Anda di halaman 1dari 15

Nama mahasiswa : Vemilia NIM : 200102125P Target ke : IV

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS


TERHADAP Ny. D P3 A0 , Kehamilan 41 Minggu dengan Keadaan Normal
Di PMB Vemilia Krui Pesisir Barat
Tanggal Pengkajia : 16 November 2020 Jam : 07.00 wib No rekam medis : 021
A. SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama Istri : Ny. Dila Nama Suami : Tn.Andri
Umur : 29 Tahun : 32 Tahun
Pendidikan : SMU : SMU
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Lampung/Indonesia : Lampung/Indonesia
Agama : Islam : Islam
Alamat : Pasar Kota Krui Kec. Pesisir Tengah
Kabupaten Pesisir Barat
No. telp. : -
2. Keluhan utama : Tidak Ada

3. Riwayat kehamilan saat ini


ANC : ( √ ) Teratur, ( ) Tidak teratur
Frekuensi : 6 Kali
Imunisasi TT : 2 Kali, Tanggal : 17 Juli 2020 TT 1 : Uk 24 Minggu
Tanggal : 11 Sep 2020 TT 1 : Uk 32 Minggu
Tanggal : Penyulit Kehamilan : Tidak Ada
4. Riwayat Persalinan
No Tanggal Jenis Komplikasi Lahir JK BB PB
persalinan Pukul
1 15 (√) Spontan Tidak Ada 23.00 Perempuan 3200 48
November ( ) SC wib gram cm
2020 ( ) Vakum eks
( ) Forcep eks

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : ( √ ) Baik , ( ) Cukup, ( ) Lemah
b. Kesadaran : ( √ ) Compos mentis, ( ) Apatis, ( ) Samnolen
( ) Sopor, ( ) Koma
c. TTV
TD : 110/70 mmHG ( √ ) Berbaring, ( ) Duduk, ( ) Berdiri
R : 22 x/menit ( √ ) Teratur, ( ) Tidak teratur, ( ) Dalam, ( ) Dangkal
N : 72 x/menit ( √ ) Teratur, ( ) Tidak teratur
S : 36°C ( √ ) Aksila, ( ) Oral, ( ) Rektal

2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : (√ ) Pucat, ( ) Sianosis
b. Mata
Kelopak mata : Odema ( ) Ya, ( √ ) Tidak
Konjungtiva : ( √ ) Merah muda , ( ) Pucat, ( ) Hiperemi
Sclera : ( √ ) Putih, ( ) Kuning, ( ) Perdarahan
c. Hidung : ( √ ) Bersih, ( ) Kotor
d. Gigi dan mulut
Lidah : ( √ ) Bersih, ( ) Kotor
Gigi dan geraham : ( √ ) Bersih, ( - ) Kotor, ( - ) Karies, ( - ) Perdarahan gusi
e. Dada
Bentuk : ( √ ) Simetris, ( - ) Asimetris
Auskultasi jantung : Lup Dup ( √ ) Teratrur, ( - ) Tidak teratur
Auskultasi paru-paru : ( √ ) Vasikuler, ( - ) Whezing, ( - ) Ronchi

f. Mammae : ( - ) Radang, ( - ) Ada benjolan, ( √ ) Tidak ada benjolan


Pembesaran : ( √ ) Simetris, ( - ) Asimetris
Putting susu : ( √ ) Menonjol, ( - ) Datar, ( - ) Tenggelam, ( √ ) Bersih
( - ) Kotor, (√ ) Hiperpigmentasi areola/papilla
Pengeluaran : (√ ) Kolostrum, (√ ) ASI
Rasa nyeri : ( - ) Ada, ( √ ) Tidak ada
g. Abdomen
Konsistensi : ( √ ) Lunak, ( - ) Keras
Benjolan : ( - ) Ada, ( √ ) Tidak ada
Kndung kemih : ( √ ) Kosong, ( - ) Penuh
i. Pungung dan pinggang :
Posisi : (- ) Skiolosis, ( - ) Lordosis, ( - ) Kiposis
Pinggang : ( - ) Nyeri, ( √ ) Tidak ada nyeri
j. Ekstermitas atas dan bawah
Ekstermitas bagian atas : ( + ) Kanan (+/-) , ( + ) Kiri (+/-)
Oedema : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)
Kekakuan Otot dan sendi : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)
Ketegangan : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)
Kemerahan : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)
Ekstermitas bagian bawah
Oedema : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)
Varises : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)
Ketegangan : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)
Kemerahan : ( - ) Kanan (+/-) , ( - ) Kiri (+/-)
Reflek patella : ( + ) Kanan (+/-) , ( + ) Kiri (+/-)

