OLEH :
ANISA HUSNAA AFIIFAH
NIM: PO.71.24.11.90.122
Oleh :
ANISA HUSNAA AFIIFAH
NIM : PO.71.24. 1.1.90.122
Tim Pembimbing
Mengetahui
Ketua Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyajikan Proposal yang berjudul “Faktor-
faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Posyandu Dahlia Desa Lopak
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
Kemenkes Jambi.
2. Ibu Yuli Suryani, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jambi.
3. Ibu Enny Susilawati, M.Keb Selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
7. Orang tua serta keluarga besar penulis yang sangat penulis cintai, terima kasih
dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
sifatnya membangun dalam rangka perbaikan Proposal ini. Akhir kata, penulis
ucapkan terima kasih dan semoga Proposal ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
1. Lembar Persetujuan
2. Informed Consent
3. Kuesioner
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini
pesat dan disertai dengan perubahan yang memerlukan zat- zat gizi
gizi yang terserat didalam tubuh kurangnya gizi yang diserap oleh
kembang anak di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi pada
dalam MDGS 2015 adalah status gizi balita. Status gizi balita diukur
berat badan kurang pada tahun 2010 adalah 17,9 % yang terdiri dari
Banten sampai 30,5 % di NTB. Provinsi Jambi berada pada urutan ke-
diketahui jumlah balita yang gizi baik 94,00%, Gizi kurang 5,54% dan
badan jarang naik, ibu membiarkan saja anak membeli jajan yang
tidak ada nilai gizinya, balita hanya diberi telur, kecap dan roti, anak
jarang minum susu, ibu membiarkan anak makan sesuka yang mereka
mau, untuk makan sayur anak sangat sulit dan makanan yang sangat
mudah serta murah adalah mie instant dengan kerupuk, perilaku ibu
yang penting anak kenyang dan tidak rewel cukup membuat ibu
B. Rumusan Masalah
dengan status gizi pada balita di Posyandu Dahlia Desa Lopak Aur.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
dengan Status Gizi Balita di Posyandu Dahlia Desa Lopak Aur Tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
Batanghari.
Juni 2023, di Posyandu Dahlia Desa Lopak Aur. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh ibu yang memiliki balita di Posyandu Dahlia Desa Lopak Aur
sebanyak 180 orang. Pengambilan sampel adalah 10% dari populasi yaitu 18
menayakan pada ibu tentang makan tidak seimbang pedoman isi piring ku, dan
penyakit infeksi yang dialami balita dalam 3 bulan terakhir. Pengolahan data
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Gizi
1. Pengertian Gizi
Antara zat gizi yg masuk ke dalam tubuh dari makanan dengan zat
metabolisme. Adapun zat easy atau nutrien adalah zat yang ada
(Gizi,2021:19).
(Gizi,2021 : 22).
17
tenaga
aktivitas sehari-hari.
dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu, serta hasil
a) Karbohidrat
membutuhkannya.
b) Lemak
c) Protein
tubuh.
19
d) Vitamin
e) Mineral
f) Air
tubuh. Air berperan sebagai Pelarut material zat gizi dan juga
diukur (Kanah, 2020 : 80). Status gizi adalah faktor yang terdapat
2016 : 19 ).
(Gizi,2021 : 36 ).
Umur adalah tinggi badan anak yang dicapai pada umur tertentu.
mana memerlukan perhatian dan kasih sayang dari orang tua dan
45 )
2) Bayi usia 0-6 bulan : pada saat lahir dan kunjungan Neonatal.
fasilitas kesehatan.
spesifik(Ghibson,2005: 66).
(Baliwati,2004 : 80)
(Gizi,2021 : 81).
yang diteliti(Suparisa,2014: 14 ).
Santoso,2010 : 13-14 ).
90)
1. Balita
rawan akan masalah gizi, karena pada usia balita berlangsung tahap
anak balita juga merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan
populasi besar.
1. Anak balita baru berada dalam masa transisi dari makanan bayi
3. Anak balita sudah mulai main di tanah dan sudah dapat main di
a. Indek Antropometri
diintervensi.
(kronis).
WHO -2007
(Z-Score)
60 Bulam. ( Underweight ) -2 SD sd + 1 SD
Normal
-2 SD sd + 3 SD
> + 3 SD
Obesitas (Obese)
>+ 2 SD sd + 3 SD
>+ 3 SD
34
-3 SD sd <-2 SD
Gizi Kurang (Wasted
overweight)
Obesitas (Obese)
>+ 2 SD sd + 3 SD
>+ 3 SD
Obesitas (Obese) -2 SD sd + 1 SD
+ 1 SD sd + 2 SD
35
>+ 2 SD
36
ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi
memenuhi kebutuhan tubuh akan zat gizi. Kekurangan gizi pada salah
dicukupi oleh makanan lain. Untuk itu pemberian menu seimbang dengan
zat gizi secara lengkap (Almatsier, 2008). Makanan merupakansalah satu faktor
penentu kesehatan kita. Semakin bergizi makanan yang kita makan, semakin
b. Satu jenis atau lebih makanan lauk pauk sebagai sumber protein
sebagainya
c. Satu jenis atau lebih makanan kelompok jenis sayuran sebagai sumber
b. Gunakan bahan dengan rasa dan tekstur yang bervariasi. Ingat, kadar
kalori, nutrisi, dan serat pada jenis makanan dalam kelompok yang
Padukan bahan makanan dengan warna, bentuk, rasa, dan tekstur yang
berbeda.
