Anda di halaman 1dari 79

STUDI KASUS ASUHAN GIZI PADA ANAK BALITA

GIZI KURANG DI KELURAHAN BAJU BODOA


KECAMATAN MAROS BARU

DISUSUN

RIZA MULIANA
PO.71.3.231.15.1.039

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI
MAKASSAR
2018

i
STUDI KASUS ASUHAN GIZI PADA ANAK BALITA GIZI
KURANG DI KELURAHAN BAJU BODOA
KECAMATAN MAROS BARU

DISUSUN

RIZA MULIANA
PO.71.3.231.15.1.039

Tugas Akhir

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi
Tahun Akademik 2017/2018

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI
MAKASSAR
2018

i
ii
RINGKASAN

RIZA MULIANA “Studi kasus asuhan gizi pada anak balita gizi kurang di
Kelurahan Baju Bodoa Kecamatan Maros Baru”. (dibimbing oleh H.
Mustamin, SP, M.Kes dan Dr. Nadimin, SKM, M.Kes).

Gizi Kurang adalah kondisi sebagai akibat dari konsumsi makanan


yang tidak memadai jumlahnya pada kurun waktu cukup lama yang ditandai
dengan berat badan menurut umur (BB/U) yang berada pada <-2 SD
sampai >-3SD tabel baku WHO-NCHS. Penyebab langsung terjadinya gizi
kurang dimana makan tidak seimbang dan kesehatan (penyakit infeksi). Hal
ini membuktikan bahwa status gizi berhubungan erat dengan asupan dan
penyakit infeksi.
Tujuan umum dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui
keadaan balita gizi kurang di Kelurahan Baju Bodoa Kecamatan Maros Baru
setelah menjalani asuhan gizi.
Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
studi kasus tentang asuhan gizi pada anak balita gizi kurang. Lokasi
penelitian dilakukan di Kelurahan Baju Bodoa kecamatan Maros baru
Kabupaten Maros pada bulan April 2018. Sampel penelitian adalah balita
gizi kurang berjumlah 1 orang. Data asupan zat gizi dikumpulkan dengan
metode Food Recall kemudian diolah menggunakan aplikasi Nutrisurvey.
Hasil penelitian diperoleh status gizi sampel yaitu status gizi kurang,
pola makan yang tidak terartur serta senang mengonsumsi makanan
jajanan. Selama 14 hari pengamatan terjadi peningkatan berat badan dan
peningkatan asupan pada sampel.
Sebaiknya ibu balita dapat memberikan pola asuh yang baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak baik berupa perawatan, dukungan
dan hal yang baru untuk mengasah perkembangan motorik anak.
Disarankan kepada keluarga khususnya ibu anak balita agar dapat
menerapkan intervensi gizi yang telah diberikan selama proses asuhan gizi
berupa pemberian makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan
anak balita, penerapan higene atau sanitasi dalam lingkungan rumah.

Kata Kunci : Asuhan Gizi, Balita, Gizi Kurang


Daftar Pustaka : 27 ( 2002-2017)

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala

karena berkat rahmat dan karuniaNya sehingga penulis mampu

menyelesaikan Karya Tulis yang berjudul “Studi Kasus Asuhan Gizi Pada

Anak Balita Gizi Kurang Di Kelurahan Baju Bodoa Kecamatan Maros

Baru”. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Ir. H. Agustian Ipa, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Makassar.

2. Dr. Nadimin, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik

Kesehatan Kemenkes Makassar dan juga selaku pembimbing

pendamping yang telah memberi arahannya selama penyusunan Tugas

Akhir ini.

3. Hj. Sukmawati, SKM, M.Kes selaku ketua prodi Diploma III Jurusan Gizi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar.

4. H. Mustamin, SP, M.Kes selaku pembimbing utama yang telah memberi

arahannya selama penyusunan Tugas Akhir ini.

5. Aswita Amir, DCN, M.Si selaku penguji yang telah memberikan saran

atau masukan untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini.

6. Seluruh staf dosen dan staf adminiistrasi Jurusan Gizi Poltekkes

Kemenkes Makassar yang telah memberikan bantuan moril bagi

penulis, baik dalam proses pendidikan maupun dalam penyusunan

Tugas Akhir ini.

iv
7. Sahabat-sahabatku yang telah menemaniku dalam suka maupun duka,

yang memberi cinta dan kebahagiaan hidup yang tidak bisa penulis

ungkapkan dengan kata-kata.

Teristimewa dari lubuk hati yang dalam, penulis menghaturkan

terima kasih kepada keluargaku khususnya Ibu dan Almarhum Ayah

tercinta atas segala doa dan pengorbanannya diberikan, baik moril

maupun materil. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas akhir ini

masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis tetap

mengharapkan kritikan dan saran yang sifat membangun demi

perbaikan Tugas akhir ini. Semoga Tugas akhir ini bermanfaat bagi

pembaca pada umumnya dan terkhusus bagi penulis.

Makassar, Agustus 2018

Penulis

v
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... i

RINGKASAN......................................................................................... ii

KATA PENGANTAR.............................................................................. iii

DAFTAR ISI........................................................................................... v

DAFTAR TABEL……........................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Gizi Kurang .............................................. 6

B. Tinjauan Tentang Penilaian Status Gizi ................................ 9

C. Tinjauan Tentang Asuhan Gizi ............................................. 11

D. Tinjauan Tentang Terapi Gizi Pada Anak Balita Gizi Kurang 16

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel ..................................................... 21

B. Kerangka Konsep ................................................................. 22

vi
BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................... 23

B. Waktu dan Tempat Penelitan ................................................ 23

C. Kasus.................................................................................... 23

D. Pelaksanaan Asuhan Gizi ..................................................... 24

E. Pengolahan dan Penyajian Data .......................................... 30

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian…………………………………………………. 31

B. Pembahasan………………………………………………….... 45

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………………………………………………………… 48

B. Saran ……………………………………………………………….. 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

Halaman
Tabel 01. Asupan dan Peningkatan Berat Badan ................................ 39

Tabel 02. Peningkatan Berat Badan ................................................... 44

Grafik 01. Tingkat Konsumsi Energi..................................................... 40

Grafik 02. Tingkat Konsumsi Protein.................................................... 41

Grafik 03. Tingkat Konsumsi Lemak .................................................... 42

Grafik 04. Tingkat Konsumsi Karbohidrat ............................................ 43

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 01. Kuesioner Identitas Anak dan Orang Tua

Lampiran 02. Formulir Food Frequency

Lampiran 03. Formulir Food Recall

Lampiran 04.Formulir Catatan Asuhan Gizi

Lampiran 05. Kuesioner Monitoring dan Evaluasi

Lampiran 06. Foto

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa maju salah satu cirinya adalah yang memiliki tingkat

kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini

dipengaruhi oleh keadaan gizi. Masalah gizi pada hakekatnya adalah

masalah kesehatan masyarakat yang dipengaruhi oleh banyak faktor, oleh

karena itu penanggulangan masalah gizi tidak dapat dilakukan dengan

pendekatan kesehatan saja akan tetapi juga melibatkan sektor lain seperti

pendidikan, agama dan sosial (Kemenkes RI 2014).

Gizi Kurang (undernutrition) adalah kondisi sebagai akibat dari

konsumsi makanan yang tidak memadai jumlahnya pada kurun waktu

cukup lama yang ditandai dengan berat badan menurut umur (BB/U) yang

berada pada <-2 SD sampai >-3SD tabel baku WHO-NCHS. Kekurangan

zat gizi adaftif bersifat ringan sampai dengan berat. Gizi kurang banyak

terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun (Adriani, Wirajatmadi 2012).

Tahun 1998 UNICEF membuat analisis penyebab terjadinya kurang

gizi, dimana makan tidak seimbang dan kesehatan (penyakit infeksi)

menjadi penyebab langsung terjadinya kurang gizi.Hal ini membuktikan

bahwa status gizi berhubungan erat dengan asupan dan penyakit infeksi

(Fanny, dkk 2013).

1
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang

.status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup

zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan

pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan

secara umum pada tingkat setinggi mungkin.Status gizi kurang terjadi bila

tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial.Status

gizi kurang terjadi gangguan gizi (Almatsier 2009).

Pada anak balita, kebutuhan berbagai zat gizi semakin meningkat

dan tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja. Pada usia ini anak berada pada

periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai terpapar terhadap

penyakit infeksi dan secara fisik mulai aktif, sehingga kebutuhan terhadap

zat gizi harus terpenuhi dengan memperhitungkan aktivitas fisik dan infeksi

pada anak balita (Kemenkes RI 2014).

Masalah Gizi Makro, terutama masalah kurang energi dan protein

(KEP), telah mendominasi perhatian para pakar gizi selama puluhan tahun.