3. Pemeriksaan Kebidanan
a. Uterus : TFU : 1 Jari dibawah pusat
b. Kontraksi : Baik
c. Anogetalia : Tidak Ada Hemoroid
d. Pengeluaran pervaginam : Lokhea Rubra
e. Perinium : Luka Episiotomi/Jahitan Tidak Ada

4. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
a) HB : Tidak Dilakukan Pemeriksaan

C. ASSESMENT
P3 A0, Post Partum 8 Jam
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan :Atasi nyeri pada abdomen

D. PLANNING OF ACTION
Tanggal : 16 November 2020 Pukul : 07.00 wib
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik, TD : 110/70
mmHg, nadi 72 x/menit, RR 22x/menit, suhu 36, ºC, TFU 1 jari bawah pusat.
2. Mengajarkan ibu untuk masase fundus uterinya sendiri yaitu dengan cara memijat
dengan lembut fundusnya searah jarum jam.
3. Memberitahu ibu untuk melihat perdarahan yang keluar yaitu jumlah darah yang
keluar, bau, warna dan konsistensi.
4. Menganjurkan ibu memenuhi kebutuhan nutrisi yaitu tidak ada pantangan makan
nasi, sayur, ikan, daging, telur, tahu, tempe, buah, banyak minum air putih ± 8 gelas
air putih
5. Menganjurkan ibu istirahat yang cukup tidur malam 8 jam dan siang 1 jam dan
istirahat setiap bayinya tertidur.
6. Memberitahu ibu manfaat ASI dan menganjurkan ibu memberikan ASI esklusif,
manfaat ASI yaitu menambah sistem kekebalan tubuh yang tinggi sehingga bayi
tidak mudah sakit, melindungi bayi dari penyakit infeksi, diare, kembung, batuk pilek,
dan alergi dan memberikan ASI esklusif yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa
makanan pendamping tambahan apapun sampai usia bayi 6 bulan.
7. Memberitahu ibu untuk merawat tali pusat yaitu menjaga tali pusat agar tetap bersih
dan kering.
8. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas yaitu perdarahan yang banyak
dan berbau, kontraksi uterus jelek, peningkatan suhu tubuh, sakit kepala hebat,
demam, dan nyeri pada payudara ibu.
9. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan alat genetalia dan mengganti pakaian
dalam dan pembalut setelah BAK dan BAB serta mandi minimal 2 kali sehari.
10. Memberikan ibu Vitamin A 200.000 IU, paracetamol 3x 500 mg sebanyak 10 tablet,
dan Fe 1x60 mg sebanyak 10 tablet, minum obat sesuai dengan dosis yang ditentukan
menggunakan air putih .
11. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 3 Hari lagi yaitu pada tanggal 18 November
2020
12. Melakukan dokumentasi
LEMBAR CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning of Tanda
Jam Action Tangan
Nama
Terang
Kunjungan 1 Ibu mengatakan KU : ibu baik, kesadaran : P3 A0, Post Partum 3 1. Memberitahu ibu hasil vemilia
(KF 1) ASI nya banyak composmentis, keadaan hari. pemeriksaan bahwa ibu
18/11/2020 / keluar, bayi nya emosional : stabil, TD : 110/70 Masalah : Tidak ada dalam keadaan baik,
16.20 wib hanya diberikan mmHg Nadi : 78x/menit, Kebutuhan: TD : 110/70 mmHg,
ASI saja RR :20x/menit, suhu : 36,6ºC, Memastikan involusi nadi 78x/menit, RR
Pada pemeriksaan fisik uteri dan memastikan 20x/menit, suhu 36,6
didapatkan muka tidak oedema, agar bayi tetap ºC, TFU 2 jari atas
kelopak mata diberikan ASI sympisis, ibu terlihat
tidak oedema, konjungtiva tidak senang dengan
anemis, sklera tidak ikterik, mulut hasilnya.
dan 2. Menganjurkan ibu
gigi bersih, lengkap dan tidak ada memenuhi kebutuhan
caries, tidak ada pembengkakan nutrisi yaitu tidak ada
pada pantangan makan nasi,
kelenjar thyroid dan vena sayur, ikan, daging,
yugularis, payudara membesar, telur, tahu, tempe,
areola bersih, buah, banyak minum
putting susu menonjol, air putih ± 8 gelas air
simetris ,payudara agak bengkak putih dan susu ibu
dan nyeri, ASI keluar banyak. mengerti dan akan
Tinggi fundus uteri 2 jari diatas memenuhi kebutuhan
sympisis, nutrisi,
vulva bersih, lokhea Rubra, BAK 3. Menganjurkan ibu
dan BAB normal dan tidak ada istirahat yang cukup
tanda-tanda infeksi. tidur malam 8 jam dan
siang 1 jam dan
istirahat setiap bayinya
tertidur, ibu sudah
mengerti tentang pola
istirahat.
4. Memberitahu ibu cara
merawat payudara,
yaitu membersihkan
putting susu ibu dengan
kapas yang direndam
air hangat dan memakai
pakaian dalam yang
menopang payudara
ibu.
5. Mengajarkan ibu dan
keluarga cara
melakukan pijat
oksitosin,untuk
melancarkan
pengeluaran asi.
6. Memberitahu ibu
tanda-tanda bahaya
pada masa nifas yaitu
perdarahan yang
banyak dan berbau,
kontraksi uterus jelek,
peningkatan suhu
tubuh, sakit kepala
hebat, demam, dan
nyeri pada payudara ibu
sudah mengerti dan
dapat menyebutkan
kembali tanda tanda
bahaya pada masa
nifas.
7. Menganjurkan ibu
untuk menjaga
kebersihan alat
genetalia dan
mengganti pakaian
dalam dan pembalut
setelah BAK dan BAB
serta mandi minimal 2
kali sehari, ibu sudah
mengerti.
LAMPIRAN 1.SOP PIJAT OKSITOSIN
EBD PADA IBU NIFAS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS

