih 2010. Efektifitas
membantu sehingga penelitian ini dapat Kombinasi Teknik Marmet Dan Pijat
terlaksana sesuai dengan yang Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu
direncanakan. Postpartum Di Rumah Sakit Wilayah Jawa
Tengah. Tesis. Universitas Indonesia.
KEPUSTAKAAN Mera Delima, Gina Zulfia Arni dan Ernalinda
Rosya 2016. Pengaruh Pijat Oksitosin
Terhadap Peningkatan Produksi ASI Ibu
Ahmad Rohani 2010. Pengelolaan Pengajaran. Menyusui Di Puskesmas Plus Mandiangin
Jakarta: Rineka Cipta. Bukittinggi. Jurnal Ipteks Terapan. 9(4):
Hamranani S 2010. Pengaruh pijat oksitosin Hal. 282-293.
terhadap involusi uterus pada ibu Nugroho T 2011. Buku Ajar Obstetri untuk
postpartum yang mengalami persalinan Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
lama di rumah sakit wilayah Kabupaten Medika.
Klaten. Tesis UI: tidak dipublikasikan. Putri T 2010 Data Cakupan ASI Tak Langsung
Kemenkes RI 2013. Peraturan Pemerintah Keluar. Tersedia dalam :
Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 http://kesehatan.kompas.com/read/2
Tentang Pemberian Air Susu Ibu 010/01/07/12204060/Mengapa.ASI.Ta
Eksklusif. Jakarta : Kemenkes RI. k.Langsung.Keluar [Diakses 22
Lilis Wijayanti 2015. Pengaruh Pijat Oksitosin
Terhadap Produksi ASI. Skripsi Stikes Desember 2016].
Aisyiyiah Yogyakarta. Yogyakarta. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
Liva Maita 2016. Pengaruh Pijat Oksitosin 2012. Laporan Pendahuluan SDKI 2012.
Terhadap Produksi ASI Ibu Nifas di BPM (http://www.bkkbn.go.id/ Diakses 9
Ernita, Amd.Keb Pekanbaru. Jurnal November 2016).
Penelitian Suara Forinkes. 7(3): Hal. 173-
175