Pada tahun 1980-an data dari lapangan di banyak Negara menunjukkan

bahwa masalah gizi utama bukan kurang protein, melainkan lebih banyak

karena kurang energi atau kombinasi kurang energi dan protein. Bayi

sampai anak berusia lima tahun lazim disebut balita, dalam ilmu gizi

dikelompokkan sebagai golongan penduduk yang rawan terhadap

kekurangan gizi termasuk KEP. Berdasarkan data Susenas, prevalensi gizi

buruk dan gizi kurang pada balita telah berhasil diturunkan dari 35,57%

tahun 1992 menjadi 24,66% pada tahun 2000. Namun terdapat

2
kecenderungan peningkatan kembali prevalensi pada tahun

berikutnya.Selain itu, jika melihat pertumbuhan jumlah penduduk dan

proporsi balita dari tahun ke tahun, sebenarnya jumlah balita penderita gizi

buruk dan kurang cenderung meningkat (Adriani & Wirajatmadi 2012).

Asuhan gizi merupakan proses penanganan problem gizi yang

sistematis dan akan memberikan tingkat keberhasilan yang tinggi. Tujuan

pemberian asuhan gizi adalah mengembalikan pada status gizi baik dengan

mengintervensi gizi melalui edukasi dari konseling gizi yang efektif,

pemberian dietetik yang sesuai untuk sampel di rumah sakit. Kolaborasi

dengan profesi lain sangat mempengaruhi keberhasilan asuhan gizi yang

terukur dilakukan untuk menunjukkan keberhasilan penanganan asuhan

gizi.

Pentingnya asuhan gizi pada anak balita gizi kurang karena dapat

membantu dalam menangani dan mengembalikan status gizi normal

dengan cara mengintervensi gizi melalui edukasi dari konseling gizi yang

efektif, pemberian dietetik yang sesuai untuk sampel .melalui proses

asuhan gizi terstandar secara berurutan dimulai dari langkah assesmen,

diagnosis, intervensi dan monitoring dan evaluasi gizi (Bina Gizi dan

Kesehatan Ibu dan Anak 2014).

Riskesdas 2007, 2010, 2013 menunjukkan bahwa Indonesia masih

memiliki masalah kekurangan gizi. Kecenderungan prevalensi gizi kurang

(Underweight) berturut-turut 18,4%, 17,9%, dan 19,6% (Kemenkes 2013).

3
Persentase balita gizi kurang usia 0-59 bulan menurut indeks BB/U

berdasarkan provinsi Sulawesi Selatan 2015 sebesar 17,1 %, sedangkan

Persentase balita gizi kurang usia 0-59 bulan menurut indeks BB/U

berdasarkan provinsi Sulawesi Selatan 2016 sebesar 20,1 %

(Kemenkes RI 2015;Kemenkes RI 2016).

Persentase status gizi kurang balita usia 0-59 bulan berdasarkan

indeks BB/U berdasarkan Kabupaten Maros 2015 sebesar 21,8 %,

Sedangkan Persentase status gizi kurang balita usia 0-59 bulan

berdasarkan indeks BB/U berdasarkan Kabupaten Maros 2016 sebesar

26,2% (Kemenkes RI 2015;Kemenkes RI 2016).

Berdasarkan data Praktek Belajar Lapangan 2017 di Kelurahan Baju

Bodoa, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros Persentase status gizi

kurang balita usia 24-36 bulan berdasarkan indeks BB/U sebesar 1,5 %

(Poltekkes Jurusan Gizi 2017).

Berdasarkan uraian di atas tentang pentingnya peranan asupan zat

gizi dan dampaknya bagi status gizi anak balita penulis tertarik untuk

meneliti asuhan gizi pada anak gizi kurang di Kelurahan Bajo Bodoa

Kecamatan Maros Baru Kabupaten Maros.

B. Rumusan masalah

Bagaimana keadaan gizi anak balita gizi kurang setelah menjalani asuhan

gizi di Kelurahan Baju Bodoa Kecamatan Maros Baru?

4
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui asuhan gizi

pada anak balita gizi kurang di Kelurahan Baju Bodoa Kecamatan

Maros Baru.

2. Tujuan khusus

a. Melakukan assesment gizi pada anak balita gizi kurang di

Kelurahan Baju Bodoa Kecamatan Maros Baru.

b. Menentukan diagnosis gizi pada anak balita gizi kurang di

Kelurahan Baju Bodoa Kecamatan Maros Baru.

c. Melakukan Intervensi gizi pada anak balita kurang di Kelurahan

Baju Bodoa Kecamatan Maros Baru.

d. Melakukan monitoring dan evaluasi gizi pada anak balita

kurang di Kelurahan Baju Bodoa Kecamatan Maros Baru.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam mengaplikasikan

ilmu tentang pemberian asuhan gizi pada anak balita gizi kurang.

2. Bagi Peneliti Lain

Memberikan informasi dan sebagai acuan dasar untuk penelitian

selanjutnya.

5
3. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi mengenai pemberian asuahn gizi terhadap

anak balita gizi kurang sebagai penunjang penyembuhan anak balita

status gizi kurang.

6
Berbagai problem actual yang berkaitan dengan

asupan energi, zat gizi, cairan, atau zat bioaktif, melalui diet

oral atau dukungan gizi (gizi enteral dan parental).

2) Domain klinis

Berbagai problem gizi yang terkait dengan kondisi

medis atau fisik.

3) Domain perilaku-lingkungan

Berbagai problem gizi yang terkait dengan

pengetahuan, sikap/keyakinan, lingkungan fisik, akses ke

makanan, air minum, atau persediaan makanan, dan

keamanan makanan.

3. Intervensi gizi

Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang

ditujukan untuk merubah perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau

aspek status kesehatan individu.

a. Tujuan :

Mengatasi masalah gizi yang teridentifikasi melalui

perencanaan dan penerapannya terkait perilaku, kondisi

lingkungan atau status kesehatan individu, kelompok atau

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi klien.

16
b. Komponen intervensi gizi

Intervensi gizi terdiri dari 2 (dua) komponen yang saling

berkaitan yaitu perencanaan dan implementasi.

c. Kategori intervensi gizi

Kategori intervensi gizi dikelompokkan dalam 4 (empat)

kategori, sebagai berikut :

1) Pemberian makanan/ diet

2) Edukasi

3) Konseling

4) Koordinasi asuhan gizi

4. Monitoring dan evaluasi gizi

a. Tujuan :

Mengetahui tingkat kemajuan sampel dan apakah tujuan

atau hasil yang diharapkan telah tercapai. Hasil asuhan gizi

seyogyanya menunjukkan adanya perubahan perilaku dan

status gizi yang lebih baik.

b. Cara monitoring dan evaluasi

1) Monitor perkembangan sampel/ klien

2) Mengukur hasil dari indikator asuhan gizi

3) Evaluasi dampak dari keseluruhan intervensi terhadap hasil

kesehatan sampel secara menyuluruh

17
c. Objek yang dimonitor

Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi dipilih indikator

asuhan gizi. Indikator yang di monitor sama dengan indikator

pada assessment gizi, kecuali riwayat personal (Bina Gizi dan

Kesehatan Ibu dan Anak 2014).

D. Tinjauan Tentang Terapi Gizi Pada Anak Balita Gizi Kurang

1. Jenis Diet

Diet energi tinggi protein tinggi.

Diet energi tinggi protein tinggi adalah diet yang mengandung energi

dan protein di atas kebutuhan normal. Diet diberikan dalam bentuk

makanan biasa ditambah bahan makanan sumber protein tinggi

seperti susu, telur dan daging, atau dalam bentuk minuman enteral

tinggi energi tinggi protein. Diet ini diberikan bila sampel telah

mempunyai cukup nafsu makan dan dapat menerima makanan

lengkap.

2. Tujuan Diet

a. Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk

mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.

b. Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal.

18
3. Syarat Diet

a. Energi tinggi yaitu 40-45 kkal/kg BB.

b. Protein tinggi yaitu 2,0-2,5 g/kg BB.

c. Lemak cukup yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.

d. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.

e. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal.

f. Makanan diberikan dalam benuk mudah cerna.

4. Macam Diet Dan Indikasi Pemberian

a. Kurang energi proein (KEP)

b. Sebelum dan setelah operasi tertentu, multi trauma, serta selama

radioterapi dan kemoterapi.

c. Luka bakar berat dan baru sembuh dari penyakit dengan panas

tinggi.

d. Hipertiroid, hamil, dan post partum dimana kebutuhan energi dan

protein meningkat.

19
5. Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

Tabel 01

Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Sumber karbohidrat Nasi, roti, mi, -
macaroni dan hasil
olah tepung-tepungan
lain, seperti cake,
tarcis, pudding dan
pastry, dodol, ubi,
karbohidrat
sederhana seperti
gula pasir.
Sumber protein Daging sapi, ayam, Dimasak dengan
hewani ikan, telur, susu dan banyak minyak atau
hasil olahan seperti kelapa/santan kental.
dkeju dan yoghurt
custard dan es krim.

