Anda di halaman 1dari 27

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA PUTRI Nn. F UMUR


18 TAHUN DENGAN OBESITAS
DI PUSKESMAS LABUAN
TAHUN 2023

Disusun Oleh :
NAMA : MURDIYANINGSIH
NPM : 07210400364

PROGAM STUDI KEBIDANAN SARJANA TERAPAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DENGAN OBESITAS
DI PUSKESMAS LABUAN

Disusun Oleh :
NAMA : MURDIYANINGSIH
NPM : 07210400364

Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan


di hadapan tim penguji

Jakarta, Februari 2023

Pembimbing, Penguji,

(Uci Ciptiarini SKM, M. Kes) (Ernita Prima Noviyani, S. ST.,M.Kes)

Mengetahui,
CI Responsi

(Diana Novianti, S.Tr.Keb)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkah dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan "Asuhan
Kebidanan Pada Remaja Putri Nn. F umur 18 tahun Dengan Obesitas Di
Puskesmas Labuan"
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun banyak mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Drs. H. A. Jacub Chatib sebagai Ketua Yayasan Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju
2. Dr. H. M. Hafizurrachman, M.PH, Selaku Pembina Yayasan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju
3. Astrid Novita, S.KM, M.KM, selaku Ketua Fakultas Vokasi Universitas
Indonesia Maju.
4. Susaldi, S.ST., M. Biomed., selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju
5. Dr. Rindu, SKM., M.Kes., selaku Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya dan
Keuangan Universitas Indonesia Maju
6. Hidayani, A.M. Keb, S.KM, M.KM selaku Kepala Departemen Kebidanan
Fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju
7. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes, M.KM, selaku Kordinator Program Studi
Kebidanan Program Sarjana Terapan Fakultas Vokasi Universitas Indonesia
Maju.
8. Ibu Uci Ciptiasrini, SKM. M. Kes, selaku Dosen Pembimbing kelompok yang
senantiasa mendampingi penyusun dan team, serta berkenan untuk
memberikan pengarahan serta dukungan dalam membimbing penyusunan
laporan ini.

ii
9. Ibu Ernita Prima Noviyani, S.ST.,M.Kes, selaku Dosen Responsi seminar
kasus yang telah meluangkan waktunya dan memberikan banyak asupan yang
berarti kepada penulis.
10. Ibu Diana Novianti, S.Tr.Keb, selaku Dosen CI Responsi seminar kasus yang
telah meluangkan waktunya dan memberikan banyak asupan yang berarti
kepada penulis.
11. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi sarjana Terapan Kebidanan
Departemen Kebidanan Fakultas Vokasi Universitas Indonesia Maju yang
telah memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis
selama mengikuti proses pendidikan.
12. Suami dan anak-anak tercinta yang banyak membantu dan mendukung dalam
menyelesaikan laporan ini.
13. Rekan-rekan seperjuanganku yang saling mendukung dan menyemangati satu
sama lain.
Penyusun menyadari bahwa laporan yang disusun ini jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, mohon kritik dan yang membangun untuk perbaikan dimasa yang
akan datang. Semoga Laporan Kebidanan Komunitas ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta , Februari 2023


Penulis

(Murdiyaningsih)

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGEGSAHAN .......................................................... i


KATA PENGANTAR ......................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................... 1
B. Tujuan ..................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI .................................................... 4
A. Konsep Teori .......................................................... 4
B. Gizi Remaja ............................................................ 8
C. Susah Tidur / Insomnia .......................................... 9
BAB III TINJAUAN KASUS .................................................... 10
A. Data Subjektif ......................................................... 10
B. Data Objektif .......................................................... 11
C. Analisa Data ........................................................... 13
D. Penatalaksanaan ..................................................... 13
BAB IV PEMBAHASAN .......................................................... 15
BAB V PENUTUP .................................................................... 17
A. Kesimpulan ............................................................. 17
B. Saran ....................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 19