Pengertian Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang


belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam
dan merupakan usaha untuk merangsang hormone prolactin
dan oksitosin setelah melahirkan
Tujuan
1. Untuk refleks let down

2. Memberikan kenyamanan pada ibu

3. Mengurangi bengkak pada payudara (engorgement)

4. Mengurangi sumbatan Air Susu Ibu (ASI)

5. Merangsang pengeluaran hormon oksitosin

6. Mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit


Persiapan Pasien 1. Memberikan salam, memperkenalkan diri
2. Menjelaskan prosedur atau tindakan yang akan
dilakukan
3. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
Persiapan Memberikan lingkungan yang tenang, aman dan nyaman
Lingkungan
Persiapan Alat 1. Dua buah handuk besar bersih
2. Air hangat dan air dingin dalam baskom
3. 2 buah waslap atau sapu tangan dari handuk
4. Minyak kelapa atau baby oil pada tempatnya
Prosedur 1. Melepaskan baju ibu bagian atas
2. Ibu miring ke kanan maupun ke kiri, lalu memeluk
bantal atau bisa juga dengan posisi duduk
3. Memasang handuk
4. Melumuri kedua telapak tangan dengan minyak atau
baby oil
5. Memijat sepanjang kedua sisi tulang belakang ibu
dengan menggunakan dua kepalan tangan, dengan ibu
jari menunjuk ke depan
6. Menekan kuat-kuat kedua sisi tulang belakang
membentuk gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil
dengan kedua ibu jari
7. Pada saat bersamaan, memijat kedua sisi tulang
belakang ke arah bawah dari leher ke arah tulang
belikat, selama 2 – 3 menit
8. Mengulangi pemijatan hingga 3 kali
9. Membersihkan punggung ibu dengan waslap air hangat
dan dingin secara bergantian

LAMPIRAN II,JURNAL
JURNAL KEDOKTERAN YARSI 26 (1) : 027-033 (2018)

Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi Asi Pada


Ibu Postpartum Di Wilayah Kerja Puskesmas Pejeruk
Kota Mataram Tahun 2017

The Effect of Oxytocin Massage on Postpartum Mother


Breast Milk Production at Pejeruk Community Health
Clinic of Mataram City in 2017

Ema Pilaria, Rita Sopiatu n


Diploma IV Program of Midwifery Health Polytechnic of Mataram

KATA KUNCI Pijat Oksitosin, Produksi ASI


KEYWORDS
Oxytocin Massage, Breast Milk Production
ABSTRAK
Pemberian ASI Ekslusif di Indonesia menurut data Riset Kesehatan
Dasar (2013) menunjukkan cakupan ASI di Indonesia hanya 42%. Untuk
Kota Mataram tahun 2015 presentase pemberian ASI Eksklusif 62,35%.
Sementara target pemberian ASI Eksklusif di Indonesia harus mencapai
80%. Penyebab rendahnya pemberian ASI Eksklusif salah satunya adalah
penurunan produksi ASI pada hari-hari pertama setelah melahirkan
disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon oksitosin dan prolaktin
yang berperan dalam kelancaran produksi ASI, sehingga menyebabkan
ASI tidak segera keluar setelah melahirkan, untuk mengeluarkan ASI
dibutuhkan upaya nonfarmakologis berupa pijat oksitosin.
Untuk mengetahui Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI
Pada Ibu Postpartum Di Wilayah Kerja Puskesmas Pejeruk Tahun 2017.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (Quasi
Eksperimen) dengan rancangan one group pre and post test design suatu
pengukuran dilakukan pada saat sebelum dan sesudah intervensi
penelitian. Dilakukan pengukuran menggunakan lembar observasi
(produksi ASI) kemudian diberikan intervensi (pijat oksitosin) yang
diikuti dengan evaluasi hari ke 3 menggunakan lembar observasi
(produksi ASI). Hasil evaluasi ini kemudian dibandingkan dengan hasil
pengukuran sebelum diberikan intervensi.
Karakteristik responden pijat oksitosin terbanyak, berdasarkan umur
yaitu 20 – 35 tahun sebanyak 22 responden (73,3%), paritas multipara
sebanyak 21 responden (70%), dan lila normal 23,5 – 26,5 cm sebanyak
15 responden (50%). Produksi ASI sebelum dilakukan pijat oksitosin
terbanyak produksi ASI tidak cukup sebanyak 24 responden (80%),
setelah dilakukan pijat oksitosin produksi ASI cukup sebanyak 27
responden (90%). Hasil uji statistik menggunakan Mcnemar Test
diperoleh nilai p value = 0,000 atau p < α=0,05.
PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PEJERUK KOTA MATARAM TAHUN 2017

Ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu post
partum di wilayah kerja Puskesmas Pejeruk Tahun 2017.

ABSTRACT Basic Health Research (2013) data showed that the scope of exclusive
Breastfeeding in Indonesia was only 42%. In Mataram City (2015) the
percentage of exclusive breastfeeding was only 62.35%. Meanwhile, the
target of exclusive breastfeeding in Indonesia has to reach 80%. One of
the low exclusive breastfeeding causes is less amount of breast milk
production in the first day after giving a birth which is caused by less
oxcytocin and prolactin hormones stimulation in which they have a role
to smoothen breast milk production that causes breast milk couldn’t
immediately out after giving a birth. The nonfarmakologis effort, oxytocin
massage is required to make the breast milk out.
To know The Effect of Oxytocin Massage on Postpartum Mother Breast
Milk Production at Pejeruk Community Health Clinic in 2017.
This research used quasi experiment method with one group pre and post
test design (measurement of research before and after intervention). The
Measurement used observation sheet (breast milk production) thereafter
intervention (oxytocin massage) was given which followed by the 3 rd day
evaluation using the observation sheet (breast milk production). The
intervention result was compared with the result of measurement before
the intervention given.
Characteristics of the majority oxytocin massage respondents based on
the age 20-35 were 22 respondens (73,3%), paritas multipara 21
respondents (70%) and normal lila 23,5-26,5 cm were 15 respondents
(50%). The production of breast milk before oxytocin massage 15 mostly
not enough 24 respondents (80%), after given oxytocin massage the
production of breast milk were enough from 27 respondents (90%).
Statistical test result using Mcnemar Test obtained p value = 0.000 or p
<α = 0,05.
There was an effect of oxytocin massage on postpartum mother breast
milk production at Pejeruk Community Health Clinic in 2017.