38
b. Hindari makanan yang kaya lemak jenuh, gula, kalori, dan sodium.
Pastikan
Tinggi
f. BiasakanSarapan
Badan Normal.
39
Gambar 1
tidak berlebihan.
diri dari sumber infeksi, contohnya adalah mencuci tangan, menutup makanan yang
akan disajikan, memakai alas kaki, dan menutup mulut dan hidung bila bersin.
tubuh. Mengajak anak bermain atau berjalan bersama adalah contoh aktivitas fisik
d. Mempertahankan dan memantau berat badan normal Indikator untuk bayi dan
balita adalah perkembangan berat badan terhadap usia dengan menggunakan acuan
Kartu Menuju Sehat (KMS), atau kurva CDC/NCHS, atau kurva WHO. Pada bayi 0-
Pada usia 6-12 bulan, bayi harus mulai diberikan Makanan Pendamping ASI
(MPASI). Makanan pendamping ASI mulai diberikan dengan tekstur makanan yang
masih halus, seperti buah- buahan yang dilumatkan, atau bubur beras (boleh
menggunakan tepung beras) yang dilumatkan, dengan bertambahnya usia, bayi mulai
dikenalkan dengan tekstur makanan yang lebih kasar seperti bubur tim saring dengan
campuran sayuran dan protein hewani atau nabati (7 bulan). Lalu, tekstur
makanan selingan seperti bubur kacang hijau atau finger food seperti biskuit.
yang sering dimakan keluarga hingga nasi pada usia 12 bulan (Kemenkes RI, 2015)
Ketika anak sudah beranjak usia 1 hingga 5 tahun, porsi makanan sudah setengah
dari porsi dewasa. Anak diharapkan sudah makan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan
Memasuki usia ini biasanya anak mulai susah makan dan sebagian anak mulai
memilih.
e. Mempertahankan dan memantau berat badan normal Indikator untuk bayi dan
balita adalah perkembangan berat badan terhadap usia dengan menggunakan acuan
Kartu Menuju Sehat (KMS), atau kurva CDC/NCHS, atau kurva WHO.
Pada bayi 0-6 bulan, ASI merupakan satu-satunya makanan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan.
Pada usia 6-12 bulan, bayi harus mulai diberikan Makanan Pendamping ASI
(MPASI). Makanan pendamping ASI mulai diberikan dengan tekstur makanan yang
masih halus, seperti buah- buahan yang dilumatkan, atau bubur beras (boleh
menggunakan tepung beras) yang dilumatkan, dengan bertambahnya usia, bayi mulai
dikenalkan dengan tekstur makanan yang lebih kasar seperti bubur tim saring dengan
campuran sayuran dan protein hewani atau nabati (7 bulan). Lalu, tekstur
geligi (8 bulan). Usia 9 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan selingan
seperti bubur kacang hijau atau finger food seperti biskuit. Kepadatan dan tekstur
keluarga hingga nasi pada usia 12 bulan (Kemenkes RI, 2015) Ketika anak sudah
42
beranjak usia 1 hingga 5 tahun, porsi makanan sudah setengah dari porsi dewasa.
Anak diharapkan sudah makan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan malam disertai
dengan dua kali makanan selingan. Memasuki usia ini biasanya anak mulai susah
milih makanan (picky eater). Untuk menghindari hal ini, orang tua dapat
2015)
i. Tidur nyenyak
Dampak kekurangan gizi yang dimaksud disini adalah akibat negatif dari
anak
keadaan gizi kurang yang kronis serta latar belakang ekonomis keluarga.
46
Bila keadaan Gizi kurang yang kronis serta ada pada taraf sedang 70-90
persen
dimasa depan.
kualitas manusia usia muda ini berarti hilangnya sebagian besar potensi
Keadaan gizi kurang tingkat berat pada masa bayi dan balita ditandai
rakyat.
atau dijual dengan harga minim, makanan semacam ini ditujukan anak
gangguan pada bayi dan balita usia di bawah lima tahun (balita) adalah
tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dan makan dengan
karena
menurunkan
pantangan makan pada makanan tertentu yang masih sering kita jumpai
ayam dan jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk
anak.
banyak anak yang menderita gangguan gizi karena ibunya sedang hamil
atau adiknya yang baru lahir, sehingga ibu kurang dapat merawat secara
gizi buruk.
F. sosial ekonomi
makanan.