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obesitas adalah suatu penyakit serius yang dapat mengakibatkan masalah
emosional dan sosial. Seorang dikatakan overweight bila berat badannya 10%
sampai dengan 20% berat badan normal, sedangkan seseorang disebut obesitas
apabila kelebihan berat badan mencapai lebih 20% dari berat normal. Obesitas
saat ini menjadi permasalahan dunia bahkan World Health Organization
(WHO) mendeklarasikan sebagai epidemic global (2016). Prevalensi obesitas
di seluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang
berkembang telah meningkat dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Kejadian
overweight terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2000-2012 kejadian
overweight terus naik dari 5% menjadi 7%.
Secara global tahun 2012 44 juta anak 0,5 tahun mengalami overweight,
18% berasal dari Afrika Selatan, dan 7% dari Amerika Selatan 1. Berdasarkan
laporan gizi global atau Global Nutrition Report (2014), Indonesia termasuk
ke dalam 17 negara yang memiliki 3 permasalahan gizi sekaligus, yaitu
stunting (pendek), wasting (kurus), dan juga overweight (obesitas). Data riset
kesehatan dasar2 menyebutkan bahwa prevalensi balita gemuk menurut
BB/TB pada anak usia 0-59 bulan sebesar 11,8% sedangkan data survey
pemantauan status gizi (PSG, 2017) menyatakan bahwa prevalensi balita
gemuk menurut BB/TB usia 0-59 bulan sebesar 5,3%.3
Secara umum, obesitas disebabkan oleh tiga faktor, yakni faktor perilaku,
lingkungan, dan genetik. Faktor genetik sebenarnya menyumbang 10-30%
sementara faktor perilaku dan lingkungan dapat mencapai 70%. Beberapa
penelitian menyatakan, perkembangan teknologi yang pesat berkontribusi
pada peningkatan prevalensi kegemukan, tanpa didasari teknologi menggiring
kita untuk bergaya hidup sedentary diantaranya kurang beraktivitas fisik,
makan makanan instan, dan kurang mengkonsumsi buah dan sayur. Faktor
lain yang dapat mempengaruhi terjadinya obesitas pada anak yaitu pola asuh
orang tua terutama pola pemberian makan. Mulai dari rendahnya ASI

1
Eksklusif karena tergoda memberikan susu formula yang tinggi lemak dan
mengandung gula, sampai pada pemberian makanan rendah protein namun
tinggi gula, garam, dan lemak salah satunya adalah makanan instan4. Selain
itu, terdapat pula dampak jangka pendek obesitas seperti, anak obesitas
mempunyai faktor risiko penyakit kardiovaskuler seperti kolesterol atau
tekanan darah tinggi, dampak psikososial, dimana anak cenderung tidak
percaya diri dan dijauhi atau menarik diri dalam pergaulan.
Hal ini akan menyebabkan anak enggan untuk beraktivitas dan bergaul
dengan teman sebayanya. Sleep Apnea (kegagalan untuk bernafas secara
normal ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam
darah), pertumbuhan fisik yang lebih cepat serta usia tulang yang lebih lanjut
dari usia kronologinya, masalah ortopedi akibat beban tubuh yang terlalu
berat, gangguan endokrin (pada anak perempuan menarche lebih cepat
terjadi5.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk mengangkat kasus
tentang remaja obesitas untuk dijadikan judul "Asuhan kebidanan pada remaja
putri Nn. F umur 18 tahun dengan obesitas pada remaja.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk melakukan Asuhan Kebidanan pada Remaja putri Nn.F umur 18
tahun dengan Obesitas di Puskesmas Labuan
b. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Nn. F umur 18
tahun dengan obesitas
2. Mampu melakukan penegakan diagnose pada Nn. F remaja umur 18
tahun dengan obesitas
3. Mampu melakukan penatalaksanaan Asuhan kebidanan remaja Nn. F
umur 18 tahun dengan obesitas
4. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada remaja Nn. F
umur 18 tahun dengan obesitas

2
5. Mampu melakukan pendokumentasian kebidanan pada remaja Nn. F
umur 18 tahun dengan obesitas

