PEMERIKSAAN KARBOHIDDRAT
Asisten:
Kelompok 2
i
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................2
1.3 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3
2.1 Karbohidrat.......................................................................................................................3
2.2 Uji kualitatif Karbohidrat..................................................................................................5
2.3 Kurva standar....................................................................................................................5
BAB III METODE PRAKTIKUM............................................................................................6
3.1 Alat....................................................................................................................................6
3.2 Bahan................................................................................................................................6
3.3 Cara Kerja.........................................................................................................................6
3.3.1 Uji Benedict...............................................................................................................6
3.3.2 Uji Lugol....................................................................................................................7
3.3.3 Pembuatan Kurva Standar..........................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................8
4.1 Hasil..................................................................................................................................8
4.2 Pembahasan......................................................................................................................9
BAB V PENUTUP..................................................................................................................11
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11
iii
DAFTAR TABEL
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Terdapat beraneka ragam bahan makanan yang melimpah dibumi. Setiap bahan makanan
memiliki kandungan nutrisinya masing-masing, misalnya nasi yang mengandung karbohidrat,
telur yang mengandung protein dan kacang-kacangan yang mengandung lemak.
Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil
energi, dimana setiap gram-nya menghasilkan 4 kalori. Walaupun lemak menghasilkan energi
lebih besar, namun karbohidrat lebih banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan
pokok, terutama pada negara sedang berkembang seperti Indonesia. Di negara sedang
berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori, bahkan pada daerah-
daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan pada negara maju karbohidrat dikonsumsi
hanya sekitar 40-60%. Hal ini disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung
karbohidrat lebih murah harganya dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun
protein.
Walaupun kabutuhan akan bahan makanan yang mengandung karbohidrat paling dibutuhkan,
nyatanya tidak semua bahan makanan yang ada ialah benar-benar mengandung karbohidrat.
Terdapat bahan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dan ada yang mengandung
karbohidrat yang rendah. Mempelajari uji kualitatif karbohidrat maupun uji hidrolisis
karbohidrat perlu dilakukan guna untuk dapat mengetahui kandungan karbohidrat dalam
suatu bahan makan.
Oleh sebab itu, dalam lingkup laboratorium terdapat suatu cara yang dapat digunakan untuk
mengetahui dan mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu bahan makanan. Pada praktikum
ini dilakukan analisis terhadap karbohidrat yang meliputi perubahan warna dan senyawa
positif. Terdapat beberapa cara uji kualitatif untuk mengenali dan mengetahui adanya
kandungan karbohidrat pada makanan (sample) misalnya uji molisch, uji benedict, uji
seliwnof, uji iod, uji lugol [ CITATION Isk16 \l 1033 ]. Metode uji kualitatif karbohidrat yang
dilakukan pada praktikum kali ini yaitu uji benedict dan uji lugol. Dan melakukan percobaan
pembuatan kurva standar.
1
2
1.2 Tujuan
1. Mengetahui kandungan karbohidrat dalam larutan glukosa, maltose, sukrosa, fruktosa, dan
larutan pati serta sifat umum dan khusus karbohidrat.
1.3 Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu zat gizi yang diperlukan oleh manusia yang befungsi untuk
menghasilkan energi bagi tubuh manusia. Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama
kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski
terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas
unsur Carbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi
dibagi menjadi dua golongan yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks.
Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida yang merupakan molekul dasar dari
karbohidrat, disakarida yang terbentuk dari dua monosa yang dapat saling terikat, dan
oligosakarida yaitu gula rantai pendek yang dibentuk olh galaktosa, glukosa dan fruktosa.
Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida yang terdiri atas lebih dari dua ikatan
monosakarida dan serat yang dinamakan juga polisakarida nonpati. Karbohidrat selain
berfungsi untuk menghasilkan energi, juga mempunyai fungsi yang lain bagi tubuh. Fungsi
lain karbohidrat yaitu pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein, pengatur
metabolisme lemak, membantu pengeluaran feses. [ CITATION Nur14 \l 1033 ]
1. Monosakarida
4
2. Disakarida (Oligosakarida)
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua sampai sepuluh molekul
monosakarida yang terikat melalui gugus -OH dengan melepaskan molekul. Sedangakan
oligosakarida merupakan karbohidrat yang jika dihidrolisis akan terurai menghasilkan 3-10
monosakarida, misalnya dekstrin dan maltopentosa. Yang termasuk kelompok ini adalah
disakarida, trisakarida, Dan seterusnya. Disakarida terdiri dari 2 monosakarida yang terikat
dengan O-Glikosidik. Tiga senyawa disakarida utama yang penting dan melimpah ruah di
alam yaitu sukrosa, laktosa dan maltosu. Ketiga senyawa ini memiliki rumus molekul yang
sama (C12H22011) dengan struktur molekul yang berbeda.