PENDAHULUAN Salah satu upaya untuk menurunkan


angka kematian bayi yaitu melalui program
Angka kematian bayi (AKB) di Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.
Indonesia masih cukup tinggi. Berdasarkan
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI), AKB tahun 2007 sebesar 34
kelahiran hidup dan mengalami penurunan
pada tahun 2012 AKB sebesar 32 per 1000 Correspondence:
kelahiran hidup (Surver Demografi dan Ema Pilaria, Diploma IV Program of Midwifery Health
Kesehatan Indonesia 2012). Polytechnic of Mataram
Email:emapilaria@yahoo.co.id
EMA PILARIA, RITA SOPIATUN

Pemerintah telah menetapkan oksitosin dan ASI pun cepat keluar (Putri,
Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 2010). Berdasarkan uraian latar belakang
Tentang pemberian ASI ekslusif, peraturan tersebut, maka penulis tertarik untuk
pemerintah tersebut menyatakan bahwa melakukan penelitian tentang Pengaruh
setiap bayi harus mendapatkan ASI ekslusif Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI
yaitu ASI yang diberikan kepada bayi sejak Pada Ibu Postpartum di Wilayah Kerja
dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa Puskesmas Pejeruk Kota Mataram, NTB.
menambahkan dan atau mengganti dengan
makanan atau minuman lain kecuali obat, BAHAN DAN CARA KERJA
vitamin dan mineral (Kemenkes RI 2013).
Data Riset Kesehatan Dasar (2013)
menunjukkan cakupan ASI di Indonesia Penelitian ini menggunakan metode
hanya 42%. Angka ini berada di bawah eksperimen semu (Quasi Eksperimen)
target WHO yang mewajibkan cakupan ASI dengan rancangan one group pre and post
hingga 50%. Dengan angka kelahiran di test design yang bertujuan untuk
Indonesia mencapai 4,7 juta per tahun, mengetahui apakah ada pengaruh pijat
maka bayi yang memperoleh ASI selama oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu
enam bulan hingga dua tahun tidak postpartum di wilayah kerja Puskesmas
mencapai dua juta jiwa. Produksi ASI yang Pejeruk tahun 2017. Penelitian ini
sedikit pada hari-hari pertama setelah dilakukan pada tanggal 5 Mei – 15 Juni
melahirkan menjadi kendala dalam 2017 di Puskesmas Pejeruk pada ibu-ibu
memberikan ASI secara dini. Usaha untuk nifas hari ke-2 yang memenuhi kriteria
merangsang hormon prolaktin dan oksitosin inklusi. Kriteria inklusi: Ibu post- partum
pada ibu setelah melahirkan selain dengan hari kedua yang bersedia menjadi sampel,
memeras ASI, dapat juga dilakukan dengan Ibu postpartum hari kedua yang berdomisili
melakukan perawatan payudara, inisiasi di wilayah kerja Puskesmas Pejeruk, Ibu
menyusu dini (IMD), lama dan frekuensi Postpartum normal maupun sectio caesarea.
menyusui secara on demand, serta pijat Besar sampel yang digunakan adalah
oksitosin (Putri, 2010). sampel minimal sebanyak 30 responden.
Pijat oksitosin merupakan salah satu Variabel terikat dalam penelitian ini
solusi untuk mengatasi ketidaklancaran adalah produksi ASI pada ibu postpartum.
produksi ASI. Pijat oksitosin dilakukan Selain itu dikumpulkan pula variabel
dengan cara memijat pada daerah punggung tentang karakteristik ibu yaitu umur, paritas
sepanjang kedua sisi tulang belakang (jumlah kehamilan), dan lila (lingkar lengan
sehingga diharapkan dengan pemijatan ini atas). Informasi tentang produksi ASI
ibu akan merasa rileks dan kelelahan dikumpulkan menggunakan lembar
setelah melahirkan akan hilang. Jika ibu observasi (produksi ASI), observasi
merasa nyaman, santai, dan tidak kelelahan dilakukan langsung pada ibu postpartum
dapat membantu merangsang pengeluaran hari kedua di wilayah kerja Puskesmas
hormon Pejeruk.
PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PEJERUK KOTA MATARAM TAHUN 2017