C. Manfaat
a. Bagi pasien
Diharapkan bagi setiap pasien / remaja yang obesitas agar senantiasa
memperhatikan makanan yg berlemak/ makanan instan
b. Bagi bidan
Dapat memberikan masukan mengenai asuhan kebidanan pada remaja
putri umur 18 tahun dengan obesitas
c. Bagi pendidikan
Di harapkan penyusunan asuhan kebidanan panas Nn. F umur 18 tahun
dengan obesitas dapat di jadikan bahan tambahan pembelajaran sebagai
bahan evaluasi dalam membuat study kasus dan juga di jadikan sebagai
bahan bacaan Pustaka

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori
1. Pengertian
Menurut WHO, kelebihan berat badan dan obesitas merupakan
penumpukan lemak yang abnormal atau berlebih yang mengganggu
kesehatan6. Studi lain menyebutkan bahwa kedua istilah tersebut mengacu
pada kelebihan lemak tubuh dan biasanya berhubungan dengan kenaikan
berat badan dibanding dengan tingginya.
Obesitas adalah lemak tubuh yang berlebihan yang disimpan dalam
tubuh. Obesitas disebabkan oleh energi (kalori) yang masuk lebih banyak
dari energi (kalori) yang keluar7.
2. Fisiologi
Faktor yang berperan dalam terjadinya obesitas pada seseorang
antara lain riwayat obesitas, metabolisme, perilaku, sosial-budaya, dan
status sosial-ekonomi juga ikut andil di dalamnya 8. Oleh sebab itu,
penyebab obesitas dinilai sebagai multi kausal dan multidimensional
karena bisa terjadi pada berbagai golongan masyarakat. Faktor lingkungan
merupakan penyebab utama obesitas9 sedangkan faktor genetik yang juga
diyakini berperan penting dalam terjadinya obesitas, tidak dapat
menjelaskan terjadinya peningkatan prevalensi kegemukan dan obesitas10.
Ketidakseimbangan antara pola makan, perilaku makan, dan
aktivitas fisik merupakan pengaruh faktor lingkungan yang utama. Pola
makan yang terkait dengan obesitas antara lain mengkonsumsi makanan
porsi besar atau melebihi kebutuhan, makanan tinggi energi, tinggi lemak,
tinggi karbohidrat sederhana dan rendah serat. Perilaku makan yang tidak
sehat meliputi tindakan memilih makanan berupa junk food, makanan
dalam kemasan, dan minuman ringan atau soft drink. Sedangkan aktivitas
fisik yang mengarah pada sedentary life style akibat perubahan gaya hidup
menjadi pencetus terjadinya obesitas, khususnya perubahan di Indonesia 11.

4
Kurangnya aktivitas fisik terebut terjadi untuk beraktivitas ditambah
dengan kemajuan teknologi seperti video game, PlayStation, televisi dan
komputer yang menyebabkan, anak-anak khususnya, lebih bermain di
dalam rumah12.
3. Patofiologi
a. Pola makan yang tidak sehat
Anak yang pola makannya tidak teratur dengan asupan gizi
berlebih akan beresiko mengalami obesitas. Konsumsi makanan tinggi
kalori dan lemak seperti makanan fast food atau cepat saji, sosi, baso,
pizza, dan soft drink juga dapat memicu terjadinya asupan buah dan
sayur/sumber serat pada makanan sehari-hari13.
Pola makan yang sering terjadi pada anak obesitas adalah
makan utama >3x / hari (umumnya porsi besar) ditambah dengan
cemilan yang tidak sehat (contoh : kentang goreng, makanan ringan
dalam kemasan, gorengan), serta minum teh manis atau soft drink
setiap makan.
b. Kurangnya aktivitas fisik
Tuntutan sekolah yang tinggi, jadwal dan tugas sekolah yang
begitu padat secara tidak langsung membatasi waktu olahraga
anak/remaja. Selain itu, dengan adanya gadget aktivitas fisik menjadi
berkurang. Remaja lebih tertarik untuk bermain dengan gadget di
dalam ruangan dibandingkan bermain dengan teman di luar rumah
seperti bermain bola atau bersepeda14.
c. Memiliki keluarga yang obesitas
Kebiasaan makan anak/remaja cenderung mengikuti orang-
orang di sekitarnya. Tak heran jika banyaknya anak obesitas berasal
dari keluarga yang obesitas15.
4. Komplikasi
Penumpukan lemak berlebih pada orang dengan obesitas
menyebabkan berbagai komplikasi terhadap kesehatan. Oleh sebab itu,
kelebihan berat badan atau obesitas di rentang usia 14-19 tahun berkaitan
dengan meningkatnya moralitas di masa dewasa kondisi penyakit-penyakit