51
kurang gizi adalah makan yang tidak seimbang dan penyakit infeksi
1. Penyebab langsung
anak mengikuti apa yang dimakan oleh orang tuanya, untuk itu
52
diperlukan pengetahuan gizi yang baik dari ibu serta keterampilan dalam
yang bervariasi, jangan memaksa jika anak tidak suka makanan tertentu
dan tawarkan kembali makan itu lain waktu. Makanan yang bervariasi
memberikan rasa pedas atau rasa lain yang terlalu merangsang. Masakan
karbohidrat, lemak, buah dan sayur agar ia mendapat semua vitamin dan
adalah susu. Susu sangat dibutuhkan oleh tubuh karena susu merupakan
vitamin, serat dan lemak. Tumbuhkan kebiasaan makan yang sehat sejak
dini berikan anak anda sayur setiap kali makan. Makan pagi sangat
dilengkapi nasi, lauk-pauk, sayur, buah dan susu Bubur kacang hijau
1) Waktu makan
54
balita. Untuk itu, berikan makanan 5-6 kali waktu terdiri dari 3 kali
makan utama dan 2-3 kali makan selingan (snack) porsi makan. Balita
mempunyai kapasitas lambung yang kecil. Oleh karena itu, porsi makan
yang bisa ditolelir adalah porsi kecil untuk melengkapi kebutuhan gizi
balita, berikan makan setiap 3-4 jam dengan porsi kecil, tetapi padat gizi.
mencegah balita dari gejala kelelahan dan nafsu makan balita terkontrol
dengan baik, jika cemilan yang diberikan tinggi gula, selera makan anak
untuk membujuknya
sama
makan yang turun pada anak yang normal hanya berlangsung beberapa
makanan dengan gizi yang setara, hal ini akan membantu kecukupan gizi
balita, tapi ibu juga harus mengingat jika nafsu makan balita turun dan
dokter.
3). Menolak makanan tertentu Hal ini lazim terjadi pada balita, jika ini
terjadi maka carilah solusi lain seperti membuat kreasi makanan dari
mengandung
enak dan disukai balita belum tentu jajanan yang mempunyai nilai gizi
ibu harus mengajari balita bahwa makanan cepat saji dapat mengganggu
a. Pola Asuh
dalam hal ini gizi kurang dan gizi buruk lebih dipengaruhi oleh beberapa
faktor yakni, penyakit infeksi dan asupan makanan yang secara langsung
pengetahuan ibu juga merupakan salah satu faktor yang secara tidak
(Soetjiningsih, 2011).
b. Pekerjaan
c.Pengetahuan
pengetahuan ibu yang baik dapat menurunkan angka gizi buruk pada
2003;121).
d. Status Ekonomi
60
Tingkat penghasilan ikut menentukan jenis pangan apa yang akan dibeli
Oleh karena itu perbaikan gizi dapat dianggap sebagai alat maupun
e. Pendidikan
giziburuk(TarwotadanWartonah,2006:78-79).
f. Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan
kebiasaan. Status gizi yang dipengaruhi oleh faktor internal antara lain:
a. Umur
orang tua dalam pemberian nutrisi pada anak dan remaja. Kebutuhan
aktivitas. Jika kebutuhan energi (zat tenaga) terpenuhi dengan baik maka
b. Kondisi fisik
Seseorang yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut
mereka yang buruk. Anak dan remaja pada periode hidup ini kebutuhan
kurang
Kurang Gizi
Dampak
penyebab
lansung Penyakit Infeksi
Makan Tidak
Seimbang
penyebab tidak
lansung
Pola asuh tidak Sanitasi dan air
Tidak cukup
memadai bersih/pelayanan
persediaanpangan
kesehatandasar
67
p
Kurang pemberdayaan
o perempuan keluarga,kurang
pemanfaatan sumber daya
k
Krisis Ekonomi,politik
m dan sosial
k
68
Akar masalah
BAB III
DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
aspek lain seperti faktor tidak langsung yaitu pola asuh dan status
54
55
Ba
gan 3.1
Kerangka
Konsep
Penelitian
Pendidikkan Ibu
Pekerjaan Ibu
Pengetahuan ibu
Tabel 3.1
Ukur/Skala
57
6.Air Putih
nilai
pengetahuan
0 : Baik,jika nilai
pengetahuan
Alat:
Timbangan
Dacin dan
Meteran
micotaiase .
Skala :
Ordinal
Hasil:
1. Baik :Jika
sesuai standar
WHO > -2
SD
0 . Kurang baik :
Jika tidak se
standar
WHO<- 2 SD
suai
Hasil:
1 : Pendidikka
Rendah : Tidak
sederajat.
0 : Baik,jika nilai
pengetahuan
2010 rendah,jika
pendapatan<
Rp.684.000.-
0 : Pendidikkan tinggi
,perguruan Tinggi
60
C. Hipotesa
2023.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pada balita di Posyandu Dahlia Desa Lopak Aur tabel BB/TB dari
2023.
59
60
D. Pengumpulan Data
E. Pengolahan Data
pengumpulan data.
menganalisis:
gizi
F. Analisis Data
1. Analisis Univariat
tiap variabel.
64
2. Analisis Bivariat
gagal ditolak).
DAFTAR PUSTAKA
Aditama.
Dinas Kesehatan Kota Jambi. 2016. Profil Kesehatan Kota Jambi 2016.
Indonesia.
ii
lxi
dan Anak.
Balita.
lx
lx