Sumber protein nabati Semua jenis kacang- Dimasak dengan


kacangan dan hasil banyak minyak atau
olahannya, seperti kelapa/santan kental.
tempe, tahu, dan
pindakas.
Sayuran Semua jenis sayuran, Dimasak dengan
terutama jenis B, banyak minyak atau
seperti bayam, kelapa/santan kental.
buncis, daun
singkong, kacang
panjang, labu siam
dan wortel direbus,
dikukus dan ditumis.

20
Buah-buahan Semua jenis buah -
segar, buah kaleng,
buah kering dan jus
buah.

Lemak dan minyak Minyak goring, Santan kental.


mentega, margarine,
santan encer, salad
dressing.

Minuman Soft drink, madu, Minuman rendah


sirup, the dan kopi energi.
encer.

Bumbu Bumbu tidak tajam, Bumbu yang tajam,


seperi bawang merah, seperti cabe dan
bawang putih, laos, merica.
salam dan kecap.

6. Bentuk Makanan

Disesuaikan dengan kemampuan penerimaan makanan anak .

21
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar pemikiran variabel

Gizi Kurang (undernutrition) adalah kondisi sebagai akibat dari

konsumsi makanan yang tidak memadai jumlahnya pada kurun waktu cukup

lama.Contoh : kekurangan energi protein (KEP) dapat menyebabkan penyakit

marasmus dan kwashiorkhor (Adriani, Wirjatmadi 2012).

Asuhan gizi yang aman dan efektif dengan membuat keputusan

secara sistematis, menggunakan keterampilan berpikir kritis, spesifik dalam

tiap langkah proses asuhan gizi, menggunakan terminologi yang seragam

untuk mendokumentasikan dan berkomunikasi di setiap langkah PAGT yang

berlandaskan ilmu gizi yang mutakhir, sehingga tercapai asuhan gizi yang

berkualitas tinggi. Tujuan pemberian asuhan gizi adalah mengembalikan

pada status gizi baik dengan mengintervensi berbagai faktor penyebab (Bina

Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak 2014).

22
B. Kerangka Konsep

PENGETAHUAN GIZI

PROSES ASUHAN ASSESMENT GIZI


POLA MAKAN STATUS GIZI
GIZI TERSTANDAR

ASUPAN ASSESMENT
GIZI

23
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

studi kasus tentang asuhan gizi pada anak balita gizi kurang.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Baju Bodoa, Kecamatan Maros Baru,

Kabupaten Maros karena telah dilakukan pengumpulan data dasar pada

praktek belajar lapangan dan didapat sebanyak 5 anak Balita yang berstatus

gizi kurang .

2. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2018.

C. Kasus

Kasus yang dijadikan sampel penelitian ini adalah anak balita gizi kurang,

dengan kriteria sebagai berikut :

1. Merupakan anak balita yang bertempat tinggal di Kelurahan Baju bodoa

2. Bersedia menjadi sampel

3. Tidak sakit

24
D. Pengumpulan Data

1. Assesment

a. Pengukuran Antropometri

Pengukuran antropometri yang akan dilakukan, yaitu :

1) Berat badan

Pengukuran berat badan dengan menggunakan alat timbangan

injak digital.Langkah-langkah pengukuran berat badan dengan

timbangan injak digital, sebagai berikut :

a) Letakkan alat ukur (timbangan digital) pada permukaan yang

rata, keras dan pada tempat yang terang untuk memudahkan

pembacaan hasil pengukuran.

b) Periksa apakah baterei timbangan masih berfungsi baik,

dengan cara diinjak. Jika pada layar petunjuk terbaca angka 00

artinya baterei masih berfungsi baik, tetapi jika terbaca

“ERROR” atau “BATT” berarti baterai harus diganti.

c) Pengukur berdiri disamping kanan depan timbangan, meminta

klien/sampel untuk melepaskan sepatu/alas kaki, topi, jaket/atau

dan pakaian ditanggalkan.

d) Nyalakan timbangan dengan menginjak timbangan dan tunggu

angka menunjukkan 00.

25
e) Persilahkan klien/sampel naik keatas timbangan tepat dibagian

tengah tempat injakan. Atur posisi agar berdiri tegak lurus

dengan mata menghadap kedepan dan tidak bergerak-gerak.

f) Pastikan klien/sampel tidak menyentuh dan atau tersentuh

sebelum pembacaan hasil penimbangan.

g) Baca hasil penimbangan setelah angka tidak berubah atau OK

pada layar dan kemudian catat dengan teliti.

h) Persilahkan klien untuk turun dari timbangan.

i) Ucapkan terima kasih kepada klien/sampel, dan sampaikan

bahwa pengukuran telah selesai.

2) Tinggi badan

Pengukuran tinggi badan untuk anak yang sudah dapat berdiri

dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa (mictrotice) yang

mempunyai ketelitian 0,1 cm. Sebelum dilakukan pengukuran

pastikan sepatu/alas kaki dan hiasan rambut sudah dilepaskan.

Langkah-langkah pengukuran tinggi badan, sebagai berikut :

a) Persiapan menggunakan mikrotoise

1) Letakkan mikrotoise di lantai yang rata dan menempel pada

dinding yang rata dan tegak lurus.

2) Tarik pita meteran tegak lurus ke atas sampai angka pada

jendela baca menunjukkan angka nol.

3) Paku/tempelkan ujung pita meteran pada dinding.

26
4) Geser kepala mikrotoise ke atas.

b) Cara mengukur tinggi badan dengan mikrotoise

1) Pastikan sepatu/alas kaki, kaos kaki atau yang dapat

menganggu pengukuran sudah dilepaskan.

2) Posisikan klien/sampel berdiri tegak lurus di bawah

mikrotoise membelakangi dinding.

3) Posisikan kepala klien/sampel berada di bawah alat geser

mikrotoise,pandangan lurus ke depan.

4) Posisikan klien/sampel tegak babas, bagian belakang

kepala, tulang belikat, pantat, betis dan tumit menempel ke

dinding.

5) Posisikan kedua lutut dan tumit rapat

6) Pastikan posisi kepala sudah benar dengan mengecak garis

franfort (lubang telinga dan sudut mata sejajar).

7) Tarik kepala mikrotoise sampai puncak kepala klien/sampel

(kepala mikrotoise menempel di dinding).

8) Baca angka pada jendela baca dan mata pembaca harus

sejajar dengan garis merah.

9) Angka yang dibaca adalah yang berada pada garis merah

dari angka kecil kearah angka besar.

10) Catat hasil pengukuran tinggi badan.

(Mustamin dkk, 2016).

27
b. Pengukuran Biokimia

Data biokimia diperoleh dengan melihat buku atau catatan rekam

medik jika tersedia.

c. Pemeriksaan Fisik/klinis

Data fisik/klinis diperoleh melalui wawancara kepada Ibu/pengasuh

anak dan melihat secara langsung keadaan anak seperti kondisi fisik

anak, nafsu makan anak.

d. Konsumsi makanan

Data konsumsi makanan diperoleh melalui wawancara langsung

dengan sampel dengan menggunakan food recall 24 jam dan metode

food weighing serta menanyakan riwayat makan, kebiasaan makan,

pantangan makanan.

2. Diagnosa Gizi

Cara penentuan diagnosis gizi

a. Melakukan integrasi dan analisa data assement dan tentukan

indikator asuhan gizi,

b. Menentukan domain dan problem/masalah gizi berdasarkan

indikator asuhan gizi (tanda dan gejala),

c. Menentukan etiologi (penyebab problem),

d. Menulis pernyataan diagnosis gizi dengan format PES (Problem-

Etiologi-Symptoms).

28
Diagnosis gizi ditetapkan berdasarkan hasil assesment yang meliputi

(secara umum) :

1. Domain intake

Domain intake meliputi :

a) Kelompok keseimbangan energi

b) Intake oral atau nutrition support

c) Kelompok intake cairan

d) Kelompok subtansi bioaktif

e) Kelompok/kelas zat gizi

f) Kelompok/sub kelas lemak dan kolesterol

g) Kelompok/sub kelas lemak dan protein

h) Kelompok/sub kelas karbohidrat dan serat

i) Kelompok/sub kelas vitamin

j) Kelompok/sub kelas mineral

k) Kelompok/sub kelas multi nutrient

2. Domain klinis

Domain klinis meliputi :

a) Kelompok fungsional

b) Kelompok biokimia

c) Perubahan berat badan

29
3. Domain perilaku

Domain perilaku meliputi :

a) Pengetahuan dan kepercayaan

b) Aktivitas fisik dan fungsi

c) Keamanan pangan dan akses

3. Intervensi Gizi

Kategori intervensi gizi yaitu

a. Menyusun menu seimbang sesuai dengan umur dan kebutuhan

anak

b. Ikut serta membantu pengasuh anak dalam proses pengolahan

makanan untuk anak

c. Membuatkan makanan selingan berupa pemberian makanan

tambahan berbasis teknologi pemanfaatan pangan lokal

d. Memberikan edukasi gizi kepada pengasuh anak mengenai

pengetahuan pemberian makan untuk anak gizi kurang

4. Monitoring dan Evaluasi

a. Status gizi

Dilakukan selama 3 kali dalam waktu 2 minggu yaitu pada awal

pengamatan, pertengahan pengamatan dan pada akhir

pengamatan.