Sukrosa atau gula pasir dibuat dari tetes tebu. Sukrosa lebih manis dari glukosa, tetapi
kurang manis dibandingkan dengan fruktosa, sangat mudah larut dalam air. Gula ini
dipakai untuk membuat sirup, gula gula, dan pemanis makanan. Jiku senyawa ini
dihidrolisis akan dihasilkan satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa.
Laktosa disebut gula susu karena terdapat banyak dalam air susu, yang biasanya
diperoleh dari air susu. Gula ini merupakan gula yang paling sukar larut dalam air
dan paling tidak manis. Enzim dalam bakteri tertentu akan mengubah laktosa menjadi
asam laktat, hal ini terjadi bila susu berubah menjadi masam. Laktosa dipakai untuk
membuat makanan bayi dan diet spesial. Jika dihidrolisis akan dihasilkan 1 molekul
glukosa dan 1 molekul galaktosa.
Maltosa disebut sebagai gula mout, banyak terdapat pada jelai yang sedang
berkecambah. Senyawa ini merupakan hasil hidrolisis parsial dari pati. Dibandingkan
dengan sukrosa zat ini lebih sukar larut dan kurang manis. Senyawa ini digunakan
untuk membuat makanan bayi, susu bubuk, dan bahan makanan lainnya. Jika
dihidrolisis akan dihasilkan 2 molekul glukosa.
3. Polisakarida
Polisakarida merupakam karbohidrat yang terbenyuk dari banyak sakarida sebagai monomer.
Rumus umum polisakarida, yaitu (C6HI0O5N). Contoh polisakarida adalah selulosa,
glikogen, dan amilum (pati). Pati merupakan polisakaridu yang tersusun oleh glukosa.
Dipandang dari strukturnya, butir-butir pati terdiri dari dua bagian, bagian amilosa yang
merupakan rantai lurus polimer glukosa, dan bagian amilopektin yang terdiri dari rantai
bercabang polimer glukosa jika dihidrolisis sempurna akan dihasilkan molekul-molekul
glukosa. [ CITATION Sar17 \l 1033 ]
5
2.2 Uji kualitatif Karbohidrat
Pada praktikum kali ini yang digunakan hanya uji benedict dan uji lugol. Uji benedict
merupakan uji umum untuk karbohidrat (gula) pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau
keton bebas), seperti yang terdapat pada glukosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan
reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis,
biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya
pengendapan CuCO0. Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, kadang
disertai dengan larutan yang berwarna hijau, merah, atau orange. [ CITATION Isk16 \l 1033 ]
Uji lugol digunakan untuk menguji adanya kandungan amilum dalam suatu bahan makanan.
Bila ditetesi dengan lugol bahan makanan tersebut akan berubah warnanya menjadi biru
kehitam-hitaman artinya makanan tersebut mengandung amilum. Semakin gelap warnyanya
berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya. [ CITATION Adm18 \l 1033 ]
Kurva standar merupakan standar dari sampel yang dapat digunakan sebagaia cuan untuk
sampel tersebut pada percobaan. Pembuatan kurva standar bertujuan mengetahui hubungan
antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansinya sehingga konsentrasi sampel dapat
diketahui. Terdapat dua metode untuk membuat kurvastandar yaitu metode grafik dan metode
least square. [ CITATION Ika171 \l 1033 ]
Konsentrasi larutan telah ditentukan kadarnya sedangkan absorbansi dihitung dengan alat
spektrofotometer. Spektrofotometer adalah suatu alat atau instrument untuk mengukur
transmisiatau absorben suatu sampel sebagai fungsi dari suatu panjang gelombang.
Sedangkan spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimiaanalisis yang umum
digunakan dalam menentukan komposisi suatu sampel secarakuantitatif dan kualitatif yang
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Spektrofotometer menghasilkan sinar
dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur
intensitas cahaya yang ditrasmisikan atauyang diadsorpsi. [ CITATION Ika171 \l 1033 ]
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat
Lemari Asam
Spektrofotometer
Kuvet
Tabung Reaksi
Rak Tabung
Hotplate / Penangas Air
Pipet Tetes
Pipet Ukur 25 ml
Pipet Ukur 2 ml
Gelas kimia 250 ml
3.2 Bahan
Larutan Glukosa
Larutan Galaktosa 0,1 M, Maltosa 0,1 M, Sukrosa 0,1 M, Fruktosa 0,1 M
Larutan Pati 1%
Reagen Benedict
Larutan Lugol
Fenol 0.05 M
Asam Sulfat
7
Tempatkan di dalam penangas air selama 5 menit lalu dinginkan
1) Teteskan
2-3
tetes
larutan
karbohidrat
atau sampel
karbohidrat pada tabung reaksi
2) Lalu teteskan 5 tetes lugol
Glukosa dibuat larutan dengan beberapa konsentrasi yaitu 0,01; 0,02; 0,04; 0,06; 0,08 dan 0,1
mg/ml.
2) Ditambah 1 ml fenol
asam sulfat 98 %
8
3) diamkan larutan selama 10 menit.