5
sistemik. WHO menyebutkan bahwa kondisi kelebihan berat badan dan
obesitas lebih erat hubungannya dengan moralitas di dunia dibandingkan
dengan kondisi kekurangan berat badan16. Selain itu, meningkatnya risiko
penyakit metabolik dan degeneratif juga menjadi komplikasi jangka
panjang pada anak dengan kegemukan dan obesitas.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi di masa dewasa dari
seorang anak yang obesitas antara lain penyakit kardiovaskuler 17, diabetes
melitus, kanker, osteorthritis18, penumpukan lemak yang berlebih pada
organ hati, komplikasi psikososial, gangguan paru seperti gangguan
pernapasan yang terjadi saat tidur dan sesak napas19.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Jika memungkinkan dilakukan secara rutin pada semua pasien obesitas
1) Darah perifer lengkap
2) Profil lipid : trigliserida, kolesterol total, HDL dan LDL
3) Tes toleransi glukosa oral, insulin puasa
4) Fungsi hati : SGPT, SGOT
5) Fungsi ginjal, ureum, creatinin, asam urat
b. Dilakukan sesuai indikasi :
1) Fungsi tiroid
2) Sekresi dan fungsi growth hormone
3) Kalsium, fosfat dan kadar hormon paratiroid bila dicurigai
pseudohipoparatiroidisme
4) Foto orofaring AP dan Lateral bila dicurigai hipertrofi
tonsiloadenoid
5) Sleep studies untuk mendeteksi sleep apnea
6) USG hati jika dicurigai NASH
7) Echocardiography jika terindikasi secara klinis
8) Pemindaian MRI otak dengan fokus hipotalamus dan hipofisis, bila
terindikasi secara klinis
9) Pemeriksaan analisis kromosom jika terdapat dismorfisme
10) Pemeriksaan analisis genetik jika diduga berkaitan dengan sindrom
tertentu

6
6. Pelayanan yang dibutuhkan
Melakukan pengukuran berat badan dengan menggunakan cara
IMT adalah berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat dari
tinggi badan (dalam meter).
IMT = Berat Badan (kg) / (Tinggi Badan (m))2
Setelah nilai IMT didapatkan, maka plotkan atau tentukan titiknya
pada grafik IMT CDC 2000 (khusus untuk anak usia 2-20 tahun) sesuai
usia dan jenis kelamin. Jika usia di bawah 2 tahun, maka grafik yang
dipakai adalah grafik IMT WHO. Anak usia > 2 tahun disebut overweight
jika nilai IMT sedangkan untuk anak < 2 tahun disebut overweight jika
nilai IMT anak berada di atas Z-skor + 2, dan obesitas jika di atas Z-skor +
3 (IDAI, 2016).
KLASIFIKASI IMT
Kurus Berat <17,0
Ringan 17,0 - 18,4
Normal 18,5 - 25,0
Gemuk Ringan 25,1 - 27,0
Berat > 27,0
Sumber : (IDAI, 2016)
7. Penatalaksanaan
a. Pengaturan diet, petunjuk praktis diet pediatrik dapat dilihat sebagai
berikut :
1) Konsumsi lebih banyak buah-buahan, sayuran, sereal, kacang,
gandum
2) Makanlah paling sedikit 3 porsi sayuran dan 2 porsi buah setiap
hari pilih produk bebas lemak atau rendah lemak
3) Perbanyak konsumsi daging merah tanpa lemak, unggas (tanpa
kulit) atau ikan
4) Konsumsi kuning telur kurang dari 3 per minggu
5) Gunakan minyak sayur, margarin yang mengandung asam lemak
tak jenuh dan yang hanya sedikit mengandung asam lemak trans