Dilakukan pengukuran meng- Berdasarkan Tabel 1. diatas,


gunakan lembar observasi (produksi ASI) responden berdasarkan umur sebagian besar
dimana untuk umur dan paritas ditanyakan berkisar pada 20 – 35 tahun sebanyak 22
langsung dan lila diukur menggunakan pita responden (73,3%) dan responden yang
ukur / metlin kemudian diberikan intervensi paling sedikit yaitu umur < 20 tahun
(pijat oksitosin) yang diikuti dengan sebanyak 1 responden (3,3%). Responden
evaluasi hari ke 3 menggunakan lembar berdasarkan paritas yang paling banyak
observasi (produksi ASI). Kategori produksi merupakan multipara (melahirkan lebih dari
ASI Cukup apabila dari Lembar Observasi satu kali) sebanyak 21 responden (70%) dan
mendapat skor 5 dan dikatakan Produksi yang paling sedikit yaitu grandemultipara
ASI Tidak Cukup apabila dari Lembar (melahirkan 5 kali atau lebih) sebanyak 1
Observasi mendapat skor <5. Analisis responden (3,3%). Responden berdasarkan
univariat bertujuan untuk mendeskripsikan lila sebagian besar berkisar pada 23,5 – 26,5
karakteristik masing-masing variabel yang cm sebanyak 15 responden (50%) dan
diteliti. Sedangkan analisis bivariat responden berdasarkan lila yang paling
bertujuan untuk menguji pengaruh variabel sedikit yaitu yang memiliki lila < 23,5 cm
bebas terhadap variabel terikat. sebanyak 1 responden (3,3%).
HASIL Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Produksi ASI Pada Ibu
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Postpartum Sebelum dan
Responden Pijat Oksitosin Setelah Dilakukan Pijat
Pada Ibu Postpartum Di Oksitosin Di Wilayah
Wilayah Kerja Puskesmas Kerja Puskesmas Pejeruk
Tahun 2017
Pejeruk Tahun 2017
Produksi Sebelum Setelah
Jumlah ASI n % n %
Karakteristik
n % Cukup 6 20 27 90
Umur Tidak 24 80 3 10
< 20 tahun 1 3,3 Cukup
20-35 tahun 22 73,3 Total 30 100 30 100
>35 tahun 7 23,3
Total 30 100 Berdasarkan Tabel 2. diperoleh
Paritas produksi ASI sebelum dilakukan pijat
Primipara 8 26,7 oksitosin pada kategori tidak cukup
Multipara 21 70 sebanyak 24 responden (80%), sedangkan
pada kategori cukup sebanyak 6 responden
Grandmultipara 1 3,3
(20%). Setelah diberikan intervensi pijat
Total 30 100 oksitosin produksi ASI pada kategori cukup
Lila sebanyak 27 responden (90%), sedangkan
< 23,5 cm 1 3,3 pada kategori tidak cukup sebanyak 3
23,5-26,5 cm 15 50 responden (10%).
>26,5 cm 14 46,7
Total 30 100
EMA PILARIA, RITA SOPIATUN