9
BAB IV
4.1 Hasil
1) Uji Benedict
2) Uji Lugol
Pada pembuatan kurva standar akan ditentukan absorbansi sampel pada panjang 485 nm,
dan persamaan regresi linear berdasarkan data absorbansi akan di peroleh sebagai berikut :
A B C D
1 + X₁ mL 1 + X₂mL 1+ X3 mL 1 mL
0,05 X3 = 0,01
X3 = 10/25
= 0,4
10
X2 ( 0,05 X2 = 0,025 (1+X3)
X2 = 1,4/2
= 0,7
X1 = 1,7/2
= 0,85
4.2 Pembahasan
Karbohidrat adalah salah satu hasil alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup.
Karbohidrat dapat diartikan sebagai polihidroksi keton atau senyawa yang menghasilkan
senyawaan yang serupa pada hidrolisis. Salah satu tujuan dari percobaan ini adalah untuk
mengetahui kandungan karbohidrat dalam larutan glukosa, maltose, sukrosa, fruktosa dan
larutan pati serta sifat umum dan khusus karbohidrat.
Pada praktikum ini dilakukan uji kualitatif karbohidrat, dimana kita menggunakan larutan
benedict dan larutan lugol. Larutan benedict digunakan untuk menguji keberadaan gula
pereduksi dalam suatu sampel. Sampel yang digunakan yaitu larutan fruktosa, maltose,
galaktosa, sukrosa, glukosa dan pati. Pada percobaan reagen benedict digunakan untuk
menguji ada atau tidaknya gula preduksi dalam suatu cairan dengan terbentuknya endapan
berwarna merah bata. Tetapi perubahan warna endapan tidak selalu bewarna merah bata,
tergantung konsentrasi atau kadar gula reduksi yang dikandung dalam larutan sampel.
Endapan merah bata tersebut didapatkan karena adanya hasil reduksi Cu2+ menjadi ion Cu+
oleh suatu gugus aldehid atau keton bebas yang ada dalam gula reduksi suatu larutan
karbohidrat yang berlangsung dalam suasana basa. Sifat basa ini karna adanya senyawa
natrium karbonat. Selain itu, munculnya endapan karena sakarida dengan bentuk gugus
aldehid (aklosa), dapat berperan dalam mereduksi Cu2+ menjadi ion Cu+ pada Cu2O sebagai
endpapan merah bata pada akhir reaksi. Pada hasil percobaan uji benedict yang kami lakukan
diperoleh hasil bahwa larutan glukosa, maltose, fruktosa, dan galaktosa, mengalami
perubahan warna menjadi coklat kemerahan dan merah bata serta terdapat endapan. Karna
11
larutan terdapat endapan maka raksinya positif. Perubahan warna tersebut menunjukan bahwa
kandungan gula di dalam larutan tersebut cukup banyak, sehingga semakin banyak gula
dalam larutan maka semakin gelap juga warna endapan. Begitu juga dengan semakin besar
molaritas larutan maka endapan yang terbentuk semakin banyak. Sedangkan untuk larutan
sukrosa dan pati tidak berubah warna dan tidak terbentuk endapan hal ini menunjukan bahwa
kedua larutan tersebut tidak mengandung gula pereduksi sehingga menunjukan hasil negatif.
Untuk percobaan kedua yaitu uji lugol. Uji lugol ini digunakan untuk menguji bahan
makanan yang mengandung karbohidrat (amilum). Hasil percobaan menunjukkan hanya
amilum yang menunjukkan reaksi positif karena dalam larutan pati terdapat unit-unit glukosa
yang membentuk rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada tiap unit
glukosanya. Hal inilah yang menyebabkan amilum menyebabkan warna biru kehitaman.
Percbobaan tersebut sesuai dengan pendapat Fessenden (1986) yang menyatakan bentuk
rantai heliks ini menyebabkan pati dapat membentuk kompleks dengan molekul lugol yang
dapat masuk ke dalam spiralnya sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks
tersebut. Uji pati-lugol berdasarkan pada penambahan lugol pada suatu polisakarida yang
menyebabkan terbentuknya kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati dengan
iodium menghasilkan warna biru, dekstran menghasilkan warna merah anggur, glikogen dan
sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan lugol membentuk warna merah coklat
Pada percobaan ketiga yaitu penentuan kurva standar yang bertujuan mengetahui hubungan
antara konsentrasi larutan dengan nilai absorbansinya sehingga konsentrasi sampel dapat
diketahui. Pada praktikum kali ini kami membuat kurva standar yang disajikan dalam grafik
hubungan antara larutan maltose sebagai sumbu x dan absorbansi sebagai sumbu y, lalu
blanko juga dibuat untuk mengetahui nilai kosong suatu media atau vessel sebelum dilakukan
analisa sampel dan nantinya dalam metode analisa sampel hasilnya akan dikurangi dengan
nilai blanko. tetapi dalam percobaan ini nilai absorbansi yang didapatkan terlalu tinggi karna
larutan yang dipakai terlalu pekat sehingga kita tidak bisa menentukan kurva standarnya.
12
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
13
DAFTAR PUSTAKA
14