30
b. Asupan

Dilakukan selama 3 kali dalam waktu 2 minggu yaitu pada awal

pengamatan, pertengahan pengamatan dan pada akhir

pengamatan.

E. Pengolahan dan analisis data

1. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan menghitung asupan zat gizi yang

terdiri dari Energi, protein, lemak dan karbohidrat menggunakan

nutrisurvey, kemudian dibandingkan dengan kebutuhan individu yang

diperoleh dari perhitungan kebutuhan.

2. Analisis data

Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan cara membandingkan

hasil-hasil yang diperoleh dengan standar atau hasil-hasil penelitian

lain disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.

31
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kasus

a. Identitas Anak

Nama Anak : NA

Alamat : Lingkungan Betang, Kelurahan Baju

Bodoa, Kecamatan Maros Baru,

Kabupaten Maros

Tanggal Lahir : Maros, 07 Februari 2016

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ibu : Ny. NL

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Nama Ayah : Tn. Y

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Buruh Bangunan

Agama : Islam

Tanggal Penelitian : 02-15 April 2018

32
2. Pelaksanaan Asuhan Gizi

1. Assessment

1. Antropometri

BB : 8,8 kg

TB : 80 cm

BBI : 11 kg

Z-Skor BB/U : -2,51 SD

Kesimpulan : Status Gizi Kurang

2. Fisik/Klinis

1. Anak tampak kurus

2. Otot lemah/lunak

3. Mata normal

4. Warna rambut hitam/tidak berubah

5. Masih ada jaringan lemak bawah kulit

6. Tidak ada edema

3. Riwayat Gizi

a. Dahulu

1. Anak mendapat ASI hingga usia 8 bulan

2. Anak mulai diberikan makanan pendamping ASI usia 9

bulan

3. Anak mendapat makanan pendamping ASI pertama

berupa bubur sun sampai anak berusia 11 bulan

4. Anak tidak memiliki alergi dan pantangan makanan


33
5. Pola makan tidak teratur

b. Sekarang

1. Makanan Pokok : Nasi 2-3x/hari, 1 centong nasi (+ 60 gr)

Lauk Hewani : telur 1x/hari, 1 butir (+ 60 gram) dan ikan

tongkol 1-2x/hari, ½ ekor (+ 40 gr)

2. Lauk nabati : lebih suka makan tempe 2-3x/hari,1 ptg (+

50 gr)

3. Sayur : sayur labu kuning, kacang ijo 2-3x/hari, 2-3 sdm

(+ 20 gr)

4. Konsumsi buah 2x/minggu

5. Minum Teh 2-3x/hari , 1 gelas (+ 115 ml)

6. Jenis pengolahan yang sering digunakan adalah

digoreng

7. Jajanan setiap hari : kerupuk 2x/hari

8. Nafsu makan kurang

9. Hasil recall 24 jam :

Energi : 493,0 kkal (43,93%)

Protein : 42,07 gram (64,52%)

Lemak : 13,9 gram (31,85%)

Karbohidrat : 73,2 gram (47,44%)

34
4. Riwayat Personal

a. Usia kehamilan ibu anak balita cukup bulan

b. Ibu melahirkan secara sc

c. Anak balita lahir dengan berat badan lahir rendah yaitu

2,2 kg

d. Anak tidak rutin dibawa ke posyandu (sekali dalam 2-3

bulan)

e. Imunisasi tidak lengkap (tidak mendapat kapsul vitamin

A)

f. Berdasarkan hasil wawancara tidak ada riwayat penyakit

keluarga

2. Diagnosa Gizi

1. Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan

dengan nafsu makan makan kurang, ditandai dengan

asupan makan kurang energi 493,0 kkal (43,93%) (↓),

protein 42,07 gram (64,52%) (↓), lemak 13,9 gram (31,85%)

(↓), karbohidrat 73,2 gram (47,44%) (↓). (NI - 2.1)

2. Malnutrisi protein energi yang nyata berkaitkan dengan

asupan anak yang kurang ditandai dengan status gizi kurang

berdasarkan Z-Skor BB/U : -2,51 SD. (NI - 5.2)

3. Ketidaksesuaian dalam pemilihan bahan makanan berkaitan

dengan kurangnya informasi tentang gizi ditandai dengan

praktek pemberian makan tidak sesuai dengan umur anak


35
yaitu MP-ASI baru diberikan saat anak berumur 9 bulan.

(NB-1.7)

3. Intervensi Gizi

a. Rencana Intervensi Gizi

1. Perhitungan kebutuhan zat gizi

BBI = 11 kg

BBI x RDA

Energi : 11 x 102 = 1122 kkal

Protein : 10% x 1122 = 28,05 gr

Lemak : 35% x 1122 = 43,63 gr

Karbohidrat : 55% x 1122 = 154,27 gr

2. Jenis Diet :

Diet energi tinggi protein tinggi.

3. Tujuan Diet :

Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat

untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh,

Menambah berat badan hingga mencapai berat badan

normal.
36
4. Syarat Diet :

a. Energi tinggi yaitu 1122 kkal

b. Protein tinggi yaitu 28,05 gr

c. Lemak cukup yaitu 43,63 gr

d. Karbohidrat cukup yaitu 154,27 gr

e. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal.

f. Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna.

5. Bentuk Makanan : Makanan biasa

b. Pelaksanaan Intervensi Gizi

1. Susunan menu sehari dalam 3 kali waktu makan yaitu pagi,

siang dan malam dengan nilai energi 1199,5 kkal, protein

44,31 gr, lemak 28,59 gr dan 177,38 gr, diberikan sebagai

salah satu contoh dalam penyusunan menu makanan sehari

untuk anak. Dengan pelaksanaan yaitu pada awal kunjungan

diberikan penjelasan tentang diet tinggi energi tinggi protein

dan dalam pengaplikasiannya makanan yang diberikan

dominan sudah mencapai target dari perencanaan susunan

menu.

2. Pembuatan makanan tambahan berupa pudding kacang

hijau dengan nilai energi : 273,7 kkal, protein : 12,5 gr,

lemak: 2,28 gr, krbohidrat : 52,43 gr. Diberikan 2 kali selama

37
minggu pertama pemantauan dan anak suka hingga

menghabiskan pmt pudding kacang hijau yang diberikan.

3. Pemberian edukasi kepada keluarga dilakukan selama 3 kali

yaitu pada awal, pertengahan dan akhir pengamatan dengan

materi edukasi diet energy tinggi protein tinggi, metode

ceramah, waktu ± 20 menit menggunakan media buku

penuntun diet.

38
a. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring Asupan dan Peningkatan Berat Badan
Tabel 01. Asupan dan Peningkatan Berat Badan

Tanggal 02-04-2018 03-04-2018 09-04-2018 15-04-2018

Jenis diet TKTP TKTP TKTP TKTP

Berat Badan (kg) 8,8 kg 8,8 kg 9,2 kg 9,5 kg

493 kkal 768,1 kkal 1135,4 kkal 1148,8 kkal


Energi
(43,93%) (68,45%) (101,19%) kkal (102,38%)

18,1 gr 33,8 gr 35,6 gr 45,6 gr


Protein
(64,52%) (120,49%) (126,91%) (162,56%)

13,9 gr 21,4 gr 46,5 gr 30,7 gr


Lemak
(31,85%) (49,04%) (106,57%) (70,36%)

73,2 gr 113,7 kkal 146,5 gr 168,3 gr


Karbohidrat
(47,44%) (73,70%) (94,96%) (109,09%)

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 01 monitoring asupan dan peningkatan berat badan,

menunjukkan bahwa tingkat asupan anak mengalami peningkatan dari hari

pertama hingga akhir pemantauan dengan cara menggunakan metode food

recall 24 jam dan berat badan anak mengalami peningkatan dari awal

pemantauan dengan berat badan 8,8 kg hingga akhir pemantauan berat

badan 9,5 kg dengan cara metode penimbangan menggunakan timbangan

digital dengan dominan waktu pengukuran yaitu pada saat setelah makan

siang dan menggunakan pakaian yang tidak tetap.

39
Monitoring dan Evaluasi Asupan Energi dan Zat Gizi

1. Tingkat Konsumsi Energi

1400

1200

1000

800

600 Kebutuhan
400 Asupan

200

0
05-Apr-18
02-Apr-18
03-Apr-18
04-Apr-18

06-Apr-18
07-Apr-18
08-Apr-18
09-Apr-18
10-Apr-18
11-Apr-18
12-Apr-18
13-Apr-18
14-Apr-18
Grafik 1. Tingkat Konsumsi Energi 15-Apr-18

Berdasarkan Grafik 1 tingkat konsumsi energi anak, dapat dilihat

bahwa pada tanggal 02-03 April 2018 asupan energi anak dibawah

kebutuhan (43,93%), pada tanggal 09 April 2018 asupan energi anak

sudah mencapai kebutuhan karena nafsu makan anak sudah mulai

membaik (101,19%) dan pada tanggal 15 April 2018 asupan energi anak

masih mencapai kebutuhan karena nafsu makan anak sudah terus

membaik (102,38%).