7
6) Bila makan atau membeli makanan jadi, pilihlah makanan yang
mengandung asam lemak jenuh dan kolesterol yang rendah, atau
makanan yang dipanggang.
b. Pengaturan aktivitas
c. Modifikasi perilaku membina cara makan dan cara beraktifitas yang
sehat
d. Melibatkan keluarga
e. Farmakoterapi : sampai saat ini (2006) tidak ada satu obatpun yang
dianggap aman untuk pemakaian pada usia anak, sedangkan untuk
remaja orlistat dapat digunakan dengan kemasan khusus remaja
(dikombinasi dengan suplemen vitamin yang larut dalam lemak)
f. Pendidikan dan pencegahan
g. Pemantauan pertumbuhan
h. Pendidikan / penjelasan bahaya atau komplikasi obesitas

B. Gizi Remaja
1. Pengertian
Gizi secara etimologi berasal dari bahasa arab "Ghidza" yang
artinya makanan. Menurut dialek mesir "Ghiza" di baca gizi atau polpuler
di Indonesia disebut " Gizi" Gizi atau makanan didefinisikan sebagai
substansi organik yang di butuhkan makhluk hidup untuk bertahan hidup,
untuk menjaga fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, memelihara
kesehatan& melakukan aktifitas20.
2. Gizi bagi remaja adalah makanan yang di konsumsi remaja yang
mengandung zat sumber tenaga, zat pembangunan, dan zat pengatur serta
beraneka ragam jenisnya.
3. Jenis-jenis zat gizi
a. Energi
b. Protein
c. Lemak
d. Mineral

8
Mineral dibutuhkan remaja diperlukan dalam jumlah sedikit, sungguh
demikian peranya sangat penting dalam berbagai proses metabolisme
di dalam tubuh.
Kebutuhan mineral Usia remaja :
Kalsium : 800-1000 mg/hari(pria) 1000-1500/hari (wanita)
Zat besi :10mg
Na : 2,8-7, 8 gr/orang/hari (batasi garam bagi manula yang mengalami
maslah kesehatan)
Air : 6-8 glas/org/hari

C. Susah tidur / Insomnia


Susah tidur atau seringkali disebut insomnia adalah sebuah kondisi
yang terjadi ketika seseorang tersebut merasa kesulitan untuk tidur. Adapun
kondisi lain dari insomnia yaitu sering terbangun di waktu tidur, bangun terlalu
cepat, atau tidak bisa melanjutkan tidur hingga pagi.

9
BAB III
TINJAUAN KASUS
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
DENGAN OBESITAS BERAT

Tanggal Pengkajian : 25-01-2023


Jam Pengkajian : 10.00 wib
Tempat Pengkajian : PKM Labuan
Nama Pengkaji : Murdiyaningsih

A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama : Nn. F
Umur : 18 Tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pendidikan : SMA Kelas XII
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Kp. Nelayan I Desa Teluk
2. Alasan datang periksa / Keluhan utama
Sulit tidur, cepat lelah
3. Riwayat kesehatan sekarang
Mengalami susah tidur dan cepat lelah
4. Riwayat kesehatan keluarga
Didalam keluarga Nn F terdapat keluarga yang menderita penyakit
menurut yaitu DM dari nenek dan bapaknya.
5. Riwayat Haid
Menarche : 15 tahun
Siklus : 28 hari
Lama haid : 5-7 hari
Banyaknya : Sehari ganti pembalut 2-3 kali dan selalu penuh