Tabel 3. Distribusi Frekuensi produksi ASInya (Ahmad Rohani


Pengaruh Pijat Oksitosin 2010).
Terhadap Produksi ASI Berdasarkan karakteristik
Pada Ibu Postpartum Di paritas, dari 6 responden yang memiliki
Wilayah Kerja Puskesmas produksi ASI cukup semuanya pada paritas
multipara (100%). Seorang ibu yang pernah
Pejeruk Tahun 2017 menyusui pada kelahiran sebelumnya akan
lebih mudah menyusui pada kelahiran
Sebelum & berikutnya. Ibu dengan paritas 2 atau lebih
Sesudah telah mempunyai pengalaman dalam
n menyusui dan merawat bayi. Keberhasilan
300.000 ibu saat menyusui anak pertama membuat
Exact. Si g. (2-sided)
ibu lebih yakin dapat berhasil dalam
menyusui anak yang sekarang. Keyakinan
Berdasarkan Tabel 3. ibu ini merangsang pengeluaran hormon
menunjukkan bahwa hasil uji statistik oksitosin sehingga ASI dapat keluar dengan
lanjut menggunakan Mcnemar Test lancar (Mardiyaningsih, 2010).
diperoleh nilai p value = 0,000 atau p < Berdasarkan ukuran lila, dari 6
α=0,05 yang berarti terdapat pengaruh pijat responden yang memiliki produksi ASI
oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu cukup semua dengan ukuran lila > 26,5 cm
post partum di wilayah kerja Puskesmas (100%). Status gizi akan mempengaruhi
Pejeruk Tahun 2017. produksi ASI dimana apabila makanan yang
ibu makan cukup akan gizi dan pola makan
PEMBAHASAN teratur, maka produksi ASI akan berjalan
dengan lancar. Pada ibu menyusui sangat
Hasil penelitian menunjukkan erat kaitannya dengan prduksi air susu,
produksi ASI sebelum dilakukan pijat yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh
oksitosin lebih banyak pada kategori kembang bayi. Yang penting adalah
produksi ASI tidak cukup yaitu sebanyak makanan yang menjamin pembentukan air
24 responden (80%), sedangkan pada susu yang berkualitas dalam jumlah yang
kategori produksi ASI cukup sebanyak 6 cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya
responden (20%). (Nugroho, 2011). Produksi ASI pada
Dari 6 responden yang memiliki kategori cukup setelah diberikan intervensi
produksi ASI cukup sebagian besar pada pijat oksitosin sebanyak 27 responden
usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 5 (90%), sedangkan pada kategori tidak
responden (83,33%). Usia 20-35 tahun cukup sebanyak 3 responden (10%).
merupakan masa produksi yang sehat, Produksi ASI pada ibu postpartum setelah
dimana keadan fisik dan mental ibu sedang intervensi pijat oksitosin sebagian besar
dalam kondisi paling bagus dan siap untuk mengalami peningkatan produksi ASI, hal
menyusui bayinya, perkembangan organ ini menunjukkan terjadi peningkatan jumlah
reproduksi juga sudah sempurna responden yang mengalami
termasuk perkembangan
payudara yang sudah menunjukkan
kematangan dan siap memberikan ASI
eksklutif. Ibu menyusui yang masih
berumur 22
tahun akan lebih banyak memproduksi
ASInya dibandingkan pada usia 35
tahun keatas akan lebih menurun
PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PEJERUK KOTA MATARAM TAHUN 2017