40
2. Tingkat Konsumsi Protein

50
45
40
35
30
25
20 Kebutuhan
15 Asupan
10
5
0
02-Apr-18

09-Apr-18
03-Apr-18
04-Apr-18
05-Apr-18
06-Apr-18
07-Apr-18
08-Apr-18

10-Apr-18
11-Apr-18
12-Apr-18
13-Apr-18
14-Apr-18
15-Apr-18
Grafik 2. Tingkat Konsumsi Protein

Berdasarkan grafik 2 tingkat konsumsi protein anak, dapat dilihat

bahwa pada tanggal 02 April 2018 asupan protein anak dibawah

kebutuhan (64,52%), pada tanggal 09 April 2018 asupan protein anak

berada diatas kebutuhan (126,91%) karena banyak mengonsumsi

sumber protein yaitu kacang tanah, tanggal 15 April 2018 asupan protein

anak masih berada di atas kebutuhan karena nafsu makan anak sudah

membaik karena banyak mengonsumsi sumber protein yaitu tempe

kedelai murni (162,56%).

41
3. Tingkat Konsumsi Lemak

50
45
40
35
30
25
20 Kebutuhan
15 Asupan
10
5
0
02-Apr-18

14-Apr-18
03-Apr-18

04-Apr-18

05-Apr-18

06-Apr-18

07-Apr-18

08-Apr-18

09-Apr-18

10-Apr-18

11-Apr-18

12-Apr-18

13-Apr-18

15-Apr-18
Grafik 3. Tingkat Konsumsi Lemak Anak

Berdasarkan grafik 3 tingkat konsumsi lemak anak, dapat dilihat

bahwa pada tanggal 02 April 2018 asupan lemak anak dibawah

kebutuhan (31,85%), pada tanggal 09 April 2018 asupan lemak sesuai

dengan kebutuhan (106,57%) banyak mengonsumsi sumber lemak yaitu

pengolahan dominan digoreng dan pada tanggal 15 April 2018 asupan

lemak anak dibawah kebutuhan (70,36%).

42
4. Tingkat Konsumsi Karbohidrat

180
160
140
120
100
80 Kebutuhan
60
Asupan
40
20
0
02-Apr-18

03-Apr-18

04-Apr-18

05-Apr-18

06-Apr-18

07-Apr-18

08-Apr-18

09-Apr-18

10-Apr-18

11-Apr-18

12-Apr-18

13-Apr-18

14-Apr-18

15-Apr-18
Grafik 4. Tingkat Konsumsi Karbohidrat Anak

Berdasarkan grafik 4 tingkat komsumsi karbohidrat anak, dapat

dilihat bahwa pada tanggal 02 April 2018 asupan karbohidrat anak

dibawah kebutuhan (47,44%), pada tanggal 09 April 2018 asupan

karbohidrat anak berada dibawah kebutuhan (94,96%) dan pada tanggal

15 April 2018 asupan karbohidrat anak sudah mencapai kebutuhan

karena nafsu makan anak sudah membaik 109,09%).

43
Monitoring dan Evaluasi Peningkatan Berat Badan

Tabel 02. Peningkatan Berat Badan

BB Z-Score Kesimpulan
Tanggal
(kg) (SD) Status Gizi
Pengukuran
BB/U TB/U BB/TB
02 April 2018 8,,8 -2,51 -2,20 1,74 Status gizi kurang
03 April 2018 8,8 -2,51 -2,20 1,74 Status gizi kurang
09 April 2018 9,2 -2,15 -2,24 1,22 Status gizi kurang
15 April 2018 9,5 -1,90 -1,98 -1,09 Status gizi normal

Berdasarkan tabel 02 monitoring dan evaluasi peningkatan

berat badan dapat diketahui bahwa anak mengalami peningkatan

berat badan dilihat dari pengukuran BB pada tanggal 02 April 2018

yaitu dari 8,8 kg menjadi 9,5 kg pada tanggal 15 April 2018,

peningkatan ini dikarenakan nafsu makan yang mulai membaik

selama pengamatan.

44
B. Pembahasan

Studi kasus yang telah dilaksanakan di Kelurahan Baju bodoa,

Lingkungan Betang, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros.

dengan mengamati anak sebanyak 1 (satu) orang anak balita yang

memiliki status gizi kurang. Sebagaimana diketahui Gizi kurang

(undernutrition) adalah kondisi sebagai akibat dari konsumsi

makanan yang tidak memadai jumlahnya pada kurun waktu cukup

lama yang ditandai dengan berat badan menurut umur (BB/U) yang

berada pada <-2 SD sampai >-3SD tabel baku WHO-NCHS.

Kekurangan zat gizi adaftif bersifat ringan sampai dengan berat. Gizi

kurang banyak terjadi pada anak usia kurang dari 5 tahun (Adriani &

Wirajatmadi 2012).

Anak yang dijadikan anak pada penilitian ini adalah anak

balita dengan usia 25 bulan berjenis kelamin perempuan dengan

status gizi kurang (berdasarkan Z-Skor). Riwayat penyakit dahulu

anak yaitu anak yang terlahir dengan berat badan rendah yaitu 2,0

kg.

Tahun 1998 UNICEF membuat analisis penyebab terjadinya

kurang gizi, dimana makan tidak seimbang dan kesehatan (penyakit

infeksi) menjadi penyebab langsung terjadinya kurang gizi.Hal ini

membuktikan bahwa status gizi berhubungan erat dengan asupan

dan penyakit infeksi (Fanny, 2013).

45
Dalam penilitian ini dilakukan diagnosa gizi dengan melihat

antropometri. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan anak

dengan berat badan 8,8 kg, tinggi badan 80 cm, dan umur 25 bulan.

Kebutuhan kalori sebesar 1122 kkal, protein 28,05 gram, lemak

43,63 gram, karbohidrat 154,27 gram.

Asuhan gizi yang aman dan efektif dengan membuat

keputusan secara sistematis, menggunakan keterampilan berpikir

kritis, spesifik dalam tiap langkah proses asuhan gizi, menggunakan

terminologi yang seragam untuk mendokumentasikan dan

berkomunikasi disetiap langkah PAGT yang berlandaskan ilmu gizi

yang mutakhir, sehingga tecapai asuhan gizi yang berkualitas tinggi.

Tujuan pemberian asuhan gizi adalah mengembalikan pada status

gizi baik dengan mengintervensi berbagai faktor penyebab. .Proses

asuhan gizi terstandar (PAGT) harus dilaksanakan secara berurutan

dimulai dari langkah assesmen, diagnosis, intervensi dan monitoring

dan evaluasi gizi (ADIME)

Asupan zat gizi anak dari awal pengamatan sampai akhir

pengamatan menunjukkan asupan yang kurang menjadi asupan

yang normal. Pada akhir pengamatan dapat dilihat asupan anak

yaitu energi sebesar 1148,8 kkal (102,38 %), protein 45,6 gram

(108,39 %), lemak 30,7 gram (98,52 %), karbohidrat 178,9 gram

(106,29%).

46
Kasus yang menjadi anak selama penilitian berlangsung

adalah anak balita gizi kurang, yang mendapat asuhan gizi. Penilitian

ini dilakukan selama 14 hari, serta pengambilan data antropometri

dan data asupan. Jenis diet yang diberikan ialah diet TKTP, dalam

bentuk makanan biasa.

Berdasarkan hasil penelitian Fadhillah 2018 tentang asuhan

gizi pada anak balita gizi kurang selama 1 minggu dengan intervensi

edukasi gizi didapatkan hasil peningkatan asupan sesuai dengan

kebutuhan dan peningkatan berat badan hingga mencapai berat

badan normal. Dengan monitoring dan evaluasi yang dilakukan

secara rutin serta pemberian edukasi gizi tentang pengetahuan

pemberian makan pada anak balita gizi kurang.

Berdasarkan hasil perkembangan pengamatan dari awal

penilitian sampai akhir penilitian, keadaan anak semakin membaik

karena nafsu makan yang sudah yang lebih jelas dari perubahn

status gizi kurang menjadi status gizi normal. Pada awal

pengambilan data berat badan anak adalah 8,0 kg dengan kategori

status gizi kurang dan pada akhir pengamatan sudah mengalami

peningkatan yaitu 9,5 kg dengan kategori status gizi normal.

47
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Sampel studi kasus adalah anak balita gizi kurang dengan Z-

Skor BB/U : -2,51 SD.