10
Riwayat penyakit haid : Selalu nyeri perut setiap kali akan haid dan
hilang setelah 1-2 hari
6. Pola fungsional kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Makan 2-3 kali sehari dengan porsi sedang dan sering
makan cemilan
Minum air putih 4-5 gelas sehari dan kadang diselingin
minum
Minuman yang mengandung pemanis
Eliminasi BAK 2-3 kali sehari
BAB seminggu 3-4 kali (BAB tidak lancar)
Istirahat Tidur siang jarang
Tidur malam 6-7 jam

7. Riwayat psikososoiokultural Spiritual :


a. Psikososial
Rasa keinginan untuk makan selalu tinggi, klien dalam menghabiskan
waktu santainya digunakan untuk mengkonsumsi cemilan dan
minuman yang mengandung pemanis.
b. Kultural spiritual
Ada beberapa teman-teman sekolahnya yang membuat lelucon
mengenai kegemukan klien namun klien menganggap hal yang biasa
dan klien tidak memperdulikan itu.

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum pasien
Keadaan umum : Cepat lelah
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu : 36.7 oC

11
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Antropometri
Tinggi badan : 158 cm
Berat badan : 85 Kg
IMT : BB (kg) + (TB(m))2
85 kg + 1,582
85 kg + 2,49
34,13 (Gemuk berat / obesitas)
LILA : 35 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Kulit kepala bersih, tidak ada luka, kontruksi
rambut kuat, distribusi rambut merata
Muka : Tembem dan sedikit jerawat
Mata : Konjunctiva merah muda
Telinga : Bersih
Hidung : Bersih, polip tidak ada
Mulut dan gigi : Tidak ada tonsil / adenoid
Leher : Dagu rangkap, leher pendek, hiperpigmentasi dan
adanya penimbunan lemak, vena jugularis tidak
ada bendungan
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Hiperpigmentasi bagian pinggang, perut
membuncit dan pendular, tidak ada striae
Genetalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Tidak odem, capilari refill kembali dalam 2 detik
3. Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Batas Normal
Glikosa Puasa - mg/dl 70-130
Glukosa
160 mg/dl <100
Sewaktu

12
Cholesterol - mg/dl <200
Asam Urat 4,4 mg/dl 3,6 - 4

C. Analisa Data
Nn. F umur 18 tahun dengan obesitas berat
D. Penatalaksanaan
1. Melakukan Informed Consent
Evaluasi : Ibu menyetujui tindakan yang akan dilakukan
2. Mencuci tangan dan memakai APD level 1
Evaluasi : Mencuci tangan sudah dilaksanakan dan APD sudah di gunakan
3. Menjalin hubungan saling percaya
Evaluasi : klien terbuka mengenai masalah yang sedang dialami dan
menjawab dengan tanpa ragu ketika ditanya
4. Memberitahu klien mengenai hasil pemeriksaan kondisi klien saat ini
dalam keadaan baik namun ada beberapa hasil pemeriksaan yang tidak
normal seperti BB dihitung menggunakan standar IMT masuk dalam
kriteria gemuk berat (obesitas) dan pemeriksaan gula darah melebihi
normal
5. memberi konseling kepada klien mengenai pengertian obesitas, cara
menghitung BB dan pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan pada
penderita obesitas dan asupan nutrisi yang sehat dan seimbang
Evaluasi : klien memahami dilihat ketika klien diminta untuk mengisi
lembar Pre dan Post test
6. Memberikan tanda hasil pemeriksaan peroleh hasil TPPS yaitu
Tekanan darah : 110/70 mmHg Suhu : 36.7 oC
Nadi : 80 x/menit Pernafasan : 20 x/menit
Antropometri
Tinggi badan : 158 cm Berat badan : 85 Kg
IMT : BB (kg) + (TB(m))2
85 kg + 1,582
85 kg + 2,49
34,13 (Gemuk berat / obesitas)