produksi ASI cukup, dimana 21 dari 24 pijat oksitosin terhadap produksi ASI ibu
responden yang sebelumnya nifas di BPM Ernita, Amd.Keb Pekanbaru
mengalami produksi ASI tidak cukup tahun 2016” didapatkan hasil p value 0,000
menjadi produksi ASI cukup, sehingga (<0,05) yang artinya adanya pengaruh pijat
responden yang mengalami produksi ASI oksitosin terhadap produksi ASI ibu nifas.
cukup meningkat menjadi 27 responden Selanjutnya penelitian yang dilakukan
(90%). Delima, dkk. (2016) dimana dengan judul
Hasil penelitian menunjukkan “Pengaruh pijat oksitosin terhadap
produksi ASI meningkat pada ibu peningkatan produksi ASI ibu menyusui di
postpartum setelah diberikan intervensi Puskesmas Plus Mandiangin Bukittinggi
pijat oksitosin dan hasil uji statistic 2016” dengan hasil p value 0,000 ( <0,05)
mcnemar menunjukkan bahwa (ρ=0.000) yang artinya adanya pengaruh pijat
< (α=0.05), sehingga dapat disimpulkan oksitosin terhadap peningkatan produksi
bahwa terdapat pengaruh pijat oksitosin ASI ibu menyusui.
terhadap produksi ASI pada ibu postpartum
di wilayah kerja Puskesmas Pejeruk tahun SIMPULAN
2017. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa dengan diberikan pijat oksitosin
akan lebih memperlancar produksi ASI Berdasarkan hasil penelitian
pada ibu postpartum. Pijatan atau mengenai pengaruh pijat oksitosin terhadap
rangsangan pada tulang belakang, produksi ASI pada ibu postpartum di
neurotransmitter akan merangsang medulla wilayah kerja Puskesmas Pejeruk tahun
oblongata langsung mengirim pesan ke 2017, dapat disimpulkan, yaitu
hypothalamus di hypofise posterior untuk Karakteristik responden pijat oksitosin
mengeluarkan oksitosin sehingga mayoritas, berdasarkan umur yaitu 20 – 35
menyebabkan buah dada mengeluarkan air tahun sebanyak 22 responden (73,3%),
susunya. Pemijatan didaerah tulang paritas multipara sebanyak 21 responden
belakang ini juga akan merileksasi (70%), dan lila normal 23,5 – 26,5 cm
ketegangan dan menghilangkan stress dan sebanyak 15 responden (50%). Produksi
dengan begitu hormon oksitosin keluar dan ASI sebelum dilakukan pijat oksitosin
akan membantu pengeluaran ASI terbanyak produksi ASI tidak cukup
(Hamranani, 2010). sebanyak 24 responden (80%), setelah
Hasil penelitian ini sesuai dengan dilakukan pijat oksitosin produksi ASI
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh cukup sebanyak 27 responden (90%). Hasil
Wijayanti (2015) dengan judul “Pengaruh uji statistic mcnemar didapatkan p value =
pijat oksitosin pada ibu postpartum 0.000 dapat disimpulkan bahwa terdapat
terhadap produksi ASI di Puskesmas pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi
Mergangsan Yogyakarta”, ASI pada ibu postpartum di wilayah kerja
didapatkan hasil adanya pengaruh pijat Puskesmas Pejeruk Tahun 2017.
oksitosin pada ibu postpartum terhadap
produksi ASI dengan p value 0,032 Ucapan Terima Kasih
(<0,05). Sejalan dengan hasil penelitian Ucapan terima kasih penulis
yang dilakukan Maita (2016) dengan judul sampaikan kepada ibu-ibu nifas yang telah
“Pengaruh bersedia menjadi responden
EMA PILARIA, RITA SOPIATUN

penelitian ini serta semua pihak yang telah Mardiyaningsih 2010. Efektifitas
membantu sehingga penelitian ini dapat Kombinasi Teknik Marmet Dan Pijat
terlaksana sesuai dengan yang Oksitosin Terhadap Produksi ASI Ibu
direncanakan. Postpartum Di Rumah Sakit Wilayah Jawa
Tengah. Tesis. Universitas Indonesia.
KEPUSTAKAAN Mera Delima, Gina Zulfia Arni dan Ernalinda
Rosya 2016. Pengaruh Pijat Oksitosin
Terhadap Peningkatan Produksi ASI Ibu
Ahmad Rohani 2010. Pengelolaan Pengajaran. Menyusui Di Puskesmas Plus Mandiangin
Jakarta: Rineka Cipta. Bukittinggi. Jurnal Ipteks Terapan. 9(4):
Hamranani S 2010. Pengaruh pijat oksitosin Hal. 282-293.
terhadap involusi uterus pada ibu Nugroho T 2011. Buku Ajar Obstetri untuk
postpartum yang mengalami persalinan Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta : Nuha
lama di rumah sakit wilayah Kabupaten Medika.
Klaten. Tesis UI: tidak dipublikasikan. Putri T 2010 Data Cakupan ASI Tak Langsung
Kemenkes RI 2013. Peraturan Pemerintah Keluar. Tersedia dalam :
Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 http://kesehatan.kompas.com/read/2
Tentang Pemberian Air Susu Ibu 010/01/07/12204060/Mengapa.ASI.Ta
Eksklusif. Jakarta : Kemenkes RI. k.Langsung.Keluar [Diakses 22
Lilis Wijayanti 2015. Pengaruh Pijat Oksitosin
Terhadap Produksi ASI. Skripsi Stikes Desember 2016].
Aisyiyiah Yogyakarta. Yogyakarta. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
Liva Maita 2016. Pengaruh Pijat Oksitosin 2012. Laporan Pendahuluan SDKI 2012.
Terhadap Produksi ASI Ibu Nifas di BPM (http://www.bkkbn.go.id/ Diakses 9
Ernita, Amd.Keb Pekanbaru. Jurnal November 2016).
Penelitian Suara Forinkes. 7(3): Hal. 173-
175

Anda mungkin juga menyukai