2. Diagnosa Kekurangan intake makanan dan minuman oral

berkaitan dengan nafsu makan makan kurang, ditandai

dengan asupan makan kurang energi 493,0 kkal (43,93%) (↓),

protein 42,07 gram (43,02%) (↓), lemak 13,9 gram (31,16%) (↓),

karbohidrat 73,2 gram (43,49%) (↓). (NI - 2.1), Malnutrisi protein

energi yang nyata berkaitkan dengan asupan anak yang kurang

ditandai dengan status gizi kurang berdasarkan Z-Skor BB/U :

-2,51 SD. (NI - 5.2), Ketidaksesuaian dalam pemilihan bahan

makanan berkaitan dengan kurangnya informasi tentang gizi

ditandai dengan praktek pemberian makan tidak sesuai dengan

umur anak yaitu MP-ASI baru diberikan saat anak berumur 9

bulan. (NB-1.7)

3. Pemberian intervensi yaitu memeberikan diet TKTP dengan

kebutuhan energy : 1122 kkal, protein : 28,05 gr, lemak : 43,63

gr dan karbohidrat : 154,27 gr.

4. Pemantauan yang dilakukan selama 2 minggu, dari berat

badan kurang menjadi berat badan normal yaitu 8,8 kg menjadi

9,5 kg dan asupan makanan dari persentase kebutuhan yang


48
kurang menjadi persentase kebutuhan yang cukup yaitu energi

dari 43,93 % menjadi 102,38 %, protein dari 43,02 % menjadi

108,39 %, lemak dari 44,60 % menjadi 98,52 %, karbohidrat

43,49 % menjadi 106,29 %

B. SARAN

Disarankan kepada keluarga khususnya ibu anak balita agar dapat

menerapkan intervensi gizi yang telah diberikan selama proses

asuhan gizi berupa pemberian makanan yang seimbang sesuai

dengan kebutuhan anak balita, penerapan higine atau sanitasi

(kebersihan) dalam lingkungan rumah.

49
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M., Wirajatmadi, B. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat.


Jakarta. Kencana.

Almatsier,S. 2006. Penuntun Diet. Jakarta. Gramedia Pustaka


Utama.

Almatsier,S. 2009. Penuntun Diet. Jakarta. Gramedia Pustaka


Utama.

Arisman. 2009. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta. EGC.

Atikah, P. Erna. 2011. Ilmu untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan.


Yogyakarta. Nuha Medika.

Fanny, L, Sukmawati, Hendrayati, Rowa S,S. 2013. Ilmu Gizi Dasar.


Makassar. Poltekkes Jurusan Gizi.

Gibson R.S. 2005. Principles Of Nutritional Assesment. USA .Oxpord


University Press.

Hadriyadi. 2013. Angka Kecukupan Gizi Energi , Protein,


Karbohidrat, Lemak,Serat. Files.wordpress.com/201303/ pdf
(diakses 17 desember 2017).
Kemenkes RI .2015 .Buku Saku Penilaian Status Gizi dan Indikator
Kinerja Gizi. Jakarta. Direktorat Gizi Masyarakat Dirjen
Kesmas.

Kemenkes RI .2016 .Buku Saku Penilaian Status Gizi dan Indikator


Kinerja Gizi. Jakarta. Direktorat Gizi Masyarakat Dirjen
Kesmas.

Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Makassar. Poltekkes


Jurusan Gizi.

Kemenkes RI. 2007. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.


Kemenkes RI.

Kemenkes RI. 2010. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.


Kemenkes RI.

50
Kemenkes RI. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.
Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar.
Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak.

Kemenkes RI. 2017. Laporan Praktek Belajar Lapangan, Kecamatan


Maros Baru. Makassar. Poltekkes Kemenkes Jurusan Gizi.

Mustamin, Pakhri, A, Manjilala, Rauf, S. 2016.Penilaian Status


Gizi.Makassar.Kemenkes RI Poltekkes Makassar Jurusan
Gizi.

Noorkasiani. 2009. Sosiologi keperawatan. Jakrta; EGC


Rahmawati, A.K. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang
Gizi Seimbang dan Asupan Zat Gizi Makro Pada Anak Usia 2-
5 Tahun Di Posyandu Gonilan Kartasura.
Sirajuddin, Mustamin, Nadimin, Rauf, S. 2013. Survei Konsumsi
Makanan. Makassar : Poltekkes Gizi.

Sunaryo. 2002. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta; EGC.


Supariasa I D N, Bakri B, Fajar I. 2013.Penilaian Status Gizi. Jakarta.
EGC .

World Health Organization Implementing the new recommendation


on the clinical management of diarrhea. Guidelines for policy
makers and programme managers. Geneva. WHO Press
2006.

World Health Organization Implementing the new recommendation


on the clinical management of diarrhea. Guidelines for policy
makers and programme managers. Geneva. WHO Press
2011.

Zaviera, F. 2008. Mengenali dan Memahami Tumbuh Kembang


Anak.Yogyakarta.Kata hati.

Diah AS. 2012. Perbedaan Asupan Energi, Protein Dan Status Gizi
Pada Remaja Panti Asuhan Dan Pondok Pesantren. Karya
Tulis Ilmiah. Tidak Diterbitkan. Fakultas Kedokteran.
Universitas Diponegoro. Semarang.

51
Nutrition Care Prosess
Nama : NA
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 25 Bulan
Tanggal penelitian : 02 April 2018-15 April 2018
Agama : Islam

ASSESSMENT/REASSESMENT KESIMPULAN
1. Antropometri BB = 8,8 kg
TB = 80 cm
BBI = 11 kg Status gizi kurang

Z-Skor BB/U : -2,51 SD


- Anak tampak kurus
- Otot lemah/lunak
- Mata normal
- Warna rambut hitam/tidak
KU : Gizi kurang
2. Fisik/Klinis berubah
tingkat ringan
- Masih ada jaringan lemak
bawah kulit
- Tidak ada edema

3. Riwayat Gizi c. Dahulu f


6. Anak mendapat ASI
hingga usia 8 bulan
7. Anak mulai diberikan
makanan pendamping
ASI usia 9 bulan
8. Anak mendapat makanan
pendamping ASI pertama
berupa bubur sun sampai
52
anak berusia 11 bulan
9. Anak tidak memiliki alergi
dan pantangan makanan
10. Pola makan tidak teratur

d. Sekarang
11. Makanan Pokok : Nasi 2-
3x/hari, 1 centong nasi (+
60 gr)
12. Lauk Hewani : telur
1x/hari, 1 butir (+ 60
gram) dan ikan tongkol 1-
2x/hari, ½ ekor (+ 40 gr)
13. Lauk nabati : lebih suka
makan tempe 2-3x/hari,1
ptg (+ 50 gr)
14. Sayur : sayur labu kuning,
kacang ijo 2-3x/hari, 2-3
sdm (+ 20 gr)
15. Konsumsi buah
2x/minggu
16. Minum Teh 2-3x/hari , 1
gelas (+ 115 ml)
17. Jenis pengolahan yang
sering digunakan adalah
digoreng
18. Jajanan setiap hari :
kerupuk 2x/hari
19. Nafsu makan kurang
20. Hasil recall 24 jam :

53
Energi : 493,0 kkal (43,93%) Energi (↓)
Protein : 42,07 gram (43,02%) Protein (↓)
Lemak : 13,9 gram (31,16%) Lemak (↓)
Karbohidrat : 73,2 gram (43,49%) KH (↓)

4. Riwayat 21. Usia kehamilan ibu anak


Personal balita cukup bulan
22. Ibu melahirkan secara sc
23. Anak balita lahir dengan
berat badan lahir rendah
yaitu 2,2 kg
24. Anak tidak rutin dibawa
ke posyandu (sekali
dalam 2-3 bulan)
25. Imunisasi tidak lengkap
(tidak mendapat kapsul
vitamin A)
26. Berdasarkan hasil
wawancara tidak ada
riwayat penyakit keluarga
DIAGNOSA GIZI

4. Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan


nafsu makan makan kurang, ditandai dengan asupan makan
kurang energi 493,0 kkal (43,93%) (↓), protein 42,07 gram
(43,02%) (↓), lemak 13,9 gram (31,16%) (↓), karbohidrat 73,2 gram
(43,49%) (↓). (NI - 2.1)
5. Malnutrisi protein energi yang nyata berkaitkan dengan asupan
anak yang kurang ditandai dengan status gizi kurang berdasarkan

54
Z-Skor BB/U : -2,51 SD. (NI - 5.2)
6. Ketidaksesuaian dalam pemilihan bahan makanan berkaitan
dengan kurangnya informasi tentang gizi ditandai dengan praktek
pemberian makan tidak sesuai dengan umur anak yaitu MP-ASI
baru diberikan saat anak berumur 9 bulan. (NB-1.7)

55
RENCANA INTERVENSI GIZI
Perhitungan:
BBI = 11 kg
BBI x RDA
Energi : 11 x 102 = 1122 kkal

Protein : 10% x 1122 = 28,05 gr

4
Lemak : 35% x 1122 = 43,63 gr

Karbohidrat : 55% x 1122 = 154,2 gr

4
Jenis Diet :
Diet energi tinggi protein tinggi.

Tujuan Diet :
Memenuhi kebutuhan energy dan protein yang meningkat untuk mencegah dan
mengurangi kerusakan jaringan tubuh, Menambah berat badan hingga mencapai
berat badan normal.