13
LILA : 35 cm
7. Melakukan mendokumentasikan
Evaluasi : dokumentasi sudah dibuat

14
BAB IV
PEMBAHASAN

Obesitas adalah lemak tubuh yang berlebihan yang disimpan dalam tubuh.
Obesitas disebabkan oleh energi (kalori) yang masuk lebih banyak dari energi
(kalori) yang keluar21. Setelah melakukan asuhan kebidanan Nn. F umur 18 Tahun
dengan obesitas di Puskesmas Labuan Kabupaten Pandeglang, Penulis akan
membahas menguraikan isi dari laporan kasus ini khususnya tinjauan kasus ini
untuk melihat kesenjangan yang terjadi pada asuhan kebidanan pada remaja
obesitas.
Pada pembahasan ini penulis juga membandingkan teori-teori yang ada
dengan asuhan kebidanan remaja dengan obesitas pada Nn. F usia 18 tahun
dengan obesitas di Puskesmas Labuan. Pada penyajian data ini, data subjektif
yang dibutuhkan diperoleh anemnesa dengan wawancara kepada pasien,
sedangkan untuk mendapatkan data objektif dilakukan pemeriksaan fisik,
pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.
Tanggal 25-01-2023, pukul 10.00 wib bertempat di ruang PKPR
Puskesmas Labuan, suku jawa, pendidikan terakhir SMA XII, pekerjaan pelajar,
tinggal di Kp. Nelayan I Rt. 02/05 desa Teluk Kecamatan Labuan Kabupaten
Pandeglang.
Dari hasil pengkajian anemnesa di dapat data subjektif Nn. F usia 18 tahun
datang keruang PKPR Puskesmas Labuan untuk mengeluh susah tidur dan cepat
lelah.
Pemeriksaan yang dilakukan pada Nn. F adalah anemnesa, pemeriksaan
umur, pemeriksaan fisik (lepeksi, polpasi dan perkusi). Pada langkah ini
didapatkan Nn. F dalam keadaan memiliki keluhan susah tidur namun pada saat
dilakukan penimbangan BB pasien sedikit malu, hasil anemnesa pasien memiliki
riwayat penyakit DM dari ayah dan nenek, Nn. F memiliki masalah pada pola
fungsional seperti Nn. F sangat menggemari makan yang mengandung goreng-
gorengan, susah BAB, waktu istirahat kurang, kegiatan sehari-hari hanya
dihabiskan bermain media sosial.

15
Pada pemeriksaan objektif didapatkan hasil pemeriksaan penunjang pada
tanggal 25-01-2023 pemeriksa fisik didapat TD 110/70 mmHg Suhu : 36.7 oC, N :
80 x/m. RR : 20 x/m, TB : 158 cm, BB : 85 Kg, IMT 34,13 LILA : 35 cm. wajah
terlihat bulat, perut terdapat adanya penumpukan lemak, pemeriksaan lab didapat
hasil GNS 106 mg/dl dan asam urat 4,4 mg/dl. Data yang dikumpulkan sesuai
dengan teori bahwa obesitas merupakan penumpukan yang abnormal atau berlebih
yang mengganggu kesehatan.
Merasa gemuk adalah merupakan salah satu ciri negatif pada remaja yang
berkarakter dengan tekanan psikologis (jurnal gizi, Indonesia 2018). Pola makan
yang sering terjadi pada anak obesitas adalah makanan berat >3x/hari (umumnya
pagi besar) di tambah dengan cemilan yang tidak sehat (contoh, kentang,
gorengan, makanan ringan dalam kemasan) serta minum teh manis atau softdrink
setiap makan22. Aktifitas fisik yang mengarah pada sedentary life style akibat
perubahan gaya hidup menjadi pencetus terjadinya obesitas khususnya di
Indonesia23. Melakukan pengukuran berat badan menggunakan cara IMT dengan
nilai melebihi klasifikasi24.