Syarat Diet :
- Energy tinggi yaitu 40-45 kkal/kg BB.
- Protein tinggi yaitu 2,0-2,5 g/kg BB.
- Lemak cukup yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total.
- Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total.
- Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal.
- Makanan diberikan dalam benuk mudah cerna.

Bentuk Makanan :
Makanan biasa
INTERVENSI GIZI RENCANA MONITORING DAN EVALUASI
 ND.1.1 Makanan biasa  FH.1.1 Asupan energi total

56
 FH 1.5.2.1 Asupan protein total
 FH 1.5.1.1 Asupan lemak total
 FH 1.5.3.1 Asupan karbohidrat total
 AD. 1.2 Berat Badan
KONSELING GIZI
 Diberikan konseling diet tinggi energy tinggi protein, makanan yang
dianjurkan, dibatasi dan makanan yang dihindari menggunakan leafleat.

57
Lampiran Hasil Food Recall 02 April 2018
==========================================================
===========
Analysis of the food record
==========================================================
===========
Food Amount energy carbohydr.
__________________________________________________________________
____________

nasi putih 50 g 65,0 kcal 14,3 g


telur asin 30 g 46,5 kcal 0,3 g
gula pasir 10 g 38,7 kcal 10,0 g
nasi putih 50 g 65,0 kcal 14,3 g
ikan layang 30 g 24,6 kcal 0,0 g
minyak kelapa 5g 43,1 kcal 0,0 g
gula pasir 10 g 38,7 kcal 10,0 g
nasi putih 50 g 65,0 kcal 14,3 g
ikan layang 30 g 24,6 kcal 0,0 g
minyak kelapa 5g 43,1 kcal 0,0 g
gula pasir 10 g 38,7 kcal 10,0 g

Meal analysis: energy 493,0 kcal (100 %), carbohydrate 73,2 g (100 %)

==========================================================
===========
Result
==========================================================
===========
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
__________________________________________________________________
____________
energy 493,0 kcal 2036,3 kcal 24 %
water 0,0 g 1300,0 g 0%
protein 18,1 g(15%) 60,1 g(12 %) 30 %
fat 13,9 g(25%) 69,1 g(< 30 %) 20 %
carbohydr. 73,2 g(60%) 290,7 g(> 55 %) 25 %
58
dietary fiber 0,5 g - -
alcohol 0,0 g - -
PUFA 0,9 g 9,0 g 10 %
cholesterol 153,0 mg - -
Vit. A 63,6 µg 600,0 µg 11 %
carotene 0,0 mg - -
Vit. E (eq.) 1,3 mg 5,5 mg 24 %
Vit. B1 0,1 mg 0,6 mg 16 %
Vit. B2 0,2 mg 0,7 mg 32 %
Vit. B6 0,2 mg 0,4 mg 61 %
tot. fol.acid 21,6 µg 200,0 µg 11 %
Vit. C 0,6 mg 60,0 mg 1%
sodium 74,1 mg - -
potassium 195,9 mg 1500,0 mg 13 %
calcium 26,4 mg 600,0 mg 4%
magnesium 42,3 mg 80,0 mg 53 %
phosphorus 172,5 mg 500,0 mg 34 %
iron 0,9 mg 8,0 mg 12 %
zinc 1,2 mg 3,0 mg 41 %

59
Lampiran Hasil Food Recall 03 April 2018
==========================================================
===========
Analysis of the food record
==========================================================
===========
Food Amount energy carbohydr.
__________________________________________________________________
____________

nasi putih 70 g 91,0 kcal 20,0 g


ikan layang 50 g 41,0 kcal 0,0 g
Carrot fresh 30 g 7,7 kcal 1,4 g
minyak kelapa 2,5 g 21,6 kcal 0,0 g
gula pasir 10 g 38,7 kcal 10,0 g
nasi putih 70 g 91,0 kcal 20,0 g
tempe kedele murni 50 g 99,5 kcal 8,5 g
minyak kelapa 5g 43,1 kcal 0,0 g
labu kuning 30 g 11,7 kcal 2,6 g
gula pasir 10 g 38,7 kcal 10,0 g
nasi putih 70 g 91,0 kcal 20,0 g
tempe kedele murni 50 g 99,5 kcal 8,5 g
labu kuning 30 g 11,7 kcal 2,6 g
gula pasir 10 g 38,7 kcal 10,0 g
minyak kelapa 5g 43,1 kcal 0,0 g

Meal analysis: energy 768,1 kcal (100 %), carbohydrate 113,7 g (100 %)

==========================================================
===========
Result
==========================================================
===========
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
__________________________________________________________________
____________
energy 768,1 kcal 2036,3 kcal 38 %
water 26,8 g 2700,0 g 1%
protein 33,8 g(17%) 60,1 g(12 %) 56 %
fat 21,4 g(24%) 69,1 g(< 30 %) 31 %
carbohydr. 113,7 g(59%) 290,7 g(> 55 %) 39 %
dietary fiber 4,8 g 30,0 g 16 %
alcohol 0,0 g - -
PUFA 5,0 g 10,0 g 50 %
cholesterol 21,5 mg - -
60
Vit. A 719,3 µg 800,0 µg 90 %
carotene 2,3 mg - -
Vit. E (eq.) 1,8 mg 12,0 mg 15 %
Vit. B1 0,3 mg 1,0 mg 28 %
Vit. B2 0,2 mg 1,2 mg 18 %
Vit. B6 0,6 mg 1,2 mg 49 %
tot. fol.acid 81,1 µg 400,0 µg 20 %
Vit. C 8,6 mg 100,0 mg 9%
sodium 55,4 mg 2000,0 mg 3%
potassium 872,7 mg 3500,0 mg 25 %
calcium 125,8 mg 1000,0 mg 13 %
magnesium 124,0 mg 310,0 mg 40 %
phosphorus 360,8 mg 700,0 mg 52 %
iron 3,8 mg 15,0 mg 25 %
zinc 3,3 mg 7,0 mg 47 %

61
Lampiran Hasil Food Recall 09 April 2018
==========================================================
===========
Analysis of the food record
==========================================================
===========
Food Amount energy carbohydr.
__________________________________________________________________
____________

nasi putih 70 g 91,0 kcal 20,0 g


ikan bandeng 30 g 25,2 kcal 0,0 g
minyak kelapa 5g 43,1 kcal 0,0 g
kacang tanah tanpa kulit 20 g 113,4 kcal 3,2 g
minyak kelapa 5g 43,1 kcal 0,0 g
telur asin 30 g 46,5 kcal 0,3 g
pepaya 50 g 19,5 kcal 4,9 g
gula pasir 10 g 38,7 kcal 10,0 g
biscuit sun 20 g 89,4 kcal 14,7 g
nasi putih 140 g 182,0 kcal 40,0 g
telur ayam 60 g 93,1 kcal 0,7 g
minyak kelapa 5g 43,1 kcal 0,0 g
tahu 50 g 38,0 kcal 0,9 g
Carrot fresh 50 g 12,9 kcal 2,4 g
pepaya 100 g 39,0 kcal 9,8 g
biscuit sun 40 g 178,8 kcal 29,4 g
gula pasir 10 g 38,7 kcal 10,0 g

Meal analysis: energy 1135,4 kcal (100 %), carbohydrate 146,5 g (100 %)

==========================================================
===========
Result
==========================================================
===========
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
__________________________________________________________________
____________
energy 1135,4 kcal 2036,3 kcal 56 %
water 44,6 g 2700,0 g 2%
protein 35,9 g(13%) 60,1 g(12 %) 60 %
fat 46,5 g(36%) 69,1 g(< 30 %) 67 %
carbohydr. 146,5 g(52%) 290,7 g(> 55 %) 50 %
dietary fiber 8,2 g 30,0 g 27 %
62
alcohol 0,0 g - -
PUFA 10,1 g 10,0 g 101 %
cholesterol 406,8 mg - -
Vit. A 1194,1 µg 800,0 µg 149 %
carotene 3,9 mg - -
Vit. E (eq.) 6,7 mg 12,0 mg 56 %
Vit. B1 0,4 mg 1,0 mg 38 %
Vit. B2 0,7 mg 1,2 mg 62 %
Vit. B6 0,4 mg 1,2 mg 36 %
tot. fol.acid 150,3 µg 400,0 µg 38 %
Vit. C 97,4 mg 100,0 mg 97 %
sodium 196,0 mg 2000,0 mg 10 %
potassium 1112,2 mg 3500,0 mg 32 %
calcium 248,2 mg 1000,0 mg 25 %
magnesium 164,0 mg 310,0 mg 53 %
phosphorus 533,7 mg 700,0 mg 76 %
iron 6,9 mg 15,0 mg 46 %
zinc 3,9 mg 7,0 mg 56 %

63
Lampiran Hasil Food Recall 15 April 2018

==========================================================
===========
Analysis of the food record
==========================================================
===========
Food Amount energy carbohydr.
__________________________________________________________________
____________

nasi putih 70 g 91,0 kcal 20,0 g


ikan bandeng 50 g 41,9 kcal 0,0 g
Carrot fresh 25 g 6,5 kcal 1,2 g
kentang 25 g 23,2 kcal 5,4 g
tahu 50 g 38,0 kcal 0,9 g
minyak kelapa 5g 43,1 kcal 0,0 g
buah pisang susu 50 g 46,0 kcal 11,7 g
biscuit sun 20 g 89,4 kcal 14,7 g
gula pasir 5g 19,3 kcal 5,0 g
nasi putih 140 g 182,0 kcal 40,0 g
telur asin 60 g 93,1 kcal 0,7 g
tempe kedele murni 60 g 119,5 kcal 10,2 g
bayam segar 60 g 22,2 kcal 4,4 g
buah pisang susu 100 g 92,0 kcal 23,4 g
biscuit 40 g 202,8 kcal 31,2 g
gula pasir 10 g 38,7 kcal 10,0 g

Meal analysis: energy 1148,8 kcal (100 %), carbohydrate 178,9 g (100 %)

==========================================================
===========
Result
==========================================================
===========
Nutrient analysed recommended percentage
content value value/day fulfillment
__________________________________________________________________
____________
energy 1148,8 kcal 2036,3 kcal 56 %
water 22,3 g 2700,0 g 1%
protein 45,6 g(16%) 60,1 g(12 %) 76 %
fat 30,7 g(23%) 69,1 g(< 30 %) 44 %
carbohydr. 178,9 g(61%) 290,7 g(> 55 %) 62 %
dietary fiber 8,0 g 30,0 g 27 %
64
alcohol 0,0 g - -
PUFA 9,3 g 10,0 g 93 %
cholesterol 296,0 mg - -
Vit. A 887,1 µg 800,0 µg 111 %
carotene 1,9 mg - -
Vit. E (eq.) 3,6 mg 12,0 mg 30 %
Vit. B1 0,5 mg 1,0 mg 53 %
Vit. B2 0,9 mg 1,2 mg 77 %
Vit. B6 1,8 mg 1,2 mg 149 %
tot. fol.acid 179,9 µg 400,0 µg 45 %
Vit. C 39,8 mg 100,0 mg 40 %
sodium 176,6 mg 2000,0 mg 9%
potassium 1835,0 mg 3500,0 mg 52 %
calcium 404,5 mg 1000,0 mg 40 %
magnesium 245,2 mg 310,0 mg 79 %
phosphorus 682,1 mg 700,0 mg 97 %
iron 8,8 mg 15,0 mg 59 %
zinc 4,5 mg 7,0 mg 65 %

65
KUESIONER

STUDI KASUS ASUHAN GIZI PADA ANAK BALITA GIZI KURANG

C. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Responden :

2. Tanggal lahir :

3. Umur :

4. Jenis Kelamin :

5. Berat Badan (BB) :

6. Tinggi Badan (TB) :

D. IDENTITAS ORANG TUA RESPONDEN

1. Ibu Responden

a. Nama :

b. Umur :

c. Pendidikan :

d. Pekerjaan :

e. Agama :

2. Ayah Responden

a. Nama :

b. Umur :

c. Pendidikan :

d. Pekerjaan :

e. Agama :
66
FORMULIR FOOD FREQUENCY

Nama Lengkap : Tanggal :


Alamat lengkap : Kota :
Frekuensi Makan

3-5x/ mgg

1-2x/ mgg
>1x/hari

pernah
Jarang
Total

1x/hari

Tidak
No Bahan makanan
Skor

5 4 3 2 1 0
1 Makanan Pokok
1. Nasi
2. Roti
3. Mie
4. Kentang
5. Jagung
6. Singkong
7. Sagu
2 Lauk Hewani
1. Daging sapi
2. Daging ayam
3. Ikan
4. Udang
5. Kepiting
6. Cumi-cumi
7. Telur
8. Bakso
3 Lauk Nabati
1. Tahu
2. Tempe
3. Kacang-

67
kacangan
4 Sayuran
1. Kangkung
2. Bayam
3. Buncis
4. Wortel
5. Labu siam
6. Labu kuning
7. Kacang
Panjang
8. Kol
5 Buah
1. Mangga
2. Pisang
3. Pepaya
4. Apel
5. Anggur
6. Alpukat
6 Lain-lain
1. Susu
2. Pangsit
3. Gado-gado
4. Kue

68
DAFTAR MAKANAN YANG DIKONSUMSI I DALAM SATU HARI KEMARIN
Pada saat probing pengumpul data dapat menanyakan hidangan makanan/minuman yang
dikonsumsi responden dalam sehari kemarin. Review kembali sehingga tidak ada nama hidangan
makanan/minuman yang terlewati.
NO NAMA HIDANGAN

69
URT (Porsi) URT dan Berat Bahan Makanan/Minuman
No Asal Hidangan
Waktu Nama Hidangan Alamat tempat
Urut Hidan Merk/identitas Makanan/ Rincian Bahan Makanan/Minuman
Makan Makanan/minuman makanan dibeli,
Hidangan gan penjual, pemberi minuman Matang Mentah
pemberi JML URT
(gram) (gram)
JML URT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Kolom 4 : Asal Hidangan


Bila kode : 1. Di Rumah Tangga, 2. Dibeli/Diberi

70
CATATAN ASUHAN GIZI
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Tanggal :

ASSESSMENT/REASSESMENT KESIMPULAN
5. Antropometri

6. Biokimia

3. Fisik/Klinis

4. Riwayat Gizi e. Dahulu 

71
f. Sekarang

5. Riwayat
Personal

72
DIAGNOSA GIZI

RENCANA INTERVENSI GIZI


Perhitungan kebutuhan

Jenis Diet

Tujuan Diet

73
Syarat Diet

Bentuk Makanan

INTERVENSI GIZI RENCANA MONITORING DAN EVALUASI

KONSELING GIZI

74
KUESONER MONITORING DAN EVALUASI

A. Pengetahuan Tentang Pola Asuh

1. Apakah anak ibu memiliki KMS/Buku KIA?

2. Jika ya, berapa kali anak ibu ditimbang dalam 2 bulan terakhir?

3. Apakah anak ibu pernah sakit (batuk dan atau diare) dalam 1 (SATU)

bulan terakhir?

4. Jika ya, berapa kali dalam sebulan terakhir anak ibu sakit ?

5. Berapa lama anak ibu sakit ?

6. Apa yang ibu lakukan saat anak ibu sakit?

7. Bagaimana porsi makan anak saat sakit?

8. Berapa kali anak ibu mandi dalam sehari?

9. Seberapa sering kuku anak dipotong dalam sebulan terakhir?

10. Apakah ibu mencuci tangan menggunakan sabun sebelum menyusui

atau memberi makan anak?

11. Jika ya, seberapa sering ibu melakukan kegiatan tersebut?

75
B. Pengetahuan Ibu Tentang Praktek Pemberian Makan

1. Menurut ibu, sampai usia berapa sebaiknya anak diberikan ASI?

2. Menurut Ibu, pada usia berapa anak mulai diberikan makanan

pendamping ASI (MP-ASI)?

3. Menurut ibu, bagaimana bentuk makanan yang diberikan pada anak

usia 6-8 bulan?

4. Menurut ibu, bagiamana bentuk makanan yang diberikan pada anak

usia 9-11 bulan?

5. Menurut ibu, bagiamana bentuk makanan yang diberikan pada anak

usia diatas 1 tahun?

6. Menurut ibu, bagaimana konsistensi/kekentalan makanan yang

diberikan pada anak usia 6-11 bulan?

7. Menurut ibu, berapa kali anak usia 6-8 bulan diberikan makanan

utama dalam sehari?

8. Menurut ibu, berapa kali anak usia 9-60 bulan diberikan makanan

utama dalam sehari?

9. Menurut ibu, berapa kali anak usia 6-60 bulan diberikan makanan

selingan dalam sehari?

76
C. Praktek Pemberian Makan

1. Apakah ibu masih menyusui saat ini?

2. Jika ya, Pada usia berapa anak ibu pertama kali diberikan makanan

pendamping ASI (MP-ASI)?

3. Bagaimanakah jenis MP-ASI yang diberikan saat itu?

4. Bagiamana bentuk MP-ASI yang pertama kali ibu berikan ke anak ?

5. Bagaimana bentuk makanan yang ibu berikan pada saat ini?

6. Bagaimanakah konsistensi/kekentalan makanan yang diberikan saat

ini?

7. Berapa kali anak ibu diberikan makanan utama dalam sehari saat ini?

8. Berapa kali anak ibu diberikan makanan selingan dalam sehari saat

ini?

77
78

Anda mungkin juga menyukai