16
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gambaran mengenai remaja putri dengan obesitas pada Nn. F umur 18
tahun mengatakan dirinya gemuk dan merasa cemas dengan keadaanya
dengan keluhan berat badan yang menjadikan dirinya gemuk dan merasa
cemas dengan keadaannya dengan keluhan berat badan yang menjadikan
dirinya takut berat badanya semakin naik. Saat memeriksakan keadaanya ia
mengatakan bahwa bidan menganjurkan untuk diet sehat guna menurunkan
bobot berat badanya dan merasa minder jika selalu ada yang menyinggung nya
soal berat badanya.
1. Faktor-faktor yang menyebabkan obesitas panas Nn. F umur 18 tahun
dengan obesitas adalah pada status gizi yaitu tidak baik karena porsi
makan yang tidak biasa, pasien paling suka makan goreng-gorengan, dan
makan dalam porsi tidak sedikit.
2. Resiko obesitas pada remaja putri Nn. A umur 18tahun dengan gejala
obesitas menunjukan hasil IMT 34,13 kg/m2
3. Dampak obesitas pada remaja putri Nn. F umur 18 tahun merasa cepat
lelah, sulit melakukan aktifitas & susah tidur dengan kondisi badanya yang
gemuk.
4. Penanganan, pencegahan, cara mengatasi dengan gejala obesitas.
5. Penurunan berat badan, meski dalam jumlah kecil, dan
mempertahankannya secara stabil dapat mengurangi resiko seseorang
mengalami komplikasi penyakit obesitas, juga memiliki pola makan sehat,
diet rendah.

B. Saran
1. Bagi Pasien
Diharapkan bagi setiap pasien / remaja yang obesitas agar senantiasa
memperhatikan makan yang berlemak / makanan instant.

17
2. Bagi Bidan
Dapat memberi masukan mengenai implementasi asuhan kebidanan pada
Nn. F usia 18 tahun dengan obesitas.
3. Institusi Pendidikan
Diharapkan penyusunan asuhan kebidanan pada Nn. F usia 18 tahun
dengan obesitas dapat dijadikan sebagai badan tambahan pelajaran sebagai
bahan evaluasi dalam membuat study kasus dan juga di jadikan sebagai
bahan bacaan pustaka.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Agustin, Eni Hidayati. 2006. Citra Perempuan Dalam Novel Moga Bunda
Disayang Allah Karya Tere Dye. Surakarta : Skripsi UMS (tidak diterbitkan)
2. Angraini, Dian, dan Roliadi, Han. 2011. Pembuatan PULP dari Tandan
Kosong Kelapa Sawit Untuk Karton Pada Usaha Skala Kecil. Jurnal Penelitian
Hasil Hutan Vol. 29 No. 3
3. Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen {erlengkapan Sekolah Teori dan
Aplikasinya, Jakarta : Bumi Aksara
4. Depkes RI 2005; Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 23 tahun 2005
Tentang Kesehatan; Jakarta; Hal 1. Fisioterapi Indonesia; Jakarta; Hal.5.
5. Fikawati, Sandra dkk. Gizi Anak Remaja, Depok : Rajawali Pers; 2017
6. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2016) Pencegahan Obesitas Pada
Remaja. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pencegahan-obesitas-
pada-remaja
7. Internasional Journal Of Pediatrics And Adolescemnt Medicine Xxx (2019).
Screening Of Egyptian Obase Children And Adolescents For
Insertion/Deletion (I/D) Polymorphism In Angiotensin-Converting Enzyme
Gene
8. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI
9. Kemenkes RI. 2012. Panduan Gerakan Nasional Sadar Giji. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.
10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Hasil Pemantuan Status
Gizi (PSG) dan Penjelasannya Tahun 2016.
http://www.kesmas.kesmas.go.id/asawra/upload/dir519d41d8cd98f00/file/
buku-saku-hasilPSG-2016 842.Pdf
11. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak.

19
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/upload/2011/11/buku-sk-antropometri-
2010

20
LEAFLET OBESITAS PADA REMAJA
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA PUTRI Nn. F UMUR
18 TAHUN DENGAN OBESITAS
DI PUSKESMAS LABUAN
TAHUN 2023

Link : https://photos.app.goo.gl/EzhBwmnFnSTx917m6
https://drive.google.com/file/d/1DxoO9PQSwW6-eYDLThqBFQLD-dnuKWoj/view?
usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai